Anda di halaman 1dari 25

EVALUASI PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PROJECT ASSESSMENT

(Penilaian Proyek)

Oleh :

Ahmad Fadlan (P2A919020)


Athikah (P2A919016)
Anggia Puspa (P2A919019)
Hartinah (P2A919017)
Khairul Amin (P2A919014)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Prof. Dr. Damris M,M.Sc


Dr. Syaiful, M.Pd
Dr. Yantoro, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan
hidayah yang diberikan kepada sehingga kami dapat menyusun makalah
“Penilaian Proyek”

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah evaluasi
dalam pembelajaran matematika pada Program Studi Pendidikan Matematika
Program Pascasarjana Universitas Jambi 2020, yang dibimbing oleh Bapak Dr.
Yantoro, S.Pd, M.Pd

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kelemahan dalam hal
kedalaman teoritis dan analisis empirisnya.Karena itu, kami mengharapkan
saran dan kriktik konstruktif dari Bapak Dosen dan juga rekan-rekan
mahasiswa, serta khalayak pada umumnya demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... I

KATA PENGANTAR ................................................................................. Ii

DAFTAR ISI............................................................................................... Iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A.Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah............................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 4
A. Apa itu Penilaian Proyek? ....................................................... 4
B. Apa Saja Fungsi dan Tujuan Penilaian Proyek? .................... 6
C. Bagaimanakah Karakteristik Penilaian Proyek? ..................... 8
D. Apa Saja Langkah-Langkah Implementasi Penilaian Proyek? 10
E. Bagaimana Metode Penilaian Proyek? ................................... 13
F. Bagaimana Merancang Proyek Matematika?.......................... 13
G. Bagaimana Mengevaluasi Proyek Matematika?...................... 15
H. Bagaimana Contoh Instrumen Penilaian Proyek?.................. 17
I. Bagaimana Penskoran Penilaian Proyek?............................... 18
BAB III PENUTUP..................................................................................... 19
A. KESIMPULAN.......................................................................... 19
B. SARAN………………………………………………………….... 21

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asesmen merupakan sebuah proses pengumpulan informasi yang terus
menerus berlangsung untuk mengukur performansi murid dan proses
pembelajaran. Asesmen perkembangan dan belajar siswa memiliki nilai penting.
Tidak hanya mengukur kemajuan siswa sebagai bentuk evaluasi program,
asesmen juga berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
pengembangan staf dan perencanaan pembelajaran di masa yang akan datang
Asesmen yang tepat berguna untuk membantu siswa berkembang secara
optimal, baik fisik, sosial, emosional, intelektual maupun spiritual. Asesmen yang
tepat juga dapat digunakan untuk mendeteksi keterlambatan-keterlambatan
perkembangan atau kebutuhan-kebutuhan khusus yang mungkin dimiliki siswa.
Selain itu informasi yang akurat dari sebuah asesmen bermanfaat untuk
peningkatan pembelajaran sehingga proses belajar siswa membaik dan sebagai
informasi bagi para orangtua tentang kemajuan dan hal-hal terkait dengan
belajar siswa mereka.
Asesmen yang tepat merupakan bagian penting dari program evaluasi dan
perbaikan terus menerus kualitas program pendidikan yang sudah dirancang.
Dalam program pendidikan yang berkualitas, pihak-pihak terkait dengan
pendidikan anak menggunakan informasi dari berbagai macam sumber untuk
merencanakan dan membuat keputusan-keputusan tentang anak-anak secara
individual.
Salah satu bentuk asesmen adalah penilaian proyek. Penilaian proyek
merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan
menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam
menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilain ini
berfokus pada proses maupun produknya(hasil). Untuk lebih lengkapnya tentang
penilaian projek dalam tulisan ini dapat dibaca pada pembahasan berikut
Stufflebeam mengatakan bahwa evaluasi adalah proses menggambarkan,
memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif

1
keputusan. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sesungguhnya evaluasi
adalah proses mengukur dan menilai terhadap suatu objek dengan
menampilkan hubungan sebab akibat diantara faktor yang mempengaruhi objek
tersebut. Sedangkan Bloom mengemukakan bahwa Evaluasi merupakan
kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses pembelajaran secara
sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan terhadap peserta didik
dan sejauh apakah perubahan tersebut mempengaruhi kehidupan peserta didik.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi
dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu:
1. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap
menjalani proses pembelajaran.
2. Transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses
pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan beljar, metode pengajaran,
sarana penunjang dan sistem administrasi.
3. Output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.
Evaluasi,khususnya dalam cara penilaian terbagi atas beberapa cara seperti
unjuk kerja, penugasan, hasil kerja, tertulis, portofolio, sikap, dan diri. Salah satu
bentuk penilaian yang dapat digunakan (khususnya dalam mata pelajaran
matematika) adalah asesmen proyek.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Penilaian Proyek?
2. Apa Saja Fungsi dan Tujuan Penilaian Proyek?
3. Bagaimanakah Karakteristik Penilaian Proyek?
4. Apa Saja Langkah-Langkah Implementasi Penilaian Proyek?
5. Bagaimana Metode Penilaian Proyek?
6. Bagaimana Merancang Proyek Matematika?
7. Bagaimana Mengevaluasi Proyek Matematika?
8. Bagaimana Contoh Instrumen Penilaian Proyek?
9. Bagaimana Penskoran Penilaian Proyek?

2
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tata cara
penggunaan asesmen proyek sebagai salah satu bentuk evaluasi pembelajaran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian penilaian proyek (project assessment)


Suatu proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri
dari perencanaan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Kegiatan belajar
mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru
dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Untuk mengetahui berhasil
tidaknya tujuan yang diharapkan, maka guru perlu adanya evaluasi.

Menurut Ralph Tyler, evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data


untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan
pendidikan sudah tercapai. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua
orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam yang mengatakan bahwa
proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi
digunakan untuk membuat keputusan, dalam hal ini terkait dengan prestasi
atau hasil belajar.

Proyek adalah suatu bentuk tugas di mana siswa diharapkan dapat


menghasilkan suatu produk nyata dalam bidang tertentu dan selain itu siswa
diharapkan mampu untuk mengembangkan kemampuan lain diluar penguasaan
ilmu pengetahuan seperti kemampuan komunikasi, kerjasama kelompok,
interpersonal, dan presentasi hasil.

Menurut Nyamik dan Rosita, proyek adalah tugas-tugas belajar (learning


tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan
secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi atau pengamatan sejak dari perencanaan, pengumpulan,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
penyelidikan dan menginformasikan siswa pada mata pelajaran dan indikator
tertentu secara jelas.

4
Penilaian merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dengan kegiatan
belajar mengajar pada umumnya, karena efektivitas kegiatan belajar mengajar
bergantung pada kegiatan penilaian. Kegiatan belajar mengajar akan efektif bila
didukung oleh kegiatan penilaian yang efektif pula. Kenyataan menunjukkan
bahwa seorang guru melakukan kegiatan penilaian hanya untuk memenuhi
kewajiban formal, yaitu menentukan nilai bagi siswanya. Artinya, masih banyak
guru yang kurang memahami dengan benar untuk tujuan apa kegiatan
penilaian dilakukan dan manfaat apa yang dapat diambil dari kegiatan penilaian
yang telah dilakukan.

Untuk itu perlu adanya sebuah model penilaian yang tidak hanya
menjadikan momen ujian sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam
pembelajaran, tetapi perlu adanya sebuah evaluasi yang benar-benar bisa
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam sistem kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), model penilaian


yang ditawarkan adalah penilaian berbasis kelas yang dalam pelaksanaannya
dilakukan secara terpadu dengan proses pembelajaran yang melalui
pengumpulan kerja peserta didik (portofolio), penilaian tertulis (paper and pencil
assessment), penilaian produk (product assessment), penilaian diri (self
assessment), penilaian unjuk kerja (performance assessment), penilaian proyek
(project assessment) dan penilaian sikap.

Tentunya tidak semua model penilaian tersebut bisa diterapkan pada mata
pelajaran. Untuk mata pelajaran matematika terutama pada materi-materi yang
terkait dengan project work, maka guru bisa menggunakan penilaian proyek.

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang


mencakup beberapa kompetensi yang harus diselesaikan oleh peserta didik
dalam waktu periode tertentu. Tugas tersebut dapat berupa investigasi
terhadap suatu proses atau kejadian yang dimulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data dan penyajian data.
Menurut Nyamik dan Rosita penilaian proyek merupakan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu teretntu.

