KULIAH - 2

Fisiologi Semen dan Kelakuan

Reproduksi Hewan Jantan

TIM DOSEN
DIVISI REPRODUKSI & KEBIDANAN
DEPT. KLINIK REPRODUKSI DAN PATOLOGI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SEMESTER GENAP 2019-2020
MAHASISWA FAPET-IPB
 LEARNING OUT COME
• SETELAH MENGIKUTI MATA KULIAH INI
MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN:
– FUNGSI NORMAL (FISIOLOGI) SEMEN
– KELAKUAN KELAMIN PADA HEWAN TERNAK
JANTAN
FISIOLOGI SEMEN
 SEMEN
Cairan yang disekresikan dari organ
kelamin jantan yang keluar pada saat
ejakulasi

Terdiri atas

spermatozoa Plasma semen

PLASMA SEMEN (kelenjar aksesori)
FUNGSI
✓ MEDIA TRANSPORTASI
✓ BUFFER
✓ NUTRISI

SPERMATOZOA (Tubulus seminiferous)

SEL KELAMIN JANTAN (MATERI GENETIK)

 KANDUNGAN BIOKIMIA PLASMA SEMEN

JUMLAH BANYAK JUMLAH SEDIKIT

ASAM SITRAT ASAM ASKORBAT
ERGOTIONIN ASAM AMINO
FRUKTOSA PEPTIDA
GPC PROTEIN
SORBITOL LIPID
ASAM LEMAK
ENZYM

KANDUNGAN LAIN :

✓ANTI MIKROBA (SEMINAL PLASMIN)

✓IMUNOGLOBULIN (Ig A)
✓HORMON ( ANDROGEN, ESTROGEN,
PROSTAGLANDIN, LH, GH, INSULIN, GLUKAGON,
PROLAKTIN, RELAXIN, CGLM, THYROID,
ENCEPHALIN)
KOMPARATIF VOLUME DAN KONSENTRASI SPERMA TERNAK

Animal Volume Total (ml) Konsentrasi (106)

Stallion 50–100 100–150

Boar 100–150 100–200
Bull 3–5 800–1200
Ram 0.3–1.0 1200–2000
Cock 0.10–0.3 5000–9000
Dog 2–25 60–540
Guinea pig 0.4–0.8 5–20
Rabbit 0.4–0.6 50–350
Goat 0.5–2.5 1000–5000
 KOMPOSISI PLASMA SEMEN DARI BEBERAPA TERNAK DOMESTIK
Component Stallion Bull Boar Dog Rabbit Ram Cock

Protein 1.2–12 30–80 37 21–37 – 50 18–28

Fructose 0.02–0.08 1.2–6.0 0.09–0.4 < 0.01 0.4–1.5 1.5–6.0 0.04
Glucose 0.82
Sorbitol 0.2–0.6 0.1–1.4 0.06–0.18 < 0.01 0.8 0.26–1.7 0–0.1
Citric acid 0.08–0.53 3.57–10 0.36–3.25 0.04 – 1.1–2.6 0.0
Inositol 0.19–0.47 0.25–0.46 3.8–6.3 – – 0.07–0.15 0.16–0.2
Ascorbic acid – 0.09 – – – 0.05 –
Ergothioneine 0.03–1.1 < 0.01 0.06–0.3 – – 0.0 0–0.02
Glycerylphos-
phorylcholine 0.4–3.8 1.1–5.0 1.1–2.4 1.8 2.5–3.7 11–21 0–0.4
Glutamic acid – 0.35–0.41 – – – 0.76 –
Sodium 2.57 2.25 5.87 3.32 – 1.78 3.52
Potassium 1.03 1.55 1.97 0.31 – 0.89 0.61
Phosphorus 0.02–0.07 – – – – – –
Calcium 0.26 0.4 0.06 0.05 0.06 0.1
Magnesium 0.09 0.08 0.05–0.14 0.04 – 0.06 0.14
Chloride 4.48 1.74–3.2 2.6–4.3 4.4 – 0.86 1.47
Bicarbonate – 7.1 – 2.9 – 7.1 –
a -Mannosidase – 400 – – – 50 –
b -N-Acetylglucos-
Aminidase 625 15,000 – – – 16,000 –
pH 6.2–7.8 6.48–7.8 6.85–7.9 6.1–7.0 6.59–7.5 5.9–7.3 7.2–7.6
Osmolarity 142–334
 SPERMATOGENESIS
Proses pembentukan spermatozoa dari
spermatogonium yang terjadi di dalam tubulus
seminiferus dari testis

Ada dua proses :

- spermatocytogenesis
- spermiogenesis
 SPERMATOGENESIS
Spermatogonium (2n)

Sp A Sp B
Mitosis (15 – 17 hari)
Sp A Sp B Sp A Sp B

Spermatocyt I (2n)

Miosis (30 – 32 hari)

Spermatocyt II (n) Spermatocyt II (n)

Miosis ( 31 – 32 hari)
Spermatid Spermatid Spermatid Spermatid
(n) (n) (n) (n)

Metamorfosis
Spermatozoa Spermatozoa Spermatozoa Spermatozoa (40 – 47 hari)
 SPERMATOCYTOGENESIS

Spermatogonium spermatosit I
spermatosit II spermatid

Proses pembelahan sel : mitosis & miosis

Hormon yang terlibat : FSH, ICSH dan Testosteron
Sel yang terlibat : Sel sertoli dan Sel Leydig
Perkembangan sel-sel germinal
yang teratur dalam tubulus
seminiferus membentuk

siklus spermatogenesis

Siklus spermatogenesis
pada sapi (64 hari)
terbagi dalam 6 stadium
spermatogenesis
 SPERMIOGENESIS
- Metamorfosis spermatid spermatozoa
- Inti sel mengumpul di bag. anterior
- badan golgi mengumpul di depan inti
- terbentuk vacuola berisi :
- idiosome (akrosomik granule/proakrosome)

- akrosom, cairan vacuola

badan golgi pindah ke posterior leher

Sentriol
mitokhondria
Gambaran skematik proses metamorfosis
1 : Fase Golgi
2-4 : Fase Cap (tudung)
5-6 : Fase Akrosom
7-8 : Fase Pematangan
MORFOLOGI SPERMATOZOA
 Struktur Kepala spermatozoa Sapi
Membran luar
Apical Ridge
akrosom
2/3 dari bagian
Panjang X lebar X Tebal Akrosom kepala
9 X 4 X 1 mm
Membran dalam
Ovum - 200-250 mm akrosom

Membran plasma Bagian Equatorial

(Menyelubungi seluruh
Bag Mid piece
permukaan kepala)

inti

Bagian Post-
Acrosomal

Implantation Socket
 Sperm Tail
Kepala sperma

Capitulum
Sambungan ekor ke leher
9+2
Serabut ganda dibagian dalam
Kontraksi pada bagian ini
menyebabkan ekor bisa bergerak
Mid Piece

Mitochondrial 9 serabut bagian luar

Helix
(Produksi ATP) Mengelilingi
seluruh bagian
Energi pergerakan ekor kecuali ekor
ekor bagian ujung
 Bull Ram Man Cock
Boar Stallion Rat
Head
10 mm

Tail
60 mm

Variasi morfometri spermatozoa pada berbagai ternak/ hewan

 Domba
Sapi

Babi

Kuda
pewarnaan carbofuchsin
Sperma Mencit ( formol saline) Sperma Mencit (eosin)

Sperma tikus ( formol saline) Sperma ikan ( formol saline)

 Kelelawar genus Cynopterus

Kepala
Midpiece
Principal
piece

Sperma Bandikot (E. kalubu)

Abnormalitas Spermatozoa
bersifat primer dan yang bersifat
sekunder
Primer : adalah yang terjadi pada saat spermatogenesis
(kepala)
pearshaped (pyriform), narrow at the base (tapered),
abnormal countour, undeveloped, narrow heads, variable
size (macrocephalus, microcephalus), double head

Sekunder : jika kejadiannya setelah spermiasi (ekor)

coiled tails, simple bent, under the head, double folded)
dan abnormal midpiece
(Chenoweth, 2005)
 MORFOLOGI SPERMATOZOA

ABNORMALITAS
PRIMER

ABNORMALITAS
SEKUNDER

ABNORMALITAS
TERSIER
 c
a b

Bent tail
(ekor melipat)
d e g

j
i
h

Coil under the head

a) normal sperm, b) Abaxial, c) Macrocephalus , d) Microcephalus e)
(ekor melingkar Detached head f .Abnormal contour g) Pearshape, h) narrow i)Undeveloped j).
dibawah kepala) Double head.
 NOMENKLATUR ANALISA SEMEN
PARAMETER HASIL EVALUASI ISTILAH/
NOMENKLATUR
VOLUME TIDAK ADA ASPERMIA
< NORMAL HYPOSPERMIA
> NORMAL HYPERSPERMIA
KONSENTRASI O (KOSONG) AZOOSPERMIA
SPERMATOZOA < NORMAL OLIGOSPERMIA
NORMAL NORMOZOOSPERMIA
> NORMAL POLYZOOSPERMIA
MOTILITAS MENURUN (RENDAH) ASTENOZOOSPERMIA
SPERMATOZOA
SPERMATOZOA HIDUP SEMUA MATI NECROZOOSPERMIA
(VIABILITAS)
ABNORMALITAS JUMLAHNYA TINGGI TERATOZOOSPERMIA
SPERMATOZOA
 ASPEK MIKROBIOLOGIS PADA SEMEN

