Tingkat/Semester : 2B/4
Disusun Oleh :
1) Nafi’ Atu Amaliyah (201804044)
2) Nurrochmatul Fitriya (201804063)
3) Defi Ismiah (201804079)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas RahmatNya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang Berjudul “IBU HAMIL DENGAN TORCH”
sebagai pengetahuan dalam bidang Keperawatan Maternitas sebagai tambahan ilmu dalam
menempuh kegiatan belajar mengajar.
Makalah ini merupakan bentuk tugas yang diberikan oleh Ibu Catur
Prasetya, S.Kep.Ns kepada kami mahasiswi Semester IV Prodi D3 Keperawatan supaya dapat
lebih meningkatkan pengetahuan Ibu hamil dengan TORCH. Pada kesempatan ini tidak lupa
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyusun
makalah ini.
4. Ibu Catur Prasetya S.Kep.,Ns selaku dosen pengajar yang telah memberikan tugas
makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen dan rekan-rekan mahasiswa/I,demi
kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa menjadi tambahan pelajaran
dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
2
MOJOKERTO, 23 Maret 2020
(Penyusun)
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………….2
Daftar Isi...............................................................................................................................3
Bab 1 Pendahuluan.........................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
Bab 2 Pembahasan.........................................................................................................6
2.1 Definisi...........................................................................................................................6
2.2 Etiologi...........................................................................................................................6
2.4 Klasifikasi.......................................................................................................................11
2.6 Komplikasi.....................................................................................................................12
2.7 Penatalaksanaan............................................................................................................13
A. Pengkajian...............................................................................................................14
3
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................................18
C. Rencana Keperawatan..............................................................................................18
Bab 4 Penutup................................................................................................................21
4.1 Kesimpulan...............................................................................................................21
4.2 Saran.........................................................................................................................21
Daftar Pustaka.................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimanatrimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester ke dua 15minggu (minggu
ke 13 hingga ke 27), dan trimester ke tiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40).
Menurut Depkes RI, kelainan kongenital adalah kelainan yang terlihat pada saat lahir,
bukan akibat proses persalinan. Sekitar 3% bayi baru lahir mempunyai kelainan bawaan
(kongenital) dan akan menjadi 4- 5% bila bayi diikuti terus sampai berumur 1 tahun.
Kelainan kongenital dapat disebabkan oleh kelainan gen tunggal, kelainan kromoson,
multifaktorial, lingkungan dan kekurangan nutrisi. Ibu yang terinfeksi TORCH merupakan
penyebab kelainan kongenital di negara berkembang. Penyakit seperti Diabetes Melitus
(DM), ibu yang kekurangan iodin dan asam folat, dan paparan obat-obatan serta narkoba
termasuk alkohol dan tembakau, bahan kimia dan radiasi dosis tinggi merupakan faktor lain
4
Infeksi maternal yang menular dalam rahim pada berbagai tahap kehamilan, dapat
disebabkan oleh banyak organisme, yang anggota kompleks TORCH, yaitu Toxoplasma
gondi , virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes. Infeksi TORCH dapat
menyebabkan 5-10% keguguran dan kelainan kongenital pada janin. Kelainan kongenital
dapat menyerang semua jaringan maupun organ tubuh termasuk sistem saraf pusat dan perifer
yang mengakibatkan gangguan penglihatan, pendengaran, sistem kardiovaskuler dan
metabolisme tubuh. [ CITATION sar19 \l 1057 ]
1. 3 TUJUAN
3) Untuk mengetahui definisi TORCH
4) Untuk mengetahui tanda dan gejala infeksi TORCH pada
ibu hamil
5) Untuk mengetahui penyebab infeksi TORCH pada ibu
hamil
6) Untuk mengetahui bagaimana pencegahan infeksi penyakit
torch
5
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Definisi
Infeksi TORCH merupakan beberapa infeksi yang umum dialami ibu hamil
dan akan ditularkan kepada bayi-nya antara lain:Toksoplasma, Rubela,
Cytomegalovirus dan Herpes Simplex. [ CITATION Eva16 \l 1057 ]
Infeksi TORCH adalah akronim dari beberapa penyakit yaitu toksoplasmosis,
rubella, sytomegalovirus, dan herpes simpleks yang sering menimbulkan infeksi
kongenital dalam bentuk hampir sama yaitu mikrosefali, ketulian dan kebutaan.
