Anda di halaman 1dari 2

Izwan Zakiyyan Hakim

Sosiologi B 2016 | 4825163672


Tugas TJSO – Review Film

Judul film : Steve Jobs


Tahun rilis : 2015
Steve Jobs adalah film drama semi-biografi yang mengisahkan sisi lain dari sang pendiri Apple.
Berdasarkan buku biografi dengan judul yang sama karangan Walter Isaacson, film ini
mengisahkan bagaimana Steve Jobs, yang diperankan oleh aktor kawakan Michael
Fassbender, harus berkutat dengan segala krisis emosional yang bertubi-tubi menimpanya
menjelang peluncuran Macintosh pada tahun 1984, NeXT Computer pada tahun 1988, dan
iMac pada tahun 1998. Meskipun Steve Jobs merupakan sebuah film biografi, namun Danny
Boyle sebagai sutradara telah memberikan bumbu-bumbu fiktif yang mampu membuat film ini
menjadi tontonan menarik. Beberapa adegan tambahan yang dihadirkan dalam Steve Jobs
mampu menambah efek dramatis dengan tidak mengurangi fakta bahwa film ini merupakan
buah karya elegan dari sang sutradara pemenang piala Oscar (Slumdog Millionaire).
Secara garis besar, Steve Jobs adalah sebuah film karya Danny Boyle yang menghibur dan
layak untuk dinikmati. Kombinasi teknik pengambilan film yang impresif dan komposisi musik
Daniel Pemberton akan membuat kamu tenggelam dalam panggung drama sisi lain dari Steve
Jobs ini. Menariknya, untuk sebuah film bergenre biografi dengan bumbu drama di dalamnya,
Steve Jobs merupakan film yang begitu mudah untuk diikuti. Sebagai penonton, kamu hanya
perlu duduk dan menikmati pertunjukan berkualitas yang dibintangi oleh aktor dan aktris
nominasi piala Oscar. Sayangnya, kamu akan menemukan beberapa bumbu mubazir yang
menyita cukup banyak waktu penayangan. Saya merasa bahwa adegan yang terkesan sia-sia
dan tidak memiliki dampak pada resolusi film tersebut akan lebih baik apabila diganti dengan
adu peran Michael Fassbender dengan Kate Winslet, Seth Rogen, atau Jeff Daniels.
Masalah atau tantangan terbesar yang dihadapi Apple sebagai salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang telekomunikasi adalah menjadi yang terdepan dalam pasar persaingan
dengan para kompetitornya. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, Apple berupaya dalam
beberapa hal yang dapat saya rangkum dari film Steve Jobs:
1. Model bisnis yang lebih baik. Apple dalam berani menawarkan pengalaman
pengguna yang memuaskan dengan menawarkan lebih banyak dalam "nilai pakai"
daripada yang mereka tetapkan dalam "nilai tunai". Ketika kompetitor lain menjual
suku cadang yang dirakit menggunakan desain orang lain. Marjin Apple yang lebih
tinggi memungkinkan mereka untuk berinvestasi lebih banyak dalam R&D dan
memperhatikan detailnya.
2. Inovasi. Integrasi Apple dengan perangkat keras, perangkat lunak, dan sistem ramah
lingkungan memungkinkan mereka untuk berinovasi dengan cara yang tidak bisa
dilakukan orang lain. Apple tak henti-hentinya berfokus pada pengalaman terbaik
untuk pelanggan berikutnya, sehingga mereka bergerak lebih cepat untuk beralih
dari teknologi yang tidak mereka butuhkan.
3. Fokus pada konsumen terlebih dahulu. Secara historis konsumen telah terlayani dan
mereka bersedia membayar lebih untuk produk yang jauh lebih baik. Banyak bisnis
yang enggan menghabiskan lebih banyak dan berpikir mereka pantas mendapatkan
perhatian khusus karena mereka membeli dalam volume tinggi. Apa yang mereka
beli adalah produk yang aman.
4. Apple tidak mengaharapkan review positif yang berlebihan dari pelanggannya. Apple
lebih disiplin dalam tidak menjual produk yang tidak siap. Pelanggan sangat yakin
mereka akan berbaris untuk membeli produk yang belum pernah mereka lihat atau
coba.
Terakhir, berbicara tentang tanggung jawab sosial, Apple berkomitmen terhadap standar
tanggung jawab sosial tertinggi di seluruh rantai pasokan pasar di seluruh dunia. Apple
bersikeras bahwa semua pemasok mereka menyediakan kondisi kerja yang aman,
memperlakukan pekerja dengan bermartabat dan dengan hormat, serta menggunakan proses
manufaktur yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Tindakan Apple mulai dari audit
lapangan menyeluruh hingga program pelatihan industri terkemuka menunjukkan komitmen ini.

Anda mungkin juga menyukai