Anda di halaman 1dari 4

Home About Archives

Dr.drh.Bayyinatul Muchtaromah,M.Si
Jurusan BIOLOGI UIN Malang

Sel Spermatozoa
Juni28 Semen atau air mani dalam Ilmu Reproduksi didefinisikan sebagai zat cair yang keluar dari saluran reproduksi pria saat terjadi kopulasi (hubungan seksual). Semen terdiri atas dua bagian yaitu sel spermatozoa dan cairan seminal plasma. Baik spermatozoa maupun cairan seminal plasma menurut analisis kimia terdiri atas rangkaian zat organik tertentu (Yahya, 2006 ) b . Spermatozoa atau disebut juga sperma dihasilkan oleh testis, sedangkan cairan seminal diproduksi oleh kelenjar tambahan di sepanjang saluran reproduksi pria yaitu kelenjar vesikula seminalis, prostat, kelenjar bulbo urethralis (Cowpers) dan kelenjar urethra (Littres). Spermatogenesis Spermatogenesis merupakan proses pembentukan, pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet (sel kelamin) yang siap berperan dalam proses reproduksi. Pada pria proses spermatogenesis meliputi spermatositogenesis dan spermiogenesis sedang pada wanita disebut oogenesis. Pembentukan spermatozoa pada pria normal berlangsung terus sampai usia lanjut. Hal ini dimungkinkan selama spermatogonium induk (bakal sperma) masih tersedia. Spermatogenesis terjadi dalam tubuli seminiferi. Menurut Cormack dalam bukunya Clinically Integrated Histology bahwa perkembangan epitel seminiferi dalam pembentukan spermatozoa melalui 6 tahap dan terjadi dalam 64-74 hari. Lapisan paling luar sel-sel seminiferi merupakan spermatogonia yang pada masa pubertas mengalami diferensiasi. Spermatogonia ini sifatnya selalu membelah. Spermatogonia tersebut dinamakan spermatogonia primitif atau spermatogonia Ad (dark tipe A spermatogonia). Dari spermatogonia Ad akan dihasilkan sepasang generasi spermatogonia Ad yang baru. Salah satu dari Spermatogonia Ad tersebut akan membelah menjadi sepasang spermatogonia Ap (pale tipe A spermatogonia) yang akan berkembang menjadi sepasang spermatogonia B. Spermatogonia B akan berkembang menjadi spermatosit primer dan sekunder. Spermatosit sekunder setelah mengalami proses mitosis berubah menjadi spermatid dan pada akhirnya membentuk ekor menjadi spermatozoa lihat Gambar 3.2. Spermatozoa tersusun di sekeliling lumen tubuli seminiferi, kepalanya menempel ke sel sertoli dan ekornya melambai ke arah lumen (Yatim, 1984).