[ CITATION Zid17 \l 1057 ]
Kesimpulanya Infeksi TORCH (Toxoplasma, Disease, Rubella,
Cytomegalovirus dan Herpe Simplexs Virus) merupakan beberapa jenis infeksi
6
yang bisa dialami oleh wanita yang akan ataupun sedang hamil. Infeksi ini dapat
menyebabkan cacat bayi akibat adanya penularan dari ibu ke bayi pada saat hamil.
2. 2 Etiologi
Infeksi TORCH disebabkan oleh :
a.. Toksoplasmosis adalah Toksoplasmosis adalah infeksi parasit yang ditularkan oleh
kucing kista pada daging mentah dan makanan yang terkontaminasi kotoran kucing.
[ CITATION Mev17 \l 1057 ]
b. Rubella adalah virus yang ditularkan melalui infeksi tetesan (saluran pernapasan).
Atau infeksi virus yang dapat menyebabkan infeksi kronik intrauterin, mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin. Rubella disebabkan oleh virus plemorfis yang
mengandung RNA. Virus ini ditularkan melalui droplet dari ibu hamil kepada janin.
c. Cytomegalovirus atau lebih sering disebut CMV adalah herpes virus yang dapat
ditularkan dari ibu yang asimptomatik melalui plasenta ke janin atau melalui serviks
ke neonates saat dilahirkan.
d. Herpes simplex atau herpes genitalia adalah virus menular seksual,jarang tetapi
serius yang bisa tetap tidak aktif sampai orang mengalami stress atau tidak sehat.
Biasanya merupakan kondisi kronis dan kambuhan dan bisa berat bagi bayi baru lahir.
[ CITATION Vic06 \l 1057 ]
2. 3 Patofisiologi
1.) Toxoplasma
Toxoplasma gondi mempunyai 3 fase dalam hidupnya. Tiga fase ini terbagi
lagi menjadi 5 tingkat siklus : fase proliferative,stadium kista,fase
schizogoni,gematogoni, dan fase ookista. Siklus aseksual terdiri dari fase
proliferasi dan stadium kista. Fase ini dapat terjadi dalam bermacam-macam
7
inang,sedangkan siklus seksual secara spesifik hanya terdapat pada kucing.
Kucing menjadi terinfeksi setelah ia memakan mamalia,seperti tikus yang
terinfeksi. Kista dalam tubuh kucing dapat terbentuk setelah infeksi kronis yang
berhubungan dengan imunitas tubuh. Kista terbentuk intraseldan kemudian
terdapat secara bebas di dalam jaringan sebagai stadium tidak aktif dan dapat
menetap dalam jaringan tanpa menimbulkan reaksi inflamasi. Kista pada
binatang menjadi infeksius,jika termakan oleh karnivora dan toksoplasma
tersebut masuk melalui usus. Infeksi pada manusia dapat terjadi saat makan
daging yang kurang matang,sayur-sayuran yang tidak masak,makanan yang
terkontaminasi kotoran kucing melalui lalat atau serangga. Juga ada
kemungkinan terinfeksi saat menghirup udara yang terdapat ookista yang
berterbangan. Cara penularan lain yang sangat penting adalah pada jalur
maternofetal. Ibu yang mendapat infeksi akut saat kehamilannya dapat
menularkannya pada janin melalui plasenta. Imunitas maternal tampaknya
memberikan perlindungan terhadap penularan transplasental parasite tersebut.
Dengan demikian toxoplasmosis kongenital dapat terjadi jika ibu mendapatkan
infeksi tersebut selama kehamilannya.
2.) Rubella
Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan menyebabkan
peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian menyebar
keseluruh tubuh dari saluran pernafasan inilah virus akan menyerang ke
sekelilingnya. Pada infeksi rubella yang diperoleh post natal virus rubella akan
diekskresikan dari faring. Pada rubella yang kongenital saluran pernafasan dan
urin akan tetap mengekskresikan virus sampai usia 2 tahun. Hal ini perlu
diperhatikan dalam perawatan bayi dirumah sakit dan dirumah untuk mencegah
terjadinya penularan. Sesudah sembuh tubuh akan membentuk kekebalan baik
berupa antibody maupun kekebalan seluler yang akan mencegah terjadinya
infeksi ulangan.
