Anda di halaman 1dari 6

BAB IV TURBIN UAP PENGGERAK GILINGAN

1.1 Roda Gigi Gilingan


Pada suatu perangakat gilingan, rol yang di gerakan adalah rol atas. Kemudian rol atas ini
menggerakan rol depan dan rol belakang melalui roda-roda gigi gilingan yang lazim disebut
rondsel (bahasa belanda) atau pinion (bahasa inggris).

Rondsel atau pinion ini di pasang pada poros-poros gilingan dengan spi (pasak) agar bergeser
kedudukannya.

Rondsel pada rol atas harus memindahkan gaya keliling pada rol depan dan rol belakang
untuk mengatasi gaya perah dan gesekan-gesekan yang terjadi pada suatu perangkat gilingan,
oleh karena itu bentuk gigi-giginya harus kokoh dan kuat. Bentuk giginya adalah sesuai
dengan konstruksi evolvente. Bekerjanya rol atas naik turun, tergantung tebal tipisnya umpan
yang masuk ke gilingan, maka selain gigi-giginya harus kuat, juga harus dapat
mengakomodasi naik turunnya rol atas tersebut. Dengan kata lain, selain lingkaran “stik”
(bahasa belanda steek cirkel atau bahasa inggrisnya pitch circle) juga diperlukan adanya
lingkaran dasar yang berbeda dengan yang lazim pada konstruksi evolvente. Demikan juga
tinggi gigi-giginya harus disesuaikan dengan kondisi naik turunya rol atas itu. Arahan
konstruksi dan tinggi gigi pada rondsel adalah seperti diperlihatkan pada sketsa gambar di
bawah ini:

Gambar
Profil roda gigi gilingan konstruksi evolvente
Sudut konstruksi evolvente dapat 16° hingga 20° , namun yang banyak digunakan adalah
dengan sudut 17 ° dan 18 °.
Dari sketsa di atas dapat dimengerti, bahwa naik turunnya rol atas harus dibatasi max. Sesuai
dengan besarnya jarak C. Kecuali naik turunya rol atas, besarnya jarak C juga harus
diperhitungkan terhadap adanya keausan mantel, metal-metal dan sebagainya.
Pada baterai gilingan yang terdiri dari beberapa perangakat gilingan biasanya lingkaran stik
rondsel-rondsel pada 2 perangkat yang dimuka lebih besar dari lingkaran stik pada rondsel-
rondsel dari gilingan-gilingan berikutnya.
Jumlah gigi yang banyak digunakan pada rondsel gilingan berkisar antara 17 sampai dengan
21 buah, namun kebanyakan adalah 17 buah , 18 buah dan ada juga yang 19 buah, tergantung
besar kecilnya diameter rol gilingan, karena putaran masing-masing rolnya harus sama, maka
jumlah gigi pada masing-masing rondselnya juga harus sama.
Bahan rondsel adalah baja cor, kebanyakan dengan cetakan dan permukaan gigi-giginya di
keraskan, namun kenyataan dalam praktek ada juga penggunaan rondsel yang permukaan
giginya tidak di keraskan, sehingga cepat menjadi aus.
Turbin Uap
Sebenarnya turbin uap telah diciptakan sejak sebelum perang dunia kedua, namun pada waktu
itu penggunaannya terbatas pada penggerak generator pembangkit tenaga listrik dengan
sistem multi stage (beberapa tingkat) agar effisiensinya tinggi. Turbin uap untuk pertama
kalinya digunakan sebagai penggerak gilingan adalah buatan Wortgington, sebuah perusahaan
pembuat pompa dan turbin uap di Amerika Serikat yang kemidian beralih nama menjadi
Turbodyne.

Gambaran pemakaian turbin uap sebagai tenaga penggerak gilingan di[erlihatkan pada
gambar di bawah ini:

Di indonesia sendiri turbin uap dipakai sebagai penggerak gilingan untuk yang peratama
kalinya sewaktu pelaksanaan rehabilitasi 5 pabrik gula, ialah PG Sragi, PG Pesantren Baru,
PG Gempolkrep, PG Djatiroto, dan PG Semboro pada tahun 1975-1978 yang dibiayai dengan
dana Bank Dunia (IBRD = International Bank for Reconstruction and Development) dan
Bank Pembangunan Asia (ADB = Asian Development Bank).

Umumnya turbin uap penggerak gilingan dibuat dengan konstruksi single stage (tingkat
tunggal) dan sistem de laval, karena bila dibuat multi stage harganya akan menjadi mahal.

Turbin uap single stage memang agak boros pemakaian uapnya, namun karena pada
pengoperasiaan pabrik gula membutuhkan adanya uap bekas, maka uap bekas dari turbin-
turbin uap itu akan dan harus dapat di manfaatkan secara effisien pada sistem pengolahan
pembuatan gulanya.

Untuk menjaga agar sudu-sudu pada turbin uap tidak cepat rusak, karena putarannya tinggi
(sekitar 4.500-5.000 rpm), uap yang digunakan harus tidak mengandung air. Oleh karena itu
pada turbin uap harus digunakan superheated steam (uap dipanaskan lanjut) sebagai media
penggeraknya. Umumnya pabrik gula menggunakan uap yang dipanaskan lanjut hingga
sekitar 325°−350 ° C dan bertekanan antara 17−20 kg /cm 2 absolut sebagai media
penggerak turbin-turbin uapnya.

Penentuan besarnya tenaga turbin uap yang akan dipasang sebagai penggerak gilingan, sama
caranya denganpenentuan tenaga pada pemakaian mesin uap, ialah dengan menggunakan
angka standart]d yang diperoleh dari pengalaman, besarnya sekitar 14,5 HP/ton sabut/jam.

