Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN KEMANDIRIAN PASIEN ODGJ DENGAN MASALAH DEFISIT


PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh :

Nama : Anzar Aliyudin


NIM : 1708178
Program Studi : Diploma III Keperawatan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
KAMPUS DAERAH SUMEDANG
2020
PROPOSAL PENELITIAN KTI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

1 Penelitian
Nama : Anzar Aliyudin NIM : 1708178

2 Pembimbing Tim pembimbing KTI tidak boleh melebihi dua orang termasuk
Penasehat Akademik.

Nama : Reni Nuryani Gelar : Ns, M.Kep.,Sp.KepJ

Nama : Sri Wulan Lndasari Gelar : Ns, M.Kep

3 Judul Riset Harus informatif dan singkat jangan melebihi 20 kata

GAMBARAN KEMANDIRIAN PASIEN ODGJ DENGAN MASALAH DEFISIT


PERAWATAN DIRI

4 Program Studi

Diploma III Keperawatan

5 Kata Kunci Berikan maksimum 4 kata kunci (key words)


Pasien ODGJ

Defisit Perawatan Diri

6 Persetujuan Pembimbing

Reni Nuryani Ns, M.Kep.,Sp.KepJ

Nama Tanda Tangan Tanggal

Sri Wulan Lndasari Ns, M.Kep


7 Persetujuan Ketua Program Studi

Nama Tanda Tangan Tanggal

Ns. Dewi Dolifah, M.Kep

Latar Belakang Jangan melebihi 2 halaman yang disediakan.Gunakan spasi


10 tunggal(12 pts Font )
Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau bagian
integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia.
Masalah kesehatan jiwa di masyarakat dampaknya sangat luas dan kompleks. Penderita
gangguan jiwa menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga dan
lingkungan masyarakat di sekitarnya.
Menurut World Health Organitation (WHO, 2013), prevalensi masalah kesehatan jiwa
saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa,
1% diantaranya adalah gangguan jiwa berat, potensi seseorang mudah terserang gangguan
jiwa memang tinggi, setiap saat 450 juta orang di seluruh dunia terkena dampak
permasalahan jiwa, saraf maupun perilaku. Menurut UU Kesehatan jiwa No.18 Tahun (2014)
bahwa gangguan jiwa sebagai suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting
secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distres atau disabilitas
disertai peningkatan resiko kematian, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan.
Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak sanggup menilai dengan baik kenyataan,
tidak dapat lagi menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu orang lain atau
merusak/menyakiti dirinya sendiri.
Permasalahan yang banyak di temukan pada ODGJ adalah masalah dalam perawatan
diri atau yang disebut dengan Defisit Perawatan Diri. Defisit perawatan diri adalah suatu
kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau
melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian /
berhias, makan dan BAB / BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Kurangnya perawatan diri pada penderita gangguan jiwa disebabkan oleh kelemahan
fisik dan kurangnya kesadaran penderita akan pentingnya melakukan perawatan diri. Kurang
perawatan diri dapat dilihat dari segi fisik, psikologis dan sosial. Secara fisik dapat dilihat
dari ketidakmampuan penderita untuk melakukan kegiatan perawatan diri secara mandiri.
Secara psikologi, penderita tidak melakukan kegiatan perawatan diri disebabkan oleh
kurangnya minat dan kesadaran penderita akan pentingnya kegiatan perawatan diri,
sedangkan segi sosial dapat dilihat dari penderita yang tidak suka untuk berinteraksi dengan
orang lain, menarik diri serta malas untuk melakukan kegiatan perawatan diri. Penderita akan
terlihat kotor, badan bau, malas dan kurangnya inisiatif untuk melakukan kegiatan perawatan
diri (Rusdi & Dermawan, 2013).
Pasien gangguan jiwa memerlukan suatu bimbingan atau dukungan dari keluarga
dan orang lain. Agar pasien gangguan jiwa dapat merawat diri secara mandiri dan
meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah. Penurunan ADL( Activty of
Daily Living) pada pasien jiwa di sebabkan oleh adanya ganggguan mental pada
pasien dan kurangnya pendidikan kesehatan/penyuluhan mengenai perawatan diri pada
pasien gangguan jiwa.Tindakan perawatan mandiri untuk penderita defisit perawatan diri
yaitu dengan mengajarkan dan memberikan pengetahuan pentingnya keperawatan diri pada
penderita secara bertahap. Penderita akan dijelaskan mengenai tata cara melakukan kegiatan
perawatan diri seperti mandi, mencuci rambut, menggosok gigi, mengganti pakaian,
memotong kuku, berdandan, makan dan minum dengan benar serta cara buang air kecil dan
besar dengan benar (Kelliat & Pawirowiyono, 2015).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andayani (2012), di Rumah Sakit Khusus
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil yang diperoleh jumlah responden yang
devisit perawatan diri tinggi sebanyak 12 orang (20.0%) dimana yang personal hygiene baik
sebanyak 7 orang (11.7%) dan yang personal hygiene kurang sebanyak 5 orang, sedangkan
responden yang defisit perawatan diri rendah sebanyak 48 orang (80.0%) dimana personal
hygiene baik sebanyak 10 orang (16.7%) dan yang personal hygiene kurang sebanyak 38
orang (63.3%). Kesimpulan terdapat hubungan antara defisit perawatan diri dengan personal
hygiene pada pasien jiwa. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Castro (2010)
devisit perawatan diri adalah gangguan persepsi tentang suatu objek atau gambaran. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh pelaksanaan standard asuhan keperawatan devisit perawatan
diri. Telah banyak penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Prof dr. V. L.
Ratumbuysang Manado yang berhubungan dengan devisit perawatan diri, tetapi penelitian
tentang pengaruh pelaksanaan standar asuhan keperawatan devisit perawatan diri terhadap
kemandirian personal hygiene pada pasien belum pernah dilakukan (Wawancara Kepala Tata
Usaha, 2015).
Dan juga hasil dari penelitian Trihardani mengenai perawatan diri yang terdiri dari
makan, mandi, toiletting dan kebersihan pribadi pasien skizofrenia di rumah sakit
menunjukkan bahwa 38% penderita skizofrenia berada dalam kategori ketergantungan
ringan, 28% dalam kategori ketergantungan menengah, 13 % berada dalam kategori
ketergantungan tinggi, 13% berada pada kategori ketergantungan total dan 3% berada dalam
kategori mandiri. 7 Penelitian yang dilakukan oleh Barton menunjukkan bahwa 50% dari
penderita. Skizofrenia kronis yang menjalani program rehabilitasi dapat kembali produktif
dan mampu menyesuaikan diri kembali di keluarga dan masyarakat.
Kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berat berdasarkan laporan Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumedang pada tahun 2018 sebanyak 5775 orang, jumlah kunjungan
rawat jalan di Puskesmas wilayah Kabupaten Sumedang adalah sebanyak 1.249. Kasus yang
telah ditemukan dilapangan berdasarkan studi pendahuluan wawancara dengan petugas
kesehatan yang menangani orang dengan gangguan jiwa di Puskesmas Cimalaka yang
bermasalah dengan defisit perawatan dirinya, ada 81 orang yang terdaftar pasien ODGJ, 47
orang yang menjalani pengobatan dan 26 orang tidak di obati.
Berdasarkan kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa banyaknya ODGJ yang bermasalah
dengan perawatan dirinya meskipun telah di berikan intervensi oleh Perawat Puskesmas
Cimalaka, sehingga kondisi ini menimbulkan pertanyaan bagi peneliti, bagaimana gambaran
kemandirian pasien ODGJ dengan masalah defisit perawatan diri?

11 Permasalahan Cantumkan juga hipotesis (bila ada) atau pertanyaan penelitian.


Jangan melebihi kolom yang tersedia.

Perawatan diri merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan pada diri manusia. kebersihan
seseorang dalam perawatan diri berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan
pemenuhan kebutuhan, begitu pula pada pasien ODGJ. Masih banayak sekali Pasien ODGJ
yang masih bermasalah dengan perawatan diri nya Dari mulai pakaian yang kumal,
berdandan tidak rapih, tubuh yang bau, rambut kumal, BAB/BAK tidak pada tempatnya dan
adanya kerusakan kulit.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Kemandirian Pasien ODGJ Dengan Masalah
Defisit Perawatan Diri?’’
12 Tujuan Riset Uraikan tujuan khusus dan makna riset harus diuraikan dengan jelas.
Jangan melebihi tempat yang disediakan.

Identifikasi tujuan mengacu ke permasalahan penelitian. Ada tujuan umum/khusus


12. 1. Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui Gambaran Bagaimana Gambaran Kemandirian Pasien ODGJ
Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri Dan juga menjelaskan bagaimana perawatan diri
yang baik dan benar dikarena karenakan masih banyak ODGJ yang bermasalah pada
perawatan diri meskipun telah diberikan intervensi oleh perawat.
12.2 Manfaat Penelitian :
12.2.1 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pembelajaran bagi masyarakat
mengenai perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa.
12.2.2 Manfaat Pengembangan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pengetahuan tentang pentingnya
perawatan diri pada ODGJ. Dan juga Menambah wawasan pada pembaca mengenai
gambaran perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa.

13 Rencana Riset

13.1 Penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
pendekatan studi kasus. Studi kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara
intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat
peorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam
tentang peristiwa tersebut (Rahardjo, 2017) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang
bagaimana Bagaimana Gambaran Kemandirian Pasien Dengan ODGJ Dengan Masalah Defisit
Perawatan Diri
13.2 Subyek Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah ODGJ dengan kriteria subyek : Pasien ODGJ, pasien yang
kurang perawatan dirinya.
13.3 Fokus studi
Fokus studi dalam penelitian ini adalah Mengetahui Bagaimana Gambaran Kemandirian Pasien
Dengan ODGJ Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri
13.4 Definisi Operasional
Definisi Operasional pada penelitian ini adalah Gambaran Kemandirian Pasien Dengan ODGJ
Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri
Perawatan diri pada setiap ODGJ tentunya sangat perlu diperhatkan karena dengan perawatan diri
maka penderita ODGJ akan terlihat bersih segar dan rapih. Perubahan yang signifikan terhadap
perawatan diri pada ODGJ yaitu meliputi keterampilan dasar yang harus dimiliki seperti mandi,
berpakaian, makan minum dan toileting.
13.5 Lokasi &Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Cimalaka pada bulan Maret-mei 2020. Karena di Cimalaka terdapat
banyak sekali Pasien ODGJ yang masih bermasalah dengan perarawatan dirinya meskipun telah
diberikan intervensi oleh pearawat puskesmas cimalaka.
13.6 Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan tehnik wawancara terstruktur, lembar kuisioner dan
observasi.
13.7 Pengumpulan Data
13.7.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara terstruktur, lembar
kuisioner dan lembar observasi.
1. Wawancara
Melakukan wawancara ke pasien terkait perawatan dirinya.
2. Lembar kuisioner
Membuat lembar kuisioner dan memberikan kepada pasien kemudian diisi oleh
pasien dengan penjelasan yang kita berikan.
3. Observasi
Melakukan observasi pada pasien gangguan jiwa, dengan cara mengamati bagaimana
gambaran kemandirian pasien terhadap perawatan dirirnya.
13.7.2 Langkah Pengumpulan Data
1. Mengurus perijinan dengan Kepala Desa.
2. Menjelaskan maksud, tujuan, dan waktu penelitian pada Keluarga dan Pasien di tempat penelitian
dan meminta persetujuan untuk melibatkan Pasien dalam penelitian.
3. Melakukan pendekatan awal dengan Pasien dan melakukan inform consent dengan pasien.
4. Melakukan wawancara terstruktur dengan Pasien.
5. Memberikan dan menjelaskan cara mengisi lembar kuisioner.
6. Melakukan observasi
7. Melakukan pengolahan data.
8. Menyajikan hasil pengolahan data atau hasil penelitian dalam narasi.
13.8 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendiskripsikan data yang terkumpul untuk membuat suatu
kesimpulan (Notoatmodjo, 2010). Pengolahan data ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
kemandirian pasien ODGJ dengan masalah defisit perawatan diri yang Selanjutnya hasil wawancara
tersebut dimasukkan ke dalam data yang akan di analisa untuk memperoleh informasi mengenai
gambaran kemandirian pasien tentang defisit perawatan diri.
13.9 Penyajian Data
Setelah dilakukan pengolahan data dan didapatkan hasil penelitian, maka data/ hasil penelitian akan
disajikan dalam bentuk teks (tekstular).