3.) Cytomegalovirus
Masa inkubasi CMV :
a. Setelah lahir 3-12 minggu
b. Setelah transfusi 3-12 minggu
c. Setelah tansplantasi 4 minggu-4 bulan
8
d. Urin sering mengandung CMV dari beberapa bulan sampai beberapa tahun
setelah infeksi. Virus tersebut dapat tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang
tetapi masih dapat diaktifkan kembali. Hingga kini belum ada imunisasi
untuk mencegah penyakit ini.
4.) Herpes
HSV-1 menyebabkan munculnya gelombang berisi cairan yang terasa nyeri
pada mukosa mulut,wajah,dan sekitar mata HSV-2 atau herpes genital
ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebabkan vagina terlihat seperti
bercak dengan luka mungkin muncul iritasi,penurunan kesedaran yang disertai
pusing,dan kekuningan pada kulit(jaundice) dan kesulitan bernafas atau kejang.
Biasanya hilang dalam 2 minggu infeksi,infeksi pertama HSV adalah yang
paling berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4-6 hari. Gejala yang timbul
meliputi nyeri,inflamasi dan kemerahan pada kulit(eritema),dan diikuti dengan
pembentukan gelembung-gelembung yang berisi cairan bening yang
selanjutnya dapat berkembang menjadi nanah diikuti dengan pembentukan
keropeng atau kerang (scab). Setelah infeksi pertama,HSV memiliki
kemampuan unik untuk bermigrasi sampai pada syaraf sensorik tapi menuju
spinal ganglia dan berdomansi sampai diaktifasi kembali. Pengaktifan virus
yang berdomansi tersebut dapat disebabkan penurunan daya tahan
tubuh,stress,depresi,alergi pada makanan,demam,trauma pada mukosa
genital,menstruasi,kurang tidur,dan sinar ultraviolet.
TORCH
RUBELLA HERPES
TOXOPLASMA 9CYTOMEGALI
Dx: Kerusakan
integritas kulit.
10
2. 4 Klasifikasi
Penularan dapat disebut penularan dari ibu ke anak. Infeksi yang dapat ditularkan
vertical dapat disebut infeksi perinatal jika ditularkan pada periode perinatal,yaitu
periode yang dimulai pada masa gestasional 22 minggu sampai 28 (dengan variasi
regional untuk definisi) dan berakhir tujuh hari penuh setelah kelahiran. Istilah
infeksi congenital dapat digunakan jika infeksi ulang ditularkan vertical itu masih
terus dialami setelah melahirkan. Contoh : beberapa infeksi yang ditularkan
vertical dimasukkan ke dalam kompleks TORCH,yang merupakan singkatan dari :
T-Toxoplasmosis/toxoplasma gondi
O-Other infection(see below)
R-Rubella
C-Cytomegalovirus
H-Herpes simplex virus 2 atau neonatal herpes simplex
Hepatitis B juga dapat digolongkan sebagai infeksi yang ditularkan vertical,tetapi
virus hepatitis B berukuran besar dan tidak dapat menembus ke plasenta,sehingga
tidak dapat menginfeksi janin kecuali ada kebocoran pada barier ibu-bayi,misalnya
pada pendarahan pada waktu melahirkan.
2. 5 Manifestasi Klinis
a. Toksoplasmosis
11
limpadenopati .Nyeri pada kelenjar limphe yang membesar, dapat disertai
pneumonia, polimiositis, dan miokarditis, serta limphafingitis. Jalannya penyakit
: akut atau menahun
b. Rubella
Gejala klinis infeksi virus rubella berupa pembengkakan pada kelenjar getah
benih, demam diatas 380C, mata terasa nyeri, muncul bintik-bintik diseluruh
tubuh, kulit kering, sakit pada persendian, sakit kepala, dan hilang nafsu
makan
c. Cytomegalovirus
d. Herpes
Gejalanya berupa luka yang terasa nyeri atau benjolan berisi cairan disekitar
bulu kemaluan,vagina,vulva atau anus. Bisa juga terasa nyeri saat pipis. Serta
gejala virus umumnya seperti demam, rasa tidak enak badan serta sangat lelah.
Luka herpes genital bisa muncul di sekitar vagina, vulva, liang vagina atau anus,
begitu terinfeksi virus ini, virus akan menetap ditubuh dan bisa aktif berkali-kali.
