Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

KUNJUNGAN AWAL PADA KEHAMILAN NORMAL DAN


PATOLOGI

Dosen Pengampu:
Ni Nyoman Ayu Desy Sekarini, S.ST., M.Keb.

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Nama Kelompok :
1. Ni Putu Laksmi Weda Antari (1906091001)
2. Ni Wayan Cindy Sri Wulandari (1906091003)
3. Ni Kadek Mas Yogi Cahyati Wahyuni (1906091009)
4. Ni Kadek Etha Estaviona (1906091017)
5. Sang Ayu Kadek Dita Yuliani (1906091035)
6. Putu Kristina Twelvy (1906091037)
7. Kadek Ratih Kartika Sari (1906091045)

PRODI D3 KEBIDANAN
JURUSAN ILMU OLAHRAGA DAN KESEHATAN
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2020
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Kunjungan Awal pada Kehamilan Normal dan Patologi”. Makalah ini kami buat,
untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan, dan kami
ingin memperluas wawasan bagi pembaca.

Kami juga sangat berterimakasih kepada pihak–pihak yang membantu


dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada dosen pendamping kami Ibu
Ni Nyoman Ayu Desy Sekarini, S.ST., M.Keb. Kami menyadari bahwa makalah
yang telah kami susun memiliki banyak kekurangan baik dalam kelengkapan
materi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Singaraja, 15 Maret 2020

Penulis

ii
Daftar Isi
Cover Judul...............................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................2

D. Manfaat.........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Tujuan Kunjungan Awal...............................................................................3

B. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil.........................................................3

1. Data subjektif............................................................................................3

2. Data objektif..............................................................................................6

C. Pengkajian Data Kesejahteraan Janin.........................................................10

1. Pemantauan Aktifitas/Gerakan Janin......................................................10

2. Denyut Jantung Janin (DJJ).....................................................................12

3. Non Stress Test (NST)............................................................................14

4. Amniosentesis.........................................................................................16

D. Menentukan Diagnosa Kebidanan..............................................................16

1. Menetapkan Normalitas Kehamilan........................................................16

2. Membedakan Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dengan Kemungkinan


Komplikasi......................................................................................................18

3. Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Komplikasi.....................................18

iii
4. Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar.......................................................19

E. Mengembangkan Rencana Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil.................21

1. Menetapkan Kebutuhan Test Laboratorium............................................21

2. Menetapkan Kebutuhan akan Pengobatan Ringan..................................22

3. Menetapkan Kebutuhan akan Konsultasi/Rujukan.................................22

4. Menetapkan Kebutuhan Konseling.........................................................23

5. Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan


Kehamilan.......................................................................................................24

F. Melakukan Evaluasi terhadap Asuhan yang Diberikan..............................25

BAB III..................................................................................................................27

PENUTUP..............................................................................................................27

A. Kesimpulan.................................................................................................27

B. Saran............................................................................................................27

Daftar Pustaka........................................................................................................29

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan dan dokter banyak menggunakan waktu selama kunjungan
antenatal untuk menilai resiko berdasarkan riwayat medis dan obstetric
serta temuan-temuan fisik yang lalu. Tujuan dari penilaian resiko ini
adalah untuk mengidentifikasi ibu yan beresiko tinggi dan merujuk ibu-ibu
ini untuk mendapatkan asuhan yang khusus.
Penilaian resiko tidak mencegah kesakitan dan kematian maternal
dan perinatal. Penilaian resiko juga tidak menjamin perkiraan, ibu hamil
mana yang akan mempunyai masalah selama persalinan. Penilaian resiko
tidak lagi digunakan karena setiap ibu hamil akan menghadapi resiko
komplikasi dan harus mempunyai jangkauan kepada asuhan kesehatan
maternal yang berkualitas.
Penting bagi ibu hamil untuk melakukan kunjungan pemeriksaan
kehamilan 4 kali selama periode kehamilan untuk mengetahui secara dini
resiko-resiko yang mungkin timbul pada janin dan ibu. Oleh karena itu,
dalam makalah ini akan dibahas tentang Asuhan Kehamilan Kunjungan
Awal pada Kehamilan Normal dan Patologis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tujuan kunjungan awal pada kehamilan normal dan
patologis?
2. Bagaimana pengkajian data kesehatan ibu hamil pada kunjungan awal
kehamilan normal dan patologis?
3. Bagaimana pengkajian data kesejateraan janin pada kehamilan awal
kehamilan normal dan patologis?
4. Bagaimana menentukan diagnosa kebidanan pada kunjungan awal
kehamilan normal dan patologis?
5. Bagaimana mengembangkan rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil
kunjungan awal pada kehamilan normal dan patologis?
6. Bagaimana melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan pada
kunjungan awal kehamilan normal dan patologis?

