Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

Ibu Hamil Dengan TORCH


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Maternitas
Dosen Pembimbing : Catur Prasetya S.Kep.,Ns

Disusun Oleh : kelompok 10

Tingkat/Semester : 2B/4

Disusun Oleh :
1) Nafi’ Atu Amaliyah (201804044)
2) Nurrochmatul Fitriya (201804063)
3) Defi Ismiah (201804079)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas RahmatNya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang Berjudul “IBU HAMIL DENGAN TORCH”
sebagai pengetahuan dalam bidang Keperawatan Maternitas sebagai tambahan ilmu dalam
menempuh kegiatan belajar mengajar.

Makalah ini merupakan bentuk tugas yang diberikan oleh Ibu Catur
Prasetya, S.Kep.Ns kepada kami mahasiswi Semester IV Prodi D3 Keperawatan supaya dapat
lebih meningkatkan pengetahuan Ibu hamil dengan TORCH. Pada kesempatan ini tidak lupa
penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyusun
makalah ini.

2. Ibu Ima Rahmawati, S.Kep.Ns.,M.Si selaku Ketua Program Studi D3


Keperawatan STIKES BINA SEHAT PPNI

3. Ibu Indah Lestari,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku PJMK Keperawatan Maternitas

4. Ibu Catur Prasetya S.Kep.,Ns selaku dosen pengajar yang telah memberikan tugas
makalah ini.

5 Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen dan rekan-rekan mahasiswa/I,demi
kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa menjadi tambahan pelajaran
dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

2
MOJOKERTO, 23 Maret 2020

(Penyusun)

Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………….2

Daftar Isi...............................................................................................................................3

Bab 1 Pendahuluan.........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................4

1.3 Tujuan............................................................................................................................5

Bab 2 Pembahasan.........................................................................................................6

2.1 Definisi...........................................................................................................................6

2.2 Etiologi...........................................................................................................................6

2.3 Patofisiologi dan Pathway.............................................................................................7

2.4 Klasifikasi.......................................................................................................................11

2.5 Manifestasi Klinis...........................................................................................................11

2.6 Komplikasi.....................................................................................................................12

2.7 Penatalaksanaan............................................................................................................13

2.8 Pemeriksaan Penunjang................................................................................................13

Bab 3 Konsep Askep.......................................................................................................14

A. Pengkajian...............................................................................................................14

3.1 Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)...................................................................................15

3
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................................18

C. Rencana Keperawatan..............................................................................................18

Bab 4 Penutup................................................................................................................21

4.1 Kesimpulan...............................................................................................................21

4.2 Saran.........................................................................................................................21

Daftar Pustaka.................................................................................................................22

LAMPIRAN CONTOH ASKEP PASIEN.................................................................................23

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimanatrimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester ke dua 15minggu (minggu
ke 13 hingga ke 27), dan trimester ke tiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40).

Menurut Depkes RI, kelainan kongenital adalah kelainan yang terlihat pada saat lahir,
bukan akibat proses persalinan. Sekitar 3% bayi baru lahir mempunyai kelainan bawaan
(kongenital) dan akan menjadi 4- 5% bila bayi diikuti terus sampai berumur 1 tahun.
Kelainan kongenital dapat disebabkan oleh kelainan gen tunggal, kelainan kromoson,
multifaktorial, lingkungan dan kekurangan nutrisi. Ibu yang terinfeksi TORCH merupakan
penyebab kelainan kongenital di negara berkembang. Penyakit seperti Diabetes Melitus
(DM), ibu yang kekurangan iodin dan asam folat, dan paparan obat-obatan serta narkoba
termasuk alkohol dan tembakau, bahan kimia dan radiasi dosis tinggi merupakan faktor lain

yang menyebabkan kelainan kongenital.

4
Infeksi maternal yang menular dalam rahim pada berbagai tahap kehamilan, dapat
disebabkan oleh banyak organisme, yang anggota kompleks TORCH, yaitu Toxoplasma
gondi , virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes. Infeksi TORCH dapat
menyebabkan 5-10% keguguran dan kelainan kongenital pada janin. Kelainan kongenital
dapat menyerang semua jaringan maupun organ tubuh termasuk sistem saraf pusat dan perifer
yang mengakibatkan gangguan penglihatan, pendengaran, sistem kardiovaskuler dan
metabolisme tubuh. [ CITATION sar19 \l 1057 ]

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana definisi dari virus TORCH?


2. Apa saja tanda dan gejala infeksi TORCH pada ibu hamil?
3. Apa penyebab infeksi TORCH pada ibu hamil apa saja?
4. Bagaimana pencegahan infeksi TORCH pada ibu hamil?

1. 3 TUJUAN
3) Untuk mengetahui definisi TORCH
4) Untuk mengetahui tanda dan gejala infeksi TORCH pada
ibu hamil
5) Untuk mengetahui penyebab infeksi TORCH pada ibu
hamil
6) Untuk mengetahui bagaimana pencegahan infeksi penyakit
torch

5
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Definisi
Infeksi TORCH merupakan beberapa infeksi yang umum dialami ibu hamil
dan akan ditularkan kepada bayi-nya antara lain:Toksoplasma, Rubela,
Cytomegalovirus dan Herpes Simplex. [ CITATION Eva16 \l 1057 ]
Infeksi TORCH adalah akronim dari beberapa penyakit yaitu toksoplasmosis,
rubella, sytomegalovirus, dan herpes simpleks yang sering menimbulkan infeksi
kongenital dalam bentuk hampir sama yaitu mikrosefali, ketulian dan kebutaan.
[ CITATION Zid17 \l 1057 ]
Kesimpulanya Infeksi TORCH (Toxoplasma, Disease, Rubella,
Cytomegalovirus dan Herpe Simplexs Virus) merupakan beberapa jenis infeksi

6
yang bisa dialami oleh wanita yang akan ataupun sedang hamil. Infeksi ini dapat
menyebabkan cacat bayi akibat adanya penularan dari ibu ke bayi pada saat hamil.