Gejala awalnya bisa berupa rasa geli/gatal pada daerah yang terkena
2. 6 Komplikasi
Infeksi TORCH pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran atau cacat
kongenital (cacat fisik maupun mental).
12
a. Toksoplasmosis
Ibu hamil yang menderita toksoplasmosis dapat menularkan pada bayinya dan
sering pula terjadi keguguran kandunganya dan kelainan kongenital yang
menyerang sesua sistm saraf pusat dan perifer yang mengakibatkan gangguan
penglihatan, gangguan pendengaran, sistem kardiovaskuler.[ CITATION sar19 \l
1057 ]
b. Rubella
Rubella pada trimester pertama menimbulkan kelainan bawaan yang banyak
ialah defek pada jantung,katarak, retinitis, ketulian. Makin muda kehamilanya
waktu ibu diserang penyakit ini, makin besar kemungkinan besar anak menderita
cacad bawaan.[ CITATION Pro98 \l 1057 ]
c. Cytomegalovirus
Pengaruhnya terhadap kehamilan adalah Kelainan bawaan. Keterbelakangan
mental, tuli, mikrosefali. Penyakit janin. Hepatosplenomegali, ikterus, anemia
hemolitik dan bahkan kematian buah. [ CITATION Mev17 \l 1057 ]
d. Herpes
Pengaruh pada ibu yang terkena herpes kulit melepuh menyakitkan di dan atau di
sekitar mulut dan alat kelamin. Dan berpengaruh kematian janin dalam rahim.
[ CITATION Mev17 \l 1057 ]
2.7 Penatalaksanaan
1. Toksoplasmosis
Diobati dengan bactrim,supristol,atau kentricid selama 3-4 minggu. [ CITATION
EOs06 \l 1057 ]
2. Rubella
Tidak ada obat-obat pencegah rubella,hanya diberikan terapi simtomatitis.
Dengan penanganan: gama globulin dan vaksin rubella.
Pada wanita hamil trimester I dapat dipertimbangkan untuk dilakukan abortus
buatan. [ CITATION Pro98 \l 1057 ]
3. Cytomegalovirus
13
Belum ada pengobatan yang manjur untuk infeksi ini. [ CITATION Pro98 \l 1057 ]
4. Herpes
Kutil dapat ditangani dengan laser, diatermi,krioterapi, atau nitrogen cair.
Asiklovir dapat mempercepat penyembuhan tetapi tidak kuratif.
2.8 Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan IgG Toxoplasma, IgG Rubella, IgG Cytomegalovirus
Pengasingan (isolasi) dengan kultur virus
Pemeriksaan serologik (hemaglutinasi pasif)
Uji hemolisis radial
Uji aglutinasi lateks
Uji inhibisi hemaglutinasi
Skrinning PHS (penyakit hubungan seksual)
3 Pencegahan
Memasak makanan sampai matang
Mencuci tangan sebelum makan dan setelah kontak dengan kucing/fesesnya
Mencuci sayuran/buah
Hindari mengonsumsi makanan yang tidak matang atau setengah matang
Mengonsumsi makanan bergizi
Melakukan vaksinasi
Jaga kebersihan tubuh
14
BAB III
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi: nama, umur, agama
15
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan alamat.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang dialami klien seperti demam mual dan muntah.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat suhu tubuh meningkat, malaise, sakit
tenggorokan, mual dan muntah, nyeri otot.
16
Akibat dari mual muntah kemudian kekurangan nutrisi dan cairan sehingga
keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah sehingga dapat menganggu
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pasien
g. Pola Hubungan dan Peran
Akibat adanya hospitalisasi dapat muncul perubahan dalam hubungan dan
peran pasien, baik dalam keluarga, lingkungan kerja dan hubungan
bermasyarakan pasien
h. Pola Reproduksi Seksual
Mual muntah dan deman yang berlebihan dapat menganggu proses reproduksi
i. Pola Penanggulangan Stress
Stress akan meningkat pada pasien ketika pasien memiliki koping yang kurang
bagus dan lingkungan yang tidak mendukung kondisi yang dialami pasien
kurang pengetahuan mengenai perawatan dapat meningkatkan stress pada
pasien
j. Pola Kepercayaan
Pasien yang nilai agamanya kurang tertanam kuat biasannya akan cenderung
menyalahkan Tuhan-nya karena telah mengalami Kehailan Dengan Infeksi
TORCH dan akan mempengaruhi kegiatan ibadahnya, selain itu, beberapa
keyakinan yang menjadi pantangan pengobatan perlu dikaji.