1
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan tujuan kunjungan awal pada kehamilan normal dan
patologis.
2. Untuk menjelaskan pengkajian data kesehatan ibu hamil pada
kunjungan awal kehamilan normal dan patologis.
3. Untuk menjelaskan pengkajian data kesejateraan janin pada kehamilan
awal kehamilan normal dan patologis.
4. Untuk menjelaskan menentukan diagnosa kebidanan pada kunjungan
awal kehamilan normal dan patologis.
5. Untuk menjelaskan mengembangkan rencana asuhan kebidanan pada
ibu hamil kunjungan awal pada kehamilan normal dan patologis.
6. Untuk menjelaskan melakukan evaluasi terhadap asuhan yang
diberikan pada kunjungan awal kehamilan normal dan patologis.
D. Manfaat

1. Bagi Institusi:
a. Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa untuk membuat tugas
akhir.
b. Dapat menjadi karya ilmiah yang bisa dipublikasikan.
2. Bagi Mahasiswa:
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai
kunjungan awal pada kehamilan normal dan patologis.
b. Dapat menambah sumber bacaan bagi mahasiswa.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Kunjungan Awal
Kunjungan awal ibu hamil adalah suatu bidang khusus yang
dipakai para spesialis kebidanan untuk menyampaikan informasi penting
kepada satu sama lain dalam menjelaskan hubungan antara wanita dan
kehamilannya. Tujuan kunjungan antara lain :
1. Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian
riwayat lengkap dan uji skrining yang tepat.
2. Menetapkan catatan dasar dengan tekanan darah, uninalisis, nilai
darah, serta pertumbuhan dan perkembangan janin dapat digunakan
sebagai standar pembanding sesuai kemajuan kehamilan.
3. Mengidentifikasikan faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detail
kebidanan masa lalu dan sekarang.
4. Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan
dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini,
proses persalinan, serta masa nifas.
5. Menganjurkan adanya pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam
upaya mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan
bayinya.
6. Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah
mitra dalam asuhan.
B. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil
1. Data subjektif
a. Biodata
b. Anamnesis
1) Keluhan utama
2) Riwayat kesehatan reproduksi
a) Haid
(1) Menarche
(2) Siklus Haid
(3) Lamanya

3
(4) Keluhan
(5) Volume
(6) Bau
(7) Kosistensi
b) Riwayat kehamilan yang lalu
c) Riwayat kehamilan sekarang
(1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
(2) Hari Perkiraan Lahir (HPL)
(3) Ini adalah Kehamilan yang ke?
(4) Periksa hamil pertama kali di?
(5) Imunisasi TT :
(a) Trimester I :
(b) Trimester II :
(c) Trimester III :
(6) Keluhan Selama hamil
(7) Obat yang di konsumsi selama hamil
(8) Konsumsi jamu (Ya/Tidak)
(9) Gerakan janin (frekuensi lebih dari 10 kali/24 jam?)
d) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat Kesehatan Sekarang
(a) Penyakit menular :TBC, hepatitis
(b) Penyakit menurun : DM, Asma, Hipertensi
(2) Riwayat kesehatan yang lalu
Pernah di rawat di RS, atau pernah menjalani operasi
(3) Riwayat kesehatan keluarga
(a) Kehamilan kembar
(b) Penyakit menular dalam keluarga
(c) Penyakit keturunan
(d) Penyakit alergi
e) Data psikososial
(1) Riwayat perkawinan
(2) Respon suami dan keluarga terhadap kehamilan

4
(3) Respon ibu terhadap kehamilan
(4) Hubungan ibu dengan anggota keluarga suami dan
anggota keluarga yang lain.
(5) Adat setempat yang dianut dan berhubungan dengsn
kehamilan
f) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(1) Makan
(a) Frekuensi
(b) Jenis makanan
(c) Jumlah
(d) Pantangan
(e) Makanan kesukaan
(2) Minuman
(a) Frekuensi
(b) Banyaknya
(c) Jenis minuman
(d) Minuman kesukaan
(3) Istirahat
(a) Malam
(b) Siang
(c) Keluhan
(4) Personal hygiene
(a) Mandi
(b) Sikat gigi
(c) Ganti baju
(d) Ganti celana dalam dan bra
(e) Potong kuku
(f) Keramas
(5) Aktivitas
(a) Di tempat kerja
(b) Di rumah
(6) Hubungnan seksual

5
(a) Frekuensi
(b) Keluhan
g) Pengetahuan pasien tentang kehamilan dan perawatannya
(1) Pemeriksaan kehamilan
(2) Perawatan payudara
(3) Memantau gerakan janin
(4) Waspada keluhan
(5) Pola makan yang sehat
(6) Sikap tubuh yang baik (body mechanic)
(7) Posisi tidur
(8) Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya
2. Data objektif
a. Pemeriksaan umum
1) KU
2) TB
3) BB sebelum hamil….., dan BB setelah hamil….
4) LILA
5) Tanda-tanda vital
b. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
a) Bentuk : mesosephal
b) Rambut:
(1) Warna
(2) Kebersihan
(3) Mudah rontok/tidak
c) Muka: cloasma, jerawat, sianosis, berkeringat
d) Mata :
(1) Sklera
(2) Konjungtiva
(3) Gangguan penglihatan
(4) Kotoran/secret
e) Telinga :

6
(1) Kebersihan
(2) Gangguan pendengaran
(3) Terlihat massa
f) Hidung :
(1) Kebersihan
(2) Pernafasan cuping hidung
(3) Polip (hidung tersumbat)
g) Mulut :
(1) Karies gigi
(2) Kebersihan mulut dan lidah
(3) Kelembapan bibir
(4) Stomatis
(5) Perdarahan gusi
2) Leher : pembesaran kelenjar limfe, tiroid, vena jugularis
3) Dada :
(a) Retraksi dada
(b) Denyut jantung teratur
(c) Wheezing
4) Payudara :
(a) Bentuk : simetris/tidak
(b) Kondisi putting susu : masuk ke dalam/tidak, kebersihan
(c) Teraba keras, lunak, benjolan
(d) Hiperpegmintasi areola
(e) Pengeluaran kolostrum
5) Ekstrimitas atas :
(a) Bentuk
(b) Kebersihan tangan, kuku
(c) Pucat di ujung jari
(d) Tremor
(e) Telapak tangan berkeringat
(f) Warna merah pada telapak tangan
6) Abdomen

7
(a) Pembesaran perut : simentris, sesuai dengan usia
kehamilan/tidak
(b) Striae gravidarum
(c) Luka bekas operasi
(d) Linea nigra
(e) Palpasi Leopold :
(1) Leopold I :
 TFU
 Teraba bagian besar (melenting keras kepala dan
susah di gerakan-bokong). Ada beberapa bagian
yang teraba, jika dua waspada adanya kehamilan
kembar.
 Mengukur TFU menurut Mc Donald untuk
menghitung Taksiran Berat Janin (TBJ).
Cara pengukuran adalah tempatkan metline skala 0
(nol) di atas simfisis dan ukur TFU dengan melihat
metline dalam cm.
Caranya :
Jika belum masuk panggul : (TFU-12) x 155
Jika sudah masuk panggul : (TFU-11) x 155
(2) Leopold II :
 Sebelah kanan : teraba bagian yang rata, ada
tahanan (punggung)
 Sebelah kiri : teraba bagian yang menonjol, kecil-
kecil (ektrimitas janin)
(3) Leopold III :
Teraba bagian besar ( kepala atau bokong), satu atau
lebih dari satu.

(4) Leopold IV :
Seberapa besar bagian janin (presentasi) yang sudah
masuk panggul.

8
(f) DJJ (di hitung satu menit penuh)
(1) Frekuensi/menit
(2) Teratur/tidak
(3) Punktum maksimum
7) Pemeriksaan panggul :
(a) Pemeriksaaan panggul luar
(b) Pemeriksaan panggul dalam
8) Genetalia luar :
(a) Tidak ada varises
(b) Tanda Chadwick
(c) Pembesaran kelenjar Bartholini
(d) Keputihan
9) Genetalia dalam :
(a) Vagina
(b) Serviks
(c) Tanda inveksi pada servik
(d) Teraba promontorium?
10) Pemeriksaan bimanual :
Tanda hegar
11) Rektum :
(a) Kebersihan
(b) Hemoroid
12) Ekstrimitas bawah :
(a) Bentuk
(b) Varises
(c) Kebersihan kuku
(d) Pucat pada ujung jari kaki
(e) Teraba dingin atau panas-infeksi vena
(f) Repleks patela ( kanan dan kiri)
13) Pemeriksaan penunjang :
(a) Pemeriksaan laboratorium :
(1) HB

9
(2) Golongan darah
(3) Protein urin
(4) AL ( leukosit)
(b) Pemeriksaan USG
(c) Non-Sterss Test (NST)
Untuk mengetahui kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan
memantau gerakan janin dalam 24 jam melalui grafik gerakan
janin di layar monitor.

C. Pengkajian Data Kesejahteraan Janin


1. Pemantauan Aktifitas/Gerakan Janin
Pemantauan aktifitas/gerakan janin dapat secara subjektif
(dinyatakan kepada ibu), atau objektif (palpasi/USG). Janin normal,
tidak ada hipoksia akan aktif bergerak. Normal gerakan janin dirasakan
oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per-hari (pada usia di atas 32
minggu). Waktu terbaik untuk mengamati gerakan janin adalah pada
malam hari saat ibu hamil berbaring santai. Atau, pagi hari ketika
bangun tidur bila usia kandungannya sudah masuk trimester ketiga.
Jika merasakan janin bergerak minimal 10 kali/jam, baik
gerakan halus dan kuat, artinya baik-baik saja. Namun, bila merasa
bayi tidak aktif seperti biasanya, kemungkinan besar ia sedang malas
bergerak, dan ibu hamil diminta harus coba bangkitkan semangat
geraknya. Karena, bila janin tidak merespon rangsangan ibu, dan
kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 1 hari segera beritahu dokter,
untuk memantau kondisi janin. Kenali gerakan si bayi sesuai dengan
usianya, supaya bisa ikut memantau perkembangannya.
a. Minggu ke-16 sampai 20. Di minggu ke-16 mulai dapat merasakan
gerakan janin seperti tendangan dan tonjokan. Disebut sebagai fase
quickening.
b. Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia
banyak menendang dan jungkir balik, karena volume air ketuban
masih sering memungkinkan untuk bergerak leluasa.