2. 2 Etiologi
Infeksi TORCH disebabkan oleh :
a.. Toksoplasmosis adalah Toksoplasmosis adalah infeksi parasit yang ditularkan oleh
kucing kista pada daging mentah dan makanan yang terkontaminasi kotoran kucing.
[ CITATION Mev17 \l 1057 ]

b. Rubella adalah virus yang ditularkan melalui infeksi tetesan (saluran pernapasan).
Atau infeksi virus yang dapat menyebabkan infeksi kronik intrauterin, mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin. Rubella disebabkan oleh virus plemorfis yang
mengandung RNA. Virus ini ditularkan melalui droplet dari ibu hamil kepada janin.

c. Cytomegalovirus atau lebih sering disebut CMV adalah herpes virus yang dapat
ditularkan dari ibu yang asimptomatik melalui plasenta ke janin atau melalui serviks
ke neonates saat dilahirkan.

d. Herpes simplex atau herpes genitalia adalah virus menular seksual,jarang tetapi
serius yang bisa tetap tidak aktif sampai orang mengalami stress atau tidak sehat.
Biasanya merupakan kondisi kronis dan kambuhan dan bisa berat bagi bayi baru lahir.
[ CITATION Vic06 \l 1057 ]

2. 3 Patofisiologi
1.) Toxoplasma
Toxoplasma gondi mempunyai 3 fase dalam hidupnya. Tiga fase ini terbagi
lagi menjadi 5 tingkat siklus : fase proliferative,stadium kista,fase
schizogoni,gematogoni, dan fase ookista. Siklus aseksual terdiri dari fase
proliferasi dan stadium kista. Fase ini dapat terjadi dalam bermacam-macam

7
inang,sedangkan siklus seksual secara spesifik hanya terdapat pada kucing.
Kucing menjadi terinfeksi setelah ia memakan mamalia,seperti tikus yang
terinfeksi. Kista dalam tubuh kucing dapat terbentuk setelah infeksi kronis yang
berhubungan dengan imunitas tubuh. Kista terbentuk intraseldan kemudian
terdapat secara bebas di dalam jaringan sebagai stadium tidak aktif dan dapat
menetap dalam jaringan tanpa menimbulkan reaksi inflamasi. Kista pada
binatang menjadi infeksius,jika termakan oleh karnivora dan toksoplasma
tersebut masuk melalui usus. Infeksi pada manusia dapat terjadi saat makan
daging yang kurang matang,sayur-sayuran yang tidak masak,makanan yang
terkontaminasi kotoran kucing melalui lalat atau serangga. Juga ada
kemungkinan terinfeksi saat menghirup udara yang terdapat ookista yang
berterbangan. Cara penularan lain yang sangat penting adalah pada jalur
maternofetal. Ibu yang mendapat infeksi akut saat kehamilannya dapat
menularkannya pada janin melalui plasenta. Imunitas maternal tampaknya
memberikan perlindungan terhadap penularan transplasental parasite tersebut.
Dengan demikian toxoplasmosis kongenital dapat terjadi jika ibu mendapatkan
infeksi tersebut selama kehamilannya.
2.) Rubella
Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan menyebabkan
peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian menyebar
keseluruh tubuh dari saluran pernafasan inilah virus akan menyerang ke
sekelilingnya. Pada infeksi rubella yang diperoleh post natal virus rubella akan
diekskresikan dari faring. Pada rubella yang kongenital saluran pernafasan dan
urin akan tetap mengekskresikan virus sampai usia 2 tahun. Hal ini perlu
diperhatikan dalam perawatan bayi dirumah sakit dan dirumah untuk mencegah
terjadinya penularan. Sesudah sembuh tubuh akan membentuk kekebalan baik
berupa antibody maupun kekebalan seluler yang akan mencegah terjadinya
infeksi ulangan.
3.) Cytomegalovirus
Masa inkubasi CMV :
a. Setelah lahir 3-12 minggu
b. Setelah transfusi 3-12 minggu
c. Setelah tansplantasi 4 minggu-4 bulan

8
d. Urin sering mengandung CMV dari beberapa bulan sampai beberapa tahun
setelah infeksi. Virus tersebut dapat tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang
tetapi masih dapat diaktifkan kembali. Hingga kini belum ada imunisasi
untuk mencegah penyakit ini.
4.) Herpes
HSV-1 menyebabkan munculnya gelombang berisi cairan yang terasa nyeri
pada mukosa mulut,wajah,dan sekitar mata HSV-2 atau herpes genital
ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebabkan vagina terlihat seperti
bercak dengan luka mungkin muncul iritasi,penurunan kesedaran yang disertai
pusing,dan kekuningan pada kulit(jaundice) dan kesulitan bernafas atau kejang.
Biasanya hilang dalam 2 minggu infeksi,infeksi pertama HSV adalah yang
paling berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4-6 hari. Gejala yang timbul
meliputi nyeri,inflamasi dan kemerahan pada kulit(eritema),dan diikuti dengan
pembentukan gelembung-gelembung yang berisi cairan bening yang
selanjutnya dapat berkembang menjadi nanah diikuti dengan pembentukan
keropeng atau kerang (scab). Setelah infeksi pertama,HSV memiliki
kemampuan unik untuk bermigrasi sampai pada syaraf sensorik tapi menuju
spinal ganglia dan berdomansi sampai diaktifasi kembali. Pengaktifan virus
yang berdomansi tersebut dapat disebabkan penurunan daya tahan
tubuh,stress,depresi,alergi pada makanan,demam,trauma pada mukosa
genital,menstruasi,kurang tidur,dan sinar ultraviolet.