17
- Keadaan Umum : Lemah, gelisah, nyeri sendi
- Kesadaran : Composmetis
- Kepala dan Rambut :
a. Bentuk : Normal
b. Keluhan : Tidak ada
c. Kondisi Rambut : Rata, warna hitam,rambut bersih, tidak ada ketombe
- Mata :
a. Kelopak Mata : Normal
b. Gerakan Mata : Normal (kanan-kiri)
c. Konjungtiva : Normal (merah muda)
d. Sclera : Normal (putih)
e. Pupil : Normal (ishokor)
- Keluhan lainnya : nyeri, acites
- Hidung :
a. Reaksi alergi : tidak ada
b. Sinus : tidak ada
c. Penciuman : umumnya baik tetapi rangsangan bau dapat
merangsang mual
d. Kondisi hidung : simetris, kebersihan baik, fungsi penciuman
normal
e. Adanya keluhan lain : tidak ada
- Pendengaran : simetris, tidak ada serumen, tidak edema, fungsi
pendengaran normal
- Mulut dan Tenggorokan :
a. Kesulitan menelan : tidak
b. Adanya keluhan lain : tidak ada
c. Keadaan bicara : umumya baik, terkadang jarang berbicara karena
rangsangan mual dan flu
d. Pengecapan : umumnya baik, tetapi rangsangan pengecapan dapat
meningkatkan mual
e. Mengunyah : umumnya baik, tidak ada kelainan
f. Menelan : umumya merasa kesakitan saat menelan karena ada nya
sakit tenggorokan yang dialami oleh pasien
18
g. Mulut : mukosa pucat, bibir kering, lidah kering, aroma, gigi kurang
bersih, pengecapan baik,.
- Leher dan Dada :
a. Pembesaran tyroid : tidak ada
b. Bentuk dada : simetris
c. Sifat pernafasan : menggunakan pernafasan dada
d. Retraksi intercostae : tidak ada
e. Nyeri tekan dada : tidak ada
f. Taktil fremitus : normal tanpa ada gejala lain
g. Suara paru : sonor/resonan
h. Suara bunyi nafas : Bronchovesikuler
i. Suara tambahan : terdapat (ronkhi/wheezing)
- Jantung :
a. Bentuk dada : simetris
b. Suara jantung : redup
c. Bunyi jantung S1-S2 bunyi tunggal
- Pemeriksaan payudara :
a. Payudara membesar dan putting lebih menghitam dan membesar
b. Tidak terdapat benjolan maupun tanda negative lainnya
c. Payudara semakin memadat
- Abdomen :
a. Pembesaran perut sesuai usia kehamilan,
b. Luka bekas operasi : tidak ada
c. Abnormalitas lainnya : tidak ada
d. Abdomen : lebih membesar karena adanya janin
e. Asites : tidak ada
f. Kebersihan abdomen : baik
g. Abnormalitas massa : tidak ada
h. Pembesaran hepar : tidak ada
i. Keluhan lain : tidak ada
- Genitourinary :
a. Kelainan pada perineum/vulva : tidak ada
b. Vesika urinaria : tidak terdapat kelainan
c. Abnormalitas lainnya : tidak ada
19
d. Penyebaran pubis : merata
- Rectum :
a. Jaringan perineal : normal tidak terdapat lesi dan ulkus
b. Pada rectum tidak terdapat nodul maupun pelebaran vena pada rectum
c. diare, mual dan muntah
- Ekstremitas (integumen/musculoskeletal) :
a. Turgor kulit : menurun, suka berkeringat malam, timbulnya rasa pada
kulit
b. Warna kulit : bercak” merah
c. Akral : hangat
d. Kelembaban : menurun
e. Kesulitan dalam pergerakan : Ya
f. Kelainan lainnya : nyeri sendi, suhu tubuh meningkat
g. Keseimbangan dan koordinasi : baik dan seimbang
h. Kekuatan otot : menurun,lemas beraktivitas
i. Tonus otot : menurun karena pasien lemah
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. RENCANA KEPERAWATAN
20
berhubungan selama 2 x 24 jam kebutuhan. sensitivitas pada
dengan diharapkan pasien 2. Tingkatkan cahaya dan
proses infeksi dapat mengurangi tirah baring, meningkatkan
rasa nyeri dengan bantulah istirahat/reaksi.
