Proposal Teknis Pengawasan Jalan PDF
Proposal Teknis Pengawasan Jalan PDF
PENDAHULUAN
A.1. UMUM
Proposal Teknis ini disusun dan diajukan Konsultan PT. Perentjana Djaja Lelang
yang di keluarkan oleh Panitia Jasa Konsultasi SKNVT Perencanaan dan
Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo Tahun Anggaran 2007, Direktorat
Jenderal Bina Marga untuk pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat –
Paket 7.
Sehubungan dengan itu, kami mengajukan suatu Dokumen Usulan Teknis beserta
Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang disusun sesuai dengan Pokok – pokok
Acuan Tugas (Terms of Reference).
1. PENDAHULUAN
Menguraikan singkat latar belakang penyedia jasa, meliputi organisasi
pengalaman.
2. PENGALAMAN PERUSAHAAN
Menjelaskan pengalaman perusahaan selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun
terakhir yang sesuai dengan pekrjaan yang akan dilaksanakan dan pengalaman
perusahaan mencakup jumlah orang bulan yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan, waktu pelaksanaan, uraian proyek, nilai kontrak dan instansi pengguna
jasa.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 1
3. PEMAHAMAN TERHADAP KAK
Uraian tentang pengertian jasa atas lingkup proyek, sasaran, kebutuhan jenis dan
jumlah tenaga ahli dan substansi laporan yang dihasilkan berdasar dokumen
seleksi.
5. APRESIASI INOVASI
Dalam hal ini penyedia jasa berpendapat KAK perlu disempurnakan, maka
penyedia jasa dapat mengusulkan inovasi yang secara konsisten dituangkan
dalam penawaran teknis mamupun penawaran biaya.
7. RENCANA KERJA
Uraian mengenai pelaksanaan pekerjaan meliputi pola kerja, sistematika
pengumpulan data, analisi permasalahan, pemecahan masalah, konstribusi
masing – masing tenaga ahli dalam setiap kegiatan dan laporan.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 2
11. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Menggambarkan Struktur Organisasi Konsultas dan Struktur Organisasi dengan
Instansi terkait.
12. LAPORAN
Menguraikan tentang laporan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang ada
dalam kerangka acuan kerja.
15. PENUTUP
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 3
B. PENGALAMAN PERUSAHAAN
Proposal ini dipersiapkan oleh PT. Perentjana Djaja selaku konsultan yang telah lulus
prakualifikasi dalam Pengadaan Jasa Konsultasi SKNVT Perencanaan dan Pengawasan
Jalan dan Jembatan Gorontalo.
Uraian berikut member gambaran tentang segala yang dimiliki oleh perusahaan dan
pengalamannya yang terkait. Rincian lebih lanjut dari latar belakang perusahaan dan
aktifitasnya diberikan pada lembar – lembar berikut ini.
Sejak didirikan tahun 1962, PT. PERENTJANA DJAJA telah membina suatu staff
tetap yang terdiri dari Insinyur, Arsitek, Surveyor, ahli lanskap, Perencana,
Agronomist, Ekonomist, dll.
Saat ini PT. PERENTJANA DJAJA mempunyai staff lebih kurang 285 orang dimana
105 orang diantaranya adalah sarjan dari berbagai ilmu (pemegang gelar Msc. Ir dan
Bsc) disamping tenaga teknik non-gelar, Inspector, Surveyor, Laboratory Teknisi, juru
gambar, programmer dan tenaga administrasi lainnya.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 4
Dalam penanganan berbagai masalah proyek PT. PERENTJANA DJAJA ada dalam
posisi untuk mendapatkan solusi teknis terbaik yang memungkinkan dan pendekatan
ekonomis untuk masing – masing proyek.
Dari segi fasilitas pendukung, saat ini PT. PERENTJANA DJAJA menempati gedung
Wisma Pede di Jalan MT Haryono Kav. 17, Jakarta Selatan dengan peralatan kerja
lengkap termasuk jaringan computer beserta software (perangt lunak) untuk rancang
bangun, penggambaran dan pengendalian konstruksi.
- Survey;
- Studi dan Proyek Apraisal;
- Rancangan dan Perencanaan;
- Rancang Bangun dan Rencana Detail;
- Penelitian;
- Supervisi, Pengelolaan Proyek dan Monitoring;
- Technical Asistance & Advisory; dan
- Manajemen Teknik.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 5
B.3. PENGALAMAN 7 (TUJUH) TAHUN PT. PERENTJANA DJAJA
Dalam lembar-lembar berikut diberikan tentang rekaman pengalaman proyek yang
telah dan sedang dilaksanakan oleh PT. PERENTJANA DJAJA. Informasi yang
diberikan dalam formulir ini adalah berupa uraian singkat tentang waktu pelaksanaan,
jumlah man month proyek, Pemberi Tugas, nilai kontrak dan posisi Konsultan dalam
proyek tersebut.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 6
C. PEMAHAMAN KERANGKA ACUAN KERJA
Nama kegiatan ini adalah Paket Pengawasan Teknik Pelaksanaan Jalan untuk
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan
Jembatan (P2JJ) Gorontalo.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 7
C.3. LINGKUP PEKERJAAN
1) Tugas Tim Pengawasan Pelaksanaan Teknik Konstruksi adalah mencakup
:
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu proyek fisik dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan desain,
persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen
kontrak serta jadwal waktu yang telah ditetapkan.
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu proyek fisik dalam
memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum
dalam dokumen kontarak, terutama sehubungan dengan pemenuhan
kewajiban dan tugas kontraktor.
• Menyiapkan rekomenasi sehubungan dengan “Contract Cariation/Change
Order” dan “Addendum”, sehingga perubahan-perubahan kontrak yang
diperlukan dapat dibuat secara optimum dengan mempertimbangkan semua
aspek yang ada.
• Melaksanakan pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara terperinci
untuk mendukung peninjauan desain (Review Design), menyusun
perhitungan desain, membuat gambar desain dan perhitungan desain, dan
menyiapkan perintah-perintah kepada kontraktor sehingga perubahan desain
tersebut dapat dilaksanakan.
• Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran dan
perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar
pembayaran, perhitungan volume dan pembayaran didasarkan kepada
ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
• Melaporkan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik
semua masalah sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan termasuk
keterlambatan pencapaian target fisik, serta usaha-usaha penanggulangan
dan tindak turun tangan yang diperlukan.
• Konsultan harus memberitahukan secara tertulis Kepada Kontraktor atas
adanya penyimpangan-penyimpangan dari ketentuan dan persyaratan, baik
mutu dan volume bahan dan pekerjaan dan copy surat-surat pemberitahuan
tersebut harus disampaikan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Proyek Fisik dan Diarsipkan secara baik.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 8
• Melakukan pengecekan dan persetujuan atas gambar terlaksana (As-Built
Drawing) yang menggambarkan secara terperinci setiap bagian pekerjaan
yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor.
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik
menyusun laporan bulanan tentang kegiatan-kegiatan pelaksanaan
pekerjaan untuk dilaporkan kepada Pusat.
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dalam
melaksanakan “Provisional Hand Over” terutama dalam menyusun daftar
kerusakan dan penyimpangan yang perlu diperbaiki.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 9
D. TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
Setelah mempelajari dokumen pelelangan dan mengikuti rapat penjelasan untuk pekerjaan
Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7, maka konsultan berkesimpulan bahwa
seluruh isi materi yang terkandung di dalam kerangka acuan kerja secara jelas telah
mencakup semua aspek kegiatan untuk mencapai sasaran proyek dan sepenuhnya dapat
dipahami. Dalam hal ini konsultan dengan jelas memahami sepenuhnya segala ketentuan,
persyaratan dan tugas yang dimaksud, sehingga Konsultan berkesimpulan dapat
melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan yang dimaksud dalam kerangka
acuan kerja.
1. Dalam kerangka acuan kerja tidak diberikan sedikit ulasan kondisi masing-masing
proyek yang akan dilakukan pengawasannya sehingga agak sulit untuk menentukan
durasi waktu pelaksanaan bagi kontraktor, namun demikian dalan jadual personil sudah
ditentukan lamanya penugasan untuk masing-masing tenaga ahli pada tiap lokasi
royek, sehingga konsultan dalam usulannya hanya mengikuti batas waktu yang telah
ditentukan dan tidak dapat memperkirakan waktu pelaksanaan dengan tepat.
2. Pada Standar Teknis, menurut konsultan perlu dipertegas lagi mengenai standarisasi
teknis yang dipergunakan sebagai pedoman tata cara prosedur kegiatan. Melalui rapat
koordinasi SKNVT P2JJ Gorontalo dapat melakukan standarisasi prosedur, tata cara
kerja, pelaporan, dan hal lainnya yang terlibat dengan pengawasan di lapangan.
3. Seluruh tim pengawas lapangan harus mengikuti rapat koordinasi di Provinsi Gorontalo
sejak awal hingga akhir masa pengawasan dengan jadwal yang teratur. Dengan
demikian tercipta homogenitas pengetahuan dan kemampuan tenaga pengawas di
seluruh tim, sehingga masing-masing field team dapat bekerja secara harmonis.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 10
E.APRESIASI INOVASI
Disetiap tingkatan tim pengawas diperlukan disiplin yang tinggi untuk menerapkan tata cara
pengendalian mutu baik yang menyangkut mutu kerja dan mutu hasil kerja Kontraktor dan
Konsultan.
