Anda di halaman 1dari 4

1.

Diferensial diagnosis disentri


Diagnosis banding untuk diare darah adalah :
Disentri amuba
Timbulnya penyakit biasanya perlahan-lahan, diare awal tidak
ada/jarang. Toksemia ringan dapat terjadi, tenesmus jarang dan sakit berbatas.
Tinja biasanya besar, terus menerus, asam, berdarah, bila berbentuk biasanya
tercampur lendir. Lokasi tersering daerah sekumdan kolon asendens, jarang
mengenai ileum. Ulkus yang ditimbulkandengan gaung yang khas seperti
botol.
Disentri basiler
Penyakit ini biasanya timbul secara akut, sering disertai
adanyatoksemia, tenesmus akan tetapi sakit biasanya sifatnya umum. Tinja
biasanya kecil-kecil, banyak, tak berbau, alkalis, berlendir, nanah dan
berdarah, bila tinja berbentuk dilapisi lendir. Daerah yang terserang biasanya
sigmoid dan dapat juga menyerang ileum. Biasanya daerahyang terserang akan
mengalami hiperemia superfisial ulseratif danselaput lendir akan menebal.
Eschericiae coli
Escherichia coli Enteroinvasive (EIEC)
Patogenesisnya seperti Shigelosis yaitu melekat danmenginvasi
epitel usus sehingga menyebabkan kematian seldan respon radang
cepat (secara klinis dikenal sebagai kolitis).Serogroup ini
menyebabkan lesi seperti disentri basiller,ulserasi atau perdarahan dan
infiltrasi leukosit polimorfonuklear dengan khas edem mukosa dan
submukosa.Manifestasi klinis berupa demam, toksisitas sistemik,
nyerikejang abdomen, tenesmus, dan diare cair atau darah.
Escherichia coli Enterohemoragik (EHEC)
Manifestasi klinis dari EHEC dapat menyebabkan penyakit
diare sendiri atau dengan nyeri abdomen. Diare padamulanya cair tapi
beberapa hari menjadi berdarah (kolitishemoragik). Meskipun
gambarannya sama dengan Shigelosisyang membedakan adalah
terjadinya demam yang merupakanmanifestasi yang tidak lazim.
Beberapa infeksi disertai dengansindrom hemolitik uremik.

Ca Colorectal
gejala awal : tidak jelas - penurunan berat badan + kelelahan
gejala local :
- perut terasa nyeri, kembung, muntah yang seperti feses
- perubahan pola BAB, dapat berupa konstipasi/diare
- perasaan BAB yang tidak tuntas (tenesmus)
- feses yang bercampur darah
- feses + lendir - feses berwarna hiam seperti tar (melena)
gejala sistemik :
- hilangnya berat badan karena hilangnya nafsu makan
- anemia
Ca Colon Descendens + Rectum :
- nyeri bermula dari bawah umbilicus
- terdapat perubahan pola defekasi seperti konstipasi atau defeasi dengan
tenesmus, makin distal letak tumor - feses makin menipis seperti
kotoran kambing, atau cair disertai darah dan lendir , bisa tidak flatus
Ca Colon Dscendens + caecum gejala tidak khas dan nyerinya di epigastrium.

Divertikel Meckel
- mual, muntah , demam- nyeri perut kanan bawah, bisa juga dirasakan
di periumbilical
- feses bisa berwarna maroon, merah terang( perdarahan cepat seperti
jelly) atau merah gelap dan hitam (perdarahan pelan)
- gejala anemia
Invaginasi/intususeption
- nausea, (omit
- dehidrasi > shock
- febris
- rectal bleeding (the red current jelly stool)
- PF>distensi abdomen
Haemorrhoids
- ada/tidak nyeri saat buang air besar
- keluar darah merah segar saat BAB, tidak bercampur dengan feses
- tampak keluar benjolan saat BAB atau tidak
- sering obstipasi/defekasi yang keras atau tidak
- terasa panas daerah anus- anemia.
Fissura Ani
- Konstipasi kronis/Obstipasi karena takut BAB
- Nyeri BAB
- Feses keras
- Bisa ada darah tetapi tidak seperti pada haemorrhoids.
Kolitis Ulserativa
- demam : hampir jarang
- nyeri perut : bervariasi
- diare : sangat sering
- perdarahan rectum : sangat sering
- kehilangan berat badan : hampir jarang
- malnutrisi : hampir jarang
- penyakit perianal : tidak ada
Disentri Amoeba
- sosioekonomi rendah dan sanitasi lingkungan yang kurang baik
- rasa nyeri (bersifat kolik) biasanya pada kuadran kanan bawah
- Diare sering disertai tenesmus
- Feses berdarah dan mengandung sejumlah lendir
- ada amubiasis kronik bisa disertai penurunan berat badan
- sering tidak disertai demam, hanya 1/3 kasus disentri amoeba ditandai
dengan gejala mendadak, seperti demam tinggi, menggigil dan diare
berat yang menyerupai disentri basiler
Anisah . 2016. Aktivitas antibakteri ekstrak rimpang Jeringau (Acorus calamus L.)
terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal kesehatan. Vol
8 no 3. Viewed 27 desember 2018. From http//:scholar.co.id
2. diagnosis disentri
Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas gejala-gejala pada seseorang yang
tinggal di daerah dimana Shigella sering ditemukan. Untuk memperkuat diagnosis,
dibuat pembiakan bakteri pada contoh tinja segar. Pulasan cairan feses menunjukkan
polimorfonuldear dan sel darah merah. Kultur feses dapat digunakan untuk isolasi dan
identifikasi dan sensitivitas antibiotik Pemeriksaan lain akan dilakukan bila disentri
menyebabkan abses hati, di antaranya dengan mengambil sampel darah atau USG
perut, untuk melihat kondisi hati.

Metode pemeriksaan yang juga dapat dilakukan adalah kolonoskopi. Dalam


prosedur ini, dokter akan memasukkan selang yang dilengkapi kamera dan lampu
(endoskop) melalui anus, untuk melihat kondisi usus. Perlu diketahui, sebelum
menjalani kolonoskopi, pasien akan diminta melakukan diet khusus selama beberapa
hari. Pasien juga akan diberi obat pencahar sebelum menjalani pemeriksaan, dan obat
penenang untuk membantu pasien rileks.

Disentri basiler
Perlu dicurigai adanya Shigellosis pada pasien yang datang dengankeluhan
nyeri abdomen bawah, dan diare. Pemeriksaan mikroskopik tinjamenunjukkan adanya
eritrosit dan leukosit PMN. Untuk memastikandiagnosis dilakukan kultur dari bahan
tinja segar atau hapus rektal. Pada fase akut infeksi Shigella , tes serologi tidak
bermanfaat.Pada disentri subakut gejala klinisnya serupa dengan kolitisulserosa.
Perbedaan utama adalah kultur Shigella yang positif dan perbaikan klinis yang
bermakna setelah pengobatan dengan antibiotik yang adekuat.
Disentri amuba
Pemeriksaan tinja sangat penting di mana tinja penderita amebiasistidak
banyak mengandung leukosit tetapi banyak mengandung bakteri.Diagnosis pasti baru
dapat ditegakkan bila ditemukan amoeba (trofozoit). Akan tetapi ditemukannya
amoeba bukan berarti meyingkirkankemungkinan penyakit lain karena amebiasis
dapat terjadi bersamaandengan penyakit lain. Oleh karena itu, apabila penderita
amebiasis yangtelah menjalani pengobatan spesifik masih tetap mengeluh nyeri perut,
perlu dilakukan pemeriksaan lain, misalnya endoskopi, foto kolon dengan barium
enema atau biakan tinja.Abses hati ameba sukar dibedakan dengan abses piogenik
danneoplasma. Pemeriksaan ultrasonografi dapat membedakannya denganneoplasma,
sedang ditemukannya echinococcus dapat membedakannyadengan abses piogenik.
Salah satu caranya yaitu dengan dilakukannya pungsi abses.

Santoso . 2014. Persepsi Masyarakat Terhadap Penyakit Shigella (Disentri) di Jakarta


Utara. Jurnal biomed . Vol 2 no 3. Viewed 27 desember 2018. From
http//:scholar.co.id
LEARNING OBJECTIVE
BLOK 3 SKENARIO 4

“INFEKSI PADA SISTEM GASTROINTESTINAL”

Disusun oleh :

Nama : RAJ CHANDRA


Stambuk : N 101 17 020
Kelompok :6

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS TADULAKO
2018

Anda mungkin juga menyukai