Jadi pada pabrik gula seperti pada contoh diatas, kapasitas giling 4.400 TTH, dengan kadar
sabut = 15%, tenaga yang diperlukan untuk mengiling tebu adalah 435 HP.
Bila konfigurasi/formasi mesin penggerak dan roda-roda gigi transmisinya adalah :

Konfigurasi / formasi Effisiensi *)


 Turbin uap (single stage) = 0,65
 High Speed Gear Reduction (tertutup) = 0,98
 Medium Speed Gear Reduction (tertutup) = 0,97
 Low Speed Gear Reduction (terbuka) = 0,93
 Koppel as & koppel mof = 0,98
 3 roda gigi gilingan = 0,90
Total Rendemen = 0,48
*)Refrensi dari daftar nilai rendemen mekanik (mechanical efficiency) disingkat dengan
simbol η yang di utarakan oleh EEC (Edwards Engineering Company of America) untuk
bermacam-macam mesin penggerak dan roda-roda transmisi.
 Reciprocating Steam Engine (mesin uap torak) η = 0,82
 Steam Turbine (single stage) (turbin uap) η = 0,65
 Steam Turbine (multi stage) (turbin uap) η = 0,82
 DC Motor (motor listrik arus searah) η = 0,90
 AC Motor & freq. Converter (motor listrik AC + FC) η = 0,88
 Hydro Motor (hydraulik motor) η = 0,86
 High Speed Gear Reduction (HSGR) η = 0,98
 Medium Speed Gear Reduction (MSGR) η = 0,97
 Low Speed Gear Reduction (closed) (LSGR) η = 0,95
 Low Speed Gear Reduction (open) (LSGR) η = 0,93
 Double Speed Gear Reduction (closed) (DSGR) η = 0,94
 Double Speed Gear Reduction (open) (DSGR) η = 0,91
 Triple Speed Gear Reduction (close) (TSGR) η = 0,92
 Planetary Gear Reduction (PGR) η = 0,95
 Tail bar & Coupling (koppel as & mof) η = 0,98
 3 mill pinions (3 roda gigi giligan) η = 0,90

Maka tenaga turbin uap yang harus di pasang untuk masing-masing gilingan adalah:

435
N i= = 900 HP
0,48

Tenaga yang harus dipasang pada pemakaian turbin uap (900HP) lebih besar dari pada
penggunaan mesin uap torak (660HP) untuk ukuran gilingan dan kapasitas giling yang sama.
Hal ini di sebabkan oleh:

 Efisiensi turbin uap rendah


 Putaran turbin uap tinggi, jadi harus menggunakan beberapa roda gigi transmisi (efisiensi
jadi rendah)

Pada penggunaan turbin uap sebagai penggerak gilingan dengan pengoperasian dan
penyetelan gilingan yang baik dan benar, tenaga yang dibutuhkan adalah kebalikan dari
penggunaan mesin uap. Pada penggunaan turbin uap makin kebelakang makin besar. Jadi
tenaga untuk gilingan-1 lebih kecil dari tenaga untuk gilingan-2 dan seterusnya, hingga untuk
gilingan yang terakhir yang paling besar terbesar. Hal ini disebabkan oleh putaran masing-
masing turbin yang sama, sehingga putaran gilingannya menjadi kurang lebih sama sejak dari
depan hingga gilingan terakhir. Namun seperti halnya pada penggunaan mesin uap, karena
selisih tenaga-nya tidak terlalu mencolok, maka dipasang / digunakan turbin uap yang sama,
baik tenaga, jenis dan typenya untuk mempermudah pemeliharaan dan penyediaan suku
cadangnya.

Kebutuhan uapnya sama seperti pada pemakaian mesin uap, menggunakan rumus:
N i ×632
G n= kg / jam
he
Nilai h e disini merupakan penurunan kalor efektif yang terjadi pada turbin uap, atau:
h e= h o × ηe dimana:
h e= penurunan kalor efektif, dalam kcal/kg

h o= penurunan kalor (jumlah), dalam kcal/kg

h o= i 1−i 2 disini i 1= enthalpi uap baru panas lanjut, dalam kcal/kg

i 2= enthalpi uap bekas panas lanjut, dalam kcal/kg

ηe = rendemen efektif dari sudu-sudu turbin

Pada suatu turbin uap, biasanya dapat diketahui dari buku panduannya, antara lain:

 Tenaga nominal turbin uap, dalam HP


 Putaran kerja nominal, dalam rpm
 Pemakaian uap (nominal), dalam kg/jam, atau kg/HP-jam, atau kg/kWh
kg
 Tekanan kerja uap panas lanjut yang digunakan, dalam absolut
cm2
 Suhu uap panas lanjut yang digunakan, dalam ℃
kg
 Tekanan uap bekas panas lanjut, dalam absolut
cm2
 Suhu uap bekas panas lanjut, dalam ℃

Untuk turbin uap penggerak gilingan pada pabrik gula seperti contoh di atas (kapasitas
gilingan 4.400 TTH), di ketahui dari buku manualnya :

N i = 900 HP (single stage)

n = 5.200 rpm

Gn = 11.131 kg/jam

P1 = 18 kg/‌cm² absolut

t 1 = 350℃
p2 = 2,0 kg/‌cm² absolut

kg
p2=2,0 2
cm absolut
t 2=206 ℃ } V 2= 1,117 m3/kg

Sehingga dari rumus diatas dapat diketahui :

❑❑= ❑

Anda mungkin juga menyukai