Sel sertoli berfungsi memberi makanan atau nutrisi kepada sperma selama berada di tubuli seminiferi. Sel sperma yang berada di tubuli seminiferi masih belum masak (matur). Sel spermatozoa mengalami pemasakan (maturasi) di epididimis bagian cauda dan siap untuk diejakulasikan atau dipancarkan saat hubungan seksual (Hafez, 2000). Menurut Reksoprodjo dkk. (1999) pada proses spermiogenesis, terjadi beberapa proses penting yaitu (1) badan dan inti sel spermatid menjadi kepala spermatozoa (2) sebagian besar sitoplasma luruh dan diabsorpsi (3) terjadi juga pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor (4) kepala sperma diliputi akrosom. Hasil akhir proses ini adalah sel-sel spermatozoa dewasa yaitu spermatozoa. Karena terjadi pemisahan pasangan kromosom, suatu sel sperma akan mengandung kromosom separuh dari induknya (44+XY) yaitu kemungkinan 22+X atau 22+Y. Keseluruhan proses spermatogenesis sampai spermiogenesis normal pada pria memerlukan waktu 60-70 hari. Setelah terbentuk sempurna, spermatozoa masuk ke dalam rongga tubulus seminiferus, kemudian akibat kontraksi dinding tubulus spermatozoa terdorong ke arah epididimis. Suasana keseimbangan asam-basa dan elektrolit yang sesuai di intratubulus dan epididimis memberikan spermatozoa kemampuan untuk bergerak (motilitas sperma) A.5.1. Struktur Spermatozoa Spermatozoa merupakan sel yang sangat terspesialisasi dan padat yang tidak lagi mengalami pembelahan atau pertumbuhan, berasal dari gonosit yang menjadi spermatogonium, spermatosit primer dan sekunder dan selanjutnya berubah menjadi spermatid dan akhirnya berubah menjadi spermatozoa. Spermatozoa terdiri atas dua bagian fungsional yang penting yaitu kepala dan ekor (Hafez, 2000). Kepala spermatozoa bentuknya bulat telur dengan ukuran panjang 5 mikron, diameter 3 mikron dan tebal 2 mikron yang terutama dibentuk oleh nukleus berisi bahan-bahan sifat penurunan ayah. Pada bagian anterior kepala spermatozoa terdapat akrosom, suatu struktur yang berbentuk topi yang menutupi dua per tiga bagian anterior kepala dan mengandung beberapa enzim hidrolitik antara lain: hyaluronidase, proakrosin, akrosin, esterase, asam hidrolase dan Corona Penetrating Enzim (CPE) yang semuanya penting untuk penembusan ovum (sel telur) pada proses fertilisasi (Yanagimachi, 1994). Bahan kandungan akrosom adalah setengah padat yang dikelilingi oleh membran akrosom yang terdiri dari dua lapis yaitu membran akrosom dalam (inner acrosomal membran) dan membran akrosom luar (outer acrosomal membran) (lihat Gamb. 3.4 dan 3.5) Secara molekuler susunan kedua membran akrosom ini sangat berbeda, membran akrosom luar bersatu dengan plasma membran (membran spermatozoa) pada waktu terjadinya reaksi akrosom sedang membran akrosom dalam menghilang. Bagian ekuatorial akrosom merupakan bagian penting pada spermatozoa, hal ini karena bagian anterior pada akrosom ini yang mengawali penggabungan dengan membran oosit pada proses fertilisasi berubah menjadi spermatid dan akhirnya berubah menjadi spermatozoa. Spermatozoa terdiri atas dua bagian fungsional yang penting yaitu kepala dan ekor (Hafez, 2000). Ekor dibedakan atas 3 bagian yaitu 1. bagian tengah (midpiece) 2. bagian utama (principle piece) dan 3. bagian ujung (endpiece). Panjang ekor seluruhnya sekitar 55 mikron dengan diameter yang makin ke ujung makin kecil: di depan 1 mikron, di ujung 0,1 mikron. Panjang bagian tengah: 5-7 mikron, tebal 1 mikron; bagian utama panjang 45 mikron, tebal 0,5 mikron dan bagian ujung panjang 4-5 mikron, tebal 0,3 mikron. Bagian ekor tidak bisa dibedakan dengan mikroskop cahaya tetapi harus dengan mikroskop elektron (Yatim, 1990).

Mitokondria sebagai pembangkit energi pada spermatozoa. Principle piece dibungkus oleh sarung fibrous (fibrous sheath) yang perbatasannya disebut anulus. Sarung fibrous bentuknya terdiri dari kolom ventral dan dorsal yang masing-masing melalui rusuk-rusuk. Ke arah sentral ada semacam tonjolan yang memegangi cincin nomor 3, 8 dari aksonema. Keduanya (tahanan rusuk dan pegangan cincin aksonema) memberikan gerak tertentu (Hafez, 2000). posted under Struktur Perkembangan Hewan 2 Name: Email: Email will not be published Website Address: Website example Your Comment:

CAPTCHA Code

PENGARUH AGING TERHADAP AKTIVITAS SISTEM KEKEBALAN TUBUH 4:35 pm, Juli 10, 2010 KEBUTUHAN GIZI PADA ORANG LANJUT USIA (Bagian 1) 4:33 pm, Juli 10, 2010 KEBUTUHAN GIZI PADA ORANG LANJUT USIA (Bagian 2) 4:28 pm, Juli 10, 2010 ORAL SEKS TANPA BATAS DAN HUKUMNYA 12:07 pm, Juli 10, 2010 SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA (Bagian 2) 9:43 pm, Juli 9, 2010 SISTEM PENCERNAKAN PADA MANUSIA (Bagian 1) 9:40 pm, Juli 9, 2010 SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA (Bagian 2) 9:06 pm, Juli 9, 2010 SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA (Bagian 1) 9:05 pm, Juli 9, 2010 Bahaya Rokok Bagi Kesehatan 9:03 pm, Juli 9, 2010

TRANSPLANTASI ORGAN 9:02 pm, Juli 9, 2010

ABSTRAK DISERTASI ABSTRAK JURNAL ABSTRAK PAPER ARTIKEL Struktur Perkembangan Hewan 2 Forum Fakultas Saintek UIN Maliki Malang PBI Cabang Jawa Timur saintek UIN Maliki malang UIN Maliki Malang Daftar Masuk log Valid XHTML XFN WordPress

Selamat Datang di Web BLOG kami silahkan mencari informasi dan ilmu yang dapat di ambil dari tulisan yang saya posting. Terima kasih atas kunjungan nya dan jangan bosen-bosen untuk mengunjungi WEB kami. Smashing Magazine RSS

Anda mungkin juga menyukai