TORCH

RUBELLA HERPES
TOXOPLASMA 9CYTOMEGALI

Fase sexsual Virus rubella masuk ke Virus masuk kedalam HSVbereplika


HSV1
Virus menginfeksi
Pembengkaka
tubuh.
n kelenjar
getah bening.
Tubuh ruam kemerah-
merahan.
Nyeri

Dx: Kerusakan
integritas kulit.

10
2. 4 Klasifikasi
Penularan dapat disebut penularan dari ibu ke anak. Infeksi yang dapat ditularkan
vertical dapat disebut infeksi perinatal jika ditularkan pada periode perinatal,yaitu
periode yang dimulai pada masa gestasional 22 minggu sampai 28 (dengan variasi
regional untuk definisi) dan berakhir tujuh hari penuh setelah kelahiran. Istilah
infeksi congenital dapat digunakan jika infeksi ulang ditularkan vertical itu masih
terus dialami setelah melahirkan. Contoh : beberapa infeksi yang ditularkan
vertical dimasukkan ke dalam kompleks TORCH,yang merupakan singkatan dari :
T-Toxoplasmosis/toxoplasma gondi
O-Other infection(see below)
R-Rubella
C-Cytomegalovirus
H-Herpes simplex virus 2 atau neonatal herpes simplex
Hepatitis B juga dapat digolongkan sebagai infeksi yang ditularkan vertical,tetapi
virus hepatitis B berukuran besar dan tidak dapat menembus ke plasenta,sehingga
tidak dapat menginfeksi janin kecuali ada kebocoran pada barier ibu-bayi,misalnya
pada pendarahan pada waktu melahirkan.

2. 5 Manifestasi Klinis

Tanda dan Gejala

a. Toksoplasmosis

Gejala klinik yang muncul pada ibu hamil sebagian asimtomatik,


limpadenopati disertai malaise,nyeri kepala, nyeri tenggorokan, nyeri otot, dan
kelelahan disertai demam. Sedangkan pada bayi baru lahir tampak hidrosefalus,
retardasi mental, chorioretinitis, hepatitis, pneumonia, miositis, dan

11
limpadenopati .Nyeri pada kelenjar limphe yang membesar, dapat disertai
pneumonia, polimiositis, dan miokarditis, serta limphafingitis. Jalannya penyakit
: akut atau menahun

b. Rubella

Gejala klinis infeksi virus rubella berupa pembengkakan pada kelenjar getah
benih, demam diatas 380C, mata terasa nyeri, muncul bintik-bintik diseluruh
tubuh, kulit kering, sakit pada persendian, sakit kepala, dan hilang nafsu
makan

c. Cytomegalovirus

Pada umumnya infeksi CMV tidak menimbulkan gejala, bila

menimbulkan gejala, gejalanya tidak spesifik seperti flu dan sakit


tenggorokan . Gejala klinis infeksi cytomegalovirus seperti
mononukleosis; demam, pharingitis, poliarthritis, limfadenopati

d. Herpes

Gejalanya berupa luka yang terasa nyeri atau benjolan berisi cairan disekitar
bulu kemaluan,vagina,vulva atau anus. Bisa juga terasa nyeri saat pipis. Serta
gejala virus umumnya seperti demam, rasa tidak enak badan serta sangat lelah.
Luka herpes genital bisa muncul di sekitar vagina, vulva, liang vagina atau anus,
begitu terinfeksi virus ini, virus akan menetap ditubuh dan bisa aktif berkali-kali.
Gejala awalnya bisa berupa rasa geli/gatal pada daerah yang terkena

2. 6 Komplikasi

Infeksi TORCH pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran atau cacat
kongenital (cacat fisik maupun mental).

12
a. Toksoplasmosis
Ibu hamil yang menderita toksoplasmosis dapat menularkan pada bayinya dan
sering pula terjadi keguguran kandunganya dan kelainan kongenital yang
menyerang sesua sistm saraf pusat dan perifer yang mengakibatkan gangguan
penglihatan, gangguan pendengaran, sistem kardiovaskuler.[ CITATION sar19 \l
1057 ]
b. Rubella
Rubella pada trimester pertama menimbulkan kelainan bawaan yang banyak
ialah defek pada jantung,katarak, retinitis, ketulian. Makin muda kehamilanya
waktu ibu diserang penyakit ini, makin besar kemungkinan besar anak menderita
cacad bawaan.[ CITATION Pro98 \l 1057 ]
c. Cytomegalovirus
Pengaruhnya terhadap kehamilan adalah Kelainan bawaan. Keterbelakangan
mental, tuli, mikrosefali. Penyakit janin. Hepatosplenomegali, ikterus, anemia
hemolitik dan bahkan kematian buah. [ CITATION Mev17 \l 1057 ]

d. Herpes
Pengaruh pada ibu yang terkena herpes kulit melepuh menyakitkan di dan atau di
sekitar mulut dan alat kelamin. Dan berpengaruh kematian janin dalam rahim.
[ CITATION Mev17 \l 1057 ]