5
Sedangkan menurut keputusan menteri (Kepmen) No.53/4/2001 tentang
Pedoman Penyusunan Standart Pelayanan Minimal Penyelenggaraan
Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah (DIKDASMEN),
penilaian proyek work mempunyai pengertian:

a. Akumulasi tugas yang mencakup beberapa kompetensi dan harus


diselesaikan oleh peserta diklat (pada semester akhir).
b. Suatu model pembelajaran yang di adopsi untuk mengukur dan menilai
ketercapaian kompetensi secara kumulatif.
c. Merupakan suatu model penilaian diharapkan untuk menuju
profesionalisme.
Lingkup kegiatan: dilakukan dari membuat proposal, persiapan,
pelaksanaan (proses) sampai dengan kegiatan kulminasi (penyajian,
pengujian, dan pameran)

2. Fungsi dan tujuan penilaian proyek (project assessment)


Berbagai macam model evaluasi yang terkait dengan pembelajaran telah
banyak dikenal para ahli dan telah diimplementasikan oleh guru-guru di
sekolah. Pada setiap pergantian kurikulum biasanya menggunakan kurikulum
yang berbeda. Misalnya, pada kurikulum 1994 yang mengusung konsep CBSA,
guru memberikan tugas kepada murid dalam bentuk LKS (lembar kerja siswa
aktif). Kemudian muncul kurikulum baru yang selanjutnya kita kenal dengan
kurikulum satuan pendidikan (KTSP) dengan menggunakan penilaian berbasis
kelas, yang salah satu diantaranya adalah model penilaian proyek.
Namun demikian, evaluasi pada umumnya mengandung fungsi dan tujuan
sebagai berikut:
a. Penilaian berfungsi selektif, yang bertujuan:
1). Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
2). Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat tertentu.
3). Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
4). Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah
dan sebagainya.
b. Penilaian berfungsi diagnostic

6
Penilaian ini berfungsi untuk mengenal latar belakang siswa
(psikologis, fisik, dan lingkungan). Hal ini sangat penting untuk
menemukan sebab-sebab kesulitan belajar para siswa, karena
kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam belajar karena ada
beberapa factor luar yang mempengaruhinya dan hal ini harus bisa di
diagnosa oleh guru dan pihak sekolah. Informasi yang diperoleh dapat
digunakan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan guna
mengatasi kesulitan- kesulitan yang mereka hadapi.
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Biasanya penilaian dengan fungsi ini dilaksanakan ketika
penerimaan siswa baru atau ketika kenaikan kelas. Untuk dapat
menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus
ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang
mempunyai minat, karakteristik, tingkat kemampuan, dan hasil penilaian
yang sama, akan berada dalam kelompok belajar yang sama sehingga
guru lebih mudah untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa di dalam
kelas secara rata-rata.
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Penilaian ini dimaksudkan untuk menentukan angka kemajuan atau
hasil belajar para siswa. Angka-angka yang diperoleh dicantumkan
sebagai laporan kepada orang tua, untuk kenaikan kelas, dan penentuan
kelulusan para siswa.
Dalam fungsinya sebagai pengukur keberhasilan, evaluasi sangat
berguna untuk:

1) Mengukur kompetensi atau kapabilitas siswa apakah mereka telah


merealisasikan tujuan yang telah ditentukan.
2) Menentukan tujuan mana yang belum terealisasikan sehingga
tindakan perbaikan yang cocok dapat diadakan.
3) Memutuskan ranking siswa, dalam hal kesuksesan mereka
mencapai tujuan yang telah disepakati.
4) Memberikan informasi kepada guru tentang cocok tidaknya strategi
mengajar yang digunakan, supaya kelebihan dan kekurangan

7
strategi mengajar tersebut dapat ditentukan.
5) Merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana
pembelajaran, dan menentukan apakah sumber belajar
tambahan perlu digunakan.
Tujuan dari proyek sebagai penilaian adalah untuk memberikan
tantangan pada siswa untuk bisa menghasilkan sesuatu daripada
hanya sekedar mendapatkan pengetahuan sahaja dalam tes
tradisional. Burke menyatakan bahwa proyek memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendemostrasikan dan menerapkan pengetahuan
dan kemampuan mereka seperti kemampuan komunikasi, teknis,
hubungan interpersonal, organisasi, penyelesaian masalah dan
pengambilan Keputusan dalam bentuk suatu proyek nyata yang dapat
diterapkan.

