Anda di halaman 1dari 3

Hak jaminan kebendaan adalah hak-hak kreditur untuk didahulukan dalam pengambilan

pelunasan daripada kreditur lain,atas hasil penjualan suatu benda tertentu atau sekelompok
benda tertentu yang secara khusus diperikatkan.

Hukum jaminan adalah Peraturan hukum yang mengatur tentang jaminan-jaminan piutang
seorang kreditur terhadap seorang debitur.

Hak Jaminan (Zekerheids rechten) adalah hak (een recht) yang memberikan kedudukan yang
lebih baik daripada kreditur-kreditur lainnya.maksud kedudukan lebih baik adalah lebih baik
didalam usahanya mendapatkan pemenuhan (pelunasan) piutangnya dibanding dengan
kreditur lain yang tidak mempunyai hak jaminan.dengan kata lain Pemenuhan piutangnya lebih
terjamin,tetapi bukan berarti pasti terjamin.

Dalam pasal 1131 KUH Perdata diletakkan asas umum hak seorang kreditur terhadap
debiturnya “Segala kebendaan si berhutang ,baik bergerak maupun tidak bergerak ,baik yang
sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari,menjadi tanggungan untuk segala
perikatannya perseorangan”. Hal ini menunjukan bahwa piutang kreditur menindih segala harta
debitur tanpa kecuali. Jaminan mana yang diberikan pada setiap kreditur,dan karenanya
disebut jaminan umum.

Menurut pasal 1132 KUH Perdata,”kebendaan tersebut (dalam pasal 1131) menjadi jaminan
bersama-sama bagi semua orang yang menghutangkan kepadanya,pendapatan penjualan
benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan ,yaitu menurut besar kecilnya tagihan
masing-masing,kecuali apabila diantara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk
didahulukan”.dalam hal ini terdapat kesimpulan persamaan hak,persamaan kedudukan para
kreditur,tidak ada yang diistimewakan,sekalipun diantara yang berpiutang itu ada yang
mempunyai tagihan yang lebih tua. lain halnya dengan hak-hak kebendaan (Gadai,hipotik,hak
tanggungan),dimana hak kebendaan yang lebih tua mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.

Menurut asasnya semua kreditur mempunyai kedudukan yang sama (asas non ponds gewjs)
dalam pemenuhan tagihannya.mereka berbagi menurut perimbangan besarnya tagihan mereka
(asas peritas creditorum).

Wujud persamaan tersebut adalah atas segala hasil penjualan harta benda debitur,para kreditur
mendapat bagian yang seimbang dengan besar kecilnya tagihan mereka terhadap keseluruhan
tagihan kreditur.

Pengecualian atas asas persamaan tersebut adalah adanya hak-hak yang


didahulukan ,baik pengecualian karena Undang-undang (Pasal 1134 KUH Perdata →
privelege ),karena diperjanjikan (Pasal 1151,1162,1820 KUH Perdata maupun hak
jaminan lainnya). Hak-hak yang didahulukan ini disebut dengan hak jaminan khusus
(kedudukan yang lebih baik).

Hak jaminan khusus terdiri dari :


1.Hak istimewa (Privelege) menurut Undang-undang yaitu:

Piutang-piutang yang diistimewakan atas kapal (Pasal 316,318 KUHD).


Piutang-piutang yang diistimewakan atas muatan kapal (Pasal 317 KUHD).
2.Yang diperjanjikan yaitu:

Yang bersifat kebendaan,misalnya: Gadai,hak tanggungan,hipotik,fidusia.


Bukan yang bersifat kebendaan.
Menurut Undang-undang ada 3 macam hak untuk didahulukan (hak preferent) yaitu:

Privelege.
Gadai.
Hipotik (Hak tanggungan).
Hak istimewa (Privelege) adalah sebagai hak yang oleh Undang-undang diberikan kepada
seorang kreditur,sehingga tingkatnya lebih tinggi dari kreditur lain ,yang piutangnya tidak
didahulukan,semata-mata berdasarkan sifat piutangnya (pasal 1134 KUH Perdata).

Undang-undang membedakan Hak istimewa (Privelege) menjadi 2 yaitu:

Privelege khusus,yaitu piutang yang diistimewakan atas barang-barang tertentu/ditentukan


secara khusus.
Privelege umum,yaitu piutang yang diistimewakan atas semua barang milik debitur pada
umumnya.
Melalui hal tersebut diketahui bahwa Hak istimewa (Privelege) diberikan Undang-
undang,artinya piutang-piutang tertentu secara otomatis mempunyai kedudukan yang
didahulukan.

(Pasal 4 UU no.4 tahun 1996)


Hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah:
a. Hak Milik;
b. Hak Guna Usaha;
c. Hak Guna Bangunan.

Hak pakai atas tanah negara dapat menjadi hak tanggungan

Hak Tanggungan dapat juga dibebankan pada hak atas tanah berikut bangunan, tanaman, dan
hasil karya yang telah ada atau akan ada yang merupakan satu kesatuan dengan tanah
tersebut, dan yang merupakan milik pemegang hak atas tanah yang pembebanannya dengan
tegas dinyatakan di dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan. Apabila
hanya memiliki hak atas tanah maka harus menyertai penandatanganan pemilik hak selain
tanah atau orang yang diberi kuasa.

Pasal 5
Suatu hak tanggunna bisa menjadi jaminan bagi beberapa utang piutang

Pasal 6
Hak tanggungan bisa dilakukan perbuatan hukum oleh kreditur jika debitur cidera janji
Pasal 10

Pemberian Hak Tanggungan dilakukan dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
oleh PPAT sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Apabila obyek Hak Tanggungan berupa hak atas tanah yang berasal dari konversi hak lama
yang telah memenuhi syarat untuk didaftarkan akan tetapi pendaftarannya belum dilakukan,
pemberian Hak Tanggungan dilakukan bersamaan dengan permohonan pendaftaran hak atas
tanah yang bersangkutan.

Pasal 18
Hak Tanggungan hapus karena hal-hal sebagai berikut:
a. hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan;
b. dilepaskannya Hak Tanggungan oleh pemegang Hak Tanggungan;
c. pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan
Negeri;
d. hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan (tapi tidak mnjadika utang
terhapus)

Pasal 20
Pelaksanaan penjualan hak tanggungan hanya dapat dilakukan setelah lewat waktu 1 (satu)
bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan/atau pemegang Hak Tanggungan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan diumumkan sedikit-dikitnya dalam 2 (dua) surat
kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan dan/atau media massa setempat, serta tidak
ada pihak yang menyatakan keberatan.

Anda mungkin juga menyukai