TUGAS KELOMPOK : 4
Buku ajar metode penelitian bisnis ini mencakup metode, prosedur dan teknik
penelitian, konsep serta pendekatan dalam penelitian bisnis, terutama untuk bidang
manajemen. Materi yang dibahas ditekankan pada konsep dasar dan aplikasi
penelitianpenelitian manajemen dan bisnis, untuk semua konsentrasi manajemen yakni
manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran, manajemen keuangan,
dan manajemen system informasi, serta konsentrasi manajemen yang lain. Buku ini
berisi penjelasan tentang ilmu dan penelitian, metode ilmiah, beberapa metode
penelitian, teknik merumuskan masalah, mengukur variable, merumuskan hipotesis,
dan teknik menguji hipotesis, juga teknik pengumpulan data, teknik sampling, dan
teknik analisis data. Buku ini merupakan pemikiran dari sejawat pengajar metodologi
penelitian dan hasil pemikiran-pemikiran penulis-penulis terdahulu.
H. KOMPOTENSI PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
1. MENGUKUR PENELITIAN KUALITATIF
Sayangnya, penjelasan untuk menjawab pertanyaan tersebut selama ini tidak cukup
memuaskan dan kurang sistematis. Malah sering membingungkan. Tulisan pendek ini
bermaksud membantu menjawab pertanyaan tersebut yang disari dari berbagai sumber,
terutama karya Ines Steinke “Quality Criteria in Qualitative Research”, (dalam Flick, ed.,
2004: 184-194), dan karya Simon C Kitto et. al, “Quality in qualitative research: Criteria
for authors and assessors in the submission and assessment of qualitative research
articles for the Medical Journal of Australia”, Volume 188 Number 4, 18 February 2008.
Tahapannya dimulai dari perolehan kasus yang unik, prosesnya berlangsung secara
induktif, teori digunakan sebagai piranti untuk memandu peneliti memahami fenomena,
lebih menekankan kedalaman daripada keluasan kajian, dan berakhir dengan teori baru.
Ketepatan metodologis tidak saja mencakup ketepatan paradigma dan pendekatan yang
dipilih, tetapi juga secara operasional dan prosedural meliputi transparansi atau
keterbukaan (expliciteness) bagaimana penelitian dilakukan. Ini mencakup informasi
mengenai subjek yang diteliti secara detail, tingkat kepercayaan subjek, bagaimana
data dikumpulkan, direkam, diberi kode dan selanjutnya dianalisis. dan kemungkinan-
kemungkinan penolakan temuan oleh subjek. Karena itu, setidaknya terdapat sembilan
(9) pertanyaan standar yang bisa dipakai sebagai pedoman untuk mengukur procedural
dan methodological rigour.
Selain hal-hal yang bersifat prosedural dan metodologis seperti tersebut di atas, hal-hal
yang lebih teknis perlu menjadi perhatian. Sebab, di lapangan kesalahan bisa terjadi.
Sebagai contoh, peneliti bidang manajemen pendidikan ingin mengetahui pandangan
seorang kepala sekolah tentang kebijakan mengenai Ujian Negara menggunakan
metode observasi. Tentu tidak tepat. Sebab, observasi digunakan untuk melihat aktivitas
seseorang. Begitu juga untuk mengetahui kompetensi seseorang dalam bidang tertentu
menggunakan metode wawancara. Padahal, seharusnya tes. Hal-hal semacam ini
masih sering dijumpai di lapangan, terutama di kalangan para peneliti pemula. Jika ini
terjadi, walaupun datanya cukup kaya, maka kualitas penelitian kualitatif menjadi rendah
karena kesalahan metode perolehan data, sehingga aspek rigour- nya tidak sepenuhnya
terpunuhi.
2. KUALITATIF
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini
disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut
metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan
berbagai iptek baru.
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan
desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap
kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau
tampilan lainnya. Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yg menekankan
fenomena fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitass
desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan
statistik, struktur dan percobaan terkontrol. (Sukmadinata, N, 2013)
Menurut Sugiyono (14:2015), metode penelitian kuantitatif merupakan metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan,
relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.
Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang
representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, di mana untuk menjawab rumusan
masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis
tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan dan lapangan. Untuk mengumpulkan
data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis
secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif sehingga dapat disimpulkan
hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya
diambil sampel random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan
pada populasi di mana sampel tersebut diambil.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai(value
free). Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip
objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang
telãh diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif
mereduksi
sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi
dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu, penelitian
kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya (Sudarwan
Danim, 2002: 35) dalam (Musafa Nanang, 2012)
Dalam hal pendekatan, penelitian kuantitatif lebih mementingkan adanya variabel-
variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan
dalam bentuk operasionalisasi variable masing-masing. Reliabilitas dan validitas
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini
karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan
kemampuan replicasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis.
Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujian yang
kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik
analisa dan formula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih
memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistic bukan pada
makna secara kebahasaan dan kulturalnya. (Musafa Nanang, 2012).
Penggunaan Metode Kuantitatif
Menurut Sugiono (2015:34) Metode Kuantitatif digunakan apabila:
1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah
penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan
dengan pelaksanaan, antara teori dan praktek, antara rencana dengan
pelaksanaan.
2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode
penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas
tetapi tidak mendalam.
3. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain.
Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan.
4. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat.
6. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas
pengetahuan, teori, dan produk tertentu.
1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang
akan diteliti.
2. Mampu melakukan analisis masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan
masalah penelitian pendidikan yang betul-betul maslah.
3. Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan
untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian.
4. Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif, seperti metode survey,
eksperimen, action research, expost facto, evaluasi dan R & D.
5. Mampu menyusun instrument baik test maupun nontest untuk mengukur
berbagai variabel yang diteliti, mampubmenguji validitas dan reliabilitas
instrumen.
6. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
7. Mampu menyajikan data, menganalisis data secara kuantitatif untuk menjawab
rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.
8. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil
pengujian hipotesis.
9. Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian
ke pihak-pihak yang terkait.
10. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan membuat artikel untuk dimuat ke
dalam jurnal ilmiah.
11. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas.
Dalam penelitian kuantitatif diyakini adanya sejumlah asumsi sebagai dasar dalam
melihat fakta atau gejala.
Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah:
yang lebih valid diantara dua (atau lebih) eksplanasi yang saling bersaing.
Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat bertujuan menjelaskan,
misalnya, ―mengapa‖ suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan
lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya. Catatan: dalam penelitian deskriptif
hanyadijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda
dengan di kota-kota tipe lainnya, tapi tidak dijelaskan ―mengapa‖ (hubungan
sebab-akibat) hal tersebut terjadi. e. Aksi Penelitian aksi (tindakan) dapat
meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk
menemukan solusi dengan bertindak sesuatu. Penelitian ini umumnya
dilakukan dengan eksperimen tidakan dan mengamati hasilnya; berdasar
hasil tersebut disusun persyaratan solusi. Misal, diketahui fenomena bahwa
meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang, orang tetap
memakai AC (tidak mematikannya). Dalam eksperimen penelitian tindakan
dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih
dingin dari udara dalam. Ternyata dari beberapa alat bantu,ada satu yang
paling dapat diterima. Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap
fenomena di atas. C. Fungsi Penelitian Fungsi penelitian adalah mencarikan
penjelasan dan jawababn terhadap permasalahan serta memberikan
alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan
masalah. Pemecahan dan jawaban terhadap permasalahan itu 7 dapat
bersifat abstrak dan umum sebagaimana hanya dalam penelitian dasar (basic
research) dan dapat spesifik seperti biasanya ditemui pada penelitian terapan
(applied research). a. Mendiskripsikan, memberikan, data atau informasi.
Penelitian dengan tugas mendiskripsi gejala dan peristiwa yang terjadi,
maupun gejala-gejala yang terjadi disekitar kitaperlu mendapat perhatian dan
penanggulangan.gejala dan peristiwa yang terjadi itu ada yang besar dan ada
pula yang kecil tetapi, kalau dilihat dari segi perkembangan untuk masa
datang perlu mendapat perhatian segera. b. Menerangkan data atau kondisi
atau latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau fenomena. Penelitian
dengan tugas menerangkan. Berbeda dengan penelitian yang menekankan
pengungkapan peristiwa apa adanya, maka penelitian dengan tugas
menerangkan peristiwa jauh lebih kompleks dan luas. Dapat dilihat dari
hubungan suatu dengan hubungan yang lain. c. Menyusun teori, Penyusunan
teori baru memakan waktu yang cukup panjang karena akan menyangkut
pembakua dalam berbagai instrumen, prosedur maupun populasi dan
sampel. d. Meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi suatu peristiwa
yang mungkin terjadi berdasarkan data-data yang telah diketahui dan
dikumpulkan,informasi yang didapat akan sangat berarti dalam
memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi untuk melalui masa
berikutnya. Melalui penelitian dikumpulkan data untuk meramalkan beberapa
kejadian atau situasi masa yag akan datang. e. Mengendalikan peristiwa
maupun gejala-gejala yang terjadi. Melalui penelitian juga dapat dikendalikan
peristiwa maupun gejala-gejala. Merancang sedemikian rupa suatu bentuk
penelitian untuk mengendalikan peristiwa itu. Perlakuannya disusun dalam
rancangan adalah membuat tindakan pengendalian pada variabel lain yang
mungkin mempengaruhi peristiwa itu.