Anda di halaman 1dari 69

1

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

❖ Pengertian Sistem
Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling
terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Romney,2015 : 2).
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungan satu dengan yang
lainnya, sehingga dengan ada sistem dan prosedur tersebut tujuan perusahaan
dapat tercapai (Mulyadi, 2008).
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005).

❖ Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk
memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan (Romney
dan Steinbart , 2015:4).
Informasi adalah data yang diproses dan pemakai melakukan suatu
tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan (Hall,2010:14).

❖ Pengertian Akuntansi
Menurut American Institute of Certified Public Accounting
mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter transaksi dan
kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk
menafsirkan hasil-hasilnya (Lubis,2009: 43).
Menurut Accounting Principle Board mendefinisikan akuntansi
sebagai suatu kegiatan jasa yang fungsinya adalah memberikan informasi
kuantitatif umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi
sebagai dasar memilih alternatif.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


2

❖ Pengertian Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Krismiaji (2015:5) sistem informasi akuntansi adalah sebuah
sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
Untuk dapat mengasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat
keputusan, system informasi akuntansi harus melaksanakan tugas-tugas
sebagai berikut :
1. Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkanya ke dalam
system
2. Memproses data transaksi
3. Menyimpan data untuk keperluan dimasa mendatang
4. Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi laporan,
atau memungkinkan para pemakai untuk melihat sendiri data yang
tersimpan di komputer
5. Mengendalikan seluruh proses sedemikin rupa sehingga informasi yang
dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


3

KASUS 1
KONSEP SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PENGAWASAN PRODUKSI

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


4

KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


PRODUKSI
(SISTEM PENGAWASAN PRODUKSI)

Sistem Akuntansi Pengawasan produksi

Sistem akuntansi pengawasan produksi ditujukan untuk mengawasi


pelaksanaan order produksi yang dikeluarkan oleh fungsi produksi. Dalam
perusahaan yang produksinya berdsarkan pesanan dari pembeli, order produksi
erat hubunganya dengan order yang diterima oleh fungsi penjualan dari pembeli.
(Mulyadi: 2016)

Jaringan prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi:

1. Prosedur order produksi.


2. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.
3. Prosedur produk selesai
4. Prosedur pencatatan produksi

Fungsi yang terkait dalam sistem pengawasan produksi adalah:

1. Fungsi Penjualan

Fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan order dari pembeli


dan meneruskan order tersebut ke fungsi produksi

2. Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membantu fungsi produksi dalam


merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi.

3. Fungsi produksi

Fungsi bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi sesuai dengan


perintah yang diberikan guna memenuhi permintaan produksi.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


5

4. Fungsi gudang

Fungsi gudang bertaanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan


baku, penolong dan barang lain yang digudangkan. Fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk menerima produk jadi.

5. Fungsi akuntansi

Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat konsumsi berbagai


sumber daya yang digunakan untuk memproduksi pesanan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengawasan produksi:

1. Purchase Order (PO)


Dokumen yang diberikan oleh pelanggan dan diterima oleh bagian
penjualan saat proses penerimaan order penjualan dari pelanggan.
2. Surat Order Produksi (SOP)

Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian penjualan, yang ditujukan kepada


bagian-bagian yang terkait dengan proses produksi pengolahan produk.

3. Daftar Kegiatan Produksi (DKP)

Dokumen ini merupakan daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin
yang diperlukan untuk kegiatan produksi yang dibuat oleh fungsi
perencanaan dan pengawasan produksi.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


6

4. Surat Perintah Produksi (SPP)

Dokumen ini merupakan surat perintah untuk memproduksi produk


pesanan yang dikeluarkan oleh fungsi perencanaan dan pengawasan
produksi.

5. Daftar Kebutuhan Bahan (DKB)

Dokumen ini berfungsi untuk memint bahan baku dan bahan penolong
untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi.

6. Tanda Serah Terima Barang Jadi( TSTBJ)

Dokumen ini diserahkan ke fungsi gudang sebagai tanda terima bahwa


barang jadi pesanan telah diterima

7. Bukti Memorial (BM)

Dokumen ini digunakanan sebagai dasar pencatatan depresiasi aktiv tetap


berwujud, amortisasi aktiva tidak berwujud, dan pembebanan biaya
overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

8. Checksheet

Dokumen ini digunakan untuk mengumpulkan data pada saat real-


time.Dokumen ini dibuat oleh Bagian Quality Control.

9. Laporan Produk Selesai (LPS)

Dokumen ini dibuat oleh fungsi produksi untuk mengabarkan bahwa


produk pesanan tertentu telah selesai diproduksi.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


7

Catatan yang Digunakn dalam Sistem Pengawasan Produksi :

1. Buku Besar
Catatan ini terdiri dari rekening-rekening ysng digunakan untuk meringkas
data keuangan yang telah dicatat sebelumnya kedalam jurnal.

2. Jurnal Umum
Catatan ini digunakan untuk mencatatat depresiasi aktiva tetap, amortisasi
aktiva tidak berwujud dan terpakainya biaya.

3. Kartu Harga Pokok Produk


Catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya produksi (biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) yang
dikeluarkan untuk pesanan tertentu.

4. Kartu Biaya
Catatan ini digunakan untuk merinci biaya overhead pabrik, biaya
administrasi umum, dan biaaya pemasaran.

5. Kartu Gudang
Digunakan bagian gudang untuk mencatat persediaan barang yang ada
digudang

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


8

1. Flowchart (Bagan Alir Dokumen)


Flowchart adalah teknik dokumentasi yang digunakan untuk
menggambarkan kegiatan yang terjadi di dalam sistem. Penggunaan flowchart
lebih bermanfaat dibandingkan dengan uraian tertulis dalam menggambarkan
suatu sistem.
Simbol-Simbol Flowchart Manual

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


9

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


10

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


11

Simbol-Simbol Flowchart Terkomputerisasi

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


12

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


13

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


14

KASUS 1
SISTEM AKUNTANSI PENGAWASAN PRODUKSI

SNSD KONVEKSI yang terletak di Bekasi, Depok merupakan


perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan pakaian. Dalam kegiatan
usahanya, perusahaan ini menggunakan Sistem Produksi. Prosedur-prosedur
yang terjadi dalam proses produksi pada SNSD KONVEKSI adalah sebagai
berikut:

BAGIAN PENJUALAN

Sistem pengawasan produksi diawali dari Bagian Penjualan menerima


Purchase Order dari pelanggan. Kemudian membuat Surat Order Produksi
sebanyak 2 lembar berdasarkan Purchase Order yang diterima. Setelah itu,
SOP 1 dikirim ke Bagian Perencanaan, SOP 2 dikirim ke Bagian
Produksi, dan PO diarsip tetap berdasarkan tanggal.

BAGIAN PERENCANAAN

Bagian Perencanaan menerima SOP dari Bagian Penjualan. Kemudian


merencanakan kegiatan produksi. Lalu menyiapkan jawal produksi.
Selanjutnya membuat Daftar Kegiatan Produksi sebanyak 2 lembar
berdasarkan SOP 1. Kemudian membuat Daftar Kebutuhan Barang sebanyak
3 lembar. Setelah itu, bagian ini membuat Surat Perintah Produksi sebanyak 1
lembar. Lalu, SOP 1, DKP 1 dan DKB 1 diarsip tetap berdasarkan
tanggal, DKB 2 dan DKB 3 dikirim ke Bagian Gudang, dan terakhir
DKP 2 dan SPP dikirim ke Bagian Produksi.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


15

BAGIAN GUDANG

Bagian Gudang menerima DKB 2 dan DKB 3 dari Bagian Perencanaan.


Lalu mengecek ketersediaan bahan baku. Jika tidak tersedia, DKB 2 dan
DKB 3 dikembalikan ke Bagian Perencanaan. Jika tersedia, DKB 2 dan DKB
3 dilanjutkan ke kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan bahan baku yang
dibutuhkan untuk Bagian Produksi.DKB 3 bersama bahan baku dikirim ke
Bagian Produksi, sedangkan DKB 2 diarsip tetap berdasarkan tanggal
dan dicatat dalam kartu gudang.

Bagian Gudang menerima SOP 2, checksheet dan TSTBJ bersama


barang jadi dari Bagian quality control. Lalu mencocokkan SOP 2,
checksheet, TSTBJ beserta barang jadi. Jika tidak cocok, SOP 2, checksheet
dan TSTBJ bersama barang jadi dikembalikan ke Bagian Quality control.
Jika cocok dilanjutkan ke kegiatan mengirim barang jadi ke Bagian
Penjualan. SOP 2, checksheet dan TSTBJ diarsip tetap berdasarkan
tanggal.

BAGIAN PRODUKSI

Bagian Produksi menerima SOP 3 dari Bagian Penjualan, DKP 2 dan


SPP dari Bagian Perencanaan, dan DKB 3 bersama bahan baku dari Bagian
Gudang. Lalu mencocokkan SOP 2, DKP 2, SPP dan DKB 3. Jika tidak
cocok, SOP 2 dikembalikan ke Bagian Penjualan, DKP 2 dan SPP
dikembalikan ke Bagian Perencanaan, dan DKB 3 bersama bahan baku
dikembalikan ke Bagian Gudang. Jika cocok, dilanjutkan ke kegiatan
selanjutnya yaitu menyiapkan alat produksi sesuai pesanan pelanggan.
Kemudian melaksanakan kegiatan produksi. Selanjutnya membuat laporan
produk selesai. DKP 2 dan SPP diarsip tetap, berdasarkan tanggal, SOP
2 bersama barang jadi dikirim ke Bagian Quality control, dan terakhir
DKB 3 dan LPS dikirim ke Bagian Akuntansi.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


16

BAGIAN QUALITY CONTROL

Bagian Quality Control menerima SOP 2 bersama barang jadi dari


Bagian Produksi. Kemudian membuat checksheet quality control. Lalu
mengecek apakah barang jadi sudah sesuai dengan ketentuan, Jika tidak
sesuai, SOP 2 bersama barang jadi dikembalikan ke Bagian Produksi . Jika
sesuai, dilanjutkan dengan membuat tanda serah terima barang jadi (TSTBJ).
SOP 2, checksheet, dan TSTBJ bersama barang jadi dikirim ke Bagian
Gudang.

