Dokumen - Tips - Makalah Rheologi Dan Viskositas
Dokumen - Tips - Makalah Rheologi Dan Viskositas
Beberapa alat yang biasa digunakan dalam praktikum rheologi yaitu Viscometer
Ostwald, Viscometer Bola Jatuh serta Viscometer kerucut dan lempeng.
Rheologi berasal dari bahasa yunani mengalir (rheo) dan logos (ilmu). Digunakan
istilah ini untuk pertama kali oleh Bingham dan Croeford untuk menggunakan aliran
cairan dan deformasi dari padatan. Rheologi mempelajari hubungan antara tekanan
gesek (shearing stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) pada cairan, atau
hubungan antara strain dan stress pada benda padat.
Rheologi merupakan ilmu yang mempelajari sifat zat cair atau deformasi zat padat.
Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Dalam bidang Farmasi, prinsip–prinsip
rheologi diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi, emulsi, lotion, pasta,
penyalut tablet dan lain sebagainya. Selain itu, prinsip rheologi digunakan untuk
karakterisasi produk sediaan Farmasi (Dosage Form). Sebagai penjamin kualitas yang
sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan,
penuangan, pengeluaran dari tube atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari
suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika
obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas
telah terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh.
Sifat-sifat rheologi dari sistem farmaseutika dapat mempengaruhi pemilihan alat yang
akan digunakan untuk memproses produk tersebut dalam pabriknya. Lebih-lebih lagi
tidak adanya perhatian terhadap pemilihan alat ini akan berakibat diperolehnya hasil
yang tidak diinginkan. Aspek ini dan banyak lagi aspek-aspek rheologi yang
diterapkan dibidang farmasi.
a. Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua
bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
b. Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang
diperlukan untuk menyebabkan aliran.
Satu-satunya shear yang terjadi dalam suatu suspensi pada penyimpanan adalah
lantaran pengendapan dari partikel-partikel yang tersuspensi. Gaya ini diabaikan dan
bisa dibuang. Tetapi jika wadah dikocok dan produk dituang dari botol terdapat laju
shearing yang tinggi. Zat pensuspensi yang ideal harus mempunyai viskositas yang
tinggi pada shear yang dapat diabaikan yakni selama penyimpanan dan zat
pensuspensi itu harus mempunyai viskositas yang rendah pada laju shearing yang
tinggi yakni ia harus bebas mengalir selama pengocokan, penuangan, dan
penyebarannya ini.
Kebanyakan emulsi, kecuali emulsi encer menunjukkan aliran non Newton yang
mempersulit interpretasi data dan perbandingan kuantitatif antara sistem-sistem dan
formulasi-formulasi yang berbeda.
Pembuat salep farmasetik dan krim kosmetik menyadari adanya keinginan untuk
mengontrol konsistensi bahan non-Newton. Instrumen yang paling baik untuk
menentukan sifat-sifat rheologi dari semisolid di bidang Farmasi adalah viskometer
putar (rotational viscometer). Untuk analisis semisolid yang berbentuk emusi dan
suspensi digunakan cone-plate viscometer. Viscometer Stormer terdiri dari cup yang
stationer dan bob yang berputar, dan alat ini juga baik untuk semisolid.
Serbuk bulk agak analog dengan cairan non Newton menunjukkan aliran plastik dan
kadang-kadang dilatansi partikel-partikel dipengaruhi oleh gaya tarik menarik sampai
derajat yang bervariasi. Oleh karena itu, serbuk bisa jadi mengalir bebas (free-
flowing) atau melekat. Dalam pengertian khusus yaitu ukuran partikel porositas dan
kerapatan, dan kehalusan permukaan. Sifat-sifat dari zat padat yang menentukan
besarnya interaksi partikel-partikel.
Akan halnya partikel-partikel yang relati kecil (kurang dari 10µm), aliran partikel
melalui lubang dibatasi karena gaya lekat antara partikel besarnya sama dengan gaya
gravitasi. Karena gaya yang terakhir ini merupakan fungsi dari garis tengah yang di
naikkan pangkat tiga, gaya-gaya tersebut menjadi lebih bermakna apabila ukuran
partikel meningkan dan aliran dipermudah. Laju aliran maksimum dicapai setelah
aliran berkurang apabila ukuran partikel mendekati besarnya lubang tersebut. Jika
suatu serbuk mengandung sejumlah partikel-partikel kecil, sifat-sifat aliran serbuk
bisa diperbaiki dengan menghilangkan “fines” atau mengadsorbsinya pada partikel-
partikel yang lebih besar. Kadang kadang, aliran yang jelek bisa diakibatkan karena
adanya kelembapan dalam hal mana pengeringan partikel-partikel akan mengurangi
lekatnya partikel-partikel tersebut.
Serbuk yang mengsalir tidak baik atau granulat memberikan banyak kesulitan pada
industri farmasi. Produksi unit sediaan tablet yang seragam terbukti bergantung pada
beberapa sifat granulat. Jika ukuran granular berkurang, variasi berat tablet pun
berkurang. Variasi berat minimum dicapai pada granul yang mempunyai garis tengah
400 sampai 800 µm. Jika ukuran granul dikurangi lagi, granul mengalir kurang bebas
dan variasi berat granul meningkat. Distribusi ukuran partikel mempengaruhi aliran
dalam dan pemisahan dari suatu granulat.
DAFTAR PUSTAKA
Rheologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat zat cair atau deformasi zat
padat. prinsip dasar reologi telah digunakan dalam penyelidikan cat, tinta, berbagai
adonan, bahan – bahan untuk pembuat jalan, kosmetik, produk hasil peternakan, serta
bahan – bahan lain.
2. SISTEM NON-NEWTONIAN
1. Aliran Plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu sharing stress
(atau akan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke
sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan sebagai harga yield.
U=(F–f)
G
U adalah Viskositas plastis , dan f adalah yield value
2. Aliran Pseudoplastis
Aliran Pseudoplastis ditunjukan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom arab dan
sintesis seperti dispersi cair dari tragakan, natrium alginat, metal selulosa, dan
natrium karboksimetil selulosa. Aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer –
polimer dalam larutan , hal ini berkebalikan dengan system plastis, yang tersusun dari
partikel – partikel tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai
dari (0,0) , tidak ada yield value dan bukan suatu harga tunggal.
3. Aliran Dilantan
Aliran Dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki preentase zat padat terdispersi
dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir
( viskositas ) dengan meningkatnya rate of shear . Pada keadaan istirahat, partikel –
partikel tersebut tersusun rapat dengan volume antar partikel pada keadaan minimum.
DAFTAR PUSTAKA
RHEOLOGI
1. Latar Belakang
Rheologi berasal dari bahasa yunani mengalir (rheo) dan logos (ilmu). Digunakan
istilah ini untuk pertama kali oleh Bingham dan Croeford untuk menggunakan aliran
cairan dan deformasi dari padatan.
Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan
tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas, semakin besar
tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam simbol η.
Prinsip dasar rheologi telah digunakan dalam penyelidikan zat,tinta,berbagai
adonan,bahan-bahan untuk pembuat jalan,kosmetik,produk hasil peternakan,serta
sediaan-sediaan farmasi.
1. RHEOLOGI
Rheologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran cairan dan
deformasi dari padatan. Rheologi mempelajari hubungan antara tekanan gesek
(shearing stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) pada cairan, atau hubungan
antara strain dan stress pada benda padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas.
Rheologi sangat penting dalam farmasi karena penerapannya dalam formulasi dan
analisis dari produk-produk farmasi seperti: emulsi, pasta, krim, suspensi, losion,
suppositoria, dan penyalutan tablet yang menyangkut stabilitas, keseragaman dosis,
dan keajekan hasil produksi. Misalnya, pabrik pembuat krim kosmetik, pasta, dan
lotion harus mampu menghasilkan suatu produk yang mempunyai konsistensi dan
kelembutan yang dapat diterima oleh konsumen. Selain itu, prinsip rheologi
digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form) sebagai
penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch.
Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan,pemasukan ke dalam
wadah,pemindahan sebelum digunakan,penuangan, pengeluaran dari tube, atau
pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi
penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam
tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju
absorbsi obat dalam tubuh.
Sifat-sifat rheologi dari sistem farmaseutika dapat mempengaruhi pemilihan alat yang
akan digunakan untuk memproses produk tersebut dalam pabriknya. Lebih-lebih lagi
tidak adanya perhatian terhadap pemilihan alat ini akan berakibat diperolehnya hasil
yang tidak diinginkan. Paling tidak dalam karakteristik alirannya. Aspek ini dan
banyak lagi aspek-aspek rheologi yang diterapkan dibidang farmasi.
Ada beberapa istilah dalam rheologi ini :
• Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua
bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
• Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang
diperlukan untuk menyebabkan aliran
F’/A = η dv/dr
η = (F’/A) / (dv/dr)= F / G
Penggolongan sistem cair menurut tipe aliran dan deformasinya ada dua yaitu:
a) Sistem Newton
b) Sistem Non Newton
Pemilihan bergantung pada sifat-sifat alirannya apakah sesuai dengan hukum aliran
dari newton atau tidak.
Pembuat salep farmasetis dan krim kosmetik menyadari adanya keinginan untuk
mengontrol konsistensi bahan non-Newton.
Insrumen yang paling baik untuk menentukan sifat-sifat rheologi dari semisolid di
bidang farmasi adalah viskometer putar (rotational viscometer). Untuk analisis
semisolid yang berbentuk emusi dan suspensi digunakan cone-plate viscometer.
Viscometer Stormer terdiri dari cup yang stationer dan bob yang berputar, dan alat ini
juga baik untuk semisolid.
Kurva konsistensi untu basis salep yang dapat mengemulsi, petrolatum hidrofilik
dan petrolatum hidrofilik yang telah dicampur dengan air, terlihat pada gambar 3.
Akan terlihat bahwa penambahan air ke dalam petrolatum hidrifilik menunrunkan
yielpoint (perpotongan antara ekstrapolasikurva menurun dan sumbu horizontal,
muatan dalam gram). Dari 520 sampai 340 gram. Viskositas plastis (kebalikan dari
kemiringan kurva yang menurun ke bawah) dan tiksotropi ( dareah lengkung
histeresis) ditingkatkan dengan penambahan air ke dalam Petrolatum Hidrifilik.
Efek temperatur terhadap konsistensi dari suatu basis salep dapat dianalisis
menggunakan suatu viskometer putar yang didesain dengan tepat. Gambar 4 dan
gambar 5 menunjukkan perubahan viskositas plastis dan tiksotropi dari petrolatum
dan plastibase sebagai fungsi dari temperatur. Viskometer Stormer yang dimodifikasi
digunakan untuk memperoleh kurva-kurva ini. Seperti terlihat pada gambar 4, kedua
basis menunjukkan koefisien temperatur dari viskositas plastis yang sama. Hasil ini
merupakan suatu kenyataan bahwa basis tersebut mempunyai derajat kelembutan
(sofness) yang hampir sama jika diraba diantara dua jari. Kurva “Yield Value”
terhadap temperatur ternyata mengikuti pola hubungan yang hampir sama. Kurva
pada gambar 5 memperlihatkan dengan jelas perubahan tiksotropi terhadap
temperatur yang membedakan kedua basis tersebut ( Petrolatum dan Plastibase).
Karena merupakan suatu akibat dari struktur gel, gambar 5 menunjukkan bahwa
matriks malam (wax) dari Petrolatum kemungkinan besar pecah dengan naiknya
temperatur, sedangkan struktur resin dari Plastibase tahan terhadap perubahan
temperatur pada percobaan tersebut. Temperatur ( 0C)
Berdasarkan data dan kurva seperti ini, ahli farmasi dalam laboratorium
pengembangan dapat memformulasi salep dengan karekteristik konsistensi yang lebih
diinginkan, para pekerja pada bagian produksi dapat mengontrol keseragaman dari
produk akhir yang lebih baik, dan ahli dermatologi dan pasien dapat mengandalkan
adanya suatu basis yang menyebar secara merata dan halus pada berbagai iklim, tapi
melekat baik pada daerah dimana obat itu bekerja dan tidak sulit untuk dihilangkan
sesudah obat tersebut digunakan.
Serbuk bulk agak analog dengan cairan non Newton, menunjukkan aliran plastik
dan kadang-kadang dilatansi, partikel-partikel dipengaruhi oleh gaya tarik menarik
sampai derajat yang bervariasi. Oleh karena itu, serbuk bisa jadi mengalir bebas
(free-flowing) atau melekat. Dalam pengertian khusus yaitu ukuran partikel porositas
dan kerapatan, dan kehalusan permukaan. Sifat-sifat dari zat padat yang menentukan
besarnya interaksi partikel-partikel.
Akan halnya partikel-partikel yang relati kecil (kurang dari 10µm), aliran partikel
melalui lubang dibatasi karena gaya lekat antara partikel besarnya sama dengan gaya
gravitasi. Karena gaya yang terakhir ini merupakan fungsi dari garis tengah yang di
naikkan pangkat tiga, gaya-gaya tersebut menjadi lebih bermakna apabila ukuran
partikel meningkan dan aliran dipermudah. Laju aliran maksimum dicapai setelah
aliran berkurang apabila ukuran partikel mendekati besarnya lubang tersebut. Jika
suatu serbuk mengandung sejumlah partikel-partikel kecil, sifat-sifat aliran serbuk
bisa diperbaiki dengan menghilangkan “fines” atau mengadsorbsinya pada partikel-
partikel yang lebih besar. Kadang kadang, aliran yang jelek bisa diakibatkan karena
adanya kelembapan dalam hal mana pengeringan partikel-partikel akan mengurangi
lekatnya partikel-partikel tersebut.
Partikel-partikel panjang atau plat cenderung untuk mengepak walaupun dengan
sangat longgar sehingga memberikan serbuk yang mempunyai porositas tinggi.
Partikel-partikel dengan kerapatan tinggi dan porositas dalam rendah cenderung
untuk mempunyai sifat-sifat bebas mengalir. Ini dapat dikurangi dengan kasarnya
permukaan, yang cenderung mengakibatkan karakteristik aliran yang jelek
disebabkan oleh gesekan dan kelekatannya.
Serbuk bebas mengalir berciri khas menyerupai debu, yang disebut dustibility,
suatu batasan yang berarti kebalikan dari kelekatan (stickiness). Likopodium
menunjukkan derajat dustibility yang terbesar, jika likopodium diberi angka
dustibility (sebarang) 100%, serbuk talk mempunya harga 57%, tepung kentang 27%,
arang halus 23%, kalomel yang ditumbuk halus mempunyai dustibility 0,7%. Harga-
harga ini harus berhubungan dengan keseragaman menyebarnya serbuk yang
ditaburkan bila digunakan ke kulit, dan daya lekat, suatu ukuran kekohesifan partikel
dari suatu serbuk yang dikeraskan (compacted powder), adalah penting dalam aliran
serbuk melalui mesin pengisi dan dalam pelaksanaan mesin kapsul otomatis.
Serbuk yang mengsalir tidak baik atau granulat memberikan banyak kesulitan pada
industri farmasi. Produksi unit sediaan tablet yang seragam terbukti bergantung pada
beberapa sifat granulat. Jika ukuran granular berkurang, variasi berat tablet pun
berkurang. Variasi berat minimum dicapai pada granul yang mempunyai garis tengah
400 sampai 800 µm. Jika ukuran granul dikurangi lagi, granul mengalir kurang bebas
dan variasi berat granul meningkat. Distribusi ukuran partikel mempengaruhi aliran
dalam dan pemisahan dari suatu granulat.
Aliran dalam dan granule demixing (yakni kecendrungan serbuk untuk memisah
menjadi lapisan-lapisan dengan ukuran berbeda) selama mengalir melalui corong
(hopper) membantu penurunan berat teblet selama bagian terakhir dari periode
kompresi. Laju alirann dari suatu granulat tablet meningkat denagan meningkatnya
jumlah fines yang di tambahkan. Kenaikan jumlah pelincir juga menaikkan laju
aliran, dan kombinasi dari pelincir serta penghalus (fines) tampak mempunyai aksi
sinergistik.
Gaya gesekan pada serbuk renggang dapat diukur dengan sudut istirahat (angle of
repose), ø. Ini adalah sudut maksimum yang mungkin terdapat antara permukaan dari
setumpuk serbuk dan bidang horizontal. Jika ditambahkan bahan lebih
banyakketumpukan tersebut, maka serbuk tersebut akan tuyrun ke berbagai sisi
sampai gesekan timbal balik dari partikel-partikel tersebut yang menghasilkan suatu
permukaan pada sudut ø ada dalam keseimbangan denagn gaya gravitasi. Tangen
sudut istirahat sama dengan koefisien gesekan antara partikel-partikel tersebut.
Tan ø = µ
Jadi, makin kasar dan makin tidak beraturan permukaan dari partrikel, akan makin
tinggi sudut istirahatnya. Sudut istirahat terutama merupakan suatu fungsi dari
kekasaran permukaan. Dengan menggunakan batch-batch pasir dengan ukuran yang
berdekatan, yang dipisahkan ke dalam ukuran yang berbeda, dibuktikan bahwa
dengan meningkatkan bentuk yang semakin jauh dari bentuk bola, sudut istirahat
meningkat sedang kerapatan bulk dan kemampuan alir (flowability) berkurang.
Untuk memperbaiki karakteristik aliran, seringkali ditambahkan pelincir (glidant)
pada serbuk granular. Contoh glidant yang umum digunakn adalah magnesium
stearat, amilum dan talk. Dengan menggunakan suatu pencatat pengukuran aliran
serbuk, yang mengukur berat serbuk yang mengalir per satuan waktu melalui lubang
corong (hopper), konsentrasi pelincir optimum adalah 1% atau kurang. Di atas kadar
ini, biasanya teramati penurunan dalam laju aliran. Ditemukan tidak shear cel dan
tensile tester.
Sudut istirahat dari granulat sulfhatiazol sebagai suatu fungsi ukuran partikel rata-
rata, adanya pelumas, dan penambahan penghalus (fines) ke dalam campuran. Pada
umumnya sudut istirahat meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel.
Penambahan talk dalam konsentrasi rendah mengurangi sudut istirahat, tapi pada
konsentrasi yang lebih tinggi talk akan menaikkan sudut tersebut. Penambahan fines
yakni : partikel-partikel yang lebih kecil dari mesh 100 ke dalam granul kasar
menghasilkan kenaikan sudut istirahat yang nyata.
Kemampuan serbuk untuk mengalir merupakan satu diantara faktor-faktor yang
termasuk dalam pencampuran bahan-bahan yang berbeda untuk membentuk suatu
campuran serbuk. Pencampuran, dan pencegahan ketidakcampuran, merupakan suatu
pekerjaan farmasetis yang penting dalam pembuatan bentuk-bentuk sediaan
umumnya, termasuk tablet dan kapsul. Faktor-faktorblain yang mempengaruhi proses
pencampuran adalah agregasi partikel, ukuran, bentuk, perbedaan kerapatan, dan
adanya muatan listrik statis
RHEOLOGY
Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo berarti
mengalir, dan logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat
kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan
tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas,
semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam
simbol η.
Laju alir emulsi merupakan hal yang penting disamping sifat fisik.
Karenanya kemampuan untuk mengukur, melakukan penyesuaian, dan
mengetahui bahan yang akan digunakan sangat penting untuk diketahui.
Penerapannya dapat dilihat dalam proses manufaktur. Seperti dalam proses
pencampuran, pemompaan, pengisian packing emulsi, dll.
Dari segi kualitatif emulsi mencakup mulai dari bahan dengan viskositas
rendah, susu-seperti pada fluida Newtonian melewati campuran yang tebal,
campuran ini berupa bahan dalam pembentukan krim, dimana dari segi
pergerakan semakin ke atas akan menjadi semakin tebal. Krim merupakan
salah satu bahan yang menekankan pada hasil. Dari segi mikrostruktur salah
satu elemen yang umum adalah kepemilikan fasa kontinyu bersamaan
dengan fasa liquid sebagai deformable droplet. Permukaan antar droplet
menjadi sumber stabilitas dengan kata lain sistem yang tidak stabil dengan
banyak cara dapat melindungi internal liquid dari gradient kecepatan pada
fase kontinyu. Beberapa kondisi dapat dipertimbangkan dalam hal ini
“kekakuan” yang efektif dari permukaan atau bagian dalam viskositas yang
sangat tinggi sehingga sistem berperilaku seperti pada disperse partikel
padat. Ini merupakan salah satu contoh kecil dari sub micron droplet.
Emulsi merupakan bentuk yang paling sederhana antara sistem dua fasa
yang mengandung cairan yang tidak saling larut. Dimana salah satu
terdispersi ke yang lain baik dalam bentuk mikroskopik atau sub-
mikroskopik droplet. Dua fase tersebut selalu dalam fase air dan fase
minyak yang menghasilkan o/w ataupun w/o emulsion. Sehingga, kehadiran
emulsifier sebagai stabilizer untuk menggabungkan dua fase yang terpisah
penting untuk meberikan kontribusi pada laju alir didalam sistem.
Banyak contoh yang ada untuk emulsi o/w, w/o, bahkan untuk o/o.
bagaimanapun besarnya kemungkinan untuk mendefinisikan emulsi tetap
saja membuat rheologi menjadi bagian dari deformable partikel dalam fase
kontinyu. Hal ini memuat salah satu keekstriman dimana sistim yang berada
di bagian dalam fase dispersi merupakan cairan dengan laju alir yang rendah
sehingga kemungkinan sistem tersebut akan lebih rendah dari fase kontinyu.
Dengan permukaaan yang distabilkan dengan stabilizer yang cocok.
Emulsi juga bisa jadi sebagai titik awal pembuatan seperti pada produk
susu. Selanjutnya diharapkan sifat rheologi dapat mencari seperti krim
dalam konsentrasi, dan bentuk partikl pada spray drying. Hal tersebut
merupakan cabang rheologi. Dengan kata lain, seperti pada darah sifat
emulsi menjadi menarik.
Pada produk yang kompleks sperti pada skin lotion, droplet emulsi hanya
merupakan bagian bentuk dari produk yang engandung polimer, partikel,
dan konsentrat struktur surfaktan. Pengertian mengenai peran patrikular
masing-masing komponen di atas penting untuk membantu memahami
keseluruhan rheologi. Khususnya bila droplet mengalami perubahan dari
waktu ke waktu karena coalescence ataupun disproponasi.
Tentu saja pada emulsi yang kompleks komposisi dari fasa kontinyu
mungkin saja tidak diketahui lebih lanjut. Bahkan tampak menjadi emulsi
yang sederhana, excess emulsifier ditampilkan dalam fase kontinyu yang
mungkin berasosiasi dalam struktur tipe micellar yang dapat menunjukkan
dampak awal dari laju alir secara keseluruhan. Pada kenyataannya, emulsi
yang kompleks dengan penambahan bahan partisi diantara fase kontinyu
dan fase dispersi, dan kemungkinan membentuk multilapisan emulsifier.
Salah satu cara untuk membelit komplektisitas dan menetapkan komposisi
fasa dengan cara sentrifugasi atau ultrasentifugasi emulsi. Hal ini
memungkinkan untuk menetapkan komposisi dari fase kontinyu. Pegerjaan
lebih lanjut dibutukan untuk menetapkan droplet secara alami dan lapisan
emulsifier, tapi hal ini hanya bias dilakukan dalam skala mikroskopik.
Laju alir sebagai hasil dari peningkatan gaya ketika laju alir ditingkatkan
sedangkan untuk memberikan gaya laju alir dikurangi ketika viskositas
ditingkatkan.
Bentuk sederhana dari laju shear elemen cair mengalir diatas satu sama lain,
dengan arah aliran yang berbeda. Sedangkan pada laju extensional mengalir
ke arah atau menjauh dari masing-masing satu dengan yang lain.
Shear stress merupakan unit laju alir dibagi jarak atau meter per
sekon/meter sehingga satuannya mejadi s-1. Shear stress gaya per satuan
area merupakan unit newton per meter, N m-2, tapi dalam sistem SI stress
seperti tekanan merupakan unit Pascal (Pa).
Nilai yang mendekati perhitungan shear rate yang diperoleh meluas dan
merupakan variasi dari berbagai kondisi penting untuk emulsi. Salah satu
contohnya adalah laju alir rata-rata cairan yang melewati pipa dibagi dengan
radius pipa, atau laju alir dari lapisan yang berpindah dibagi radiusnya.
Unit-unit yang akan sering digunakan dapat dilihat pada table 2. Dengan
menggunakan diagram yang sama kita juga dapat mencari nilai deformasi.
Dimana deformasi yang dinyatakan dengan δ (delta) merupakan kelanjutan
dari V=dγ/dt dan ỳ= dV/dh yang disebut dengan shear rate. Dot diatas
symbol deformasi digunakan untuk menandakan fungsi diffrensial
berdasarkan waktu dan mengikuti persamaan newton. Karenanya γ
merupakan jumlah shear dan ỳ merupakan laju shear atau shear rate dapat
dinyatakan dengan dγ/dt yang disebut dengan rate of strain.
Walaupun pada prakteknya lebih baik bila menuliskan laju shear untuk
mencirikan dari laju extensional tetap saja agar lebih mudah hanya
dinyatakan dengan viskositas.
Symbol γ (gamma) merepresentasikan deformasi pada simple shear dimana
pada gambar terlihat shear stress σ (sigma) juga digambarkan.
Dengan cara yang sama untuk perluasan ukuran unaxial sesuai deformasi
dinyatakan dengan ε (epsilon) dan stress σe seperti yang ditunjukkan pada
gambar 4 digunakan untuk fluida Newtonian. Dalam persamaan sederhana
dapat dinyatakan dengan :
σ=ηγ ………..(1)
E. Pipa viscometer
Brookfield DV3
Bohlin Visco 88
Reologica ViscoCheek
Physica MC1
H. Viskositas Emulsi
Kurva alir yang paling sederhana ditemukan pada dilute emulsi/emulsi yang
lemah,jika kita memplotkan dasar ukuran parameter dari shear rate/sheer
stress, kita akan mendapatkan hubungan garis lurus seperti ilustrasi pada
figure 8. Data ini mungkin diplotkan kembali sebagai viskositas (sheer
stress dibagi shear rate) sebagai fungsi shear rate dan tentu saja viskositas
tidak tergantung shear rate, emulsi Newtonian pada fig.9
Jika kita meningkatkan konsentrasi fase minyak untuk model emulsi kita,
kita melihat adanya emulsi yang non-Newtonian. Pertama jika kita
mengulangi plit pertama kita, kita masih dapat melihat macam-macam
respon linear jika kita pemplotkan data di atas range 300-3500 s -1, tetapi
sekarang kurva ini bergeser secara vertical dan kita melihat apa yang
tampak dalam intersep pada axis. Ini disebut Bingham behavior dan
dikarakteristikan sebagai yield stress (ekstrapolasi intersep) dan plastic
viscosity lihat slope kurva fig.10.
Ukuran dari aliran bahan dari beberapa cairan dibagi menjadi dua sifat yaitu
linier dan non linier (lihat Barnes et al [15]). Untuk deskripsi detailnya dari
subject ini.
Tabel 3
Ang. Veloc.
(rad/s)
Min ( Creep) - - - -
Maximal 50 50 50 50 100
Resolution - - -
Creep (strain)
Resolution 6,2x
maximal - - - - 1300
Landasan Teori
Viskositas adalah ukuran tahanan (resistensi) dari suatu cairan untuk mengalir.
Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo berarti mengalir, dan
logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat
cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas
merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi
viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam
simbol η.
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi diaplikasikan dalam pembuatan krim,
suspensi, emulsi, losion, pasta, penyalut tablet, dan lain-lain. Selain itu, prinsip
rheologi digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form)
sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi
pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan
dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan
obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh
(bioavailability). Sehingga viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi
obat dalam tubuh.
Dasar-dasar rheologi
Umumnya polietilen hasil polimerisasi di plant diberi tambahan additive dan
dipelletizing menjadi bentuk pellet. Pellet tersebut selanjutnya siap untuk diproses
menjadi berbagai macam bentuk seperti yang diinginkan dengan menggunakan mesin
fabrikasi yang cocok. Selama fabrikasi plastik tersebut banyak dipengaruhi oleh
kecepatan ekstrusi, setting temperature di tiap zone, melt pressure dll, yang
kesemuanya sering disebut sebagai ‘processability’. Processability polietilen dari
tinjauan rheologinya yaitu ilmu yang mempelajari aliran dan perubahan bentuk
polietilen dalam keadaan lelehan serta sifat-sifat alirannya.
Aliran dan perubahan bentuk viscoelastik
a. Kekentalan (viscosity)
Fluida adalah persenyawaan yang mengalami deformasi (perubahan bentuk) secara
kontinyu jika dikenakan shear stress. Resistensi yang dikeluarkan oleh fluida terhadap
beberapa deformasi disebut viscositas. Untuk gas dan beberapa cairan dengan Berat
Molekul yang rendah jika pada temperature dan tekanan tertentu viscositasnya tetap
maka bahan tersebut dikenal sebagai fluida Newtonian.
b. Kekenyalan (Elastisitas)
Apabila sebuah pegas diberi tegangan yang besarnya sebanding dengan strain dan
kemudian dilepaskan maka momennya akan segera dikembalikan dan tegangan
menjadi hilang, sifat ini disebut ‘elastis’ dan benda yang mempunyai sifat ini disebut
benda elastis dan dinyatakan dalam persamaan sbb,
s = E.g
Persamaan ini terkenal sebagai hukum Hooke, dimana;
s = Stress , E = Strain, g = Modulus Young
c. Viscoelastic
Sifat dari benda yang merupakan gabungan antara viscositas cairan (yang tidak
menun-jukkan sifat elastisitas) dan elastisitas dari padatan (yang tidak menunjukkan
kekentalan/ viscositas) disebut viscoelastis. Polietilen adalah salah satu benda yang
bersifat viscoelastis.
Pergeseran Fluida
Mengalirnya fluida didalam istilah teknis dikenal dengan nama geseran fluida (Shear
flow).
Didalam pergeseran fluida yang tetap ada 3 hal yaitu:
1. Tegangan geser (Shear stress)
dimana,
tyx = Tegangan geser (Shear stress)
F = Gaya
A = Luas penampang
2. Kecepatan geser (Shear rate)
dimana;
g = Kecepatan geser (Shear rate)
3. Kekentalan geser (Shear viscosity)
dimana,
m = Kekentalan geser (Shear viscosity)
Beberapa parameter yang berpengaruh terhadap Shear viscosity:
a. Melt Index
Melt index merupakan penggambaran/representasi dari Berat Molekul. Pada
polietilen linear (tanpa percabangan rantai panjang) dengan peningkatan Berat
Molekul atau penurunan Melt index maka akan terjadi penurunan pada Shear
viscosity.
Model-model fluida
Fluida mempunyai sifat-sifat spesifik yang umumnya memenuhi model-model seperti
berikut:
a. Model Newtonian
Contoh fluida yang memenuhi model ini adalah Air
Persamaan yang berlaku adalah
dimana :
tyx = shear stress
dVx/dy = shear rate
m = viskositas
b. Model Bingham
Contoh fluida yang memenuhi model ini adalah Pasta gigi
Persamaan yang berlaku adalah
dg syarat ltyxl > to
b. Melt fracture
Melt fracture terjadi jika polietilen diextrude pada kecepatan geser yang tinggi
sehingga menyebabkan produk mempunyai permukaan yang tidak halus, bentuk tidak
teratur dan extrusion tidak stabil. Melt fracture akan merusak kenampakan bentuk
produk. Melt fracture dapat diukur dengan alat rheometer, atau mudahnya melt
fracture dapat dilihat secara langsung pada permukaan lelehan yang sudah dingin.
Tegangan yang menyebabkan terjadinya melt fracture disebut ‘tegangan geser kritis’
(sC) dan kecepatan geser pada waktu itu ‘kecepatan geser kritis’ (gc). Sementara
hubungan antara tegangan geser kritis dan kecepatan geser kritis adalah
gc = sC / h
Kecepatan geser kritis dapat dinaikkan pada temperature yang sama yaitu dengan
menurunkan viscositas lelehan (h) secara khusus, hal ini dapat dilakukan dengan
meperlebar Distribusi Berat Molekulnya.
c. Melt Tension
Melt tension adalah tension/tegangan dari resin pada keadaan meleleh (bentuk
extruded) dari orifice pada beban konstan, pengukuran dilakukan dengan menarik
extruded pada kecepatan konstan. Melt tension merupakan fungsi MI atau Swell ratio
dan nilainya akan meningkat seiring dengan pertambahan viscositas dan elastisitas.
Secara khusus semakin rendah MI atau semakin lebar Distribusi BM nya maka
semakin besar nilai melt tensionnya.
d. Draw Down
Batasan draw down paling seering digunakan pada pemrosesan pelapisan (coating
process) untuk HDPE gejala ini ditunjukkan oleh exrtuded parison dari blow molding
yang jatuh karena adanya gravitasi. Apabila harga draw down tinggi maka akan
mengakibatkan distribusi tebal tidak merata pada sisi sebelah atas dan bawah dari
produk. Hal ini menjadikan masalah pada pembuatan produk berukuran besar yang
mana parison menjadi berat, draw down sangat erat berhubungan dengan melt tension
e. Spinnability
Hampir ada kemiripan antara melt tension dan spinability, melt tension merupakan
besarnya tension dari resin dalam keadaan lelehan yang keluar dari orifice pada
kecepatan pembebanan yang tetap. Sedangkan spinability adalah kecepatan untuk
memutus resin jika ditarik pada percepatan yang tetap. Spinability sangat berguna
pada industri monofilament, yaitu untuk mengetahui kecepatan pemrosesan tertinggi.
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada 2 yaitu Sistem Newton
dan Sistem Non-Newton.
Sistem Newton
Viskositas mula-mula diselidiki oleh Newton, yaitu dengan mensimulasikan zat cair
dalam bentuk tumpukan kartu seperti pada gambar berikut :
Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain.
Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan di atasnya bergerak dengan
kecepatan konstan, sehingga setiap lapisan akan bergerak dengan kecepatan yang
berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah yang tetap.
Perbedaan kecepatan (dv) antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak (dx)
adalah (dv/dx) atau kecepatan geser (rate of share). Sedangkan gaya satuan luas yang
dibutuhkan untuk mengalirkan zat cairan tersebut adalah (F’/A) atau Shearing stress.
F'/A=η dv/dx atau η=(F'⁄A)/(dv⁄dx)
Viskositas (η) merupakan perbandingan antara Shearing stress (F’/A) dan Rate of
shear (dv/dx). Satuan viskositas adalah poise atau dyne detik cm -2.
Cairan Newton adalah cairan yang mengikuti hukum Newton di mana nilai shearing
stress sebanding dengan nilai rate of shear (kecepatan geser), sehingga viskositasnya
tetap pada suhu ddan tekanan tertentu dan tidak tergantung kepada kecepatan geser,
jadi viskositasnya cukup ditentukan pada satu kecepatan geser.
Sistem Non-Newton
Hampir seluruh sistem dispersi termasuk sediaan-sediaan farmasi yang berbentuk
emulsi,suspensi, dan sediaan setengah padat tidak mengikuti hukum Newton.
Viskositas cairan semacam ini bervariasi pada setiap kecepatan geser, sehingga untuk
mengetahui sifat alirannya dilakukan pengukuran pada beberapa kecepatan geser.
Untuk menentukan viskositasnya dipergunakan viskometer rotasi Stormer.
Berdasarkan grafik sifat alirannya (rheogram), cairan Non-Newton terbagi dalam dua
kelompok, yaitu :
Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu (kurva naik berhimpit dengan
kurva turun). Kelompok ini terbagi atas tiga jenis, yakni :
Aliran Plastik
Kurva aliran plastik tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress
(atau akan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke
sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan sebagai harga yield. Cairan
plastik tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value
tersebut. Pada harga stress di bawah harga yield value, zat bertindak sebagi bahan
elastis (meregang lalu kembali ke keadaan semula, tidak mengalir).
U=([(F'⁄(A)-f]))/(dv⁄dx)
Di mana :
U = viskositas plastik
f = yield value
Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu (kurva naik tidak berhimpit dengan
kurva turun). Kelompok ini terbagi atas tiga jenis, yakni :
Aliran Tiksotropik
Pada aliran tiksotropik, kurva menurun berada di sebelah kiri kurva naik. Fenomena
ini umumnya dijumpai pada zat yang mempunyai aliran plastik dan pseudoplastik.
Kondisi ini disebabkan karena terjadinya perubahan struktur yang tidak segera
kembali ke keadaan semula pada saat tekanan geser diturunkan. Sifat aliran semacam
ini umumnya terjadi pada partikel asimetrik (misalnya polimer) yang memiliki
banyak titik kontak dan tersusun membentuk jaringan tiga dimensi. Pada keadaan
diam, sistem akan membentuk gel dan bila diberi tekanan geser, gel akan berubah
menjadi sol.
Aliran Rheopeksi
Pada aliran rheopeksi, kurva menurun berada di sebelah kanan kurva naik. Hal ini
terjadi karena pengocokan perlahan dan teratur akan mempercepat pemadatan suatu
sistem dilatan. Bentuk keseimbangan aliran rheopeksi adalah gel.
Kurva aliran rheopeksi
Aliran Antitiksotropik
Bila dilakukan pengukuran dengan penambahan dan penurunan tekanan geser secara
berulang-ulang pada sistem ini akan diperoleh suatu viskositas yang terus bertambah
sampai akhirnya suatu saat akan konstan.
GLYCEROLUM
Gliserin
Gliserol [56-81-5]
C3H8O3 BM 92,09
Gliserin mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 101,0% C3H8O3
Pemerian Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau
khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopik; netral terhadap lakmus.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam
klorofrom, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap.
Zat aktif yang digunakan pada saat praktikum adalah Propilen Glikol, dengan
monografi sebagai berikut (Farmakope Indonesia, Ed. IV, 1995. Hal 712) :
PROPYLENGLYCOLUM
Propilen Glikol
CH3CH(OH)CH2OH
1,2-propanadiol ( 57-55-6 )
C3H8O2 BM 76.09
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, da dengan kloroform; larut
dalam eter dan beberapa minyak esensial;tetapi tidak dapat bercampur dengan
minyak lemak.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detector
konduktivitas panas, dan kolom 1 m x 4 mm berisi bahan pengisi 5% G16 pada
partikel penyangga S5. Suhu injector dan defector, berturut-turut 240o, 250o, dan
kenaikan suhu kolom diatur rata-rata 5o per menit mulai dari 120o hingga 200o;
gunakan helium P sebagai gas pembawa. Waktu retensi untuk propilen glikol lebih
kurang 5,7 menit dan untuk ke 3 isomer dipropilen glikol, jika ada, berturut-turut
lebih kurang 8,2 menit, 9,0 menit, dan 10,2 menit.
Zat aktif yang digunakan pada saat praktikum adalah Karboksimetilselulosa Natrium,
dengan monografi sebagai berikut (Farmakope Indonesia, Ed. IV, 1995. Hal 175) :
CARBOXYMETHYLCELLULOSUM NATRIUM
Karboksimetilselulosa Natrium
Kelarutan Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal; tidak larut dalam
etanol, dalam eter dan dalam pelarut organic lain.
pH <1071> Antara 6,5 dan 8,5; lakukan penetapan menggunakan larutan (1 dalam
100).
Penetapan kadar Timbang seksama lebih kurang 500 mg, larutkan dalam 80 ml asam
asetat glacial P, panaskan di atas tangan air mendidih selama 2 jam, dinginkan hingga
suhu kamar dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
potensiometrik
1 ml asam perklorat o,1 N setara dengan 2,299 mg Na
Zat aktif yang digunakan pada saat praktikum adalah Serbuk Gom Arab,
denganmonografi sebagai berikut (Farmakope Indonesia, Ed. IV, 1995. Hal 175) :
Kelarutan Larut hamper sempurna dalam air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa
bagian tanaman dalam jumlah sangat sedikit, dan memberikan cairan seperti
musilago, tidak berwarna merah atau kekuningan, kental, lengket, transparan, bersifat
asam lemah terhadap kertas lakmus biru; praktis tidak larut dalam etanol dan dalam
eter.
Identifikasi Agar dan gom sterkulia, Agar dan tragakan, Pati dan destrin, Sakarosa
dan fruktosa, Tanin, Zat tidak larut, Susut Pengeringan, Sisa pemijaran Memenuhi
syarat yang tertera pada Gom Akasia.
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Escherichia coli; lakukan penetapan
menggunakan 1,0 g.
Prosedur Kerja
Viscometer Hoeppler ( Bola Jatuh)
Dengan menggunakan viskometer Hoeppler, tentukan viskositas mutlak dari
bermacam-macam cairan Newton.
Diisi dengan cairan yang akan diukur viskositasny sampai hampir penuh.
Masukan bola yang sesuai.
Cairan ditambahkan sampai penuh dan tutup sehingga tidak terdapat gelembung
udara.
Catatan : Waktu pengukuran yang terbaik adalah minimum 30 detik dan maksimum
500 detik. Oleh karena itu perlu dilakukan bola yang cocok terlebih dahulu.
Viskositas Brookfield
Diturunkan sedemikian rupa, sehingga batas spindel tercelup ke dalam cairan yang
akan diukur viskositasnya.
Dipasangkan stop kontak.
Dihidupkan motor sambil menekan tombol
Hasil Pengamatan
1. Viskometer Hoeppler (Bola Jatuh)
Cairan Jenis Bola D ρb ρc B T η
Gliserin Nikon Iron Alloy 15,0 8,1 1,0979 0,7 113,04 555,5
Propilenglikol Boron Sillica Glass 15,3 2,2 1,061 0,09 129,5 13,275
Sirupus Simplex Boron Sillica Glass 15,3 2,2 1,263 0,09 119,78 10,10
2. Viskometer Brookfield
Gliserin
Spindle rpm
62 20 441 cP
30 444 cP
50 448,2 cP
60 448, 5 cP
100 E
63 20 390 cP
30 404 cP
50 410 cP
60 408 cP
100 420 cP
64 20 210 cP
30 300 cP
50 400 cP
60 370 cP
100 420 cP
PGA 1%
Spindle rpm
62 20 0 cP
30 0 cP
50 0 cP
60 4,5 cP
100 9,3 cP
63 20 0 cP
30 0 cP
50 0 cP
60 0 cP
100 7 cP
64 20 0 cP
30 0 cP
50 0 cP
60 0 cP
100 0 cP
CMC Na 1 %
Spindle rpm
62 20 96cP
30 120 cP
50 136,2 cP
60 130 cP
100 125,7 cP
63 20 96 cP
30 120 cP
50 120 cP
60 122 cP
100 131 cP
64 20 0 cP
30 120 cP
50 160 cP
60 170 cP
100 198 cP
GRAFIK
Gliserin
Spindel 62
Spindle 63
Spindle 64
Propilenglikol
Spindle 62
Spindle 63
Spindle 64
CMC Na 1%
Spindle 62
Spindle 63
Spindle 64
Pembahasan
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Viskositas dapat
berpengaruh pada formulasi sediaan-sediaan farmasi, misalnya pada sediaan suspensi,
tidak boleh terlalu kental (viskositas tinggi) sehingga menyebabkan suspensi sulit
dituangkan. Hal ini dapat menyebabkan distribusi zat aktif tidak merata pada seluruh
cairan dan keterimaan pasien juga rendah.
Viskometer Brookfield
Dalam pengukuran viskometer titik ganda dengan viskometer Brookfield
menggunakan cairan ( larutan ) gliserin, CMC Na dan PGA. Dari hasil percobaan
cairan gliserin merupakan cairan Newton, karena gliserin memiliki viskositas konstan
pada suhu dan tekanan konstan. Viscometer Brookfield ini dapat digunakan untuk
cairan newton dan non newton. Gliserin merupakan cairan newton, sedangkan PGA
dan CMC merupakan cairan non newton karena viskositasnya brbeda pada setiap
kecepatan geser.
Pengaruh Putaran (rpm) terhadap viskositas
Pada percobaan ini, digunakan kecepatan putar yang berbeda-beda, yaitu dari mulai
20, 30, 50, 60 dan 100 rpm. Setelah dilakukan prcobaan pada larutan gliserin, sesuai
dengan litratur, dimana semakin tinggi nilai rpm maka nilai viskositasnya semakin
besar. Pada spindle 62 mulai dari rpm 20, 30, 50, 60 dan 100 viskositas secara
berturut-turut adalah 441, 444, 448,2, 448, 5 cP. Pada rpm 100 alat , menunjukkan
error, hal tersebut berarti alat tidak dapat membaca nilai viskositas pada kecepatan
100 rpm dan spindle 62, sehingga dapat dilakukan perubahan kecepatan atau
perubahan spindle. Pada spindle 63 dengan kecepatan 20. 30, 50, 60 dan 100
viskositas secara berturut-turut adalah 390, 404, 410, 408, 420 cP. Terdapat kesalahan
pada kecepatan 60 dimana nilai viskositas yang harusnya meningkat malah menurun,
hal tersebut bias terjadi karena pengaruh salah pembacaan nilai viskositas ataupun
salah dalam penggunaan alat. Pada spindle 64 dengan kecepatan 20. 30, 50, 60 dan
100 viskositas secara berturut-turut adalah 210, 300, 400, 370, dan 420 cP. Sama
halnya seperti pada spindle 63, pada spindle 64 terdapat kesalahan pada kecepatan 60
dimana nilai viskositas yang harusnya meningkat malah menurun.
Pada larutan PGA setelah dilakukan pengukuran nilai viskositas didapat hasil yang
sangat kecil. Viskositas larutan banyak yang menunjukkan nilai 0 dan viskositas
paling tinggi berada pada kecepatan 100 rpm pada spindle 62 yaitu 9,3 cP. Hal
tersebut terjadi karena larutan PGA memang jenis larutannya sangat encer, sehingga
nilai viskositasnya kecil.
Pada larutan CMC terjadi ksesuaian antara literature dengan hasil percobaan, dimana
semakin tinggi kecepatan putar (rpm), maka nilai viskositas semakin besar.
Pengaruh Spindel terhadap Kecepatan Putar
Pada percobaan ini, digunakan nomor spindle yang berbeda-bda, yaitu mulai dari
nomor 62, 63, dan 64. Semakin tinggi nomor spindle, maka semakin besar alat
pemutarnya dan berpengaruh terhadap nilai kecepatan putar (rpm).
Semakin besar spindle, maka semakin besar gaya yang diperlukan untuk memutar
alat, sehingga kecepatan putar menurun dan nilai viskositas juga menurun. Hasil
prcobaan menunjukkan kesesuaian dengan literature, dimana nilai viskositas pada
spindle nomor 62 lebih besar daripada nilai viskositas pada spindle 63 dan 64.
Sifat Aliran Cairan
Berdasarkan grafik sifat alirannya, maka cairan yang non newton dibagi menjadi 2
yaitu cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu (aliran plastikn aliran
pseudoplastik, dan aliran dilatan) serta cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu
(aliran tiksotropik, rheopeksi, dan antitiksotropik).
Larutan gliserin merupakan cairan newton yang tidak memiliki sifat alir, sedangkan
PGA dan CMC merupakan cairan non newton yang memilik sifat alir. Pada larutan
PGA setelah grafiknya dibandingkan dengan literature ternyata sifat alirannya adalah
tidak dipengaruhi waktu yaitu aliran plastic. Pada aliran plastic, nilai viskositas
berbanding lurus dengan nilai rpm, tetapi pada awalnya konstan dan kemudian
grafiknya naik.
Pada larutan CMC setelah grafiknya dibandingkan dengan literature ternyata larutan
CMC sifat alirannya juga tidak dipengaruhi waktu yaitu aliran dilatan. Dimana
semakin tinggi nilai rpm, nilai viskositas juga semakin meningkat.
Kesimpulan
Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas dan rheologi pada paraktikum adalah
viskometer hoeppler dan brookfield.
Gliserin merupakan larutan Newton karena memiliki nilai viskositas yang konstan
dan nilai viskositas tertinggi dibandingkan dengan propilenglikol dan sirupus
simpleks, dan dipengaruhi oleh suhu dan tekanan tertentu.
Larutan CMC Na merupakan larutan Non-Newton karena memiliki nilai viskositas
tidak konstan yang dipengaruhi oleh suhu dan tekanan tertentu dan merupakan aliran
dilatan karena dilihat dari grafik.
Larutan PGA tidak dapat diketahui jenis larutan Newton atau Non-Newton karena
nilai viskositasnya tidak diketahui dengan menggunakan alat Brookfield.
Semakin tinggi bobot jenis, maka waktu tempuh bola semakin kecil.
Semakin tinggi nilai kecepatan putar (rpm), maka viskositas semakin besar.
Semakin besar spindle, maka kecepatan putar semakin lambat.
Sifat aliran pada PGA adalah aliran plastic.
Sifat aliran CMC adalah aliran dilatan.
Daftar Pustaka
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Lecture Note “Rheologi ” by Dr. rer.nat. Sundani Nurono Soewandhi, School of
Pharmacy ITB.
Astuti, K.W., M.P. Susanti, I.M.A.G. Wirasuta, dan I.N.K. Widjaja. 2007.“Petunjuk
PraktikumFarmasi Fisik”. Jimbaran : Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
PengetahuanAlam Univesitas Udayana.
http://farmasiforyou.wordpress.com/2011/04/30/rheologi/ diakses pada tanggal 13
mei 2011.
Reologi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari