Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Implementasi Marketing Intellegence dan Bauran

Pemasaran terhadap keputusan pembelian


Ahmad Johan1)
1)
Islamic University of Indonesia

Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menguji pengaruh Marketing Intelijen terhadap Keputusan
Pembelian (2) menguji pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian, dan (3) menguji
pengaruh Marketing Intelijen dan Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian pada Quina Batik
Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah
seluruh konsumen Quina Batik selama tahun 2018 dengan sampel sebanyak 90 orang. Menggunakan
teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi
linier berganda. Hasil uji F (serempak) menunjukkan bahwa variabel Marketing Intelijen dan Bauran
Pemasaran berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada konsumen Quina Batik
Yogyakarta. Nilai Adjusted R2 sebesar 0,763 menunjukkan bahwa kemampuan Marketing Intelijen dan
Bauran Pemasaran mempengaruhi Keputusan Pembelian sebesar 76,3% dan sisanya sebesar 23,7%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Keywords: (Marketing Intelligence, Bauran pemasaran, Keputusan pembelian, UKM).

Introduction
Perubahan signifikan yang terjadi di lingkungan bisnis saat ini semakin tidak menentu.
Kemajuan teknologi informasi dan meningkatnya jumlah UKM pedagang di kawasan
Malioboro Yogyakarta khususnya penjual Batik (Data Dinas Pemkot Yogyakarta 2018)
menyebabkan persaingan semakin kompetitif. Terlihat dari jumlah pedagang sisi Timur
dan Sisi Barat secara keseluruhan berjumlah 916 pedagang ( terdiri dari pedagang batik
dan non batik misal aksesoris khas Jogja), yang terbagi menjadi 26 kelompok, dari 916
pedagang di Malioboro Yogyakarta ada 50 persen data yaitu menjual Batik. Jumlah
rata- rata keseluruhan adalah sekitar 458 pedagang batik masing-masing di sisi Timur
jalan dan sisi barat di kawasan Malioboro Yogyakarta. UKM di kawasan Malioboro ini
bernaung dibawah Paguyuban Koperasi Tridarma Yogyakarta yang dilindungi langsung
oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.

Dengan meningkatnya persaingan usaha yang sangat kompetitif tentu saja berdampak
pada keputusan pembelian konsumen, serta jumlah permintaan pelanggan yang tidak
bisa diprediksi memaksa bagi pemilik bisnis untuk memikirkan kembali strategi dan
proses pemasaran mereka. Strategi pemasaran merupakan kunci dalam pertumbuhan
bisnis kewirausahaan yang berkelanjutan (Faryabi, 2013).

Strategi pemasaran itu sendiri menjadi suatu istilah popular pada tahun 1970, dan pada
tahun 1980 bisnis mulai menyadari bahwa setiap pemilik bisnis membutuhkan
informasi yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan (Folsom, 2007). Konsep

[Type here]
intelijen merupakan bagian dari salah satu strategi bisnis yang dihadirkan untuk
meningkatkan kemampuan kognitif (McDowell, 2009).

Kecerdasan dalam pemasaran (Marketing intelligence) merupakan alat dalam


menangani ketidaktahuan manajer dalam perubahan lingkungan yang kompetiif
serta untuk mengurangi dan meminimalkan setiap ancaman pada bisnis (Johns & Doren,
2010). Terlepas dari hal ini, marketing intelijen juga bermanfaat bagi manajer atau
pemilik bisnis untuk menjawab bagaimana mengetahui bisnis yang sedang trend dalam
persaingan yang begitu tinggi (Lackman, 2006).

Dalam konsep pemasaran, menyatakan bahwa organisasi akan berhasil apabila ia


konsisten dalam mengatasi kebutuhan pelanggan sehingga ia lebih baik daripada
pesaingnya (Walker & Mullins, 2008). merupakan alat yang dapat membantu
organisasi untuk bisa memberikan informasi untuk meningkatkan kemampuan
kompetitif organisasi, serta dapat membantu memahami konsumen, pesaing dan
produk.

Terlepas dari kemampuan marketing intelijen, perusahaan juga harus menyediakan


bauran pemasaran yang tentunya diperbaharui (Margarita, 2016). Bauran pemasaran
(marketing mix) ini mencakup product, promotion, price, dan place guna untuk
menghasilkan pencapaian target pasar. Kotler (2013) menyebutkan bauran pemasaran
merupakan solusi untuk mencapai tujuan dari perusahaan.
Dengan meningkatnya persaingan usaha yang sangat kompetitif serta permintaan
konsumen yang tidak bisa diprediksi, memaksa pada pelaku UKM untuk memikirkan
kembali strategi dan proses pemasaran mereka. Penelitian ini akan mengkaji
sejauhmana pengaruh Implementasi Marketing Intelijen dan Bauran Pemasaran
terhadap keputusan pembelian konsumen pada Quinna Batik yang sejauh ini telah
mengalami penurunan omset penjualan selam tiga tahun terakhir

Tabel 1.1 Data Penjualan Quinna Batik 2016-2018

Sumber : Data keuangan Quinna Batik.

Berdasarkan uraian ini, permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : (1)
Apakah marketing intelijen beserta dimensinya berpengaruh terhadap keputusan

[Type here]
pembelian konsumen ? (2) Apakah bauran pemasaran yang terdiri dari 4P (product,
price, place, promotion) mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

1. Literature Review
Marketing Intelligence
Marketing intelijen merupakan sebuah strategi yang dapat dilakukan oleh semua
perusahaan untuk memperoleh informasi dengan pengumpulan data dan analisis pasar
yang sesuai dengan keadaan pasar saat ini. Informasi yang diperoleh ini akan diolah
dalam sistem informasi marketing sehingga menghasilkan suatu keputusan strategis.
Pencarian informasi ini di istilahkan oleh Mcdowell (2009) sebagai aktifitas intelijen,
awalnya aktifitas intelijen ini diterapkan oleh militer untuk mencari informasi terkait
lawan atau musuh, bahkan dilakukan sebagai pemecah masalah dalam suatu badan atau
lembaga.

Untuk menghasilkan sebuah informasi baik itu terkait varian produk, kualitas produk,
harga produk, distribusi, promosi dan pesaing marketing intelijen merupakan alat yang
bisa di gunakan oleh manajer dalam pengambilan keputusan bisnis. Aktifitas yang
dilakukan dalam marketing intelijen yaitu dengan mencari informasi sehari- hari yang
relevan, dan dikumpulkan secara khusus untuk tujuan yang akurat serta ketepatan dalam
pengambilan keputusan.

Marketing intelijen (Mi) tentulah memerlukan kecerdasan untuk mengumpulkan


informasi sehingga informasi tersebut akan menjadi bahan untuk manajer tentang apa
yang di butuhkan, hingga pada akhirnya kasus-kasus dilapangan dapat ditangani dengan
baik (Benjamin, 2009). Menurut Mcdowell (2009) marketing intelijen sangat penting
bagi organiasasi dalam riset pemasaran, karena jika tanpa melakukan marketing
intelijen perusahaan seolah-olah memasarkan produk dalam kegelapan.

Bebrapa banyak perusahaan yang mengalami kegagalan dalam memasarkan produk


karena kurangnya informasi yang menyentuh bagian yang paling mendasar, yaitu
informasi terkait dengan trend produk, perilaku konsumen, dan juga kegiatan yang di
lakukan oleh para pesaingnya (McDowell, 2009). Namun terlepas dari keuntungannya,
marketing intelijenpun memiliki kendala yang sangat krusial dalam hal sdm. Sebab
aktivitas ini pada kenyataannya adalah bagian dari staff penjualan dan marketing yang
bertujuan untuk mencegah ketidakmampuan perusahaan terhadap perubahan lingkungan
serta untuk mengurangi dan meminimalkan resiko dalam pengambilan keputusan
perusahaan (John & Van Doren, 2010).

Konsep MI

[Type here]
Konsep Marketing Intelijen merupakan konsep berdasarkan informasi pemasaran yang
dianggap sebagai upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan kognitif dari
proses perumusan strategi. Informasi pemasaran itu sendiri berupa pengumpulan
sistematis dan analisis informasi yang tersedia untuk umum tentang konsumen, pesaing,
dan perkembangan pasar (Kotler & Armstrong, 2013). Igbaekemen (2014) mencatat
bahwa perusahaan yang sukses harus mengambil pandangan dari luar dalam bisnis
mereka. Sebenarnya, dalam lingkungan pasar dimana bisnis beroperasi terdapat suatu
peluang yang dimana jika manajer menggali informasi tersebut akan menguntungkan
bagi bisnisnya. Konsep dalam penggunaan marketing intelijen, merupakan
pemahaman penting untuk terus memantau dan beradaptasi dengan lingkungan
bisnis.