14 Jadwal Penelitian Cantumkan lama penelitian dan rincian jadwal secara skematis.

Uraian Pebruari Maret 2020 April 2020 Mei 2020 Juni


Kegiatan 2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Studi X X
pustaka
Persiapan X X X
proposal
penelitian
Penelitian X X X X
Analisis X X X X
dan
pengolahan
data
Pembuatan X X X
laporan
Penyajian X X
hasil
Laporan X
akhir
Publikasi X

15 Persyaratan Etik Bagian dibawah ini harus diisi apabila riset yang diusulkan berkaitan
dengan eksperimentasi pada manusia. Metode yang digunakan harus memenuhi
ketentuan etik penelitian pada manusia (Human Ethics). Persyaratan ini dianut oleh semua
jurnal ilmiah berbobot.

Penelitian ini pertimbangan etika tetap digunakan, pertimbangan etik dan legal dalam
penelitian harus dipenuhi untuk menjamin perlindungan kepada partisipan penelitian dari
segala bentuk bahaya atau ketidaknyamanan fisik atau mental.
1. Justice/ keadilan
Partisipan mendapat hak untuuk diperlakukan adil pada saat sebelum, selama, dan
setelah mereka berpartisipasi dalam penelitian.
2. Benefiencel/menguntungkan
Menekankan peneliti untuk melakukan penelitian yang memberikan manfaat bagi
partisipan. Dan memberikan keuntungan dengan cara mencegah dan menjauhkan bahaya.
Keuntungan dari penelitian ini adalah untuk membantu klien meningkatkan kemampuannya
dalam perawatan diri.
3. Autonomy/Otonomi
memberikan kebebasan bagi partisipan untuk menentukan keputusan dan pendapat
sendiri. Apabila ada penolakan dari partisipan, maka tidak boleh ada paksaan dari peneliti
kepada partispan.

16 Daftar Pustaka Harus relevan dengan usulan. Tidak lebih dari satu halaman. (APA
model)

Daftar Pustaka

Agustin, I. M., Asti, A. D., & Sumarsih, T. (2019). Proses Evaluasi Penerapan Terapi
Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: Defisit Perawatan Diri Pada Klien Gangguan
Jiwa Di Panti Rehabilitasi X Kabupaten Wonosobo. Proceeding of The URECOL, 215-
220.
Maryatun, S. (2015). Peningkatan kemandirian perawatan diri pasien skizofrenia melalui
rehabilitasi terapi gerak. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 2(2), 108-114.
Pinedendi, N., Rottie, J., & Wowiling, F. (2016). Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan
Defisit Perawatan Diri Terhadap Kemandirian Personal Hygiene Pada Pasien di RSJ.
Prof. VL Ratumbuysang Manado Tahun 2016. Jurnal Keperawatan, 4(2).
Rahma, F. A. (2017). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Defisit Perawatan Diri Pada
Klien Defisit Perawatan Diri Di RSJ. HB. Saanin Padang (Doctoral dissertation,
Universitas Andalas).
Ramdhani, R., Widodo, A., & Kep, A. (2016). Upaya Peningkatan Kemampuan Personal
Hygiene Dengan Komunikasi Terapeutik Pada Klien Defisit Perawatan Diri Di Rsjd
Arif Zainudin Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Wulandari, H. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Jiwa Dengan Defisit
Perawatan Diri Di Ruang Jalak Rsj Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang. Kti
D3 Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai