LAPORAN Titrasi Asam Basa
LAPORAN Titrasi Asam Basa
Npm : E1C011004
Prodi : Peternakan
Kelompok : 5 (Lima)
2. Sri Wulandari
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang
menngandung asam.
Mahasiswa mampu menstandarisasi larutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant
ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara
stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya
warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi
asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama
dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi
dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir
titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi
melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik
ekuivalen. (Adi Gunawan : 2004)
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer
yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran,
volume dan konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran tersebut. (Umi L
Baroroh :2004 )
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan (netralisasi). Salah satu contoh titrasi
asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) dengan asam
hidroklorida (HCl), persamaan reaksinya sebagai berikut:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, antara lain:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian
membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah
dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalen”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit
mungkin) pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna
ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai dalam
titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH.
Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak
diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH meter.
Gambar berikut merupakan perubahan warna yang terjadi jika menggunakan indikator
fenolftalein. (J.E. Bredy : 1999)
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat
mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat
dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator
disebut sebagai “titik akhir titrasi”. ( Adi Gunawan : 2004)
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent
basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka
rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+
pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam)
atau OH – (pada basa)
Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam basa yaitu indikator fenolftalein. Tabel
berikut ini merupakan karakteristik dari indikator fenolftalein.
Ph <0 0−8.2 8.2−12.0 >12.0
Tidak
Warna Jingga Tidak berwarna pink keunguan
berwarna
Gamba
r
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
*Dalam literatur atau titrasi yang sudah umum dilakukan , Volume NaOH terpakai untuk
titrasi asam basa dalam standarisasi larutan NaOH dengan larutan HCl ialah 9-10mL.
4.2 Pembahasan
a. Reaksi
Dalam praktikum ini ada dua percobaan mengenai titrasi yaitu standarisasi
NaoH dalam H2C2O4 dan standarisasi NaOH dalam HCl, reaksi – reaksi nya yaitu ;
- Standarisasi NaOH dalam H2C2O4
c. Analisis percobaan
- Dalam praktikum ini volume percobaan dengan volume literature ada
beberapa yang berbeda , bisa dilihat datanya dalam bab IV hasil
perhitungan . perbedaan ini terjadi karena di sebab kan oleh berbagai
macam sebab antara lain ;
a. Ketidaksterilan pada alat-alat dan bahan.
b. Penggunaan indicator pp yang ada kesalahan
c. Kekurangtelitian dalam praktikum
d. Jumlah larutan yang berbeda dengan ketentuan
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya
suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi
dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau
konsentrasinya.
2. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perubahan
warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit
mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
3. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan
biasanya diletakkan di dalam labu Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah
diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” atau “titrat” dan biasanya
diletakkan di dalam “buret”.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan tentang titrasi asam basa harus di perhatikan
sungguh-sungguh saat asisten dosen menjelaskan tentang cara melakukan percobaan tersebut,
sehingga tidak terjadi kesalahan serta alat yang akan digunakan dalam percobaan ini harus
dikeringkan terlebih dahulu, sebab jika tidak maka akan mempengaruhi konsentrasi dari suatu
larutan.
Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan
1. Bagaimana caranya agar titik akhir titrasi mendekati titik ekivalen ?
2. Jelaskan dengan singkat fungsi indikator ?
3. Jelaskan apakah reaksi dapat berlangsung jika tidak ditambahkan indikator ?
4. Tuliskan dengan lengkap reaksi yang terjadi pada reaksi diatas ?
5. Jelaskan pengertian larutan standar primer dan sekunder ?
6. Tuliskan syarat- syarat suatu indikator dapat dipakai dalam suatu titrasi?
Jawaban Pertanyaan
1. Dengan cara pemilihan indikator yang tepat , karena indikator yang tepat dapat
membuat titik titrasi mendekati titik ekivaken .
2. Zat yang dapat merubah warna yang tergantung pH larutan.
Dapat memperkecil kesalahan titrasi.
3. Bisa , tetapi jika tanpa indicator sangat sulit bagi kita menentukan titik titrasi.
4. a. 2NaOH + H2C2O4 à Na2C2O4 + 2H2O
5. Larutan primer ialah larutan yang telah diketahui konsentrasinya , dalam proses ini
larutan primer tak perlu distandarisasi dengan larutan lain untuk memastikan
konsentrasi lain sebenarnya.
Larutan Sekunder ialah larutan ynag dipergunakan untuk menstandarisasi
konsentrasi lain tetapi larutan standar tersebut harus distandarisasi terlebih dahulu
untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya.
6. Indikatornya tepat
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara: Jakarta.