Anda di halaman 1dari 157

Seri 2

Bangun Karakter Bangsa 2


Bunga Rampai Praktik Baik Inovasi Guru dalam Penguatan
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar

Tim Praktik Baik Seri 2

Penerbit:
Edukasi101 Media

i|Trakindo Bangun Karak ter Bangs a - s eri 2


Bangun Karakter Bangsa 2

Bunga Rampai Praktik Baik Inovasi Guru dalam Penguatan


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar

Penulis: Tim Praktik Baik Seri 2

ISBN: 978-602-52604-4-5

Editor : Miwahyudi Wandono


Penyunting Naskah : Miwahyudi Wandono, Winastwan Gora
Desain Sampul dan Tata

Penerbit: Edukasi101 Media

Redaksi:
Grand Cibubur Country Avenue, Ruko RFM 03 No. 26
Cikeas, Bogor, Jawa Barat Indonesia
Phone : +6221223886446, Email : media@edukasi101.com
Cetakan Pertama : Agustus 2019

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan


cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.

Dipublikasikan oleh: Edukasi101 Media bekerjasama dengan


PT. Trakindo Utama

ii | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a - s e r i 2
Kata Pengantar

Pendidikan karakter sangat penting untuk mendukung pembangunan bangsa.


Seperti Presiden Ir. Soekarno pernah berkata, “There is no nation-building without
character-building.” (Tidak akan mungkin membangun sebuah negara kalau
pendidikan karakternya tidak dibangun). Ini menandakan betapa pentingnya
pendidikan karakter atau pendidikan moral dalam membangun jati diri sebuah
bangsa.

Pendidikan karakter merupakan kunci yang sangat penting di dalam membentuk


kepribadian anak. Pendidikan karakter bertujuan membentuk anak-anak Indonesia
yang tangguh, berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, bekerja sama atau
bergotong royong. Selain itu pendidikan karakter juga membentuk generasi penerus
bangsa mempunyai jiwa patriotik atau suka menolong sesama, berkembang dengan
dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan serta teknologi, beriman dan bertakwa
pada Tuhan yang Maha Esa.

Selain di rumah, pendidikan karakter sangat perlu diterapkan di sekolah dan


lingkungan sosial. Sekolah dituntut untuk memainkan peran dan
tanggungjawabnya untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik
dan membantu para siswa membentuk dan membangun karakter mereka dengan
nilai-nilai yang baik. Meski sekolah telah menerapkan pendidikan karakter, namun
perlu dilakukan upaya terobosan agar pendidikan karakter ini bisa dilaksanakan
secara konsisten oleh sekolah-sekolah di Indonesia dan memberikan dampak yang
nyata.

Dalam rangka menularkan "virus kebaikan" dalam penerapan Penguatan


Pendidikan Karakter (PPK), buku ini merangkum 39 (tiga puluh sembilan) praktik
baik inovasi Pembelajaran dari para Guru Sekolah Dasar mitra program Trakindo
Bangun Karakter Bangsa Tahun 2018 sebagai inspirasi bagi para Guru di Indonesia
dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran di kelas dengan
lebih praktis.

Inovasi pembelajaran yang dikembangkan untuk penguatan Pendidikan karakter


dalam pembelajaran menggunakan pendekatan Pembelajaran Bebasis Inkuiri dan
merujuk pada kurikulum standar nasional pendidikan dasar (Kurikulum 2013)
serta telah mengintegrasikan kecakapan hidup abad ke-21 yang dikenal dengan 4C,
yaitu Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving serta
Creativity and Innovation. Beberapa diantaranya juga menggunakan Teknologi
Informasi dan Komunikasi sebagai media pembelajarannya.

Semoga buku ini dapat menambah khasanah pengetahuan para pendidik di


Indonesia untuk dapat berkreasi dan berinovasi dalam penerapan Pendidikan
karakter di sekolah serta dapat dikembangkan secara terus menerus dan
disesuaikan dengan kondisi di sekolah masing-masing untuk kemudian dapat
disebarluaskan kepada pendidik-pendidik lainnya agar virus kebaikan ini dapat
terus menyebar.

Jakarta, 05 Agustus 2019


Tim Penyusun

iii | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a - s e r i 2
Prakata

“Kennis is Macht, Karakter is Meer” atau “Knowledge is Power, Character is More”


jika diartikan dalam Bahasa Indonesia “Pengetahuan adalah Kekuatan, tapi
Karakter lebih dari segalanya” (Koninjlik Instituut voor de Marine). Dari kutipan ini
Trakindo sadar bahwa pendidikan karakter memegang peranan penting dalam
penentuan jati diri seseorang. Pendidikan karakter merupakan sumber, sekaligus
fondasi bagi pembangunan karakter bangsa. Melalui pendidikan, seorang individu
akan memperoleh pengetahuan yang dapat membangun eksistensi dan kualitas
hidup yang lebih baik.
Trakindo berkomitmen untuk memajukan pendidikan karakter di Indonesia sejak
usia dini atau tingkat sekolah dasar karena ingin mempersiapkan sumber daya
manusia yang memiliki keseimbangan antara pengetahuan dan akhlak. Karakter
Trakindo tercermin dalam Nilai-Nilai Inti seperti Integrity, Continuous Development,
Excellence, Proactive, Accountability dan Teamwork. Dalam menjalankan program
pendidikan Trakindo berprinsip untuk memberi “kail”, dan bukan “ikan”. Buku ini
merupakan salah satu bentuk dari “kail” yang ingin disebarluaskan kepada
masyarakat. Buku ini adalah hasil dari program, “Trakindo Bangun Karakter
Bangsa” yang bertujuan untuk mewujudkan sekolah model bagi pendidikan
karakter dengan layanan prima, berdaya saing, inovatif dan partisipatif di Indonesia.

Pelatihan Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based Learning = IBL) merupakan


salah satu materi program yang diberikan kepada 39 Sekolah Dasar Negeri binaan
di seluruh Indonesia dan sekitar 300 Sekolah Dasar sudah terlibat di dalamnya.
Dalam pelaksanaannya pelatihan IBL melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan
masalah dengan eksperimen sains hingga menghasilkan produk, melakukan
penelitian, mengalisis, sampai mempresentasikan produk pembelajaran
berdasarkan pengalaman nyata. Dimulai dari pembiasaan–pembiasaan dan
pembelajaran dengan contoh rill, diharapkan memperkuat pemahaman siswa
terhadap pembelajaran pendidikan karakter.

Buku ini merupakan rangkuman beberapa contoh IBL yang diterapkan di sekolah
dan merupakan bentuk dukungan Trakindo terhadap program pemerintah yang
dicanangkan yaitu gerakan Penguatan Pendidikan Karakter. Kami ucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak/Ibu guru yang telah berkontribusi dalam penulisan
buku ini dan mempraktikannya pada proses kegiatan belajar mengajar. Harapan
kami buku ini dapat menjadi referensi mengenai penguatan pendidikan karakter
bagi seluruh sekolah di Indonesia.

Tim Trakindo

iv | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a - s e r i 2
Daftar Isi

Halaman Judul
Kata Pengantar ........................................................................................... iii
Prakata ....................................................................................................... iv
Daftar Isi ..................................................................................................... v
Manisnya Nira Dan Siwalan Bernilai Permata .............................................. 1
Membuat Energy Listrik Dari Mengkudu ...................................................... 7
Airku Tersayang Sumber Kehidupan ............................................................. 10
Hidup Sehat Dimulai Dari Menyantap Yang Sehat ......................................... 15
Rahasia Di Balik Pohon Ketapang ................................................................ 20
Transportasi Air Masa Depan Di Kanal Makassar ......................................... 26
Aku Bisa Memasak Dari Matahari ................................................................. 30
Dodol Belimbing .......................................................................................... 32
Larutan Pembersih Lantai Dan Pewangi Dengan Bahan Alami ...................... 35
Air Bersih Sumber Kehidupan ...................................................................... 40
Indah Batikku Lestari Budayaku ................................................................. 44
Kerajinan Sampah Kertas ............................................................................ 49
Alat Penjernihan Air .................................................................................... 54
Pentingnya Penghematan Energi .................................................................. 60
Hidroponik dengan Prinsip “Heron’s Fountain” ............................................. 62
Pemanfaatan Kotak Konveksi Untuk Pembuktian Perpindahan Panas ........... 66
Garamku Sumber Cahayaku ....................................................................... 70
Air Cucian Berasku Kaya Manfaat ............................................................... 74
Terarium Lumut Ekosistem Dalam Botol Kaca ............................................. 79
Airku Jernih, Hidupku Sehat ....................................................................... 82
Memanfaatkan Limbah Plastik ..................................................................... 85
Air Ku Jernih karena Bapa dan Iska ............................................................ 88
Pemanfaatan Biji Durian ............................................................................. 92
Air Kelapa Dan Gula Pasir Menjadi Permen .................................................. 94
Pemanfaatan Lidah Buaya Dan Limbahnya .................................................. 96
Pemanfaatan Hama Keong Mas Sawah ......................................................... 104
Limbah Energiku ......................................................................................... 109
Hemat Energi Dengan Kipas Angin Sederhana Dari Barang Bekas ................ 116
Asri Kelasku Nyaman Belajarku ................................................................... 118
Menggali Bakat Wirausaha cilik Bawang Goreng Khas PALU ......................... 120

v|Trakindo Bangun Ka rakt er Bangs a - s eri 2


Siaga Banjir ................................................................................................ 127
Membuat Rangkaian Listrik Paralel Dan Seri ................................................ 129
Bahan Pangan Alternatif Pengganti Sagu ...................................................... 132
Harumnya Kamar Mandi Sekolahku ............................................................ 136
Sampah Daun Media Pembelajaranku .......................................................... 140
Menemukan Sumber Energi Listrik Dari Bermacam Buah-Buahan ............... 143
Air Bersih Kebutuhan Pokok Dalam Kehidupanku ........................................ 147

vi | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a - s e r i 2
“Manisnya Nira Dan Siwalan Bernilai Permata”

Kelas V / Semester II
Oleh: Retno Pratiwi, S.Pd.,
SDI NUNBAUN DELHA,
Kota Kupang, NUSA Tenggara Timur

Permasalahan:
Keanekaragaman Di Nusa Tenggra Timur salah satunya di Pulau Timor
adalah memiliki potensi keanekaragaman flora yang butuh digali dan dikelola
secar baik salah satunya adalah Pohon lontar atau dikenal dengan pohon
siwalan yaitu sejenis pohon palem yang buahnya besar. Selama ini
masyarakat hanya menjual siwalan dalam bentuk buah segar dan gula maka
usaha itu kurang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan keuntungan yang
diperoleh tidak sebanding dengan usaha yang di lakukan sehingga
berdampak pada perekonomian penduduk di sekitarnya khususnya Orang
tua siswa yang tingkat pendapatan perekonomian berada di tingkat
menengah kebawah sehingga menimbulkan masalah pada keadaan peserta
didik SDI Nunbaun Delha.
Dengan adanya latar belakang masalah tersebut maka:
- Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan permen dan selai dengan
bahan dari pohon lontar
- Siswa dapat membedakan pengolahan lontar menjadi produk tradisional
dan modern.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi peneliti .

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah:

1. Dinas Perindustrian 6. Petani Lontar


2. Dinas kesehatan 7. Orang tua siswa
3. Camat 8. Penjual makanan di sekitar
4. UD Merede sekolah
5. Pengerajin gula merah

1|Trakindo Bangun Kar akt er Bangs a – Seri 2


Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Siswa mendapatkan penjelasan tentang proyek.

Gambar 1. Siswa melihat video pemanfaatan pohon lontar dan


guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilakukan

2. Siswa melakukan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah.

Gambar 2. Siswa Siswa melakukan pengamatan di


lingkungan sekitar sekolah.

3. Siswa melakukan pengamatan ke petani (penyadap nira lontar).

Gambar 3. Siswa melakukan pengamatan ke petani lontar


yang ada di sekitar sekolah

2|Trakindo Bangun Kar akt er Bangs a – Seri 2


4. Siswa melakukan pengamatan ke tempat pembuatan gula air dan gula
lempeng dari nira pohon lontar.

Gambar 4. Siswa melakukanpengamatan dan wawancara ke tempat pembuatan


gula air dan gula lempeng dari nira lontar (pagi hari – siang hari)

5. Siswa melakukan pengamatan dan wawancara ke pengusaha shampo dari


lontar (CV MEREDE).

Gambar 5. Siswa melakukan pengamatan dan wawancara ke


pengusaha shampo dari lontar

6. Siswa melakukan wawancara ke Dinas Kesehatan kota Kupang.

Gambar 6. Siswa melakukan wawancara kepetugas Dinas Kesehatan

7. Siswa melakukan wawancara dengan Dinas Perindustrian.

Gambar 7. Siswa melakukan wawancara dengan Dinas Perindustrian

3|Trakindo Bangun Kar akt er Bangs a – Seri 2


8. Siswa melakukan wawancara ke kecamatan.

Gambar 8. Siswa melakukan wawancara ke kantor Camat Alak

9. Siswa mencari sumber informasi dari internet.

Gambar 9. Siswa mencari sumber informasi di internet

10. Siswa berdiskusi menentukan produk yang akan dibuat.

Gambar 10. Siswa melakukan diskusi membuat sebuah produk

11. Siswa membuat produk permen jelly dan selai dari nira dan siwalan.

4|Trakindo Bangun Kar akt er Bangs a – Seri 2


Gambar 11. Siswa membuat permen Jelly

Gambar 12. Pembuatan selai

Produk Pembelajaran:
 Dokumentasi Penelitian
 File Presentasi

5|Trakindo Bangun Kar akt er Bangs a – Seri 2


Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
mandiri, kerja keras, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
Bahasa Indonesia
 Menganalisis informasi yang disampaikan paparan iklan dari media
cetak atau elektronik.
 Memeperagakan kembali informasi yang disampaikan paparan iklan
dari media cetak atau elektronik dengan bantuan lisan, tulis dan
visual.

PPKn
 Menggali manfaat persatuan dan kesatuan untuk membangun
kerukunan hidup.
 Menyajikan hasil penggalian tentang manfaat persatuan dan kesatuan
untuk membangun kerukunan.

IPS
 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan
masyrakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat persatuan
dan kesatuan bangsa.
 Menyajikan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam upaya
mensejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya
untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

6|Trakindo Bangun Kar akt er Bangs a – Seri 2


“Membuat Energy Listrik Dari Mengkudu”

Kelas IV/ Semester 1


Oleh: Nur Alifah, S.Pd.,
SD Inpres 18 Kabupaten Sorong,
Sorong, Papua Barat

Permasalahan:
Di lingkungan masyarakat sekitar SD Inpres 18 Kabupaten Sorong banyak
tumbuhan atau tanaman mengkudu, namun pemanfaatannya belum banyak
diketahui oleh masyarakat sehingga buahnya banyak yang dibiarkan dan
dibuang karena aromanya yang kurang sedap bahkan banyak masyarakat
yang mematikan tumbuhan tersebut.
Oleh karena itu, siswa kelas 4 akan mendapatkan tantangan membuat energi
listrik atau energi alternatif dari mengkudu.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan sebagai Pegawai PLN.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah Guru, siswa, masyarakat (masyarakat yang
mempunyai tanaman mengkudu), pegawai PLN.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan permasalahan dan berbagai manfaat dari mengkudu.
2. Guru mengelompokkan siswa dan menyusun rancangan pertanyaan
untuk wawancara.
3. Siswa melakukan wawancara kepada warga yang mempunyai pohon
mengkudu dan ke kantor PLN.

Gambar 1. Siswa melakukan kunjungan dan wawancara dengan pihak PLN

7|Trakindo Bangun Kar akt er Bangs a – Seri 2


Gambar 2. Siswa melakukan kunjungan dan wawancara dengan warga

4. Guru membagi siswa ke dalam kelompok dan menyiapkan bahan yang


akan digunakan, diantaranya:
 Mengkudu  Kabel dua warna
 Kawat tembaga  Gunting
 Paku  Selotip.
 Lampu LED
5. Siswa berdiskusi untuk membuat gambar rancangan rangkaian
percobaan.
6. Setelah melakukan percobaan, setiap kelompok membuat laporan.
7. Setiap kelompok mempresentasikan percobaan yang telah dibuat.
8. Siswa melakukan pameran SAINS.

Produk Pembelajaran:
Siswa akan mengembangkan laporan penelitian berupa Hasil rangkaian
percobaan energi listrik dari mengkudu.

Nilai Karakter:
Berani, rasa ingin tahu, kreatif, mandiri.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar :
 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya.
 Mendeskripsikan perlunya penghematan air.
Indikator:
 Mengidentifikasi manfaat air dari proses daur air.
 Menjelaskan dampak dari daur air.
 Memberi contoh kegiatan yang dapat memengaruhi daur air.

8|Trakindo Bangun Kar akt er Bangs a – Seri 2


Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan
(catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan
penggunaan ejaan.
Indikator:
 Siswa menulis laporan dari informasi menggunakan ejaan yang benar.
 Siswa menulis isi laporan dengan runtut.

SBK
Kompetensi Dasar:
 Menyiapkan karya seni rupa yang diciptakan untuk pameran kelas.
Indikator:
 Siswa dapat membuat pameran berdasarkan tema yang telah
ditentukan.

9|Trakindo Bangun Kar akt er Bangs a – Seri 2


“Airku Tersayang Sumber Kehidupan”

Kelas III / Semester II


Oleh: Deasy Ariyanti Reyaan, S.Pd
SD Inpres Polder Merauke
Kota Merauke, Provinsi Papua

Permasalahan:
Kurangnya penyediaan air bersih dan susahnya mendapatkan sumber air
bersih untuk dikonsumsi menjadi permasalahan yang harus ditanggulangi.
Dengan penelitian ini diharapkan siswa mampu memberikan solusi atas
kasus kualitas air bersih yang sekiranya dapat dikonsumsi oleh warga
masyarakat setempat.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan sebagai:
1. Penyuluh penggunaan air yang bijak.
2. Analisis penggunaan air yang bijak.
3. Peneliti.
4. Ahli kesehatan.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah:
1. Kepala kampung Amunkay distrik Tanah Miring.
2. Warga sekitar kampung Amunkay distrik Tanah Miring.
3. Kepala Distrik Tanah Miring.
4. Petugas kesehatan PusTu kampung Amunkay distrik Tanah Miring.
5. Kepala Kampung Rawa Biru.
6. Kepala PDAM Kabupaten Merauke.
7. Dinas kesehatan Kabupaten Merauke bagian penyehatan air.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru memberikan penjelasan proyek yang akan dilakukan oleh siswa.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilakukan.

10 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Siswa melakukan pengamatan di rumah warga tentang sumber air bersih
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 2. Siswa mengamati sumber air yang digunakan warga setiap hari

Gambar 3. Siswa mengamati sumber air bersih di Rawa Biru yang merupakan
sumber air bersih yang digunakan di Kabupaten Merauke

3. Siswa melakukan kegiatan wawancara dengan Kepala Kampung


Amunkay, Dinas Kesehatan, Petugas PDAM.

Gambar 4. Siswa melakukan kegiatan wawancara di Balai Kampung Amunkay


bersama Kepala Kampung Amunkay Distrik Tanah Miring dengan Narasumber
Kepala Kampung Amunkay dan juga wawancara di Kantor Distrik Tanah Miring
dengan Narasumber Kepala Distrik Tanah Miring.

11 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 5. Siswa melakukan wawancara di Dinas kesehatan bagian penyehatan
air, di kantor PDAM, dan di Pukskesmas Pembantu kampung Amunkay Distrik
Tanah Miring.

4. Melakukan melakukan percobaan penjernihan air di sekolah


menggunakan sampe air yang dibawa dari Kampung Amunkay Distrik
Tanah Miring.

Gambar 6. Siswa melakukan percobaan penjernihan air di sekolah menggunakan


sampe air yang dibawa dari Kampung Amunkay Distrik Tanah Miring

5. Siswa melakukan percobaan di Laboratorium dan hasil sebelum dan


sesudah proses penjernihan di periksa di Laboratorium.

Gambar 7. Siswa melakukan percobaan di Laboratorium dan hasil sebelum dan


sesudah proses penjernihan di periksa di Laboratorium

12 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
6. Siswa membuat poster dan membuat bahan presentasi di sekolah.

Gambar 8. Siswa membuat poster dan menyusun bahan presentase bersama di


sekolah

7. Siswa melakukan presentasi hasil penelitian yang telah mereka kerjakan.

Gambar 9. Rangkaian acara dari MC, Palumat, Doa, dan Membawa Presentase
dilakukan semua oleh siswa sepenuhnya.

Produk Pembelajaran:
Produk pembelajaran yang akan dihasilkan siswa adalah:
1. Alat penjernihan air yang dibuat oleh siswa (menggunakan biji kelor)
2. Poster
3. Dokumentasi selama pembelajaran

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, kerjasama dan percaya diri.

Standar Kurikulum:
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
 Menggali informasi dari teks laporan informatif hasil observasi tentang
perubahan wujud benda, sumber energi, perubahan energi, energi
alternatif, perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi dan perubahannya,
13 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
serta alam semesta dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa
daerah untuk membantu pemahaman.
 Mengamati dan mengolah isi teks laporan informatif hasil observasi
tentang perubahan wujud benda, sumber energi, perubahan energi,
energi alternatif, perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi dan
perubahannya, serta alam semesta secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa
daerah untuk membantu penyajian.
Indikator:
 Mengidentifikasii teks laporan informatif tentang sumber energi secara
lisan atau tulis dengan tepat.
 Menguraikan gagasan pokok teks laporan informatif tentang sumber
energi secara lisan atau tulis dengan tepat.

Matematika
Kompetensi Dasar:
 Menentukan perbandingan data menggunakan tabel, grafik batang,
dan grafik lingkaran.
 Mengumpulkan, mencatat, menata, menyajikan data menggu-nakan
tabel dan grafik batang.
Indikator:
 Membandingkan data berupa grafik batang yang diamatinya.
 Membuat grafik batang berdasarkan data yang sudah diperoleh.

PKN
Kompetensi Dasar:
 Mengetahui arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah, dan
masyarakat.
 Mensimulasikan bentuk-bentuk kebersatuan dalam keberagaman di
rumah, sekolah, dan masyarakat.
Indikator:
 Mengidentifikasi berbagai kegiatan yang menunjukkan sikap bersatu
dalam keberagaman di masyarakat.
 Menjelaskan manfaat bersatu dalam keberagaman di masyarakat.
 Menceritakan pengalaman tentang kerukunan dalam keberagaman di
masyarakat.
 Menunjukkan manfaat bersatu dalam keberagaman di masyarakat.

14 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Hidup Sehat Dimulai Dari Menyantap Yang Sehat”

Kelas V/ Semester 2
Oleh: Susanti, S.Psi
SD Inpres Timika II,
Timika, Papua

Permasalahan:
SD Inpres Timika II memiliki berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan
siswa-siswi selama disekolah, salah satunya adalah kantin sekolah. Kantin
sekolah ini dibuka dari jam 06.15 WIT sampai pukul 12.00 WIT. Berbagai
macam panganan dan minuman di sediakan oleh kantin baik yang berupa
olahan Ibu rumah tangga ataupun di produksi oleh pabrik. Setiap harinya
kantin ini selalu ramai oleh siswa-siswi yang datang untuk membeli
makanan dan minuman. Bahkan ada beberapa siswa memilih menu sarapan
di sekolah. Bahkan disaat pulang banyak siwa yang membeli makanan dan
minuman dipinggir jalan depan sekolah. Apakah jajanan yang siswa-siswi ini
aman untuk dikonsumsi?
Anak Indonesia tengah menghadapi bahaya serius yang seringkali tidak
disadari oleh orang tua. Bahaya tersebut karena ketidak tahuan atau
ketidakmampuan mereka. Bahaya apakah itu? Ya, bahaya makananan dan
minuman tengah mengepung anak-anak kita. Kepala BPOM Jakarta
menyatakan bahwa ada 40 % makanan jajanan anak-anak menggunakan
zat berbahaya, terutama zat pewarna dan pemanis. Beberapa diantaranya
merek terkenal. Jajanan-jajanan berbahaya ini sangat mudah didapatkan
oleh anak-anak di sekolah-sekolah. Harga yang relatif murah menjadi pilihan
menngiurkan untuk anak-anak.
Dengan adanya permasalahan ini, siswa diberi tugas untuk melakukan
penelitian, wawancara dan menyusunnya dalam satu laporan presentasi
yang akan di presentasikan di hadapan guru, siswa dan pihak terkait
lainnya. Siswa membuat bubuk kunyit asam dan membuat sebuah poster
tentang bahaya makanan dan minuman yang berbahan dasar zat berbahaya
ditujukan kepada semua lapisan masyarakat.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi pengamat dan peneliti
makanan dan minuman yang menggunakan zat berbahaya bagi kesehatan
tubuh.

15 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Narasumber:
Pihak yang terkait adalah Kepala sekolah, Guru, Siswa, Orang tua siswa, Ahli
gizi, Pengelola kantin, Pengusaha makanan dan minuman, Dinas
perdagangan, Badan POM, Warga sekolah.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan proyek yang akan dilaksanakan oleh siswa.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilakukan

2. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 7


siswa. Dengan peran: 3 siswa pengamat, 2 pewawancara, 2 pembuatan
poster dan sosialisasi.

Gambar 2. Guru membentuk siswa berkelompok untuk berdiskusi

3. Secara berkelompok, siswa melakukan pengamatan tentang makanan


dan minuman di lingkungan sekolah, rumah siswa anggota kelompok,
lingkungan sekitar.

Gambar 3. Siswa berkelompok melakukan pengamatan tanaman TOGA

16 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
4. Siswa melakukan wawancara dengan Kepala sekolah, Guru, Siswa,
Orang tua siswa, Ahli gizi, Pengelola kantin, Pengusaha makanan dan
minuman, Dinas perdagangan, Badan POM, Warga sekolah.

Gambar 4. Siswa melakukan wawancara dengan orang tua

Gambar 5. Siswa melakukan pengisian kuesioner hasil wawancara

Gambar 6. Siswa melakukan wawancara dengan Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

Gambar 7. Siswa melakukan wawancara dengan Dinas Ketahanan Pangan

17 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
5. Siswa melakukan proses percobaan pengolahan kunyit.

Gambar 8. Siswa melakukan proses jual beli di pasar sebagai bahan praktik

Gambar 9. Siswa melakukan proses pembersihan bahan praktik

Gambar 10. Siswa melakukan proses pengolahan bahan praktik

Gambar 11. Siswa melakukan proses pengolahan bahan praktik

18 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
6. Siswa membuat poster manfaaat dan pengolahan jamu

Gambar 12. Siswa melakukan publikasi melalui poster

Produk Pembelajaran:
 Poster energi listrik bisa digantikan oleh buah-buahan.
 Presentasi proyek dengan Power Point.

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud
benda dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
 Membuat peta pikiran, bercerita, serta melakukan percobaan sifat-
sifat benda padat, cair, dan gas.

PLH
Kompetensi Dasar:
 Mengenal jenis-jenis tanaman obat (apotik hidup).
Indikator:
 Mengetahui manfaat dari tanaman obat tradisional.

19 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Rahasia Di Balik Pohon Ketapang”

Kelas V / Semester II
Oleh: Irna Tustianti, S.Pd
SD Negeri 1 Sungai Kapitan,
Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah

Permasalahan:
Di SD Negeri 1 Sungai Kapitan memiliki halaman yang sangat luas dan
banyak ditanami dengan pohon-pohon besar sebagai penghijauan dan juga
peneduh. Di antaranya pohon ketapang (Terminalia catappa) yang tumbuh
mengelilingi halaman sekolah.
Apabila sudah masuk musim kemarau tumbuhan ini melakukan adaptasi
dengan meluruhkan seluruh daunnya dan hal ini yang menyebabkan
halaman sekolah menjadi kotor karena penuh dengan daun pohon ketapang.
Tidak hanya pada musim kemarau saja, apabila turun hujan yang kadang
disertai dengan angin juga sering mengakibatkan daunnya, buahnya bahkan
kadang rantingnya bertebaran dimana-mana.
Membuat agar halaman menjadi bersih dari daun dan buah yang luruh
(gugur) dihalaman sekolah siswa diajak untuk bersama-sama mencari tahu
apakah ada manfaat tersembunyi dari pohon ketapang tersebut.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi peneliti kesehatan dari
Puskesmas dan sebagai pembuat produk.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat
dan BPOM Kalimantan Tengah.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Siswa mendapatkan penjelasan tentang proyek.

20 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 1. Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilakukan.

2. Siswa melakukan pengamatan ke halaman sekolah.

Gambar 2. Siswa Siswa melakukan pengamatan ke halaman sekolah.

3. Siswa berdiskusi dengan teman kelompok untuk menentukan proyek


yang akan dilakukan.

Gambar 3. Siswa sedang berdiskusi dengan teman sekelompok

21 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
4. Siswa melakukan pendalaman materi dengan mencari referensi di media
internet.

Gambar 4. Siswa sedang mencari informasi di media internet

5. Siswa mulai melakukan proses proyek masing-masing kelompok.

Gambar 5. Siswa sedang melakukan proses pembuatan pupuk kompos

Gambar 6. Siswa sedang melakukan proses pembuatan kue kering

6. Siswa menghasilkan produk dari proyek mereka.

Gambar 7. Produk siswa (kacang sembunyi, kue kering ketapang,


pupuk kompos, teh herbal ikan hias)

22 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
7. Siswa melakukan wawancara dan mendengarkan penjelasan dari petugas
BPOM Provinsi Kalimantan Tengah.

Gambar 8. Siswa melakukan wawancara dan mendengarkan penjelasan


dari BPOM Provinsi Kalimantan Tengah

8. Siswa melakukan wawancara ke petugas Dinas Kesehatan Kabupaten


Kotawaringin Barat.

Gambar 9. Siswa melakukan wawancara ke petugas


Dinas Kesehatan Kotawaringin Barat

9. Siswa presentasi produk yang telah dibuat.

Gambar 10. Siswa melakukan presentasi produk yang telah dibuat

10. Siswa melakukan publikasi produk dengan mengadakan pameran ilmiah


di lingkungan sekolah yang dihadiri perwakilan trakindo cabang
Pangkalanbun, pengawas sekolah dasar se-Kecamatan Kumai, Kepala
Sekolah, guru-guru, komite sekolah, serta orang tua siswa.

23 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 11. Siswa publikasi dengan pameran ilmiah

Produk Pembelajaran:
 Dokumentasi Penelitian
 File Presentasi
 Bijinya:
o Kue Kering
o Kacang Sembunyi
o Cokelat Kacang
 Daunnya:
o Pupuk kompos
o Teh herbal untuk ikan hias.

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
mandiri, kerja keras, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
PKn
 Menggali manfaat persatuan dan kesatuan untuk membangun
kerukunan hidup.
 Menyajikan hasil penggalian tentang manfaat persatuan dan kesatuan
untuk membangun kerukunan.

Bahasa Indonesia
 Menganalisis informasi yang disampaikan paparan iklan dari media
cetak atau elektronik.
 Memeragakan kembali informasi yang disampaikan paparan iklan dari
media cetak atau elektronik dengan bantuan lisan dan visual.

24 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
IPS
 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan
masyarakat dibidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan
dan persatuan bangsa.
 Menyajikan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam upaya
menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya
untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.

IPA
 Mengelompokkan materi dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan
komponen penyusunnya (zat tunggal dan campuran).
 Melaporkan hasil pengamatan sifat-sifat campuran dan komponen
penyusunnya dalam kehidupan sehari-hari.

25 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Transportasi Air Masa Depan Di Kanal Makassar”

Kelas IV / Semester II
Oleh: Anita Syahadi, S.Pd
SD Inpres Panaikang I/2
Kota Makassar, Sulawesi Selatan

Permasalahan:

Makassar merupakan kota terbesar dan terpadat ke lima di Indonesia


sehingga masalah transportasi menjadi semakin meresahkan di Kota
Makassar. Pertumbuhan jumlah kendaraan yang tiap tahun meningkat pesat
dan tidak seimbang dengan perluasan jalan raya di kota Makassar sehingga
kemacetan menjadi masalah besar dalam perkembangan di kota Makassar.
Untuk itu kota Makassar layak memperhitungkan pengembangan taksi air
atau pete-pete air sebagai sarana pendukung transportasi massal. Dimana
kelayakan ukuran kanal kota Makassar yang pada umumnya berukuran
besar serta jarak yang panjang.
Dengan adanya masalah ini, siswa – siswi SD Inpres Panaikang I/2 Makassar
melakukan pengamatan, wawancara ke warga sekitar pinggiran kanal,
petugas kesehatan dan petugas pemerintahan daerah dan menyusunnya
dalam satu laporan presentasi yang akan di presentasikan di hadapan guru,
siswa dan pihak terkait lainnya. Siswa membuat transportasi air masa depan
sederhana dan membuat poster tentang alat transportasi air yang akan di
tujukan kepada semua lapisan masyarakat.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi peneliti alat
transportasi air masa depan di kanal kota Makassar.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Petugas PDAM, warga di sekitar pinggir kanal,
petugas kesehatan di Puskesmas, Kepala Sekolah dan guru SD. Inpres
Panaikang I/2 Makassar.

Kegiatan Belajar:

Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:

26 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
1. Siswa mendapatkan penjelasan tentang proyek.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilakukan.

2. Siswa melakukan pengamatan di kanal – kanal Makassar.

Gambar 2. Siswa melakukan pengamatan di kanal – kanal Makassar

Gambar 3. Kanal – kanal di Kota Makassar

27 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
3. Siswa melakukan wawancara dengan masyarakat pinggiran kanal.

Gambar 4. Siswa melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar kanal

4. Siswa melakukan wawancara dengan petugas kesehatan.

Gambar 5. Siswa melakukan wawancara dengan petugas kesehatan

5. Siswa melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru.

Gambar 6. Siswa melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru

6. Siswa menyusun laporan dan membuat poster.

Gambar 7. Siswa menyusun laporan dan membuat poster

28 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
7. Siswa melakukan presentasi laporan.

Gambar 8. Siswa melakukan presentasi dari laporan yang telah mereka buat

8. Siswa mempublikasikan poster yang telah di buat.

Gambar 9. Siswa publikasi dengan poster

Produk Pembelajaran:
 Dokumentasi Penelitian
 File Presentasi
 Poster

Nilai Karakter:
Disiplin, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab, mandiri, kerja keras,
bersahabat / komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Mendeskripsikan hubungan antara SDA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.
 Menyajikan laporan tentang SDA dan pemanfaatannya oleh
masyarakat.
Indikator:
 Menjelaskan berbagai jenis tekhnologi dan SDA yang ada di lingkungan
sekitar, Menyebutkan manfaat SDA.
 Mengelompokkan sumber daya alam hayati dan nonhayati.

29 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Aku Bisa Memasak Dari Matahari”

Kelas IV/ Semester 1


Oleh: Rafii Hamdi, S.Pd.SD
SDN 1 Batulicin,
Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

Permasalahan:
Konversi Minyak tanah ke LPG (Gas) menyisakan kerumitan tersendiri bagi
ibu rumah tangga, penyebab nya adalah pasokan LPG(Gas) yang tidak
memadai, hal ini membuat gas yang seharus nya mudah di dapat menjadi
langka, bahkan harga nya pun makin tinggi untuk ukuran 3kg saja peranah
mencapai harga 40 ribu rupiah, beberapa upaya dilakukan untuk menekan
harga dan mengatasi kelangkaan LPG, diantaranya membuat stasiun
pangkalan di setiap RT, atau beberapa RT bergabung menjadi satu untuk jadi
pangkalan LPG dan itu pun di kelola swasta dengan harga yg ditentukan oleh
pemerintah, dan didistribusikan setiap 1 minggu sekali, hal menarik dalam
kegiatan pendistribusian ini, karena menyebabkan para ibu-ibu mengantri
gas LPG di setiap minggunya, hal ini yang menjadi daya tarik siswa-siswa
SDN 1 Batulicin, Kelas 4/a mereka mempertanyakan kenapa setiap hari
kamis pagi di agen LPG yang ada di belakang sekolah selalu ramai para orang
tua mengantri LPG.
Pertanyan kritis ini membuat saya sebagai guru mengarahkan mereka untuk
melakukan penelitan tentang hal itu, sehingga di akhir penelitian mereka
akan ada produk atau hasil nyata yang dapat membatu mengatasi hal
tersebut, dan saya sebagai guru mengarahkan pemikiran siswa pada
pemanfaatan sumberdaya panas matahari menjadi bahan tepat guna untuk
menjadi “Kompor Bertenaga Surya”.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan sebagai peneliti.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Agen LPG, Masyarakat pengantri LPG.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan permasalahan yang terjadi dan proyek yang akan
dilakukan, memberikan bimbingan kepada siswa cara menyusun laporan
dan mempresentasikan.

30 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Siswa dengan diwakili ketua kelompok melakukan pengecekan terhadap
informasi yang didapat dari teman mereka dengan mengunjungi agen LPG
dan meminta izin untuk melakukan observasi.
3. Anggota kelompok melakukan observasi tentang kelangkaan gas di
wilayah sekitaran sekolah, dan melakukan Tanya jawab dengan para
pembeli.
4. Siswa mulai menghubungkan informasi yang dihimpun dari observasi
tersebut dengan materi pembelajaran yaitu manfaat energi matahari bagi
kehidupan.
5. Secara berkelompok siswa mulai menggali infomasi baik lawat artikel-
artikel di internet untuk manfaat energy matahari bagi kehidupan.
6. Siswa melakukan percobaan menggunakan bahan sederhana untuk
membuat kompor cahaya sebagai salah satu jalan keluar dari
permasalahan yang terlah diteliti.

Produk Pembelajaran:
 Kompor energi matahari
 Presentasi siswa

Nilai Karakter:
Berani, rasa ingin tahu, kreatif, mandiri, kerja keras, bersahabat/
komunikatif.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi,
dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan
bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari).
 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi
tentang berbagai perubahan bentuk.
Indikator:
 Membaca teks informasi yang disajikan dan menggaris bawahi
informasi-informasi penting yang mereka temukan dalam bacaan.
 Memberikan penjelasan kembali terkait dengan topik Sumber energi
yang dapat dan tidak dapat diperbaharui.
 Diberikan kesempatan untuk mencatat hal-hal penting yang mereka
temukan dari bacaan.

31 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Dodol Belimbing”
Kelas V / Semester I
Oleh: Yuliana Hartini, Sp.d
SDN Gandul I
Kota Depok, Jawa Barat

Permasalahan:
Hasil panen buah belimbing sangat melimpah, tetapi masyarakat Depok
belum dapat memvariasikan berbagai macam jenis makanan yang dapat di
olah dengan bahan dasar buang belimbing.
Dengan adanya permasalahan ini siswa di tugaskan untuk melakukan
pengamatan dan wawancara, tentang bagaimana cara memvariasikan
berbagai macam jenis makanan yang diolah dari bahan dasar belimbing.
Setelah melakukan wawancara, siswa menyusun laporan dan membuat
poster untuk di presentasikan dihadapan guru dan teman-temannya yang
ada di sekolah.

Peran siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi pembuat makanan
yang terbuat dari bahan dasar belimbing.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: petani belimbing, dan guru yang ada disekolah.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran adalah:
1. Siswa mendapatkan penjelasan tentang proyek.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilakukan

32 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Siswa melakukan pengamatan ke kebun belimbing.

Gambar 2. Siswa melakukan pengamatan ke kebun belimbing

3. Siswa melakukan pengamatan ke Petani belimbing.

Gambar 3. Siswa melakukan pengamatan ke Petani belimbing

4. Siswa melakukan wawancara ke Petani belimbing.

Gambar 4. Siswa melakukan wawancara ke Petani belimbing

5. Siswa melakukan wawancara guru.


6. Siswa membuat dodol belimbing.

Gambar 5. Siswa membuat dodol belimbing

33 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
7. Siswa melakukan pengemasan dodol belimbing.

Gambar 6. Siswa melakukan pengemasan dodol belimbing

8. Siswa membuat laporan dan membuat poster.


9. Siswa Persentasi laporan.
10. Siswa mempublikasikan poster yang telah dibuat.

Produk pembelajaran:
 Dokumentasi penelitian
 Poster

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
mandiri, kerja keras, peduli lingkungan.

34 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Larutan Pembersih Lantai Dan Pewangi Dengan Bahan Alami“

Kelas V/ Semester 2
Oleh: Wahyu Rajbiah, S.Pd.SD
SDN 1 Padang Panjang,
Tabalong, Kalimantan Selatan

Permasalahan:
Bau kurang sedap dan lantai yang berkerak pada kamar mandi siswa
menjadi permasalahan yang harus tanggulangi. Kondisi kebersihan yang
tidak terjaga menyebabkan lingkungan kamar mandi yang jorok, bukan
hanya di kamar mandi siswa, kamar mandi guru pun demikian halnya.
kondisi lingkungan sekolah terutama pada area publik seperti toilet umum,
lingkungan kelas dan lahan tanam sekolah, dimana mereka menemukan
sumber daya alam yang harus dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan
masalah kebersihan dari kondisi lingkungan mereka.
Dari pengamatan ini siswa mencari informasi tentang pembuatan larutan
pembersih lantai dengan menggunakan bahan alami yang bahan dasarnya
mudah mereka dapatkan dilingkungan sekolah maupun lingkungan rumah
mereka dan searching internet sehingga menghasilkan berbagai macam
temuan/produk dari tanaman toga yang ada di sekitar sekolah untuk
dijadikan bahan dasar dari larutan pembersih lantai, siswa kemudian
mencoba untuk melakukan proses pembuatan produk.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi penyuluh kebersihan
sekolah, analis pembuatan pembersih lantai yang ramah lingkungan, ahli
kesehatan.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: warga sekolah, petugas kesehatan
puskemas/UKS, pengerajin sabun alami tradisional.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan masalah yang terjadi dan proyek yang akan dilakukan,
serta memberikan perangkat penelitian selama proyek berlangsung.

35 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 1. Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilakukan

2. Siswa melakukan pengamatan terhadap kondisi lingkungan sekolah


terutama pada area publik seperti toilet umum, lingkungan kelas dan
lahan tanam sekolah, dimana mereka menemukan sumber daya alam
yang harus dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah
kebersihan dari kondisi lingkungan mereka.

Gambar 2. Siswa pengamatan siswa terhadap kondisi lingkungan sekolah


terutama pada area publik

3. Siswa melakukan wawancara terkait kondisi lingkungan sekolah kepada


guru yang sekaligus menjadi warga terdampak fasilitas umum di
lingkungan sekolah yang tidak bersih dan tidak sehat.

Gambar 3. Siswa melakukan wawancara terkait kondisi lingkungan sekolah


dan fasilitas publik

36 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
4. Dari hasil observasi dan wawancara, siswa menyusun laporan dan
perencanaan pembuatan eksperimen melalui internet untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada dengan memanfaatkan sumber
daya alam disekitar lingkungan sekolah.

Gambar 4. Siswa menyusun laporan dan perencanaan pembuatan eksperimen


melalui internet

5. Siswa melakukan eksperimen dari kegiatan pembuatan cairan pembersih


dengan menggunakan bahan alami yang dapat dicari di sekitar
lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Gambar 5. Siswa melakukan eksperimen dari kegiatan pembuatan cairan


pembersih dengan menggunakan bahan alami

37 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
6. Siswa bersama bapak ibu guru mencoba melakukan kegiatan
pembersihan lingkungan fasilitas sekolah dengan menggunakan cairan
yang telah dibuat.

Gambar 6. Siswa bersama bapak ibu guru mencoba melakukan kegiatan kerja
bhakti dengan menggunakan cairan alami

7. Hasil kegiatan siswa dipamerkan dalam pameran kegiatan hasil IBL dan
ketrampilan sekolah lainnya dihadiri oleh orang tua wali siswa-siswi SDN
1 Padang Panjang.

Gambar 7. Siswa melakukan pameran kegiatan hasil IBL dan ketrampilan


sekolah lainnya dihadiri oleh orang tua wali siswa-siswi SDN 1 Padang Panjang

38 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
ProdukPembelajaran:
 Poster Kampanye eco-toilet
 Cairan pembersih lantai alami

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
mandiri, kerja keras, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Memahami faktor penyebab perubahan benda.
Indikator:
 Menjelaskan faktor-faktor penyebab perubahan benda (pelapukan,
perkaratan, pembusukan) melalui pengamatan.
 Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan pemilihan
benda/bahan untuk tujuan tertentu (karet, logam, kayu, plastik)
dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
 Menyampaikan informasi dari media, mengkritik/memuji,
menceritakan hasil pengamatan/kunjungan, dan memerankan tokoh
cerita.
Indikator:
 Menyampaikan pesan/informasi yang diperoleh dari berbagai media
dengan bahasa yang runtut dan komunikatif.
 Menanggapi (mengritik/memuji) sesuatu disertai alasan dengan
menggunakan bahasa yang santun.
 Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut
dan komunikatif.

39 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Air Bersih Sumber Kehidupan”

Kelas IV/ Semester 2


Oleh: Siti Dwi An’nisaa, S.Pd.
SDN 001 Samburakat,
Berau, Kalimantan Timur

Permasalahan:
Air bersih sangat penting bagi kesehatan manusia. Karena air bersih
dibutuhkan manusia untuk kebutuhan rumah tangga seperti, memasak,
mencuci, dsb. Akan tetapi, jumlah air bersih yang ada saat ini semakin
menipis. Hal tersebut menyebabkan krisis air bersih. Di desa kita,
kebutuhan air bersih bagi warga masyarakat sangat memprihatinkan,
utamanya pada saat musim hujan penyebab dari krisis air bersih ini adalah
pencemaran lingkungan, genangan air pada musim hujan.
Dengan adanya masalah ini, siswa diberi tugas untuk melakukan penelitian,
wawancara dan menyusunnya dalam satu laporan presentasi yang akan di
presentasikan di hadapan guru, siswa dan pihak terkait lainnya. Siswa
membuat filter air bersih sederhana dan membuat sebuah poster tentang
pentingnya air bersih yang ditujukan kepada semua lapisan masyarakat.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi penyuluh kebersihan
sekolah, tim peneliti air.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Masyarakat, Kepala Desa, Guru.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan permasalahan yang terjadi dan proyek yang akan
dilakukan, memberikan bimbingan kepada dalam melaksanakan
kegiatan.
2. Secara berkelompok, siswa melakukan pengamatan tentang air bersih di
lingkungan sekolah, di rumah warga, mengamati air yang berada di
lingkungan sekitar

40 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 1. Siswa melakukan pengamatan tentang air bersih di sekitar sekolah
dan rumah masyarakat

3. Setelah melakukan pengamatan, siswa melakukan wawancara kepada


Kepala Desa, guru, masyarakat sekitar.

Gambar 2. Siswa melakukan wawancara ke masyarakat dan Kepala Desa

4. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat
fiter air bersih. Kemudian siswa yang menemukan sendiri, merakit sendiri
alat dan bahan tersebut sehingga bisa menjadi sebuah filter air bersih.
Tanpa diberikan prosedur kerja oleh guru.

Gambar 3. Siswa melakukan persiapan praktik pembuatan filter air sederhana

5. Siswa membuat filter air bersih sederhana yang telah disiapkan oleh guru.

Gambar 4 Siswa melakukan praktik pembuatan filter air sederhana

41 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
6. Siswa membuat pameran mengenai filter air bersih.

Gambar 5. Siswa membuat pameran inquiry

7. Siswa membuat Majalah Dinding (Mading) tentang pentingnya air bersih


yang ditujukan kepada semua lapisan masyarakat.

Gambar 6. Siswa membuat madding tentang pentingnya air

Produk Pembelajaran:
 Filter air bersih
 Majalah Dinding (Mading)

Nilai Karakter:
Disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,
gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan
teman dalam Bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku .
 Mengamati, mengolah dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan
tentang gaya, gerak, energi pnas, bunyi dan cahaya dalam bahasa
Indonesia, lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.

42 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Indikator:
 Setelah membaca teks, siswa mampu menjelaskan manfaat air bagi
tubuh manusia dengan benar.

IPA
Kompetensi Dasar:
 Mendeskripsikan hubungan antara sumber daya alam dengan
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
 Menyajikan laporan tentang sumber daya alam dan pemanfaatan oleh
masyarakat.
Indikator:
 Menyebutkan manfaat air bagi tubuh.
 Menjelaskan pentingnya minum air putih bagi manusia.

43 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Indah Batikku Lestari Budayaku”

Kelas 5/ Semester 1
Oleh: Putri Aisyah S.Pd., M.AP.
SDN 003 Sangatta Utara
Kutai Timur, Kalimantan Timur

Permasalahan:
Di SDN 003 Sangatta Utara masih banyak siswa yang belum mengetahui
batik khas daerah Kutai Timur, selain itu dilingkungan sekolah SDN 003
Sangatta Utara banyak terdapat somel atau pengerajin kayu pembuat kusen.
Limbah yang dihasilkan dari pembuatan kusen tersebut belum diolah secara
maksimal atau belum dimanfaatkan secara maksimal.
Dengan adanya maslaah ini, siswa ditugaskan untuk melakukan penelitian,
wawancara dan menyusunnya dan akan dipresentasikan dihadapan guru,
siswa dan pihak terkait lainnya. Siswa membuat pewarna alami dari bahan
alam dan membuat poster tentang indah batikku.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi pembuat pewarna dari
bahan alam dan pembatik.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah pengerajin kayu dan guru pembatik.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Siswa mendapat penjelasan tentang proyek.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilakukan

44 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Siswa melakukan pengamatan ke tempat somel kayu.

Gambar 2. Siswa melakukan pengamatan ke tempat somel

3. Siswa melakukan wawancara ke pengerajin kayu.

Gambar 3. Siswa melakukan wawancara ke pengerajin kayu

4. Siswa melakukan wawancara ke guru pembatik.

Gambar 4. Siswa melakukan wawancara ke guru pembatik

5. Siswa membuat pewarna dari limbah somel kayu ulin.

Gambar 5. Siswa membuat pewarna alami untuk batik dari limbah kayu ulin

45 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
6. Siswa membuat pola membatik.

Gambar 6. Siswa membuat pola membatik

7. Siswa melakukan pewarnaan batik dengan pewarna alami yang telah


dibuat.

Gambar 7. Siswa melakukan pewarnaan batik dengan pewarna alami


yang telah dibuat

8. Siswa membuat laporan dan poster.

Gambar 8. Siswa membuat laporan dan poster

46 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
9. Siswa mempresentasikan laporan yang telah dibuat kepada masyarakat.

Gambar 9. Siswa mempresentasikan laporan yang telah dibuat

10. Siswa mempublikasikan produk batik yang telah dibuat.

Gambar 10. Siswa mempublikasikan produk batik khas kutai timur

Produk Pembelajaran:
1. Dokumentasi Penelitian
2. File presentasi
3. Poster
4. Batik khas kutai timur (wakaroros)

Nilai Karakter:
Tanggung jawab, disiplin, percaya diri, cinta tanah air, mandiri, dan kreatif.

47 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Standar Kurikulum:
SBdP
 Memahami prosedur danlangkah kerja dalam berkarya kreatif
berdasarkan ciri khas daerah.
 Membuat Karya kerajinandari ciri khas daerah

IPA
Kompetensi Dasar:
 Mengidentifikasi perubahan yang terjadi dialam
 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan akibat terganggunya
keseimbangan alam akibat manusia, serta memprediksi jika masalah
tersebut tidak diatasi.

48 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Kerajinan Sampah Kertas”

Kelas V/ Semester 2
Oleh: Nurul Fadillah, S.Pd.I
SD Negeri 4 / IV,
Kota Jambi, Jambi

Permasalahan:
Sampah sering kali menjadi masalah utama baik di lingkungan masyarakat
maupun lingkungan Sekolah karena sampah sangat merusak keindahan dan
merupakan sumber penyakit. Dengan adanya masalah ini siswa ditugaskan
untuk melakukan pengamatan dan mencari solusi dari permasalahann
sampah ini. Maka muncul lah ide dari para siswa untuk membuat bubur
kertas dari kertas bekas menjadi sebuah kerajinan yang indah dan memilki
nilai ekonomi.