Pada dasarnya fungsi penilaian pembelajaran dalam bentuk


apapun adalah sama, yaitu mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dalam proses pembelajaran.
Penilaian proyek sebagai salah satu model evaluasi pembelajaran
dalam penilaian berbasis kelas yang mengedepankan project work
tentunya juga mempunyai fungsi dan tujuan serta beberapa kelebihan
dibandingkan model evaluasi yang lain, diantaranya:
1). Project work merupakan bagian internal dari proses pembelajaran
terstandar, bermuatan pedagogis dan bermakna bagi peserta didik.
2). Memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengekspresikan
kompetensi yang dikuasainya secara utuh.
3). Lebih efisien dan menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis.
4). Menghasilkan nilai penguasaan kompetensi yang dapat di
pertanggung jawabkan dan memiliki kelayakan untuk di sertifikasi.

3. Karakteristik penilaian proyek (project assessment)


Setiap model evaluasi pembelajaran pasti mempunyai kriteria-kriteria
penilaian agar penilaian yang akan diterapkan nantinya benar-benar mampu
menilai dan mengukur kemampuan siswa tidak hanya dari suatu aspek

8
misalnya dari aspek kognitifnya saja melainkan dari beberapa aspek. Selain
itu diperlukan adanya suatu penilaian yang benar-benar obyektif.
Untuk mengetahui apakah penilaian proyek (project assessment) tersebut
sudah dapat dianggap berkualitas baik, maka paling tidak harus diperhatikan
tujuh kriteria-kriteria tersebut antara lain:
a. Generability
Generability artinya apakah project work peserta didik dalam
melaksanakan tugas yang diberikan tersebut sudah memadai untuk
digeneralisasikan kepada tugas-tugas lain? Dalam hal ini, semakin
tugas- tugas tersebut dapat dibandingkan dengan tugas yang lainnya
maka kualitas tugas tersebut semakin baik. Asumsinya, tugas tersebut
juga berbobot sebagaimana bentuk-bentuk tugas yang lain.
b. Authenticity
Authenticity artinya apakah tugas yang diberikan tersebut sudah
serupa dengan apa yang sering dihadapinya dalam praktek kehidupan
sehari-hari. Sebagai contoh, ketika siswa mendapat materi tentang
shalat jama’ dan qashar terkadang mereka sudah faham dengan materi
yang disampaikan, namun untuk mempraktikkannya sulit. Untuk itulah
perlu adanya praktik secara langsung dengan dibimbing oleh guru
agama karena dalam kehidupannya sehari-hari siswa sering menghadapi
kondisi seperti itu. Mungkin mereka mengetahui dan memahami tentang
apa itu shalat jama’ dan qashar tetapi terkadang mereka belum bisa
mempraktikkannya dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan
syari’at.
c. Multiple foci
Multiple foci artinya apakah tugas yang diberikan kepada peserta
didik sudah mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan. Bisa
jadi seorang siswa mempunyai kemampuan yang baik dalam menghafal
dan menganalisa suatu materi, namun lemah dalam prakteknya. Untuk
itu guru bisa melengkapi kekurangannya dari aspek psikomotorik
tersebut dengan melihat kemampuan kognitifnya.
d. Teachability

9
Teachability artinya tugas yang diberikan merupakan tugas yang
hasilnya semakin baik karena adanya usaha mengajar guru di kelas. Jadi
tugas yang diberikan dalam project work atau penilaian proyek adalah
tugas-tugas yang relevan dengan yang diajarkan guru di dalam kelas.
e. Fairness
Fairness artinya apakah tugas yang diberikan sudah adil untuk
semua peserta didik. Jadi tugas-tugas tersebut harus sudah dipikirkan,
apakah semua siswa mengerjakan tugas tersebut atau tidak dengan
pertimbangan bahwa kemampuan setiap siswa pasti berbeda dan
beragam. Terkadang dalam suatu kelompok tugas tersebut tergolong
mudah, terkadang ada yang menganggapnya sulit bahkan kadang ada
yang merasa tidak mampu. Untuk itu guru harus bisa mengukur sejauh
mana kemampuan siswanya secara rata-rata.
f. Feasibility
Feasibility artinya tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian proyek
memang relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor
seperti biaya, ruangan (tempat), waktu ataupun peralatannya. Setiap
sekolah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda baik sumber daya
manusia maupun perlengkapan sarana prasarananya.
g. Scorability
Scorability dalam sebuah penilaian adalah hal yang paling mendasar
karena untuk mengetahui valid tidaknya sebuah penilaian. Artinya
apakah tugas yang diberikan nanti dapat di skor dengan akurat dan
reliable sehingga hasil yang diperolehnya juga valid. Dalam penilaian
proyek, seorang guru harus teliti dalam hal penskorannya karena
memang salah satu yang sensitif dari penilaian proyek adalah
penskoran.

4. Langkah-langkah implementasi penilaian proyek (project assessment)


Pada model penilaian proyek, bentuk tugas-tugasnya biasanya lebih
mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Jika
kita berbicara tentang penerapan penilaian proyek pada bidang studi

10
Pendidikan Agama Islam, maka penilaian proyek berkaitan erat dengan materi-
materi tentang ibadah dan tata pergaulan dengan sesama yang tertera dalam
Al-Qur’an.
Keberhasilan guru dalam mengajarkan materi-materi sebagaimana tersebut
tidak bisa hanya diukur dengan model paper and pencil test, melainkan dengan
project assessment karena evaluasi yang dilaksanakan tidak hanya pada sisi
kognitifnya saja melainkan pada keseluruhan aspek.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat penilaian proyek
(project assessment) yang baik adalah:
a. Kemampuan pengolahan, kemampuan peserta didik dalam memilih
topic, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data serta
penulisan laporan.
b. Relevansi, kesesuaian mata pelajaran dengan mempertimbangkan
tahapan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran.
c. Keaslian, proyek yang dilakukan peserta didik adalah hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk, arahan
serta dukungan proyek kepada peserta didik.
Selanjutnya, untuk menjamin kualitas perencanaan dan pelaksanaan
penilaian proyek, perlu dikemukakan petunjuk teknis.Berikut dikemukakan
petunjuk teknis pelaksanaan dan acuan dalam menentukan kualitas penilaian
proyek.

a. Perencanaan Penilaian Proyek


Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dipenuhi dalam
merencanakan penilaian proyek.
1. Menentukan kompetensi yang sesuai untuk dinilai melalui proyek.
2. Penilaian proyek mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
proyek.
3. Menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan kompetensi.
4. Menentukan kriteria yang menunjukkan capaian indikator pada setiap
tahapan pengerjaan proyek.
5. Merencanakan apakah task bersifat kelompok atau individual.
6. Merencanakan teknik-teknik dalam penilaian individual untuk tugas

11
yang dikerjakan secara kelompok.
7. Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian.
b. Pelaksanaan Penilaian Proyek
Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam
melaksanakan penilaian proyek.
1. Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian
kepada peserta didik.
2. Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang kriteria
penilaian.
3. Menyampaikan tugas disampaikan kepada peserta didik.
4. Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang
tugas yang harus dikerjakan.
5. Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan proyek.
6. Memonitor pengerjaan proyek peserta didik dan memberikan umpan
balik pada setiap tahapan pengerjaan proyek.
7. Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
8. Memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian
kompetensi minimal,
9. Mencatat hasil penilaian.
10. Memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta
didik.
c. Acuan Kualitas Instrumen Penilaian Proyek
Tugas-tugas untuk penilaian proyek harus memenuhi beberapa acuan
kualitas berikut.
1. Tugas harus mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
2. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
3. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan
bagian dari pembelajaran mandiri.
4. Tugas sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
5. Materi penugasan sesuai dengan cakupan kurikulum.
6. Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial

12
ekonomi).
7. Tugas mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
d. Acuan Kualitas Rubrik dalam Penilaian Proyek
Rubrik untuk penilaian proyek harus memenuhi beberapa kriteria berikut:
1. Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
2. Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).
4. Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
5. Rubrik dapat memetakan kemampuan siswa.

5. Metode penilaian proyek (project assessment )


Hal yang paling dilakukan dalam sebuah penilaian adalah bagaimana
menilai dengan subyektif mungkin penilaian tersebut. Oleh karena itu, perlu
adanya sebuah metode yang akurat untuk menyimpulkan tingkat pencapaian
proyek peserta didik. Ada satu metode yang biasanya digunakan dalam
penskoran penilaian proyek, yaitu metode judgement.
Dalam metode judgement, penilaian proyek dapat dinilai secara holistic
maupun analitik pada proses maupun produknya. Secara holistic, nilai tunggal
mencerminkan kesan umum, sedangkan secara analitik, nilai diberikan pada
beberapa aspek.

6. Merancang Proyek Matematika


Dalam suatu kelas, disamping guru mengajarkan materi yang dikehendaki,
guru juga harus menawarkan proyek yang bermakna yang mengandung
penerapan dunia nyata. Proyek matematika memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengkombinasikan berbagai ilmu pengetahuan atau disiplin ilmu
lain ke dalam matematika dan siswa dapat menyadari bahwa matematika
memiliki keterkaitan dengan berbagai hal dalam kehidupan mereka. Proyek
matematika harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanfaatkan
bermacammacam keterampilan dalam memecahkan masalah autentik atau
nyata.

13
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memasukkan proyek ke
dalam pembelajaran matematika. Mungkin yang paling mudah adalah memilih
proyek yang mendukung materi yang sedang diajarkan. Salah satu contoh
proyek matematika adalah “Becoming Expert”. Proyek ini menawarkan kepada
sekelompok siswa sekitar 4 atau 5 orang siswa kesempatan untuk mengambil
peran guru dan mengajarkan suatu pelajaran matematika ke kelas. Berkaitan
dengan peran tersebut, para siswa dituntut untuk mengembangkan,
mengorganisasikan dan menyatakan pikiran-pikiran mereka pada suatu topik
khusus matematika, sehingga siswa menjadi ahli pada topik tersebut.

Sebagai contoh, misalkan guru merencanakan proyek “Becoming Expert”


mengenai materi Geometri khususnya mengenai bangun ruang serta
komponen-komponennya. Maka hal-hal yang perlu dilakukan yaitu:

a) Guru harus menjelaskan kepada siswa mengenai tugas mereka di


proyek ini yaitu untuk mengajarkan matematika didepan kelas. Juga
mengatur mengenai topik khusus apa saja tersedia, serta membimbing
siswa bila ada kesulitan yang dihadapi.
b) Siswa harus mempersiapkan diri sebelum tampil kedepan kelas
misalnya berbagi tugas dengan anggota untuk menangani hal-hal
tertentu, membuat rencana pembelajaran dan materi yang ingin
diajarkan, menyiapkan perlengkapan/media yang kira-kira dibutuhkan
seperti OHP, kalkulator, karton, dan lain-lain, dan berlatih sebelum
tampil.
c) Misalnya dalam suatu kelas siswa dibagi menjadi 8 kelompok. Setiap
kelompok diharuskan membuat materi ajar geometri tentang bangunan
ruang dan komponen-kompenennya seperti rusuk, diagonal dan lain-
lain ke dalam sebuah media ajar seperti karton, kertas, maupun
multimedia seperti presentasi PowerPoint dan animasi Flash yang akan
ditunjukkan di depan kelas. Yang ditulis ke dalam media berupa teori
dan contoh soal. Kemudian setiap kelompok harus mempresentasikan
di depan kelas.

14
d) Setelah setiap kelompok mempresentasikan karya mereka, akan
diadakan saling berbagi hasil dan penyelesaian yang dibimbing
langsung oleh guru. Misalkan ada kelompok yang salah menjelaskan
ataupun ada penyelesaian contoh yang salah. Maka guru akan
memperbaikinya bersama-sama siswa sehingga setiap kelompok dapat
belajar dari kelompok lain.
e) Di akhir proyek diharapkan setiap siswa dapat lebih memahami materi
dan menyadari bahwa matematika itu bisa diterapkan ke dunia nyata.

7. Mengevaluasi Proyek Matematika


Proyek dapat dievaluasi secara holistic dan analisis. Penilaian holistic
diberikan berdasarkan kepada proyek secara keseluruhan. Sebagai contoh
guru dapat membaca dan mengevaluasi hasil kerja proyek siswa untuk
menentukan kriteria penilaian. Mungkin 3-5 kriteria dapat dibuat. Penilaian
analisis memerlukan pemecahan proyek menjadi beberapa komponen. Sebagai
contoh berikut ini adalah beberapa kriteria penilaian proyek untuk keperluan
penilaian pada contoh proyek “Becoming Expert”.Penentuan kriteria ini sangat
bergantung dari jenis proyek yang diterapkan di kelas.

Komponen Nilai Poin


A. Laporan proyek (60)
1. Perencanaan 10
2. Topik dan masalah 20
3. Media penyampaian 20
4. Kerjasama kelompok 10
B. Presentasi (40)
5. Penggunaan bahasa 20
6. Cara penyampaian 10
7. Bahasa Tubuh 10
Jumlah 100 Poin

15
Pengembangan rubrik sebagai alat penilaian sangatlah penting dalam
penilaian autentik. Menurut Muller, rubrik adalah skala penilaian yang
digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik dari hasil kinerja yang bagus dari
suatu tugas. Rubrik terdiri dari 2 bagian yaitu satu set kriteria dan level kinerja
dari masing-masing kriteria tersebut. Rubrik bisa diklasifikasikan berdasarkan
jumlah skala yang digunakan ada satu atau lebih dari satu dan kualitas hasil
kerja apakah umum atau spesifik pada tugas atau essai.

16
8. Instrumen Penilaian Proyek

INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK

Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Kompetensi
Dasar :
Materi :
Kelompok : ………………………….
Nama Proyek : ……………………........

Skor
No Aspek
1 2 3 4 5
1 Perencanaan :
Topik
Rumusan judul
Diagram proyek

2 Pelaksanaan
Sistematika penulisan
Keakuratan sumber data/informasi
Kuantitas sumber data
Analisis data
Penarikan kesimpulan

3 Laporan proyek
Daftar rujukan dapat dipertanggungjawabkan
Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
Presentasi dan penguasaan

Total skor

17
9. Penskoran penilaian proyek (project assessment )

Contoh Petunjuk Penilaian

Komponen Kriteria Skor


yang
dinilai
Sesuai materi pembelajaran, orisinal, konstektual 5

Sesuai materi pembelajaran, orisinal, tidak konstektual 4


Topik
Sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, konstektual 3

Sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, tidak 2


konstektual
Tidak sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, tidak 1
konstektual
Mencerminkan hubungan, ada peluang penemuan 5

Mencerminkan hubungan, tidak ada peluang penemuan 4


Diagram Proyek
Kurang mencerminkan hubungan, ada peluang 3
penemuan
Kurang mencerminkan hubungan, ada peluang 2
penemuan
Tidak membuat diagram 1

Lengkap, sistematis, metodologis 5

Tahapan Lengkap, kurang sistematis, metodologis 4


Proses Lengkap, sistematis, kurang metodologis 3
Proyek
Lengkap, kurang sistematis, kurang metodologis 2

Kurang lengkap, kurang sistematis, kurang metodologis 1

Sesuai tahapan proyek, jadwal jelas, ada lembar 5


kemajuan
Sesuai tahapan proyek, jadwal jelas, tidak ada lembar 4
Monitoring
kemajuan
Sesuai tahapan proyek, jadwal tidak jelas, ada lembar 3
kemajuan
Sesuai tahapan proyek, jadwal tidak jelas, tidak ada 2
lembar kemajuan
Tidak sesuai tahapan proyek 1

Pedoman Penskoran

𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟 ∶ 11


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 ∶ 11 𝑥 5 = 55
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
nilai akhir = 𝑥 10
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang


mencakup beberapa kompetensi yang harus diselesaikan oleh peserta didik
dalam waktu periode tertentu. Tugas tersebut dapat berupa investigasi
terhadap suatu proses atau kejadian yang dimulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data dan penyajian data.
Evaluasi pada umumnya mengandung fungsi dan tujuan sebagai berikut:
a. Penilaian berfungsi selektif, yang bertujuan:
b. Penilaian berfungsi diagnostic
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Untuk mengetahui apakah penilaian proyek (project assessment) tersebut
sudah dapat dianggap berkualitas baik, maka paling tidak harus diperhatikan
tujuh kriteria-kriteria tersebut antara lain:
a. Generability
b. Authenticity
c. Multiple foci
d. Teachability
e. Fairness
f. Feasibility
g. Scorability
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat penilaian proyek
(project assessment) yang baik adalah:
a. Kemampuan pengolahan, kemampuan peserta didik dalam memilih
topic, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data serta
penulisan laporan.
b. Relevansi, kesesuaian mata pelajaran dengan mempertimbangkan
tahapan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran.
c. Keaslian, proyek yang dilakukan peserta didik adalah hasil karyanya,