✓MIKROBA UMUM DITEMUKAN DALAM

SEMEN
✓BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
KESUBURAN
✓SEMEN PEJANTAN DIPERIKSA SECARA
BERKALA
 NON PATOGEN :
✓ACTINOMYCETES
✓BACILLUS
✓ COLLIFORM
✓ DIPTHEROID
✓MICROCOCCI
✓PROTEUS
✓ PSEUDOMONAS,
✓STREPTOCOCCUS

PATOGEN :
✓BRUCELLA ABORTUS
✓B. OVIS
✓L. POMONA
✓P. VULGARIS
✓ TRICHOMONAS FETUS
✓VIBRIO FETUS
 TRANSPOR SPERMATOZOA

✓PABRIK (TUBULI SEMINIFERI) KE DEPOT (CAUDA

EPIDIDYMIS) : TERJADI TERUS MENERUS

✓DEPOT KE LUAR (EJAKULASI) : HARUS ADA

PERMINTAAN ( RANGSANGAN SEKSUAL)
 TUBULI SEMINIFERI

TUBULI REKTI

TANPA
RETE TESTES RANGSANGAN

DUKTUS EFERENT

EPIDIDYMIS

VAS DEFERENS

DENGAN
RANGSANGAN AMPULA VAS DEFERENS

URETRA
UJUNG PENIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
SPERMATOZOA IN VITRO

✓SEMEN SEGAR
✓SEMEN CAIR
✓SEMEN BEKU

✓FAKTOR NUTRISI
✓FAKTOR pH
✓TEKANAN OSMOTIK
✓TEMPERATUR
FAKTOR NUTRISI (KARBOHIDRAT)

✓FRUKTOSA
✓GLUKOSA
✓LAKTOSA
✓RAFINOSA

FAKTOR pH

NETRAL 7 (6,8-7,2) SAPI/KAMBING DAN DOMBA

7-7,5 (KERBAU)

DI ATUR DENGAN BUFFER

FAKTOR OSMOTIK

✓250- 350 mosm/kg

✓ISOTONIS
✓HIPERTONIS
✓HIPOTONIS

FAKTOR TEMPERATUR

TEMPERATUR OPTIMAL (37o C)

TEMPERATUR KAMAR (27-28o C)
TEMPERATUR LEMARI ES ( 2-5o C)
TEMPERATUR NITROGEN CAIR (-196o C)
PERUBAHAN TEMPERATUR IN VITRO
TEMPERATUR TESTIS (32-34ºC)

TEMPERATUR RUANG (27-28ºC)

Temperatur kritis
LEMARI ES (2-5ºC)
(COLD SHOCK) Lesitin & lipoprotein

TEMPERATUR NITROGEN CAIR (-196ºC)

(COLD SHOCK DAN OSMOTIK SHOCK)
KRIOPROTEKTAN
DMSO ; GLISEROL
ETILEN GLIKOL
 NASIB SPERMATOZOA DALAM ORGAN
REPRODUKSI BETINA
EJAKULASI (2-10 MILYAR)
(VAGINA) KELUAR

CERVIX SELEKSI

CORPUS UTERI

CORNUA UTERI KAPASITASI

TUBAFALOPII SELEKSI
REAKSI AKROSOM & FERTILISASI
KELAKUAN KELAMIN

TERNAK JANTAN
POSISI KAWIN PADA TERNAK
Tingkah laku
prakopulasi

Tingkah laku
kopulasi

Mounting
Tingkah laku
kopulasi
Intromisi
dan ejakulasi
 TEKNIK MENGUKUR LIBIDO
✓ MENILAI KELAKUAN/GERAK-GERIK DENGAN SISTEM
SCORE
✓ INTERVAL ANTAR KOPULASI
(satu kopulasi ke kpoulasi berikutnya : menit ?)
✓ JUMLAH KOPULASI FISIOLOGIK TANPA DIPAKSA
( diamati selama 24 jam)
✓ JUMLAH KOPULASI PADA PERIODE TERTENTU
(dibatasi misalnya 8 jam atau 12 jam)