Liquid Loading dalam sumur gas adalah suatu akumulasi cairan dalam sumur gas sebagai akibat
dari penurunan kecepatan gas sehingga fasa gas tidak mampu mentransportasikan droplet liquid
ke permukaan dan menimbulkan back pressure ke formasi.
Liquid loading mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap produksi sumur gas, karena
apabila akumulasi cairan ini sudah terjadi maka cairan tersebut dapat mematikan sumur, tentunya
akan berdampak pada penurunan produksi gas.
Proses terjadinya Liquid loading :
- Tahap 1 : Pada awal komplesi, sumur gas pada umumnya memiliki tekanan reservoir dan laju
alir yang masih tinggi, sehingga kecepatan gasnya pun cukup untuk mentransportasikan cairan
sampai ke permukaan. Pada tahapan ini, kecepatan gas lebih besar atau sama dengan kecepatan
gas minimum yang dibutuhkan untuk mengangkat cairan secara kontinu dari sumur ke
permukaan. Gambar (a) memperlihatkan droplet liquid yang tersuspensi dalam kecepatan gas
yang tinggi selama ditransportasikan ke permukaan.
- Tahap 2 : Seiring dengan berjalannya waktu, tekanan reservoir akan berkurang sehingga
menurunkan laju alir gas. Karena kecepatan gas berkaitan langsung dengan laju alir gas maka
kecepatan gas pun akan menurun. Pertama kecepatan gas turun di bawah kecepatan gas kritis
yang diperlukan untuk mengangkat cairan. Kemudian droplet cairan yang tersuspensi dalam fasa
gas mulai turun dan terakumulasi di dasar sumur. Hal ini akan menghalangi flow area efektif
bagi gas dan mengganggu proses produksi gas. Gambar (b) memperlihatkan bahwa cairan mulai
terakumulasi di dasar sumur.
- Tahap 3 : Seperti yang telah dijelaskan diatas, akumulasi cairan di dasar sumur, seakan-akan
membentuk downhole choke, akan menurunkan flow area bagi fasa gas. Karena kecepatan gas
berbanding terbalik dengan flow area, maka kecepatan gas akan meningkat. Pengurangan flow
area ini akan mengakibatkan pressure drop yang lebih besar melalui kolom akumulasi cairan.
Pressure drop tersebut akan terus bertambah sampai tekanan downstream mendapatkan tekanan
yang diperlukan untuk mengangkat cairan melalui tubing ke permukaan. Gambar (c)
memperlihatkan slug cairan selama terbawa ke permukaan.
- Tahap 4 : Umumnya sebuah sumur akan mengalami siklus bolak-balik antara tahap 2 dan tahap
3. Bagaimanapun, seiring dengan berjalannya waktu, selisih waktu antara slug cairan yang
terproduksi di permukaan akan semakin besar. Hal ini terjadi karena bertambahnya waktu yang
diperlukan tekanan reservoir untuk mendapatkan tekanan yang diperlukan untuk mendorong slug
cairan ke permukaan. Akhirnya, penambahan back pressure yang semakin mendesak ke formasi
oleh akumulasi cairan akan menghalangi energi reservoir, sehingga sumur akan terload up dan
mati seperti yang diperlihatkan pada Gambar (d).