2.7 Penatalaksanaan
1. Toksoplasmosis
Diobati dengan bactrim,supristol,atau kentricid selama 3-4 minggu. [ CITATION
EOs06 \l 1057 ]
2. Rubella
Tidak ada obat-obat pencegah rubella,hanya diberikan terapi simtomatitis.
Dengan penanganan: gama globulin dan vaksin rubella.
Pada wanita hamil trimester I dapat dipertimbangkan untuk dilakukan abortus
buatan. [ CITATION Pro98 \l 1057 ]
3. Cytomegalovirus

13
Belum ada pengobatan yang manjur untuk infeksi ini. [ CITATION Pro98 \l 1057 ]
4. Herpes
Kutil dapat ditangani dengan laser, diatermi,krioterapi, atau nitrogen cair.
Asiklovir dapat mempercepat penyembuhan tetapi tidak kuratif.
2.8 Pemeriksaan Penunjang.
 Pemeriksaan darah lengkap
 Pemeriksaan IgG Toxoplasma, IgG Rubella, IgG Cytomegalovirus
 Pengasingan (isolasi) dengan kultur virus
 Pemeriksaan serologik (hemaglutinasi pasif)
 Uji hemolisis radial
 Uji aglutinasi lateks
 Uji inhibisi hemaglutinasi
 Skrinning PHS (penyakit hubungan seksual)

3 Pencegahan
Memasak makanan sampai matang
Mencuci tangan sebelum makan dan setelah kontak dengan kucing/fesesnya
Mencuci sayuran/buah
Hindari mengonsumsi makanan yang tidak matang atau setengah matang
Mengonsumsi makanan bergizi
Melakukan vaksinasi
Jaga kebersihan tubuh

14
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan


menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.

1. Biodata
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi: nama, umur, agama

15
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan alamat.

2. Keluhan Utama
Keluhan yang dialami klien seperti demam mual dan muntah.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat suhu tubuh meningkat, malaise, sakit
tenggorokan, mual dan muntah, nyeri otot.

4. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pada riwayat sebelumnya kemungkinan klien sering berkontak langsung dengan


binatang, klien sering mengkonsumsi daging setengah matang, klien pernah
mendapatkan transfusi darah

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Kemungkinan adanya riwayat penyakit keluarga
6. Pola Kebiasaan
a. Pola Nutrisi
Adanya mual muntah sehingga intake nutrisi yang tidak adekuat
b. Pola Eliminasi
Terjadi perubahan pada pola eliminasi.
c. Pola Aktivitas
Aktivitas dan latihan pasien terganggu akibat penurunan intake energy
d. Kognitif dan Perseptual
Ketika mengalami masalah kesehatan yang serius pasien menangani masalah
tersebut dengan bantuan tim kesehatan
e. Persepsi Diri
Pasien diberikan pengobatan akan merasa cemas akibat kurang informasi
mengenai proses pengobatan yang berlanjut. Selain itu, gangguan juga dapat
mengakibatkan perubahan perilaku dan status, mental pasien akibat
ketidaksiapan menjalani pengobatan
f. Pola Istirahat dan Tidur

16
Akibat dari mual muntah kemudian kekurangan nutrisi dan cairan sehingga
keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah sehingga dapat menganggu
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pasien
g. Pola Hubungan dan Peran
Akibat adanya hospitalisasi dapat muncul perubahan dalam hubungan dan
peran pasien, baik dalam keluarga, lingkungan kerja dan hubungan
bermasyarakan pasien
h. Pola Reproduksi Seksual
Mual muntah dan deman yang berlebihan dapat menganggu proses reproduksi
i. Pola Penanggulangan Stress
Stress akan meningkat pada pasien ketika pasien memiliki koping yang kurang
bagus dan lingkungan yang tidak mendukung kondisi yang dialami pasien
kurang pengetahuan mengenai perawatan dapat meningkatkan stress pada
pasien
j. Pola Kepercayaan
Pasien yang nilai agamanya kurang tertanam kuat biasannya akan cenderung
menyalahkan Tuhan-nya karena telah mengalami Kehailan Dengan Infeksi
TORCH dan akan mempengaruhi kegiatan ibadahnya, selain itu, beberapa
keyakinan yang menjadi pantangan pengobatan perlu dikaji.

PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)

17
- Keadaan Umum : Lemah, gelisah, nyeri sendi
- Kesadaran : Composmetis
- Kepala dan Rambut :
a. Bentuk : Normal
b. Keluhan : Tidak ada
c. Kondisi Rambut : Rata, warna hitam,rambut bersih, tidak ada ketombe
- Mata :
a. Kelopak Mata : Normal
b. Gerakan Mata : Normal (kanan-kiri)
c. Konjungtiva : Normal (merah muda)
d. Sclera : Normal (putih)
e. Pupil : Normal (ishokor)
- Keluhan lainnya : nyeri, acites
- Hidung :
a. Reaksi alergi : tidak ada
b. Sinus : tidak ada
c. Penciuman : umumnya baik tetapi rangsangan bau dapat
merangsang mual
d. Kondisi hidung : simetris, kebersihan baik, fungsi penciuman
normal
e. Adanya keluhan lain : tidak ada
- Pendengaran : simetris, tidak ada serumen, tidak edema, fungsi
pendengaran normal
- Mulut dan Tenggorokan :
a. Kesulitan menelan : tidak
b. Adanya keluhan lain : tidak ada
c. Keadaan bicara : umumya baik, terkadang jarang berbicara karena
rangsangan mual dan flu
d. Pengecapan : umumnya baik, tetapi rangsangan pengecapan dapat
meningkatkan mual
e. Mengunyah : umumnya baik, tidak ada kelainan
f. Menelan : umumya merasa kesakitan saat menelan karena ada nya
sakit tenggorokan yang dialami oleh pasien