19
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk, arahan
serta dukungan proyek kepada peserta didik.
Ada satu metode yang biasanya digunakan dalam penskoran penilaian
proyek, yaitu metode judgement.

Dalam metode judgement, penilaian proyek dapat dinilai secara holistic


maupun analitik pada proses maupun produknya. Secara holistic, nilai tunggal
mencerminkan kesan umum, sedangkan secara analitik, nilai diberikan pada
beberapa aspek.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memasukkan proyek ke


dalam pembelajaran matematika. Maka hal-hal yang perlu dilakukan yaitu:

a) Guru harus menjelaskan kepada siswa mengenai tugas mereka di


proyek ini yaitu untuk mengajarkan matematika didepan kelas. Juga
mengatur mengenai topik khusus apa saja tersedia, serta membimbing
siswa bila ada kesulitan yang dihadapi.
b) Siswa harus mempersiapkan diri sebelum tampil kedepan kelas misalnya
berbagi tugas dengan anggota untuk menangani hal-hal tertentu,
membuat rencana pembelajaran dan materi yang ingin diajarkan,
menyiapkan perlengkapan/media yang kira-kira dibutuhkan seperti OHP,
kalkulator, karton, dan lain-lain, dan berlatih sebelum tampil.
c) Misalnya dalam suatu kelas siswa dibagi menjadi 8 kelompok. Setiap
kelompok diharuskan membuat materi ajar geometri tentang bangunan
ruang dan komponen-kompenennya seperti rusuk, diagonal dan lain-lain
ke dalam sebuah media ajar seperti karton, kertas, maupun multimedia
seperti presentasi PowerPoint dan animasi Flash yang akan ditunjukkan
di depan kelas. Yang ditulis ke dalam media berupa teori dan contoh
soal. Kemudian setiap kelompok harus mempresentasikan di depan
kelas.
d) Setelah setiap kelompok mempresentasikan karya mereka, akan
diadakan saling berbagi hasil dan penyelesaian yang dibimbing langsung
oleh guru. Misalkan ada kelompok yang salah menjelaskan ataupun ada
penyelesaian contoh yang salah. Maka guru akan memperbaikinya

20
bersama-sama siswa sehingga setiap kelompok dapat belajar dari
kelompok lain.
e) Di akhir proyek diharapkan setiap siswa dapat lebih memahami materi
dan menyadari bahwa matematika itu bisa diterapkan ke dunia nyata.

Proyek dapat dievaluasi secara holistic dan analisis. Penilaian holistic


diberikan berdasarkan kepada proyek secara keseluruhan.

B. Saran

Assesmen proyek baik diterapkan apa bila dsesuaikan dengan materi yang
akan dijelaskan, contohnya pada mata pelajaran matematika dalam materi
statistika yang akan membantu siswa mengetahui tata cara mulai dari
pengumpulan data, pengolaan data hingga pada tahap penyajian data.

21
DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi arikunto, dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: bumi aksara,


2003)

Mimin haryati, model & tenik penilaian pada tingkat satuan pendidikan, (Jakarta;
gaung persada press, 2007)

Ivor K.Davis, pengelolaan belajar (Jakarta; rajawalui press, 1991)

Nitko, A. J. & Brookhart, S. M. (2007). Educational Assessment of Students. 5th


Edition. (Upper Saddle River, NJ: Pearson, 2007), p. 269
Sitti Maesuri, (2001). Proyek Matematika dalam Pembelajaran Matematika.
Material Development Proyek Peningkatan Mutu SLTP Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Negeri Surabaya dan
University of Washington College of Education.

Marina, 2016. Penilaian autentik bentuk proyek dalam pembelajaran


matematika. Jurnal Ilmiah Pena Almuslim Vol. 6 No. 1, Juni 2016

22

Anda mungkin juga menyukai