Pengendalian mutu memegang peranan yang sangat penting karena berkaitan dengan cara
kerja kontraktor dan konsultan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pelaksanaan
dilapangan diterapkan system kendali mutu yang diterapkan dari awal dengan penjelasan
yang detil mengenai system ini pada saat pre-contruction meeting. Sistem kendali mutu ini
akan disiapkan oleh konsultan secara sistematis dengan form-form yang telah dibuat
sebelumnya. Form tersebut akan dibahas pada saat awal konstruksi sehingga dapat
dievaluasi dengan baik dan dilakukan perubahan-perubahan seperlunya oleh konsultan
apabila ada hal-hal yang perlu disesuaikan dengan keadaan masing-masing proyek.
Dengan diterapkannya secara khusus system ini maka akan semakin mudah untuk
melakukan kontroling dalam bidang mutu dan diharapkan pelaksanaan pekerjaan juga
dapat dilaksanakan dengan lebih cepat dan bermutu.
Melalui Field Team dilakukan standarisasi prosedur, tata cara kerja, pelaporan, dan hal
lainnya yang terlibat dengan pengawasan di lapangan. Standarisasi kami anggap sangat
penting dalam menyamakan presepsi dalam pelaksanaan di lapangan, menghindari
perbedaan-perbedaan antara konsultan dan kontraktor dalam pemahaman Management
proyek secara umum dan secara khusus. Penerapan ini secara langsung dapat mendukung
tertib administrasi dari sejak awal hingga akhir proyek sehingga pada saat PHO segala hal
yang menyangkut administrasi dapat dipenuhi dengan baik dan benar. Standarisasi ini
saling mendukung antara system kendali mutu yang diterapkan sehingga dapat
menciptakan iklim pelaksanaan yang kondusif dan persoalan-persoalan rutin yang sering
dijumpai dapat diselesaikan dengan cepat.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 11
F. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Tugas utama Konsultan Pengawasan Teknik adalah menyiapkan informasi berupa data
teknik dan melaksanakan proses administrasi proyek, melaksanakan pemeriksaan dan
pengawasan secara terus-menerus, di lapangan termasuk melakukan pengujian-pengujian,
mengevaluasi dan memperbarui data serta membuat laporan-laporan dan rekomendasi bagi
SKNVT Proyek Fisik.
Secara umum dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja bahwa konsultan pengawas
merupakan institusi yang independen dalam membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Proyek Fisik pada saat melaksanakan pekerjaan fisik yang mencakup
pengendalian keuangan, waktu dan mutu dengan rincian umum tugasnya sebagai berikut :
• Membantu didelegasikan Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan agar pekerjaan dapat dikerjakan sesuai dengan desain, persyaratan dan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak serta jadwal waktu yang
telah ditetapkan;
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dalam memahami
dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam Dokumen
Kontrak terutama sehubungan dengan pemenuhan kewajiban dan tugas kontraktor;
• Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan “Kontrak Change Order” dan Addenda,
sehingga perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dan dibuat secara optimum;
• Mengkoordinir pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara terinci, menyusun
perhitungan desain, membuat gambar desain dan menyiapkan perintah-perintah
kepada kontraktor, sehingga perubahan tersebut dapat dilaksanakan;
• Melaksanakan pengecekan secara cermat pengukuran dan perhitungan volume
pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran, sehingga semua pengukuran
pekerjaan, perhitungan volume dan pembayaran didasarkan kepada ketentuan yang
tercantum dalam Dokumen Kontrak;
• Melaporkan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapaian target fifik, serta usaha-
usaha penanggulangan dan tindak turun tangan yang diperlukan dengan terlebih
dahulu mengkonsultasikannya kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo;
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 12
• Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus sehubungan dengan
pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta menandatangani “Monthly Certificate
(MC)” apabila mutu dan pelaksanaan pekerjaan telah memenuhi semua ketentuan dan
persyaratan yang ditentukan;
• Melaksanakan pengecekan dan persetujuan atas gambar-gambar terlaksana : As Built
Drawing yang menggambarkan secara terinsi setiap bagian pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh kontraktor, serta membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Proyek Fisik meneruskan gambar-gambar tersebut kepada Direktorat Jenderal
Bina Marga;
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik menyusun laporan
bulanan tentang kegiatan-kegiatan pelaksanaan pekerjaan untuk dilaporkan kepada
Ditjen. Bina Marga;
• Menyusun Laporan Triwulan (Quarterly Report) mencakup laporan kemajuan pekerjaan
dan laporan keuangan serta masalah-masalah yang di temui dilapangan;
• Menyusun Laporan Akhir (Final Report) yang berisi ringkasan konstruksi yang telah
dilaksanakan, rekomendasi untuk pemeliharaan yang akan datang, segala
permasalahan teknis yang muncul selama pelaksanaan, persoalan yang mungkin akan
timbul bila ada, dan berbagai macam perbaikan yang diperlukan di masa datang;
• Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dalam
melaksanakan Provisional Hand Over (PHO) terutama dalam menyusun daftar
kerusakan dan penyimpangan yang perlu diperbaiki.
Berdasarkan rencana Aktifitas seperti pada Gambar F, maka konsultan akan merinci
pelaksanaan pengawasan berdasarkan tahapan pekerjaan karena suatu kegiatan
mempunyai ketergantungan kepada kegiatan lainnya.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 13
`
Koordinasi proyek
Responding
Pengawasan kemajuan
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 14
F.1. MASA PRA PELAKSANAAN
a.1. Persiapan dan Mobilisasi Konsultan
Dalam hal ini Konsultan akan Menyiapkan :
1) Materi
• Organisasi Kerja.
• Tata cara pengaturan pelaksanaan.
• Review dan penyempurnaan terhadap schedule dikaitkan dengan target
volume, mutu dan waktu.
• Jadwal pengadaan bahan, alat dan mobilitas personil.
• Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual check),
koordinasi dengan tim perencana.
• Menentukan lokasi bahan material (quarry), estimate quantity dan rencana
quality control bahan yang akan digunakan.
• Pendekatan terhadap masyarakat dan Pemda setempat.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 15
• Penyusunan rencana kendali mutu proyek.
• Penentuan titik Sta. 0+00 bersama tim perencana.
• Menyusun acara “Rekayasa Lapangan/Field Engineering” guna penyesuaian
gambar rencana terhadap kebutuhan lapangan.
• Pemahaman mengenai keselamatan kerja, keselamatan bangunan,
keselamatan pengguna jalan beserta penanganannya berupa asuaransi-
asuransi, peralatan-peralatan keselamatan kerja dan pengaturan lalu
lintasnya.
• Penjelasan dan pembahasan mengenai rencana Base camp, lokasi AMP,
penentuan instansi penguji independent.
• Pembahasan mengenai kebutuhan uang muka untuk kebutuhan pelaksanaan
fisik.
• Pembahasan mengenai prosedur pelaporan, jenis-jenis laporan yang harus
dibuat oleh masing-masing pihak.
• Penjelasan mengenai prosedur penilaian pekerjaan terlaksana dan prosedur
pembayaran.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 16
4) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan utama
(major items).
• Rigid pavement.
• Flexible pavement.
• Struktur
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 17
b.2. Review Design
Metodologi pelaksanaan Review Design, akan dibagi dalam beberapa tahapan
proses :
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 18
Adapun tugas dari tim Survai pendahuluan ini antara lain :
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 19
- Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
ukuran seperti yang diberikan dalam gambar.
- Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan 200 meter
- Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan
lapisan tanah dasar
- Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada
seperti lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.
- Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan
lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat
keras (lapisan batuan).
- Selama pemeriksaan arus dicatat keadaan-keadaan khusus yang perlu
diperhatikan seperti timbunan, kondisi drainase, cuaca, waktu dan
sebagainya.
- Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas
- Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini, dicatat dalam formulir.
b.2.2.2. Survai Kondisi dan Geometrik Jalan
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umum
mengenai kondisi perkerasan yang ada dan kondisi geometric jalan
yang bersangkutan.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 20
- Nilai kekerasan jalan (Road Condition Index), yang dapat diperoleh dari
Survai NAASRA Roughness Meter atau ditentukan secara visual
dengan ketentuan skala sebagai berikut :
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 21
- Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti
saluran samping, Gorong-Gorong, bahu, Kerb, kondisi drainase
samping, jarak pagar/bangunan pnduduk/tebing ke pinggir perkerasan.
- Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan
lokasi yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnnya.
- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir
- Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometric jalan minimal 1
(satu) buah foto perkilometer.
- Foto-foto ditempel pada formulir dengan mencantumkan hal-hal uang
diperoleh seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan foto,
tanggal pengambilan foto dan tinggi petugas yang memegang nomor
Sta.
- Jenis bahan untuk perkerasan yang ada, misalnya pasir, krikil, tanah
timbunan, batu.
- Lokasi quarry setiap jenis bahan perkerasan berikut perkiraan jumlah
volume yang ada,
- Perkiraan jarak angkut bahan dari quarry ke base camp proyek.
- Peta lokasi quarry berikut keterangan lokasinya (km / Sta)
- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 22
Informasi yang harus diproleh dan dicatat dalam formulir adalah sebagai
beikut :
- Lokasi lereng
- Depan Dimensi lereng yang meliputi benteng, lebar, kebebasan, dan
kondisi lereng.
- Perkiraan volume pekerjaan dan jenis perlindungan yang perlu untuk
dilakukan.
- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir
- Foto dokumentasi sebanyak minimal 2 (dua) lembar untuk setiap
lereng yang diambil dari arah depan dan samping, foto ditempel pada
formulir.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 23
Pengukuran harus meliputi :
a) Titik-titik kontrol vertical dan horizontal berupa Patok-patok kayu
yang dipasang setiap interval 100 m pada rencana as jalan.