18
g. Mulut : mukosa pucat, bibir kering, lidah kering, aroma, gigi kurang
bersih, pengecapan baik,.
- Leher dan Dada :
a. Pembesaran tyroid : tidak ada
b. Bentuk dada : simetris
c. Sifat pernafasan : menggunakan pernafasan dada
d. Retraksi intercostae : tidak ada
e. Nyeri tekan dada : tidak ada
f. Taktil fremitus : normal tanpa ada gejala lain
g. Suara paru : sonor/resonan
h. Suara bunyi nafas : Bronchovesikuler
i. Suara tambahan : terdapat (ronkhi/wheezing)
- Jantung :
a. Bentuk dada : simetris
b. Suara jantung : redup
c. Bunyi jantung S1-S2 bunyi tunggal
- Pemeriksaan payudara :
a. Payudara membesar dan putting lebih menghitam dan membesar
b. Tidak terdapat benjolan maupun tanda negative lainnya
c. Payudara semakin memadat
- Abdomen :
a. Pembesaran perut sesuai usia kehamilan,
b. Luka bekas operasi : tidak ada
c. Abnormalitas lainnya : tidak ada
d. Abdomen : lebih membesar karena adanya janin
e. Asites : tidak ada
f. Kebersihan abdomen : baik
g. Abnormalitas massa : tidak ada
h. Pembesaran hepar : tidak ada
i. Keluhan lain : tidak ada
- Genitourinary :
a. Kelainan pada perineum/vulva : tidak ada
b. Vesika urinaria : tidak terdapat kelainan
c. Abnormalitas lainnya : tidak ada

19
d. Penyebaran pubis : merata
- Rectum :
a. Jaringan perineal : normal tidak terdapat lesi dan ulkus
b. Pada rectum tidak terdapat nodul maupun pelebaran vena pada rectum
c. diare, mual dan muntah
- Ekstremitas (integumen/musculoskeletal) :
a. Turgor kulit : menurun, suka berkeringat malam, timbulnya rasa pada
kulit
b. Warna kulit : bercak” merah
c. Akral : hangat
d. Kelembaban : menurun
e. Kesulitan dalam pergerakan : Ya
f. Kelainan lainnya : nyeri sendi, suhu tubuh meningkat
g. Keseimbangan dan koordinasi : baik dan seimbang
h. Kekuatan otot : menurun,lemas beraktivitas
i. Tonus otot : menurun karena pasien lemah

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses infeksi


2. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan tingkat metabolisme penyakit
3. Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan

C. RENCANA KEPERAWATAN

Tgl/jam Dx Tujuan/kriteria Intervensi Rasional Paraf


keperawatan hasil
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Berikan 1. menurunkan
rasa nyaman tindakan lingkungan yang reaksi stimulasi
(nyeri) keperawatan tenang sesuai dari luar atau

20
berhubungan selama 2 x 24 jam kebutuhan. sensitivitas pada
dengan diharapkan pasien 2. Tingkatkan cahaya dan
proses infeksi dapat mengurangi tirah baring, meningkatkan
rasa nyeri dengan bantulah istirahat/reaksi.
kriteria hasil : kebutuhan 2. menurunkan
1.Klien melaporkan perawatan diri gerakan yang
nyeri hilang dan yang penting dapat
terkontrol 3. Kolaborasi meningkatkan
2.Klien tampak dengan tim medis nyeri.
rileks, lainnya dalam 3. Untuk
3.Klien mampu pemberian menghilangkan
tidur/istirahat analgesic seperti rasa nyeri yang
dengan tepat. asetamenofen. berat.

2. Hipertemia Setelah dilakukan 1.Monitor tanda- 1.Sebagai


berhubungan tindakan tanda vital : suhu indikator untuk
dengan keperawatan tubuh mengetahui
peningkatan selama 2 x 24 jam 2. Ajarkan klien status hipertermi
tingkat diharapkan pasien pentingnya 2. Dalam kondisi
metabolisme dapat mempertahankan demam terjadi
penyakit mendemonstrasikan cairan yang peningkatan
ditandai suhu dalam batas adekuat evaporasi yang
dengan suhu normal dengan sedikitnya memicu
39oC, tubuh kriteria hasil : 2000ml/ hari timbulnya
menggigil 1.Kulit kemerahan untuk mencegah dehidrasi
dan hangat waktu dehidrasi 3. Menghambat
disentuh 3. Berikan pusat simpatis di
2.Peningkatan kompres dengan hipotalamus
tingkat pernapasan air biasa pada sehingga terjadi
lipatan ketiak dan vasodilatasi kulit
femur dengan
4. Anjurka klien merangsang
untuk memakai kelenjar keringat
pakaian yang untuk

21
menyerap mengurangi
keringat panas tubuh
melalui
penguapan
4. Kondisi kulit
yang mengalami
lembab memicu
timbulnya
pertumbuhan
jamur, juga akan
mengurangi
kenyamanan
klien, mencegah
timbulnya ruam
kulit.