kriteria hasil : kebutuhan 2. menurunkan
1.Klien melaporkan perawatan diri gerakan yang
nyeri hilang dan yang penting dapat
terkontrol 3. Kolaborasi meningkatkan
2.Klien tampak dengan tim medis nyeri.
rileks, lainnya dalam 3. Untuk
3.Klien mampu pemberian menghilangkan
tidur/istirahat analgesic seperti rasa nyeri yang
dengan tepat. asetamenofen. berat.
21
menyerap mengurangi
keringat panas tubuh
melalui
penguapan
4. Kondisi kulit
yang mengalami
lembab memicu
timbulnya
pertumbuhan
jamur, juga akan
mengurangi
kenyamanan
klien, mencegah
timbulnya ruam
kulit.
22
adekuat. dukungan tim abdomen dan
5.Membrane nutrisi untuk dapat
mukosa lembab. memberikan diet meningkatkan
6.Turgor kulit baik. sesuai kebutuhan pemasukan
pasien, dengan 4. Berguna
masukan lemak dalam program
dan protein diet untuk
sesuai toleransi. memenuhi
kebutuhan nutrisi
individu.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Disarankan pada ibu hamil selalu menjaga kesehatan pada dirinya.
Karena sumber utama kesehatan janin ada dalam kesehatan ibu. Serta ibu
harus menjaga kebersihan diri agar kuman,virus tidak sampai masuk ke tubuh
ibu sehingga janin tidak sampai terinfeksi. Ibu juga harus banyak
mengkonsumsi vitamin agar tetap sehat pada masa kehamilan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Zida Maulina Aini, J. S. (2017). Hubungan Infeksi Torch Pada Kehamilan Dengan Kejadian
Kelainan.
25
Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Masalah Kehamilan Dengan Infeksi
TORCH.
A. Format Pengkajian
Data Subyektif
Tanggal Pengajian : 19 Februari
2020
Jam Pengkajian : 08. 00 WIB
1. Biodata :
Pasien
Penanggung Jawab
Nama : NY. A
Nama : NY. X
Umur : 30 tahun
Umur : 50 tahun
Agama : islam
Agama
: Islam
Pendidikan : Sarjana
Pendidikan : sarjana
Pekerjaan : belum bekerja Pekerjaan
: PNS
Status pernikahan : sudah menikah Status
: sudah menikah
Alamat : mojokerto
Alamat : Mojokerto
Diagnosa medis:
Hub. Dg px : Ibu
No. RM : 1910
Tgl. Masuk :
26
2. Keluhan utama
Pasien lemas,gelisah, dan nyeri.
3. Riwayat kesehatan
c.Pola eliminasi
BAK
27
Sebelum sakit :BAK lancar 4x sehari
Saat dikaji :BAK tidak lancar 2x sehari, karena pasien terpasang
alat bantu kateter
BAB
Sebelum sakit :BAB lancar 1x sehari,
Saat dikaji : Diare dan mual muntah
d.Pola aktivitas
e.Pola istirahat
Sebelum sakit :pasien tidur sedikit teratur 5-6jam. Dari pukul 21.00-
02.00
Saat dikaji :pasien mengatakan sulit tidur dengan nyeyak kurang
dari 4-5 jam. Dan sering terbangun di sekitar pukul
23.00 dan 02.00
f.Pola suhu
Sebelum sakit :normal 37oC
Saat dikaji :39oC
g.Pola spiritual
28
h.Kebutuhan komunikasi
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum :lemah, gelisah,
nyeri sendi.
Kesadaran :composmentis
TD : TD 120/80
N
: 98x/menit
S
: 39oC
R
: 19x/mnt
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : rambut kusam, kulit kepala kering, tidak ada lesi, tidak ada
perdarahan, bentuk kepala mosochepal
Mata : konjungtiva anemis/pucat, sclera putih, tidak ada
odema,kelopak mata terdapat lingkar hitam dibawah mata,
reflek pupil baik, pupil isokor. .nyeri, acites.