BAGIAN AKUNTANSI

Bagian Akuntansi menerima DKB 3 dan LPS dari Bagian Produksi. Lalu
membuat kartu HPP berdasarkan DKB 3. Kemudian membuat bukti
memorial berdasarkan LPS. Selanjutnya membuat Jurnal Umum. DKB 3
dicatat di Kartu HPP, setelah itu Kartu HPP dicatat di Kartu Biaya. BM
dicatat di Jurnal Umum, setelah itu Jurnal Umum dicatat secara
periodik di Buku Besar. DKB 3 dan BM diarsip tetap berdasarkan
tanggal. Terakhir, LPS diberikan kepada pimpinan.

Buatlah Flowchatnya!!

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


17

KASUS 1
SISTEM AKUNTANSI PENGAWASAN PRODUKSI
TERKOMPUTERISASI

SNSD KONVEKSI yang terletak di Bekasi, Depok merupakan


perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan pakaian. Dalam kegiatan
usahanya, perusahaan ini menggunakan Sistem Produksi. Prosedur-prosedur
yang terjadi dalam proses produksi pada SNSD KONVEKSI adalah sebagai
berikut:

BAGIAN PENJUALAN

Sistem pengawasan produksi diawali dari Bagian Penjualan menerima


Purchase Order dari pelanggan. Lalu membuka Database Pelanggan. Dan
melakukan entry data pelanggan kedalam Database Pelanggan. Selanjutnya
menampilkan Database Pelanggan. Kemudian membuat Surat Order Produksi
sebanyak 2 lembar berdasarkan Purchase Order yang diterima. Kemudian
mencetak SOP sebanyak 2 lembar. Setelah itu, SOP 1 dikirim ke Bagian
Perencanaan, SOP 2 dikirim ke Bagian Produksi, dan PO diarsip
berdasarkan tanggal.

BAGIAN PERENCANAAN

Bagian Perencanaan menerima SOP 1 dari Bagian Penjualan. Kemudian


merencanakan kegiatan produksi. Lalu menyiapkan jadwal produksi.
Selanjutnya membuat Daftar Kegiatan Produksi sebanyak 2 lembar
berdasarkan SOP1. Kemudian membuat Daftar Kebutuhan Barang sebanyak
3 lembar.Setelah itu, bagian ini membuat Surat Perintah Produksi sebanyak 1
lembar untuk Bagian Produksi. Kemudian mencetak DKP sebanyak 2 lembar,
DKB sebanyak 3 lembar dan SPP sebanyak 1 lembar. Lalu, SOP 1, DKP 1
dan DKB 1 diarsip berdasarkan tanggal, DKB 2 dan DKB 3 dikirim ke
Bagian Gudang, dan terakhir DKP 2 dan SPP dikirim ke Bagian
Produksi.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


18

BAGIAN GUDANG

Bagian Gudang menerima DKB 2 dan DKB 3 dari Bagian Perencanaan.


Kemudian membuka Database Bahan Baku, dan menampilkan Database
Bahan Baku. Lalu mengecek ketersediaan bahan baku. Jika tidak tersedia,
DKB 2 dan DKB 3 dikembalikan ke Bagian Perencanaan. Jika tersedia, DKB
2 dan DKB 3 dilanjutkan ke kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan bahan
baku yang dibutuhkan untuk Bagian Produksi.DKB 3 bersama bahan baku
dikirim ke Bagian Produksi, sedangkan DKB 2 diarsip berdasarkan
tanggal dan dicatat dalam kartu gudang.

Bagian Gudang menerima SOP 2, checksheet dan TSTBJ bersama


barang jadi dari Bagian Quality control. Lalu mencocokkan SOP 2,
checksheet, TSTBJ beserta barang jadi. Jika tidak cocok, SOP 2, checksheet
dan TSTBJ bersama barang jadi dikembalikan ke Bagian Quality control.
Jika cocok dilanjutkan ke kegiatan mengirim barang jadi ke Bagian
Penjualan. SOP 2, checksheet dan TSTBJ diarsip berdasarkan tanggal.

BAGIAN PRODUKSI

Bagian Produksi menerima SOP 2 dari Bagian Penjualan, DKP 2 dan


SPP dari Bagian Perencanaan, dan DKB 3 bersama bahan baku dari Bagian
Gudang. Lalu mencocokkan SOP 2, DKP 2, SPP dan DKB 3. Jika tidak
cocok, SOP 2 dikembalikan ke Bagian Penjualan, DKP 2 dan SPP
dikembalikan ke Bagian Perencanaan, dan DKB 3 bersama bahan baku
dikembalikan ke Bagian Gudang. Jika cocok, dilanjutkan ke kegiatan
selanjutnya yaitu menyiapkan alat produksi sesuai pesanan pelanggan.
Kemudian melaksanakan kegiatan produksi. Setelah itu membuka Database
Produksi. Setelah itu melakukan entry data produksi kedalam Database
Produksi. Lalu menampilkan Database Produksi. Selanjutnya membuat
laporan produk selesai. Lalu mencetak Laporan Produk Selesai sebanyak 1
lembar. Setelah itu, DKP 2 dan SPP diarsip berdasarkan tanggal, SOP 2

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


19

bersama barang jadi dikirim ke Bagian Quality control, dan terakhir


DKB 3 dan LPS dikirim ke Bagian Akuntansi.

BAGIAN QUALITY CONTROL

Bagian Quality Control menerima SOP 2 bersama barang jadi dari


Bagian Produksi. Kemudian membuat checksheet quality control, lalu
mencetak checksheet sebanyak 1 lembar. Selanjutnya, mengecek apakah
barang jadi sudah sesuai dengan ketentuan, Jika tidak sesuai, SOP 2 bersama
barang jadi dikembalikan ke Bagian Produksi . Jika sesuai, dilanjutkan
dengan membuka Database Barang Jadi. Lalu melakukan entry data barang
jadi kedalam Database Barang Jadi, Kemudian menampilkan Database
Barang Jadi. Setelah itu membuat tanda serah terima barang jadi (TSTBJ),
kemudian mencetak TSTBJ sebanyak 1 lembar. Setelah itu SOP 2,
checksheet dan TSTBJ bersama barang jadi dikirim ke Bagian Gudang.

BAGIAN AKUNTANSI

Bagian Akuntansi menerimaDKB 3 dan LPS dari Bagian Produksi. Lalu


membuat kartu HPP berdasarkan DKB 3. Kemudian membuat bukti memorial
berdasarkan LPS. Lalu mencetak Bukti memorial sebanyak 1 lembar. Selanjutnya
membuat Jurnal Umum. Lalu mencetak Kartu HPP dan Jurnal Umum.
KemudianDKB 3 dicatat di Kartu HPP, setelah itu Kartu HPP dicatat di
Kartu Biaya. BM dicatat di Jurnal Umum, setelah itu Jurnal Umum dicatat
secara periodik di Buku Besar. DKB 3 dan BM diarsip tetap berdasarkan
tanggal. Terakhir, LPS diberikan kepada pimpinan.

Buatlah Flowchatnya!!

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


20

2. DFD (Data Flow Diagram)


DFD (Data Flow Diagram) adalah diagram aliran data untuk
memisahkan secara jelas proses logis dalam analisis sistem dari proses fisik
perancangan sistem.
Menurut Romney Data flow diagram atau yang disingkat dengan DFD
adalah “cara menampilkan sistem dalam bentuk grafik, melalui media berbentuk
simbol yang mengilustrasikan bagaimana data bisa mengalir lewat proses yang
saling berhubungan dalam suatu sistem”. (Romney,2006).
Ada 3 jenis diagram dalam DFD, yaitu :
1. Diagram Konteks : Diagram yang menjelaskan gambaran umum /
garis besar dalam suatu sistem.
2. Diagram Nol : Diagram yang menggambarkan proses dalam
keseluruhan yang ada dalam Diagram Konteks.
3. Diagram Level : Diagram yang menggambarkan proses dalam
keseluruhan yang ada dalam Diagram Nol.

Simbol-Simbol dalam DFD :


Simbol Nama Shape Keterangan
Simbol
Entity Miscellaneous Orang atau organisasi
(External yang mengirim data ke
Entity 1) atau menerima data dari
sistem yang mewakili
terminal.
Proses Miscellaneous Menggambarkan
(Devided pemrosesan data dalam
Process 2) sistem.
Arus Data Line / Connector Menggambarkan arus
Tool data dalam sistem.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


21

Data Store Data Flow Diagram Tempat untuk


Shapes menyimpan / mengambil
data dalam suatu sistem.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


22

KASUS 1
DFD SISTEM PENGAWASAN PRODUKSI

Sistem Pengawasan Produksi EXO diawali dari Pelanggan memeberikan


Purchase Order (PO) kepada sistem. Lalu sistem menghasilkan Laporan Produk
Selesai (LPS) yang akan diserahkan kepada Pimpinan.

Dalam Sistem Pengawasan Produksi terdapat 6 proses, yaitu Membuat


Surat Order Produksi (SOP), Membuat Rencana Kegiatan Produksi, Mengecek
Ketersediaan Bahan Baku, Membuat Laporan Produk Selesai (LPS), Mengecek
Kualitas Barang, dan Membuat Bukti Memorial & Jurnal Umum. Dalam Proses
Membuat Rencana Kegiatan Produksi terdapat Proses Lanjutan yaitu Membuat
Daftar Kegiatan Produksi (DKP), Membuat Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) serta
Membuat Surat Perintah Produksi (SPP). Selain itu dalam proses Mengecek
Kualitas Barang terdapat proses lanjutan yaitu Membuat Checksheet serta
Membuat TSTBJ ( Tanda Serah Terima Barang Jadi).

Dalam Proses Membuat Surat Order Produksi (SOP) sistem menerima


Purchase Order (PO) dari Pelanggan. Lalu sistem membutuhkan DATA
PELANGGAN untuk menginput data pelanggan, kemudian sistem menghasilkan
Surat Order Pelanggan (SOP) yang akan diserahkan kepada Proses Membuat
Rencana Kegiatan Produksi dan Proses Membuat Laporan Produk Selesai (LPS).

Dalam Proses Membuat Rencana Kegiatan Produksi sistem menerima


Surat Order Produksi (SOP) dari proses sebelumnya. Lalu sistem menghasilkan
Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) yang akan diserah ke Proses Selanjutnya, serta
menghasilkan Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dan Surat Perintah Produksi (SPP)
yang akan diserahkan ke Proses Membuat Laporan Produk Selesai (LPS).

Dalam Proses Mengecek Ketersediaan Bahan Baku, sistem menerima


Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) dari proses sebelumnya. Lalu sistem
membutuhkan DATA BAHAN BAKU untuk menginput dan mengupdate data
bahan baku. Kembudian sistem memberikan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) ke
proses selanjutnya.

Dalam Proses Membuat Laporan Produk Selesai (LPS), sistem menerima


Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) dari proses sebelumnya, lalu menerima Surat
Order Produksi (SOP) dari Proses Membuat Surat Order Produksi (SOP), serta
menerima Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dan Surat Perintah Produksi (SPP)
dari proses Membuat Rencana Kegiatan Produksi. Setelah itu sistem

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


23

membutuhkan DATA PRODUKSI untuk menginput data produksi. kemudian


sistem membutuhkan DATA BARANG JADI mengupdate persediaan barang
jadi, lalu sistem menghasilkan Surat Order Produksi (SOP) yang akan diserahkan
ke proses selanjutnya serta menghasilkan Laporan Produk Selesai (LPS) dan
Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) yang akan diberikan kepada proses Membuat
Bukti Memorial dan Jurnal Umum.

Dalam Proses Mengecek Kualias Barang, sistem menerima Surat Order


Produksi (SOP) dari proses sebelumnya. Lalu sistem menghasilkan Checksheet,
Surat Order Produksi (SOP) dan Tanda Serah Terima Barang Jadi (TSTBJ) yang
akan diserahkan ke Proses Mengecek Ketersediaan Bahan Baku.

Dalam Proses Membuar Bukti Memorial dan Jurnal Umum, sistem


menerima Laporan Produk Selesai (LPS) dan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB)
dari Proses membuat Laporan Produk Selesai (LPS). Lalu sistem menghasilkan
Laporan Produk Selesai (LPS) yang akan diserahkan kepada pimpinan.

Dalam Proses Membuat Rencana Kegiatan Produksi, terdapat proses


lanjutan yaitu Membuat Daftar Kegiatan Produksi (DKP), Membuat Daftar
Kebutuhan Bahan (DKB), dan Membuat Surat Perintah Produksi (SPP). Pada
Kegiatan Membuat Daftar Kegiatan Produksi (DKP), sistem menerima Surat
Order Produksi (SOP) dari proses sebelumnya. Setelah itu sistem menghasilkan
Dafatr Kegiatan Produksi (DKP) yang akan diberikan kepada kegiatan
selanjutnya. Pada kegiatan Membuat Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) sistem
menerima Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dari kegiatan sebelumnya, lalu sistem
menghasilkan Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dan Daftar Kebutuhan Bahan
(DKB) yang akan diberikan kepada kegiatan selanjutnya. Pada Kegiatan Membuat
Surat Permintaan Produksi (SPP) sistem menerima Daftar Kegiatan Produksi
(DKP) dan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) dari kegiatan sebelumnya, lalu sistem
menghasilkan Daftar Kegiatan Produksi (DKP) yang akan diserahkan ke Proses
Selanjutnya, serta Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) dan Surat Perintah Produksi
(SPP) diberikan kepada Proses Membuat Laporan Produksi Selesai (LPS).

Dalam Proses Mengecek Kualitas Barang, terdapat proses lanjutan yaitu


Membuat Checksheet, serta Membuat TSTBJ (Tanda Serah Terima Barang Jadi).
Pada Kegiatan Membuat Checksheet, sistem menerima Surat Order Produksi
(SOP) dari proses sebelumnya. Kemudian sistem membutuhkan DATA
BARANG JADI untuk mengupdate data barang jadi yang dihasilkan. Setelah itu,
sistem menghasilkan checksheet dan Surat Order Produksi (SOP) yang diberikan
ke kegiatan selanjutnya. Pada kegiatan Membuat TSTSBJ, sistem menerima
Checksheet dan Surat Order Produksi (SOP) dari kegiatan sebelumnya. Lalu
sistem menghasilkan checksheet, Surat Order Produksi (SOP) dan Tanda Serah

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


24

Terima Barang Jadi (TSTBJ) yang diserahlan ke proses Mengecek Ketersediaan


Bahan Baku.

Tugas:
Buatlah DFD sistem penggajian berdasarkan prosedur diatas!

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


25

3. ERD (Entity Relationship Diagram)


Basis data dapat didefinisikan sebagai himpunan kelompok data yang saling
berhubungan yang diorganisasikan sedimikian rupa agar kelak dapat
dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. (Priyanto Hidayatullah dan
Jauhari Khairul Kawistara, 2015 : 147).
Prinsip utamanya adalah pengaturan data dan tujuan utamanya adalah
kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data.
Sebelum kita membuat basis data, terlebih dahulu dilakukan perancangan.
Tujuan perancangan basis data adalah mendapatkan skema basis data yang
meminimalisasi terjadinya redudansi data. Metode perancangan yang digunakan
berbasis pada model basis data relasional. Pada basis data relasional, data diatur
melalui pembuatan tabel-tabel dan terdapat keterkaitan antara tabel yang satu
dengan tabel yang lainnya (relasi).
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu teknik pemodelan yang
sering digunakan untuk merancang basis data relasional. (Priyanto Hidayatullah
dan Jauhari Khairul Kawistara, 2015 : 148).
➢ Simbol-simbol Entity Relationship Diagram
Nama Simbol Keterangan
Segala sesuatu yang informasinya
Entity (Entitas) ingin dikumpulkan dan disimpan
dalam organisasi. Entitas
menggunakan huruf kapital.
Suatu informasi yang melengkapi
Attribute (Atribut) suatu entitas serta hubungan antar
entitas.

Suatu hubungan yang terjadi antara


Relation (Hubungan) satu entitas atau lebih.

(Priyanto Hidayatullah dan Jauhari Khairul Kawistara, 2015).

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


26

Tahapan Pembuatan ERD :


1. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan
terlibat.
Entitas merupakan sebuah informasi yang dikumpulkan dari suatu sistem
database yang didesain untuk membuat suatu tabel. Entitas dapat digambarkan
dengan simbol persegi panjang seperti yang terdapat pada tabel.
2. Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing entitas.
Atribut key adalah atribut yang menjadi identifier (pembeda/identitas) dalam
suatu entitas.
3. Mengidentifikasi dan menetapkan himpunan relasi diantara himpunan
entitas.
Himpunan relasi merupakan informasi yang menghubungkan antar entitas.
Himpunan relasi digambarkan dengan simbol relation (wajik) seperti pada
tabel.
4. Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi.
Kardinalitas menunjukkan bagaimana perumpamaan dalam suatu entitas dapat
menunjukkan berapa banyak transaksi yang dapat dihubungkan ke setiap
individu dan sebaliknya.
Tiga jenis kardinalitas hubungan antar entitas dalam pembuatan ERD:
• Hubungan satu – ke – satu (One to One) (1:1), ini terjadi saat kardinalitas
maksimum untuk setiap entitas adalah satu (1).
• Hubungan satu-ke- banyak (One to Many) (1:N), ini terjadi saat hubungan
kardinalitas maksimum dari suatu entitas adalah satu dan hubungan
kardinalitas maksimum entitas lainnya adalah lebih dari satu (N).
• Hubungan banyak – ke – banyak (Many To Many) (N:N), ini terjadi saat
hubungan kardinalitas maksimum kedua entitas adalah lebih dari satu (N).
5 Melengkapi entitas dan relasi dengan atribut-atribut deskriptif (non key)
Langkah terakhir adalah menentukan atribut yang akan melengkapi informasi
dari suatu entitas yang ingin disimpan. Atribut disimbolkan dengan bentuk
oval yang dapat dilihat pada tabel(Priyanto Hidayatullah dan Jauhari Khairul
Kawistara, 2015 : 153-154).

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


27

KASUS 1

SISTEM INFORMASI PELAYANAN PEMBUATAN SEPATU


RUNNING

DESKRIPSI KEGIATAN
Sistem pengawasan produksi perusahaan jasa pelayanan pembuatan sepatu
running BTS SHOES diawali dari penerimaan order dari customer oleh fungsi
penjualan. Lalu fungsi produksi menerima surat order produksi dari departemen
produksi. Kemudian fungsi produksi meminta bahan baku kepada fungsi gudang
untuk proses produksi. Setelah itu, merencanakan jam tenaga kerja langsung
berdasarkan daftar kegiatan produksi dan yang terakhir mencatat produk selesai
yang telah diproduksi dan diserahkan dari fungsin produksi ke fungsi gudang.
Perusahaan akan merancang database dengan model diagram hubungan
entitas (ERD). Langkah pertama, menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan
terlibat yaitu dengan menyusun 5 entitas customer, entitas pegawai, entitas
produksi, entitas bahan baku dan entitas barang jadi. Langkah kedua,
menentukan atribut key dari masing-masing entitas seperti pada tabel dibawah ini:

Entitas Atribut

Customer Id_Customer
Pegawai Id_Pegawai
Produksi Kd_Produksi
Bahan Baku Kd_Bahan_Baku
Barang Jadi Kd_Barang_Jadi

Langkah ketiga, mengidentifikasi dan menetapkan himpunan relasi


diantara himpunan entitas yaitu dengan menyusun 5 entitas yaitu entitas yang
memiliki 4 relasi yaitu menghubungi, melakukan, mengolah, dan menjadi.
Setelah itu, menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi
dimana entitas customer dan entitas pegawai memiliki relasi menghubungi

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


28

dengan kardinalitas one to one, entitas pegawai dan entitas produksi memiliki
relasi melakukan dengan kardinalitas many to many, entitas produksi dan entitas
bahan baku memiliki entitas mengolah dengan kardinalitas many to many,
entitas bahan baku dan entitas barang jadi memiliki relasi menjadi dengan
kardinalitas many to many.
Langkah yang terakhir adalah melengkapi entitas dan relasi dengan atribut-
atribut deksriptif (non key) seperti pada tabel dibawah ini :

Entitas/Relasi Atribut

Customer Id_Customer Alamat_Customer


Nama_Customer No_Telp
Pegawai Id_Pegawai Divisi
Nama_Pegawai No_Telp
Produksi Kd_Produksi Jumlah_Produksi
Tanggal_Produksi
Kd_Bahan_Baku
Bahan Baku Jumlah_Bahan_Baku
Nama_Bahan_Baku
Kd_Barang_Jadi
Barang Jadi Jumlah_Barang_Jadi Nama_ Barang_Jadi
Harga_Barang_Jadi
Melakukan Id_Pegawai Kd_Produksi
Mengolah Kd_Produksi Kd_Bahan_Baku
Menjadi Kd_Bahan_Baku Kd_Barang_Jadi

Dari deskripsi diatas, perusahaan dapat membuat database sistem


informasi pengendalian produksi dengan atribut sebagai berikut :

Berikut adalah struktur daftar table


Keterangan : (*) Sebagai Primary Key
(**) Sebagai Secondary Key

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


29

1. Tabel Customer
Field Name Data Type Field Size Format
*Id_Customer Text 10
Nama_Customer Text 45
Alamat_Customer Text 40
No_Telp Text 15

2. Tabel Pegawai
Field Name Data Type Field Size Format
*Id_Pegawai Text 10
Nama_Pegawai Text 40
Divisi Text 20
No_Telp Text 15
**Id_Customer Text 10

3. Tabel Melakukan
Field Name Data Type Field Size Format
**Id_Pegawai Text 10
**Kd_Produksi Text 10

4. Tabel Produksi
Field Name Data Type Field Size Format
*Kd_Produksi Text 15
Tanggal_Produksi Date/Time Medium Date
Jumlah_Produksi Text 20

5. Tabel Mengolah
Field Name Data Type Field Size Format
**Kd_Produksi Text 15
**Kd_Bahan_Baku Text 25

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


30

6. Tabel Bahan Baku


Field Name Data Type Field Size Format
*Kd_Bahan_Baku Text 15
Nama_Bahan_Baku Text 35
Jumlah_Bahan_Baku Text 20

7. Tabel Menjadi
Field Name Data Type Field Size Format
**Kd_Bahan_Baku Text 10
**Kd_Barang_Jadi Text 20

8. Tabel Barang Jadi


Field Name Data Type Field Size Format
*Kd_Barang_Jadi Text 15
Nama_Barang_Jadi Text 45
Jumlah_Barang_Jadi Text 25
Harga_ Barang_Jadi Currency “Rp”#,###

Berikut adalah daftar table yang diperlukan :


1. Tabel Customer
Id_Customer Nama_Customer Alamat_Customer No_Telp
Jl. Kenangan No. 01,
DM-31 Dwi Mery 021-7367829
Jakarta
VY-11 Vidya Yunianti Jl. Rindu No. 99, Bekasi 021-8329438
RA-98 Rani Ariani Jl. Kangen No. 15, Depok 021-8475893
Jl. Harapan No. 11,
AR-20 Asa Risky 021-6563167
Cengkareng
SW-89 Septi Widi Jl. Dusta No. 12, Depok 021-8378919

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


31

2. Tabel Pegawai
Id_Pegawai Nama_Pegawai Divisi No_Telp Id_Customer
LDM-30 Lidia Mutika Penjualan 021 – 11001 DM-31
AAR-31 Alfi Akhdan Rafif Perencanaan 021 – 11002 VY-11
HNW-32 Hana Wafa Gudang 021 – 11003 RA-98
NRL-33 Nurul Produksi 021 – 11004 AR-20
ZKA-34 Zaskia Quality Control 021 – 11005 SW-89

3. Tabel Melakukan
Id_Pegawai Kd_Produksi
LDM-30 PD-115
AAR-31 PD-124

HNW-32 PD-133

NRL-33 PD-142

ZKA-34 PD-151

4. Tabel Produksi
Kd_Produksi Tanggal_Produksi Jumlah_Produksi
PD-115 4-Jan-19 20
PD-124 21-Jan-19 15

PD-133 28-Feb-19 35

PD-142 24-Mar-19 30

PD-151 1-Apr-19 40

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


32

5. Tabel Mengolah

Kd_Produksi Kd_Bahan_Baku
PD-115 BB-090
PD-124 BB-088
PD-133 BB-055

PD-142 BB-077

PD-151 BB-099

6. Tabel Bahan Baku


Kd_Bahan_Baku Nama_Bahan_Baku Jumlah_Bahan_Baku
BB-090 Karet Sintetis 500
BB-088 Karet Sintetis 500
BB-055 Kulit 600
BB-077 Phylon 450
BB-099 Colour 700

7. Tabel Menjadi
Kd_Bahan_Baku Kd_Barang_Jadi
BB-090 MCR
BB-088 CR

BB-055 SR

BB-077 LR

BB-099 TR

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


33

8. Tabel Barang Jadi


Kd_Barang_Jadi Nama_Barang_Jadi Jumlah_Barang_Jadi Harga_Barang_Jadi
MCR Motion Control Running 100 Rp. 250.000
CR Cushioned Running 200 Rp. 350.000

SR Stability Running 350 Rp. 300.000

LR Lighweight Running 250 Rp. 200.000

TR Trail Running 350 Rp. 450.000

Dari yang diketahui diatas, tentukanlah :

1. Gambarlah Diagram Hubungan Entitas (ERD) dari kasus tersebut !


2. Membuat Database dengan menggunakan Ms. Access !

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


34

NORMALISASI DATA

Menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2016:134)


Normalisasi data merupakan proses menganalisis data untuk membuat struktur
database yang paling efisien. Untuk melakukan normalisasi data, data diambil dan
diletakan dalam tiga bentuk berbeda, yang disebut bentuk normal pertama (1NF),
bentuk normal kedua (2NF), dan bentuk normal ketiga (3NF).

Berikut adalah Normalisasi sistem informasi akuntansi penggajian :

Bentuk yang Tidak Dinormalisasikan (UNF)

Nama_Customer Alamat_Customer
Id_Customer Kd_Bahan_Baku
Nama_Pegawai Nama_Bahan_Baku
Id_Pegawai Jumlah_Bahan_Baku
Divisi Kd_Barang_Jadi
No_Telp Jumlah_Barang_Jadi
Kd_Produksi Nama_Barang_Jadi
Tanggal_Produksi Harga_Barang_Jadi

Bentuk Normalisasi ke satu (1NF)

Tabel Customer TabelPegawai TabelMelakukan TabelProduksi


*Id_Customer *Id_Pegawai Id_Pegawai *Kd_Produksi
Nama_Customer Nama_Pegawai Kd_Produksi Tanggal_Produksi
Alamat_Customer Divisi Jumlah_Produksi
No_Telp No_Telp

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


35

TabelMengolah TabelBahan Baku TabelMenjadi TabelBarangJadi


Kd_Produksi *Kd_Bahan_Baku Kd_Bahan_Baku *Kd_Barang_Jadi
Kd_Bahan_Baku Nama_Bahan_Baku Kd_Barang_Jadi Nama_Barang_Jadi
Jumlah_Bahan_Baku Jumlah_Barang_Jadi

Bentuk Normalisasi kedua (2NF)

Tabel Customer TabelPegawai TabelMelakukan TabelProduksi


*Id_Customer *Id_Pegawai **Id_Pegawai *Kd_Produksi
Nama_Customer Nama_Pegawai **Kd_Produksi Tanggal_Produksi
Alamat_Customer Divisi Jumlah_Produksi
No_Telp No_Telp
**Id_Customer

TabelMengolah TabelBahan Baku TabelMenjadi TabelBarangJadi


**Kd_Produksi *Kd_Bahan_Baku **Kd_Bahan_Baku *Kd_Barang_Jadi
**Kd_Bahan_Baku Nama_Bahan_Baku **Kd_Barang_Jadi Nama_Barang_Jadi
Jumlah_Bahan_Baku Jumlah_Barang_Jadi

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


36

BentukNormalisasike 3 (3NF)

Tabel Customer TabelPegawai TabelMelakukan TabelProduksi


*Id_Customer *Id_Pegawai **Id_Pegawai *Kd_Produksi
Nama_Customer Nama_Pegawai **Kd_Produksi Tanggal_Produksi
Alamat_Customer Divisi Jumlah_Produksi
No_Telp No_Telp
**Id_Customer

TabelBarangJadi TabelMenjadi TabelBahan Baku TabelMengolah


*Kd_Barang_Jadi **Kd_Bahan_Baku *Kd_Bahan_Baku **Kd_Produksi
Nama_Barang_Jadi **Kd_Barang_Jadi Nama_Bahan_Baku **Kd_Bahan_Baku
Jumlah_Barang_Jadi Jumlah_Bahan_Baku

Membuat Database dengan MenggunakanMs.Access


MEMBUAT TABEL
Langkah-langkah membuat tabel:

[1] Pilih Blank Desktop Database

[2] Pada kotak isian File Name, ketiknama file database Nama-Kelas

[3] Klik Create

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


37

[4] Laluakan muncul kotak dialog seperti gambar dibawah ini. Pilih tool bar
View dipojok kiri dan pilih Design View. Lalu isi table name dengan
Tabel Customer. Klik OK.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


38

[5] Setelah itu akan muncul kotak dialog seperti gambar dibawah ini. Isi Field
Name, Data Type dan Field Size sesuai struktur Tabel Customer diatas.

[6] Kemudian untuk field Id_Customer dijadikan kunci utama (Primary


Key). Untuk membuat suatu field yang akan menjadi kunci utama, klik
field yang akan menjadi kunci utama, kemudian klik ikon primary key
atau klik kanan pada field Id_Customer dan pilih Primary Key.

[7] Bila semua sudah selesai dikerjakan, maka simpanlah tabel yang telah
dibuat dengan mengklik kanan pada Tabel Customer, kemudian pilih
Save.

[8] Setelah itu masukkan record dengan cara mengetik manual isi data yang
ada pada Tabel Customer dengan cara mengklik View pojok kiri atas
pada menu bar, maka tabel akan tampil menjadi seperti dibawah ini:

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


39

Untuk langkah-langkah pembuatan Tabel Pegawai, Tabel Melakukan, Tabel


Produksi ,Tabel Mengolah, Tabel Bahan Baku, Tabel Menjadi dan Tabel
Barang Jadi sama saja , yang membedakan hanya pada saat membuat beberapa
field menjadi kunci utama (primary key).

❖ MERELASIKAN TABEL
Untuk menjaga integritas data maka perlu menghubungkan field-field dari
satu tabel dengan tabel yang lain, hubungan antar tabel biasanya berdasarkan
field-field yang sama (field penghubung). Model objek juga dapat dipakai
untuk mengetahui hubungan antar tabel, hubungan antar tabel biasanya
berdasarkan kunci utama (primary key).

Langkah-langkah merelasikan tabel :

[1] Close semua tabel, lalu pilih Database Tools pada menu bar, lalu
klik Relationships.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


40

[2] Pilih seluruh tabel dengan menekan Ctrl + Nama Tabelnya, kemudian
klik add.

[3] Sehingga akan tampil window seperti ini :

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


41

[4] Cara merelasikan fieldnya dilakukan secara manual yaitu dengan klik
field kunci primary key yaitu Id_Pegawai dari tabel customer lalu Drag ke
Id_Pegawai di tabel pegawai, ceklis pada pilihan Enforce Referential
Integrity begitu yang lainnya.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


42

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


43

4. REA (Resource Event Dan Agent )

Menurut Romney dan Steinbart ( 2000: 184 ) model Resource Event dan
Agent (REA) adalah suatu alat pemodelan konseptual yang khusus dirancang
untuk melengkapi struktur dalam perancangan database SIA. REA menyediakan
panduan bagian desain database dengan mengidentifikasi entitas apa yang harus
disertakan dalam database SIA dengan menentukan hubungan diantara entitas
dalam database tersebut. Kardinalitas hubungan, yang digambarkan dalam
diagram REA menspesifikasi jumlah waktu minimum dan maksimum satu entitas
dapat ditautkan ke entitas lain yang berpartisipasi dalam hubungan itu.
Kardinalitas juga menyediakan informasi mengenai kebjakan bisnis dasar yang
sebuah organisasi ikuti. (Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart, 2016)

MODEL REA

inside
Economic Agent
participation

Economic
stock-flow Economic Event
Resource

outside
Economic Agent
participation

GIVE
duality

TAKE
outside
Economic Agent
participation

Economic Economic Event


stock-flow
Resource
inside
Economic Agent
participation

Sumber: Romney

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


44

MENYUSUN DIAGRAM REA


Dalam rangka menyusun diagram REA diperlukan informasi tentang:
resource,event, agent dan kebijaksanaan perusahaan. Informasi tersebut
dapatdiperoleh dengan mewawancarai pihak manajemen. Karena aktivitas
perencanaan, pengawasan, dan pengevaluasian yang ditangani manajemen untuk
setiap perusahaan berbeda. Untuk menggambarkan diagram REA, kertas dibagi
tiga kolom, satu kolom untuk setiap entity. Gunakan kolom kiri untuk resource
(sumber daya) adalah hal-hal yang memiliki nilai ekonomi bagi organisasi, kolom
tengah untuk event (kegiatan) yaitu berbagai aktivitas bisnis yang informasinya
ingin dikumpulkan perusahaan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian,dan
kolom kanan untuk agent (pelaku) yaitu orang-orang dan organisasi yang terlibat
dalam kegiatan yang informasinya ingin didapatkan untuk tujuan perencanaan,
pengendalian, dan evaluasi. Penggambaran event sebaiknya diurutkan dari atas ke
bawah berdasarkan urutan aktivitas.

LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENYUSUN DIAGRAM REAADALAH:


1. Identifikasi pasangan kegiatan pertukaran ekonomi yang mewakili hubungan
dualitas dasar memberi-untuk-menerima.
2. Identifikasi sumber daya yang dipengaruhi oleh setiap kegiatan pertukaran
ekonomi dan para pelaku yang terlibat (pelaku internal dan pelaku eksternal)
dalam kegiatan tersebut. Model REA mensyaratkan bahwa setiap kegiatan
dihubungkan paling tidak satu ke sumber daya, dan paling tidak dua pelaku.
3. Analisis setiap kegiatan pertukaran ekonomi untuk menetapkan apakah
kegiatan tersebut harus dipecah menjadi suatu kombinasi dari satu atau lebih
kegiatan komitmen dan kegiatan pertukaran ekonomi. Apabila perlu, ganti
kegiatan pertukaran ekonomi aslinya dengan rangkaian kegiatan komitmen
dan pertukaran ekonomi yang dihasilkan dari pemecahan kegiatan tadi.
Pertukaran ekonomi adalah kegiatan yang secara langsung mempengaruhi
jumlah sumber daya. Komitmen adalah mewakili janji untuk melakukan
pertukaran ekonomi dimasa mendatang.
4. Tetapkan kardinalitas setiap hubungan.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


45

Kardinalitas menunjukan bagaimana perumpamaan dalam satu entitas dapat


dihubungkan ke perumpamaan tertentu dalam entitas lainnya. Kardinalitas
menyajikan pasangan nomor disetiap entitas. Kardinalitas terdiri dari dua
jenis, yaitu:
a) Nomor pertama adalah kardinalitas minimum, yaitu menunjukan apakah
sebuah baris dalam tabel harus dihubungkan dengan paling tidak satu baris
didalam tabel yang letaknya berseberangan dalam hubungan tersebut.
Didalam REA kardinalitas minimum dihubungkan dalam dua simbol
hubungan, yaitu:
❖ Kardinalitas Minimun Nol (0), yaitu memiliki arti bahwa sebuah baris
baru dapat ditambahkan ditabel tersebut tanpa harus dihubungkan
dengan baris tertentu dalam tabel yang letaknya bersebrangan dalam
hubungan tersebut. Artinya informasi tentang entitas baru dapat
ditambahkan ke entitas lain tanpa harus dihubungkan ke suatu kegiatan
transaksi.
❖ Kardinalitas Minimum Satu (1), yaitu memiliki arti bahwa setiap baris
dalam suatu tabel harus dihubungkan ke paling tidak satu baris dalam
tabel lainnya dihubungan tersebut.
b) Nomor kedua adalah kardinalitas maksimum, yaitu kardinalitas yang
menunjukan apakah suatu baris dalam tabel dapat dihubungkan ke lebih
dari satu baris dalam tabel lainnya.
❖ Kardinalitas Maximum Satu (1), yaitu setiap baris didalam tabel dapat
dihubungkan ke paling banyak, hanya satu baris dalam tabel lainnya.
❖ Kardinalitas Maximum Banyak (N), yaitu setiap baris dalam tabel
dapat dihubungkan ke lebih dari satu baris tabel lainnya.

ATURAN - ATURAN KARDINALITAS DALAM DIAGRAM REA


• Aturan kardinalitas untuk hubungan Pelaku – Kegiatan
❖ Pelaku – Kegiatan (Kegiatan 1,1)
✓ Kardinalitas Minimum 1: Harus ada beberapa pelaku yang terlibat
dalam kegiatan tersebut.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


46

✓ Kardinalitas Maximum 1: Karna organisasi ingin ada seorang


pelaku tertentu yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut.
❖ Pelaku – Kegiatan (Pelaku 0,N)
✓ Kardinalitas Minimum 0: Karna pada akhir tahun fiskal, isi tabel
kegiatan biasanya akan diarsipkan dan tahun fiskal yang baru akan
mulai dengan baris kosong dalam berbagai kegiatan, sebaliknya
informasi mengenai pelaku bersifat permanen dan disimpan terus
dari satu periode ke periode berikutnya.
✓ Kardinalitas Maximum N:

Pelaku internal : Organisasi ingin pegawai mereka akan terlibat


dalam berbagai kegiatan.

Pelaku eksternal : Organisasi sering terlibat dalam transaksi


berulang – ulang dengan pelaku internal.

• Aturan Kardinalitas untuk hubungan Sumber Daya - Kegiatan


❖ Sumber Daya - Kegiatan (Sumber Daya 0,N)
✓ Kardinalitas Minimum 0: Karna pada akhir tahun fiskal, isi tabel
kegiatan biasanya akan diarsipkan dan tahun fiskal yang baru akan
mulai dengan baris kosong dalam berbagai kegiatan, sebaliknya
informasi mengenai sumber daya bersifat permanen dan disimpan
terus dari satu periode ke periode berikutnya.
✓ Kardinalitas Maximum N: Sumber daya terlibat dalam kegiatan
yang berulang – ulang (terus-menerus).
❖ Sumber Daya – Kegiatan (Kegiatan 1, 1 / N)
✓ Kardinalitas Minimum 1 : Setiap kegiatan produksi harus disimpan
ke dalam bahan baku.

Setiap kegiatan penerimaan kas harus memasukan paling tidak 1


baris dalam tabel kas.

✓ Kardinalitas Maximum 1 : Setiap kegiatan penerimaan kas harus


memasukan 1 baris dalam tabel kas.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


47

✓ Kardinalitas Maximum N : Setiap kegiatan produksi dan penjualan


bahan baku langsung dapat dihubungkan dengan beberapa baris
dalam bahan baku.
• Aturan Kardinalitas untuk hubungan Kegiatan – Kegiatan
❖ Kegiatan – Kegiatan ( 0 / 1 ,1)
✓ Kardinalitas minimal 0: Untuk kegiatan pertama adalah 0, karna
pada saat kejadiannya kegiatan lain belum terjadi.
✓ Kardinalitas minimal 1: Kegiatan pertama harus terjadi terlebih
dahulu.
✓ Kardinalitas maximum N: Satu kegiatan penerimaan kas dapat
dihubungkan dengan banyak kegiatan produksi.
✓ Kardinalitas maximum 1: Satu kegiatan penjualan bahan baku
langsung hanya dapat dihubungkan dengan satu kegiatan produksi.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


48

KASUS 1
SISTEM PENGAWASAN PRODUKSI

PT.BLACKPINK produksinya melakukan penjualan bahan baku yang sudah


diproduksi kepada pelanggan ataupun langsung menjual bahan bakunya saja.
Berikut adalah langkah-langkah membuat diagram REA untuk salah satu siklus
transaksi:

• Identifikasi Kegiatan Pertukaran Ekonomi


Berdasarkan pola dasar REA bahwa ada dua kegiatan pertukaran ekonomi
dalam sistem produksi, yaitu kegiatan produksi dan penerimaan kas.
Sepasang kegiatan tersebut akan ada yang mengurangi sumber daya dan
ada yang akan menambah sumber daya.
• Identifikasi Sumber Daya dan Pelaku
Pada kegiatan pertukaran ekonomi sistem produksi pada PT.
BLACKPINK terdapat dua sumber daya yang saling mempengaruhi
kegiatan ekonomi, yaitu sumber daya persediaan bahan baku dan sumber
daya kas. Sementara pelaku yang terlibat adalah pelanggan, staff
produksi, bendahara. Sumber daya persediaan bahan baku dipengaruhi
oleh kegiatan ekonomi produksi, staff produksi menjadi pelaku internal
yang melakukan kegiatan ekonomi produksi, pelanggan menjadi pelaku
eksternal yang menerima kegiatan ekonomi produksi. Akibat dari kegiatan
tersebut, sumber daya kas bertambah melalui adanya kegiatan produksi,
pelanggan sebagai pelaku eksternal yang memberikan kas sementara
bendahara menjadi pelaku internal yang menerima kas atas penjualan
bahan baku yang sudah diproduksi.
• Masukan Kegiatan Komitmen
Pada kegiatan ekonomi yang ada pada sistem produksi, yaitu kegiatan
pembelian perlu entitas lain atau dibuat kombinasi kegiatan. Memecah
kegiatan menjadi dua bagian, yaitu menambah kegiatan penjualan bahan

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


49

baku diatas kegiatan produksi yang akan menambah pelaku dimana


pelanggan sebagai pelaku eksternal dan staff gudang sebagai pelaku
internal. Kombinasi entitas event tersebut berdasarkan alur kegiatan bahwa
ada penjualan bahan baku yang belum diproduksi kepada pelanggan. Oleh
sebab itu, perlu ada kegiatan kombinasi yang mengarah pada kegiatan
utama pada sistem produksi ini.

• Menetapkan Kardinalitas (Cardinalities) Hubungan


Langkah terakhir dalam penggambaran diagram REA adalah dengan
menetapkan informasi mengenai hubungan antar entitas. Dalam
menetapkan kardinalitas antar entitas yang bersebrangan dengan
menggunakan tiga jenis notasi yang dipakai, yaitu hubungan satu-ke-satu,
satu-ke-banyak, dan banyak-ke-banyak. Menetapkan kardinalitas untuk
menunjukkan berapa banyak kejadian pada satu entitas dalam suatu
hubungan.

Dari yang diketahui diatas, tentukanlah:


1. Tentukan entity-entity yang termasuk kedalam entity resources, events,
dan agents.
2. Gambarkan pola dasar Model REA PT.BLACKPINK.
3. Buatlah komitmen diagram REA untuk sistem pengawasan produksi.
4. Buatlah tabel implementasi diagram REA dan jelaskan masing-masing
tabel dan atribut yang digunakan dalam pembuatan database.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


50

KASUS 2
KONSEP SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PEMBELIAN TUNAI

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


51

KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


PEMBELIAN TUNAI

Sistem akuntansi pembelian tunai adalah sistem yang digunakan dalam


perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan perusahaan. Aktivitas
pembelian dalam sistem akuntansi pembelian tunai meliputi semua kebutuhan
yang dibutuhkan perusahaan. Pembelian merupakan bagian dari sistem yang
mendukung kegiatan dalam sebuah perusahaan untuk menentukan dan
mempertahankan jumlah barang agar perusahaan dapat berjalan baik
(Dwinanto.N, 2012).

Prosedur Pembelian Tunai


1. Prosedur Permintaan Pembelian
2. Prosedur Permintaan dan Penawaran Harga dan Penentuan Pemasok
3. Prosedur Order Pembelian
4. Prosedur Penerimaan Barang
5. Prosedur Pembayaran Kas
6. Prosedur Pencatatan Pembelian Tunai

Fungsi Yang Terkait


Adapun fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Gudang
Fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan
pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada digudang dan untuk
menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan
2. Fungsi Pembelian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melaksanakan pembelian bahan baku ,
dengan terlebih dahulu melakukan penawaran harga , menentukan

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


52

pemasok dan selanjutnya mengeluarkan order pembelian kepada pemasok


yang dipilih.
3. Fungsi Penerimaan
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan barang-barang yang
dipesan oleh fungsi pembelian..
4. Fungsi Pemegang Dana
Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpanan dana, pengeluaran dana
sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk, dan permintaan
pengisian kembali dana.
5. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pencatatan atas
pengeluaran kas yang menyangkutbiaya pembelian kebutuhan perusahaan,
transaksi pembentukan dana kas, pengisian kembali dana kas dalam jurnal
umum dan membuat laporan pengeluaran kas.

Dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut :


1. Surat Permintaan Pembelian (SPP)
Dokumen ini diisi oleh fungsi gudang atau pemakai barang untuk meminta
fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan
mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut.

2. Surat Order Pembelian (SOP)


Dokumen ini dibuat oleh Fungsi Pembelian yang ditujukan kepada
pemasok yang dipilih, untuk memesan barang. Isi dokumen tersebut
adalah meminta agar pemasok mengirim barang yang dipesan seperti yang
tercantum dalam SOP.
3. Laporan Penerimaan Barang (LPB)
Dokumen yang dibuat oleh Fungsi Penerimaan sebagai bukti bahwa
barang yang dipesan telah diterima.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


53

4. Bukti Kas Keluar


Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi
pembelian.
5. Faktur.
Bukti transaksi pembelian barang yang diterima dari pihak penjual atas
dikirimnya barang .
6. Faktur Lunas
Faktur yang diterima dari pihak penjual sebagai bukti bahwa barang yang
sudah dikirim pihak penjual sudah dibayar secara lunas oleh perusahaan.

7. Bukti Transfer (BT)


Dokumen ini didapat dari mesin Bank atas transfer yang dilakukan
perusahaan
8. Laporan Pembeliaan Tunai (LPT)
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi atas pengeluaran kas selama
periode akuntasi.

Catatan yang digunakan dalam Sistem Pengeluaran kas :


1. Catatan akuntansi yang digunakan
a. Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal yang digunakan untuk mencatat semua pengeluaran uang tunai


atau kas dari berbagai jenis transaksi yang terjadi pada perusahaan
b. Kartu Persediaan

Dalam sistem akuntansi pembelian, kartu persediaan ini digunakan


untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.
c. Buku Besar
Catatan ini terdiri dari rekening-rekening ysng digunakan untuk meringkas data
keuangan yang telah dicatat sebelumnya kedalam jurnal.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


54

KASUS 2
KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN
TUNAI

RED VELVET KONVEKSI yang terletak di Jalan Soedirman no.25,


Jakarta Timur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pakaian
.Untuk dapat memproduksi pakaian, perusahaan menggunakan sistem pembelian
tunai dalam pembelian bahan bakunya. Prosedur – prosedur yang terjadi dalam
sistem pembelian tunai Blackpink konveksi adalah sebagai berikut:

BAGIAN GUDANG
Sistem pembelian tunai Redvelvet konveksi dimulai dari bagian gudang
mengecek persediaan yang ada di gudang. Lalu membuat daftar bahan baku yang
akan dibeli. Lalu membuat Surat Permintaan Pembelian (SPP) sebanyak 2 lembar.
Kemudian, SPP lembar 2 diserahkan ke bagian pembelian, sedangkan SPP
lembar 1 diarsip tetap berdasarkan tanggal.

Bagian gudang menerima SOP lembar 3 dari bagian pembelian.Juga


menerima LPB lembar 2 bersama barang dari bagian penerimaan barang.Setelah
itu memeriksa SOP lembar 3 dan LPB lembar 2.Lalu melakukan penyimpanan
barang.Selanjutnya, SOP lembar 3 diarsip tetap berdasarkan tanggal,
sedangkan LPB lembar 2 diserahkan ke bagian keuangan.

BAGIAN PEMBELIAN

Bagian pembelian menerima SPP lembar 2 dari bagian gudang.Lalu


melakukan Penawaran Harga dan menetukan Pemasok .Lalu membuat Surat
Order Pembelian (SOP) sebanyak 4 Lembar. Setelah itu, SOP lembar 1
diberikan ke pemasok, SOP lembar 2 diberikan ke bagian penerimaan
barang, SOP lembar 3 diberikan kepada bagian Gudang, sedangkan SOP
lembar 4 dan SPP lembar 2 diarsip tetap berdasarkan tanggal.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


55

BAGIAN PENERIMAAN BARANG

Bagian penerimaan barang menerima SOP lembar 2 dari bagian pembelian,


juga menerima Faktur bersama barang dari pemasok.Lalu, mencocokkan
dokumen serta mutu dan kualitas barang. Jika tidak cocok maka SOP lembar 2
dikembalikan ke bagian pembelian, sedangkan Faktur bersama barang
dikembalikan ke pemasok. Apabila cocok, maka akan dilanjutkan ke kegiatan
selanjutnya, yaitu membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB) sebanyak 2
lembar. Setelah itu, Faktur diserahkan ke bagian keuangan, LPB lembar 2
beserta barang diserahkan ke bagian gudang, sedangkan LPB lembar 1 dan
SOP lembar 2 diarsip tetap berdasarkan tanggal.

BAGIAN KEUANGAN

Bagian keuangan menerima Faktur dari bagian penerimaan barang, juga


menerima LPB lembar 2 dari bagian gudang. Setelah itu memeriksa Faktur dan
LPB lembar 2. Lalu melakukan pembayaran via ATM. Selanjutnya, membuat
Bukti Kas Keluar (BKK) sebanyak 3 lembar. Setelah itu, BKK lembar 1
diberikan kepada pemasok, BKK lembar 2 dan BKK lembar 3 diarsip
sementara berdasarkan tanggal, LPB lembar 2, BT dan Faktur diarsip tetap
berdasarkan tanggal.

Bagian keuangan menerima Faktur Lunas (FL) dari pemasok. Lalu


mencocokkan dokumen BKK lembar 2, BKK lembar 3 dan FL. Jika tidak cocok
FL dikembalikan ke pemasok. Apabila cocok, maka akan dilanjutkan ke kegiatan
selanjutnya, yaitu mengotorisasi BKK lembar 2 dan BKK lembar 3 dengan cap
lunas. Selanjutnya, FL dan BKK lembar 2 oto diserahkan ke bagian
akuntansi, sedangkan BKK lembar 3 oto diarsip tetap berdasarkan tanggal.

BAGIAN AKUNTANSI

Bagian akuntansi menerima BKK lembar 2 oto dan FL dari bagian


keuangan. Setelah itu, memeriksa BKK lembar 2 oto dan FL. Selanjutnya
membuat Jurnal. Lalu membuat Laporan Pembelian Tunai (LPT).

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


56

Kemudian LPT diserahkan ke pimpinan, Jurnal dicatat ke Buku Besar


(BB) dan dicatat di Kartu Persediaan, sedangkan BKK lembar 2 oto dan FL
diarsip tetap berdasarkan tanggal.

Tugas:
Buatlah flowchart sistem pembelian tunai berdasarkan prosedur diatas!

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


57

KASUS 2
KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN
TUNAI TERKOMPUTERISASI

RED VELVET KONVEKSI yang terletak di Jalan Soedirman no.25,


Jakarta Timur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan .Untuk
dapat memproduksi buku ,perusahaan menggunakan sistem pembelian tunai
dalam pembelian bahan bakunya. Prosedur – prosedur yang terjadi dalam sistem
pembelian tunai labala percetakan adalah sebagai berikut:

BAGIAN GUDANG

Sistem pembelian tunai Labala Percetakandimulai dari bagian gudang


membuka database barang, kemudian menampilkan Database barang untuk
mengecek ketersediaan barang.Lalu membuat daftar bahan baku yang akan dibeli.
Lalu membuat Surat Permintaan Pembelian (SPP), kemudian mencetak SPP
sebanyak 2 lembar.Kemudian, SPP lembar 2 diserahkan ke bagian pembelian,
sedangkan SPP lembar 1 diarsip berdasarkan tanggal.

Bagian gudang menerima SOP lembar 3 dari bagian pembelian.Juga


menerima LPB lembar 2 bersama barang dari bagian penerimaan barang.Setelah
itu memeriksa SOP lembar 3 dan LPB lembar 2.Lalu melakukan penyimpanan
barang.Selanjutnya, SOP lembar 3 diarsip berdasarkan tanggal, sedangkan
LPB lembar 2 diserahkan ke bagian keuangan.

BAGIAN PEMBELIAN

Bagian pembelian menerima SPP lembar 2 dari bagian gudang.Lalu


melakukan Penawaran Harga dan menetukan Pemasok .Lalu membuat Surat
Order Pembelian (SOP) sebanyak 4 Lembar.Lalu mencetak SOP sebanyak 4
lembar. Setelah itu, SOP lembar 1 diberikan ke pemasok, SOP lembar 2
diberikan ke bagian penerimaan barang, SOP lembar 3 diberikan kepada

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


58

bagian Gudang, sedangkan SOP lembar 4 dan SPP lembar 2 diarsip


berdasarkan tanggal.

BAGIAN PENERIMAAN BARANG

Bagian penerimaan barang menerima SOP lembar 2 dari bagian pembelian,


juga menerima Faktur bersama barang dari pemasok.Lalu, mencocokkan
dokumen serta mutu dan kualitas barang.Jika tidak cocok maka SOP lembar 2
dikembalikan ke bagian pembelian, sedangkan Faktur bersama barang
dikembalikan ke pemasok. Apabila cocok, maka akan dilanjutkan ke kegiatan
selanjutnya, yaitu membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB) sebanyak 2
lembar, lalu mencetak LPB sebanyak 2 lembar. Setelah itu, Faktur diserahkan
ke bagian keuangan, LPB lembar 2 beserta barang diserahkan ke bagian
gudang, sedangkan LPB lembar 1 dan SOP lembar 2 diarsip berdasarkan
tanggal.

BAGIAN KEUANGAN

Bagian keuangan menerima Faktur dari bagian penerimaan barang, juga


menerima LPB lembar 2 dari bagian gudang.Setelah itu memeriksa Faktur dan
LPB lembar 2.Lalu melakukan pembayaran via ATM.Selanjutnya,Setelah itu
dilanjutkan dengan kegiatan entry data keuangan ke dalam Database Keuangan,
Kemudian membuat Bukti Kas Keluar , lalu mencetak Bukti Kas Keluar (BKK)
sebanyak 3 lembar.Setelah itu, BKK lembar 1 diberikan kepada pemasok,
BKK lembar 2 ,BKK lembar 3 , LPB lembar 2, BT dan Faktur diarsip
berdasarkan tanggal.

Bagian keuangan menerima Faktur Lunas (FL) dari pemasok.Lalu


mencocokkan dokumen BKK lembar 2, BKK lembar 3 dan FL. Jika tidak cocok
FL dikembalikan ke pemasok. Apabila cocok, maka akan dilanjutkan ke kegiatan
selanjutnya, yaitu mengotorisasi BKK lembar 2 dan BKK lembar 3 dengan cap
lunas. Selanjutnya, FL dan BKK lembar 2otodiserahkan ke bagian akuntansi,
sedangkan BKK lembar 3 oto diarsip berdasarkan tanggal.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


59

BAGIAN AKUNTANSI

Bagian akuntansi menerima BKK lembar 2otodan FL dari bagian


keuangan.Setelah itu, memeriksa BKK lembar 2 otodan FL. Selanjutnya membuat
Jurnal. Lalu membuat Laporan Pembelian Tunai (LPT). Selajutnya mencetak
LPT. Kemudian LPT diserahkan ke pimpinan, Jurnal dicatat ke Buku Besar
(BB) dan dicatat di Kartu Persediaan, sedangkan BKK lembar 2 otodan FL
diarsip berdasarkan tanggal.

Tugas:
Buatlah flowchart terkomputerisasi sistem pembelian tunai berdasarkan prosedur
diatas!

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


60

KASUS 2 (DFD)

KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN


TUNAI

Sistem Pembelian Tunai pada PT.NCT diawali dari sistem memberikan


Surat Order Pembelian (SOP) kepada Pemasok. Kemudian pemasok menyerahkan
Faktur kepada sistem. Kemudian Bank memberikan Bukti Transfer (BT) kepada
sistem. Lalu sistem menyerahkan Bukti Kas Keluas (BKK) kepada pemasok.
Selanjutnya sistem menerima Faktur Lunas (FL) dari pemasok. Kemudian sistem
menghasilkan Laporan Pembelian Tunai yang diserahkan kepada Pimpinan.

Dalam sistem pembelian terdapat 5 proses, yaitu Membuat Surat


Permintaan Pembelian (SPP), Membuat Surat Order Pembelian (SOP), Membuat
Laporan Penerimaan Barang (LPB), Otorisasi Bukti Kas Keluar (BKK) dan
Pencatatan Akuntansi. Dalam proses Otorisasi Bukti Kas Keluar (BKK) terdapat
proses lanjutan, yaitu Membuat Bukti Kas Keluar (BKK) dan Penandatanganan
Bukti Kas Keluar. Lalu, dalam proses Pencatatan Akuntansi terdapat proses
lanjutan yaitu Membuat Jurnal Umum dan Membuat Laporan Pembelian Tunai
(LPT).

Dalam proses Membuat Surat Permintaan Pembelian (SPP) sistem


membutuhkan DATA PERSEDIAAN untuk menginput DATA PERSEDIAAN.
Lalu sistem menghasilkan Surat Permintaan Pembeliaan (SPP) yang diserahkan
ke proses selanjutnya.

Dalam proses Membuat Surat Order Pembelian (SOP), sistem menerima


Surat Permintaan Pembelian (SPP) dari proses sebelumnya. Kemudian sistem
menghasilkan Surat Order Pembelian yang akan diserahkan kepada pemasok dan
proses selanjutnya, yaitu Membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB).

Dalam proses Membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB), sistem


menerima Surat Order Pembelian (SOP) dari proses sebelumnya, lalu sistem juga
menerima Faktur dari pemasok. Selanjutnya sistem menghasilkan Laporan
Penerimaan Barang (LPB) dan Faktur yang akan diserahkan ke proses
selanjutnya.

Pada proses Otorisasi Bukti Kas Keluar (BKK) sistem menerima Laporan
Penerimaan Barang (LPB) dan Faktur dari proses sebelumnya. Lalu sistem juga

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


61

menerima Bukti Transfer (BT) dari Bank. Kemudian sistem membutuhkan


DATA PEMBAYARAN untuk menginput dan mengaupdate DATA
PEMBAYARAN. Kemudian sistem menyerahkan Bukti Kas Keluar (BKK)
kepada pemasok. lalu sistem menerima Faktur Lunas (FL) dari pemasok.
Selanjutnya, sistem menghasilkan Bukti Kas Keluar (BKK) otorisasi dan Faktur
Lunas yang diserahkan ke proses selanjutnya.

Dalam proses Pencatatan Akuntansi, sistem menerima Bukti Kas Keluar


(BKK) otorisasi dan Faktur Lunas (FL) dari proses sebelumnya. Kemudian sistem
menghasilkan Laporan Pembelian Tunai (LPT) yang diserahkan ke Pimpinan.

Dalam proses Otorisasi BKK terdapat proses lanjutan, yaitu Membuat


Bukti Kas Keluar dan Penandatanganan Bukti Kas Keluar (BKK). Pada kegiatan
membuat Bukti Kas Keluar sistem menerima sistem menerima Laporan
Penerimaan Barang (LPB) dan Faktur dari proses sebelumnya. Lalu sistem juga
menerima Bukti Transfer (BT) dari Bank. Kemudian sistem menyerahkan Bukti
Kas Keluar (BKK) kepada Pemasok. Kemudian sistem membutuhkan DATA
PEMBAYARAN untuk menginput dan mengupdate DATA PEMBAYARAN.
Lalu sistem menghasilkan Bukti Kas Keluar (BKK) , Laporan Penerimaan Barang
(LPB) dan Faktur yang akan diserahkan ke kegiatan selanjutnya. Pada kegiatan
Penandatanganan Bukti Kas Keluar (BKK) sistem menerima Faktur Lunas dari
pemasok. Selanjutnya sistem menghasilkan Bukti Kas Keluar (BKK) otoriasi dan
Faktur Lunas ke proses selanjutnya.

Dalam proses Pencatatan Akuntansi terdapat proses lanjutan yaitu


Membuat Jurnal Umum dan Membuat Laporan Pembelian Tunai (LPT). Pada
kegiatan Membuat Jurnal Umum sistem menerima Bukti Kas Keluar (BKK)
otorisasi dan Faktur Lunas (FL) dari proses sebelumnya. Lalu sistem
menghasilkan Jurnal Umum yang akan diserahkan ke kegiatan selanjutnya. Pada
kegiatan membuat Laporan Pembelian Tunai (LPT) sistem menerima Jurnal
Umum dari kegiatan sebelumnya. Kemudian sistem menghasilkan Laporan
Pembelian Tunai yang akan diserahkan ke Pimpinan.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


62

KASUS 2 (ERD)

KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN


TUNAI

Sistem informasi perusahaan dagang electronic PT.JBJ diawali dari


penerimaan dokumen surat perintah pembelian oleh fungsi gudang. Lalu fungsi
pembelian memeriksa daftar stock barang yang ada digudang. Lalu fungsi
pembelian melakukan penawaran harga. Lalu fungsi penerimaan mencocokan
dokumen dan barang yang diterima. Lalu fungsi kas akan melakukan pembayaran
melalui ATM. Setelah itu, fungsi akuntansi akan mencatat pengeluaran kas yang
terjadi untuk membeli persediaan yang ada di gudang.

Perusahaan akan merancang database dengan model diagram hubungan


entitas (ERD). Langkah pertama, menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan
terlibat yaitu dengan menyusun 5 entitas karyawan, entitas barang, entitas
vendor, entitas pembayaran dan entitas kas. Langkah kedua, menentukan atribut
key dari masing-masing entitas seperti pada tabel dibawah ini :

Entitas Atribut
Karyawan Id_Pegawai
Barang Kd_Barang
Vendor Kd_Vendor
Pembayaran Kd_Pembayaran
Kas No_Kas_Keluar

Langkah ketiga, mengidentifikasi dan menetapkan himpunan relasi diantara


himpunan entitas yaitu dengan menyusun 5 entitas yaitu entitas yang memiliki 4
relasi yaitu membeli, dikirim, menerima, dan mengurangi. Setelah itu,
menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi dimana entitas
karyawan dan entitas barang memiliki relasi membeli dengan kardinalitas one
to many, entitas barang dan entitas vendor memiliki relasi dikirim dengan

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


63

kardinalitas many to many, entitas vendor dan entitas pembayaran memiliki


relasi menerima dengan kardinalitas many to many, entitas pembayaran dan
entitas kas memiliki relasi mengurangi dengan kardinalitas many to many.
Langkah yang terakhir adalah melengkapi entitas dan relasi dengan atribut-atribut
deksriptif (non key) seperti pada tabel dibawah ini :
Entitas/Relasi Atribut
Id_Pegawai Nama_Pegawai
Karyawan
Divisi No_Telp
Kd_Barang Nama_Barang
Barang
Jumlah_Barang Harga_Barang
Kd_Vendor Nama_Vendor
Vendor
Alamat No_Telp
Kd_Pembayaran
Pembayaran Tanggal_Pembayaran
Total_Pembayaran
No_Kas_Keluar
Kas Tanggal_Kas_Keluar
Jumlah_Kas_Keluar
Dikirim Kd_Barang Kd_Vendor
Menerima Kd_Vendor Kd_Pembayaran
Mengurangi Kd_Pembayaran No_Kas_Keluar
Dari deskripsi diatas, perusahaan dapat membuat database sistem informasi
pengeluaran kas dengan atribut sebagai berikut :
Berikut adalah struktur daftar table
Keterangan : (*) Sebagai Primary Key
(**) Sebagai Secondary Key
1. Tabel Karyawan

Field Name Data Type Field Size Format


*Id_Pegawai Text 10
Nama_Pegawai Text 30
Divisi Text 35
No_Telp Text 15

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


64

2. Tabel Barang
Field Name Data Type Field Size Format
*Kd_Barang Text 13
Nama_Barang Text 25
Jumlah_Barang Text 10
Harga_Barang Currency “Rp”#,###
**Id_Pegawai Text 10

3. Tabel Dikirim
Field Name Data Type Field Size Format
**Kd_Barang Text 13
**Kd_Vendor Text 10

4. Tabel Vendor
Field Name Data Type Field Size Format
*Kd_Vendor Text 10
Nama_Vendor Text 35
Alamat Text 45
No_Telp Text 15

5. Tabel Menerima
Field Name Data Type Field Size Format
**Kd_Vendor Text 10
**Kd_Pembayaran Text 10

6. Tabel Pembayaran
Field Name Data Type Field Size Format
*Kd_Pembayaran Text 10
Tanggal_Pembayaran Date/Time Medium Date
Total_Pembayaran Currency “Rp”#,###

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


65

7. Tabel Mengurangi
Field Name Data Type Field Size Format
**Kd_Pembayaran Text 10
**No_Kas_Keluar Text 10

8. Tabel Kas
Field Name Data Type Field Size Format
*No_Kas_Keluar Text 10
Tanggal_Kas_Keluar Date/Time Medium Date
Jumlah_Kas_Keluar Currency “Rp”#,###

Berikut adalah daftar table yang diperlukan :


1. Tabel Karyawan
Id_Pegawai Nama_Pegawai Divisi No_Telp
LM-1234 Lidia Mutika Produksi 021-123545
NR-1235 Nurul PengirimanBarang 021-435454
HW-1236 Hana Wafa PengirimanBarang 021-565778
ZK-1237 Zaskia Finishing 021-359595
AA-1238 Alfi akhdan

2. Tabel Barang
Kd_Barang Nama_Barang Jumlah_Barang Harga_Barang Id_Pegawai
AC-021 AC 2 Rp.1.500.000 LM-1234
HP-045 Handphone 3 Rp.2.000.000 NR-1235
BT-076 Baterai 10 Rp. 500.000 HW-1236
LP-084 Lampu 20 Rp.50.000 ZK-1237
LT-085 Laptop 1 Rp.2500.000 AA-1238

3. Tabel Dikirim
Kd_Barang Kd_Vendor
AC-021 DK-9458
HP-045 SM-1982
BT-076 SS-9043
LP-084 SP-1987
LT-085 TH-1234

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


66

4. Tabel Vendor
Kd_Vendor Nama_Vendor Alamat No_Telp
DK-9458 Daikin Jl. GatotSubroto 021-
No. 35, Jakarta 8595321
SM-1982 Samsung Jl. Matraman No.2, 021-
Bekasi 8959304
SS-9043 Sony Jl. Kampung Bali 021-
Blok D, Tanah 4892837
Abang
SP-1987 Sharp Jl. Raya Hankam 021-
No. 39, Jakarta 8375923
TH-1234 Toshiba Jl.raya bogor 021-
1234567

5. Tabel Menerima
Kd_Vendor Kd_Pembayaran
DK-9458 A-32454
SM-1982 J-83748
SS-9043 G-95045
PS-1987 M-94330
TH-1234 C-99320

6. Tabel Pembayaran
Kd_Pembayaran Tanggal_Pembayaran Total_Pembayaran
A-32454 30-April-2019 Rp.3.000.000
J-83748 15-Juni-2019 Rp.6.000.000
G-95045 16-Juni-2019 Rp.5.000.000
M-94330 31-Juni-2019 Rp.1.000.000
C-99320 2-Juli-2019 Rp.2500.000

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


67

7. Tabel Mengurangi
Kd_Pembayaran No_Kas_Keluar
A-32454 118374
J-83748 113494
G-95045 112344
M-94330 112244
C-99320 112245

8. Tabel Kas
No_Kas_Keluar Tanggal_Kas_Keluar Jumlah_Kas_Keluar
118374 30-April-2019 Rp.3.000.000
113494 15-Juni-2019 Rp.6.000.000
112344 16-Juni-2019 Rp.5.000.000
112244 30-Juni-2019 Rp.1.000.000
112245 2-Juli-2019 Rp.2.500.000

Dari yang diketahui diatas, tentukanlah :

1. Gambarlah Diagram Hubungan Entitas (ERD) dari kasus tersebut !


2. Buatlah normalisasi tabel kasus tersebut dalam bentuk UNF, 1NF dan 2NF
!
3. Membuat Database dengan menggunakan Ms. Access !

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


68

Kasus 2 (REA)
Sistem Pembelian Tunai

PT. TWICE dalam pembelian tunainya melakukan pembelian dengan


melakukan pembelian kepada Vendor secara langsung ataupun Pembelian Via
Online. Berikut adalah langkah-langkah membuat diagram REA untuk satu siklus
transaksi:

• Identifikasi Kegiatan Pertukaran Ekonomi


Berdasarkan pola dasar REA bahwa ada dua kegiatan pertukaran ekonomi
dalam sistem Pembelian Tunai, yaitu kegiatan pembelian dan
pengeluaran kas. Sepasang kegiatan tersebut akan ada yang mengurangi
sumber daya dan ada yang akan menambah sumber daya.
• Identifikasi Sumber Daya dan Pelaku
Pada kegiatan pertukaran ekonomi sistem Pembelian Tunai pada
PT.TWICE terdapat dua sumber daya yang saling mempengaruhi kegiatan
ekonomi, yaitu sumber daya persediaan dan sumber daya kas. Sementara
pelaku yang terlibat adalah vendor, staff pembelian, dan staff keuangan.
Sumber daya kas dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi pembelian, staff
pembelian menjadi pelaku internal yang melakukan kegiatan ekonomi
pembelian, vendor menjadi pelaku eksternal yang menerima kegiatan
ekonomi pengeluaran kas. Akibat dari kegiatan tersebut, sumber daya
persediaan bertambah melalui adanya pengeluaran kas, vendor sebagai
pelaku eksternal yang memberikan persediaan atas kegiatan pembelian
yang dilakukan perusahaan sementara staff keuangan menjadi pelaku
internal yang melakukan pengeluaran kas.
• Masukan Kegiatan Komitmen
Pada kegiatan ekonomi yang ada pada sistem Pembelian Tunai, yaitu
kegiatan pembelian perlu entitas lain atau dibuat kombinasi kegiatan.
Memecah kegiatan menjadi dua bagian, yaitu menambah kegiatan
Pembelian Via Online atas kegiatan pembelian, yang akan menambah

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020


69

pelaku dimana vendor sebagai pelaku eksternal dan staff pembelian


sebagai pelaku internal. Kombinasi entitas event tersebut berdasarkan alur
kegiatan bahwa ada beberapa kegiatan Pembelian Via Online yang dapat
dilakukan. Oleh sebab itu, perlu ada kegiatan kombinasi yang mengarah
pada kegiatan utama pada sistem Pembelian Tunai.

• Menetapkan Kardinalitas (Cardinalities) Hubungan


Langkah terakhir dalam penggambaran diagram REA adalah dengan
menetapkan informasi mengenai hubungan antar entitas. Dalam
menetapkan kardinalitas antar entitas yang bersebrangan dengan
menggunakan tiga jenis notasi yang dipakai, yaitu hubungan satu-ke-satu,
satu-ke-banyak, dan banyak-ke-banyak. Menetapkan kardinalitas untuk
menunjukan berapa banyak kejadian pada satu entitas dalam suatu
hubungan.

Dari yang diketahui diatas, tentukanlah:


1. Tentukan entity-entity yang termasuk kedalam entity resouces, events,
dan agents.
2. Gambarkan pola dasar Model REA PT. TWICE.
3. Buatlah komitmen diagram REA untuk sistem Pembelian Tunai.
4. Buatlah tabel implementasi diagram REA dan jelaskan masing-masing
tabel dan atribut yang digunakan dalam pembuatan database.
5. Buatlah implemetasi database menggunakan software MySQL dari
Model REA sistem pembelian via online yang telah dibuat.

PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai