Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan Artikel Alison Mcafee

North Caroline State University

Mata Kuliah : Vektor

Nama : Ristanti Apriyani

NIM : PO7133319010

Sejarah Singkat Pestisida

Pestisida. Topik yang sangat sulit diarahkan. Yang akan dibicarakan disini adalah pendapat lokal
bahwa pestisida adalah berita buruk.

Belajar dari kesalahan kita : DDT. Pestisida adalah topik lama. Mengacu pada Silent Spring (1962)
tentang resiko DDT (dichloro-diphenil-trichoroethane) yang populer saat itu. Hari ini kita tahu DDT
berbahaya seiring perjalanan waktu melalui siklus udara global terjadi bioakumulasi di dalam jaringan
lemak hewan.Sebagai penganggu endokrin (mis. Hormon mimic) yang dapat menyebabkan kelainan
reproduksi.

Setelah DDT di kutuk, muncul pestisida sintetis (organofosfat, karbamat dan piretroid) disebut
neonicotinoid atau disingkat neonics . Pestisida ini tidak bioakumulasi, kurang beracun bagi mamalia dan
burun, terurai relatif cepat, lebih aplikatif dan sfisian dalam penggunaan. Neonics adalah pestisida yang
paling umum digunakan di Indonesia dan dunia.

Neonics beracun bagi lebah, itu adalah insektiseda. Pestisida yang baik hanya membunuh hama
bukan hewan / serangga bermanfaat tetapi sayangnya senyawa seperti itu tidak ada.

Metode yang paling umum untuk menilai tingkat toksisitas pestisida adalah membandingkan
Dosis Lethal atau LD50 yaitu dari dosis 50% berapa sasaran yang mati dalam periode yang ditentukan
(biasanya beberapa hari). Metode ini hanya melihat kematian akutnya sajabukan untuk melihat toksisitas
sub mematikan kronis. LD 50 adalah metode sederhana sedangkan untuk menyelidiki efek sub
mematikan kronis membutuhkan banyak waktu kreatifitas dan pendanaan. Jadi untuk pestisida neonic
lama sebagian besar belum dilakukan.

Munculnya penelitian dari ilmuwan tentang bagaimana toksisitas neonic mempengaruhi


penyerbuk dibanding kelas pestisida yang lain. Beberapa penelitian inovatif masih salah kaprah , namun
hal itu bermanfaat bagi kita sekarang, membuat kita jadi memiliki gagasan yang lebih baik tentang jenis
efek sub mematikan seperti musim, spesies dan kasta semua faktor dari hasil penelitian.

Beberapa penelitian yang menggambarkan toksisitas neonic tidak menggunakan dosis secara
akurat mencerminkan lebah apa yang terpapar di lapangan. Sebagian karena sulit untuk mengetahui
dengan tepat tingkat paparan pada lebah dan tidak jelas seberapa cepat bahan kimia teresenut rusak
setelah di bawa ke sarang. ada ide yang jauh lebih baik, tidak semuanya karrena ketidakakuratan dosis
ada beberapa peneliti menggunakan dosis yang salah dalam percobaan mereka - makalah Chenseng Lu.

Makalah Lu diterbitkan pada tahun 2014 , di tahun berikutnya Jeff Petris dan tim
menyeimbangkan dengan laporan terperinci. Mereka memilih berbagai dosis imidacloprid dengan
mencerminkan jumlah lebah madu yang mungkin terpapar dilapangan yang dengan menggunakan
metode aplikasi pada tanaman dan rute papran yang diketahui.

Peter Jenkins, pengacara yang mewakili center for food Safety tidak salah ketika berkata “
Sejumlah besar literatur ilmiah menunjukkan pose bahaya (neocotinoid) jauh lebih buruk dari pada yang
kita ketahui lima tahun lalu “ seperti dilansir Susan Salisbury. Meskipun adil untuk mengatakan bahwa
kami lebih tahu lebih banyak tentang neonic daripada dulu, kami juga memiliki rute konstruktif untuk
cara menggunakannya secara bertanggung jawab. Kita harus mendukung pernyataan seperti “ bahaya
dari neonic lebih burk dari yang kita duga dengan solusi yang membangun karena larangan satu pestisida
atau yang lain tidak mungkin memuaskan semua orang. Jika kita tahu pestisida apa, dosis berapa dan
metode aplikasi yang paling aman untuk digunakan dalam keadaan tertentu, maka kita dapat
menggunaknnya secara bertanggung jawab untuk memaksimalkan hasil dan meminimalkan resiko.

Bisakah pertanian, lebah dan pestisida hidup berdampingan ?

Perang melawan pestisida terkadang disalah artikan sebagai perang terhadap pertanian, tetapi
tidak ketika dilakukan dengan benar. Kita harus fokus pada opsi mana yang paling aman digunakan dan
bagaimana menggunakannya secra bertanggung jawab. Karena saat ini kita belum mempelajari
keamanan neonic dibandingkan pestisida generasi yang lebih tua.

Salah satu contoh penggunaan pestisida yang bertanggung jawab yaitu adanya komunikasi
antara peternak lebah dan petani tentang waktu penyemprotan adalah cara lain yang bagus.Dewan
Madu Kanada dan CropLife Canada bekerjasama merancang aplikasi yang disebut Bee Connected yang
dirancang untuk memudahkan petani, kontraktor dan peternak lebah untuk menyiarkan kapan dan
dimana aplikasi pestisida di jadwalkan.

Pertimbangkan yang sebaliknya

EPA melarang DDT pada tahun 1972. Namun, bahkan hari ini ada bebrapa contoh dimana
menggunakan DDT diijinkan karena setiap kebijakan memerlukan analisis risiko manfaatnya sendiri . Di
negara berkembang dimana resiko tertular malaria sangat tinggi, DDT diijinkan sebagai alat untuk
populasi nyamuk kontrol. Manfaat menekan nyamuk yang menularkan malaria melebihi resiko paparan
DDT. Perubahan menyeluruh mungkin merupakan reaksi yang paling otomatis tetapi ini jarang
merupakan solusi terbaik.

Anda mungkin juga menyukai