10
c. Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang
menyebabkan ibu hamil merasakan sensasi seperti tersentak-
sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara dari luar karena
pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’
mendengar suara keras.
d. Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan
terkendali. Kadang ibu hamil sampai merasakan rahim kontraksi.
e. Minggu ke-32 sampai 35. Inilah masa puncak aktivitas bayi.
Dalam minggu-minggu ini, ibu hamil akan merasakan peningkatan
frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena dia semakin besar dan kuat.
f. Minggu ke-36 sampai 40. Ukuran bayi yang semakin besar dan
keterbatasan ruang dalam rahim membuat gerakan memutar janin
makin berkurang frekuensinya. Bila dia menghisap jempol dan
kehilangan jempolnya, ibu hamil akan merasakan gerakan darting
dan cepat. Itu tanda bayi memutar kepalanya untuk mencari
jempolnya kembali. Gerakan utama yang ibu rasakan adalah
tonjokan tangan atau tendangan kaki bayi yang mungkin
menyakitkan tulang rusuk ibu hamil tersebut.

Bagi sebagian besar wanita terutama yang baru pertama kali


hamil, gerakan janin adalah saat-saat yang paling dinantikan. Biasanya
gerakan janin dalam rahim dapat dirasakan pada usia kehamilan 18-20
minggu (walaupun tiap individu berbeda-beda). Namun pada wanita
yang sudah memiliki pengalaman hamil sebelumnya akan bisa
merasakan gerakan janinnya pada usia 15 minggu. Sensasi pertama
akan membingungkan apakah ini gerakan janin atau hanyalah aliran
gas dalam perut. Kadang satu hari janin bisa bergerak beberapa kali,
tapi keesokan harinya ia seperti begitu terlelap dalam tidurnya. Pada
minggu-minggu ini (sekitar 18-27 minggu), wanita hamil tidak perlu
khawatir akan menghitung gerakan janin.

Yang perlu mendapat perhatian adalah ketika usia kehamilan


sudah memasuki trimester ketiga (setelah 28 minggu), maka ibu hamil

11
perlu belajar menghitung jumlah gerakan janin. Biasakan untuk
menghitung gerakannya 2 kali dalam sehari, pada saat pagi (dimana
bayi biasanya tidak terlalu aktif), dan pada saat malam (biasanya ia
justru lebih aktif bergerak). Patokan yang sederhana adalah dalam 1
jam biasanya ibu hamil akan merasakan 10 kali gerakan janin. Jika ibu
hamil tidak merasakan gerakan janin setelah menunggu lebih dari 2
jam, maka ada baiknya segera hubungi dokter atau bidan untuk
memastikan kehamilan baik-baik saja. Tidak selalu hal tersebut berarti
ada sesuatu yang “bahaya” terjadi, tapi konfirmasi dengan dokter atau
bidan adalah pilihan yang bijaksana.

Seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya usia


kehamilan, maka gerakan janin akan lebih sering dan lebih jelas terasa,
bahkan kadang gerakannya dapat terlihat dari luar.
a. Akrobat dirahim yang luas.
Memasuki trimester ke-2, tepatnya pada bulan keempat atau
kelima, embrio mulai aktif bergerak dan menendang dinding perut
ibu dibantu oleh adanya cairan ketuban di dalam rahim yang
memudahkan janin mengambang kesana kemari, hanya
dihubungkan dengan tali pusar ke ari-ari (uri, plasenta) yang
menempel di dinding rahim ibunya.
b. Gerakannya mulai terasa
Seiring pertumbuhan usia kehamilan, rahim mulai sempit, gerakan
janin ini akan sangat dirasakan ibu hamil. Selain itu, karena rongga
bagian atas lebih luas dibanding bagian bawahnya, janin cenderung
meletakkan kakinya diatas agar lebih leluasa bergerak dan
kepalanya menukik kearah rahim.

2. Denyut Jantung Janin (DJJ)


Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric)
untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan ke 4-5. Walaupun
dengan ultrasound (doptone) sudah dapat di dengar pada akhir bulan
ke-3.

12
Frekuensinya lebih cepat dari bunyi jantung orang dewasa ialah
antara 120-140/menit. Karena badan anak dalam kypose dan di depan
dada terdapat lengan anak maka bunyi jantung paling jelas terdengar di
punggung anak dekat kepala. Yang dapat diketahui dari bunyi jantung
janin adalah :
a. Dari adanya detak jantung janin:
1) Tanda pasti kehamilan
2) Anak hidup
b. Dari tempat bunyi jantung janin terdengar :
1) Presentasi anak
2) Positio anak (kedudukan punggung)
3) Sikap anak (habitus)
4) Adanya anak kembar
Jika bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,
maka presentasinya kepala, jika terdengar kiri kanan setinggi atau
diatas pusat, maka presentasinya bokong (letak sungsang). Kalau
bunyi jantung terdengar sebelah kiri, maka punggung sebelah kiri,
kalau terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah kanan.
Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagian-bagian
kecil, sikap anak fleksi. Kalau terdengar sepihak dengan bagian-
bagian kecil, sikap anak defleksi.
Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat
dengan sama jelasnya dan dengan frekuensi yang berbeda
(perbedaan lebih dari 10/menit).
c. Dari sifat bunyi jantung anak :
Dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui keadaan
anak. Anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantungnya teratur dan
frekuensinya antara 120-140/menit.
Jika bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asfiksia
(kekurangan oksigen). Cara menghitung DJJ adalah dengan
mendengarkan 3×5 detik dikalikan 4. Contohnya :

13
5 detik 5 detik 5 detik Kesimpulan
11 12 11 4(11+12+11) = 136/menit. Teratur
dan janin baik.
10 14 9 4(10+14+9) = 132/menit. Tidak
teratur dan janin asfiksia.
8 7 8 4(8+7+8) = 92/menit. Tidak teratur
dan janin asfiksia.

3. Non Stress Test (NST)


Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran
DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan
nama aktokardiografi, atau Fetal Activity Acceleration Determination
(FAD; FAAD). Penilaian ini dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ,
variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin.
Teknik pemeriksaan NST:
a. Pasien berbaring dalam posisi semi fowler, atau sedikit miring ke
kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin
dan mencegah terjadinya hipotensi.
b. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu,
nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan
dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada
kertas KTG).
c. Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
1) Menanyakan kepada pasien.
2) Melakukan palpasi abdomen.
3) Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG).
d. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan
janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan
menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan
memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau
dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut).
e. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120-160 dpm).

14
f. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG.
Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sedikitnya 15 dpm).
g. Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5-25 dpm).
h. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.

Interpretasi NST
a. Reaktif :
1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit,
disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.
2) Frekuensi dasar DJJ di luar gerakan janin antara 120-160 dpm.
3) Variabilitas DJJ antara 5-25 dpm.
b. Non-reaktif :
1) Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak
terdapat akselerasi pada gerakan janin.
2) Frekuensi dasar DJJ abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih
dari 160 dpm).
3) Variabilitas DJJ kurang dari 2 dpm.
c. Meragukan :
1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat
akselerasi yang kurang dari 15 dpm.
2) Frekuensi dasar DJJ abnormal.
3) Variabilitas DJJ antara 2-5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang
baik sampai 1 minggu kemudian (spesifitas 95%-99%). Hasil NST
yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian
perintal, nilai apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum),
dengan sensitivitas sebesar 20%. Hasil NST yang meragukan harus
diulang dalam waktu 24 jam.
Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil
NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan
Contraction Stress Test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.

15
4. Amniosentesis
Amniosentesis adalah metode untuk mendapatkan cairan
amnion dengan memasukkan trocar halus dan kanula yang steril ke
dalam cavitas amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus.
Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk
penentuan jenis kelamin dan kesehatan fetus. Untuk alasan yang sudah
jelas, maka letak plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis.
Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan
yang di aspirasi antara umur kehamilan 14-18 minggu. Hasil analisis
biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu. Dan uji
diagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil
yang terlalu lama ini.
D. Menentukan Diagnosa Kebidanan
1. Menetapkan Normalitas Kehamilan
a. Membuat kesimpulan dari seluruh hasil pemeriksaan.
b. Berdasarkan data dasar yang mengacu pada kondisi yang fisiologis
dalam kehamilan.
c. Dituntut pemahaman mengenai perubahan anatomi fisiologi ibu
hamil, serta adaptasi psikologis ibu hamil di setiap trimester.

Diagnosa kehamilan ditegakkan berdasarkan atas ada atau tidaknya


tanda-tanda kehamilan. Tanda kehamilan ditentukan dengan
melakukan anemnesa (tanya jawab), pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan labolatorium.
Tanda-tanda kehamilan ada 3 yaitu :
a. Tanda pasti
Tanda pasti adalah tanda-tanda obyektif yang didapatkan oleh
pemeriksa yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada
kehamilan.
Yang termasuk tanda pasti kehamilan yaitu :
1) Terasa gerakan janin.
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya
pada kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada multigravida pada

16
kehamilan 16 minggu. Pada bulan ke IV dan V janin kecil jika
dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim
didorong atau digoyangkan, maka janin akan melenting
melenting. Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan
luar maupun dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam.
2) Teraba bagian – bagian janin.
Bagian-bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh
pemeriksa dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir
trimester kedua
3) Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh
pemeriksaan dengan menggunakan :
a) Fetal Electrocardiograph pada kehamilan 12 minggu
b) Doppler pada kehamilan 12 minggu
c) Fetoskop/ laenec pada kehamilan 18–20 minggu
4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen (>16
minggu)
5) Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin
berupa ukuran kantong janin, panjangnya janin dan diameter
bipariental hingga perkiraan tuanya kehamilan
b. Tanda persumtif/tanda tidak pasti
1) Amenorea (Tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak
mendapat haid lagi.
2) Mual muntah
3) Payudara tegang
4) Mengidam (ingin makanan khusus)
5) Hipersalivasi
6) Konstipasi
7) Pigmentasi kulit
c. Tanda kemungkinan hamil
1) Pembesaran rahim dan perut
2) Pada pemeriksaan dijumpai

17
3) Tanda hegar (Serviks teraba lunak)
4) Tanda chadwick (Serviks berwarna kebiruan)
5) Tanda piscasek (Uterus yang terus bertambah besar ke salah
satu arah)
6) Kontraksi uterus jika di rangsang (Braxton Hicks)
7) Teraba ballotement (saat uterus digoyangkan maka janin akan
melenting dalam uterus)
8) Reaksi pemeriksaan kehamilan positif
2. Membedakan Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dengan
Kemungkinan Komplikasi
Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat
kehamilan yang dialaminya, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang
mengalami ketidaknyamanan tersebut. Cara meringankan
ketidaknyamanan bisa membuat perbedaan yang signifikan dalam cara
wanita tersebut memandang pengalaman kehamilannya. Dasar
fisiologis, psikologis, dan anatomis untuk masing-masing
ketidaknyamanan tersebut diberikan untuk merangsang pemikiran
selanjutnya tentang cara-cara meringankannya. Cara-cara meringankan
tersebut didasarkan pada penyebab dari ketidaknyamanan tersebut
serta diarahkan ke penatalaksanaan symptomatic.
1. Mengkaji keluhan yang dirasakan pasien melalui anamnesis yang
efektif dan komunikatif.
2. Dikuatkan dengan pemeriksaan fisik, terutama yang berkaitan
dengan keluhan yang dirasakan pasien
3. Pengambilan kesimpulan secara tepat untuk mengurangi resiko
komplikasi
3. Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Komplikasi
a. Melalui anamnesis dengan teknik yang efektif.
b. Bidan menguasai teori mengenai kehamilan yang normal dan tidak
normal.
Tanda dan gejala penyimpangan dari keadaan normal
kehamilan adalah tanda gejala yang menunjukkan adanya keadaan-

18
keadaan yang tidak normal dari ibu atau janin yang dikandung
yang mengindikasikan adanya bahaya dan terwujud dalam respon
anatomis maupun fisiologis. Karena itu, tiap ibu hamil, keluarga
dan masyarakat perlu mengetahui, mengenali dan mengidentifikasi
gejala penyimpanan yang terjadi pada setiap kehamilan.
Beberapa tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan:
1) Ibu hamil mengalami perdarahan atau mengeluarkan bercak
darah terus menerus dari jalan lahir, baik itu pada usia
kehamilan muda maupun tua.
2) Nyeri pada perut bagian bawah
3) Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala atau
bahkan kejang-kejang.
4) Demam atau panas tinggi. (saat Demam Tinggi Ibu Hamil tidak
disarankan minum obat penurun panas, sebaiknya cukup
diberikan air putih)2017
5) Air ketuban keluar sebelum waktunya, sehingga dapat memicu
terjadinya infeksi pada janin.
6) Gerakan Bayi dalam kandungan berkurang atau tidak bergerak,
sama sekali. (seorang ibu hamil bisa merasakan gerakan janin
kurang lebih 10 kali dalam 24 jam)
7) Ibu Hamil muntah terus menerus dan tidak bisa makan sama
sekali.
4. Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar
a. Bidan harus aktif dalam mengajukan pertanyaan, sehingga
penyuluhan benar-benar sesuai kebutuhan pasien.
b. Pemberian KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) bertujuan untuk
memberi pemecahan masalah sesuai dengan hasil kajian pada saat
melakukan asuhan pada ibu hamil. Pelaksanan KIE sebaiknya
secara berurutan dengan pelaksanaan pendidikan kesehatan, tidak
semua ibu hamil dan keluarganya mendapati bimbingan konseling
kesehatan yang memadai, terutama tentang kehamilan dan upaya
untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas.

19
Kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas
kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu
hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan (dimana,
penolong, dana, pendamping dsb) dan cara merawat bayi.
Beberapa informasi tersebut adalah :
1) Pemberian buku KIA
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) wajib dimiliki oleh setiap
ibu hamil, karena materi konseling dan edukasi yang
diperlukan diberikan tercantum di buku tersebut.
2) Perencanaan persalinan dan pencegahan Komplikasi (P4K),
termasuk:
a) Siapa yang akan menolong persalinan
b) Dimana akan melahirkan
c) Siapa yang akan membantu dan menemani dalam
persalinan.
d) Kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul
permasalahan.
e) Metode transportasi bila diperlukan rujukan.
f) Dukungan biaya.
3) Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga selama
kehamilan dan persalinan.
4) Pemberian suplemen vitamin dan tablet FE. Setiap ibu hamil
minimal mendapat 90 tablet FE selama kehamilannya. Setiap
tablet berisi zat besi 60 mg dan Asam folat 0,5 mg. Kebutuhan
zat besi pada wanita hamil rata-rata mendekati 800 mg.
Kebutuhan ini terdorong dari sekitar 300 mg diperlukan untuk
janin dan plasenta serta 500 mg lagi diperlukan untuk
meningkatkan masa hemoglobin maternal.
5) Penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin
misalnya hipertensi, TBC, HIV, serta infeksi menular seksual
lainnya.

20
6) Perencanna program KB terutama penggunaan kontrasepsi
pascasalin.
7) Kesehatan ibu termasuk kebersihan diri, aktivitas, dan nutrisi.
E. Mengembangkan Rencana Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
1. Menetapkan Kebutuhan Test Laboratorium
Wanita hamil di Indonesia wajib melakukan tes laboratorium yang
bertujuan untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi kehamilan pada
ibu hamil. Hal-hal yang bersangkutan dengan test laboratorium yaitu
urine untuk mengetahui protein dan glukosanya, diperiksa darah untuk
mengetahui golongan darah, faktor rhesus, Hb dan Rubela. Berikut
adalah tabel pemeriksaan laboratorium dalam kehamilan.
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis/Masahal
Normal Terkait
Hb 11-14 <11 Anemia
Protein Terlacak/negatif > Atau = 2+ Protein urin mungkin
urin Bening/negatif Keruh/positif ada infeksi (PIH)
- Dipstick HPHT
- Merebus
Glukoa Sama dengan Lebih keruh dari Diabetes
dalam urin warna pembanding pembanding
Faktor RH+ RH- RH sensitization
rhesus
Golongan A,B,O,AB - Ketikdakcocokan
darah ABO
HIV negatif positif AIDS
Rubela negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu mengalami
infeksi
Tinja Negatif Positif Aemia akibat cacing
(untuk (cacing tambang)
OVA/telur
cacing
parasit)

2. Menetapkan Kebutuhan akan Pengobatan Ringan

21
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi selama kehamilan,
pada setiap komplikasi tersebut dibutuhkan penanganan dan
pengobatan agar kehamilan tersebut dapat berjalan lancar (normal)
seperti yang diharapkan oleh ibu hamil, keluarganya maupun petugas
kesehatan.
3. Menetapkan Kebutuhan akan Konsultasi/Rujukan
a. Dalam pelaksanaan asuhan kadang dijumpai kasus yang
membutuhkan konsultasi atau rujukan ke tenaga kesehatan lain.
b. Konsultasi ini bertujuan agar perencanaan masalah yang diambil
benar-benar sesuai dengan apa yang dialami oleh pasien karena
ditangani secara lebih spesifik oleh ahli yang kompeten.
c. Beberapa contoh kasus yang memerlukan konsultasi dan rujukan
antara lain sebagai berikut :

No Contoh Kasus Konsultasi/Rujukan


1 Ibu hamil dengan riwayat Dokter obstetric dan
abortus lebih dari satu kali. ginekologi.
2 Ibu hamil dengan depresi. Psikolog/psikiater
3 Ibu hamil dengan penyakit Dokter spesialis penyakit
DM, Jantung dalam dan ahli fisioterapi.
4 Ibu hamil dengan trauma pada Dokter ahli penyakit dalam
kasus kecelakaan dan
mengalamin cedera tulang dan
otot.
5 Ibu hamil dengan penyakit Dokter ahli penyakit dalam.
hepatitis.
 6 Ibu hamil dengan HIV/AIDS Dokter ahli penyakit dalam,
psikolog, dan tokoh agama
sebagai pendukung mental
ibu.
7 Ibu hamil dengan Hiperemesis Dokter spesialis obstetric
gravidarum. dan ginekologi.

4. Menetapkan Kebutuhan Konseling

22
Kebutuhan konseling pada setiap ibu hamil itu berbeda-beda dan
konseling yang diberikan pun harus disesuaikan dengan usia
kehamilan dan kebutuhan klien. Adapun kebutuhan konseling yang ibu
hamil perlukan adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan nutrisi
Pola kenaikan berat badan adalah hal yang penting untuk
dipantau karena kenaikan berat badan total wanita hamil penting
untuk mengetahui berat badan wanita di awal kehamilan, dan
mendukung kemajuannya. Sangatlah penting bahwa wanita hamil
makan dengan pola gizi yang sehat.
b. Tanda-tanda bahaya
Yang harus diwaspadai saat kehamilan trimester I adalah
terjadinya kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan
dan abortus spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan
sendirinya. Perdarahan pervaginam, hipertensi gravidarum, nyeri
perut bagian bawah, dan hiperemesis gravidarum.
c. Aktivitas seksual
Kehamilan dan persalinan adalah semua bentuk ekspresi
seksualitas perempuan yang erat kaitannya dengan pengalaman
fisiologis dan psikologis. Pasangan dapat berpartisipasi dalam
aktivitas seksual tetapi menahan diri dari hubungan karena budaya
tabu terhadap aktivitas seksual selama kehamilan atau karena mitos
tentang bahaya hubungan seksual selama kehamilan.
d. General hygiene
Wanita hamil mungkin lebih sering mandi karena pada saat
kehamilan, kulit menjadi lebih berminyak, berkeringat dan
terjadi peningkatan keputihan. Pemberian konseling mengenai
personal hygiene sangat penting diberikan dari awal kehamilan
untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
e. Konsumsi obat-obatan

Jika saat kehamilan seorang ibu hamil memiliki kebiasaan


buruk seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, sering memakai

23
obat tanpa resep dokter hal tersebut dapat membahayakan
kehamilannya, dalam hal ini peran bidan adalah membantu ibu
hamil dalam meningkatkan derajat kesehatannya, dengan
memberikan informasi mengenai dampak dari penggunaan kafein,
obat bebas, rokok dan alkohol yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin dapat membantu ibu untuk mengurangi
kebiasaan buruknya tersebut.

5. Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan


Kehamilan

Jadwal kunjungan dibuat berdasarkan kesepakatan antara


pasien dan bidan, dimaksudkan agar pasien memiliki tanggung jawab
terhadap kesehatan dirinya, adapun jadwal pemeriksaan kehamilan
ialah:
Perkembangan kehamilan menurut WHO bahwa dalam
kehamilan, minimal kunjungan ANC adalah 4kali selama kehamilan
dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Kunjungan 1 : dilakukan sebelum minggku ke 14 (pada trimester I)
b. Kunjungan 2 : dilakukan sebelum minggu ke 28 (pada trimester II)
c. Kunjungan 3 : dilakukan antara minggu ke 28-36 (pada trimester
III)
d. Kunjungan 4 : dilakukan setelah minggu ke 36 (pada trimester III)

Catatan :
Kunjungan Awal
Trimester I Trimester II Trimester III
PP Tes - -
Buku KIA Buku KIA Buku KIA
Stiker P4K Stiker P4K Stiker P4K
Anamnesa keseluruhan Anamnesa keseluruhan Anamnesa
pemfis head to toe pemfis head to toe keseluruhan pemfis
Leopold I Leopold I, II, III head to toe
Pengukuran panggul Pengukuran panggul Leopold I, II, III, IV

24
Cek gnjal Cek gnjal Pengukuran panggul
Refleks pattela Refleks pattela Cek gnjal
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium Refleks pattela
Pemeriksaan
laboratorium

F. Melakukan Evaluasi terhadap Asuhan yang Diberikan


Evaluasi adalah langkah akhir dari proses manajemen kebidanan
yang berupa tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana serta
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan yang
dilakukan. Bila tindakan yang dilakukan mencapai tujuan, perlu
dipertimbangkan kemungkinan masalah baru yang timbul akibat
keberhasilan. Dan sebaliknya bila tindakan tidak mencapai tujuan, maka
langkah – langkah sebelumnya perlu diteliti kembali.
Tujuan diberikannya asuhan kebidanan antara lain :
1. Meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan kesehatan
2. Memfasilitasi ibu untuk merawat bayinya dengan rasa aman dan
penuh percaya diri
3. Memastikan pola menyusui yang mampu meningkatkan
perkembangan bayi
4. Meyakinkan ibu dan pasangannya untuk mengembangkan
kemampuan mereka sebagai orang tua dan untuk mendapatkan
pengalaman berharga sebagai orang tua.
5. Membantu keluarga untuk mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan mereka, serta mengemban tanggung jawab terhadap
kesehatannya sendiri.

Selain itu, evaluasi memiliki beberapa kriteria, antara lain :

1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan


sesuai kondisi klien.
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumentasikan pada klien.
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

25
4. Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien.

Dalam evaluasi harus dicantumkan juga :

S. Data Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil melalui anamnesa.
O. Data Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian laboratorium tes, diagnose
yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment.
A. Assesment
Menggambarkan hasil analisa data dan interpretasi data subyektif
dan obyektif dalam suatu identifikasi.
1. Diagnosa/masalah
2. Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial
P. Planning
Menggambarkan pendokumentasian, perencanaan, tindakan,
evaluasi berdasarkan assesement.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kunjungan awal ibu hamil adalah suatu bidang khusus yang
dipakai para spesialis kebidanan untuk menyampaikan informasi penting
kepada satu sama lain dalam menjelaskan hubungan antara wanita dan
kehamilannya.

26
Bidan atau dokter dapat melakukan pengkajian data kesehatan ibu
hamil melalui data subjektif (dari ibu hamil) dan data objektif (seperti
pemeriksaan laboratorium). Selain itu, Bidan atau dokter dapat melakukan
pengkajian data kesejahteraan janin melalui pemantauan aktifitas/gerakan
janin, denyut jantung janin (DJJ), Non Stress Test (NST), dan
amniosentesis.
Dalam menentukan diagnosa kebidanan, selain dari data objektif
dan subjektif, Bidan juga dapat menentukan dengan menetapkan
normalitas kehamilan, membedakan ketidaknyamanan dalam kehamilan
dengan kemungkinan komplikasi, mengidentifikasi tanda dan gejala
komplikasi, dan mengidentifikasi kebutuhan belajar.
Bidan dalam mengembangkan rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil
dapat melakukan beberapa hal berikut: menetapkan kebutuhan test
laboratorium, menetapkan kebutuhan akan pengobatan ringan, menetapkan
kebutuhan akan konsultasi/rujukan, menetapkan kebutuhan konseling, dan
menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan.
Evaluasi adalah langkah akhir dari proses manajemen kebidanan
yang berupa tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana serta
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan yang
dilakukan.
B. Saran
Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan
banyak. Karena kertebatasan pengetahuan dan referensi, kami menyadari
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat disarankan agar makalah ini dapat disusun menjadi
lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

27
Daftar Pustaka
Pantiawati, Ika, Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta:
Nuhamedika.

Simanullang, Ester. 2017. MODUL ASKEB KEBIDANAN KEHAMILAN.


Yogyakarta: Nuhamedika.
Simbala, Semy. 2013. Makalah Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal. Diakses
dilaman https://www.scribd.com/doc/124894351/Makalah-Asuhan
Kehamilan-Kunjungan-Awal pada tanggal 15 Maret 2020.

28
29

Anda mungkin juga menyukai