Bagi perusahaan yang gagal dalam memahami lingkungan, resikonya ia akan sangat
jauh tertinggal oleh pesaingnya. Igbaekemen (2014) menambahkan beberapa fakta telah
meningkatkan kebutuhan akan marketing intelijen karena perusahaan memerlukan
informasi yang menjadi cakupan Nasional dan Internasional, maka perusahaan
memerlukan banyak informasi tentang pasar yang lebih besar, lebih jauh seiring
dengan peningkatan pendapatan dan pembeli menjadi selektif. Oleh karena itu,
marketing intelijen sangat di perlukan dalam strategi karena kualitas informasi
pemasaran mempengaruhi keefektifan pengambilan keputusan.

Marketing intelijen seperti yang dijelaskan Igbaekemen (2014), merupakan


pengetahuan manajer terhadap situasi bisnis yang dapat membantu perusahaan dalam
menyiapkan rencana pemasarannya. Namun terlepas dari pemahaman lingkungan
eksternal, catatan internal terkait informasi tentang system operasi perusahaan, data
penjualan, kopetensi inti, dan strategi lainnya yang mencakup kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancamannyapun sangat penting untuk kemajuan perusahaan pada masa
yang akan datang.
Gambar 2.1 Dimensi Marketing Intelligence

Sumber : Igbaekemen (2014)

[Type here]
Catatan Internal
Catatan internal (Internal Records) adalah aspek dalam Marketing Intelijen yang
menangani informasi tentang sistem operasi perusahaan, data penjualan, kopetensi inti,
dan strategi lainnya yang mencakup kekuatan, peluang, dan ancaman. Bisa juga di
artikan sebagai data yang dikumpulkan dan disimpan dalam database yang berkaitan
dengan data pemasaran sehari-hari. Informasi berdasarkan data eksternal dan internal
bertujuan untuk membuat pemasaran lebih efisien. Informasi dengan cara sebelumnya
di rasa sudah tidak efisien tetapi dengan marketing intelijen perusahaan akan
mudah mencari informasi dan mengidentifikasikan pelanggan yang cenderung membeli
produk dan upaya memilih dan mengarahkan dimana pasar yang tepat.
Menurut Igbaekemen (2014), inilah tujuan dari marketing intelijen yang dalam hal
ini membantu dalam perencanaan untuk meminimalkan resiko dan ketidakpastian
masa depan.

Data penjualan
Data penjualan berfungsi sebagai panduan perusahaan dalam mengidentifikasikan
kelemahan di beberapa bagian pemasaran yang mana perlu dilakukan penyesuaian.
Di pasar yang tersegmentasi, perusahaan perlu memahami informasi penjualan setiap
harinya untuk meningkatkan penjualan di atas pesaing di pasar. Dasar dalam marketing
intelligence adalah memahami informasi faktor internal sebelum eksternal. Informasi
internal merupakan salah satu untuk memahami kekuatan perusahaan sebelum
persaingan dimulai (Thietart, 1981).

Peluang pasar
Peluang merupakan hasil dari suatu informasi yang telah diterima oleh perusahaan yang
berkaitan dengan produk dan situasi pasar (Nwokah & Onduku, 2009). Memperluas
segmentasi pasar merupakan bagian dari marketing intelijen dengan memanfaatkan
informasi lingkungan saat ini.

Resiko kompetitif
Resiko kompetitif merupakan salah satu komponen dari marketing intelijen yang
mempunyai strategi yang dimainkan dari waktu ke waktu dalam konteks pasar
atau pasar persaingan yang meluas bahkan melampaui pesaing. Perubahan dalam
lingkungan pasar ini di picu oleh perubahan selera pelanggan, saluran distribusi,
pemasok, dan lain-lain (Fahey & Randall, 1994). Dalam studi Fahey & Randall (1994)
mengajukan tiga pertanyaan terkait resiko kompetitif yang harus dijawab oleh pihak
marketing; (1) resiko kompetitif apa yang menjadi kenala dalam perumusan straegi? (2)
resiko kompetitif apa yang mungkin dihadapi oleh perusahaan di masa yang akan
datang? (3) bagaimana cara perusahaan dalam mengelola resiko?.Ketiga pertanyaan ini
akan memperluas persepsi perusahaan dalam tren kompetitif, pola, diskonuitas, dan
bagaimana cara perusahaan dalam merumuskan stategi (Poter, 1988).