3. Setelah dilakukan 1. Awasi 1.Makan banyak


Kekurangan tindakan pemasukan sulit untuk
volume keperawatan diet/jumlah mengatur bila
cairan b.d selama 2 x 24 jam kalori. Berikan pasien anoreksia.
tidak diharapkan pasien makan sedikit Anoreksia juga
adekuatnya dapat memenuhi dalam frekwensi paling buruk
masukan kebutuhan cairan sering dan selama siang
makanan dan tubuh dengan tawarkan makan hari, membuat
cairan kriteria hasil : pagi paling besar. maskan makanan
ditandai 1.Mempertahankan 2. Berikan yang sulit pada
dengan, diare volume sirkulasi perawatan mulut sore hari.
adekuat. sebelum makan 2.Menghilangkan
2. Tanda – tanda 3. Anjurkan rasa tak enak
vital dalam batas makan pada dapat
normal. posisi duduk meningkatkan
3.Nadi ferifer tegak. napsu makan
teraba. 4. Konsul pada 3. Menurunkan
4Haluaran urine ahli diet, rasa penuh pada

22
adekuat. dukungan tim abdomen dan
5.Membrane nutrisi untuk dapat
mukosa lembab. memberikan diet meningkatkan
6.Turgor kulit baik. sesuai kebutuhan pemasukan
pasien, dengan 4. Berguna
masukan lemak dalam program
dan protein diet untuk
sesuai toleransi. memenuhi
kebutuhan nutrisi
individu.

23
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Infeksi TORCH selama kehamilan dapat menyebabkan cacat bayi


sampai kematian pada janin akibat adanya penularan dari ibu ke bayi pada saat
hamil. Infeksi yang dapat ditularkan vertical dapat disebut infeksi perinatal
jika ditularkan pada periode perinatal,yaitu periode yang dimulai pada masa
gestasional 22 minggu sampai 28 (dengan variasi regional untuk definisi) dan
berakhir tujuh hari penuh setelah kelahiran. Istilah infeksi congenital dapat
digunakan jika infeksi ulang ditularkan vertical itu masih terus dialami setelah
melahirkan.

4.2 Saran
Disarankan pada ibu hamil selalu menjaga kesehatan pada dirinya.
Karena sumber utama kesehatan janin ada dalam kesehatan ibu. Serta ibu
harus menjaga kebersihan diri agar kuman,virus tidak sampai masuk ke tubuh
ibu sehingga janin tidak sampai terinfeksi. Ibu juga harus banyak
mengkonsumsi vitamin agar tetap sehat pada masa kehamilan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Chapman, V. (2006). Asuhan Kebidanan: Persalinan dan kelahiran. Jakarta: EGC.

E.Oswari. (2006). Penyakit dan Penanggulanganya. Jakarta: Gaya Baru.

Evaliata Br Sembiring, E. R. (2016). Aplikasi Diagnosa Infeksi TORCH Pada Kehamilan.


Jurnal Integrasi , 2.

Ginekologi, B. O. (1984). Obstetri Patologi. Bandung: Elstral Offset.

Mevrouw B.S.H.C. Bosman, k. v. (2017). Leerboek obstetrie en gynaecologie


verpleegkunde. Houten: Bohn Stafleu van Loghum.

Prof.Dr.Rustam Mochtar, M. (1998). Sinopsis Obstetri Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

sari, R. D. (2019). Kehamilan Dengan Infeksi TORCH.

Zida Maulina Aini, J. S. (2017). Hubungan Infeksi Torch Pada Kehamilan Dengan Kejadian
Kelainan.

25
Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Masalah Kehamilan Dengan Infeksi
TORCH.

A. Format Pengkajian
Data Subyektif
Tanggal Pengajian : 19 Februari
2020
Jam Pengkajian : 08. 00 WIB
1. Biodata :
Pasien
Penanggung Jawab
Nama : NY. A
Nama : NY. X
Umur : 30 tahun
Umur : 50 tahun
Agama : islam
Agama
: Islam
Pendidikan : Sarjana
Pendidikan : sarjana
Pekerjaan : belum bekerja Pekerjaan
: PNS
Status pernikahan : sudah menikah Status
: sudah menikah
Alamat : mojokerto
Alamat : Mojokerto
Diagnosa medis:
Hub. Dg px : Ibu
No. RM : 1910
Tgl. Masuk :

26
2. Keluhan utama
Pasien lemas,gelisah, dan nyeri.
3. Riwayat kesehatan

Riwayat Kesehatan Saat Ini.


NY. A 30 tahun, dirawat di rumah sakit Bina Sehat Mojokerto diruang
penyakit dalam dengan diagnosis Kehamilan Dengan Infeksi TORCH.
Pasien mengeluh mual, pusing, sakit kepala,tenggorokan
sakit,flu,batuk, dan lemas dan nyeri sendi kulit terasa hangat. Sudah
tiga hari ini pasien sulit tidur nyenyak dan selalu merasa mudah lelah.
Saat dijumpai perawat dan keluarga, wajah pasien tampak layu, tubuh
pasien lemas, kulit merah, dan terbaring diatas tempat tidur, bicara
tidak semangat, serta berulang kali flu dan batuk. Pada riwayat
sebelumnya kemungkinan klien sering berkontak langsung dengan
binatang, klien sering mengkonsumsi daging setengah matang, klien
pernah mendapatkan transfusi darah.TD 120/80 mmHg, nadi
98x/menit, pernafasan19x/mnt dan suhu 39oC, akral hangat, bercak
merah, dan mukosa bibir kering. Pasien belum di izinkan turun dari
tempat tidur karena pasien masih lemas.