Hidung :simetris, tidak ada polip, penciuman baik, fungsi pembawa
normal
Telinga :bentuk simetris, fungsi pendengaran baik
Mulut :tidak ada nyeri gigi, tidak ada peradangan gusi, lidah kotor,
bibir lembab, mukosa bibir kering.
Leher :tidak ada distensi vena jogularis dan distensi kelenjar tiroid
tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid, dan
tidak ada tumor
Dada : Inspeksi=bentuk simetris
29
Auskultasi=bunyi jantung normal terdapat kontraksi inspirasi
Perkusi=tidak
ada nyeri tekan
Analis data
No Registrasi :1910
30
Data Etiologi Masalah Paraf
No/Tgl
1. Ds: Paasien 1.Disebabkan oleh Hipertermi
mengatakan nyeri bakteri
sendi,suhu badan 2Masuk kesaluran
meningkat cerna melalui
Do: Pasien makanan/minuman
terdiagnosa medis 3.Peradangan pada
Kehamilan saluran cerna
Dengan Infeksi 4.zat pirogen
TORCH, wajah beredar dalam
pasien tampak darah
layu,lemas, tidak 5.Marangsang
bersemangat hipotalamus
berbicara, kulit 6.Merespon dengan
merah, dan pasien meningkatkan suhu
mudah lelah, suhu tubuh
39oC.
2. Ds: Pasien 1.Karena Hipovolemia
mengatakan mual kehilangan cairan
muntah, dan diare yang abnormal
Do: Pasien tanpak melalui: kulit,
layu atau tidak gastrointestinal,
bersemangat saat ginjal abnormal,dll
dijumpai 2.Ketidak
perawat,merasa nyamanan tubuh
mudah lelah,dan pasien
terbaring di tempat 3.Asupan nutrisi
tidur. yang kurang
4.Perubahan pola
aktivitas
31
sendi, sakit kepala, 2.perubahan dari
sakit tenggorokan, sebelum sakit
flu, dan sulit untuk 3.kekuatan nyeri
tidur nyenyak yang menekan
Do: pasien tampak 4.perubahan pola
lemas, gelisah aktivitas
bicara tidak
semangat, wajah
tampak layu,
mukosa bibir
kering, suhu :
39oC
B. Diagnosa Keperawatan
No Registrasi : 1910
32
ditandai suhu dalam batas adekuat sedikitnya evaporasi yang
dengan kulit normal dengan 2000ml/ hari untuk memicu
merah, suhu kriteria hasil : mencegah timbulnya
39oC diatas 1.Kulit kemerahan dehidrasi dehidrasi
nilai normal, dan hangat waktu 3. Berikan kompres 3. Menghambat
tubuh disentuh dengan air biasa pusat simpatis di
menggigil 2.Peningkatan pada lipatan ketiak hipotalamus
tingkat pernapasan dan femur sehingga terjadi
3.Status 4. Anjurka klien vasodilatasi kulit
kenyamanan untuk memakai dengan
4.Status nutrisi pakaian yang merangsang
5.Status cairan menyerap keringat kelenjar keringat
5.Berikan asupan untuk
nutrisi yang cukup mengurangi
6.Manajemen panas tubuh
cairan melalui
7.Kolaborasi penguapan
dengan tim medis 4. Kondisi kulit
yang mengalami
lembab memicu
timbulnya
pertumbuhan
jamur, juga akan
mengurangi
kenyamanan
klien, mencegah
timbulnya ruam
kulit.
5.Pasien sudah
mampu
mencukupi
nutrisi dengan
baik
6.pasien dan
33
keluarga sudah
mampu
pemantauan
cairan sendiri
7.untu pemberian
obat dengan tepat
D. .Implementasi
No Registrasi : 1910
34
E. Catatan Perkembangan/Evaluasi
35
a.memajajemen cairan
b. Menganjurka klien untuk memakai
pakaian yang menyerap keringat
c.berkolaborasi pemberian medikasi
21/02/202
0 S : Pasien mengatakan sudah cukup membaik
16.35 sudah tidak demam lagi, nafsu makan sudah
meningkat, nyeri perut sudah berkurang, nyeri
sendi teratasi.
O : -TD : 120/70mmHg N : 85x/menit
-S : 36oC R : 20x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Intervensi Pertahankan
36