[Type here]
Ancaman Pesaing
Dalam bisnis yang kompetitif perusahaan yang memimpin adalah perusahaan yang
memperhatikan perubahan harga, pengenalan produk, cakupan distribusi, dan
pengeluaran promosi. Pemimpin pasar menggunakan strategi pertahanan untuk
mempertahankan posisi perusahaan dan mencegah pengikut atau penantang.
Pemimpin pasar adalah perusahaan yang mampu untuk menentukan harga dan
aktivitas pasar lainnya, sementara penantang pasar adalah perusahaan kedua dalam
industri/ bisnis yang berjuang keras untuk meningkatkan pangsa pasar karena
pasar yang lebih baik adalah perusahaan di industri yang melayani segmen kecil
yang lain.

Bauran Pemasaran
Dalam pemasaran terdapat strategi pemasaran yang disebut bauran pemasaran
(marketing mix) yang memiliki peranan penting dalam mempengaruhi konsumen agar
dapat membeli suatu produk yang di tawarkan oleh perusahaan. Elemen- elemen
bauaran pemasarn terdiri dari semua variabel yang dapat dikontrol perusahaan
untuk dapat memuaskan semua konsumennya. Menurut Alma (2007) marketing
mix merupakan strategi mencampur kegiatan- kegiatan marketing agar dicari
kombinasi yang maksimal sehingga mendatangkan hasil yang paling memuaskan.
Sedangkan Zeithaml & Bitner (2008) mengatakan bahwa bauran pemasaran adalah
elemen- elemen organisasi perusahaan yang dapat di kontrol oleh perusahaan dalam
melakukan komunikasi dengan konsumen.

Dan menurut Kotler & Armstrong (2012) bauran pemasaran adalah alat pemasaran
yang baik yaitu seperangkat produk, harga, promosi, dan distribusi yang
dikombinasi untuk menghasilkan respon yang di inginkan dalam target pasar.
Dalam bauaran pemasaran terdapat alat pemasaran yang dikenal dengan nama 4P yaitu ;
product (produk), price (harga), promotion (promosi), dan place (tempat atau saluran
distribusi)

H1. Marketing Intelligence berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

[Type here]
H2. Bauran pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.
H3. Marketing intelijen dan bauran pemasaran berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian

Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang berkarakter probablistik
menggunakan analisis regresi berganda. Metode yang digunakan untuk menganalisis data
adalah regresi linier berganda dengan serangkaian uji instrumen dan uji hipotesis. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 90 orang atau sekitar 12% dari seluruh total pelanggan Quinna
Batik, dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan di ukur. Uji signifikan dilakukan dengan dengan membandingkan nilai (r)
hitung dengan (r) tabel. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
marketing intelijen (X1), bauran pemasaran (X2) terhadap keputusan pembelian (Y).

SPSS digunakan untuk mengukur reabilitas dengan uji statistik cronbach alpha dengn
nilai >0,6. Sedangkan analisis linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
marketing intelijen dan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian.
Y=a+b1.x1+b2.x2
Y= keputusan pembelian
a= konstanta
b= koefisien regresi
x1= marketing intelijen
x2= bauran pemasaran

Uji t dilakukan untuk melihat signifikasi dari pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.

bt= koefisien regresi masing-masing vriabel dependen


sbt= standar deviasi

kriteria pengujian: Ho akan diterima jika sehingga jika Ho diterima


berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas tidak signifikan,
begitupula sebaliknya.

Hasil dan Pembahasan Hasil dari olah kuesioner menunjukkan kecenderungan


responden dalam mengisi setiap item pernyataan, sehingga dikelompokkan ke dalam
variable marketing intelijen, bauran pemasaran dan keputusan pembelian:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Marketing Intelligence (X1)

[Type here]
Sumber : Data primer diolah (2019)

Tabel diatas menunjukkan tanggapan responden atas variabel marketing intelijen


sebagian besar menyatakan setuju yaitu 53,6% dan sangat setuju sebesar 39,9%
sedangkan responden yang menjawab netral sebesar 5,8% dan tidak setuju sebesar
0,36%. Kondisi ini menunjukkan bahwa, bagi responden, Quinna batik mempunyai
produk yang berkualitas dibanding produk pesaing dan peluang pasar yang lebih luas.

Tabel 4.2 Statistik deskriptif variabel bauran pemasaran (X2)

Sumber : Data primer diolah (2019)

Dari tabel 4.3 di atas dan setelah dilakukan perhitungan secara rata-rata menunjukkan
bahwa tanggapan responden sebagian besar menyatakan setuju sebesar 50,5% dan sangat
setuju sebesar 43,5%, sedangkan sebagian responden menyatakan netral sebesar 5,88% dan
tidak setuju sebesar 0%.. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi Bauran Pemasaran di
perusahaan sudah bagus. Dari kesimpulan tersebut dapat dipastikan bahwa produk dari Quina
Batik diminati konsumen, harga yang ditawarkan sudah sesuai dan kompetitif, akses
menuju Quina Batik yang mudah dijangkau, dan promosi yang senantiasa mudah diingat
sehingga pemasaran menjadi efektif.
[Type here]
Tabel 4.3. Statistik deskriptif variabel keputusan pembelian (Y)

Sumber : Data primer diolah (2019)

Dari tabel 4.3 di atas dan setelah dilakukan perhitungan secara rata-rata
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu 54,1% dan
sangat setuju sebesar 38,5% sedangkan sebagian responden menyatakan tidak setuju
sebesar 0% dan netral sebesar 7,1%. Dari data diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa keputusan pembelian pada Quina Batik dapat terjadi karena konsumen
memang merasakan sebuah kebutuhan, kemudahan dalam memilih produk, variasi
produk yang beragam, dan sistem pembayaran yang mudah, dan itu semua ada di
Quina Batik.
Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Linier berganda

Konstanta = 0,198. Nilai konstanta sebesar 0,198. Artinya jika Marketing Intelijen (X1) dan
Bauran Pemasaran (X2) nilainya adalah 0, maka Keputusan Pembelian (Y) nilainya adalah
0,198. Marketing Intelijen = 0,236. Merupakan nilai koefisiensi regresi variabel Marketing
Intelijen terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian). Artinya jika variabel
independen lainnya tetap (konstan) dan Marketing Intelijen mengalami kenaikan satu
satuan, maka Keputusan Pembelian akan mengalami peningkatan sebesar 0,236 atau
23,6%. Koefisien bernilai positif artinya antara Marketing Intelijen dan Keputusan
Pembelian memiliki hubungan positif. Bauran Pemasaran = 0,533. Merupakan nilai

[Type here]
koefisiensi regresi variabel Bauran Pemasaran terhadap variabel Keputusan Pembelian.
Artinya jika variabel independen lainnya tetap (konstan) dan Bauran Pemasaran
mengalami kenaikan satu satuan, maka Keputusan Pembelian akan mengalami peningkatan.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Bauran Pemasaran dengan
Keputusan Pembelian,
Tabel 4.5 Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Keputusan Pembelian mampu


dijelaskan oleh variabel Marketing Intelijen dan Bauran Pemasaran sebesar 0,763 atau
76,3%.Sedangkan sisanya 23,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
Tabel 4.6 Hasil Uji T

Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai signifikansi (Sig.) variabel Marketing Intelijen
(X1) adalah sebesar 0,039. Karena nilai sig. 0,039< probabilitas 0,05, dan diketahui nilai
t tabel 1,987, sedangkan nilai t hitung variabel Marketing Intelijen sebesar 2,094. karena
nilai t hitung 2,094 > t tabel 1,987, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis
pertama diterima. ignifikansi (Sig.) variabel Bauran Pemasaran (X2) adalah sebesar 0,000.
Karena nilai sig. 0,000< probabilitas 0,05, dan diketahui nilai t tabel 1,987, sedangkan
nilai t hitung variabel Bauran Pemasaran sebesar 10,190, sehingga dapat disimpulkan
bahwa H2 atau hipotesis kedua diterima. Artinya ada pengaruh Bauran Pemasaran (X2)
terhadap Keputusan Pembelian (Y). Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Erina Setyani (2015) yang menyatakan bahwa Bauran Pemasaran mempunyai
pengaruhterhadap Keputusan Pembelian. Dari pemaparan hasil penelitian sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa hasil dari penelitian yang dilakukan di Quina Batik ini sejalan dengan
penelitian tersebut. Yang berarti bauran pemasaran mempengaruhi tingkat keputusan
konsumen untuk melakukan pembelian di Quina Batik. Kenaikan tingkat Bauran
Pemasaran yangakan menyebabkan kenaikan pada tingkat Keputusan Pembelian.

Tabel 4.7 Hasil Uji F Anova

[Type here]
Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai signifikansi (Sig.)adalah sebesar 0,000. Karena nilai
sig. 0,000 < probabilitas 0,05, dan diketahui nilai F tabel 3,10, sedangkan nilai F hitung
sebesar 144,038. karena nilai F hitung 144,038 > t tabel 3,10, sehingga dapat disimpulkan
bahwahipotesisditerima.Artinyaada pengaruh secara simultan Marketing Intelijen (X1) dan
Bauran Pemasaran (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y).
Kesimpulan
Dari hasil analisis Uji F (pengujian secara simultan) dapat diketahui bahwa variabel marketing
intelijen dan bauran pemasaran berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap
keputusan pembelian pada Quina Batik. Sehingga semua dimensi dan indikator dari variabel
marketing intelijen dan bauran pemassran harus dikombinasikan secara tepat agar
dapatberpengaruh secara keseluruhan terhadap keputusan pembelian pada Quina Batik.
Berdasarkan hasil penelitian ini juga diperoleh hasil Uji t (pengujian secara parsial) yang
dilakukan pada variabel-variabel marketing intelijen dan bauran pemasaran, dimana
diperoleh hasil variabel marketing intelijen dan bauran pemasaran berpengaruh secara parsial
terhadap keputusan pembelian pada Quina Batik. Dari hasil uji koefisien determinansi
dapat diketahui bahwa hasil dari Adjusted R Squareadalah 0,763 yang berarti variabel-
variabel bebas dalam penelitian ini berpengaruh sebesar 76,3% terhadap variabel terikat. Namun
jika dilihat dari nilai R adalah 0,876 hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas
mempunyai korelasi yang cukup kuat terhadap variabel terikat.

Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran untuk merencanakan
program dan strategi terhadap perusahaan, dunia pendidikan, organisasi dan lembaga-
lembaga. Dalam merencanakan program dan strategi pemasaran yang efektif harus
memperhitungkan faktor Marketing Intelijen dan Bauran Pemasaran sehingga
akanmembuat strategi pemasaran menjadi lebih efektif dan keputusan pembelian meningkat.

[Type here]
Daftar Pustaka

Ahmad, Jazuli. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Gama Media Offset.

Anwar, Sanusi. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Ketiga. Jakarta-Salemba


Empat.

Assuel, Henry. (1992). Consumer Behavior & Marketing Action, Fourth Edition, PWS-
KENT: Publishing Company.

Ausgusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk


Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.

Burns dan Bush. (dalam Mangkunegara, 2011). Penelitian Kuantitatif. Florida: University
of West Florida.

Dr.B.R. Londhe. (2014). Marketing Mix next generation marketing, Journal.

Faryabi. (2013). The Corporate Social Responbility Dimension of Customer,Article in


Research Journal.

Freddy Rangkuti. (2011). SWOT Balance Scorecard, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Yogyakarta: Universitas Diponegoro.

Juhari, Stephens. (2006). Origins Of Competitive Intelligence, Page 2, Journal,The


Published Version.

Kotler, Armstrong. (1997:48). Marketing Mix, Jakarta: PT. Indeks

Kotler, Armstrong. (2013). Principle Of Marketing, Edisi ke -12.Penerbit Erlangga.

Kotler, Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Edisi ke-12, Jilid 1, Jakarta: PT. Indeks.

Kotler, Philip, dan Gary Armstrong 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13, Jilid 1.
Erlangga: Jakarta.

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2009, Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Penerbit
Erlangga: Jakarta.

Ladipo P, Awoniyi M, Arebi I (2017).The influence of marketing intelligence on business


competitive advantage ( Study of diamond Bank Plc), Journal.

Margarita Isoraite. (2016). Marketing Mix Theorytical Aspects, Journal.

Peet Venter& Mari Jansen. (2014). The relationship between marketing intelligent &
Strategic Marketing, Journal.

[Type here]
Sally Mckechine. (2006). Integrating intelligent system into marketing to support market
segmentation decision, Journal.

Shantha Kumary Milroy. (2004). The Impact of Marketing Mix on Consumer Buying
Behavior, Journal.

Sugiyono. (2010). Statitika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian untuk Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta

Siregar, Sofyan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Sujarweni, V. W., & Endrayanto, P. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Sutopo, Heribertus. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif Dasar-dasar Teori dan Praktis.
Surakarta: UNS Press.

[Type here]

Anda mungkin juga menyukai