4. Pola pemenuhan kebutuhan dasar


a. Pola oksigenasi
Sebelum sakit : RR normal (16-24)
Saat dikaji : 19x/mnt
b. Pola nutrisi
Sebelum sakit : : pasien makan nasi, sayur, lauk pauk 3x sehari,dan
sering memakan daging setengah matang.

Saat dikaji : Pasien makan 3x sehari dengan bubur halus namun


hanya menghabiskan setengah porsi yang diberikan

c.Pola eliminasi

BAK

27
Sebelum sakit :BAK lancar 4x sehari
Saat dikaji :BAK tidak lancar 2x sehari, karena pasien terpasang
alat bantu kateter
BAB
Sebelum sakit :BAB lancar 1x sehari,
Saat dikaji : Diare dan mual muntah

d.Pola aktivitas

Sebelum sakit :pasien dapat beraktivitas


Saat dikaji :pasien hanya berbaring ditempat tidur, untuk mobilisasi
dibantu oleh perawat atau keluarga karena penyakit
yang diderita dapat mempengaruhi bagi janin

e.Pola istirahat

Sebelum sakit :pasien tidur sedikit teratur 5-6jam. Dari pukul 21.00-
02.00
Saat dikaji :pasien mengatakan sulit tidur dengan nyeyak kurang
dari 4-5 jam. Dan sering terbangun di sekitar pukul
23.00 dan 02.00

f.Pola suhu
Sebelum sakit :normal 37oC
Saat dikaji :39oC

g.Pola spiritual

Sebelum sakit :pasien dapat menjalankan sholat dengan baik


Saat dikaji :pasen hanya bisa menjalankan sholat diatas tempat
tidur dengan tata cara tertentu

28
h.Kebutuhan komunikasi

Sebelum sakit :pasien dapat berkomunikasi dengan baik


Saat dikaji :pasien sulit
berkomunikasi dengan baik
Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum :lemah, gelisah,
nyeri sendi.
Kesadaran :composmentis
TD : TD 120/80
N
: 98x/menit
S
: 39oC
R
: 19x/mnt
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : rambut kusam, kulit kepala kering, tidak ada lesi, tidak ada
perdarahan, bentuk kepala mosochepal
Mata : konjungtiva anemis/pucat, sclera putih, tidak ada
odema,kelopak mata terdapat lingkar hitam dibawah mata,
reflek pupil baik, pupil isokor. .nyeri, acites.
Hidung :simetris, tidak ada polip, penciuman baik, fungsi pembawa
normal
Telinga :bentuk simetris, fungsi pendengaran baik
Mulut :tidak ada nyeri gigi, tidak ada peradangan gusi, lidah kotor,
bibir lembab, mukosa bibir kering.
Leher :tidak ada distensi vena jogularis dan distensi kelenjar tiroid
tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid, dan
tidak ada tumor
Dada : Inspeksi=bentuk simetris

29
Auskultasi=bunyi jantung normal terdapat kontraksi inspirasi
Perkusi=tidak
ada nyeri tekan

Palpasi=terdengar bunyi hipersonor (paru)


Paruh :suara nafas bronchvesikuler
Jantung :denyut jantung teraba, irama denyut teratur, tidak ada
pembengkakan jantung, terdengar bunyi jantung II
Abdomen :
a. Pembesaran perut sesuai usia kehamilan,
b. Luka bekas operasi : tidak ada
c. Abnormalitas lainnya : tidak ada
d. Abdomen : lebih membesar karena adanya janin
e. Asites : tidak ada
f. Kebersihan abdomen : baik
g. Abnormalitas massa : tidak ada
h. Pembesaran hepar : tidak ada
Keluhan lain : tidak ada
Integument : warna kulit pucat, suka berkeringat malam, suhu tubuh meningkat,
timbulnya rasa pada kulit
Genetalia : tidak ada kelainan,
Eksteremitas :
Atas : akral hangat dan bercak merah tangan kanan
terpasang infus RL 16.tpm, fungsi fisiologis berfungsi
normal
Bawah : fisiologis eksteremitas berfungsi normal

Analis data

Nama Pasien : Ny. A

Ruang : Penyakit dalam

No Registrasi :1910

30
Data Etiologi Masalah Paraf
No/Tgl
1. Ds: Paasien 1.Disebabkan oleh Hipertermi
mengatakan nyeri bakteri
sendi,suhu badan 2Masuk kesaluran
meningkat cerna melalui
Do: Pasien makanan/minuman
terdiagnosa medis 3.Peradangan pada
Kehamilan saluran cerna
Dengan Infeksi 4.zat pirogen
TORCH, wajah beredar dalam
pasien tampak darah
layu,lemas, tidak 5.Marangsang
bersemangat hipotalamus
berbicara, kulit 6.Merespon dengan
merah, dan pasien meningkatkan suhu
mudah lelah, suhu tubuh
39oC.
2. Ds: Pasien 1.Karena Hipovolemia
mengatakan mual kehilangan cairan
muntah, dan diare yang abnormal
Do: Pasien tanpak melalui: kulit,
layu atau tidak gastrointestinal,
bersemangat saat ginjal abnormal,dll
dijumpai 2.Ketidak
perawat,merasa nyamanan tubuh
mudah lelah,dan pasien
terbaring di tempat 3.Asupan nutrisi
tidur. yang kurang
4.Perubahan pola
aktivitas

3. Ds: Pasien 1.efek samping dari Gangguan Rasa


mengeluh, nyeri penyakit torch Nyaman

31
sendi, sakit kepala, 2.perubahan dari
sakit tenggorokan, sebelum sakit
flu, dan sulit untuk 3.kekuatan nyeri
tidur nyenyak yang menekan
Do: pasien tampak 4.perubahan pola
lemas, gelisah aktivitas
bicara tidak
semangat, wajah
tampak layu,
mukosa bibir
kering, suhu :
39oC

B. Diagnosa Keperawatan

Hipertemia berhubungan dengan peningkatan tingkat metabolisme penyakit


ditandai dengan kulit merah, suhu 39oC diatas nilai normal, tubuh menggigil

C. Rencana Asuhan Keperawatan

Nama Pasien : Ny. A

Ruang : Penyakit Dalam

No Registrasi : 1910

Tgl Dx Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional


keperawatan
19/02/2020 -Hipertemia Setelah dilakukan 1.Monitor tanda- 1.Sebagai
berhubungan tindakan tanda vital : suhu indikator untuk
dengan keperawatan tubuh mengetahui
peningkatan selama 2 x 24 jam 2. Ajarkan klien status hipertermi
tingkat diharapkan pasien pentingnya 2. Dalam kondisi
metabolisme dapat mempertahankan demam terjadi
penyakit mendemonstrasikan cairan yang peningkatan

32
ditandai suhu dalam batas adekuat sedikitnya evaporasi yang
dengan kulit normal dengan 2000ml/ hari untuk memicu
merah, suhu kriteria hasil : mencegah timbulnya
39oC diatas 1.Kulit kemerahan dehidrasi dehidrasi
nilai normal, dan hangat waktu 3. Berikan kompres 3. Menghambat
tubuh disentuh dengan air biasa pusat simpatis di
menggigil 2.Peningkatan pada lipatan ketiak hipotalamus
tingkat pernapasan dan femur sehingga terjadi
3.Status 4. Anjurka klien vasodilatasi kulit
kenyamanan untuk memakai dengan
4.Status nutrisi pakaian yang merangsang
5.Status cairan menyerap keringat kelenjar keringat
5.Berikan asupan untuk
nutrisi yang cukup mengurangi
6.Manajemen panas tubuh
cairan melalui
7.Kolaborasi penguapan
dengan tim medis 4. Kondisi kulit
yang mengalami
lembab memicu
timbulnya
pertumbuhan
jamur, juga akan
mengurangi
kenyamanan
klien, mencegah
timbulnya ruam
kulit.
5.Pasien sudah
mampu
mencukupi
nutrisi dengan
baik
6.pasien dan
33
keluarga sudah
mampu
pemantauan
cairan sendiri
7.untu pemberian
obat dengan tepat

D. .Implementasi

Nama Pasien : Ny. A

Ruang : Penyakit dalam

No Registrasi : 1910

Dx Tgl/waktu Tindakan Paraf


keperawatan
Hipertemia 19/02/2020 1.Memonitor tanda-tanda vital : suhu tubuh
berhubungan 20.15 2. Mengajarkan klien pentingnya
dengan mempertahankan cairan yang adekuat
peningkatan sedikitnya 2000ml/ hari untuk mencegah
tingkat dehidrasi
metabolisme 20/02/2020
penyakit 09.05 3. Memberikan kompres dengan air biasa pada
ditandai lipatan ketiak dan femur
dengan kulit 4. Menganjurka klien untuk memakai pakaian
merah, suhu yang menyerap keringat
39oC diatas 21/02/2020
nilai normal, 16.35 5.Memberikan asupan nutrisi yang cukup
tubuh 6.Memanajemen cairan
menggigil 7.melakukan kolaborasi dengan tim medis

34
E. Catatan Perkembangan/Evaluasi

Dx Tgl/waktu Evaluasi Paraf


keperawatan
Hipertemia 19/02/202 S : -ibu klien mengatakan anaknya masih
berhubungan 0 demam
dengan 20.15 -ibu klien mengatakan anaknya muntah 3
peningkatan kali
tingkat -ibu klien mengatakan nafsu makan
metabolisme menurun
penyakit O :- Klien tampak terbaring lemas ditempat
ditandai tidur
dengan kulit -TD:120/80 mmHg N : 98x/menit
merah, suhu - S : 39oC R : 19x/mnt
39oC diatas -Klien tampak lemas
nilai normal, A : -Masalah belum teratasi
tubuh P ; -Intervensi dilanjutkan
menggigil a. Memberikan kompres dengan air biasa
pada lipatan ketiak dan femur
b.Memberikan asupan nutrisi yang cukup
c.Melakukan kolaborasi dengan tim medis
20/02/202
0
09.05 S : ibu mengatakan anaknya masih demam,
nafsu makan sedikit bertambah yang
awalnya 2-3 sendok makan sekarang menjadi
6-8 sendok makan, nyeri sendi sedikit
berkurang, dan nyeri perut sedikit berkurang
O : -TD : 110/70 mmHg N : 80x/menit
-S : 38oC R : 18x/mnt
-Skala nyeri = 2
-Mukosa bibir agak lembab
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjudkan

35
a.memajajemen cairan
b. Menganjurka klien untuk memakai
pakaian yang menyerap keringat
c.berkolaborasi pemberian medikasi

21/02/202
0 S : Pasien mengatakan sudah cukup membaik
16.35 sudah tidak demam lagi, nafsu makan sudah
meningkat, nyeri perut sudah berkurang, nyeri
sendi teratasi.
O : -TD : 120/70mmHg N : 85x/menit
-S : 36oC R : 20x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Intervensi Pertahankan

36

Anda mungkin juga menyukai