Ukuran patok kayu adalah 1 x 7 x 60 cm dan dapat ditancapkan ke
tanah sedalam 50 cm.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 24
b.2.2.7. Pengambilan Contoh Tanah
Pengambilan Contoh Tanah bertujuan untuk penyelidikan tanah tersebut
dilaboratorium. Pengambilan Contoh Tanah dikerjakan dengan cara
Disturbed Sample dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Umumnya pada lapisan tanah yang berbeda harus dilakukan
Pengambilan Contoh Tanah.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 25
d) Penyelidikan ini digunakan terutama untuk perhitungan stabilitas
lereng-lereng galian dan urugan jalan serta penetapan nilai c dan q.
e) CBR Test
Nilai-nilai test digunakan untuk Klasifikasi Daya Dukung Tanah
Subgrade. CBR Test hendaknya dikerjakan sesuai dengan CBR
Modified AASHTO.
f) Consolidation test.
Nilai test digunakan untuk penentuan parameter koefisien pengaliran
tanah dan untuk penentuan nilai parameter kecepatan konsolidasi.
g) Triaxial test.
Nilai test ini digunakan untuk penentuan koefisien parameter
kekuatan tanah dan kemungkinan besaran gaya lateral tanah.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 26
b.3.3. Penentuan “Unique Section”
Yaitu suatu seksi jalan yang mempunyai karakteristik seragam dalam
beberapa variable desain seperti :
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 27
e. Pengumpulan data lapangan menggunakan cara yang telah
disederhanakan (simplified method) yaitu cara pengumpulan data
lapangan yang telah dikembangkan oleh Dit. Jend. Bina Marga sejak
tahun 1983.
f. Peratuaran pemerintah tentang jalan no. 26 tahun 1865 mengenai
kelas jalan, alinyemen dan lebar jalan.
g. Standar drainase jalan
h. Penerangan jalan raya
i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, NI-2, 1971
j. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya SKBI
Nomor : 1.3.28.1987, UDC : 624.042.624.21.
k. Peraturan Perlindungan lereng oleh Dit. Jend. Bina Marga
Untuk standar yang belum tercakup dalam standar yang diuraikan diatas,
maka konsultan akan menggunakan spesifikasi teknis yang diterbitkan
ASTM / AASTHO (Amerika Serikat), BS (Inggris), atau sesuai dengan
arahan dari Pengguna jasa.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 28
1. Konsep Detail Perencanaan
Dalam proses ini Konsultan menentukan semua kesimpulan hasil
Survai lapangan dari semua bagian proyek, antara lain
menyangkut :
- Penetapan alinyemen jalan baru berdasarkan peta topografi
dan evaluasi hasil Survai Pendahuluan dengan memperhatikan
standar perencanaan yang telah ditetapkan.
- Untuk perhitungan konstruksi perkerasan jalan harus
disesuaikan dengan hasil-hasil penyelidikan tanah maupun
keadaan bahan bangunan.
- Mempelajari kemungkinan pemakaian tipe bahan perkerasan
jalan yang sesuai untuk suatu daerah tertentu. Type perkerasan
yang diijinkan dalam pekerjaan ini adalah type-type yang
sekarang dipakai Direktorat Jenderal Bina Marga
- Melakukan hasil desain tebal perkerasan tambahan menurut
metode yang telah ditetapkan.
- Melakukan desain untuk perlindungan lereng dengan dasar
perhitungan menggunakan parameter kekuatan tanah dan
kondisi pengaliran dari air permukaan maupun air tanah yang
timbul.
- Membuat desain perlindungan untuk struktur penahan guna
keawetan struktur tersebut.
- Melakukan hasil desain sehingga diperoleh hasil desain yang
optimal dan selalu memperlihatkan batasan-batasan dalam
biaya proyek.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 29
b.3.7. Perhitungan Volume
Program pembangunan jalan ini dibagi dalam dua paket pelaksanaan
sesuai dengan lokasi dan kemampuan pelaksana pembangunan. Untuk
tiap ruas jalan harus dihitung jumlah pekerjaan tiap bagian dengan
masing-masing kontrak pelaksanaannya dan diringkas dalam beberapa
divisi pekerjaan yaitu :
1. Mobilisasi
2. Pekerjaan Drainase
3. Pekerjaan Tanah
4. Pekerjaan Shoulder
5. Pekerjaan Pondasi
6. Pekerjaan Pavement
7. Pekerjaan Struktur Dinding Penahan.
8. Pekerjaan Minor
9. Pekerjaan Harian
10. Rutine Maintenance
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 30
Konsultan akan mengumpulkan data dari Pelaksana Kegiatan dalam
negeri sehingga dapat memperkirakan kemampuan dalam melaksanakan
pekerjaan tersebut dan selanjutnya memberikan saran bagaiman cara
yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaan fisik tersebut.
b.4. Pelaporan
Konsultan akan menyiapkan Laporan untuk setiap bagian pelaksanaan yang
telah ditetapkan meliputi :
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 31
F.3. MASA KONSTRUKSI
Dalam masa konstruksi, Konsultan akan melaksanakan pengawasan dan pemantauan
terhadap pencapaian program fisik proyek secara menerus dilapangan dan
pengendalian proyek secara sistematis dengan menggunakan metode-metode yang
sudah baku, adalah sebagai berikut :
Sedangkan tugas Konsultan Pengawas dalam hal kontrak terhadap Kontraktor secara
garis besar akan meliputi :
Pekerjaan Konsultan Pengawas secara garis besar disajikan seperti pada Gambar F.1.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 32
GAMBARRRRRRRRRRRRRRRRRRR F-23
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 33
F.4. PENGENDALIAN PELAKSANAAN
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik
pembangunan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan dengan rentang meliputi
“Preaudit”, “Monitoring”, dan “Post-audit”.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 34
b. Review Design
Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil
perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut
telah sesuai dengan kondisi yang ada.
Apabila ternyata dari hasil pengecekan design tidak sesuai dengan kondisi
lapangan, Konsultan Coordination tim akan membuat alternatif lain yang sesuai
untuk diajukan kepada Pemberi Tugas.
c. Persiapan Konstruksi
Material dan peralatan yang didatangkan Pelaksana Kegiatan akan diperiksa
terlebih dahulu oleh Konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi
yang telah ditetapkan.
Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih dahulu
apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat
yang akan digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume
dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka
Konsultan akan menyarankan kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan
tenaga kerja dan peralatan yang memadai agar bias selesai tepat pada
waktunya.
Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, Konsultan akan mengusulkan
menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan
lainnya sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah
sepanjang hal tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan dari Kepala
SNVT / Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan Fisik.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 35
d. Pre Construction Meeting (PCM)
Dalam waktu kurang dari 14 hari sejak SPMK, diadakan Pre Construction
Meeting (PCM) dengan meteri seperti telah dijelaskan dimuka.
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaik-
baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga
kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu, dan biaya keseluruhan
hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya. Selain mengawasi
pekerjaan fisik Konsultan Pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar
proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya
mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada.
Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan
peraturan-peraturan yang berlaku.
3. Rentang Kendali Post-audit
Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi
Pelaksana Kegiatan. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran
senilai hasil kerjanya. Namun Pelaksana Kegiatan tidak akan bisa mengajukan
permintaan pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari Konsultan
Pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis atau
tidak.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 36
F.5. KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
Konsultan Pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut
diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak
lain (khususnya oleh Pemberi Tugas).
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 37
F.7. EVALUASI RENCANA
Konsultan Pengawas terus-menerus melakukan evaluasi atas rencana proyek yang
akan dilaksanakan serta menyarankan perubahan / penyempurnaan / penyesuaian
rencana yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud dan
tujuan proyek dengan sebaik-baiknya.
Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang
kegiatan pokok. Bila mana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus
dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk mengantisipasinya.
Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga
peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.
Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui
bila tidak terjadi perubahan kontrak.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 38
Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan
dilapangan yaitu :
Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.
Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-
langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek
seperti yang dikehendaki.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 39
1. Jarak Waktu Kontrol
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :
1 – 2 minggu untuk aktifitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.
2 – 4 minggu untuk aktifitas-aktifitas yang tidak kritis.
2. Cara Mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart Gambar F-2.
Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : disajikan langkah-
langkah cara mengontrol seperti flow chart Gambar F-3.
Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart Gambar F-4.
Dapatkah Pekerjaan
Dimulai ?
Tidak
Ya
Alasannya ?
Ada ketelambatan ?
Diperlukan Penanganannya
OK
Pemecahannya
GAMBAR : F – 2.
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULAI
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 40
Pekerjaan yang
seharusnya sudah dimulai
Ya
Ya
OK
OK Tangani
Ya
OK
Apa prestasinya
bisa dikejar ? Tidak
Ya
Berapa lama ditangguhkan ?
OK
apa ada float
Tangani
GAMBAR : F – 3
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
PEKERJAAN YANG SEHARUSNYA SUDAH DIMULAI
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 41
Ya
Pekerjaan yang seharusnya
selesai Tidak
Diperlukan penanganan
OK
GAMBAR : F – 4
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
UNTUK AKTIVITAS SUDAH SELESAI
Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan system informasi
pengendalian proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi berbasis komputer.
Monitoring dan pengendalian proyek dilakukan pada aspek-aspek berikut :
Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates, network
planning atau precedence Diagram Methode.
Progress Performance.
Schedule Control.
Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs aktual,
perhitungan pembayaran progress pekerjaan.
