Anda di halaman 1dari 99

A.

PENDAHULUAN

A.1. UMUM
Proposal Teknis ini disusun dan diajukan Konsultan PT. Perentjana Djaja Lelang
yang di keluarkan oleh Panitia Jasa Konsultasi SKNVT Perencanaan dan
Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo Tahun Anggaran 2007, Direktorat
Jenderal Bina Marga untuk pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat –
Paket 7.
Sehubungan dengan itu, kami mengajukan suatu Dokumen Usulan Teknis beserta
Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang disusun sesuai dengan Pokok – pokok
Acuan Tugas (Terms of Reference).

A.2. RINGKASAN DOKUMEN USULAN TEKNIS


Dokumen ini memberikan seluruh informasi – informasi yang diisyaratkan oleh pihak
pemberi Tugas seperti yang tertuan dalam Pokok – pokok Acuan Tugas.

Susunan proposal ini adalah sebagai berikut :

1. PENDAHULUAN
Menguraikan singkat latar belakang penyedia jasa, meliputi organisasi
pengalaman.

2. PENGALAMAN PERUSAHAAN
Menjelaskan pengalaman perusahaan selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun
terakhir yang sesuai dengan pekrjaan yang akan dilaksanakan dan pengalaman
perusahaan mencakup jumlah orang bulan yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan, waktu pelaksanaan, uraian proyek, nilai kontrak dan instansi pengguna
jasa.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 1
3. PEMAHAMAN TERHADAP KAK
Uraian tentang pengertian jasa atas lingkup proyek, sasaran, kebutuhan jenis dan
jumlah tenaga ahli dan substansi laporan yang dihasilkan berdasar dokumen
seleksi.

4. TANGGAPAN ATAS KAK


Berdasarkan pemahaman penyedia jasa, penyedia jasa dapat menyampaikan
tanggapan terhadap KAK dalam rangka pencapaian sasaran KAK.

5. APRESIASI INOVASI
Dalam hal ini penyedia jasa berpendapat KAK perlu disempurnakan, maka
penyedia jasa dapat mengusulkan inovasi yang secara konsisten dituangkan
dalam penawaran teknis mamupun penawaran biaya.

6. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Konsistensi antaran pemahaman KAK, lingkup pekerjaan dan tujuan serta
layanan, apresiasi terhadap inovasi KAK, tanggapan terhadap KAK, rencana
kerja, jadual penugasan dan jumlah orang bulan untuk tenaga ahli, organisasi dan
fasilitas penunjang.

7. RENCANA KERJA
Uraian mengenai pelaksanaan pekerjaan meliputi pola kerja, sistematika
pengumpulan data, analisi permasalahan, pemecahan masalah, konstribusi
masing – masing tenaga ahli dalam setiap kegiatan dan laporan.

8. JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Menguraikan tentang jadwal yang akan dilaksanakan oleh tenaga ahli.

9. TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA


Menguraikan tentang jabatan dan tenaga ahli yang di butuhkan dalam pekerjaan
ini, menjelaskan tentang criteria tenaga ahli serta jadual dan tanggung jawabnya.

10. JADUAL PENUGASAN PERSONIL


Menguraikan tentang personil yang dilibatkan serta jadual pelaksanaan setiap
personil yang ditugaskan.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 2
11. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Menggambarkan Struktur Organisasi Konsultas dan Struktur Organisasi dengan
Instansi terkait.

12. LAPORAN
Menguraikan tentang laporan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang ada
dalam kerangka acuan kerja.

13. STAFF PENDUKUNG


Menguraikan tentang staff pendukung yang akan terlibat dalam pekerjaan.

14. FASILITAS PENDUKUNG


Menguraikan Fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran pekerjaan.

15. PENUTUP

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 3
B. PENGALAMAN PERUSAHAAN

Proposal ini dipersiapkan oleh PT. Perentjana Djaja selaku konsultan yang telah lulus
prakualifikasi dalam Pengadaan Jasa Konsultasi SKNVT Perencanaan dan Pengawasan
Jalan dan Jembatan Gorontalo.

Uraian berikut member gambaran tentang segala yang dimiliki oleh perusahaan dan
pengalamannya yang terkait. Rincian lebih lanjut dari latar belakang perusahaan dan
aktifitasnya diberikan pada lembar – lembar berikut ini.

B.1. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN


PT. PERENTJANA DJAJA didirikan sebagai Konsultan Arsitektur dan Teknik pada 6
April 1962. Walaupun PT. PERENTJANA DJAJA memulai kegiatannya sebagai
Konsultan Arsitek dan Teknik, ia telah berkembang dengan cepat dan beberapa
tahun terakhir telah dikembangkan untuk mencakup bidang pelayanan yang luas,
mencakup : transportasi, lalu lintas, jalan, serta bidang rancang bangun sipil lainnya.

PT. PERENTJANA DJAJA adalah anggota INKINDO (Ikatan Konsultan Indonesia)


dan HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia).

Sejak didirikan tahun 1962, PT. PERENTJANA DJAJA telah membina suatu staff
tetap yang terdiri dari Insinyur, Arsitek, Surveyor, ahli lanskap, Perencana,
Agronomist, Ekonomist, dll.

Selain pengetahuan di bidangnya masing – masing, personel utama telah


mendapatkan pengalaman penting dalam perencanaan awal, perencanaan teknik
dan konstruksi dan pemahaman yang baik atas factor – factor yang mempengaruhi
biaya konstruksi, serta aspek – aspek pengawasan yang ada dalam suatu proyek.

Saat ini PT. PERENTJANA DJAJA mempunyai staff lebih kurang 285 orang dimana
105 orang diantaranya adalah sarjan dari berbagai ilmu (pemegang gelar Msc. Ir dan
Bsc) disamping tenaga teknik non-gelar, Inspector, Surveyor, Laboratory Teknisi, juru
gambar, programmer dan tenaga administrasi lainnya.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 4
Dalam penanganan berbagai masalah proyek PT. PERENTJANA DJAJA ada dalam
posisi untuk mendapatkan solusi teknis terbaik yang memungkinkan dan pendekatan
ekonomis untuk masing – masing proyek.

Dari segi fasilitas pendukung, saat ini PT. PERENTJANA DJAJA menempati gedung
Wisma Pede di Jalan MT Haryono Kav. 17, Jakarta Selatan dengan peralatan kerja
lengkap termasuk jaringan computer beserta software (perangt lunak) untuk rancang
bangun, penggambaran dan pengendalian konstruksi.

B.2. LINGKUP PELAYANAN


Dalam bidang konsultansi PT. PERENTJANA DJAJA mampu dan telah melayani
bidang berikut :

- Survey;
- Studi dan Proyek Apraisal;
- Rancangan dan Perencanaan;
- Rancang Bangun dan Rencana Detail;
- Penelitian;
- Supervisi, Pengelolaan Proyek dan Monitoring;
- Technical Asistance & Advisory; dan
- Manajemen Teknik.

Disamping itu, PT. PERENTJANA DJAJA memiliki kemampuan dalam bidang


rancang bangun yang luas dan bervariasi untuk memberi layanan komprehensif,
seperti :
- Rancangan Wilayah dan Kota
- Rancang Bangun Transportasi dan Lalu Lintas;
- Rancang Bangun Jalan, Jembatan dan fly over;
- Penyelidikan Tanah dan Rancang Bangun Fundasi;
- Rancang Bangun Sanitary dan Lingkungan;
- Perencanaan Arsitektur dan Interior;
- Rancang Bangun Struktur;
- Rancang Bangun Listrik dan Mesin;
- Pertanian, Perikanan dan Peternakan;
- Pekerjaan Topografi; dan
- Transmigrasi (Rural Development).

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 5
B.3. PENGALAMAN 7 (TUJUH) TAHUN PT. PERENTJANA DJAJA
Dalam lembar-lembar berikut diberikan tentang rekaman pengalaman proyek yang
telah dan sedang dilaksanakan oleh PT. PERENTJANA DJAJA. Informasi yang
diberikan dalam formulir ini adalah berupa uraian singkat tentang waktu pelaksanaan,
jumlah man month proyek, Pemberi Tugas, nilai kontrak dan posisi Konsultan dalam
proyek tersebut.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 6
C. PEMAHAMAN KERANGKA ACUAN KERJA

C.1. LATAR BELAKANG


Berdasarkan hasil identifikasi / perkembangan yang terjadi dilapangan, ternyata ruas
jalan yang ada dalam Peket 7 – Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat, sudah
mendesak untuk segera mendapatkan penanganan yang memadai agar senantiasa
dapat berfungsi untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas barang dan penumpang
dalam rangka pencepatan pemulihan ekonomi.

Penanganan tersebut tidak hanya mengatasi kerusakan di Ruas-Ruas Jalan secara


menyeluruh, namun juga kekuatan strukturnya dapat mendukung beban lalu lintas
yang ada serta meningkatkan kapasitas jalan secara memadai.

Nama kegiatan ini adalah Paket Pengawasan Teknik Pelaksanaan Jalan untuk
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan
Jembatan (P2JJ) Gorontalo.

C.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu unutk Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (SNVT P2JJ)
Gorontalo yakni pekerjaan pengawasan teknik pelaksanaan prasarana jalan dan
jembatan yang dibiayai oleh APBN murni.

Tujuan dari jasa pelayanan ini adalah :

• Menjamin bahwa pekerjaan pengawasan teknik pelaksanaan dilaksanakan sesuai


rencana dengan menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya
mutu pekerjaan fisik.
• Tercapainya penyelesaian penangan masalah-masalah yang sifatnya khusus
serta memiliki tingkat problematika yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan
yang diinginkan selama umur rencana dapat tercapai.
• Memperkenalkan pendekatan system mutu untuk pencapaian mutu pelaksanaan
jasa kontruksi.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 7
C.3. LINGKUP PEKERJAAN
1) Tugas Tim Pengawasan Pelaksanaan Teknik Konstruksi adalah mencakup
:
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu proyek fisik dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan desain,
persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen
kontrak serta jadwal waktu yang telah ditetapkan.
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu proyek fisik dalam
memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum
dalam dokumen kontarak, terutama sehubungan dengan pemenuhan
kewajiban dan tugas kontraktor.
• Menyiapkan rekomenasi sehubungan dengan “Contract Cariation/Change
Order” dan “Addendum”, sehingga perubahan-perubahan kontrak yang
diperlukan dapat dibuat secara optimum dengan mempertimbangkan semua
aspek yang ada.
• Melaksanakan pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara terperinci
untuk mendukung peninjauan desain (Review Design), menyusun
perhitungan desain, membuat gambar desain dan perhitungan desain, dan
menyiapkan perintah-perintah kepada kontraktor sehingga perubahan desain
tersebut dapat dilaksanakan.
• Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran dan
perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar
pembayaran, perhitungan volume dan pembayaran didasarkan kepada
ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
• Melaporkan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik
semua masalah sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan termasuk
keterlambatan pencapaian target fisik, serta usaha-usaha penanggulangan
dan tindak turun tangan yang diperlukan.
• Konsultan harus memberitahukan secara tertulis Kepada Kontraktor atas
adanya penyimpangan-penyimpangan dari ketentuan dan persyaratan, baik
mutu dan volume bahan dan pekerjaan dan copy surat-surat pemberitahuan
tersebut harus disampaikan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Proyek Fisik dan Diarsipkan secara baik.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 8
• Melakukan pengecekan dan persetujuan atas gambar terlaksana (As-Built
Drawing) yang menggambarkan secara terperinci setiap bagian pekerjaan
yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor.
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik
menyusun laporan bulanan tentang kegiatan-kegiatan pelaksanaan
pekerjaan untuk dilaporkan kepada Pusat.
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dalam
melaksanakan “Provisional Hand Over” terutama dalam menyusun daftar
kerusakan dan penyimpangan yang perlu diperbaiki.

2) Tugas Site/Field Team adalah sebagai berikut:


• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu dan seluruh staffnya
dalam hal pengawasan pekerjaan fisik pada tahap konstruksi.
• Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan fisik yang dilakukan oleh
kontraktor.
• Mengevaluasi statement bulanan dari kontraktor dan menyiapkan sertifikat
bulanan, mengevaluasi kemajuan pekerjaan dan kontrol terhadap kuantitas
pekerjaan yang dilakukan kontraktor termasuk rekomendasi terhadap kinerja
kontraktor di lapangan.
• Mempersiapkan dan menyampaikan laporan kemajuan bulanan, laporan
triwulan dan laporan-laporan lainnya.
• Menyimpan semua catatan koresponden dan dokumen sehubungan dengan
perubahan-perubahan dan penyimpangan terhadap kontrak awal.
• Membantu dalam proses administrasi yang dibutuhkan selama masa
pelaksanaan proyek.
• Koordinasi dengan pihak-pihak yang berwenang sehubungan dengan
pelaksanaan proyek.

C.4. LOKASI PROYEK


Untuk melaksanakan kegiatan pengawasan pada pekerjaan di atas dilakukan selama
4 (empat) bulan. Adapun lokasi masing-masing ruas jalan dapat dilihat pada Gambar
C.1.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 9
D. TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

Setelah mempelajari dokumen pelelangan dan mengikuti rapat penjelasan untuk pekerjaan
Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7, maka konsultan berkesimpulan bahwa
seluruh isi materi yang terkandung di dalam kerangka acuan kerja secara jelas telah
mencakup semua aspek kegiatan untuk mencapai sasaran proyek dan sepenuhnya dapat
dipahami. Dalam hal ini konsultan dengan jelas memahami sepenuhnya segala ketentuan,
persyaratan dan tugas yang dimaksud, sehingga Konsultan berkesimpulan dapat
melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan yang dimaksud dalam kerangka
acuan kerja.

Namun demikian, unutuk lebih memperjelas pandangan Konsultan terhadap kerangka


acuan kerja tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai tanggapan
untuk memperkaya dan menyempurnakan tata cara pengawasan teknis jalan Provinsi
Gorontalo yaitu :

1. Dalam kerangka acuan kerja tidak diberikan sedikit ulasan kondisi masing-masing
proyek yang akan dilakukan pengawasannya sehingga agak sulit untuk menentukan
durasi waktu pelaksanaan bagi kontraktor, namun demikian dalan jadual personil sudah
ditentukan lamanya penugasan untuk masing-masing tenaga ahli pada tiap lokasi
royek, sehingga konsultan dalam usulannya hanya mengikuti batas waktu yang telah
ditentukan dan tidak dapat memperkirakan waktu pelaksanaan dengan tepat.

2. Pada Standar Teknis, menurut konsultan perlu dipertegas lagi mengenai standarisasi
teknis yang dipergunakan sebagai pedoman tata cara prosedur kegiatan. Melalui rapat
koordinasi SKNVT P2JJ Gorontalo dapat melakukan standarisasi prosedur, tata cara
kerja, pelaporan, dan hal lainnya yang terlibat dengan pengawasan di lapangan.

3. Seluruh tim pengawas lapangan harus mengikuti rapat koordinasi di Provinsi Gorontalo
sejak awal hingga akhir masa pengawasan dengan jadwal yang teratur. Dengan
demikian tercipta homogenitas pengetahuan dan kemampuan tenaga pengawas di
seluruh tim, sehingga masing-masing field team dapat bekerja secara harmonis.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 10
E.APRESIASI INOVASI

Disetiap tingkatan tim pengawas diperlukan disiplin yang tinggi untuk menerapkan tata cara
pengendalian mutu baik yang menyangkut mutu kerja dan mutu hasil kerja Kontraktor dan
Konsultan.

Pengendalian mutu memegang peranan yang sangat penting karena berkaitan dengan cara
kerja kontraktor dan konsultan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pelaksanaan
dilapangan diterapkan system kendali mutu yang diterapkan dari awal dengan penjelasan
yang detil mengenai system ini pada saat pre-contruction meeting. Sistem kendali mutu ini
akan disiapkan oleh konsultan secara sistematis dengan form-form yang telah dibuat
sebelumnya. Form tersebut akan dibahas pada saat awal konstruksi sehingga dapat
dievaluasi dengan baik dan dilakukan perubahan-perubahan seperlunya oleh konsultan
apabila ada hal-hal yang perlu disesuaikan dengan keadaan masing-masing proyek.

Dengan diterapkannya secara khusus system ini maka akan semakin mudah untuk
melakukan kontroling dalam bidang mutu dan diharapkan pelaksanaan pekerjaan juga
dapat dilaksanakan dengan lebih cepat dan bermutu.

Melalui Field Team dilakukan standarisasi prosedur, tata cara kerja, pelaporan, dan hal
lainnya yang terlibat dengan pengawasan di lapangan. Standarisasi kami anggap sangat
penting dalam menyamakan presepsi dalam pelaksanaan di lapangan, menghindari
perbedaan-perbedaan antara konsultan dan kontraktor dalam pemahaman Management
proyek secara umum dan secara khusus. Penerapan ini secara langsung dapat mendukung
tertib administrasi dari sejak awal hingga akhir proyek sehingga pada saat PHO segala hal
yang menyangkut administrasi dapat dipenuhi dengan baik dan benar. Standarisasi ini
saling mendukung antara system kendali mutu yang diterapkan sehingga dapat
menciptakan iklim pelaksanaan yang kondusif dan persoalan-persoalan rutin yang sering
dijumpai dapat diselesaikan dengan cepat.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 11
F. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Tugas utama Konsultan Pengawasan Teknik adalah menyiapkan informasi berupa data
teknik dan melaksanakan proses administrasi proyek, melaksanakan pemeriksaan dan
pengawasan secara terus-menerus, di lapangan termasuk melakukan pengujian-pengujian,
mengevaluasi dan memperbarui data serta membuat laporan-laporan dan rekomendasi bagi
SKNVT Proyek Fisik.

Secara umum dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja bahwa konsultan pengawas
merupakan institusi yang independen dalam membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Proyek Fisik pada saat melaksanakan pekerjaan fisik yang mencakup
pengendalian keuangan, waktu dan mutu dengan rincian umum tugasnya sebagai berikut :

• Membantu didelegasikan Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan agar pekerjaan dapat dikerjakan sesuai dengan desain, persyaratan dan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak serta jadwal waktu yang
telah ditetapkan;
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dalam memahami
dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam Dokumen
Kontrak terutama sehubungan dengan pemenuhan kewajiban dan tugas kontraktor;
• Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan “Kontrak Change Order” dan Addenda,
sehingga perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dan dibuat secara optimum;
• Mengkoordinir pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara terinci, menyusun
perhitungan desain, membuat gambar desain dan menyiapkan perintah-perintah
kepada kontraktor, sehingga perubahan tersebut dapat dilaksanakan;
• Melaksanakan pengecekan secara cermat pengukuran dan perhitungan volume
pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran, sehingga semua pengukuran
pekerjaan, perhitungan volume dan pembayaran didasarkan kepada ketentuan yang
tercantum dalam Dokumen Kontrak;
• Melaporkan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapaian target fifik, serta usaha-
usaha penanggulangan dan tindak turun tangan yang diperlukan dengan terlebih
dahulu mengkonsultasikannya kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo;

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 12
• Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus sehubungan dengan
pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta menandatangani “Monthly Certificate
(MC)” apabila mutu dan pelaksanaan pekerjaan telah memenuhi semua ketentuan dan
persyaratan yang ditentukan;
• Melaksanakan pengecekan dan persetujuan atas gambar-gambar terlaksana : As Built
Drawing yang menggambarkan secara terinsi setiap bagian pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh kontraktor, serta membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Proyek Fisik meneruskan gambar-gambar tersebut kepada Direktorat Jenderal
Bina Marga;
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik menyusun laporan
bulanan tentang kegiatan-kegiatan pelaksanaan pekerjaan untuk dilaporkan kepada
Ditjen. Bina Marga;
• Menyusun Laporan Triwulan (Quarterly Report) mencakup laporan kemajuan pekerjaan
dan laporan keuangan serta masalah-masalah yang di temui dilapangan;
• Menyusun Laporan Akhir (Final Report) yang berisi ringkasan konstruksi yang telah
dilaksanakan, rekomendasi untuk pemeliharaan yang akan datang, segala
permasalahan teknis yang muncul selama pelaksanaan, persoalan yang mungkin akan
timbul bila ada, dan berbagai macam perbaikan yang diperlukan di masa datang;
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dalam
melaksanakan Provisional Hand Over (PHO) terutama dalam menyusun daftar
kerusakan dan penyimpangan yang perlu diperbaiki.

Berdasarkan rencana Aktifitas seperti pada Gambar F, maka konsultan akan merinci
pelaksanaan pengawasan berdasarkan tahapan pekerjaan karena suatu kegiatan
mempunyai ketergantungan kepada kegiatan lainnya.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 13
`

Koordinasi proyek

Survey, verifikasi data,


Inspeksi lapangan
pengendalian kerja

Memeriksa dan menyetujui metode


dan jadwal pelaksanaan konstruksi
kontraktor Memeriksa staking out/
Kelengakapan kontraktor Pengujian laboratorium Pemeriksaan penyerahan
pengukuran
pekerjaan

Tinjauan dokumen lelang dan


collecting data
Record kondisi cuaca
Rekomendasi usulan pelaksanaan Memeriksa dan menyetujui daftar
Memeriksa dan menyetujui
peralatan, fasilitas camp, lokasi
metode konstruksi Laporan Akhir
AMP, stokyard
Memeriksa dan menyetujui As builit
drawing yang dibuat kontraktor
pengukuran kuantitas
Proses perubahan rencana jika
diperlukan penyesuaian dan revisi Persiapan keseluruhan yang
rencana diperlukan, gambar tambahan untuk
kerja kontraktor yang disetujui oleh Memeriksa dan rekomendasi
employer Memeriksa dan menyetujui Contact change order bila
personil utama kontraktor Pekerjaan masa pemeliharaan
quarry/ material yang ada
disiapkan kontraktor

Addendum kontraktor bila


Memeriksa dan menata metodologi
Membantu employer untuk ada
kualitas dan kuantitas
memeriksa dan menyelesaikan
problem utama untuk mencegah
yang tidak perlu dari kontraktor

Rekomendasi lain jika


ada

Responding

Mendapatkan dan memelihara segala jaminan yang diperlukan : material, peralatan.

Pembayaran Sertifikat Bualanan (Monthly Certificate)

Catatan kondisi yang tidak pasti di lapangan dan mencegah kelambatan

Pengawasan kemajuan

Mengarahkan kepada kontraktor

Menghindari / memeriksa claim kontraktor

GAMBAR : F. RENCANA AKTIVITAS

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 14
F.1. MASA PRA PELAKSANAAN
a.1. Persiapan dan Mobilisasi Konsultan
Dalam hal ini Konsultan akan Menyiapkan :

1. Personil/tenaga ahli dan tenaga pendukung. Apabila ada penggantian personil


terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Satuan Kerja – P2JJ sebagai Pengguna
Jasa.
2. Kantor berikut perlengakapannya, kendaraan dan fasilitas penunjang lainnya.
3. Peralatan/alat-alat ukut dan laboratorium dalam hal ini bukan alat laboratorium
yang lengkap tetapi hanya peralatan pendukung pelaksanaan kerja karena yang
menyiapkan lebih lengkap Kontraktor.
4. Peta, data dan peralatan penunjang.
5. Fasilitas akomodasi dan transportasi untuk kebutuhan Proyek.

a.2. Rapat Pra Konstruksi


Secara umum walaupun hanya berbentuk suatu rapat, Rapat Pra Konstruksi adalah
tahapan penting untuk melaksanakan pekerjaan supaya sesuai dokumen kontrak
karena merupakan koordinasi awal yang dihadiri oleh semua pihak pelaksana
pekerjaan meliputi SNVT Perencanaan dan Pengawasan, Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Proyek Fisik, Dinas-Dinas Terkait, Kontraktor dan konsultan. Dengan
demikian semua pihak akan memberikan tanggapan tata cara melaksanakan dan
apresiasi terhadap dokumen kontrak.

Didalam acara ini dijelaskan materi-materi berikut :

1) Materi
• Organisasi Kerja.
• Tata cara pengaturan pelaksanaan.
• Review dan penyempurnaan terhadap schedule dikaitkan dengan target
volume, mutu dan waktu.
• Jadwal pengadaan bahan, alat dan mobilitas personil.
• Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual check),
koordinasi dengan tim perencana.
• Menentukan lokasi bahan material (quarry), estimate quantity dan rencana
quality control bahan yang akan digunakan.
• Pendekatan terhadap masyarakat dan Pemda setempat.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 15
• Penyusunan rencana kendali mutu proyek.
• Penentuan titik Sta. 0+00 bersama tim perencana.
• Menyusun acara “Rekayasa Lapangan/Field Engineering” guna penyesuaian
gambar rencana terhadap kebutuhan lapangan.
• Pemahaman mengenai keselamatan kerja, keselamatan bangunan,
keselamatan pengguna jalan beserta penanganannya berupa asuaransi-
asuransi, peralatan-peralatan keselamatan kerja dan pengaturan lalu
lintasnya.
• Penjelasan dan pembahasan mengenai rencana Base camp, lokasi AMP,
penentuan instansi penguji independent.
• Pembahasan mengenai kebutuhan uang muka untuk kebutuhan pelaksanaan
fisik.
• Pembahasan mengenai prosedur pelaporan, jenis-jenis laporan yang harus
dibuat oleh masing-masing pihak.
• Penjelasan mengenai prosedur penilaian pekerjaan terlaksana dan prosedur
pembayaran.

2) Kesamaan pengertian terhadap pasal-pasal dokumen kontrak


• Pekerjaan tambah/kurang
• Termination atau force majeure.
• Maintenance & protection of traffic.
• Sub letting.
• Asuransi.
• Lainnya yang dianggap perlu.

3) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur


• Request, approval & examination of works.
• Shop Drawing, As Buil Drawing.
• Monthly Certificate (MC).
• PHO & FHO.
• Change Order, Addendum.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 16
4) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan utama
(major items).
• Rigid pavement.
• Flexible pavement.
• Struktur

Berdasarkan rapat ini semua pihak terutama instansi-instansi pelaksana pekerjaan


akan mempunyai pandangan yang sama terhadap sasaran, tata cara dan detail-detail
pelaksanaan sehingga semua pihak bisa mendukung kelancaran pekerjaan.

F.2. MASA PELAKSANAAN


b.1. Mobilisasi Kontraktor
Pada tahap ini Konsultan Pengawasan Teknik akan melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan antara lain :

• Menyiapkan formulir-formulir yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan.


• Memeriksa dan melengkapi data survai yang akan digunakan, serta
menentukan titik-titik lokasi survai di lapangan sesuai dengan data tersebut.
• Memberikan rekomendasi bagi Pemberi Tugas didalam tahapan kegiatan
pelaksanaan.
• Memeriksa dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas, polis dan batas
lingkup asuransi dan Kontraktor.
• Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan personil yang akan
didatangakan, fasilitas Base Camp dan lokasi penempatan peralatan.
• Memeriksa dan mempersiapkan cara perhitungan kuantitas dan prosedur
pemeriksaan mutu (quality control).
• Memeriksa dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas didalam
proyek.
• Memeriksa dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu material yang
disediakan oleh kontraktor.
• Memeriksa pemasangan patok garis tengah jalan dan damija (ROW).
• Membantu Pemberi Tugas untuk memeriksa dan memecahkan masalah yang
mungkin akan muncul, serta bertindak untuk menghindari timbulnya klaim dari
kontraktor.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 17
b.2. Review Design
Metodologi pelaksanaan Review Design, akan dibagi dalam beberapa tahapan
proses :

b.2.1. Tahap Persiapan dan Survei Pendahuluan


Pekerjaan persiapan ini termasuk pengorganisasian personil dan
penyusunan rencana kerja, persiapan peralatan yang akan digunakan
untuk survai dan mobilisasi.
Survai pendahuluan ini bertujuan untuk mencari dan menentukan trase
jalan/wilayah pelebaran yang terbaik ditinjau dari segi teknis dan ekonomi,
mengumpulkan data lainnya untuk melengkapi data-data Survai topografi,
hidrologi, soil dan lain-lain.

Untuk pelaksanaan Survai pendahuluan ini konsultan akan membentuk tim


untuk mencatat data-data yang diperlukan seperti :

 Data kondisi jalan lama dan bagian-bagian yang rusak


 Data-data utilitas yang terletak/berada di Damija seperti : PAM, PLN,
GAS, Telkom, dll.
 Data lokasi rencana trase jalan / pelebaran dan daerah sekitarnya
 Data lain yang diperlukan untuk jembatan, gorong-gorong dan bangunan
pelengkap lainnya
 Data kondisi lereng berupa data properties tanah, data topografi, serta
data lain berupa daerah peruntukkan pada lahan disekitar lokasi longsor.
 Data banjir dan erosi.
 Bahan-bahan yang tersedia yang dapat menentukan macam konstruksi
yang paling menguntungkan
 Data mengenai informasi harga satuan dan biaya hidup sehari-hari.
 Data lain yang diperlukan seta usulan dari Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi.

Selama Survai pendahuluan, konsultan akan mengecek semua data-data


yang diperlukan tersebut dilapangan, memberi koreksi-koreksi seperlunya
serta mengambil keputusan apa yang harus dilakukan pada saat desain.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 18
Adapun tugas dari tim Survai pendahuluan ini antara lain :

 Mencatat kerusakan jalan


 Menentukan jenis pengujian mekanika tanah yang sesuai, lokasi titik
pengujian pada lereng tersebut serta perkiraan jenis keruntuhan yang
timbul.
 Menentukan jenis konstruksi dinding penahan yang sesuai, dengan
pertimbangan ruang terbuka yang mungkin.
 Menentukan tipe konstruksi yang paling baik untuk lokasi tersebut
sehubungan dengan material dan kondisi tanah.
 Mencatat informasi banjir serta erosi yang terjadi
 Menentukan titik referensi dari beton
 Mencatat material yang tersedia
 Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi penting
 Data lain yang diperlukan.

Semua hasil Survai pendahuluan akan dilaporkan dalam bentuk laporan


Survai pendahuluan lengkap dengan photo berwarna ukuran postcard.

b.2.2. Pengumpulan Data Lapangan


Pengumpulan data lapangan yang dilaksanakan pada pekerjaan ini sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja dilakukan dengan menggunakan data yang
disederhanakan (simplified method), yaitu cara pengumpulan data
lapangan yang telah dikembangkan oleh Dit. Jend. Bina Marga sejak tahun
1983 dan Field Data Collection Summarynya.

b.2.2.1. Dynamic Cone Penetrometer (DCP)


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai CBR lapisan tanah dasar
yang dilakukan pada ruas-ruas jalan yang belum beraspal, seperti jalan
tanah, jalan kerikil atau jalan aspal yang telah rusak hingga tampak
lapisan pondasinya.

Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan


sebagai berikut :

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 19
- Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
ukuran seperti yang diberikan dalam gambar.
- Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan 200 meter
- Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan
lapisan tanah dasar
- Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada
seperti lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.
- Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan
lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat
keras (lapisan batuan).
- Selama pemeriksaan arus dicatat keadaan-keadaan khusus yang perlu
diperhatikan seperti timbunan, kondisi drainase, cuaca, waktu dan
sebagainya.
- Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas
- Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini, dicatat dalam formulir.
b.2.2.2. Survai Kondisi dan Geometrik Jalan
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umum
mengenai kondisi perkerasan yang ada dan kondisi geometric jalan
yang bersangkutan.

Pemeriksaan dilakukan dengan metode yang disederhanakan, yaitu


cukup mencatat kondisi rata-rata setiap 1,0 km yang tercatat selama
berkendaraan dan mengisikannya dalam formulir.

- Lebar bahan perkerasan yang ada dalam meter


- Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Nacas,
Lasbutag, Penetrasi Macadam, Krikil, Tanah, Soil-cement dan
sebagainya.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 20
- Nilai kekerasan jalan (Road Condition Index), yang dapat diperoleh dari
Survai NAASRA Roughness Meter atau ditentukan secara visual
dengan ketentuan skala sebagai berikut :

Kondisi Permukaan Jalan Tipe – tipe Permukaan yang


RCI
Aspal Khas/Khusus

Hotmix yang baru (lataston, laston


8 – 10 Sangat rata dan datar setelah peningkatan dgn
menggunakan beberapa lapisan)

Campuran panas setelah


pemakaian beberapa tahun
7–9 Sangat baik umumnya rata hotmix yang baru diletakkan
sebagai satu lapisan tipis diatas
PM

Lapisan tipis lama dari otmix,


6–7 Baik latasbum, lasbutag setelah
pemakaian beberapa tahun

Cukup sedikit sekali atau tidak Penetrasi macadam baru,


5–6 ada lobang – lobang, tepi Latasbum baru, lasbutag setelah
permukaan jalan rata-rata pemakaian beberapa tahun

Penetrasi macadam setelah


Jelek kadang-kadang ada
pemakaian 2 atau 3 tahun,
4–5 lobang, permukaan jalan rata-
latasbun baru, pemeliharaan
rata
yang jelek batu kerikil

Penetrasi macadam lama,


Rusak bergelombang banyak
3–4 Latasbum lama, pemeliharaan
lobang
yang jelek batu kerikil

Rusak berat, banyak lobang Semua tipe-tipe perkerasan yang


2–3
dan seluru perkerasan hancur tidak diperhatikan lagi

Jalan-jalan dengan drainase


Tidak bisa dilalui kecuali oleh yang jelek, semua tipe-tipe
2
WD Jeep permukaan jalan tidak
diperhatikan sama sekali.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 21
- Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti
saluran samping, Gorong-Gorong, bahu, Kerb, kondisi drainase
samping, jarak pagar/bangunan pnduduk/tebing ke pinggir perkerasan.
- Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan
lokasi yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnnya.
- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir
- Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometric jalan minimal 1
(satu) buah foto perkilometer.
- Foto-foto ditempel pada formulir dengan mencantumkan hal-hal uang
diperoleh seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan foto,
tanggal pengambilan foto dan tinggi petugas yang memegang nomor
Sta.

b.2.2.3. Pemeriksaan Lokasi Sumber Material


Tujuan dari pemeriksaaan ini adalah untuk mengetahui informasi
mengenai bahan-bahan perkerasan yang dapat dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada ruas-ruas jalan yang dikerjakan.

Informasi yang harus diperoleh dan dicatat dalam formulir adalah


sebagai berikut :

- Jenis bahan untuk perkerasan yang ada, misalnya pasir, krikil, tanah
timbunan, batu.
- Lokasi quarry setiap jenis bahan perkerasan berikut perkiraan jumlah
volume yang ada,
- Perkiraan jarak angkut bahan dari quarry ke base camp proyek.
- Peta lokasi quarry berikut keterangan lokasinya (km / Sta)
- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir.

b.2.2.4. Inventarisasi Lereng


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai
kondisi lereng yang terdapat pada sisi ruas jalan yang ditinjau.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 22
Informasi yang harus diproleh dan dicatat dalam formulir adalah sebagai
beikut :

- Lokasi lereng
- Depan Dimensi lereng yang meliputi benteng, lebar, kebebasan, dan
kondisi lereng.
- Perkiraan volume pekerjaan dan jenis perlindungan yang perlu untuk
dilakukan.
- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir
- Foto dokumentasi sebanyak minimal 2 (dua) lembar untuk setiap
lereng yang diambil dari arah depan dan samping, foto ditempel pada
formulir.

b.2.2.5. Survai Topografi


Pegukuran Survai topografi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data
topografi yang cukup untuk kebutuhan perencanaan dan dilakukan pada
daerah yang direlokasi atau jalan baru.

Detail dari pengukuran ini adalah sebagai berikut :

- Pengukuran polygon dengan ketelitian 1:10.000 dan patok-patok


permanen harus dipasang dengan interval tidak lebih dari 500 m serta
dapat terlihat dengan mudah. Untuk kebutuhan review design data
yang didapatkan harua sedetail mungkin, pada umumnya cross section
dibuat per 12,5 m panjang jalan, sedang untuk lereng dilakukan pada
perubahan kemiringan yang mencolok.
- Pengukuran jarak dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan
titik-titik sementara dan bantuan alat ukur elektronis.

Patok-patok pegukuran dapat berupa :


- Patok beton bertulang dengan ukuran 10 x 10 x 60 cm dipasang
ditempat yang bebas dari gangguan lalu lintas atau lainnya selama
pelaksanaan
- Paku yang dipasang pada beton atau cara lainnya, pada bangunan-
bangunan tetap.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 23
Pengukuran harus meliputi :
a) Titik-titik kontrol vertical dan horizontal berupa Patok-patok kayu
yang dipasang setiap interval 100 m pada rencana as jalan.
Ukuran patok kayu adalah 1 x 7 x 60 cm dan dapat ditancapkan ke
tanah sedalam 50 cm.

Pada pengukuran polygon :


- Titik Kontrol horizontal :
Pengukuran menggunakan theodolit dengan ketelitian bacaan 1
detik dan ketelitian orde ketiga.
- Titik Kontrol Vertikal :
Pengukuran menggunakan waterpass dengan ketelitian 1,5-2,5
mm/km, pengukuran dilakukan dua arah.
b) Titik-titik penting pada tikungan (CS, ST, PI, TS, SC) harus
ditentukan dengan teliti. Pada titik tersebut dibuat pula patok-patok
pembantu dan perlu dipasang 1 patok beton pada titik tersebut diluar
daerah pengukuran jalan harus dibuat patok pembantu.
c) Pengukuran lebar right pf way (ROW) dengan menyebutkan tata
guna tanah serta data lainnya seperti : pemukiman, sawah dan lain-
lain.
d) Cross Section dibuat untuk setiap interval 12,5 m pada tiap-tiap titik
control. Lebar Cross Section sampai dengan batas ROW kekanan
dan kekiri dari as jalan.
e) Perhitungan dan penggambaran peta topografi berdasarkan atas
koordinat titik-titik kontrol diatas.

Gambar peta topografi dibuat pada kertas melimeter dengan skala


1:1000 dengan garis kontur tiap interval 1 meter semua titik-titik
kontrol harus dicantumkan dalam gambar.

b.2.2.6. Pengumpulan Data Penunjang Lainnya


Data-data tersebut terutama yang berkaitan dengan ruas jalan yang
bersangkutan yang berguna dalam proses desain, misalnya NAASRA
Roughmeter Survai, data perhitungan lalu lintas, FED dan SED, peta
lokasi, dan tata guna lahan sekitar lereng dan lain-lain.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 24
b.2.2.7. Pengambilan Contoh Tanah
Pengambilan Contoh Tanah bertujuan untuk penyelidikan tanah tersebut
dilaboratorium. Pengambilan Contoh Tanah dikerjakan dengan cara
Disturbed Sample dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Umumnya pada lapisan tanah yang berbeda harus dilakukan
Pengambilan Contoh Tanah.

Dalam hal ini dilakukan batasn-batasan sebagai berikut :

a) Pada daerah yang lapisan tanahnya sama, sekurang-kurangnya


sejauh 2 km harus diambil 1 buah contoh tanah untuk jalan baru dan
maksimum 5 km untuk peningkatan atau pemeliharaan jalan.
b) Pada tempat-tempat diman terjadi perubahan lapisan tanah, baik
kedudukan maupun macamnya harus diambil contoh tanah.
c) Untuk dinding lereng akan dilakukan percobaan pada titik-titik yang
telah ditentukan saat Survai pandahuluan.
d) Selain itu untuk perencanaan lereng, sampel tanah pada bagian kaki
lereng terbawah dapat dilakukan pengujian praktis guna penentuan
perkiraan jenis keruntuhan yang timbul.

b.2.2.8. Test Laboratorium


Pelaksanaan Test Laboratorium dimaksudkan untuk mendapatkan data-
data yang digunakan dalam perhitungan perencanaan.

Test yang dimaksud antara lain meliputi :

a) Analisa saringan digunakan untuk menentukan cara-cara dan


kemungkinan pemadatan lapisan tanah, baik sebagai subgrade
maupun sebagai base (Quarry, Materials).
b) Compaction Test
Hubungan Moisture Content dan Dry Density akan digunakan pada
pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan.
c) Atterberg Limits Test
Pengukuran Atterberg Limits Test akan memungkinkan kelengkapan
klasifikasi tanah dan peninjauan untuk Pavement Design dan
Embankment.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 25
d) Penyelidikan ini digunakan terutama untuk perhitungan stabilitas
lereng-lereng galian dan urugan jalan serta penetapan nilai c dan q.
e) CBR Test
Nilai-nilai test digunakan untuk Klasifikasi Daya Dukung Tanah
Subgrade. CBR Test hendaknya dikerjakan sesuai dengan CBR
Modified AASHTO.
f) Consolidation test.
Nilai test digunakan untuk penentuan parameter koefisien pengaliran
tanah dan untuk penentuan nilai parameter kecepatan konsolidasi.
g) Triaxial test.
Nilai test ini digunakan untuk penentuan koefisien parameter
kekuatan tanah dan kemungkinan besaran gaya lateral tanah.

b.3. Metode Analisa


Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, Konsultan mengadakan analisa
data dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

b.3.1. Analisa Lendutan Balik


Lendutan balik rencana (D) ditentukan berdasarkan formula :
D = x + 1.0.s
Dimana ;
D = Lendutan balik rencana pada section tertentu
X = Lendutan balik rata-rata pada section tertentu
S = Standard Deviasi pada section tertentu

b.3.2. Analisa Data CBR


Nilai CBR rencana ditentukan dengan formula :

CBR (desain) = CBR (rata-rata) – 1 Standard Deviasi

Dalam pemakaian kedua formula tersebut, harus diperhatikan batasan-


batasan yang berlaku dalam teori statistik.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 26
b.3.3. Penentuan “Unique Section”
Yaitu suatu seksi jalan yang mempunyai karakteristik seragam dalam
beberapa variable desain seperti :

 Lebar perkerasan yang ada / rencana


 Lendutan balik rencana atau
 Nilai CBR rencana
 Nilai beban lalu lintas
 Perubahan Camber

b.3.4. Analisa Data Lalu Lintas


Analisa data lapangan lalu lintas, digunakan untuk menghitung besarnya
beban gandar kumulatif selama umur rencana dan menghitung besarnya
ADT pada pertengahan umur rencana.

b.3.5. Standar Perencanaan


Pada prinsipnya pekerjaan perencanaan teknik (simplified design) jalan ini
menggunakan metode desain yang disederhanakan dan mneggunakan
program komputer yang sudah dikembangkan oleh Ditjen Bina Marga
dalam Road Design System yang telag mengalami beberapa
penyesuaian, kecuali didaerah yang direlokasi dibuat desain khusus,
terutama yang menyangkut desain geometric dari jalan baru.

Sesuai dengan metode diatas maka konsultan dalam pelaksanaan


pekerjaannya harus selalu mengacu kepada hal-hal sebagai berikut :

a. Petunjuk Pengambilan Data Lapangan untuk Program Peningkatan


Jalan yang diterbitkan oleh Sub Direktorat Perencanaan Teknik Jalan,
Dit. BIPRAN, Dit. Jend. Bina Marga.
b. Optimising of Overlay Design in Indonesia, Cone, 1983
c. Literatur tentang overlay design yang digunakan dilingkungan Dit.
BIPRAN pada bulan April 1987.
d. Untuk desain geometric pada daerah yang direlokasi ataupun jalan
baru, mengikuti Buku Pedoman Bina Marga No : 13/70 tentang
“Spesifikasi Standard Untuk Perencanaan Geometrik pada Jalan
Rural”.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 27
e. Pengumpulan data lapangan menggunakan cara yang telah
disederhanakan (simplified method) yaitu cara pengumpulan data
lapangan yang telah dikembangkan oleh Dit. Jend. Bina Marga sejak
tahun 1983.
f. Peratuaran pemerintah tentang jalan no. 26 tahun 1865 mengenai
kelas jalan, alinyemen dan lebar jalan.
g. Standar drainase jalan
h. Penerangan jalan raya
i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, NI-2, 1971
j. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya SKBI
Nomor : 1.3.28.1987, UDC : 624.042.624.21.
k. Peraturan Perlindungan lereng oleh Dit. Jend. Bina Marga

Untuk standar yang belum tercakup dalam standar yang diuraikan diatas,
maka konsultan akan menggunakan spesifikasi teknis yang diterbitkan
ASTM / AASTHO (Amerika Serikat), BS (Inggris), atau sesuai dengan
arahan dari Pengguna jasa.

b.3.6. Perhitungan Rencana


Dalam phase perencanaan ini, konsultan wajib melaksanakan proses
sebagai berikut :

a. Penyusunan konsepn detail perencanaan untuk selanjutnya harus


mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa.
b. Pembuatan Perencanaan akhir, dilakukan setelah konsep tersebut
diatas telah mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa dengan
mencantumkan koreksi dan saran-saran yang diberikan oleh
Pengguna Jasa.
c. Semua perencanaan akan mengikuti standar-standar perencanaan
seperti telah dijelaskan dalam bab sebelumnya.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 28
1. Konsep Detail Perencanaan
Dalam proses ini Konsultan menentukan semua kesimpulan hasil
Survai lapangan dari semua bagian proyek, antara lain
menyangkut :
- Penetapan alinyemen jalan baru berdasarkan peta topografi
dan evaluasi hasil Survai Pendahuluan dengan memperhatikan
standar perencanaan yang telah ditetapkan.
- Untuk perhitungan konstruksi perkerasan jalan harus
disesuaikan dengan hasil-hasil penyelidikan tanah maupun
keadaan bahan bangunan.
- Mempelajari kemungkinan pemakaian tipe bahan perkerasan
jalan yang sesuai untuk suatu daerah tertentu. Type perkerasan
yang diijinkan dalam pekerjaan ini adalah type-type yang
sekarang dipakai Direktorat Jenderal Bina Marga
- Melakukan hasil desain tebal perkerasan tambahan menurut
metode yang telah ditetapkan.
- Melakukan desain untuk perlindungan lereng dengan dasar
perhitungan menggunakan parameter kekuatan tanah dan
kondisi pengaliran dari air permukaan maupun air tanah yang
timbul.
- Membuat desain perlindungan untuk struktur penahan guna
keawetan struktur tersebut.
- Melakukan hasil desain sehingga diperoleh hasil desain yang
optimal dan selalu memperlihatkan batasan-batasan dalam
biaya proyek.

2. Laporan Konsep Dasar Perencanaan


Konsultan akan membuat dan menyampaikan kepada pengguna
Jasa Laporan yang berisi kesimpulan dan saran atas semua
bagian perencanaan jalan.
d. Standar-standar dari bangunan pengaman lainnya (bangunan
penahan erosi dan lain-lain)
e. Spesifikasi dan Dokumen Tender

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 29
b.3.7. Perhitungan Volume
Program pembangunan jalan ini dibagi dalam dua paket pelaksanaan
sesuai dengan lokasi dan kemampuan pelaksana pembangunan. Untuk
tiap ruas jalan harus dihitung jumlah pekerjaan tiap bagian dengan
masing-masing kontrak pelaksanaannya dan diringkas dalam beberapa
divisi pekerjaan yaitu :

1. Mobilisasi
2. Pekerjaan Drainase
3. Pekerjaan Tanah
4. Pekerjaan Shoulder
5. Pekerjaan Pondasi
6. Pekerjaan Pavement
7. Pekerjaan Struktur Dinding Penahan.
8. Pekerjaan Minor
9. Pekerjaan Harian
10. Rutine Maintenance

b.3.8. Prakiraan Biaya


Setelah proses perencanaan selesai maka akan dilakukan perkiraan
biaya yang tetap beserta analisa harga satuan dari setiap jenis pekerjaan
berdasarkan factor-faktor : material, peralatan, sosial, pajak, overhead,
keuntungan dan pengawasan yang didapat dari keterangan-keterangan
daerah setempat. Perkiraan yang didapat dari analisa ini dibandingkan
dengan proyek-proyek sebelumnya atau pekerjaan-pekerjaan sejenis
didaerah itu, bila terjadi perbedaan maka harus dicari sebabnya dan di
adakan penelitian kembali sehingga didapatkan harga yang sesuai untuk
pekerjaan tersebut.

Perkiraan biaya pembebasan tanah (ROW) akan dibuat berdasarkan


harga satuan yang ditentukan oleh pemerintah untuk setiap jenis
penggunaan tanah.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 30
Konsultan akan mengumpulkan data dari Pelaksana Kegiatan dalam
negeri sehingga dapat memperkirakan kemampuan dalam melaksanakan
pekerjaan tersebut dan selanjutnya memberikan saran bagaiman cara
yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaan fisik tersebut.

Dokumen-dokumen yang akan disiapkan adalah sebagai berikut :

 Analisa harga satuan


 Perkiraan biaya untuk masing-masing cara pelaksanaan; dan
 Jumlah pekerjaan dari setiap cara pelaksanaan yang bersangkutan.

Dalam menganalisa periode-periode pelaksanaan dan biayanya, maka


Konsultan akan menyiapkan jadwal untuk setiap proyek dengan jumlah
biaya tahunan uang diperlukan.

b.4. Pelaporan
Konsultan akan menyiapkan Laporan untuk setiap bagian pelaksanaan yang
telah ditetapkan meliputi :

 Data asli sesuai sesuai dengan data waktu lelang.


 Catatan lengkap dari semua data desain yang dipakai untuk review design.
 Catatan As-Built yang menunjukkan lokasi dan detail dari semua pekerjaan
yang telah dilaksanakan sampai dengan saat ini.
 Copy dari penawaran kontraktor, termasuk harga satuan lelang dan detail
analisa harga satuan.
 Diskripsi dari anggapan-anggapan yang dipakai dalam desain apabila dipakai
anggapan yang lain dari standard Bina Marga.
 Gambar-gambar yang jelas menunjukan desain asli dan desain yang di
usulkan.
 Daftar jadwal yang baru untuk kuantitas dari harga, sehubungan dengan
Revisi desain yang diusulkan.
 Gambar-bambar yang menunjukkan lokasi yang pasti dari usulan perubahan
desain.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 31
F.3. MASA KONSTRUKSI
Dalam masa konstruksi, Konsultan akan melaksanakan pengawasan dan pemantauan
terhadap pencapaian program fisik proyek secara menerus dilapangan dan
pengendalian proyek secara sistematis dengan menggunakan metode-metode yang
sudah baku, adalah sebagai berikut :

- Membuat analisa, prediksi dan rekomendasi terhadap kendala-kendala yang


berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan proyek.
- Memberikan nasihat kepada Pemberi Tugas didalam menyusun kebijakan dan
langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.
- Menyediakan bantuan dan arahan yang tepat bagi Kontraktor pada saat
ditemukannya masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak,
pemeriksaan terhadap survai tanah dasar, test pengawasan mutu, dan masalah
lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
- Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pemberi Tugas, menghadiri dan
mencatat semua rapat/pertemuan dengan Kontraktor, Pemimpin Proyek, dan
instansi terkait lainnya serta menyediakan bantuan teknis apabila diperlukan
didalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek dan masalah-masalah kontrak.

Sedangkan tugas Konsultan Pengawas dalam hal kontrak terhadap Kontraktor secara
garis besar akan meliputi :

- Pengendalian teknis : aspek mutu, volume, waktu dan biaya.


- Pengendalian atas proses koordinasi terkait.
- Pengendalian administrasi proyek.
- Evaluasi rencana proyek.
- Pelaporan.

Pekerjaan Konsultan Pengawas secara garis besar disajikan seperti pada Gambar F.1.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 32
GAMBARRRRRRRRRRRRRRRRRRR F-23

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 33
F.4. PENGENDALIAN PELAKSANAAN
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik
pembangunan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan dengan rentang meliputi
“Preaudit”, “Monitoring”, dan “Post-audit”.

Lingkup pengendalian antara lain meliputi :

 Aspek mutu hasil pekerjaan.


 Aspek volume pekerjaan.
 Aspek waktu penyelesaian pekerjaan.
 Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.

Segala sesuatunya merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum


dalam kontrak pemborongan.

1. Rentang Kendali Pre-audit


Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang “pre-audit”
adalah seluruh kegiatan Konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri
dari :

 Pengumpulan dan analisa terhadap data.


 Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan terhadap kondisi
lapangan.
 Pemeriksaan terhadap kesipan Pelaksana Kegiatan, yang meliputi material,
peralatan, tenaga dan jadwal pelaksanaan.

a. Pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan


menghasilkan catatan mengenai seluruh kegiatan antara lain :
- Jenis Pekerjaan.
- Kuantitas Pekerjaan.
- Kualitas yang dipersyaratkan.
- Schedule pelaksanaan
- Schedule pembayaran.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 34
b. Review Design
Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil
perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut
telah sesuai dengan kondisi yang ada.
Apabila ternyata dari hasil pengecekan design tidak sesuai dengan kondisi
lapangan, Konsultan Coordination tim akan membuat alternatif lain yang sesuai
untuk diajukan kepada Pemberi Tugas.

c. Persiapan Konstruksi
Material dan peralatan yang didatangkan Pelaksana Kegiatan akan diperiksa
terlebih dahulu oleh Konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi
yang telah ditetapkan.

Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih dahulu
apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat
yang akan digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume
dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka
Konsultan akan menyarankan kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan
tenaga kerja dan peralatan yang memadai agar bias selesai tepat pada
waktunya.

Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya pekerjaan


tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan volume
pekerjaan.

Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, Konsultan akan mengusulkan
menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan
lainnya sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah
sepanjang hal tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan dari Kepala
SNVT / Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan Fisik.

Dalam hal ini, Konsultan berupaya menghindari pekerjaan tambah, justru


mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi teknis dan biaya
memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan kurang.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 35
d. Pre Construction Meeting (PCM)
Dalam waktu kurang dari 14 hari sejak SPMK, diadakan Pre Construction
Meeting (PCM) dengan meteri seperti telah dijelaskan dimuka.

2. Rentang Kendali Monitoring


Kegiatan pengendalian teknis rentang “monitoring” adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun Konsultan Pengawas
telah melakukan “pre-audit” namun setiap langkah pelaksanaan pekerjaan akan
terus dimonitor agar kalau terjadi penyimpangan segera diketahui dan dapat
diluruskan kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama periode ini Konsultan akan
selalu melakukan evaluasi terhadap progress dan kualitas pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan.

Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaik-
baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga
kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu, dan biaya keseluruhan
hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya. Selain mengawasi
pekerjaan fisik Konsultan Pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar
proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya
mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada.

Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan
peraturan-peraturan yang berlaku.
3. Rentang Kendali Post-audit
Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi
Pelaksana Kegiatan. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran
senilai hasil kerjanya. Namun Pelaksana Kegiatan tidak akan bisa mengajukan
permintaan pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari Konsultan
Pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis atau
tidak.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 36
F.5. KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
Konsultan Pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut
diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak
lain (khususnya oleh Pemberi Tugas).

Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan dengan :

 Dinas PU Provinsi setempat dan SKNVT-P2JJ setempat.


 Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.
 Konsultan lain yang terkait.
 Instansi terkait lainnya.

F.6. PENGENDALIAN ADMINISTRASI PROYEK


Dalam hal ini Konsultan Pengawas akan merancang, memberlakukan serta
mengendalikan pelaksanaan keseluruhan system administrasi proyek yang
diawasinya, yaitu mencakup antara lain : surat, memoramdum, risalah, laporan, contoh
barang, foto, berita acara, gambar, sketsa, brosur, kontrak dan addendum dan lain-lain
yang dianggap perlu.

Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan Konsultan Pengawas untuk


maksud diatas adalah :

 Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas maksud


dari surat masuk maupun keluar.
 Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas
konsultan.
 Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi persyaratan yang
ditetapkan baik kualitas dan kuantitas.
 Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.
 Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/sketsa pelaksanaan agar sebelum
maupun sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi penyimpangan.
 Membantu/menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap perlu.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 37
F.7. EVALUASI RENCANA
Konsultan Pengawas terus-menerus melakukan evaluasi atas rencana proyek yang
akan dilaksanakan serta menyarankan perubahan / penyempurnaan / penyesuaian
rencana yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud dan
tujuan proyek dengan sebaik-baiknya.

F.8. VERIFIKASI HASIL PEKERJAAN PELAKSANA KEGIATAN


Konsultan Pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan bahwa
hasil pekerjaan Pelaksana Kegiatan telah memenuhi segala persyaratan untuk proses
selanjutnya yaitu persetujuan Pemberi Tugas. Verifikasi ini berupa sertifikasi pada saat
Pelaksana Kegiatan mengajukan pembayaran. Rekomendasi-rekomendasi
persetujuan, penundaan ataupun penolakan hasil kerja dilakukan saat tersebut
berdasarkan hasil penelitian mutu dan volume yang diproduksi.

F.9. KONTROL SISTEMATIK TERHADAP KEGIATAN LAPANGAN


Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol
manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa
dahulu persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah
atau dengan cara perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang
tidak memuaskan. Untuk menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu kontrol yang
sistematik. Pengawas lapangan perlu menerapkan system kontrol yang baik di
lapangan.

Kontrol yang sistematik terhadap kegiatan di lapangan memiliki 3 tujuan yaitu :

 Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang
kegiatan pokok. Bila mana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus
dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk mengantisipasinya.
 Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga
peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.
 Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui
bila tidak terjadi perubahan kontrak.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 38
Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan
dilapangan yaitu :

 Pencapaian target kemajuan fisik.


 Pencapaian target keuangan.
 Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.
 Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi kerja
lapangan.
 Pemantapan kerja sama pekerja proyek dari seluruh bagian / divisi.
 Hubungan dengan pihak pemilik.

Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.

Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-
langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.

F.10. KUNJUNGAN LAPANGAN / SITE VISIT


Frekuensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan,
Sifatnya dapat secara harian, mingguan. Frekuensi kunjungan juga dapat tergantung
pada tahapan dari Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik yang
mengelolanya beserta para timnya sesuai urgensinya.

F.11. PENGENDALIAN WAKTU


Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang
dipengaruhi oleh bermacam-macam factor. Karena itu network / s-curve chart yang
telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik atau sesuai
kondisi dickeck kembali :

 Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati.


 Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera dan / atau.
 Nantinya akan ditepati (jangka panjang).

Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek
seperti yang dikehendaki.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 39
1. Jarak Waktu Kontrol
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :

 1 – 2 minggu untuk aktifitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.
 2 – 4 minggu untuk aktifitas-aktifitas yang tidak kritis.

2. Cara Mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
 Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart Gambar F-2.
 Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : disajikan langkah-
langkah cara mengontrol seperti flow chart Gambar F-3.
 Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart Gambar F-4.

Dapatkah Pekerjaan
Dimulai ?
Tidak

Ya
Alasannya ?
Ada ketelambatan ?

Diperlukan Penanganannya
OK
Pemecahannya

GAMBAR : F – 2.
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULAI

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 40
Pekerjaan yang
seharusnya sudah dimulai

Apakah pekerjaan ini Kenapa tidak dimulai ? Berapa lama ditangguhkan ?


sesuai apa penangguhannya apa ada float
Tidak Tidak
schedul mulanya ? dapat dikejar ?

Ya
Ya
OK
OK Tangani

Berapa lama terlambat ?


Kenapa ?
Apa prestasinya sampai Tidak
waktu control tercapai ?

Ya

OK
Apa prestasinya
bisa dikejar ? Tidak

Ya
Berapa lama ditangguhkan ?
OK
apa ada float

Tangani

GAMBAR : F – 3
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
PEKERJAAN YANG SEHARUSNYA SUDAH DIMULAI

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 41
Ya
Pekerjaan yang seharusnya
selesai Tidak

Sisa waktu sampai selesai ?


Alasan keterlambatan

Diperlukan penanganan
OK

GAMBAR : F – 4
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
UNTUK AKTIVITAS SUDAH SELESAI

Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan system informasi
pengendalian proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi berbasis komputer.
Monitoring dan pengendalian proyek dilakukan pada aspek-aspek berikut :

 Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates, network
planning atau precedence Diagram Methode.
 Progress Performance.
 Schedule Control.
 Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs aktual,
perhitungan pembayaran progress pekerjaan.

Unsur-unsur tersebut merupakan informasi dasar untuk memonitoring, pengendalian,


analisis dan manajemen proyek.

Pekerjaan pengendalian proyek ini diawali dengan pemasukan data-data proyek


(project data antry) yang akan menjadi acuan (baseline) dalam monitoring dan
pengendalian pelaksanaan proyek selanjutnya. Data-data tersebut disimpan didalam
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 42
database di kantor proyek, dan selalu di up-date untuk keperluan pelaporan dan
analisa secara periodik. Berdasarkan target-target pengendalian yang ditentukan
sebelumnya maka dapat dilakukan analisa terhadap permasalahan yang timbul dalam
aspek skedul, progress dan pembiayaan proyek. Dari analisa masalah tersebut
dilakukan upaya perbaikan untuk membawa program proyek kembali ke rencana
semula. Gambar F-5. Skematika aliran kerjanya adalah sebagai berikut :

PELAPORAN
MONITORING SKEDUL, PERIODIK
PROGRES DAN BIAYA RINGKASAN
KONSTRUKSI PROGRES
PEKERJAAN

PELAPORAN
PELAKSANAAN PELAPORAN
ANALISA KOMPUTER PEKERJAAN PERIODIK
• SKEDUL MANAJEMEN
• PROGRES PROYEK
• PEMBIAYAAN

PELAPORAN
ANALISA KOMPUTER PERIODIK
RINGKASAN
PEMBIAYAAN

GAMBAR : F – 5. SKEMA PENGENDALIAN PROYEK

Informasi yang di peroleh dari pelaporan tersebut dapat di analisa dan di jadikan bahan
dalam pengambilan keputusan menajemen kegiatan. Pelaporan kegiatan dibuat
dengan format dan prosedur yang standar untuk memperoleh peningkatan efisiensi,
efektifitas dan optimalisasi sinergi kerja, sehingga Dinas Pekerjaan Umum setempat
dapat mencapai performansi dan kualitas akhir manajemen pembangunan yang lebih
baik. Manfaat utama lainnya dari system ini antara lain adalah :

a. Satuan Kerja/Pejabat membuat Komitmen dapat memonitor dan mengendalikan


kegiatan secara terintegrasi dengan system yang ada di Dinas Pekerjaan Umum.
b. Memberikan tambahan kapasitas kepada Dinas Pekerjaan Umum untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada pengguna jalan melalui
penyelesaian pembangunan jalan beserta falisilitas pendukung lainnya yang sesuai
jadwal dan alokasi biaya.

Sofware yang digunakan untuk pengendalian proyek ini adalah : Microsoft Project.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 43
Metodologi Pengontrolan Proyek

Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan sistematis, maka
Konsultan membaginya ke dalam beberapa tahap :

Tahapan Initialisasi

Tahap initialisasi dilakukan untuk menjabarkan aktifitas-aktifitas proyek (work


Breakdown Structurel WBS) sampai ke level yang terendah yang mencerminkan
keterkaitan antar aktifitas. Tahapan ini dimulai dari pendeskripsian dan penggolongan
aktifitas proyek yang ada, menentukan volume dan bobot dari masing-masing aktifitas,
pengurutan pekaksanaan aktifitas (network planning – predecessor dan successor dari
setiap aktifitas detail) dan tipe dari relasi-relasi antar aktifitas, yaitu SS-Start to Start,
SF – Start to finish, FS – finish to Start atau FF – Finish to Finish.

Juga dideskripsikan mengenai penjadwalan pekerjaan, resources atau sumber daya


yang terlibat dalam pelaksanaan proyek, seperti tenaga ahli, konsultan, tenaga pekerja,
administrator, serta bahan dan alat penunjang pelaksanaan proyek.

Setiap aktuifitas dilengkapi dengan volume pekerjaan, bobot (persentase perbandingan


antar volume pekerjaan dengan nilai nominal – rupiah). Hasil dari tahap ini akan
digunakan sebagai base line/dasar untuk pemgendalian proyek pada saat
pelaksanaan.

Tahapa Pelaksanaan

Tahap ini dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya pelaksanaan


proyek. Termasuk didalam tahapan ini adalah proses update data kemajuan hasil
pelaksanaan proyek, yang diperinci dari prestasi detail sampai ke prestasi secara
umum, mengawasi aktifitas-aktifitas kritis yang ditampilkan pada barchart dan
pengawasan terhadap resource yang terlibat dengan menambah atau mengurangi
jumlah resource (tenaga, bahan dan alat) apabila perlu.

Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian kemajuan proyek
pada minggu sebelumnya, sehingga project control dapat memperlihatkan aktifitas
yang tidak memperlihatkan kemajuan yang berarti atau justru berada pada kondisi kritis
yaitu aktifitas yang memiliki total Float sama dengan nol. Pelaksanaan aktifitas tersebut
tidak boleh mengalami penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberadaan kondisi kritis

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 44
dari suatu aktifitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada tampilan
barchart, yaitu sebagai berikut :

 Total Float = 0, digambarkan dengan warna merah;


 1 < Total float < 5, digambarkan dengan warna kuning;
 Sedangkan total Float >=6, digambarkan dengan warna hijau.

Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah satu acuan
bagi analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kinerja proyek,
seperti penambahan tenaga ahli, tenaga pekerja, bahan dan alat penunjang, atau
merubah metode pelaksanaannya.

Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan proyek


actual di lapangan kepada pihak Pemberi Tugas / pemilik proyek untuk mendapatkan
gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut memperhatikan hal-hal kritis
yang di peroleh dari analisa pelaksanaan proyek. Bentuk laporan ini disesuaikan
dengan kebutuhan pelaporan, dan terbagi menjadi pelaporan kemajuan proyek secara
tabular, pelaporan kemajuan proyek secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve;
yang membandingkan pencapaian actual dengan baseline proyek.

Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar
tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu,
tenaga dan biaya.

1. Schedule Pelaksanaan Kegiatan


Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang
dibuat Pelaksana Kegiatan.
Apakah rencana kerja Prosress pekerjaan yang di targetkan sudah layak dan
realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila
dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya untuk
kondisi kerja yang sama.
Kemudian juga construction method, urutan Kerja Pelaksanan Kegiatan apakah
sudah sistematis, konsepsional dan benar.
Selanjutnya berdasarkan schedule Pelaksana Kegiatan yang sudah disetujui,
Konsultan Pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 45
Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan ke dalam target harian, sehingga setiap
hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume
tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/dikejar untuk
schedule hari berikutnya.

Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek
bisa diselesaikan “on schedule”.

2. Alat Berat (Heavy Equipment)


Untuk mengerjakan pekerjaan jalan, diperlukan alat berat, bisa kombinasi/beberapa
jenis alat dan jumlah alat yang mencukupi.
Pertama harus diketahui/dihitung kapasitas alat, kalau alat tersebut adalah suatu
kombinasi, maka kapasitas yang diperhitungkan adalah yang terkecil, missal untuk
pengaspalan / overlay hotmix, maka alat yang digunakan adalah AMP, Asphalt
Sprayer, Ashpalt Finisher, Tendem Roller dan sejumlah Dump Truck. Dari alat
tersebut dihitung produksi nyata per jam, kemudian produksi terkecil yang
digunakan untuk evaluasi pengendalian waktu.
Demikian pula perlatan pekerjaan beton baik di Batching Plant maupun alat angkut
beton ke lapangan harus di analisis kapasitasnya agar sesuai dengan kebutuhan.
Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut
menghasilkan produk hotmix dan beton seperti volume yang di targetkan.

Bila tidak tercapai maka perlu di ambil tindalan-tindakan antara lain :


 Menambah jumlah alat, atau
 Menambah jam kerja/overtime.

Sedemikian hingga volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan dalam


waktu yang ditentukan.

3. Tenaga Kerja
Demukian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja
yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja
sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan
tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau
kerja lembur/overtime.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 46
4. Jumlah Jam Kerja
Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari.
Jumlah jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dari pada
bila per hari jam kerjanya lebih banyak.
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian
hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu
pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja
malam/overtime.

Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara


optimal maka Konsultan memahami secara sungguh-sungguh “Network Planning”
yang umumnya telah dibuat oleh Pelaksana Kegiatan dengan metode lintas kritis
(Critical Path Method/CPM).

Mengingat sangat pentingnya time schedule ini didalam suatu pekerjaan


pengawasan, maka Konsultan akan menganalisa secara rutin time schedule dari
Pelaksana Kegiatan dan akan membantu Pelaksana Kegiatan dalam mereview dan
menyusun kembali time schedule tersebut bila memang diperlukan.

Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan “Barchart/S-


Curve” yang biasa dan juga dapat digunakan “Vector Diagram” yang baik/cocok
untuk pekerjaan jalan karena dapat mengetahui/menunjukkan lokasi dan waktu.
Schedule ini, pada arah “absis” menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan arah
“ordinat” menggambarkan waktu.

F.12.PENGENDALIAN MUTU
Selama periode konstruksi, Konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan,
arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Pelaksana Kegiatan guna
menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualias untuk
semua jenis pekerjaan baik untuk konstruksi-konstruksi pokok maupun perlengkapan
jembatan, untuk itu akan di uraikan disini.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 47
Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini namun tidak terbatas pada :

 Peralatan laboratorium.
 Penyimpanan bahan/material
 Cara pengakutan material / campuran ke lokasi kerja.
 Pengujian material yang akan diginakan
 Penyiapan job mix formula campuran.
 Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.
 Test lapangan.
 Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian kualitas tersebut di atas seperti di uraikan berikut ini :

1. Peralatan Laboratorium dan Personil


Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan untuk pekerjaan utama (major
work), kalau tidak ditentukan lain adalah sebagai berikut :

 Berat jenis.
 Analisa ukuran butir.
 Marshall Test.
 Termometer logam.
 Coreb Drill.
 Test beton, slump, kuat tekan.
 Alat uji spesifik seperti PDA, uji tegangan strand (biasanya disediakan oleh
Pelaksana Kegiatan Spesialis)
 Dan lain-lain seperti disebutkan dalam spesifikasi.

Personil/tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup berpengalaman


dan mengenal dengan baik tentang testing laboratorium maupun lapangan.

2. Penyimpanan Bahan/Material
 Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.
 Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah
dapat diperiksa oleh Konsultan.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 48
 Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbu-tumbuhan dan puing, harus
mempunyai drainase yang lancar.
 Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan
dalam pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telag dipersiapkan dan diberi
lapisan atas dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.
 Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk
mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol
kadar air. Tinggi maksimum tumpukan 5 m.
 Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus dipisahkan
dengan papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.
 Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan
agregat yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.

3. Cara Pengukuran Material / Campuran


 Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk
perlindungan terhadap setiap jalan atau struktur yang ada disekitar proyek.
 Pengangkutan hotmix perlu ditutup dengan bahan tebal guna mempertahankan
suhu campuran. Walaupun pekerjaan ini kelak bukan pekerjaan utama tetapi
perlu ditekankan karena akan mempengaruhi kinerja jembatan nantinya.
 Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai pekerjaan, Konsultan akan
mempunyai wewenang untuk memerintahkan Pelaksana Kegiatan dan untuk
menentukan urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat penyelesaian
seluruh proyek.

4. Pengujian Material Yang Akan Digunakan


 Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksi oleh Konsultan.
Setiap saat Konsultan akan menginspeksikan material yang akan digunakan
berdasarkan atas jadwal Kerja Pelaksana Kegiatan.
 Walaupun bahan yang disimpan telah disetujui sebelum penyimpanan, namun
dapat diperiksa ulang dan ditest kembali oleh Konsultan.
 Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan, jenis dan jumlah test seperti yang disebutkan dalam
spesifikasi.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 49
5. Job Mix Formula
Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi,
sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu job Mix Formula yang
disetujui Konsultan, antara lain untuk pekerjaan : Hotmix dan Beton.

6. Pengujian Rutin Laboratorium


Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau
campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau selama pekerjaan
berlangsung guna menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan.
Jenis dan frekuensi/jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.

7. Pengujian Hasil Kerja / Test Lapangan (Uji Terima)


Sertelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan
pengujian/test lapangan guna memastikan kwalitas pekerjaan sesuai dengan yang
direncanakan.

Beberapa uji terima yang harus diadakan adalah sebagai berikut :

a. Uji kepadatan lapisan pondasi jalan


b. Uji kepadatan lapisan hot mix
c. Uji pemeriksaan kekuatan mortar
d. Pemeriksaan kekentalan mortar beton (slump)
e. Uji-uji kalibrasi alat secara periodic.

Tahap demi tahap pekerjaan ini sebagaimana yang didiagramkan pada Gambar
F.6. Flowchart Pengendalian Mutu.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 50
PENGAWAS / PROYEK KONTRAKTOR

Survey lokasi sumber bahan

Penentuan sumber bahan

Permohonan pemakaian bahan

Pemeriksaan mutu bahan

Pemeriksaan mutu bahan Proses pengelolaan material

Proses penyiapan rumusan kerja

JMF

Pelaksanaan pekerjaan

Pengujian mutu

Penanganan perbaikan
Mutu sesuai Spec.

Persetujuan mutu hasil


pekerjaan

Dokumentasi mutu hasil pekerjaan

GAMBAR : F – 6. PENGENDALIAN MUTU

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 51
F.13. ADMINISTRASI DAN FORMULIR-FORMULIR
Gamabar F-7 menunjukkan kelengkapan administrasi proyek yang umum digunakan.
Dokumen kontrol diperlukan proyek anatara lain sebagai berikut dibawah ini :

 Buku direksi
 Time schedule
 MCA (Mutual Check Awal)
 Request & shop drawing
 Laporan harian
 Laporan mingguan
 Risalah Rapat
 Berita acara opname pekerjaan
 Record cuaca
 Photo dokumentasi
 Change order
 Addendum
 Monthly certificate (MC)
 PHO (Provinsial Hand Over) / FHO (Final Hand Over)
 Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.

TAHAP AWAL TAHAP PELAKSANAAN TAHAP PEBAYARAN PHO PHO

1. Dokumen Kontrak 1. Time Schedule 1. Monthly Cert 1. Berita Acara PHO Berita
2. Gambar Rencana 2. Mco 2. Back-up Quantity 2. Administrasi Kantor Acara PHO
3. Struktur Organisasi 3. Request & Shop Drawing 3. Back-up Quality 3. Mutu (Pengujian)
4. Buku Direksi 4. Quantity Sheet Control
4. Mutu (Dimensi)
5. Laporan Harian
6. Laporan Mingguan 5. Defect &
7. Risalah Rapat
8. BA. Opname Pekerjaan
9. Record Cuaca
10. Photo dokumentasi
11. Change Order
12. Addendum
13. Quality Control
14. As Built Drawing

GAMBAR : F – 7. ADMINISTRASI PROYEK PERIODE PELAKSANAAN FISIK

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 52
F.14. PENGENDALIAN KUANTITAS
Pengawasan kuantitas, akan mengecek bahan-bahan/campuran yang ditempatkan
atau dipindahkan oleh Pelaksana Kegiatan atau yang terpasang. Secara umum
tyerdapat 2 jenis pemeriksaan kuantitas yaitu :

 Pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang bisa dibayarkan sebagai material saja.


 Pemeriksaan terhadap hasil kerja.

Untuk pemeriksaan hasil kerja Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran


berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metode Perhitungan
 Lokasi kerja.
 Jenia Pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan
denagn teliti/akurat yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah
benar di ukur dan di rekomendasikan untuk dibayar oleh Konsultan dan mendapat
persetujuan Pemberi Tugas. Rekomendasi hasil pengukutan kuantitas ini
Harus dala suatu Berita Acara yang disetujui bersama oleh tiga pihak pelaksana proyek.
Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan dalam kontrak
berupa Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan.

Gambar F-8 menunjukkan diagram pengendalian folume pekerjaan guna memperjelas


uraian di atas.

GAMBARRRRRRRRRRRRRRRRRRRR 44

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 53
F.15. PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK
Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :

 Biaya proyek.
 Estimated quantity /volume pekerjaan.
 Harga satuan pekerjaan

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 54
Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
antara lain sebagai berikut :

 Pengukuran hasil pekerjaan, harus dilakukan dengan akurat dan benar-benar


sehingga kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana. Dengan demikian
volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang dikeluarkan
sudah sesuai dengan yang dianggarkan.
 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi
pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-
benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontark dan
harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga
biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.

F.16. PEMERIKSAAN MONTHLY CERTIFICATE (MC)


Pelaksanaan kegiatan harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang
dilaksanakan kepada Site Engineer pada setiap akhir bulan yang berjalan, yang
selanjutnya disebut sebagai “Sertiofikat bulanan (Monthly Certificate – MC)”. Format
sertifikat bulanan harus sesuai dengan standar atau di usulkan oleh Konsultan dan
disetujui oleh Pemberi Tugas.

Site Engineer akan memeriksa/memverifikasi kemajuan pekerjaan yang diajukan pada


sertifikat bulanan berdasarkan hasil pemeriksaan volume (Chief Inspector) dan hasil
pemeriksaan mutu (Quality Engineer). Apabila telah dianggap sesuai dengan
sebenarnya yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk
menandatangani bersama oleh wakil Pelaksana Kegiatan, Konsultan, dan Kepala
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.

Prosedur pembuatan MC dapat dilihat pada diagram alir Gambar F-9.

GAMBARRRRRRRRRRRRRRRRR F-46

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 55
F.17. PEMERIKSAAN PEMBAYARAN AKHIR
Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.
Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat
dikoreksi pada pembayaran berikutnya.

Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah
dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar dalam pembayaran akhir
merupakan final quantity yang benar.

F.18. PROSEDUR PERUBAHAN (CONTRACT CHANGE ORDER)


Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Kepala Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Proyek Fisik atau Pelaksana Kegiatan dan harus disetujui dengan suatu
Perintah perubahan yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar
pembayaran yang ditetapkan dalam suatu Perintah Perubahan tersebut menyajikan
suatu perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu
perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak, Maka Perintah Perubahan harus
dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 56
F.19. SERTIFIKAT PENYELESAIAN AKHIR
Bila Pelaksanaan Kegiatan menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua
kewajiban dalam Periode Jaminan, maka Pelaksana Kegiatan harus membuat
permohonan untuk serah terima pertama.
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah
Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka
Konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.

F.20. PERNYATAAN PERHITUNGAN AKHIR


Pelaksana Kegiatan harus membuat permohonan untuk pembayaran perhitungan
akhir, bersama-sama dengan semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan oleh
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.
Setelah peninjauan kembali oleh Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dan
jika diperlukan, amandemen oleh Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan Kerja Non
Vertikal Tertentu Proyek Fisik akan mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir
yang disetujui untuk pembayaran oleh Pemberi Tugas.

F.21. ADDENDUM PENUTUP


Berdasarkan pada rincian Pernyataan Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
Proyek Fisik mengenal Perhitungan Akhir, setelah disetujui dan ditanda tangani
Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik akan
menyampaikan addendum penutupan tersebut kepada Pemberi Tugas untuk ditanda
tangani bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.

F.22. DOKUMEN CATATAN PROYEK


Pelaksana Kegiatan harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua
perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama
pelaksanaan pekerjaan.

F.23. MANAJEMEN LALU LINTAS DAN KESELAMATAN KERJA


Pekerjaan ini yang denagn volume lalu lintas yang cukup padat memerlukan
pengaturan lalu lintas dan metode pelaksanaan yang lebih khusus dan teliti, baik pada
saat pelaksanaan pekerjaan survai maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksinya agar
arus lalu lintas yang ada tetap terjaga kelancarannya dan pemakai jalanpun merasa
aman melewatinya sesuai dengan tujuan dari pembangunan itu sendiri.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 57
Manfaat yang didapatkan pada pemeliharaan lalu lintas yang baik selama pelaksanaan
memberikan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas yang lebih baik pula.
Sitruasi semacam itu sangat membantu untuk menghilangkan persoalan-persoalan
yang diakibatkan oleh kacaunya lalu lintas yang pada gilirannya akan menghambat
pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri.

Untuk itulah pada proyek pembangunan tersebut diatas perlu dibuat sistem pengaturan
Lalu lintas yang baik dan memenuhi standar.

Penyajian rencana pemeliharaan lalu lintas selama masa pelaksanaan pembangunan


jalan dimaksudkan menyampaikan gambaran masalah yang ada dan yang diperkirakan
terjadi pada masa pelaksanaan.

Pada tahap pelaksanaan pembangunan, diperkirakan akan ada beberapa aktifitas


antara lain :

 Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan pada kedua sisi jalan.
 Pekerjaan perkerasan jalan
 Pembongkaran beton
 Pemasangan form work
 Pengecoran beton
 Pekerjaan tanah, menggali dan mengangkut keluar lokasi
 Pekerjaan lainnya.

Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan
keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek.

Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal
dan sesedikit mungkin akibat buruk yang ditimbulkannya.

Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu jalan dibagian luar yang
sudah diperkeras dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk kendaraan penumpang
sedan dan jeep atau sejenisnya dan alternatif lain dengan membuat jalur baru dengan
memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi pekerjaan tersebut.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 58
Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah
dengan penanganan yang baik, misalnya dimana Dump Truck harus masuk dan keluar
dari lokasi proyek. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di atas adalah
cara pemuatan dan transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah
memperhatikan wawasan lingkungan.
Tanah yang dimuat di atas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer di atas
permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas
yang ada.

Didalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi
menjadi 2 bagian :

1. Pelayanan Umum
Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :

a. Efektifitas Sistem Informasi


Sistem informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan selama
pelaksanaan yang tujuannya memberikan informasi bahwa akan ada proyek
pembangunan.

Sistem ini dapat diwujudkan dalam 2 media, yaitu :


 Melalui media cetak yang bersifat pengumuman .
 Pembagian “Pamflet”

b. Mengurangi Kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan dengan
perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan
menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.

2. Keselamatan Kerja
Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Disiplin Kerja

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 59
• Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus-menerus
dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling
berhubungan setiap saat dengan cepat.
• Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai jadwal
yang talah ditetapkan.
b. Peniadaan Kecelakaan Fatal
 Pembuatan sesuai dengan standar perambuan
 Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan
kerapian kerja sepanjang daerah proyek (kiri dan Kanan) dan diberi lampu-
lampu agar mudah terlihat pada malam hari.

Kecelakaan lalu lintas adalah aspek negatif dari meningkatnya mobilitas


transportasi. Keseimbangan antara mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi
kendaraan dan penyediaan prasarana lalu lintas merupakan unsur-unsur yang
menentukan mobilitas transportasi yang semakin dinamis, cepat dan semakin
nyaman sesuai dengan tuntutan keadaan.
Ketidak seimbangan dari salah satu unsure tersebut di atas dalam beradaptasi akan
menyebabkan kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan.

Bekerja pada sebuah proyek jalan yang sedang beroperasi baik pada tahapan
perencanaan maupun tahap pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada terjadinya
kecelakaan yang setiap saat bias terjadi. Untuk itulah maka diperlukan persyaratan
keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada ruas jalan yang
sedang beroperasi.

Dalam pelaksanaan proyek ada beberapa factor keselamatan kerja yang terkait
antara lain :

 Faktor perambuan darurat


 Sistem transportasi pada lokasi proyek.
 Atribut pada tenaga kerja
 Astek
 Dan lain-lain

Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktifitas jenis pekerjaan yang
ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja dari

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 60
pada semua eksponen terkait menjadi factor utama dari kelancaran progress yang
hendak dicapai.

Pada tahap ini, gamabaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai
berikut :

a. Perambuan Darurat
Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan pada tahap pelaksanaan pun
mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa aman
dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada daerah
perambuan.

Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap pelaksanaan misalnya rambu


peringatan, rambu perintah dan larangan serta rambu petunjuk, juga rubber cone
serta lighting yang pengaturan letak penempatan serta jaraknya seperti
ditunjukan pada keperluan “rambu darurat”.

Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat
dengan warna crossing “kuning-biru” dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda
“spot light” atau cat berpendar yang bias terlihat bila kena sorot lampu pada
malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot light.

b. Sistem Transportasi Pada Lokasi Proyek


Pengaturan transportasi, adalah sebagai berikut :

 Pintu keluar/masuk kendaraan proyek pada daerah kerja ditentukan, rute


perjalanan pembuangan dibuat searah dengan arus lalu lintas, pada
prinsipnya tidak boleh ada arah crossing sehingga tidak ada konflik. Dump
truck yang menunggu giliran pengangkutan, antri dan berderet kebelakang
namun harus masih tetap dalam area perambuan.
 Untuk pengkutan tanah, tiap Dump truck harus dilengkapi dengan penutup bak
belakang. Ini dimakdudkan agar tanah yang diangkut tidak tercecer dimuka
jalan, sebab tanah yang tercecer tersebut sangat licin bila sedikit saja kena air
hujan dan ini dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 61
 Mobilisasi peralatan berat kelapangan juga harus memperhatikan
keselamatan dari peralatan maupum operatornya, dan bila perlu minta
bantuan pengawal dari pihak kepolisian.

c. Atribut Pada Tenaga Kerja


Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal dan
terlihat dari jarak yang cukup jauh dan ini bias terpenuhi dengan pemakaian baju
rompi refleksionis warna oranye menyolok yang harus selalu dikenakan padsa
saat melaksanakan tugas.

Penggunaan topi dilapangan juga dianjurkan, sebab sangat membantu


mengurangi keletihan akibat terik matahari. Bekerja pada kondisi badan letih
yang dipaksakan apalagi di jalan yang padat lalu lintas yang beroperasi sangat
membahayakan dan menguragi akurasi kerja.

d. Astek (Asuransi Tenaga Kerja)


Jaminan perlindungan keselamatan tenaga kerja pada daerah beresiko tinggi
adalah mutlak diperlukan. Setiap tenaga kerja tersebut harus dijamin dengan
asuransi tenaga kerja yang lebih dikenal dengan Astek.

F.24. PENGETAHUAN TENTANG PEKERJAAN FISIK


1. Pekerjaan jalan/Pavement
Komponen Utama Aktifitas Pekerjaan Pavement
a. Penentuan Batas-batas Pekerjaan
Sebelum pekerjaan dimulai perlu diadakan pengukuran, khususnya berkenaan
dengan ukuran lebar jalan, lokasi jalan, elevasi permukaan dan struktur drainase.
Pelaksana kegiatan dan Konsultan akan mencapai persetujuan terlebih dahulu
mengenai ketepatan pengukuran agar hasil pekerjaan sesuai dengan Gambar
Kontrak.

b. Pekerjaan Pengaspalan / Hotmix


Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan suatu lapisan hotmix, campuran tersebut
harus dicampur dalam Asphal Mixing Plant, dihampar dan dipadatkan pasa suatu
permukaan yang disetujui oleh Konsultan.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 62
Pelapisan Aspal direncanakan dengan menggunakan prosedur khusus yang
diberikan dalam spesifikasi, untuk menjamin bahwa asumsi-asumsi rencana
mengenai kadar aspal efektif, rongga udara, stabilitas, dan ketebalan lapisan
aspal benar-benar terpenuhi.

Equipment yang digunakan pada umumnya terdiri dari Asphalt Mixing Plant,
Asphal Sprayer, Asphalt Finisher, Tendem Roller, Pneumatic Tire Roller dan
Dump Truck.

Untuk mendapatkan campuran hotmix yang memenuhi spesifikasi, test-test


antara lain sebagai berikut ini perlu dilaksanakan :

 Marshall test;
 Exraction test;
 Suhu Campuran;
 Density;
 Core drill;
 Dan lain-lain yang disebutkan dalam spesifikasi.

Jenis dan Fungsi Lapisan Perkerasan


Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan diatas
tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk
menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan dibawahnya.

Konstruksi perkerasan terdiri dari :

 Lapisan Permukaan (Surface Course)


Lapisan permukaan berfungsi sebagai :
• Lapis perkerasan penahan beban roda;
• Lapis kedap air;
• Lapis Aus;
• Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah.

Jenis lapisan permukaan yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain :


• Wearing course.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 63
 Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
Fungsi lapisan pondasi ats ini antara lain sebagai berikut :
• Menahan gaya lintang beban roda dan menyebarkan beban kelapisan
dibawahnya;
• Lapisan peresapan;
• Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Jenis lapis pondasi atas yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain :
• Aspal beton (Asphalt Concrete Base/Asphalt Treated Base)
• Agregat bergradasi baik : Batu pecah kelas A;
• Stabilisasi : Cement treated base, lime treated base.

 Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)


Lapisan pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
• Menyebarkan beban roda ke tanah dasar;
• Efisisensi penggunaan material;
• Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal;
• Lapis peresapan;
• Lapis pertama agar pekerjaan dapat berjalan lancer;
• Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik
lapis pondasi atas.
• Jenis lapisan pondasi bawah yang umum dipergunakan di Indonesia :
• Agregat bergradasi baik : batu pecah kelas B;
• Stabilisasi : Cement treated subbase, Lime treated subbase, soil cement
stabilization, soil lime stabilization.

 Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)


Lapisan tanag dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah
aslinya baik, tanah baik yang didatangakan dari tempat lain da dipadatkan.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat ditentukan oleh
sifat-sifat daya dukung tanah dasar.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 64
Konstruksi Perkerasan
Tanah Dasar
• Tanah dasar yang baik untuk konstruksi perkerasan jalan adalah tanah dasar
yang berasal dari lokasi itu sendiri atau di dekatnya, yang telah dipadatkan
sampai tingkat kepadatan tertentu sehingga mempunyai daya dukung yang
baik serta berkemampuan mempertahankan perubahan volume selama
masa pelayanan walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan.
• Sifat masing-masing jenis tanah tergantung dari tekstur, kepadatan, kadar
air, kondisi lingkungan, dan lain sebagainya.

Agregat
Agregat batuan merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu
mengandung 92-95% agregat berdasarkan persentase berat.
Dengan demikian daya dukung, keawetan dan mutu perkerasan jalan ditentukan
juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.
Sifat dan kualitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul beban
lalu lintas. Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai bahan konstruksi
perkerasan jalan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :

• Kekuatan dan keawetan (strength dan durability) lapisan perkerasan


dipengaruhi oleh : gradasi, ukuran maksimum, kadar lempung kekerasan
dan ketahanan, bentuk butir, tekstur permukaan.
• Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, dipengaruhi oleh porositas,
kemungkinan basah dan jenis agregat.
• Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman
dan aman, dipengaruhi oleh : tahanan geser (skid resistance), campuran
yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaan (workability).

Gradasi
Gradasi atau distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat merupakan
hal yang penting dalam menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses
pelaksanaan.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 65
Gradasi Agregat dapat dibedakan atas :
Gradasi seragam (uniform Graded)
Adalah agregat dengan ukuran yang hamper sama atau mengandung agregat
halus yang sedikit. Gradasi seragam disebut juga gradasi terbuka. Agregat
dengan gradasi seragam akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan sifat
permeabilitas tinggi, stabilitas kurang dan berat vulome kecil.

Gradasi Rapat (Dense Graded)


Merupakan campuran agregat kasar dan halus dalam porsi yang berimbang,
suhingga dinamakan juga agregat bergradasi baik (well graded). Agregat dengan
gradasi rapat akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan stabilitas tinggi,
kurang kedap air, sifat drainase jelek dan berat volume besar.

Gradasi Buruk (Poorly Graded)


Merupakan campuran agregat yang tidak memenuhi 2 kategori diatas. Agregat
bergradasi buruk yang umum digunakan untuk lapisan perkerasan lentur yaitu
gradasi dengan 1 fraksi hilang atau sedukit sekali. Ageregat dengan gradasi
senjang akan menghasilkan lapisan perkerasan yang mutunya terletak antara
kedua jenis di atas.

Kadar lempung
Lampung mempengaruhi mutu campuran agregat dengan aspal, karena :
• Lempung membungkus partikel-partikel agregat sehingga ikatan antara
agregat dan aspal berkurang.
• Luas daerah yang harus diselimutu aspal bertambah.
• Tipisnya lapisan aspal mengakibatkan lapisan mudah teroksidasi sehingga
lapisan cepat rapu/getas.
• Lempung cenderung menyerap air yang berakibat hancurnya lapisan aspal.

Daya Tahan Agregat


Daya tahan agregat adalah ketahanan agregat untuk tidak hancur / pecah oleh
pengaruh mekanis ataupun kimia.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 66
Bentuk dan Tekstur Agregat
Bentuk dan tekstur mempengaruhi stabilitas dari lapisan perkerasan yang
dibentuk oleh agregat tersebut.

 Partikel agregat bulat saling bersentuhan dengan luas bidang kontrak kecil
sehingga menghasilkan day interlocking yang lebih kecil dan lebih mudah
tergelincir.
 Partikel agregat berbentuk lonjong mempunyai sifat interlocking hampir sama
dengan yang berbentuk bulat.
 Partikel berbentuk kubus mempunyai bidang kontak yang lebih luas,
memberikan interlocking/saling mengunci yang lebih besar, dengan demikian
kestabilan yang diperoleh lebih besar dan lebih tahan terhadap informasi yang
timbul. Agregat berbentuk kubus ini paling baik digunakan sebagai bahan
konstruksi perkerasan jalan.
 Agregat berbentuk pipih mudah pecah pada waktu pencampuran, pemadatan,
ataupun akibat beban lalu lintas, oleh karena itu banyaknya agregat pipih ini
dibatasi dengan menggunakan nilai indeks kepipihan yang disyaratkan.

Daya Lekat Terhadap Aspal


Faktor yang mempengaruhi lekatan aspal dan agregat dapat dibedakan atas 2
bagian yaitu :
 Sifat mekanis yang tergantung dari : Pori-pori dan absorbs, bentuk dan tekstur
permukaan, ukuran butir.
 Sifat kimiawi dan agregat.

Berat Jenis (Specific Grafity)


Besarnya berat jenis agregat penting dalam perencanaan campuran agregat
dengan aspal karena umumnya direncanakan berdasarkan perbandingan berat
dan juga untuk menentukan banyak pori. Agregat dengan berat jenis yang kecil
mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat yang sama
membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak. Disamping itu agregat dengan
kadar pori besar membutuhkan jumlah aspal yang banyak.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 67
Aspal
Sebagai salah satu material konstruksi perkerasan lentur, aspal merupakan salah
satu komponen kecil,umumnya 4-8% berdasarkan berat, tetapi merupakan
komponen yang relative mahal. Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur,
aspal akan menjadi kaku dan rapuh dan akhirnya daya adhesinya terhadap
partikel agregat akan berkurang. Perubahan ini dapat diatasi / dikurangi jika sifat-
sifat aspal dikuasai dan dilakukan langkah-langkah yang baik dalam proses
pelaksanaan.

Aspal minyak dapat dibedakan :

 Aspal keras / panas (Asphalt Cement = AC).


 Aspal dingin / cair (Cut Back Asphalt) : RC (Rapid Curing cut Back), MC (Medium
Curing cut Back), SC (Slow Curing cut back). Aspal emulsi (Emulsion Asphalt).

Aspal yang dipergunakan pada konstruksi perkerasan jalan berfungsi sebagai :

 Bahan pengikat;
 Bahan pengisi.

Berarti aspal haruslah mempunyai daya tahan (tidak cepat rapuh) terhadap cuaca,
mempunyai adhesi dan kohesi yang baik dan memberikan sifat elastis yang baik.

Aspal Beton Campuran Panas (Hotmix)


Hotmix merupakan salah satu jenis dari lapis perkerasan lentur. Jenis perkerasan ini
merupakan campuran antara agregat dan aspal pasa suhu tertentu (dicampur dalam
keadaan panas).

i.Klasifikasi Aspal Beton


Berdasarkan fungsinya aspal beton campuran panas dapat diklasifikasikan
sebagai berikit :

 Sebagai lapis permukaan;


 Sebagai lapis pondasi atas;
 Sebagai lapis pembentukan pondasi / permukaan.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 68
ii.Karakteristik Campuran
Karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh campuran aspal beton
campran panas adalah :

 Stabilitas;
 Durabilitas;
 Fleksibilitas;
 Tahanan geser (skid resistance);
 Kedap air;
 Kemudahan mengerjakan (workability);
 Fatique resistance.

iii.Perencanaan Campuran
Campuran antara agregat dan aspal harus ditentukan / direncanakan
seoptimal mungkin sehingga dihasilkan lapisan perkerasan dengan kualitas
yang baik, meliputi gradasi agregat (dengan juga memperhatikan mutu
agregat) dan kadar aspal sehingga dihasilkan lapisan perkerasan yang dapat
memenuhi criteria sebagai berikut :
 Kadar aspal cukup memberikan kelenturan;
 Stabilitas cukup memberikan kemampuan memikul beban sehingga teak
terjadi deformasi yang merusak;
 Kadar rongga cukup memberikan kesempatan untuk pemadatan tambahan
akibat beban berulang dan flow dari aspal;
 Dapat memberikan kemudahan kerja.

Perencanaan campuran diperlukan untuk mendapatkan campuran yang


memenuhi spesifikasi. Metode perencanaan campuran yang umum
dipergunakan di Indonesia antara lain yang bersumber dari BS594 yang lebih
dikenal dengan nama metode CQCMU.

Gambar F.10 menunjukkan prosedur penyiapan rencana campuran kerja (job


mix formula) hotmix.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 69
iv.Asphalt Mixing Plant
Proses pencampuran aspal beton campuran panas yang dilakukan pada
temperatur sesuai spesifikasi sehingga siap dihampar dilokasi, dilakukan di
Asphalt Mixing Plant (AMP).

Jenis AMP sesuai dengan komponen-komponen yang memiliki AMP dibagi


atas 2 jenis yaitu :

 Alat pencampur dengan penakaran (Batch plant);


 Alat pencampur tipe menerus (Continous Plant), dalam proyek ini tidak
direkomendasikan untuk digunakan.

v.Permasalahan yang Dapat Mempengaruhi Kualitas Hotmix


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas aspal beton antara lain :
 Peninbunan agregat, yang dapar menyebabkan terjadinya segresi &
degredasi serta kontaminasi, jika dapat mengikuti proses yang benar;
 Over heating baik agregat maupun aspal;
 Under heating baik agregat maupun aspal;
 Campuran rencana yang tidak tepat;
 Agregat yang basah;
 Komponen AMP mengalami kerusakan yang tidak diketahui;
 Pengaturan masing-masing komponen tidak memenuhi persyaratan yang
diminta;
 Penimbangan yang tidak baik / terkontrol baik;
 Pemuatan ke truck pengangkut yang kurang baik sehingga terjadi
segregasi;
 Penghamparan yang kurang baik sehingga terjadi segregasi;
 Tebal penghamparan dan pemadatan yang tidak baik;
 Temperature penghamparan dan pemadatan yang tidak tepat;
 Kondisi lokasi jalan sebelum penghamparan tidak memenuhi persyaratan;
 Jangka waktu dari proses pemadatan sampai jalan tersebut dibuka untuk
lalu lintas umum terlalu cepat.

vi.Pemadatan Hotmix
Pemadatan dilakukan dalam 3 tahap yang berurutan :

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 70
Pemadatan Awal (Breakdown Rolling)
Berfungsi untuk mendudukkan material pada posisinya dan sekaligus
memadatkannya. Alat yang digunakan adalah Tandem Roller.

Pemadatan Antara / Kedua (Secondary Rolling)


Merupakan pemadatan seperti pemadatan akibat beban lalu lintas. Alat yang
digunakan adalah Pneumatic Tire Roller.

Pemadatan Akhir (Finishing Rolling)


Untuk menghilangkan jejak-jejak roda ban. Penggilasan dilakukan pada
temperatur diatas titik lembek aspal. Alat pemadat yang digunakan adalah
Tandem Roller.

2. Prinsip-perinsip Dasar dari Beton Bertulang


Tedapat banyak persyaratan struktur dimana beton biasa tidak akan memberikan
pemecahan yang diharapkan. Beton bertulang menerima lebih banyak kondisi
pembebanan dari pada beton biasa. Juga dapat digunakan untuk memperkecil
lendutan dan mengurangi ukuran keretakkan.

Walaupun pembuatan desain dan detail beton merupakan tugas perencana,


adalah penting bahwa mereka yang mengawasi di lapangan dapat memahami
prinsip-prinsip dasar beton bertulang.
Sifat Beton :
 Plastis dan mudah dibentuk waktu masih baru;
 Berkekuatan tinggi waktu keras dan berkekuatan tarik rendah;
 Mempunyai perlawanan (ketahanan) tinggi terhadap api. Tidak mahal.

Sifat Baja :
 Dapat dibuat menjadi batang-batang yang cocok untuk dimasukkan dalam
beton;
 Mempunyai kekuatan tekan tinggi;
 Mempunyai kekuatan tarik tinggi;
 Mempunyai ketahanan rendah terhadap api;
 Mahal.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 71
Baja dan Beton Dikombinasikan Bersama Karena :
 Setelah pengerasan, beton melekat pada baja tulangan dan keduanya
bertindak sebagai satu kesatuan apabila diberi suatu beban. Ini berarti
tendensi pada beton untuk regangan dan retak pada daerah tegangan tarik
dapat langsung dilawan oleg batang-batang baja yang ditanamkan didaerah
itu.
 Apabila mengalami perubahan temperature, beton dan baja memuai atau
menyusut dalam jumlah yang sama-sama. Apabila ini tidak terjadi, kekurangan
pengikatan antara beton dan baja akan mencegah tegangan beton untuk
diteruskan pada penulangan baja adan beton akan retak dan runtuh.
 Beton yang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap kerusakan oleh api,
melindungi baja bertulang yang ditanam didalamnya, menjaga dari kehilangan
kekuatan pada panas yang tinggi.

Tipe-tipe Tegangan yang Dijumpai Pada Suatu Struktur :


 Tekanan tegangan-tegangan tekan cenderung untuk menyebabkan hancurnya
beton.
 Tarikan : tegangan-tegangan tarik cenderung untuk menyebabkan beton
merenggang dan retak.
 Geseran : tegangan geser cenderung untuk menyebabkan penggelinciran
diantara bagia-bagian yang berdekatan dalam beton.

Perencanaan Beton Bertulang


Perencanaan sebuah struktur meneliti bnagaimana beton melengkung karena
beban rencana dan menetukan dimana tegangan tarik dan kelebihan tegangan
geser terjadi, dan menempatkan penulangan baja yang cukup didaerah-daerah
ini untuk melawan tegangan tersebut.

Suatu pengujian bagaimana struktur-struktur berikut melentur menunjunkkan


dimana penulangan harus ditempatkan untuk melawan retakan akibat tarikan.

(a) Balok atau Pelat diatas Dua Tumpuan


Bila suatu balok diatas dua tumpuan (sederhana) dibebani terpusat atau merata,
balok cenderung untuk melenturtengan ke bawah ini menyebabkan puncak
menekan dan bawahnya meregang, oleh karena itu penulangan baja diletakkan
didekat bawah balok atau pelat dua tumpuan untuk mencegah retakan tarik.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 72
(b) Konsol Sederhana (Kantilever Sederhana)
Bila balok atau pelat kantilever dibebani dengan suatu cara yang sama kebawah,
cenderung untuk melengkung kebawah ujung bebasnya. Ini menyebabkan pucuk
balok meregang dan bawahnya tertekan. Oleh karena itu penulangan baja
diletakkan pada bagian atas dari konsol (kantilever) untuk melawan tarikan
keretakan.

(c) Balok Dijepit Ujungnya


Suatu balok dijepit ujungnya dipegang kaku kedua ujungnya dan cenderung untuk
melengkung tengah ke bawah dan dekat tepi ke atas. Tarikan akan terjadi pada
bagian atas balok dekat tumpuan perletakkan. Karena itu tulangan baja harus
ditempatkan dekat bagian atas balok pada perletakkan tetap. Pusat dari balok
cenderung melentur, menyebabkan tarikan dibagian bawah. Penulangan baja harus
juga ditempatkan disini.

(d) Balok Dan Pelat Dua Bentang


Kalau dua bentang dibebani, sebuah balok dua bentang akan melengkung. Diatas
tumpuan tengah/antara, perlenturan akan menyebabkan bagian atas balok
meregang dan bawahnya tertekan. Penulangan baja harus ditempatkan di bagian
atas pelat, diatas tumpuan antaranya. Pusat dari bentang melentur dan diperkuat
dengan cara yang sama dengan balok dua tumpuan.

(e) Tembok Penahan


Tekanan tanah dibelakang tembok penahan dan tekanan tanah dibawah kaki
pondasi cenderung menyebabkan tembok dan kaki pondasi melengkung pada
ujungnya. Penulangan ditempatkan di daerah tegangan tarik.

(f) Kolom
Kolom yang dibebani dapat melendut ke beberapa arah tergantung dari distribusi
beban dari rangka balok. Penulangan karenanya ditempatkan dekat muka luar dari
semua sisi-sisi.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 73
Penulangan lateral dengan bentuk besi sengkang atau pengikat bentuk bundar
diperlukan dalam kolom untuk :

• Memegang tulangan pokok tetap pada posisinya selama pengocoran.


• Mencegah keretakkan kesamping dari kolom pada gaya tekan axial yang tinggi.

Penulangan Geser
Tegangan geser ada 2 tipe :
• Tegangan geser vertical seperti yang ditunjukkan pada suatu balok didukung
sederhana terjadi di atas tumpuan sebagai hasil dari beban berat yang cenderung
menyebabkan bagian tengah menggelincir tegak lurus ke bawah relative terhadap
sambungan akhir balok.
• Tegangan geser horizontal dihasilkan akibat kecenderungan balok yang melendut
karena beban dan pecah menjadi belahan-belahan horizontal.

Pada ujung suatu kombinasi geser vertical dan horizontal menghasilkan tegangan tarik
diagonal yang menyebabkan retak diagonal.

Untuk mencegah keretakan diagonal pada ujung balok atau yang berdekatan dengan
dalah satu tumpuan, sering diperlukan pembengkok penulangan tarik atau menggunakan
begel.

3. Desain Campuran Beton


Campuran beton biasanya direncanakan atas dasar gradasi agregat bahan yang terdapat
ditempat. Campuran percobaan harus diuji menemum empat minggu sebelum kegiatan
pengecoran.

Desain campuran percobaan harus menjelaskan campuran tambahan atau abu terbang
(flysh) yang akan dipakai, bila menggunakannya.

Kepala SKNVT Proyek fisik dilokasi harus memastikan bahwa ia mempunyai detail
lengkap mengenai gradasi rencana yang disetujui, dan harus memeriksa secara periodic
pada bahan yang dipakai. Jika ada perubahan besar yang timbul, penyebabnya harus
diselidiki dan Pelaksana Kegiatan diperintahkan mengambil langkah-langkah untuk
memperbaiki gradasinya. Sebagai usaha terakhir, Pelaksana Kegiatan mungkin perlu

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 74
merencanakan kembali campuran kepada Kepala SKNVT Proyek Fisik untuk
persetujuan.

Tidak boleh ada penyimpangan dari campuran beton yang disetujui kecuali mendapat ijin
tertulis dari Kepala SKNVT Proyek Fisik.

4. Produksi Beton
Tujuan semua prosedur batching dan campuran adalah untuk menghasilkan beton yang
seragam yang mengandung bahan-bahan dalam perbandingan yang disyaratkan. Untuk
mencapai hal ini perlu dijamin bahwa :

Bahan dipelihara agar homogen dan tidak saling terpisah sebelum dan pada waktu
hatching.

Peralatan yang tersedia akan membantu batching bahan secara tepat dalam jumlah yang
diperlukan, dan jumlah tersebut akan dapat diganti dengan mudah jika dan bila
diperlukan.

Perbandingan bahan yang diperlukan dipeluhara dari batch ke batch lain. Semua bahan
dimasukkan kedalam pengaduk dalam urutan yang benar. Semua bahan dicampur
dengan menyeluruh pada waktu pengadukan dan semua partikel agregat dilapisi dengan
pasta semen.
Beton, bila dikeluarkan dari pengaduk, akan seragam dan homogen dalam tiap batch dan
dari satu batch ke batch lainnya.

(1) Beton Ready-Mix


Beton Ready-Mix harus memenuhi semua persyaratan syarat-syarat teknis. Beton
ready-mix mempunyai keuntungan bahwa pengendalian mutu yang baik lebih
mungkin pada plant yang besar dari pada dilokasi jembatan dengan kondisi yang
ada. Kebanyakan lokasi beton ready-mix meggunakan lokasi weight batching untuk
pengadukan dan truck-mounted untuk pencampuran.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 75
(2) Beton yang Diaduk Di Lokasi (Site-batched)
Beton yang di aduk setempat (site-batched) dicampur dalam pengaduk mekanis
dilokasi.
Tempat pengadukan beton (Concrete mixing plant) paling baik terletak di lokasi pada
ketinggian yang mudah bagi pemasukan agregat kedalam tabung penyimpanan
(hopper) dan pengiriman beton yang sudah dicampur kelokasi pekerjaan. Tempat
paling baik untuk menimbang adalah antara bak agregat dan pengaduk sehingga
penuangan (discharge) dapat dilakukan langsung kedalam pengaduk.
Sebelum dimulainya operasi pengadukan, alat harus diperiksa untuk memastikan
kelancaran serta kebersihannya khususnya harus diperhatikan drum pengaduk.

5. Penanganan, Pengecoran dan Pemadatan Beton


Penanganan Beton
Dalam penanganan beton, keterlambatan harus diperkecil dan beton harus dijaga supaya
tidak mongering atau terjadi pemisahan.

Jika pekerjaan tertunda untuk jangja waktu lama, harus diperkirakan pemakain set
retarder (memperlambat pengerasan) dalam campuran dan diambil langkah agar beton
dalam keadaan dingin selama masa tertundanya pekerjaan. Dalam hal apapun beton
tidak boleh do cor ke dalam acuan bila tingkat kemudahan pengerjaannya (workability)
telah hilang, yaitu slump asli telah banyak berkurang oleh pengeringan atau pengerasan
awal (initial setting), sebab ini dapat menghasilkan beton berpori yang lemah. Air tidak
bolah ditambahkan pada wajtu penanganan sebab tidak dapat bercampur secara efektif
dan dapat memperlemah beton.

Pemisahan (segregation) adalah berpisahnya agregat kasar dari adukan beton (mortar).

Untuk mencegah pemisahan, langkah berikut harus diadakan :

• Menjamin pengadukan dengan benar


• Pengakutan tanpa benturan atau getaran berlebihan
• Pengecoran beton serapat mungkin pada posisi akhir dalam acuan, jangan
memaksanya megalir kesamping dengan alat penggetar (interval vibrator) yang
berlebihan. Jika beton harus dipindahkan dalam acuan pakailah sekop.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 76
Catatan : Suatu pengecualian adalah beton yang di cor dalam zone angker dari
gelagar pratekan post-tensioned dimana beton mungkin harus di cor bebas dari
penulangan rapat dan di pendah mendatar untuk memungkinkan pengawasan efektif
terhadap pemadatan disekitar angker.
• Memakai hopper dan talang pengecoran berbentuk pipa jika tinggi jatuh 2 meter atau
lebih.
• Menghindari penuangan beton mengenai landasan tulangan vertical.
• Menjamin sambuangn acuan terekat rapat untuk menghindari kehilangan air dan
adukan.
• Masukkan dan mengelurkan penggetar (vibrator) internal secara vertical.

Peralatan Pengecoran Beton


Pilihan peralatan tergantung pada kondisi dan persyaratan lapangan. Harus diambil
langkah untuk mengurangi pemisahan beton dan pengeringan terlalu dini.

Cara-cara paling lazim untuk pengecoran adalah dengan ember kibble dan pompa beton.
Beton dalam volume yang sedikit dapat dicor oleh pekerja dengan menggunakan kereta
dorong dan atau tukang. System talang yang paling besar lebih efektif bila medan
memungkinkan. Sudut kemiringan 25 hingga 30 derajat adalah ideal untuk beton dengan
slump 40-50 mm.
Beton dapat dicor secara tepat dan menerus dengan pompa yang digunakan oleh tim
yang terdiri dari dua orang yang pertama mengndalikan pompa sedangkan yang ke dua
mengerahkan aliran dengan pekerjaan didepan operator penggetar dan finisher beton.
Pompa biasanya merupakan unit yang lengkap yang dinaikkan di atas truk dengan
kapasitas pengiriman berkisar antar 10 hingga 100 meter kubik per jam. Pipa penyaluran
pada umumnya terbuat dari baja atau karet dengan penghubung yang mudah untuk
dilepas.

Pengecoran Beton Dalam Acuan


Sebelum pengecoran di mulai, acuan harus dibersihkan secara menyeluruh dengan
penyemprotan udara atau air untuk melepaskan sisa-sisa bahan yang lepas. Mungkin
perlu menyediakan lubang sementara untuk membersihkan dasar acuan guna
memungkinkan pembersihan dengan baik.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 77
Pengecoran harus di awasi dengan hati-hati menjamin bahwa acuan dan tulangan tidak
rusak atau perpindahan tempat, dan juga beton tidak terpisah. Bila beton di cor dalam
acuan vertical untuk kolom dan dinding, tingkat pengecoran harus dikendalikan dengan
hati-hati untuk menjamin bahwa tingkat itu tidak melebihi tngkat dalam desain acuan.

Pemadatan Beton
Maksud pemadatan betonadalah untuk memastikan bahwa diperoleh kepadatan
maksimum dan bahwa kontak menyeluruh antara beton dengan permukaan baja
penulangan dan acuan dapat dicapai.

Pemadatan menyeluruh sangat penting karena menghasilkan :

• Kekuatan Maksimum.
• Beton yang padat dan kedap air.
• Pembentukan sudut dengan baik.
• Penampilan permukaan yang baik.
• Ikatan yang baik dengan penulangan baja, dan
• Selimut (penutup) beton yang padat pada penulangan baja.

Tindakan Pencegahan untuk Pengecoran Betob Dalam Cuaca Panas


Suhu tinggi menyebabkan percepatan hidrasi semen yang mengakibatkan berkurangnya
waktu untuk pengerasan. Air juga hilang oleh penguapan terutama dalam keadaan
banyak angin. Hal ini menagkibatkan hilangnya kemudahan pengerjaan (workability)
beton dan selanjutnya mempersulit pengecoran, pemadatan dan penyelesaian. Hal ini
akan menghasilkan beton berpori yang lemah dan timbulnya retakan akibat penyusutan.

Penyemprotan lapisan tipis dapat memperlambat penguapan dan memungkinkan


pekerjaan penyelesaian dilakukan dalam waktu yang lebih lama.

Jika suhu sekeliling mungkin melampaui 320C, sebagian atau semua tindakan
pencegahan berikut harus diambil untuk mencegah pengerasan beton lebih awal :

• Pengecoran beton dilakukan pada waktu suhu udara setempat kemungkinan dibawah
320C (pada pagi hari atau di waktu malam, terutama pengecoran pelat lantai).
• Melindungi timbunan agregat dari panas matahari.
• Menyemprot timbunan agregat kasar dengan air.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 78
• Penambahan pecahan es sebagai pengganti air campuran.
• Penyuntikkan nitrogen cair kedalam campuran pada waktu campuran berada di
dalam pengaduk.
• Pembungkusan atau penanaman pipa persediaan air.
• Pengecatan tanki air dengan cat putih.
• Pendinginan penulangan dan acuan dengan semprotan air.
• Melindungi daerah kerja dan tanki aor dari panas matahari.
• Pembuatan penahan angin.
• Megurangi waktu untuk pengecoran dan penyelesaian.
• Menutupi pekerjaan yang sudah selesai tanpa ditunda-tunda.
• Segera dimulai perawatan.

Beton tidak boleh dicor pada pekerjaan bila :

• Suhu udara ditempat di atas 350C.


• Suhu udara setempat mungkin akan melampaui 350C dalam waktu 2 jam setelah
pengecoran.

6. Perawatan Beton
Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban didalam beton pada waktu semen
berhidrasi, oleh karena itu usahakan tercapainya kekuatan struktur yang diinginkan dan
tingkat kekedapan (impermeabilitas) yang disyaratkan untuk ketahanannya. Permukaan
beton yang tidak dirawat akan terkikis lebih cepat dari pada yang dirawat, dan dalam
lingkungan agresif, permeabilitas tinggi dapat menyebabkan berkaratnya penulangan.
Perawatan yang kurang dapat menyebabkan pula penyusutan beton lebih banyak.
Setelah beton dicor dan dipadatkan, beton harus dilindungi serta dirawat dengan
memadai sesuai dengan syarat-syarat teknik.

Semua sifat-sifat beton seperti kekuatan, kerapatan air, ketahanan terhadap aus dan
stabilitas volume meningkat sesuai dengan umur beton selama terdapat kondisi yang
memadai untuk hidrasi yang berlanjut dari semen. Peningkatan itu berlangsung dengan
cepat pada umur awal tetapi berlanjut dengan lebih lambat untuk suatu masa yang tidak
ditentukan.

Dua kondisi diperlukan :

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 79
• Adanya kelembaban.
• Suhu yang memadai.

Beton dapat dipelihara kelembabannya dengan beberapa cara perawatan yaitu :

• Cara yang memberikan tambahan kelembaban pada permukaan beton pada waktu
masa pengerasan awal. Cara-cara ini termasuk menggenangi, menyiram dan
menutupi dengan penutup basah (misalnya karung, tanah, pasir, atau jerami).
• Perawatan suhu tinggi, misalnya perawatan uap dan auto cleaving. Suhu tingg
mempercepat reaksi kimia dan kelembaban diberikan oleh uap atau dipertahankan
oleh ruangan auto clave.

Perawatan harus dilanjutkan tanpa gangguan selama mungkin paling sedikit untuk masa
yang disyaratkan (umumnya 7 hari), dimulai dari saat beton telah diberi penyelesaian
awal.

7. Pengujian Beton
Pengujian pengendalian mutu beton harus dilaksanakan menurut cara pengujian
AASHTO yang sesuai dengan syarat-syarat teknik. Selain pengujian komponen bahan
beton, beton diuji pada waktu pembuatan untuk konsistensi dan kemudahan pengerjaan
(workability), dan setelah mengeras untuk kekuatan tekan serta sifat-sifat lain.

Penelitian visual oleh pengawas, pada beton yang dikirim ke lokasi sangat penting untuk
mendeteksi kesalahan dalam batching. Perubahan yang tampak harus segera dilanjutkan
dengan pengujian slump dan pembuatan silinder pengujian tambahan jika dianggap
perlu.

Pengujian Slump
Pengujian slump dari beton yang baru dicampue merupakan cara utama untuk meneliti
konsistensi dan kemudahan pengerjaan (workability). Pengujian slump harus dilakukan
pada campuran percobaan dan suatu kisaran (range) slump yang dapat diterima harus
ditentukan pada saat itu. Pada umumnya slump beton kurang dari 50 mm memerlukan
banyak usaha untuk mencapai pemadatan yang cukup, sedangkan slump beton diatas
100 mm biasanya tidak diperlukan, kecuali untuk beton yang dipompa.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 80
Pengujian slump harus dilakukan pada tiap batch beton yang disediakan oleh pengaduk
transit sebelum dicor pada acuan. Jika slump terlalu tinggi atau terlalu rendah,
penyebabnya harus dicari dan diperbaiki. Beton dengan slump diluar kisaran (range)
yang ditentukan harus ditolak.

Pengujian Kekuatan Tekan


Pengujian kuat tekan yang mengeras diperlukan pada waktu pelaksanaan untuk
menjamin bahwa asumsi desain untuk kekuatan tekan dipenuhi.

Jumlah benda uji yang harus diambil dari tiap tulangan beton harus sesuai denga syarat-
syarat teknik. Benda uji yang harus diambil dari talang tuang (discharge chute) dari
pengaduk atau truck. Benda uji tidak boleh diambil dari bagian perempat (quarter)
pertama atau terakhir dari beton dalam pengaduk atau truk. Benda uji harus didapatkan
dengan hati-hati, diselesaikan, dan ditandai dengan jelas untuk identifikasi lebih lanjut
dengan batch serta truk, dan lokasi beton yang diwakili oleh benda uji itu.

Benda uji harus di usahakan tetap lembab sampai sebelum pengujian. Benda uji boleh
dikeluarkan dari acuan (demoulded) setelah 18 jam, jika perlu, dan diangkut secara hati-
hati ke lab. Pengujian dalam keadaan masih tertutup dengan karung bawah atau
dibungkus plastik untuk mencegah pengeringan.

Waktu Pengujian
Biasanya dditerimanya beton dihubungkan dengan kekuatan 28 hari. Akan tetapi oleh
karena urutan pelaksanaan berlangsung dalam waktu yang singkat, dan pengecoran
lebih lanjut akan disambung pada beton yang ada kurang dari 28 hari setelah
pengecoran sebelumnya, pengujian tambahan yang lebih awal dari 28 hari mungkin
diperlukan. Pengawas pelaksanaan harus mengusahakan bahwa tiap bagian beton
mempunyai kekuatan dan mutu yang memadai sebelum dibangun diatasnya oleh bagian
beton yang lain, karena itu menyebabkan langkah perbaikan sukar dilaksanakan
bilamana kelak ditemukan beton dengan kekuatan kurang (undersrength). Dalam hal
demikian pengawas pelaksana harus menentukan, dengan pengujian sebelumnya, kurva
peningkatan kekuatan terhadap waktu mutu beton yang dipakai sehingga penilaian
perbandingan dapat dilakukan pada waktu kurang dari 28 hari.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 81
Penerimaan dan Penolakan
Beton adalah bahan denagn kekuatan variabel, dan cara normal untuk menyatakan
kekuatan yang perlu adalah 95 persen atau kekuatan “karakteristik” yaitu kekuatan,
dimana 95% dari semua pengujian akan melampaui kekuatan yang disyaratkan (dan 5%
akan dibawah kekuatan yang disyaratkan).
Kekuatan yang ditargetkan dipilih berdasarkan derajat pengendalian mutu yang
diharapkan pada bahan dan penanganan beton di lapangan. Syarat-syarat teknik harus
diteliti untuk pedoman mengenai pilihan devisa standard an kekuatan yang menyebabkan
penolakan terhadap beton.

8. Quality Assurance
Jaminan mutu memerlukan perubahan structural terhadap metode supervise. Juga
diperlukan supervisi yang bermanfaat (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar),
standarisasi test dan pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta criteria untuk
penaksiran (termasuk toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline yang spesifik
untuk supervisor dan client atau pihak ketiga (seperti konsultan atau tim audit teknis).

Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil adalah kecermatan
rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan/atau
berdasrkan survai yang tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah mutu
dibandingkan dengan rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-kebutuhan di
lapangan.

Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan Pelaksana
Kegiatan mengikuti standard.
Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasranya berarti pergeseran tanggung
jawab yaitu : Pelaksana Kegiatan harus membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan
menurut spesifikasinya, bukannya Supervisor harus membuktikan bawwa pekerjaan ada
dibawah standar.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 82
9. Diagram Alir Pekerjaan Fisik
Untuk memperjelas suatu gambaran dari tugas dan kewajiban supervisi sehubungan
dengan aktivitas dari proyek ini, maka dibuat suatu bagan alir sebagai berikut :
a. Gambar : F-11. Bagan alir pengendalian pekerjaan tanah
b. Gambar : F-12. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan sub base course
c. Gambar : F-13. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan tack coat/prime coat
d. Gambar : F-14. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan hotmix
e. Gambar : F-15. Bagan alir pelaksanaan pekrjaan struktur
f. Gambar : F-16. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan saluran sampling

Bagan alir tersebut, disajikan seperti gambar berikut ini :

gamffffffffffffffffffff

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 83
G. RENCANA KERJA

G.1. UMUM
Dengan mengacu pada metodologi pengawasan seperti yang kami jelaskan pada bab
sebelumnya, maka sampai pada rencana kerja untuk mengimplementasikannya.
Rencana kerja ini harus sedapat mungkin menjamin bahwa metode pengawasan bisa
diterapkan seutuhnya.

Dengan dugunakannya model segi tiga dengan Bina Marga sebagai “Manager” dan
Pelaksana Kegiatan dan Konsultan sebagai pelaksana dalam manajemen pelaksanaan
suatu kegiatan sementara, dapat dilihat bahwa Bina Marga adalah pengatur dan
merangkap sebagai wakil pemilik pekerjaan.
Walaupun demikian masing-masing unsure dalam segitiga proyek harus mengorganisir
dirinya sendiri berdasarkan model yang sama / seimbang, terutama antara Pelaksana
Kegiatan dengan Konsultan yang berada dalam posisi Pelaksana.

Untuk itu, maka rencana kerja yang akan disusun harus dibuat dalam tahapan yang
sederhana sehingga mudah di pahami/’’diimbangi” oleh pihak Pelaksana Kegiatan.

G.2. RENCANA KERJA


Secara umum rencana kerja konsultan akan dibuat berdasarkan 3 kegiatan utama
seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Kegiatan-kegiatan tersebut adalah :


a. Kegiatan pada Tahap Pra Pelaksanaan
b. Kegiatan pada Tahap Pelaksanaan
c. Kegiatan Pelaporan

Kegiatan Tahap Pra Rencana diperkirakan akan memerlukan waktu 1,25 bulan.
Kegiatan ini dimulai dari mobilisasi personil dan peralatan konsultan sampai produk
utamanya yaitu Review Design. Dapat dilihat bahwa apabila suatu design sudah.
Sangat akurat, maka design tersebut tidak memerlukan perubahan untuk penyesuaiannya di
lapangan sehingga kegiatan Review

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 84
I. TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA
Tugas dan tanggung jawab masing-masing keahlian dalam proposal ini direvisi (tidak sama
dengan yang tercantum dalam KAK), dengan tujuan untuk mempertajam arah penugasan
masing-masing keahlian.

1. Site Engieneer (Team Leader)


Site Engieneer bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) dan seorang senior Angineer
berpendidikan Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman sekurang-kurangnya
9 (Sembilan) tahun dalam bidang pekerjaan pengawasan jalan/jembatan.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 85
Tugas dan Tanggung Jawag Site Engineer sebagai berikut :

a. Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja ini akan dipenuhi dengan baik
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
b. Membantu dan memberikan petunjuk kepada Quantity Engineer, Senior Inspector
dan atau Petugas Pengawas lainnya pada tiap paket pekerjaan, dalam melaksanakan
pekerjaan pengawasan teknik.
c. Mengikuti petunjuk-petinjuk dan persyartan yang telah ditentukan, terutama
sehubungan dengan :
- Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan monitoring
kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat
direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan.
- Pengertian yang benar tentang spesifikasi
- Metode pelaksanaan untuk tiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
- Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai dengan pasal-pasal
dalam dokumen kontrak tentang cara pengukuran dan pembayaran.
- Rincian teknis sehubungan dengan Change Order yang diperlukan.
d. Membuat pernyataan penerimaan (acceptance) atau penolakan (Rejection) atas
material dan produk pekerjaan.
e. Melakukan pemantauan dengan ketat atas prestasi kontraktor dan segera
melaporkan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik apabila
kemajuan pekerjaan ternyata mengalami keterlambatan lebih dari 5 % dari rencana,
membuat saran-saran penaggulangan serta perbaikan.
f. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran pekerjaan dan secara
khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran akhir pekerjaan.
g. Menyusun laporan bulanan tentang kemajuan fisik dan financial, serta
menyerahkannya kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.
h. Menyusun Justifikasi Teknis, termasuk gambar dan perhitungan sehubungan dengan
usulan perubahan kontrak.
i. Memeriksa dan menandatangani gambar kerja (Shop Drawing) yang diajukan oleh
kontraktor sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan.
j. Mengecek dan menandatangani dokumen pembayaran bulanan (MC).
k. Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen tentang pengendalian mutu dan
volume pekerjaan.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 86
l. Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dalam
penyelesaian pekerjaan, baik dari segi teknis, maupun administrasi.

Bantuan teknis dapat berupa menyiapkan rekomendasi secara terperinci atas usulan
perubahan design termasuk data pendukung yang diperlukan, pemberi saran dalam
mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor termasuk pengendalian pemenuhan
waktu pelaksanaan pekerjaan serta mencari pemecahan-pemecahan atas
pemasalahan yang timbul baik secara teknis maupum permasalahan kontrak dan
lainnya.

Bantuan administrasi dapat berupa pengumpulan data proyek, rapat-rapat koordinasi


lapangan, data pengukuran kuantitas, pembayaran kepada kontraktor, dan
pengumpulan semua data tersebut diatas dalam bentuk laporan kemajuan bulanan,
memberikan saran-saran untuk mempercepat pekerjaan serta memberikan
penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul baik secara teknis maupun kontraktual
untuk menghindari keterlambatan pekerjaan lainnya.
m. Bertanggung jawab atas seluruh tugas-tugas pengawasan petugas lainnya, apabila
tenaga tersebut tidak disediakan dalam kontrak ini.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Site Engineer bertanggung jawab kepada


Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.

2. Chief Inspector / Quantity Engineer


Chief Inspector harus berpendidikan Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) tahun.

Tugas utama dari Chief Inspector / Quantity Engineer adalah pengendalian kegiatan
yang berhubungan dengan aspek design, pengukuran volume bahan dan pekerjaan
sebagai dasar pembayaran prestasi pekerjaan Chief Inspector / Quantity Engineer
bertanggung jawab kepada Site Engineer.

Tugas dan Tanggung jawab Inspector / Quantity Engineer mencakup tetapi tidak
terbatas, hal-hal sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengawasan harian, agar pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh


kontraktor sesuai dengan design yang ditentukan.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 87
b. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi yang tercantum dalam dokumen
kontrak.
c. Menyiapkan data terinci serta rekomendasi teknis dan spesifikasi sehubungan
dengan variasi volume dan dokumen kontrak.
d. Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Supervisor Engineer serta mengusahakan
agar Siet Engineer dan Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik selalu
mendapat informasi yang diperlukan sehubungan dengan pengendalian mutu
pekerjaan kontraktor sebagai dasar pembuatan pembayaran bulanan (MC).
e. Melaporkan segera kepada Siet Engineer atau Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
Proyek Fisik apabila ternyata pelaksanaan pekerjaan akan mengakibatkan
terlampauinya volume pekerjaan yang etrcantum dalam dokumen kontrak.
f. Membuat catatan yang lengkap tentang pembayaran kepada kontraktor sehingga
tidak terjadi pembayaran berganda atau pembayaran lebih.
g. Mengawasi dan membuat pengendalian pelaksanaan pekerjaan yang didasrkan
kepada system pembayaran harian “day Work’.
h. Memahami dan menguasai pasal-pasal dalam kontrak sehingga dengan tata cara
pengukuran dan pembayaran pekerjaan, sehingga semua pembayaran pekerjaan
kepada kontraktor benar-benar didasarkan kepada ketentuan yang tercantum.
i. Membuat dan menghimpun semua data sehubungan pengendalian pekerjaan.
j. Memantau kemajuan fisik
k. Mengecek semua “As Built Drawing” yang dibuat oleh kontraktor
l. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan
dan lain-lain.
m. Membantu Site Engineer dalam menyiapkan data untuk “Final payment”
n. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas hasil volume pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.
o. Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data bulanan tentang volume hasil
pekerjaan yang telah dilaksanakan. Himpunan data harus mencakup semua data
pengukuran berikut gambar-gambar yang diperlukan secara jelas dan terinci.
p. Memeriksa dokumen pembayaran bulanan (monthly Certificate) di ajukan oleh
kontraktor.

3. Quality Engineer
Quality Engineer adalah seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) atau anggota suatu lembaga
keahlian yang berstandar sama dengan perguruan tinggi, sekurang-kurangnya

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 88
perpengalaman praktek 7 (tujuh) tahun dalam bidang pengawasan konstruksi jalan dan
pangendalian mutu pekerjaan.

Quality Engineer bertanggung jawab terutama atas mutu hasil pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah
ditentukan dalam dokumen kontrak.

Quality Engineer akan berkedudukan di tempat yang berdekatan dengan tempat-tempat


pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dan atau persyaratan yang telah ditentukan
dalam dokumen kontrak.

Quality Engineer akan berkedudukan ditempat yang berdekatan dengan tempat-tempat


pekerjaan ynag menjadi tanggung jawabnya dan atau ditempat yang akan ditentukan lain
oleh Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu.

Tuga dan tanggung jawabnya akan mencakup tapi tidak terbatas, hal-hal sebagai berikut
:

a. mengikuti petunjuk-petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan dalam spesifikasi.


b. Membuat pernyataan penerimaan (Acceptance) atau penolakan (rejection) atas
material dan produk pekerjaan.
c. Membuat dan menghimpun semua data sehubungan dengan pengendalian mutu
pekerjaan
d. Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Siet Engineer serta mengusahakan agar
Siet Engineer dan Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik selalu
mendapat informasi yang diperlukan sehubungan dengan pengendalian mutu
pekerjaan.
e. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan personil dan
peralatan laboratorium kontraktor, agar pelaksanaan pekerjaan selalu didukung
tersedianya tenaga dan peralatan pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan
dalam dokumen kontrak.
f. Melakukan pengawasan setiap hari semua kegiatan pemeriksaan mutu dan bahan
dan pekerjaan, serta segera memberikan laporan kepada Siet Engineer setiap
permasalahan yang timbul sehubungan dengan pengendalian mutu bahan dan
pekerjaan.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 89
g. Menyerahkan kepada Siet Engineer himpunan data bulanan pengendalian mutu
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Himpunan data harus mencakup semua
data test laboratorium dan lapangan secara jelas dan terperinci.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Quality Engineer bertanggung jawab kepada Siet


Engineer.

K. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pada bagian ini disampaikan organisasi pelaksana pekerjaan. Tentunya diharapkan
organisasi pelaksana pekerjaan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 ini memiliki integritas
yang tinggi sehingga hasil pekerjaan memiliki kualitas yang cukup baik dan dapat
memberikan manfaat bagi pemberi kerja.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 90
Struktur organisasi pelaksana pekerjaan yang dirancang untuk pekerjaan ini disampaikan
pada Gambar K.1.

L. LAPORAN
Setiap laporan akan disusun dalam Bahasa Indonesia meliputi laporan-laporan sebagai
berikut :

a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi :
• Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh
• Mobnilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
• Jadwal kegiatan penyedia jasa.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 91
Laporan pendahuluan diserahkan tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) rangkap/buku laporan beserta 1 (satu) keeping CD.

b. Laporan Bulanan
paling lambat setiap tanggal 10 pada bulan yang bersangkutan, konsultan harus
menyerahkan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu dan Kepala Satuan
Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ)
perihal laporan kemajuan proyek bulanan untuk bulan sebelumnya.

Laporan tersebut berisi kemajuan proyek yang telah dicapai, masalah yang
timbul/dihadapi, cara penaggulangannya, penyimpangan jadwal dan tingkat penyerapan
dana/pembayaran, termasuk didalamnya grafik-grafik dan foto-foto sebagai pendukung
laporan tersebut. Data laporan harus sesuai dengan kondisi actual lapangan yang
diperoleh dari laporan lapangan dan tinjauan lapangan yang dilakukan pada bulan
tersebut.

c. Laporan Antara / Interim, berisi :


Hasil sementara pelaksanaan pekerjaan harus dilaporkan selambat-lambatnya 60 (enam
puluh) hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepeuluh) rangkap / buku laporan
beserta 1 (satu) keeping CD.

d. Laporan Triwulan dan Berkala


Laporan ini dibuat untuk masing-masing paket kontak dikirimkan setiap akhir tiga bulanan
(triwulan). Tetapi juga waktu lain yang dipandang perlu oleh SKNVT P2JJ bila adanya
keterlambatan yang disebabkan oleh hambatan teknis dan kesulitan kontrak lainnya.

Laporan tersebut berisi ringkasan kemajuan kontrak, semua variasi kontrak dan perintah
perubahan bahan (change order). Status dari tuntutan kontrak, penjelasan ringkasan
mengenai kesulitan teknis dan kontraktual yang ditemui dan informasi lain yang
diperlukan.

e. Laporan Justifikai Teknik


Untuk setiap perubahan design team supervisi berkewajiban untuk menyiapkan laporan
detail design review, berisi :

• Data asli sesuai dengan data waktu lelang

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 92
• Catatan lengkap dan semua data design yang dipakai untuk review design
• Catatan As-Built yang menunjukkan lokasi dan ukuran detail dari semua pekerjaan
yang telah dilaksanakan sampai saat ini.
• Copy darui semua change order dan Addendum yang telah disahkan sebelumnya.
• Copy penawaran Kontraktor, termasuk harga satuan lelang dan detail analisa harga
satuan
• Deskripsi dari anggaran-anggaran yang dipakai dalam design apabila dipakai
anggapan yang lain dari standar Bina Marga.
• Gambar-gambar yang jelas yang menunjukkan design asli dan design perbaikan
yang di usulkan
• Daftar jadwal yang baru untuk kuantitas dan harga, sehubungan dengan revisi design
yang diusulkan.
• Gambar-gambar yang menunjukkan lokasi yang pasti dari usulan perubahan design.

f. Laporan Akhir
pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Konsultan supervisi akan membuat dan
menyerahkan laporan akhir yang menyangkut seluruh kegiatan termasuk perubahan-
perubahan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan.

Setelah berakhirnya masa kontrak, Konsultan akan menyerahkan Laporan Akhir yang
berisi pelaksanaan pekerjaan pengawasan konstruksi jasa konsultansi termasuk
didalamnya laporan indivisual untuk masing-masing paket proyek fisik yang direncanakan
mencakup rangkuman pekerjaan pengawasan yang dilaksanakan, yang ditujukan kepada
Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan
Jembatan Gorontalo. Laporan akhir diserahkan paling lambat satu bulan setelah
berakhirnya proyek.

Keseluruhan laporan yang menjadi kewajiban Konsultan Pengawas Pelaksanaan


Konstruksi masing-masing dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar beserta 1 (satu)
keeping CD.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 93
M. STAFF PENDUKUNG
Selain staf ahli yang kebutuhan jumlah, kualifikasi, dan pengalokasiannya sudah
disampaikan pada bagian sebelumnya, untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan
pula staf pendukung agar pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya sangat teknis dan
administrative dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.

1. Kebutuhan Staff Pendukung


Kebutuhan staf pendukung sebagaimana disampaikan dalam KAK adalah sebagai
berikut :

a. Asisten tenaga ahli dengan berpendidikan STM, Diploma (D1, D2) dengan
pengalaman dibidangnya 12-15 tahun.
b. Sekretaris dengan berpengalaman dalam bidang administrasi perkantoran dan bias
mengoperasikan komputer dengan latar belakang minimal D3.
c. Operator Komputer dengan kualifikasi pengalaman dalam bidang Administrasi
perkantoran dan mempunyai pengetahuan tentang komputer. Dapat bekerjadengan
cepat denagn tingkat ketelitian yang tinggi. Mempunyai latar belakang pendidikan
minimal SMA.
d. Pesuruh yang memiliki pengetahuan mengenai seluk beluk pekerjaan konsultan.

2. Tugas Staff Pendukung


Setiap personel staff pendukung memiliki tugas spesifik sebagai berikut :
a. Asisten tenaga ahli bertugas membantu staf ahli sesuai bidangnya masing-masing
dalam melaksanakan kegiatan teknis berupa : pelaksanaan survey lapangan,
oerhitungan-perhitungan, pembuatan bagan/skema, studi literatur, dan lain
sebagainya sesuai denga arahan dan dibawah pengawasan tenaga ahli,

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 94
b. Operator komputer bertugas untuk melaksanakan semua kegiatan administrasi
kantor, membantu Site Engineer dalam bidang administrasi untuk menjamin
keakuratan dan ketepatan waktu atas semua laporan dan penagihan dari pekerjaan
yang telah dilakukan.
c. Sekretaris bertugas untuk malaksanakan semua kegiatan administrasi kantor,
membantu Site Engineer dalam bidang administrasi untuk menjamin keakuratan dan
ketepatan waktu atas semua laporan dan penagihan dari pekerjaan yang telah
dilakukan
d. Pesuruh pemilik tugas sebagai kurir, menggandakan dokumen, dan membantu tim
studi dalam mengerjakan hal-hal substantif.

N. FASILITAS PENDUKUNG

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 95
Keberadaan fasilitas pendukung meskipun tidak secara langsung namun sangat
mempengaruhi kelancaran kegiatan dalam rangka melaksanakan semua lingkup pekerjaan
yang di embankan dalam Kerangka Acuan Kerja. Secara umum fasilitas pendukung yang
dibutuhkan berupa sarana dan prasarana yang diperlukan akan disediakan dan ditempatkan
di kantor yang dimiliki oleh Konsultan saat ini.

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, Konsultan akan menyediakan peralatan
dan fasilitas kerja, antara lain :

1. Fasilitas Ruang Kantor


Fasilitas pendukung yang saat ini sudah dimiliki dan tersedia di kantor Konsultan
diantaranya :
a. Ruang kerja sebanyak 1 ruangan yang memadai untuk menampung tenaga ahli,
asisten, dan tenaga pendukung untuk bekerja dengan baik,
b. Ruang rapat dengan kapasitas 20 orang yang cukup untuk menampung semua
anggota tim konsultan ketika melakukan rapat terbuka maupun pertemuan denagn
pihak lain,
c. Fasilitas komunikasi berupa jalur telepon dan mesin facsimile yang siap digunakan
setiap saat, termasuk sambungan dengan jalur intrnet untuk mengumpulkan data,
informasi dan komunikasi.
d. Fasilitas penerangan, AC, dan fasum (WC, tempat ibadah, dll) yang telah terpasang
dan tersedia.

2. Fasilitas Pendukung Yang Harus Disediakan


Fasilitas pendukung yang saat ini belum dimiliki dan tersedia di Kantor Konsultan
sehingga di usulkan untuk diadakan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini,
diantaranya :
a. Perangkat komputer tambahan untuk operasional asisten ahli dan operator komputer
sebanyak + 6 unit yang perlu disewa selama 4 bulan masa pelaksanaan pekerjaan
ini,
b. Printer dan tintanya yang khusus digunakan unutk melaksanakan pekerjaan ini
sebanyak + 2 unit yang disewa selama 4 bulan masa pelaksanaan pekerjaan ini,
c. Sewa kendaraan untuk Transportasi Tim Konsultan ketika melaksanakan survey di
lapangan dan presentasi ke kantor Pemberi Kerja. Penyewaan kendaraan dilakukan
sesuai dengan kebutuhan.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 96
O. PENUTUP

Usulan teknik yang disampaikan ini merupakan hasil maksimal yang mapu dilakukan oleh
konsultan berikut dengan jajaran tim ahli yang dimiliki untuk menyatakan kesanggupan
melaksanakan lingkup pekerjaan sesuai dengan time frame yang disediakan dan sasaran
hasil pekerjaan yang diharapkan dalam KAK.

Beberapa kekurangan terkait dengan pemahaman, pendekatan dan metodologi, rencana


kerja dan alokasi SDM yang disampaikan dalam usulan teknis ini akan disemprnakan lebih
lanjut dalam Laporan dan dengan memperhatikan masukan dari pihak Pemberi Kerja.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 97
Anggota tim ahli yang diusulkan sebagian besar telah memiliki pengalaman dalam pekerjaan
pengawasan sehingga diharapkan dengan kompotensi masing-masing dapat di peroleh hasil
pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.

Konsultan juga akan terus melakukan back up office untuk terus memantau jalannya proyek
berkaitan dengan permasalahan sulit yang perlu di atasi dan perlu dibantu untuk
mendapatkan solusi yang benar dan cepat. Monitoring personil yang ada dilapangan
merupakan salah satu program kami sehingga kinerja konsultan dalam memenuhi
kewajibannya dalam pelayanan jasa konsultan sesuai yang diminta dalam Kerangka Acuan
Kerja dapat tercapai.

PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 98
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 99

Anda mungkin juga menyukai