Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
SEJARAH EKONOMI ISLAM. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Terlepas dari semua itu,
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Sungai Lilin, April 2020

Penulis
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................................1
B. Tujuan penulisan............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................................3
A. Pengertian bank konvensional...................................................................................................3
B. Produk bank konvensional.........................................................................................................4
C. Pinjaman KUR...........................................................................................................................5
PENUTUP...................................................................................................................................10
A. Kesimpulan.............................................................................................................................10
B. Saran-saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................11
BAB II

PEMBAHASAN
A. PEMERINTAHAN ORDE LAMA

Pada tanggal 17 agustus 1945 Indonesia memproklamsikan kemerdekaannya. Namun


demikian, tidak berarti dalam praktiknya Indonesia sudah bebas dari belanda dan bisa
memberi perhatian sepenuhnya pada pembangunan ekonomi. Karena hingga menjelang akhir
1940-an, Indonesia masih menghadapi dua peperangan besar dengan Belanda, yakni pada aksi
polusi I dan II. Setelah akhirnya pemerintah Belanda mengakui secara resmi kemerdekaan
Indonesia, selama dekae 1950-an hingga pertengahan tahun 1965 Indonesia dilanda gejolak
politik didalam negeri dan beerapa pemberontakan di sejumblah daerah, seperti di sumatra
dan sulawesi. Akibatnya, selama pemerintahan orde lama, keadaan perekonomian indonesia
sangat buruk, walaupun sempat mengalami pertumbuhan dengan laju rata-rata pertahun
hampir 7% selama dekade 1950-an, dan setelah itu turu drastis menjadi rata-rata pertahun

Tabel 2.1

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 1951-1966

Tahun Indeks % Indeks %


(1951=100) Pertumbuha Tahun (1951=1000 Pertumbuhan
n
1951 100,0 - 1959 149,1 -1,9
1952 103,8 3,8 1960 146,8 -1,5
1953 126,8 22,1 1961 149,4 1,7
1954 128,6 1,4 1962 145,3 -2,7
1955 133,4 3,7 1963 141,4 -2,7
1956 136,4 2,2 1964 144,7 2,4
1957 144,4 5,8 1965 145,5 0,5
1958 152,0 5,3 1966 146,4 0,6

Hanya 1,9% atau bahkan nyaris mengalami staglafasi selamma tahun 1965-66. Tahun 1965
dan 1966 laju pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) masing-masing
hanya sekitar 0,5% dan 0,6% (Tabel 2.1).

Selain laju pertumbuhan ekonomi yang menurun terus sejak tahun 1958, defisit saldo
neraca pembayaran (BoP) dan defisit APBN rerus membesar dari tahun ke tahun. Misalnya,
APBN, berdasarkan data yang dihimpun oleh Mas’oed (1989), jumlah pendapatan pemerintah
rata-rata pertahun selama periode 1955-65 sekitar 151 juta rupiah (disebut rupuah “baru”),
sedangkan besarnya pengeluaran pemerintah rata-rata pertahun selama perode yang sama 359
juta rupiah, atau lebih dari 100% lebih besar dari rata-rata pendapatannya. Jika pada tahun
1955 defisitnya baru 2 juta rupiah, pada tahun 1965 sudah mencapai lebih dari 1 miliar rupiah,
berarti suatu kenaikan yang sangat signifikan selama jangka waktu tersebut. Ajaika pada
tahun 1955 defiit anggaran baru sekitar 14% dari jumlah pendapatan pemerintah pada tahun
yang
Tabel 2.2

Saldo APBN: 1955-1965 (juta rupiah)

Tahun Pendapatan Pengeluaran Saldo


1955 14 16 -2
1956 18 21 -3
1957 21 26 -5
1958 23 35 -12
1959 30 44 -14
1960 50 58 -8
1961 62 88 -26
1962 75 122 -47
1963 162 330 -168
1964 283 681 -398
1965 923 2.526 -1.603

Sama, pada tahun 1965 defisitnya sudah hampir 200% dari besarnya pendapatan pada tahun
yang sama ( Tabel 2.2)

Selain itu, selama periode orde lama, kegiatan produksi disektor pertanian dan sektor
industri manufaktur berada pada tingkat yang sangat rendahbkarena keterbatasan kapasitas
produksi dan infrastruktur pendukung, baik fisik maupun nonfisik, seperti pendanaan dari
bank. Akibat dari rendahnya volume produksi dari sisi suplai dan tingginya permintaan akibat
terlalu banyaknya uang beredar dimasyarakat mengakibatkan tingkat inflasi yang sempat
mencapai lebih dari 300% menjelaang akhir periode orde lama.

Dapat disimpulkan bahwa buruknya perekonomian indonesia selama pemerintahan


orde lama terutama disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik maupun nonfisik,
selama pendudukan jepang, perang dunia ll, dan perang revolusi, setra gejolak politik didala
negeri ditambah lagi dengan manajemen ekonomi makro yang sangat jelek selama rezim
tersebut.

Dilihat dari aspek politiknya selama periode orde lama, dapat dikatakan indonesia
pernah mengalami sistem politik yang sangat demokrasi, yakni pada periode 1950-1959,
sebelum diganti dengan periode demokrasi terpimpin. Akan tetapi, sejarah indonesia
menunjukkan bahwa sistem politik demokrasi tersebut ternyata menyebabkan politik dan
perekonomian nasional. Akibat terlalu banyaknya partai politik yang ada dan semuanya ingin
berkuasa , sering terjadi konflik antar partai politik. Konflik politik tersebut berkepanjangan
sehingga tidak memberi sedikitpun kesempatan untuk membentuk suatu kabinet pemerintahan
yang solid yang dapat bertahan hingga pemilihan umum berikutnya.

B. PEMERINTAHAN ORDE BARU

Tepatnya sejak bulan maret 1966 indonesia memasuki pemerintahan orde baru.
Berbeda dengan pemerintahan orde lama, dalam era orde baru inni perhatian pemerintah lebih
ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonoi dan sosial
di tanah air.
Sebelum rencana pembangunan lewat repelita dimulai, terlebih dulu pemerintah
memulihkan pemilihan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik, serta rehabilitasi ekonomi
didalam negeri. Sasaran dari kebijakan tersebut terutama adalah untuk menekan kembali
tingkat inflasi, mengurangi defisit keuangan pemerintah dan menghidupkan kembali kegiatan
produks.

Keberhasilan pembangunan ekonomi di indonesia pada zaman soeharto tidak saja


disebabkan oleh kemampuan kabinet yang dipimpin oleh presiden soeharto yang jauh lebih
baik/solid dibanding pada masa orde lama dalam menyusun rencana, strategi dan kebijakan
pembangunan ekonomi, tetapi juga berkat tiga hal.

Sebagai suatu rangkuman, sejak masa orde lama hingga berakhirnya masa orde baru
dapat dikatakan bahwa indonesia telah mengalami dua orientasi kebijakan ekonomi yang
berbeda, yakni dari ekonomi tertutup yang berorientasi sosialis pada zaman rezim soekarno ke
ekomnomi terbuka berorientasi kapitalis pada masa pemerintahan soeharto.

Pengalaman ini menunjukan bahwa ada beberapa kondisi utama yang harus dipenuhi
terlebih dahulu agar suatu usaha membangun ekonomii dapat berjalan dengan baik.

1. Kemauan politik yang kuat


Presiden soeharto memiliki kemauan politik yang kuat untuk membangun ekonomi
indonesia.
2. Stabilitas politik dan ekonomi
Pemerintahan orde baru berhasil dengan baik menekan tingkat inflasi dari sekitar 500%
pada tahun 1966 menjadi hanya sekitar 5% hingga 10% pada awal dekade 1970-an.
3. Sumber daya manusia yang lebih baik
Dengan SDM yang semakin baik pemerintahan orde baru memiliki kemampuan untuk
menyusun program dan strategi pebangunan dengan kebijakan-kebijakan yang terkait
serta mampu mengatur ekonomi makro secara baik.
4. Sistem politik dan ekonomi terbuka yang berorientasi kebarat
Pemerintahan orde baru menerapkan sistem politik dan ekonomi terbuka yang
berorienttasi ke barat.
5. Kondisi ekonomi dan politik dunia yang lebih baik
Selain oill boom, juga kondisi ekonomi dan politik dunia pada era orde baru, khususnya
setelah perang vietnam berakhir atau lebih lagi setelah perang dingin berakhir, jauh lebih
baik daripada semasa orde lama.

C. PEMERINTAHAN TRANSISI

Pada tanggal14 dn 15 mei 1997 nilai tukar baht thailan terhadap dolar AS mengalami
suatu goncangan hebat akibat para investor asing mengambil keputusan “jual”. Mereka
mengambil sikap demikian karena tidak percaya lagi terhadap prospek perekonomian negara
tersebut, paling tidak untuk jangka pendek. Apa yang terjadi di thailan akhirnya merembet ke
indonesia dan beberapa negara asia lainnya, awal dari krisis keuangan di Asia.

Sekitar bulan september 1997, nilai tukar rupiah yang terus melemah mulai
menggoncang perekonomian nasional. Untuk mencegah agar keadaan tidak tambah buruk,
pemerintah orde baru mengambil beberapa langkah konkrit.

Berbeda dengan korea selatan dan thailan, dua negara yang sangat serius dalam
melaksanakan program reformasi, pemerintah indonesia ternyata tidak melakukan reformasi
sesuai kesepakatannyaa itu dengan IMF.

Pada pertengahan tahun 1998, atas kesepakatan dengan IMF dibuat lagi
memoraandumm tambahan tentang kebijaksanaan eknommi dan keuangan. Akan tetapi,
strategi menyeluruh stabilisasi dan reformasi ekonomi adalah tetap seperti yang tercantum
dalam memorandum kebijaksanaan ekonomi dan keuangan yang di tanda tangani pada
tanggal 15 januari 1998.Menjelang minggu-minggu terakhir bulan mei 1998, DPR untuk
pertama kalinya dalam sejarah indonesia dikuasai/diduduki oleh ribuan mahasiswa/mahasiswi
dari puluhann perguruan tinggi dari jakarta dan luar jakarta.

D. PEMERINTAAN REFORMASI DAN KABINET SBY

Pada pertengahan tahun 1999 dilakukan pemilihann umum, yang akhirnya dimenangi
oleh partai demokrasi indonesia perjuangan (PDI-P). Partai golkar mendapat posisi kedua,
yang sebenernya cukup mengejutkan banyak kalangan dimasyarakat. Pada awal
pemerintahhan reformasi yang dipimpin oleh presiden wahhid, masyarakat umum dan
kalangan pengusaha dan infestor, termasuk investor asing menaruh harapan besar terhadap
kemampuan dan kesungguhhan gusdur untuk membangkitkan kembali perekonomian
nasional dan menetaskan semua permasaalahan yang ada didalam negeri warisan rezim orde
baru, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme ( KKN ), supremasi hukum, hak asasi manusia
(HAM), penembakan tragedi trisakti dan semanggi I DAN II, peranan ABRI didalam politik,
masalad disintegrasi dan lainnya.

Menjelang akhir masa jabatan SBY yang akan berakhir tahun 2009, perekonomian
indonesia menghadapi dua goncangan eksternal, yakni harga BBM yang terus naik dan
kenaikan harga pangan dipasar global. Kenaikan harga BBM yang terus menerus sejak tahun
2005 memaksa pemerintah menaikkan lagi harga BBM, terutama premium, didalam negeri
pada tahun 2008. Kedua goncaangan eksternal tersebut sangat mengancam kestabilan
perekonomian nasional, khususnya tingkat inflasi. Secara kumulatif inflasi pada periode
januari-februari 2008 sudah mencapai 2,44% yang merupakan angka tertinggi sejak tahun
2003. Dengan inflasi year on year yang mencapai 7,4 % maka ancaman inflasi yang lebih
tinggi selama tahun 2008 bukanlah suatu hal yang mustahil.

Anda mungkin juga menyukai