PELAPORAN
MONITORING SKEDUL, PERIODIK
PROGRES DAN BIAYA RINGKASAN
KONSTRUKSI PROGRES
PEKERJAAN
PELAPORAN
PELAKSANAAN PELAPORAN
ANALISA KOMPUTER PEKERJAAN PERIODIK
• SKEDUL MANAJEMEN
• PROGRES PROYEK
• PEMBIAYAAN
PELAPORAN
ANALISA KOMPUTER PERIODIK
RINGKASAN
PEMBIAYAAN
Informasi yang di peroleh dari pelaporan tersebut dapat di analisa dan di jadikan bahan
dalam pengambilan keputusan menajemen kegiatan. Pelaporan kegiatan dibuat
dengan format dan prosedur yang standar untuk memperoleh peningkatan efisiensi,
efektifitas dan optimalisasi sinergi kerja, sehingga Dinas Pekerjaan Umum setempat
dapat mencapai performansi dan kualitas akhir manajemen pembangunan yang lebih
baik. Manfaat utama lainnya dari system ini antara lain adalah :
Sofware yang digunakan untuk pengendalian proyek ini adalah : Microsoft Project.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 43
Metodologi Pengontrolan Proyek
Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan sistematis, maka
Konsultan membaginya ke dalam beberapa tahap :
Tahapan Initialisasi
Tahapa Pelaksanaan
Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian kemajuan proyek
pada minggu sebelumnya, sehingga project control dapat memperlihatkan aktifitas
yang tidak memperlihatkan kemajuan yang berarti atau justru berada pada kondisi kritis
yaitu aktifitas yang memiliki total Float sama dengan nol. Pelaksanaan aktifitas tersebut
tidak boleh mengalami penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberadaan kondisi kritis
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 44
dari suatu aktifitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada tampilan
barchart, yaitu sebagai berikut :
Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah satu acuan
bagi analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kinerja proyek,
seperti penambahan tenaga ahli, tenaga pekerja, bahan dan alat penunjang, atau
merubah metode pelaksanaannya.
Tahap Pelaporan
Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar
tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu,
tenaga dan biaya.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 45
Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan ke dalam target harian, sehingga setiap
hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume
tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/dikejar untuk
schedule hari berikutnya.
Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek
bisa diselesaikan “on schedule”.
3. Tenaga Kerja
Demukian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja
yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja
sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan
tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau
kerja lembur/overtime.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 46
4. Jumlah Jam Kerja
Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari.
Jumlah jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dari pada
bila per hari jam kerjanya lebih banyak.
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian
hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu
pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja
malam/overtime.
F.12.PENGENDALIAN MUTU
Selama periode konstruksi, Konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan,
arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Pelaksana Kegiatan guna
menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualias untuk
semua jenis pekerjaan baik untuk konstruksi-konstruksi pokok maupun perlengkapan
jembatan, untuk itu akan di uraikan disini.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 47
Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini namun tidak terbatas pada :
Peralatan laboratorium.
Penyimpanan bahan/material
Cara pengakutan material / campuran ke lokasi kerja.
Pengujian material yang akan diginakan
Penyiapan job mix formula campuran.
Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.
Test lapangan.
Administrasi dan formulir-formulir.
Berat jenis.
Analisa ukuran butir.
Marshall Test.
Termometer logam.
Coreb Drill.
Test beton, slump, kuat tekan.
Alat uji spesifik seperti PDA, uji tegangan strand (biasanya disediakan oleh
Pelaksana Kegiatan Spesialis)
Dan lain-lain seperti disebutkan dalam spesifikasi.
2. Penyimpanan Bahan/Material
Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.
Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah
dapat diperiksa oleh Konsultan.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 48
Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbu-tumbuhan dan puing, harus
mempunyai drainase yang lancar.
Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan
dalam pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telag dipersiapkan dan diberi
lapisan atas dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk
mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol
kadar air. Tinggi maksimum tumpukan 5 m.
Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus dipisahkan
dengan papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.
Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan
agregat yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 49
5. Job Mix Formula
Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi,
sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu job Mix Formula yang
disetujui Konsultan, antara lain untuk pekerjaan : Hotmix dan Beton.
Tahap demi tahap pekerjaan ini sebagaimana yang didiagramkan pada Gambar
F.6. Flowchart Pengendalian Mutu.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 50
PENGAWAS / PROYEK KONTRAKTOR
JMF
Pelaksanaan pekerjaan
Pengujian mutu
Penanganan perbaikan
Mutu sesuai Spec.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 51
F.13. ADMINISTRASI DAN FORMULIR-FORMULIR
Gamabar F-7 menunjukkan kelengkapan administrasi proyek yang umum digunakan.
Dokumen kontrol diperlukan proyek anatara lain sebagai berikut dibawah ini :
Buku direksi
Time schedule
MCA (Mutual Check Awal)
Request & shop drawing
Laporan harian
Laporan mingguan
Risalah Rapat
Berita acara opname pekerjaan
Record cuaca
Photo dokumentasi
Change order
Addendum
Monthly certificate (MC)
PHO (Provinsial Hand Over) / FHO (Final Hand Over)
Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.
1. Dokumen Kontrak 1. Time Schedule 1. Monthly Cert 1. Berita Acara PHO Berita
2. Gambar Rencana 2. Mco 2. Back-up Quantity 2. Administrasi Kantor Acara PHO
3. Struktur Organisasi 3. Request & Shop Drawing 3. Back-up Quality 3. Mutu (Pengujian)
4. Buku Direksi 4. Quantity Sheet Control
4. Mutu (Dimensi)
5. Laporan Harian
6. Laporan Mingguan 5. Defect &
7. Risalah Rapat
8. BA. Opname Pekerjaan
9. Record Cuaca
10. Photo dokumentasi
11. Change Order
12. Addendum
13. Quality Control
14. As Built Drawing
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 52
F.14. PENGENDALIAN KUANTITAS
Pengawasan kuantitas, akan mengecek bahan-bahan/campuran yang ditempatkan
atau dipindahkan oleh Pelaksana Kegiatan atau yang terpasang. Secara umum
tyerdapat 2 jenis pemeriksaan kuantitas yaitu :
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan
denagn teliti/akurat yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah
benar di ukur dan di rekomendasikan untuk dibayar oleh Konsultan dan mendapat
persetujuan Pemberi Tugas. Rekomendasi hasil pengukutan kuantitas ini
Harus dala suatu Berita Acara yang disetujui bersama oleh tiga pihak pelaksana proyek.
Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan dalam kontrak
berupa Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan.
GAMBARRRRRRRRRRRRRRRRRRRR 44
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 53
F.15. PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK
Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :
Biaya proyek.
Estimated quantity /volume pekerjaan.
Harga satuan pekerjaan
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 54
Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
antara lain sebagai berikut :
GAMBARRRRRRRRRRRRRRRRR F-46
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 55
F.17. PEMERIKSAAN PEMBAYARAN AKHIR
Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.
Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat
dikoreksi pada pembayaran berikutnya.
Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah
dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar dalam pembayaran akhir
merupakan final quantity yang benar.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 56
F.19. SERTIFIKAT PENYELESAIAN AKHIR
Bila Pelaksanaan Kegiatan menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua
kewajiban dalam Periode Jaminan, maka Pelaksana Kegiatan harus membuat
permohonan untuk serah terima pertama.
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah
Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka
Konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 57
Manfaat yang didapatkan pada pemeliharaan lalu lintas yang baik selama pelaksanaan
memberikan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas yang lebih baik pula.
Sitruasi semacam itu sangat membantu untuk menghilangkan persoalan-persoalan
yang diakibatkan oleh kacaunya lalu lintas yang pada gilirannya akan menghambat
pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri.
Untuk itulah pada proyek pembangunan tersebut diatas perlu dibuat sistem pengaturan
Lalu lintas yang baik dan memenuhi standar.
Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan pada kedua sisi jalan.
Pekerjaan perkerasan jalan
Pembongkaran beton
Pemasangan form work
Pengecoran beton
Pekerjaan tanah, menggali dan mengangkut keluar lokasi
Pekerjaan lainnya.
Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan
keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek.
Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal
dan sesedikit mungkin akibat buruk yang ditimbulkannya.
Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu jalan dibagian luar yang
sudah diperkeras dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk kendaraan penumpang
sedan dan jeep atau sejenisnya dan alternatif lain dengan membuat jalur baru dengan
memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi pekerjaan tersebut.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 58
Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah
dengan penanganan yang baik, misalnya dimana Dump Truck harus masuk dan keluar
dari lokasi proyek. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di atas adalah
cara pemuatan dan transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah
memperhatikan wawasan lingkungan.
Tanah yang dimuat di atas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer di atas
permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas
yang ada.
Didalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi
menjadi 2 bagian :
1. Pelayanan Umum
Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :
b. Mengurangi Kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan dengan
perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan
menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.
2. Keselamatan Kerja
Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Disiplin Kerja
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 59
• Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus-menerus
dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling
berhubungan setiap saat dengan cepat.
• Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai jadwal
yang talah ditetapkan.
b. Peniadaan Kecelakaan Fatal
Pembuatan sesuai dengan standar perambuan
Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan
kerapian kerja sepanjang daerah proyek (kiri dan Kanan) dan diberi lampu-
lampu agar mudah terlihat pada malam hari.
Bekerja pada sebuah proyek jalan yang sedang beroperasi baik pada tahapan
perencanaan maupun tahap pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada terjadinya
kecelakaan yang setiap saat bias terjadi. Untuk itulah maka diperlukan persyaratan
keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada ruas jalan yang
sedang beroperasi.
Dalam pelaksanaan proyek ada beberapa factor keselamatan kerja yang terkait
antara lain :
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktifitas jenis pekerjaan yang
ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja dari
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 60
pada semua eksponen terkait menjadi factor utama dari kelancaran progress yang
hendak dicapai.
Pada tahap ini, gamabaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Perambuan Darurat
Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan pada tahap pelaksanaan pun
mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa aman
dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada daerah
perambuan.
Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat
dengan warna crossing “kuning-biru” dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda
“spot light” atau cat berpendar yang bias terlihat bila kena sorot lampu pada
malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot light.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 61
Mobilisasi peralatan berat kelapangan juga harus memperhatikan
keselamatan dari peralatan maupum operatornya, dan bila perlu minta
bantuan pengawal dari pihak kepolisian.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 62
Pelapisan Aspal direncanakan dengan menggunakan prosedur khusus yang
diberikan dalam spesifikasi, untuk menjamin bahwa asumsi-asumsi rencana
mengenai kadar aspal efektif, rongga udara, stabilitas, dan ketebalan lapisan
aspal benar-benar terpenuhi.
Equipment yang digunakan pada umumnya terdiri dari Asphalt Mixing Plant,
Asphal Sprayer, Asphalt Finisher, Tendem Roller, Pneumatic Tire Roller dan
Dump Truck.
Marshall test;
Exraction test;
Suhu Campuran;
Density;
Core drill;
Dan lain-lain yang disebutkan dalam spesifikasi.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 63
Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
Fungsi lapisan pondasi ats ini antara lain sebagai berikut :
• Menahan gaya lintang beban roda dan menyebarkan beban kelapisan
dibawahnya;
• Lapisan peresapan;
• Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Jenis lapis pondasi atas yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain :
• Aspal beton (Asphalt Concrete Base/Asphalt Treated Base)
• Agregat bergradasi baik : Batu pecah kelas A;
• Stabilisasi : Cement treated base, lime treated base.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 64
Konstruksi Perkerasan
Tanah Dasar
• Tanah dasar yang baik untuk konstruksi perkerasan jalan adalah tanah dasar
yang berasal dari lokasi itu sendiri atau di dekatnya, yang telah dipadatkan
sampai tingkat kepadatan tertentu sehingga mempunyai daya dukung yang
baik serta berkemampuan mempertahankan perubahan volume selama
masa pelayanan walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan.
• Sifat masing-masing jenis tanah tergantung dari tekstur, kepadatan, kadar
air, kondisi lingkungan, dan lain sebagainya.
Agregat
Agregat batuan merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu
mengandung 92-95% agregat berdasarkan persentase berat.
Dengan demikian daya dukung, keawetan dan mutu perkerasan jalan ditentukan
juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.
Sifat dan kualitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul beban
lalu lintas. Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai bahan konstruksi
perkerasan jalan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
Gradasi
Gradasi atau distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat merupakan
hal yang penting dalam menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses
pelaksanaan.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 65
Gradasi Agregat dapat dibedakan atas :
Gradasi seragam (uniform Graded)
Adalah agregat dengan ukuran yang hamper sama atau mengandung agregat
halus yang sedikit. Gradasi seragam disebut juga gradasi terbuka. Agregat
dengan gradasi seragam akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan sifat
permeabilitas tinggi, stabilitas kurang dan berat vulome kecil.
Kadar lempung
Lampung mempengaruhi mutu campuran agregat dengan aspal, karena :
• Lempung membungkus partikel-partikel agregat sehingga ikatan antara
agregat dan aspal berkurang.
• Luas daerah yang harus diselimutu aspal bertambah.
• Tipisnya lapisan aspal mengakibatkan lapisan mudah teroksidasi sehingga
lapisan cepat rapu/getas.
• Lempung cenderung menyerap air yang berakibat hancurnya lapisan aspal.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 66
Bentuk dan Tekstur Agregat
Bentuk dan tekstur mempengaruhi stabilitas dari lapisan perkerasan yang
dibentuk oleh agregat tersebut.
Partikel agregat bulat saling bersentuhan dengan luas bidang kontrak kecil
sehingga menghasilkan day interlocking yang lebih kecil dan lebih mudah
tergelincir.
Partikel agregat berbentuk lonjong mempunyai sifat interlocking hampir sama
dengan yang berbentuk bulat.
Partikel berbentuk kubus mempunyai bidang kontak yang lebih luas,
memberikan interlocking/saling mengunci yang lebih besar, dengan demikian
kestabilan yang diperoleh lebih besar dan lebih tahan terhadap informasi yang
timbul. Agregat berbentuk kubus ini paling baik digunakan sebagai bahan
konstruksi perkerasan jalan.
Agregat berbentuk pipih mudah pecah pada waktu pencampuran, pemadatan,
ataupun akibat beban lalu lintas, oleh karena itu banyaknya agregat pipih ini
dibatasi dengan menggunakan nilai indeks kepipihan yang disyaratkan.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 67
Aspal
Sebagai salah satu material konstruksi perkerasan lentur, aspal merupakan salah
satu komponen kecil,umumnya 4-8% berdasarkan berat, tetapi merupakan
komponen yang relative mahal. Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur,
aspal akan menjadi kaku dan rapuh dan akhirnya daya adhesinya terhadap
partikel agregat akan berkurang. Perubahan ini dapat diatasi / dikurangi jika sifat-
sifat aspal dikuasai dan dilakukan langkah-langkah yang baik dalam proses
pelaksanaan.
Bahan pengikat;
Bahan pengisi.
Berarti aspal haruslah mempunyai daya tahan (tidak cepat rapuh) terhadap cuaca,
mempunyai adhesi dan kohesi yang baik dan memberikan sifat elastis yang baik.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 68
ii.Karakteristik Campuran
Karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh campuran aspal beton
campran panas adalah :
Stabilitas;
Durabilitas;
Fleksibilitas;
Tahanan geser (skid resistance);
Kedap air;
Kemudahan mengerjakan (workability);
Fatique resistance.
iii.Perencanaan Campuran
Campuran antara agregat dan aspal harus ditentukan / direncanakan
seoptimal mungkin sehingga dihasilkan lapisan perkerasan dengan kualitas
yang baik, meliputi gradasi agregat (dengan juga memperhatikan mutu
agregat) dan kadar aspal sehingga dihasilkan lapisan perkerasan yang dapat
memenuhi criteria sebagai berikut :
Kadar aspal cukup memberikan kelenturan;
Stabilitas cukup memberikan kemampuan memikul beban sehingga teak
terjadi deformasi yang merusak;
Kadar rongga cukup memberikan kesempatan untuk pemadatan tambahan
akibat beban berulang dan flow dari aspal;
Dapat memberikan kemudahan kerja.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 69
iv.Asphalt Mixing Plant
Proses pencampuran aspal beton campuran panas yang dilakukan pada
temperatur sesuai spesifikasi sehingga siap dihampar dilokasi, dilakukan di
Asphalt Mixing Plant (AMP).
vi.Pemadatan Hotmix
Pemadatan dilakukan dalam 3 tahap yang berurutan :
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 70
Pemadatan Awal (Breakdown Rolling)
Berfungsi untuk mendudukkan material pada posisinya dan sekaligus
memadatkannya. Alat yang digunakan adalah Tandem Roller.
Sifat Baja :
Dapat dibuat menjadi batang-batang yang cocok untuk dimasukkan dalam
beton;
Mempunyai kekuatan tekan tinggi;
Mempunyai kekuatan tarik tinggi;
Mempunyai ketahanan rendah terhadap api;
Mahal.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 71
Baja dan Beton Dikombinasikan Bersama Karena :
Setelah pengerasan, beton melekat pada baja tulangan dan keduanya
bertindak sebagai satu kesatuan apabila diberi suatu beban. Ini berarti
tendensi pada beton untuk regangan dan retak pada daerah tegangan tarik
dapat langsung dilawan oleg batang-batang baja yang ditanamkan didaerah
itu.
Apabila mengalami perubahan temperature, beton dan baja memuai atau
menyusut dalam jumlah yang sama-sama. Apabila ini tidak terjadi, kekurangan
pengikatan antara beton dan baja akan mencegah tegangan beton untuk
diteruskan pada penulangan baja adan beton akan retak dan runtuh.
Beton yang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap kerusakan oleh api,
melindungi baja bertulang yang ditanam didalamnya, menjaga dari kehilangan
kekuatan pada panas yang tinggi.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 72
(b) Konsol Sederhana (Kantilever Sederhana)
Bila balok atau pelat kantilever dibebani dengan suatu cara yang sama kebawah,
cenderung untuk melengkung kebawah ujung bebasnya. Ini menyebabkan pucuk
balok meregang dan bawahnya tertekan. Oleh karena itu penulangan baja
diletakkan pada bagian atas dari konsol (kantilever) untuk melawan tarikan
keretakan.
(f) Kolom
Kolom yang dibebani dapat melendut ke beberapa arah tergantung dari distribusi
beban dari rangka balok. Penulangan karenanya ditempatkan dekat muka luar dari
semua sisi-sisi.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 73
Penulangan lateral dengan bentuk besi sengkang atau pengikat bentuk bundar
diperlukan dalam kolom untuk :
Penulangan Geser
Tegangan geser ada 2 tipe :
• Tegangan geser vertical seperti yang ditunjukkan pada suatu balok didukung
sederhana terjadi di atas tumpuan sebagai hasil dari beban berat yang cenderung
menyebabkan bagian tengah menggelincir tegak lurus ke bawah relative terhadap
sambungan akhir balok.
• Tegangan geser horizontal dihasilkan akibat kecenderungan balok yang melendut
karena beban dan pecah menjadi belahan-belahan horizontal.
Pada ujung suatu kombinasi geser vertical dan horizontal menghasilkan tegangan tarik
diagonal yang menyebabkan retak diagonal.
Untuk mencegah keretakan diagonal pada ujung balok atau yang berdekatan dengan
dalah satu tumpuan, sering diperlukan pembengkok penulangan tarik atau menggunakan
begel.
Desain campuran percobaan harus menjelaskan campuran tambahan atau abu terbang
(flysh) yang akan dipakai, bila menggunakannya.
Kepala SKNVT Proyek fisik dilokasi harus memastikan bahwa ia mempunyai detail
lengkap mengenai gradasi rencana yang disetujui, dan harus memeriksa secara periodic
pada bahan yang dipakai. Jika ada perubahan besar yang timbul, penyebabnya harus
diselidiki dan Pelaksana Kegiatan diperintahkan mengambil langkah-langkah untuk
memperbaiki gradasinya. Sebagai usaha terakhir, Pelaksana Kegiatan mungkin perlu
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 74
merencanakan kembali campuran kepada Kepala SKNVT Proyek Fisik untuk
persetujuan.
Tidak boleh ada penyimpangan dari campuran beton yang disetujui kecuali mendapat ijin
tertulis dari Kepala SKNVT Proyek Fisik.
4. Produksi Beton
Tujuan semua prosedur batching dan campuran adalah untuk menghasilkan beton yang
seragam yang mengandung bahan-bahan dalam perbandingan yang disyaratkan. Untuk
mencapai hal ini perlu dijamin bahwa :
Bahan dipelihara agar homogen dan tidak saling terpisah sebelum dan pada waktu
hatching.
Peralatan yang tersedia akan membantu batching bahan secara tepat dalam jumlah yang
diperlukan, dan jumlah tersebut akan dapat diganti dengan mudah jika dan bila
diperlukan.
Perbandingan bahan yang diperlukan dipeluhara dari batch ke batch lain. Semua bahan
dimasukkan kedalam pengaduk dalam urutan yang benar. Semua bahan dicampur
dengan menyeluruh pada waktu pengadukan dan semua partikel agregat dilapisi dengan
pasta semen.
Beton, bila dikeluarkan dari pengaduk, akan seragam dan homogen dalam tiap batch dan
dari satu batch ke batch lainnya.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 75
(2) Beton yang Diaduk Di Lokasi (Site-batched)
Beton yang di aduk setempat (site-batched) dicampur dalam pengaduk mekanis
dilokasi.
Tempat pengadukan beton (Concrete mixing plant) paling baik terletak di lokasi pada
ketinggian yang mudah bagi pemasukan agregat kedalam tabung penyimpanan
(hopper) dan pengiriman beton yang sudah dicampur kelokasi pekerjaan. Tempat
paling baik untuk menimbang adalah antara bak agregat dan pengaduk sehingga
penuangan (discharge) dapat dilakukan langsung kedalam pengaduk.
Sebelum dimulainya operasi pengadukan, alat harus diperiksa untuk memastikan
kelancaran serta kebersihannya khususnya harus diperhatikan drum pengaduk.
Jika pekerjaan tertunda untuk jangja waktu lama, harus diperkirakan pemakain set
retarder (memperlambat pengerasan) dalam campuran dan diambil langkah agar beton
dalam keadaan dingin selama masa tertundanya pekerjaan. Dalam hal apapun beton
tidak boleh do cor ke dalam acuan bila tingkat kemudahan pengerjaannya (workability)
telah hilang, yaitu slump asli telah banyak berkurang oleh pengeringan atau pengerasan
awal (initial setting), sebab ini dapat menghasilkan beton berpori yang lemah. Air tidak
bolah ditambahkan pada wajtu penanganan sebab tidak dapat bercampur secara efektif
dan dapat memperlemah beton.
Pemisahan (segregation) adalah berpisahnya agregat kasar dari adukan beton (mortar).
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 76
Catatan : Suatu pengecualian adalah beton yang di cor dalam zone angker dari
gelagar pratekan post-tensioned dimana beton mungkin harus di cor bebas dari
penulangan rapat dan di pendah mendatar untuk memungkinkan pengawasan efektif
terhadap pemadatan disekitar angker.
• Memakai hopper dan talang pengecoran berbentuk pipa jika tinggi jatuh 2 meter atau
lebih.
• Menghindari penuangan beton mengenai landasan tulangan vertical.
• Menjamin sambuangn acuan terekat rapat untuk menghindari kehilangan air dan
adukan.
• Masukkan dan mengelurkan penggetar (vibrator) internal secara vertical.
Cara-cara paling lazim untuk pengecoran adalah dengan ember kibble dan pompa beton.
Beton dalam volume yang sedikit dapat dicor oleh pekerja dengan menggunakan kereta
dorong dan atau tukang. System talang yang paling besar lebih efektif bila medan
memungkinkan. Sudut kemiringan 25 hingga 30 derajat adalah ideal untuk beton dengan
slump 40-50 mm.
Beton dapat dicor secara tepat dan menerus dengan pompa yang digunakan oleh tim
yang terdiri dari dua orang yang pertama mengndalikan pompa sedangkan yang ke dua
mengerahkan aliran dengan pekerjaan didepan operator penggetar dan finisher beton.
Pompa biasanya merupakan unit yang lengkap yang dinaikkan di atas truk dengan
kapasitas pengiriman berkisar antar 10 hingga 100 meter kubik per jam. Pipa penyaluran
pada umumnya terbuat dari baja atau karet dengan penghubung yang mudah untuk
dilepas.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 77
Pengecoran harus di awasi dengan hati-hati menjamin bahwa acuan dan tulangan tidak
rusak atau perpindahan tempat, dan juga beton tidak terpisah. Bila beton di cor dalam
acuan vertical untuk kolom dan dinding, tingkat pengecoran harus dikendalikan dengan
hati-hati untuk menjamin bahwa tingkat itu tidak melebihi tngkat dalam desain acuan.
Pemadatan Beton
Maksud pemadatan betonadalah untuk memastikan bahwa diperoleh kepadatan
maksimum dan bahwa kontak menyeluruh antara beton dengan permukaan baja
penulangan dan acuan dapat dicapai.
• Kekuatan Maksimum.
• Beton yang padat dan kedap air.
• Pembentukan sudut dengan baik.
• Penampilan permukaan yang baik.
• Ikatan yang baik dengan penulangan baja, dan
• Selimut (penutup) beton yang padat pada penulangan baja.
Jika suhu sekeliling mungkin melampaui 320C, sebagian atau semua tindakan
pencegahan berikut harus diambil untuk mencegah pengerasan beton lebih awal :
• Pengecoran beton dilakukan pada waktu suhu udara setempat kemungkinan dibawah
320C (pada pagi hari atau di waktu malam, terutama pengecoran pelat lantai).
• Melindungi timbunan agregat dari panas matahari.
• Menyemprot timbunan agregat kasar dengan air.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 78
• Penambahan pecahan es sebagai pengganti air campuran.
• Penyuntikkan nitrogen cair kedalam campuran pada waktu campuran berada di
dalam pengaduk.
• Pembungkusan atau penanaman pipa persediaan air.
• Pengecatan tanki air dengan cat putih.
• Pendinginan penulangan dan acuan dengan semprotan air.
• Melindungi daerah kerja dan tanki aor dari panas matahari.
• Pembuatan penahan angin.
• Megurangi waktu untuk pengecoran dan penyelesaian.
• Menutupi pekerjaan yang sudah selesai tanpa ditunda-tunda.
• Segera dimulai perawatan.
6. Perawatan Beton
Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban didalam beton pada waktu semen
berhidrasi, oleh karena itu usahakan tercapainya kekuatan struktur yang diinginkan dan
tingkat kekedapan (impermeabilitas) yang disyaratkan untuk ketahanannya. Permukaan
beton yang tidak dirawat akan terkikis lebih cepat dari pada yang dirawat, dan dalam
lingkungan agresif, permeabilitas tinggi dapat menyebabkan berkaratnya penulangan.
Perawatan yang kurang dapat menyebabkan pula penyusutan beton lebih banyak.
Setelah beton dicor dan dipadatkan, beton harus dilindungi serta dirawat dengan
memadai sesuai dengan syarat-syarat teknik.
Semua sifat-sifat beton seperti kekuatan, kerapatan air, ketahanan terhadap aus dan
stabilitas volume meningkat sesuai dengan umur beton selama terdapat kondisi yang
memadai untuk hidrasi yang berlanjut dari semen. Peningkatan itu berlangsung dengan
cepat pada umur awal tetapi berlanjut dengan lebih lambat untuk suatu masa yang tidak
ditentukan.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 79
• Adanya kelembaban.
• Suhu yang memadai.
• Cara yang memberikan tambahan kelembaban pada permukaan beton pada waktu
masa pengerasan awal. Cara-cara ini termasuk menggenangi, menyiram dan
menutupi dengan penutup basah (misalnya karung, tanah, pasir, atau jerami).
• Perawatan suhu tinggi, misalnya perawatan uap dan auto cleaving. Suhu tingg
mempercepat reaksi kimia dan kelembaban diberikan oleh uap atau dipertahankan
oleh ruangan auto clave.
Perawatan harus dilanjutkan tanpa gangguan selama mungkin paling sedikit untuk masa
yang disyaratkan (umumnya 7 hari), dimulai dari saat beton telah diberi penyelesaian
awal.
7. Pengujian Beton
Pengujian pengendalian mutu beton harus dilaksanakan menurut cara pengujian
AASHTO yang sesuai dengan syarat-syarat teknik. Selain pengujian komponen bahan
beton, beton diuji pada waktu pembuatan untuk konsistensi dan kemudahan pengerjaan
(workability), dan setelah mengeras untuk kekuatan tekan serta sifat-sifat lain.
Penelitian visual oleh pengawas, pada beton yang dikirim ke lokasi sangat penting untuk
mendeteksi kesalahan dalam batching. Perubahan yang tampak harus segera dilanjutkan
dengan pengujian slump dan pembuatan silinder pengujian tambahan jika dianggap
perlu.
Pengujian Slump
Pengujian slump dari beton yang baru dicampue merupakan cara utama untuk meneliti
konsistensi dan kemudahan pengerjaan (workability). Pengujian slump harus dilakukan
pada campuran percobaan dan suatu kisaran (range) slump yang dapat diterima harus
ditentukan pada saat itu. Pada umumnya slump beton kurang dari 50 mm memerlukan
banyak usaha untuk mencapai pemadatan yang cukup, sedangkan slump beton diatas
100 mm biasanya tidak diperlukan, kecuali untuk beton yang dipompa.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 80
Pengujian slump harus dilakukan pada tiap batch beton yang disediakan oleh pengaduk
transit sebelum dicor pada acuan. Jika slump terlalu tinggi atau terlalu rendah,
penyebabnya harus dicari dan diperbaiki. Beton dengan slump diluar kisaran (range)
yang ditentukan harus ditolak.
Jumlah benda uji yang harus diambil dari tiap tulangan beton harus sesuai denga syarat-
syarat teknik. Benda uji yang harus diambil dari talang tuang (discharge chute) dari
pengaduk atau truck. Benda uji tidak boleh diambil dari bagian perempat (quarter)
pertama atau terakhir dari beton dalam pengaduk atau truk. Benda uji harus didapatkan
dengan hati-hati, diselesaikan, dan ditandai dengan jelas untuk identifikasi lebih lanjut
dengan batch serta truk, dan lokasi beton yang diwakili oleh benda uji itu.
Benda uji harus di usahakan tetap lembab sampai sebelum pengujian. Benda uji boleh
dikeluarkan dari acuan (demoulded) setelah 18 jam, jika perlu, dan diangkut secara hati-
hati ke lab. Pengujian dalam keadaan masih tertutup dengan karung bawah atau
dibungkus plastik untuk mencegah pengeringan.
Waktu Pengujian
Biasanya dditerimanya beton dihubungkan dengan kekuatan 28 hari. Akan tetapi oleh
karena urutan pelaksanaan berlangsung dalam waktu yang singkat, dan pengecoran
lebih lanjut akan disambung pada beton yang ada kurang dari 28 hari setelah
pengecoran sebelumnya, pengujian tambahan yang lebih awal dari 28 hari mungkin
diperlukan. Pengawas pelaksanaan harus mengusahakan bahwa tiap bagian beton
mempunyai kekuatan dan mutu yang memadai sebelum dibangun diatasnya oleh bagian
beton yang lain, karena itu menyebabkan langkah perbaikan sukar dilaksanakan
bilamana kelak ditemukan beton dengan kekuatan kurang (undersrength). Dalam hal
demikian pengawas pelaksana harus menentukan, dengan pengujian sebelumnya, kurva
peningkatan kekuatan terhadap waktu mutu beton yang dipakai sehingga penilaian
perbandingan dapat dilakukan pada waktu kurang dari 28 hari.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 81
Penerimaan dan Penolakan
Beton adalah bahan denagn kekuatan variabel, dan cara normal untuk menyatakan
kekuatan yang perlu adalah 95 persen atau kekuatan “karakteristik” yaitu kekuatan,
dimana 95% dari semua pengujian akan melampaui kekuatan yang disyaratkan (dan 5%
akan dibawah kekuatan yang disyaratkan).
Kekuatan yang ditargetkan dipilih berdasarkan derajat pengendalian mutu yang
diharapkan pada bahan dan penanganan beton di lapangan. Syarat-syarat teknik harus
diteliti untuk pedoman mengenai pilihan devisa standard an kekuatan yang menyebabkan
penolakan terhadap beton.
8. Quality Assurance
Jaminan mutu memerlukan perubahan structural terhadap metode supervise. Juga
diperlukan supervisi yang bermanfaat (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar),
standarisasi test dan pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta criteria untuk
penaksiran (termasuk toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline yang spesifik
untuk supervisor dan client atau pihak ketiga (seperti konsultan atau tim audit teknis).
Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil adalah kecermatan
rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan/atau
berdasrkan survai yang tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah mutu
dibandingkan dengan rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-kebutuhan di
lapangan.
Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan Pelaksana
Kegiatan mengikuti standard.
Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasranya berarti pergeseran tanggung
jawab yaitu : Pelaksana Kegiatan harus membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan
menurut spesifikasinya, bukannya Supervisor harus membuktikan bawwa pekerjaan ada
dibawah standar.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 82
9. Diagram Alir Pekerjaan Fisik
Untuk memperjelas suatu gambaran dari tugas dan kewajiban supervisi sehubungan
dengan aktivitas dari proyek ini, maka dibuat suatu bagan alir sebagai berikut :
a. Gambar : F-11. Bagan alir pengendalian pekerjaan tanah
b. Gambar : F-12. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan sub base course
c. Gambar : F-13. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan tack coat/prime coat
d. Gambar : F-14. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan hotmix
e. Gambar : F-15. Bagan alir pelaksanaan pekrjaan struktur
f. Gambar : F-16. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan saluran sampling
gamffffffffffffffffffff
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 83
G. RENCANA KERJA
G.1. UMUM
Dengan mengacu pada metodologi pengawasan seperti yang kami jelaskan pada bab
sebelumnya, maka sampai pada rencana kerja untuk mengimplementasikannya.
Rencana kerja ini harus sedapat mungkin menjamin bahwa metode pengawasan bisa
diterapkan seutuhnya.
Dengan dugunakannya model segi tiga dengan Bina Marga sebagai “Manager” dan
Pelaksana Kegiatan dan Konsultan sebagai pelaksana dalam manajemen pelaksanaan
suatu kegiatan sementara, dapat dilihat bahwa Bina Marga adalah pengatur dan
merangkap sebagai wakil pemilik pekerjaan.
Walaupun demikian masing-masing unsure dalam segitiga proyek harus mengorganisir
dirinya sendiri berdasarkan model yang sama / seimbang, terutama antara Pelaksana
Kegiatan dengan Konsultan yang berada dalam posisi Pelaksana.
Untuk itu, maka rencana kerja yang akan disusun harus dibuat dalam tahapan yang
sederhana sehingga mudah di pahami/’’diimbangi” oleh pihak Pelaksana Kegiatan.
Kegiatan Tahap Pra Rencana diperkirakan akan memerlukan waktu 1,25 bulan.
Kegiatan ini dimulai dari mobilisasi personil dan peralatan konsultan sampai produk
utamanya yaitu Review Design. Dapat dilihat bahwa apabila suatu design sudah.
Sangat akurat, maka design tersebut tidak memerlukan perubahan untuk penyesuaiannya di
lapangan sehingga kegiatan Review
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 84
I. TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA
Tugas dan tanggung jawab masing-masing keahlian dalam proposal ini direvisi (tidak sama
dengan yang tercantum dalam KAK), dengan tujuan untuk mempertajam arah penugasan
masing-masing keahlian.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 85
Tugas dan Tanggung Jawag Site Engineer sebagai berikut :
a. Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja ini akan dipenuhi dengan baik
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
b. Membantu dan memberikan petunjuk kepada Quantity Engineer, Senior Inspector
dan atau Petugas Pengawas lainnya pada tiap paket pekerjaan, dalam melaksanakan
pekerjaan pengawasan teknik.
c. Mengikuti petunjuk-petinjuk dan persyartan yang telah ditentukan, terutama
sehubungan dengan :
- Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan monitoring
kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat
direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan.
- Pengertian yang benar tentang spesifikasi
- Metode pelaksanaan untuk tiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
- Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai dengan pasal-pasal
dalam dokumen kontrak tentang cara pengukuran dan pembayaran.
- Rincian teknis sehubungan dengan Change Order yang diperlukan.
d. Membuat pernyataan penerimaan (acceptance) atau penolakan (Rejection) atas
material dan produk pekerjaan.
e. Melakukan pemantauan dengan ketat atas prestasi kontraktor dan segera
melaporkan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik apabila
kemajuan pekerjaan ternyata mengalami keterlambatan lebih dari 5 % dari rencana,
membuat saran-saran penaggulangan serta perbaikan.
f. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran pekerjaan dan secara
khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran akhir pekerjaan.
g. Menyusun laporan bulanan tentang kemajuan fisik dan financial, serta
menyerahkannya kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.
h. Menyusun Justifikasi Teknis, termasuk gambar dan perhitungan sehubungan dengan
usulan perubahan kontrak.
i. Memeriksa dan menandatangani gambar kerja (Shop Drawing) yang diajukan oleh
kontraktor sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan.
j. Mengecek dan menandatangani dokumen pembayaran bulanan (MC).
k. Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen tentang pengendalian mutu dan
volume pekerjaan.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 86
l. Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dalam
penyelesaian pekerjaan, baik dari segi teknis, maupun administrasi.
Bantuan teknis dapat berupa menyiapkan rekomendasi secara terperinci atas usulan
perubahan design termasuk data pendukung yang diperlukan, pemberi saran dalam
mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor termasuk pengendalian pemenuhan
waktu pelaksanaan pekerjaan serta mencari pemecahan-pemecahan atas
pemasalahan yang timbul baik secara teknis maupum permasalahan kontrak dan
lainnya.
Tugas utama dari Chief Inspector / Quantity Engineer adalah pengendalian kegiatan
yang berhubungan dengan aspek design, pengukuran volume bahan dan pekerjaan
sebagai dasar pembayaran prestasi pekerjaan Chief Inspector / Quantity Engineer
bertanggung jawab kepada Site Engineer.
Tugas dan Tanggung jawab Inspector / Quantity Engineer mencakup tetapi tidak
terbatas, hal-hal sebagai berikut :
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 87
b. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi yang tercantum dalam dokumen
kontrak.
c. Menyiapkan data terinci serta rekomendasi teknis dan spesifikasi sehubungan
dengan variasi volume dan dokumen kontrak.
d. Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Supervisor Engineer serta mengusahakan
agar Siet Engineer dan Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik selalu
mendapat informasi yang diperlukan sehubungan dengan pengendalian mutu
pekerjaan kontraktor sebagai dasar pembuatan pembayaran bulanan (MC).
e. Melaporkan segera kepada Siet Engineer atau Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
Proyek Fisik apabila ternyata pelaksanaan pekerjaan akan mengakibatkan
terlampauinya volume pekerjaan yang etrcantum dalam dokumen kontrak.
f. Membuat catatan yang lengkap tentang pembayaran kepada kontraktor sehingga
tidak terjadi pembayaran berganda atau pembayaran lebih.
g. Mengawasi dan membuat pengendalian pelaksanaan pekerjaan yang didasrkan
kepada system pembayaran harian “day Work’.
h. Memahami dan menguasai pasal-pasal dalam kontrak sehingga dengan tata cara
pengukuran dan pembayaran pekerjaan, sehingga semua pembayaran pekerjaan
kepada kontraktor benar-benar didasarkan kepada ketentuan yang tercantum.
i. Membuat dan menghimpun semua data sehubungan pengendalian pekerjaan.
j. Memantau kemajuan fisik
k. Mengecek semua “As Built Drawing” yang dibuat oleh kontraktor
l. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan
dan lain-lain.
m. Membantu Site Engineer dalam menyiapkan data untuk “Final payment”
n. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas hasil volume pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.
o. Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data bulanan tentang volume hasil
pekerjaan yang telah dilaksanakan. Himpunan data harus mencakup semua data
pengukuran berikut gambar-gambar yang diperlukan secara jelas dan terinci.
p. Memeriksa dokumen pembayaran bulanan (monthly Certificate) di ajukan oleh
kontraktor.
3. Quality Engineer
Quality Engineer adalah seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) atau anggota suatu lembaga
keahlian yang berstandar sama dengan perguruan tinggi, sekurang-kurangnya
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 88
perpengalaman praktek 7 (tujuh) tahun dalam bidang pengawasan konstruksi jalan dan
pangendalian mutu pekerjaan.
Quality Engineer bertanggung jawab terutama atas mutu hasil pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah
ditentukan dalam dokumen kontrak.
Tuga dan tanggung jawabnya akan mencakup tapi tidak terbatas, hal-hal sebagai berikut
:
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 89
g. Menyerahkan kepada Siet Engineer himpunan data bulanan pengendalian mutu
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Himpunan data harus mencakup semua
data test laboratorium dan lapangan secara jelas dan terperinci.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 90
Struktur organisasi pelaksana pekerjaan yang dirancang untuk pekerjaan ini disampaikan
pada Gambar K.1.
L. LAPORAN
Setiap laporan akan disusun dalam Bahasa Indonesia meliputi laporan-laporan sebagai
berikut :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi :
• Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh
• Mobnilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
• Jadwal kegiatan penyedia jasa.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 91
Laporan pendahuluan diserahkan tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) rangkap/buku laporan beserta 1 (satu) keeping CD.
b. Laporan Bulanan
paling lambat setiap tanggal 10 pada bulan yang bersangkutan, konsultan harus
menyerahkan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu dan Kepala Satuan
Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ)
perihal laporan kemajuan proyek bulanan untuk bulan sebelumnya.
Laporan tersebut berisi kemajuan proyek yang telah dicapai, masalah yang
timbul/dihadapi, cara penaggulangannya, penyimpangan jadwal dan tingkat penyerapan
dana/pembayaran, termasuk didalamnya grafik-grafik dan foto-foto sebagai pendukung
laporan tersebut. Data laporan harus sesuai dengan kondisi actual lapangan yang
diperoleh dari laporan lapangan dan tinjauan lapangan yang dilakukan pada bulan
tersebut.
Laporan tersebut berisi ringkasan kemajuan kontrak, semua variasi kontrak dan perintah
perubahan bahan (change order). Status dari tuntutan kontrak, penjelasan ringkasan
mengenai kesulitan teknis dan kontraktual yang ditemui dan informasi lain yang
diperlukan.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 92
• Catatan lengkap dan semua data design yang dipakai untuk review design
• Catatan As-Built yang menunjukkan lokasi dan ukuran detail dari semua pekerjaan
yang telah dilaksanakan sampai saat ini.
• Copy darui semua change order dan Addendum yang telah disahkan sebelumnya.
• Copy penawaran Kontraktor, termasuk harga satuan lelang dan detail analisa harga
satuan
• Deskripsi dari anggaran-anggaran yang dipakai dalam design apabila dipakai
anggapan yang lain dari standar Bina Marga.
• Gambar-gambar yang jelas yang menunjukkan design asli dan design perbaikan
yang di usulkan
• Daftar jadwal yang baru untuk kuantitas dan harga, sehubungan dengan revisi design
yang diusulkan.
• Gambar-gambar yang menunjukkan lokasi yang pasti dari usulan perubahan design.
f. Laporan Akhir
pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Konsultan supervisi akan membuat dan
menyerahkan laporan akhir yang menyangkut seluruh kegiatan termasuk perubahan-
perubahan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan.
Setelah berakhirnya masa kontrak, Konsultan akan menyerahkan Laporan Akhir yang
berisi pelaksanaan pekerjaan pengawasan konstruksi jasa konsultansi termasuk
didalamnya laporan indivisual untuk masing-masing paket proyek fisik yang direncanakan
mencakup rangkuman pekerjaan pengawasan yang dilaksanakan, yang ditujukan kepada
Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan
Jembatan Gorontalo. Laporan akhir diserahkan paling lambat satu bulan setelah
berakhirnya proyek.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 93
M. STAFF PENDUKUNG
Selain staf ahli yang kebutuhan jumlah, kualifikasi, dan pengalokasiannya sudah
disampaikan pada bagian sebelumnya, untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan
pula staf pendukung agar pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya sangat teknis dan
administrative dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
a. Asisten tenaga ahli dengan berpendidikan STM, Diploma (D1, D2) dengan
pengalaman dibidangnya 12-15 tahun.
b. Sekretaris dengan berpengalaman dalam bidang administrasi perkantoran dan bias
mengoperasikan komputer dengan latar belakang minimal D3.
c. Operator Komputer dengan kualifikasi pengalaman dalam bidang Administrasi
perkantoran dan mempunyai pengetahuan tentang komputer. Dapat bekerjadengan
cepat denagn tingkat ketelitian yang tinggi. Mempunyai latar belakang pendidikan
minimal SMA.
d. Pesuruh yang memiliki pengetahuan mengenai seluk beluk pekerjaan konsultan.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 94
b. Operator komputer bertugas untuk melaksanakan semua kegiatan administrasi
kantor, membantu Site Engineer dalam bidang administrasi untuk menjamin
keakuratan dan ketepatan waktu atas semua laporan dan penagihan dari pekerjaan
yang telah dilakukan.
c. Sekretaris bertugas untuk malaksanakan semua kegiatan administrasi kantor,
membantu Site Engineer dalam bidang administrasi untuk menjamin keakuratan dan
ketepatan waktu atas semua laporan dan penagihan dari pekerjaan yang telah
dilakukan
d. Pesuruh pemilik tugas sebagai kurir, menggandakan dokumen, dan membantu tim
studi dalam mengerjakan hal-hal substantif.
N. FASILITAS PENDUKUNG
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 95
Keberadaan fasilitas pendukung meskipun tidak secara langsung namun sangat
mempengaruhi kelancaran kegiatan dalam rangka melaksanakan semua lingkup pekerjaan
yang di embankan dalam Kerangka Acuan Kerja. Secara umum fasilitas pendukung yang
dibutuhkan berupa sarana dan prasarana yang diperlukan akan disediakan dan ditempatkan
di kantor yang dimiliki oleh Konsultan saat ini.
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, Konsultan akan menyediakan peralatan
dan fasilitas kerja, antara lain :
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 96
O. PENUTUP
Usulan teknik yang disampaikan ini merupakan hasil maksimal yang mapu dilakukan oleh
konsultan berikut dengan jajaran tim ahli yang dimiliki untuk menyatakan kesanggupan
melaksanakan lingkup pekerjaan sesuai dengan time frame yang disediakan dan sasaran
hasil pekerjaan yang diharapkan dalam KAK.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 97
Anggota tim ahli yang diusulkan sebagian besar telah memiliki pengalaman dalam pekerjaan
pengawasan sehingga diharapkan dengan kompotensi masing-masing dapat di peroleh hasil
pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
Konsultan juga akan terus melakukan back up office untuk terus memantau jalannya proyek
berkaitan dengan permasalahan sulit yang perlu di atasi dan perlu dibantu untuk
mendapatkan solusi yang benar dan cepat. Monitoring personil yang ada dilapangan
merupakan salah satu program kami sehingga kinerja konsultan dalam memenuhi
kewajibannya dalam pelayanan jasa konsultan sesuai yang diminta dalam Kerangka Acuan
Kerja dapat tercapai.
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 98
PROPOSAL TEKNIS
Pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7
SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 99