Peran Siswa:
Dalam Pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi peneliti dan pencari
solusi dalam menangani masalah sampah di Sekolah.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Kepala Sekolah, petugas kebersihan sekolah dan
guru yang ada di Sekolah.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Siswa mendapatkan penjelasan tentang proyek.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang project yang akan dilakukan.

49 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Siswa melakukan pengamatan ke tempat sampah di Sekolah.

Gambar 2. Siswa melakukan pengamatan ke tempat sampah di Sekolah

3. Siswa mulai mencari solusi dalam penanganan sampah terutama sampah


kertas.

Gambar 3. Siswa mulai mencari solusi dalam penanganan sampah terutama


sampah kertas

4. Siswa melakukan proses kegiatan membuat kerajinan dari bubur kertas.

Gambar 4. Proses kegiatan membuat kerajinan dari bubur kertas

50 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Berikut urutan proses kegiatan pembuatan kerajinan dari bubur kertas:
 Alat dan Bahan:
a) Kertas Bekas e) Baskom (wadah)
b) Air f) Cat Poster
c) Tepung Tapioka (kanji) g) Gunting
d) Garam h) Botol Minuman Bekas

 Cara Pembuatan:
a) Siapkan kertas bekas, robek/gunting kertas bekas menjadi
potongan-potongan kecil.
b) Masukan potongan kertas tersebut kedalam baskom/wadah,
Kemudian beri air hangat sampai potongan kertas tersebut
terendam.
c) Beri garam secukupnya, fungsinya mencegah kertas menjadi
busuk selama direndam.
d) Diamkan selama 1-2 hari hingga menjadi lunak.
e) Setelah didiamkan kemudian peras bubur kertas tersebut
(pisahkan kertas lunak dengan air).
f) Buat lem dari tepung kanji, caranya campurkan tepung kanji
dengan air lalu rebus hingga lengket seperti lem (berwarna
bening).
g) Tuangkan lem sedikit demi sedikit pada kertas lunak, lalu uleni
hingga lem merata.
h) Bentuk sesuai keinginan (bisa manual atau menggunakan
cetakan).
i) Jemur kerajinan bubur kertas tersebut, hindari panas matahari
secara langsung.
j) Setelah benar-benar kering cat kerajinan bubur kertas dengan
cat poster agar warnanya cerah.
k) Jemur kembali agar cat kering.
l) Selesai dan siap untuk dipamerkan.

51 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
5. Hasil kerajinan siswa dari bubur kertas.

Gambar 5. Hasil proses kerajinan siswa dari bubur kertas

Produk Pembelajaran:
 Dokumentasi Penelitian.
 Kerajian dari kertas bekas (Tempat tissue, Vas bunga, Tempat pensil,
Tas, Figura Foto, dan lain-lain).

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, tanggung jawab, mandiri,
kerjasama, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Memahami pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber
daya alam di lingkungannya.
 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama
orang-orang di lingkungannya.
Indikator:
 Mengidentifikasi pentingnya pemanfaatan barang bekas sebagai usaha
pelestarian sumber daya alam.
 Mengomunikasikan contoh kegiatan pemanfaatan sampah sebagai
upaya pelestarian sumber daya alam.

52 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
 Membangun pendapat pribadi tentang isi buku sastra (cerita, dongeng,
dan sebagainya).
 Mengomunikasikan secara lisan dan tulisan pendapat pribadi tentang
isi buku sastra yang dipilih sendiri dan dibaca yang didukung oleh.
alasan.
Indikator:
 Menilai komentar terhadap suatu dongeng.
 Menyampaikan komentar lisan dan tulisan terhadap pendapat pada
suatu dongeng.

53 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Alat Penjernihan Air”

Kelas V/ Semester 2
Oleh: Siti Nordinati, S.Pd.I,
SDN 4 Ketapang, Sampit
Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

Permasalahan:
Air yang kita gunakan sehari- hari berasal dari sumber air di antaranya
sumur tradisional, sumur pompa, dan air PAM yang merupakan sumber air
buatan. Danau, sungai laut dan mata air merupakan sumber air alami.
Jumlah air di dunia ini tetap, tetapi semakin lama semakin banyak yang
kotor, sedangkan manusia selalu membutuhkan air bersih. Hal ini juga
terjadi di daerah sekitar sekolah dimana masyarakat memanfaatkan air
sungai sebagai sumber air untuk segala macam urusan rumah tangga.
Meskipun air sudah tercemar dan mempunyai tampilan yang keruh tetap
digunakan.
Melalui proyek inquiri based learning siswa diajak untuk memecahkan
permasalahan yang ada di sekitar mereka dan mereka juga mengalami hal
tersebut.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan sebagai peneliti, petugas PDAM.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Kepala Sekolah, Guru, Masyarakat, petugas
PDAM.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan permasalahan yang terjadi dan proyek yang akan
dilakukan, memberikan bimbingan kepada siswa cara menyusun laporan
dan mempresentasikan.
2. Siswa melakukan pengamatan pengambilan sampel air sungai dan air
sumur yang dipakai oleh masyarakat.

54 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 1. Siswa melakukan pengamatan dan mengumpulkan sample air sungai
dan air sumur yang digunakan masyarakat

3. Siswa melakukan wawancara dengan berbagai pihak, antara lain:


a) Salah satu masyarakat yang memakai air sumur dan air sungai,
masyarakat di daerah kota Sampit kebanyakan meminum air dari hasil
penjernihan yang ada di isi ulang air minum dan ada juga yang
mengendapkan air menggunakan tawas dan kadang kala air tersebut
apabila tidak sesuai takarannya maka air tersebut terasa asam. Air
yang langsung di ambil dari sungai di endapkan terlebih dahulu setelah
itu baru di rebus dan diminum itulah wawancara yang di dapat dari
sebagian masyarakat.

Gambar 2. Siswa melakukan wawancara kepada masyarakat

b) Wawancara dengan petugas PDAM Induk Kotim Sampit Kal-Teng.


Siswa melakukan pengamatan dan melihat proses Air yang diambil
untuk dijernihkan adalah air sungai.
Bahan yang digunakan untuk menjernihkan air di PDAM Induk Kotim
Sampit Kal-Teng diantaranya ada koral dan pasir sebagi penyaring. Air
diendapkan menggunakan tawas (Al2(SO4)3), klorin/ kaporit dengan
takaran tertentu.

55 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 3. Siswa melakukan wawancara dengan petugas PDAM
dan melakukan pengamatan

c) Siswa melakukan wawancara kepada petugas Puskesmas Ketapang 2


Sampit (Bagian Program Kesehatan Lingkungan). Kesimpulan yang di
dapatkan dari wawancara tersebut antara lain:
Air dari sungai dan sumur tidak bisa dipakai untuk minum walaupun
dimasak terlebih dahulu, harus ada penyaringan untuk
menghilangkan partikel senyawa yang ada di air seperti tanah,
binatang kecil- kecil lainnya yang nantinya bisa menyebabkan diare
sedangkan air sungai sudah pasti tercemar dari kotoran manusia dan
bahan kimia lainnya.
Untuk ph normal air adalah 6,5 ini ph air yang sudah dapat
dikonsumsi. Air yang dimasak ketika mendidih dibiarkan 1 menit
terlebih dahulu dengan air yang masih menyala.
Air yang dijernihkan pada isi ulang air cukup untuk tiga hari,
selebihnya air tersebut sudah mengandung bakteri kecil yang harus
kita masak terlebih dahulu.

56 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 3. Siswa melakukan wawancara dengan petugas Puskesmas

4. Untuk menambah informasi lebih banyak tentang cara pembuatan alat


penjernihan air sederhana dan seperti apa air bersih itu.

Gambar 4. Siswa mencari informasi tentang alat penjernih air

5. Siswa menentukan alat dan bahan yang akan digunakan untuk


melakukan percobaan.

Gambar 5. Siswa menentukan alat dan bahan yang akan


digunakan percobaan

Alat penjernihan air sederhana


Alat:
Gunting/Cutter
Bahan :
 Botol bekas minuman  Batu koral
(1500ml)  Arang batok kelapa
 Pasir  Kapas muka
 Batu kerikil

57 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 6. Alat dan bahan penjernih air sederhana

6. Pengolahan alat penjernihan air sederhana sempat gagal dan akhirnya


berhasil dengan mengganti bahan yang digunakan oleh kelas 5 SDN 4
Ketapang.
7. Pada percobaan yang berulang Produk yang dihasilkan adalah Air yang
jernih dan tidak berbau. Berikut proses pembuatan alat penjernih air
sederhana.
Cara pembuatan
a) Potong botol air mineral bagian bawahnya.
b) Balikkan botol mineral.
c) Cuci pasir, batu kerikil/batu koral, serta arang, kemudian jemur
sampai kering.
d) Masukkan kapas muka, pasir halus, batu koral atau kerikil, arang
pasir halus dan kapas muka ke dalam botol mineral.
Cara kerja penyaringan
a) Masukkan air sungai/air sumur kedalam botol mineral dari lapisan
teratas, tampung menggunakan wadah yang diletakkan di bawah
botol.
b) Ulangi penyaringan untuk filtrasi tersebut, tampung hasil kedua
menggunakan gelas plastik lain yang masih kosong.
c) Amati dan bandingkan kondisi fisik air yang dimasukkan ( sebelum
disaring) dengan air yang keluar dari mulut botol ( setelah filtrasi
pertama dan filtrasi kedua.

Gambar 7. Proses pembuatan dan percobaan alat penjernih air sederhana

Bahan yang digunakan sebagai bahan penjernihan air mengandung zat


yang bermanfaat:
a) Pasir menyaring kotoran yang halus.

58 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
b) Kerikil menyaring kotoran yang tidak halus.
c) Kapas menyaring kotoran yang halus (diatur oleh tingkat
ketebalan).
d) Batu koral menyaring kotoran yang halus.
e) Arang menghilangkan bau dan rasa pada air.

Gambar 8. Hasil dari proses penyaringan dari alat penjernih air sederhana

8. Kesimpulan dari alat penjernihan air sederhana yang sudah dibuat oleh
siswa kelas 5 SDN 4 ketapang dapat digunakan untuk air sumur dan air
sungai dalam skala kecil, dan air yang dihasilkan tidak berbau dan jernih.

Gambar 9. Guru dan siswa kelas 5 SDN 4 Ketapang

Produk Pembelajaran:
 Alat penjernih air.
 Presentasi siswa.

Nilai Karakter:
Rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab, teliti.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Mendiskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya.
Indikator:
 Menjelaskan proses daur ulang air.
 Menjelaskan manfaat daur ulang air.

59 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Pentingnya Penghematan Energi”

Kelas VI/ Semester 2


Oleh: Kristina Dwi Wahyuningsih, S.Pd,
SDN 4 Leuwiranji,
Bogor, Jawa Barat

Permasalahan:
Aktifitas manusia yang berhubungan dengan listrik sudah menjadi
kebutuhan, terutama penerangan. Misalnya, belajar mengajar dikelas kurang
maksimal karena mati lampu, ruangan menjadi kurang terang. Pada malam
hari mati lampu siswa tidak dapat mengerjakan tugas PR atau belajar
dirumah. Terganggunya aktivitas bagi ibu rumah tangga, industry,
perkantoran, dan semua aspek kegiatan manusia pada umumnya.
Berdasarkan paparan diatas, peneliti terdorong untuk melaksanakan
penelitian bagaimanakah pemanfaatan listrik dengan kriteria hemat dan
membuat peralatan yang dapat dijadikan sebagai salah satu pembangkit
listrik sederhana.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi peneliti sains.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah Guru.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan masalah yang terjadi dan proyek yang akan dilakukan,
serta memberikan perangkat penelitian selama proyek berlangsung.
2. Siswa dibentuk kelompok kemudian berdiskusi dan melakukan
obeservasi lingkungan dalam ruangan mengenai peralatan yang berkaitan
dengan alat listrik.
3. Kegiatan selanjutnya, siswa juga melakukan percobaan pembuatan karya
kipas angin sederhana dan lampu hias.

60 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 1. Siswa melakukan percobaan pembuatan kipas angin sederhana dan
lampu hias

4. Setelah kegiatan percobaan selesai siswa membuat laporan dalam bentuk


persentasi multimedia dan membuat poster.

Produk Pembelajaran:
 Karya yang menggunakan energi listrik.
 Model kipas angin sederhana.
 Model lampu hias.

Nilai Karakter:
Rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab, mandiri, kerja keras.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Membuat suatu karya/model yang menggunakan energi listrik (kipas
angin sederhana, lampu hias, lampu jalan raya).
Indikator:
 Siswa dapat memahami peta konsep pembuatan kipas angin
sederhana, lampu hias dan lampu jalan raya.
 Siswa dapat menjelaskan kinerja dari karya kipas angin sederhana,
lampu hias dan lampu jalan raya.
 Siswa dapat membuat laporan, dan menjawab pertanyaan berkaitan
dengan karya kipas angin sederhana, lampu hias dan lampu jalan
raya.
 Siswa dapat mengerjakan uji kompetensi, dan latihan.

61 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Hidroponik dengan Prinsip “Heron’s Fountain”

Kelas V/ Semester 2
Oleh: Abas Lesmana, S.Pd.,
SDN 005 Sekupang,
Batam, Kepulauan Riau

Permasalahan:
Lingkungan belajar di SDN 005 Sekupang Batam memiliki luas halaman yang
besar, tetapi sebagian besar berupa bebatuan, sehingga untuk penghijauan
sedikit terbatas. Tujuan kegiatan Inquiri Based Learning (IBL) ini adalah
untuk menciptakan suasana belajar yang kreatifitas serta menyenangkan,
mengenalkan kepada siswa jenis-jenis profesi yang ada di lingkungan
masyarakat, melatih kemandirian siswa ketika berada di tempat umum, serta
menggali jiwa wirausaha siswa.
Dari pengamatan ini siswa mencari informasi tentang bagaimana
memanfaatkan lahan tanam yang sedikit agar dapat dilakukan proses untuk
menanam tanaman produktif, ataupun apotek hidup melalui metode
Hydroponik dengan prinsip Heron’s Fountain.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi Peneliti/Ilmuwan,
Penyuluh kesehatan, Petani Hidroponik.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Petugas kesehatan, Pemilik toko alat dan bahan
tanaman hydroponik/tanaman hias, Petani tanaman hydroponik.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan masalah yang terjadi dan proyek yang akan dilakukan,
serta memberikan perangkat penelitian selama proyek berlangsung.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilakukan

62 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Siswa melakukan pengamatan terhadap lingkungan yang ada di sekolah,
dimana mereka menemukan kondisi lingkungan sekolah dengan lahan
yang cukup luas tetapi bisa dikatakan tanah untuk penghijauan tidak
memadai karena lahan sekolah sebagian besar merupakan batuan.

Gambar 2. Siswa melakukan observasi lingkungan sekolah dengan melihat


kondisi geografis dan bagaimana mereka melakukan pemanfaatan lahan
tersebut

3. Siswa melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah mengenai


kebijakan-kebijakan dan agenda sekolah dalam pemanfaatan lingkungan.

Gambar 3. Siswa melakukan wawancara terkait kondisi lingkungan sekolah

4. Siswa kemudian melakukan kunjungan kepada petani yang


memanfaatkan model tanam hydroponic dan melakukan wawancara.

Gambar 4. Siswa melakukan wawancara terhadap pembudidaya tanaman hias


dan tanaman produktif

5. Dari proses observasi serta wawancara, siswa mencoba untuk melakukan


kegiatan pengolahan bahan plastik, dan mencoba membuat pompa untuk
proses aliran air tanpa listrik dengan menggunakan prinsip “Heron’s
Fountain” yang sudah diberikan arahan oleh guru.

63 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 5. Siswa melakukan praktikum dengan memanfaatkan botol bekas
sebagai media tanam dengan sistem hidroponik dengan proses aliran air
menggunakan ptinsip “Herons Fountain”

Produk Pembelajaran:
 Hasil Wawancara Narasumber.
 Taman Hidroponik dengan aliran air dengan menggunakan metode Air
Mancur Heron (Heron’s Fountain).

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
mandiri, kerja keras, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
Matematika
Kompetensi Dasar:
 Menjelaskan perbandingan dua besaran yang berbeda
(kecepatan,sebagai perbandingan jarak dengan waktu, debit sebagai
perbandingan volume dan waktu)

64 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
 Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks
nonfiksi
 Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan
latar cerita yang terdapat pada teks fiksi dan komunikatif

IPA
Kompetensi Dasar:
 Menganalisis siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta
kelangsungan mahluk hidup.
 Membuat karya tentang skema siklus air berdasarkan informasi dari
berbagai sumber.

IPS
Kompetensi Dasar:
 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan
masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan
dan persatuan bangsa Indonesia serta hubungannya dengan
karakteristik ruang.
 Menyajikan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam upaya
menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya
untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.

65 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Pemanfaatan Kotak Konveksi Untuk
Pembuktian Perpindahan Panas”

Kelas V/ Semester 2
Oleh: Juhrani, S.Pd,
SDN 1 Sungai Danau,
Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

Permasalahan:
Rendahnya prestasi belajar murid bisa disebabkan oleh faktor dari dalam
murid, seperti kurangnya minat murid dalam belajar, dan faktor dari yang
berasal dari luar seperti media pembelajaran, lingkungan belajar dan metode
mengajar guru. Kurangnya minat murid dalam belajar bisa disebabkan
karena kurangnya motivasi dari guru dalam memberikan pembelajaran.
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran juga sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar murid, kecenderungan guru yang selalu
menggunakan metode ceramah bisa menyebabkan kebosanan pada murid
selama mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga menjadi pasif dan kurang
termotivasi dalam belajar, dan tentu saja kemungkinan besar murid akan
sulit untuk memahami materi. Maka ketika dilaksanakan evaluasi hasilnya
menunjukkan bahwa penguasaan murid pada materi ini agak kurang
mampu dan masih banyak nilai murid yang belum tuntas. Oleh sebab itu,
guru perlu memecahkan masalah ini agar pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan yang telah ditetapkan dapat terealiasasi.

Berdasarkan paparan diatas, peneliti terdorong untuk melaksanakan


penelitian dengan pemanfaatan kotak konveksi dalam pengelolaan proses
pembelajaran, agar pembelajaran lebih bermakna sehingga dapat
dilaksanakan. Dengan harapan aktivitas, pemahaman, hasil belajar murid
dapat meningkat. Bertujuan dapat mendukung siswa melihat dan
menghayati bagaimana materi, selanjut menstimulasi daya nalarnya dalam
mengerjakan dan menjawab soal.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi peneliti sains.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah Guru.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:

66 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
1. Guru menjelaskan masalah yang terjadi dan project yang akan dilakukan,
serta memberikan perangkat penelitian selama proyek berlangsung.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilakukan

2. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian berdiskusi dan


mengidentifikasi lingkungan dalam ruangan dengan melihat langsung ke
dalam kelas pada saat siang hari, sehingga dapat dirubah melalui
perpindahan panas.

Gambar 2. Siswa melakukan diskusi kelompok

3. Siswa melakukan identifikasi siswa mulai membuat pertanyaan sebagai


bahan wawancara kepada pihak yang bertanggungjawab, seperti ke guru
dan masyarakatn sekitar.
4. Selanjutnya secara berkelompok, siswa melakukan wawancara.
5. Setelah melakukan wawancara dengan narasumber hasil yang dapat
dikembangkan lagi menjadi bahan laporan kegiatan dengan
membandingkan studi literature(sumber internet), siswa melakukan
percobaan dengan menggunakan kotak konveksi untuk pembuktian
perpindahan panas, secara bergantian sesuai kelompok yang sudah
ditentukan.

Gambar 3. Siswa melakukan percobaan dengan menggunakan kotak konveksi


untuk pembuktian perpindahan panas

67 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Cara membuat:
a) Siapkan kotak kaca tanpa tutup (jika tidak ada bisa diganti dengan
kotak plastik yang transparan /bening) dengan ukuran 20 cm × 9
cm × 10 cm.
b) Buat tutup kotak dari kertas karton dengan ukuran 20 cm × 10 cm.
c) Lapisi tutup (karton) dengan kertas alumunium foil.
d) Buat dua lubang (Lingkaran) di sisi kanan dan kiri tutup dengan
diameter masing-masing ± 3 cm.
e) Letakkan kedua semprong pada tutup tersebut, dengan
memasukkan bagian bawah semprong ke dalam lubang.
f) Tutupkan ke kotak kaca.

Cara kerja alat:


a) Letakkan lilin di salah satu sisi dalam kotak kaca dan nyalakan.
b) Tutup kotak kaca dengan penutup yang sudah terpasang
semprongnya.
c) Pegang dan rasakan kondisi bagian kotak kaca/semprong yang
dekat dengan nyala/panas lilin.
d) Nyalakan obat nyamuk bakar kemudian dekatkan ke cerobong
semprong yang terdapat lilin di bagian bawah.
e) Amati arah pergerakan asap/udara/panas dalam kotak kaca
ataupun dalam semprong.
f) Coba kembali dengan mendekatkan nyala obat nyamuk tadi ke
cerobong yang lain (yang tidak terdapat lilin di bawahnya).
g) Amati arah pergerakan panas/asap/udara.

Percobaan ini menunjukkan bahwa:


a) Panas dapat berpindah melalui benda gas (udara).
b) Panas berpindah karena ada perbedaan suhu/tekanan udara.
c) Panas/kalor berpindah dari suhu bertekanan tinggi menuju suhu
yang rendah (dingin).

6. Seletah kegiatan di ruangan, siswa juga melakukan percobaan dihalaman


sekolah yang disaksikan oleh siwa lain.

Gambar 4. Siswa melakukan percobaan dan pameran di luar kelas

7. Setelah kegiatan percobaan selesai siswa membuat laporan dalam bentuk


persentasi multimedia dan membuat poster.

68 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Produk Pembelajaran:
 Laporan penelitian.
 Presentasi mutmimedia.
 Poster perpindahan panas menggunakan kotak konveksi.

Nilai Karakter:
Rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab, mandiri, kerja keras.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Mendeskripsikan energi panas yang terdapat di lingkungan sekitar
serta sifat-sifatnya.
Indikator:
 Menyebutkan contoh sumber-sumber energi panas dan kegunaannya.
 Mendemonstrasikan perpindahan panas (konduksi, konveksi dan
radiasi)

69 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Garamku Sumber Cahayaku”

Kelas IV / Semester I
Oleh: Muhartin, S.Pd
SDN 07 Baruga
Kota Kendari, Sulawesi Tenggara

Permasalahan:
Di Kota Kendari khususnya di Kecamatan Baruga sering terjadi pemadaman
listrik yang mengakibatkan bel lisrik yang ada di SDN 07 Baruga tidak
berfungsi sehingga murid dan guru tidak mengetahui pergantian jam
pelajaran dan juga terkadang persediaan air berkurang karena dinamo air
tidak berputar.
Dengan adanya masalah tersebut, siswa kelas IV SDN 07 Baruga diberi tugas
untuk melakukan pengamatan dan wawancara tentang seringnya terjadi
pemadaman listrik. Setelah melakukan observasi dan wawancara, siswa
menyusun laporan dan membuat poster kampanye hemat energi agar dapat
dipresentasikan kepada guru dan teman-teman yang ada di sekolah.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa kls IV berperan sebagai pegawai PLN.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Petugas/pegawai PLN Cabang Kendari, dan Guru
SDN 07 Baruga.

Kegiatan Belajar:
Aktivitas siswa yang dilakukan selama pembelajaran adalah:
1. Siswa mendapatkan penjelasan dari guru tentang proyek.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang project yang akan dilakukan

70 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Siswa melakukan Pengamatan.

Gambar 2. Siswa melakukan pengamatan terhadap mesin air sekolah

3. Siswa melakukan wawancara kepada guru di sekolah.

Gambar 3. Siswa melakukan wawancara kepada salah satu guru disekolah

4. Siswa melakukan wawancara ke Kantor Cabang PLN.

Gambar 4. Siswa melakukan wawancara ke PLN

5. Siswa melakukan percobaan.

Gambar 5. Siswa melakukan percobaan dari air garam


menjadi energy listrik pada lampu LED

71 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
6. Siswa membuat laporan dan membuat poster.

Gambar 6. Siswa membuat laporan hasil penelitan dan poster hemat energy

7. Siswa mempresentasikan hasil laporan.

Gambar 7. Siswa melakukan presentasi hasil laporan yang telah dibuat oleh
masing-masing kelompok.

8. Siswa mempublikasikan poster yang telah dibuat.

Gambar 8. Siswa mempublikasikan poster kampanye hemat energi di


Halaman sekolah

72 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Produk Pembelajaran:
 Rangkaian energy alternative dari air garam.
 Poster tentang kampanye hemat energi listrik.

Nilai Karakter:
Rasa ingin tahu, Disiplin, Berani, Bertanggung Jawab, Percaya diri, kreatif.

Standar Kurikulum
IPA
Kompetensi Dasar:
 Memahami berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan
sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan
bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari.
 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi
tentang berbagai perubahan bentuk energi.
Indikator:
 Mengidentifikasi manfaat air garam sebagai sumber energi alternative
dalam kehidupan sehari-hari.
 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang perubahan bentuk
energy pada air garam.

IPS
Kompetensi Dasar:
 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan Sumber Daya
Alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten
sampai tingkat provinsi.
 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan
Sumber Daya Alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat
kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara
menggunakan daftar pertanyaan.
 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosa kata baku dan
kalimat efektif dalam bentuk teks tulis.

73 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Air Cucian Berasku Kaya Manfaat”
(Pembuatan Nata de Rice dari air bekas cucian beras)

Kelas V / Semester I
Oleh: Suharman, S.Pd
SDN 008 Loa Janan Ilir
Kota Samarinda, Kalimantan Timur

Permasalahan:
Tanpa kita sadari proses memasak nasi sehari–hari melalui proses pencucian
beras ternyata menyisahkan beberapa zat yang masih bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Dalam air bekas cucian beras masih mengandung
beberapa zat yang sangat bermanfaat diantaranya karbohidrat dan Vitamin
B.
Dengan adanya permasalah ini, dan potensi besar untuk dapat dimanfaatkan
menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis maka guru menugaskan kepada
siswa untuk melakukan percobaan dengan mencari beberapa referensi yang
ada di buku maupun internet tentang bagaimana cara memanfaatkan dan
membuat produk turunan dari air bekas cucian beras. Setelah melakukan
percobaan siswa menyusun laporan dan dipresentasikan di hadapan guru
dan teman-teman yang ada di sekolah.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi peneliti dalam
percobaan membuat produk turunan dari air cucian beras.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Masyarakat sekitar, pengusaha penggilingan padi,
dinas pertanian, pengusaha natta.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran
1. Siswa mendapatkan penjelasan materi proyek dari guru.

Gambar 1. Siswa mendapatkan penjelasan materi proyek

74 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Siswa melakukan pengamatan ke sawah dekat sekolah.

Gambar 2. Siswa Siswa melakukan pengamatan ke sawah dekat sekolah

3. Siswa melakukan pengamatan di penggilingan padi untuk mengetahui


proses pemisahan padi menjadi beras.

Gambar 3. Siswa melakukan pengamatan ke tempat penggilingan padi

4. Siswa melakukan pengamatan pembuangan air bekas cucian beras.

Gambar 4. Siswa melakukan pengamatan pembuangan air bekas cucian beras

75 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
5. Siswa melakukan diskusi kelompok.

Gambar 5. Siswa melakukan diskusi kelompok

6. Siswa melakukan wawancara di dinas pertanian.

Gambar 6. Siswa melakukan wawancara di dinas pertanian

7. Siswa melakukan penampungan air bekas cucian beras.

Gambar 7. Siswa melakukan penampungan air bekas cucian beras

76 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
8. Siswa mempersiapkan bahan pembuatan nata de rice.

Gambar 8. Siswa mempersiapkan bahan pembuatan nata de rice

9. Siswa melakukan pembuatan nata de rice.

Gambar 9. Siswa melakukan praktek pembuatan nata de rice

10. Nata de rice hasil kerja praktik siswa.

Gambar 10. Nata de rice hasil praktek siswa

77 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
11. Siswa melakukan diskusi presentasi.

Gambar 11. Siswa melakukan diskusi kelompok

Gambar 12. Siswa melakukan presentasi hasil kerja kelompok

Produk Pembelajaran:
 Dokumentasi Penelitian siswa.
 File Presentasi.
 Buku karya literatif.

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
mandiri, kerja keras, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Sistem pencernaan pada manusia dan hubungan antara makanan
dan kesehatan.

78 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Terarium Lumut Ekosistem Dalam Botol Kaca”

Kelas V/ Semester 2
Oleh: Mastinah, S.Pd,
SDN 009 Batu Sopang,
Paser, Kalimantan Timur

Permasalahan:
Pada masa sekarang ini lahan semakin sempit dan digantikan dengan
perumahan dan gedung-gedung tinggi serta banyak orang yang tidak
mempunyai waktu serta lahan yang sempit, membuat banyak orang malas
berkebun. Padahal banyak keuntungan yang akan kita dapat dari kegiatan
berkebun salah satunya yaitu terarium, terarium yaitu seni menempatkan
tanaman dalam kaca yang merupakan salah satu cara berkebun yang cocok
diperkotaan karena tidak memerlukan lahan yang luas dan memiliki nilai
seni yang tinggi. Selain itu desain yang unik bisa digunakan untuk meghias
ruangan dan terarium sudah banyak digunakan digunakan dalam bidang
botani seperti penelitian.
Selain berguna untuk penelitian dan memiliki nilai seni, terarium merupakan
salah satu cara untuk memanfaatkan limbah botol kaca serta tanaman hias
atau lumut yang ditanam didalamnya berguna untuk mengurangi polusi.
Desainya yang cantik dan ukuran bermacam-macam membuat terarium
dipilih sebagai urban gardening serta untuk pembelajaran tentang ilmu
pengetahuan alam tentang ekosistem.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi peneliti lingkungan,
petugas pameran.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Warga Sekolah, Petugas Kesehatan
Puskemas/UKS, Pengerajin sabun alami tradisional.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan tentang apa kegunaan terarium.
2. Guru menjelaskan tentang penelitian apa saja yang dapat ditanam
didalam terarium.
3. Siswa mengajukan pertanyaan yang akan diajukan.
4. Siswa melakukan persentasi tentang hasil penelitian terarium lumut
ekosistem dalam botol kaca.

79 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
5. Siswa melakukan tanya jawab dengan Guru.
6. Siswa melakukan praktik pembuatan terrarium.
a. Siswa menyiapkan alat dan bahan.
Alat :
• Gunting.
• Sendok.
• Sumpit.
Bahan:
• Lumut atau tanaman • Batu atau kerikil.
lainya yang dapat hidup • Pasir halus.
dalam terarium seperti • Tanah humus.
sukulen, kaktus mini, • Batu hias atau miniatur.
pakis dan lain-lain. • Toples kaca bekas.
b. Bersihkan wadah kaca. Jika wadah yang digunakan kotor dapat
menumbuhkan bakteri dari waktu ke waktu, jadi cuci bersih wadah
sebelum digunakan.
c. Tambahkan batu kecil atau kerikil kedalam toples kaca setinggi 2,5 cm
sebagai drainase.
d. Lalu tambahkan pasir halus setinggi 1 cm.
e. Dan kemudian tambahkan tanah humus setinggi 3 atau 5 cm. Tekan
dengan lembut untuk mencegah kantong udara dan menaikkan
permukaan.
f. Tanam lumut atau tanaman lainya sesuai selera dengan bantuan
gunting dan sumpit kayu untuk membuat lubang tanam. Kita juga bisa
menambahkan berbagai macam miniatur seperti rumah mini atau batu
hias sebagai dekorasi atau kita juga bisa menambahkan hewan kecil
didalamnya seperti semut, cacing dan lain-lain sehingga terarium
tampak seperti ekosistem sungguhan.
g. Dan jangan lupa untuk meletakan terarium di tempat yang teduh
namun terdapat cahaya. Dan ini adalah hasil dari terarium yang sudah
dibuatnya.
7. Siswa mengambil gambar sebagai dokumentasi.

Gambar 1. Terarium yang sudah dibuat

80 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
8. Siswa mengamati hasil penelitian yang mereka dapatkan.
9. Siswa mempersentasikan hasil penelitian.

Produk Pembelajaran:
 Terarium dari toples kaca bekas, media atau wadah yang terbuat dari
kaca atau plastik.

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
mandiri, kerja keras, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Dilingkungan sekolah dan dirumah dibiasakan anak menanam atau
berkebun.
Indikator:
 Terarium adalah seni menempatkan tanaman dalam kaca yang colok
untuk diperlukan.
 Terarium Lumut Ekosistem dalam botol kaca ini memberikan manfaat
bagi lingkungan sekitar.

81 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Airku Jernih, Hidupku Sehat”

Kelas V (Lima) / Semester 2


Oleh: Riyan Juanda, S.Pd.,
SDN 014 Tarakan,
Tarakan, Kalimantan Utara

Permasalahan:
Masyarakat Kota Tarakan mengeluhkan seringnya terjadi kekurangan air
bersih dan bahkan aliran air PDAM yang mengalir ke rumah-rumah
penduduk sering mengalami kemacetan dan biasanya air yang keluar dari
kran keruh dan agak berbau.
Untuk itu siswa kelas 5 SDN 014 Gunung Belah Tarakan diberikan tugas
untuk melakukan penelitian, dan wawancara tentang proses penjernihan air
di PDAM mulai dari waduk penampungan sampai menjadi air bersih. Siswa
juga ditugaskan untuk membuat alat penjernih air sederhana yang bisa
digunakan oleh masyarakat khususnya warga sekitar sekolah.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan sebagai petugas PDAM.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: guru, siswa, masyarakat sekitar, pegawai PDAM.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan permasalahan yang terjadi dan proyek yang akan
dilakukan, memberikan bimbingan kepada dalam melaksanakan
kegiatan.
2. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok untuk melakukan observasi ke waduk
penampungan PDAM Tarakan.

Gambar 1. Siswa melakukan observasi ke waduk penampungan air di Tarakan

82 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
3. Secara berkelompok siswa melakukan pengamatan dan penelitian dengan
melakukan wawancara kepada petugas PDAM mengenai proses
pengelolaan air bersih.

Gambar 2. Siswa melakukan wawancara kepada petugas PDAM mengenai proses


pengelolaan air bersih

4. Dari proses observasi serta wawancara, siswa menyusun laporan


kunjungan dan presentasi mengenai proses pengolahan air.

Gambar 3. Siswa melakukan presentasi hasil observasi yang mereka lakukan

5. Siswa membuat poster tentang hemat dalam menggunakan air.

Gambar 4. Siswa membuat laporan observasi dan melakukan presentasi serta


membuat poster tentang hemat air

Produk Pembelajaran:
 Alat penjernih air.
 Poster tentang proses penjernihan air.
 Hasil percobaan tentang alat penjernih air.

83 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Nilai Karakter:
Berani, rasa ingin tahu, kreatif, mandiri, kerja keras, bersahabat/
komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya.
Indikator:
 Menjelaskan pentingnya air.
 Menggambarkan proses daur air dengan menggunakan diagram atau
gambar.

84 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Memanfaatkan Limbah Plastik”

Kelas III/ Semester 1


Oleh: Eny Endriyani, S.Pd.,
SDN 1 Batulicin,
Banyuasin, Sumatera Selatan

Permasalahan:
Untuk menumbuhkan kreatifitas siswa dalam memanfaatkan barang yang
berdaya guna sejak dini, maka pada tahun ini siswa SDN 21 Banyuasin 1
mulai dikenalkan program pembelajaran Inquiri Based Learning (IBL) dimana
dalam program ini siswa melaksanakan berbagai rangkaian kegiatan
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas sehingga siswa
menemukan sendiri, dengan bimbingan guru sebuah proyek belajar yang
berjudul “Memanfaatkan Limbah Plastik” hal ini dikarenakan lingkungan
sekolah membuka ruang untuk pedagang berjualan di luar lingkungan
sekolah, karena lahan sekolah yang tidak memadai untuk membuat kantin
secara mandiri. Hal ini menyebabkan banyaknya sampah makanan dan
sampah plastik bekas minuman yang selalu ada di tempat sampah sekolah.
Tujuan kegiatan Inquiri Based Learning (IBL) ini adalah untuk menciptakan
suasana belajar yang kreatifitas serta menyenangkan, mengenalkan kepada
siswa jenis-jenis profesi yang ada di lingkungan masyarakat, melatih
kemandirian siswa ketika berada di tempat umum, serta menggali jiwa
wirausaha siswa.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan sebagai pedagang dan perajin
produk dari bahan bekas.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Pedagang, Masyarakat, RT, Kades, Kadus.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan permasalahan yang terjadi dan proyek yang akan
dilakukan, memberikan bimbingan kepada siswa cara menyusun laporan
dan mempresentasikan.

85 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 1. Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilakukan

2. Siswa membaca teks tentang lingkungan bersih dan lingkungan yang


kotor.
3. Secara berkelompok siswa melakukan pengamatan dan penelitian dengan
melakukan wawancara.
4. Dari proses observasi serta wawancara, siswa mencoba untuk melakukan
kegiatan pengolahan sampah plastik, mulai dari proses pengumpulan dan
pemisahan sampah.

Gambar 2. Siswa melakukan pengelompokan sampah sesuai dengan bentuk dan


ukuran

5. Sesuai dengan arahan guru, sampah plastik yang telah dipisahkan dan
dikelompokkan oleh siswa kemudian dibentuk dengan berbagai kreasi
kerajinan yang menghasilkan karya seni dan nilai jual.

86 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 3. Siswa membuat kerajinan dengan memanfaatkan sampah plastik

Produk Pembelajaran:
 Laporan penelitian berupa presentasi membuat barang – barang yang
berguna dari cangkir bekas minuman.
 Kerajinan dari plastik.

Nilai Karakter:
Berani, rasa ingin tahu, kreatif, mandiri, kerja keras,
bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan
dan upaya menjaga kesehatan
Indikator:
 Membedakan ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat
berdasarkan pengamatan.
 Mendekripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap
kesehatan.
 Menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan.

87 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Air Ku Jernih karena Bapa dan Iska”

Kelas V/ Semester 2
Oleh: Nurbaiti, S.Pd.,
SDN 27 Pontianak Tenggara,
Pontianak, Kalimantan Barat

Permasalahan:
Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Indonesia dan terletak
strategis di Kota Pontianak yang bermanfaat bagi penduduk di sekitarnya.
Manfaat sungai Kapuas sebagai sarana angkutan air, juga sebagai
kebutuhan untuk memenuhi persediaan air sebagai sumber air ledeng
PDAM, banyak warga secara langsung mandi dan mencuci di sungai.
Akhir-akhir ini, kualitas air dari segi kejernihan semakin hari semakin turun,
hal ini disebabkan tercemarnya air dari limbah rumah tangga, sampah, dan
penambangan di hulu sungai. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalah
kualitas dari kejernihan air, peserta didik melakukan penelitian untuk
mencari solusi permasalaha tersebut.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan sebagai Petugas PDAM, Ahli
Lingkungan/Tata Kota Lingkungan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah Ketua RT, Pimpinan PDAM Kota Pontianak, Kepala
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak, Kepala Dinas Perumahan Rakyat,
Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Peserta didik menyimak paparan topik sungai dan manfaatnya dari guru.
Dan melakukan tanya jawab tentang topik atau masalah yang
ditampilkan.

Gambar 1. Peserta didik menyimak paparan topik sungai dan manfaatnya

88 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Peserta didik mengamati dan mencatat aktivitas masyarakat yang
memanfaatkan sungai Kapuas pada pagi hari.

Gambar 2. Siswa melakukan pengamatan dan mencatat aktivitas warga

3. Secara berkelompok, siswa melakukan penelitian dengan melakukan


wawancara petugas lingkungan (Ketua RT 02) mengenai program
kepedulian kebersihan terhadap sungai Kapuas.

Gambar 3. Siswa melakukan pengamatan dan mengumpulkan bahan untuk


dilakukan proyek

4. Siswa mencari informasi dengan mengobservasi pengolahan air leding dari


PDAM, wawancara peran serta PDAM bagi lingkungan sekitarnya.
5. Siswa melakukan wawancara mengenai kerja sama dan upaya
melestarikan sungai Kapuas dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota
Pontianak dan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan
Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat.

Gambar 4. Siswa melakukan wawancara mengenai kerja sama dan upaya


melestarikan sungai Kapuas dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
dan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup
Provinsi Kalimantan Barat

6. Dengan observasi dan wawancara, siswa berdiskusi dan membuat suatu


produk dengan memanfaatkan bahan dari alam untuk menjernihkan air
sungai kapuas.
7. Siswa melakukan uji coba dengan menyaring air sungai kapuas dan air
parit (air gambut) untuk menjawab hipotesis.

89 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 5. Siswa melakukan uji coba dengan menyaring air sungai Kapuas dan
air parit (air gambut) untuk menjawab hipotesis

Gambar 6. Siswa menulis hipotesis dari hasil percobaan yang telah dilakukan

8. Siswa mempresentasikan alat penyaringan air.


9. Siswa membuat poster kampanye inkuiri dengan membuat spanduk di
tepi sungai.

Gambar 7. Siswa membuat poster kampanye dengan membuat spanduk di tepi


sungai
10. Siswa membuat tindak lanjut dengan membuat surat untuk PDAM, Dinas
Lingkungan Kota dan Provinsi agar tetap konsisten melestarikan air
sungai Kapuas.

Gambar 7. Siswa membuat tindak lanjut dengan membuat surat untuk PDAM,
Dinas Lingkungan Kota dan Provinsi

Produk Pembelajaran:
Siswa akan mengembangkan laporan penelitian berupa laporan MS Word
dan membuat alat penyaring air.

90 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Nilai Karakter:
Berani, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab, mandiri, kerja keras,
bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya.
 Mendeskripsikan perlunya penghematan air.
Indikator:
 Mengidentifikasi manfaat air dari proses daur air.
 Menjelaskan dampak dari daur air.
 Memberi contoh kegiatan yang dapat memengaruhi daur air.

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan
(catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memerhatikan
penggunaan ejaan.
Indikator:
 Siswa menulis laporan dari informasi menggunakan ejaan yang benar
 Siswa menulis isi laporan dengan runtut.

SBK
Kompetensi Dasar:
 Menyiapkan karya seni rupa yang diciptakan untuk pameran kelas.
Indikator:
 Siswa dapat membuat pameran berdasarkan tema yang telah
ditentukan.

91 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Pemanfaatan Biji Durian”

Kelas V/ Semester 2
Oleh: Ernando, S.Pd.,
SDN 28 Muaraenim,
Muaraenim, Sumatera Selatan

Permasalahan:
Lingkungan disekitar sekolah dan wilayah yang berada di daerah Muara
Enim banyak sekali pohon durian. Sehingga pada saat musim panen durian,
banyak sekali durian yang dijajakan disekitar sekolah dan muara enim.
Kebanyakan orang makan durian hanya memakan buahnya saja, biji nya
banyak dibuang, sehingga biji buah durian banyak berserakan terbuang
percuma. Melalui pembelajaran berbasis inkuiri siswa SDN 28 Muara Enim
akan mengolah biji durian menjadi barang yang bermanfaat.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan sebagai peneliti.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Kepala Sekolah, Guru, Masyarakat, Penjual
durian.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan permasalahan yang terjadi dan proyek yang akan
dilakukan, memberikan bimbingan kepada siswa cara menyusun laporan
dan mempresentasikan.
2. Siswa melakukan pengamatan di tempat penjual durian serta
mengumpulkan sisa dari biji durian.

Gambar 1. Siswa melakukan pengamatan dan mengumpulkan bahan untuk


dilakukan proyek

3. Siswa melakukan wawancara kepada Audience untuk mencari tahu


manfaat biji durian.

92 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
4. Siswa melakukan browsing internet tentang manfaat dan cara pengolahan
biji durian.
5. Siswa berdiskusi dan berkolaborasi untuk membuat produk yang akan
dihasilkan dari olahan biji durian.

Gambar 2. Siswa melakukan pengolahan biji durian

6. Siswa mempresentasikan hasil olahan biji durian di muka kelas dan


dihadapan para audience.

ProdukPembelajaran:
 Olahan dari biji durian (tepung durian dan keripik biji durian).
 Presentasi siswa.

Nilai Karakter:
Berani, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab, mandiri, kerja keras,
bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Memahami sistem pencernaan manusia.
Indikator:
 Mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah pada manusia.

93 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Air Kelapa Dan Gula Pasir Menjadi Permen”

Kelas 3/ Semester 2
Oleh: Jusmaman Ahmad, S.Pd.
SDN 65 Kota Ternate
Ternate, Maluku Utara

Permasalahan:
Akhir-akhir ini Masyarakat kota Ternate susah mencari permen gula tare
yang merupakan makanan cimilan khas/tradisional karena kalah bersaing
dengan permen hasil olahan pabrik yang masuk ke pasaran. Sehingga Siswa
diberi tugas membuat kembali gula tarenya sehinga tidak hilang di telan
zaman.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan mempraktekkan cara membuat air
kelapa dan gula pasir menjadi permen.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Kepala sekolah Guru dan Siswa, Orang tua siswa.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan permasalahan yang terjadi dan Siswa dibagi menjadi
5 kelompok.
2. Guru dan siswa menyiapkan bahan dan alat.
Bahan : Alat :
 Air Kelapa  Kompor
 Gula pasir  Kuali
 Bambu
 Sudet

Gambar 1. Siswa dan guru menyiapkan alat dan bahan

94 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
3. Bersama kelompok siswa mendiskusikan bagaimana cara membuat air
kelapa dan gula pasir menjadi permen.

Gambar 2. Siswa melakukan pengamatan dan mendiskusikan bagaimana cara


membuat air kelapa menjadi permen

4. Siswa bersama kelompok mencoba mempraktekkan proses perubahan air


kelapa dan gula pasir menjadi permen berdasarkan hasil diskusi.

Gambar 3. Siswa mempraktekkan perubahan air kelapa dan gula pasir menjadi
permen

5. Siswa bersama kelompok membuat laporan dan poster tentang proses


perubahan Air Kelapa dan gula pasir menjadi Permen.

Produk Pembelajaran:
 Air Kelapa Dan Gula pasir Menjadi Permen.
 Hasil Percobaan Tentang Proses perubahan Air Kelapa dan gula pasir
Menjadi permen.

Nilai Karakter:
Rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab, teliti.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Perubahan Wujud Benda Cair Menjadi Benda Padat.
Indikator
 Siswa dapat menyebutkan sifat benda cair.
 Siswa dapat menyebutkan sifat benda padat.

95 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Pemanfaatan Lidah Buaya Dan Limbahnya”

Kelas III / Semester I (Ganjil)


Oleh: Mardiana, S.Pd.
SDN 65 Pekanbaru
Pekanbaru, Provinsi Riau

Permasalahan:
SDN 65 Pekanbaru telah membudidayakan tanaman lidah buaya yang
memiliki manfaat yang sangat banyak antara lain untuk bahan makanan,
obat- obatan ( minuman herbal), dan untuk pertanian, sehingga membuat
semua bagian dari tanaman lidah buaya dapat dimanfaatkan.
Dan juga untuk meningkatkan kewirausahaan maka siswa-siswi kelas 3 SDN
65 Pekanbaru melakukan pmbelajaran dengan cara meneliti tanaman lidah
buaya dan menjadikan suatu produk yang dapat di jadikan barang yang
bernilai jual.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa berperan menjadi kameramen, penulis, ahli
gizi, juru masak, pengamat, pembicara.

Narasumber:
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran ini sebagai narasumber
adalah: petani lidah buaya, Puskesmas Rumbai Pesisir bagian ahli gizi,
Kantor lurah meranti pandak, UPT. Pengujian dan sertifikasi mutu barang
disperindag Provinsi Riau, Fakultas pertanian Universitas Lancang Kuning,
Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Walimurid dan seluruh warga SDN 65
Pekanbaru.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari dan model
pembelajaran yang akan digunakan.

Gambar 1. Guru sedang menjelaskan tentang materi dan metode yang akan
digunakan dalam pembelajaran.

96 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Siswa melakukan pengamatan sumber daya alam yang ada di lingkungan
sekolah.

Gambar 2. Siswa sedang mengamati sumber daya alam di lingkungan


sekolah yang dapat diolah

3. Siswa berkunjung ke petani lidah buaya untuk mencari informasi tentang


lidah buaya.

Gambar 3. Siswa sedang berkunjung ke petani lidah buaya untuk mencari


informasi tentang lidah buaya

4. Untuk menambah informasi siswa melakukan searching internet.

Gambar 4. Siswa sedang searching internet untuk menambah informasi


yang lebih banyak lagi

5. Setelah mendapatkan informasi dari berbagai sumber siswa melakukan


diskusi untuk menentukan apa produk yang akan dibuat.

Gambar 5. Siswa sedang melakukan diskusi untuk menentukan produk


yang akan di buat

97 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
6. Setelah berdiskusi siswa menentukan produk yang akan di buat adalah:
a) Permen jelly lidah buaya.
b) Teh dari kulit lidah buaya.
c) Pupuk cair dari limbah lidah buaya.

Gambar 6. Gambar produk yang di hasilkan

7. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk pembuatan produk dari lidah
buaya.
Alat dan bahan yang digunakan:
Alat: Bahan:
 Pisau  Lidah buaya
 Blender  Gula
 Panci  Agar – agar
 Kompor

Gambar 7. Alat dan bahan untuk pembuatan permen jelly lidah buaya

8. Siswa membuat permen jelly lidah buaya.

98 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Cara pembuatan permen jelly lidah buaya:

Gambar 8. Siswa melakukan proses pembuatan produk dari bahan lidah buaya

9. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk pembuatan teh dari kulit lidah
buaya
Alat dan bahan teh kulit lidah buaya
Alat:
 Gunting
 Nampan
Bahan :
 Kulit lidah buaya yang telah menjadi lembah

Gambar 9. Alat dan bahan untuk pembuatan teh kulit lidah buaya

10. Siswa membuat teh dari kulit lidah buaya yang telah menjadi limbah
Cara pembuatan teh kulit lidah buaya:

Gambar 10. Siswa membuat teh dari kulit lidah buaya yang telah
menjadi limbah

99 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Siswa mencuci kulit lidah buaya, setelah itu dipotong kecil- kecil
menggunakan gunting dan di jemur di tempat yang panas tetapi tidak
langsung dibawah sinar matahari.
11. Siswa membuat pupuk cair dari pelepah lidah buaya yang tidak terpakai
dan limbahnya.
Alat dan bahan pembuatan pupuk cair:
Alat: Bahan:
 Pisau  Lidah buaya
 Blender  Gula aren
 Botol bekas  E4
 Selang bekas  Air beras
 Wadah

Gambar 11. Alat dan bahan untuk membuat pupuk cair

12. Siswa membuat pupuk cair dari lidah buaya yang telah menjadi limbah.
Cara membuat pupuk cair:

Gambar 12. Siswa membuat pupuk cair mulai dari awal sampai
menjadi bahan jadi.

Siswa membuat pupuk cair mulai dari mencuci lidah buaya, memotong
kecil-kecil lidah buaya, setelah itu memblender lidah buaya sampai
halus, selanjutnya menghancurkan gula aren, mencampurkan E4
kedalam gura aren dan air beras ,setelah itu campurkan semua bahan
dan tutup rapat wadahnya.

100 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
13. Untuk menguji kandungan gizi yang ada pada produk yang telah di
hasilkan siswa berkunjung kepuskesmas Rumbai Pesisir bagian ahli gizi.

Gambar 13. Siswa sedang berdiskusi dengan petugas puskesmas


Rumbai Pesisir bagian ahli gizi

14. Siswa berkunjung ke UPT. Pengujian dan sertifikasi mutu barang


Disperindag Provinsi Riau.

Gambar 14. Siswa sedang berdiskusi dengan pegawai UPT. Pengujian dan
sertifikasi mutu barang disperindag Prov.Riau

15. Siswa berkunjung ke Universitas Lancang Kuning Prov. Riau.

Gambar 15. Siswa sedang berdiskusi dengan dosen


Universitas Lancang Kuning

16. Setelah mendapatkan informasi dari berbagai sumber siswa merefleksi


setiap produk yang telah di hasilkan, dari permen jelly lidah buaya yang
agak berbau langu dan keras menjadi tidak berbau dan mengahasilkan
jelly yang kenyal dan juga dari pupuk yang berbau busuk menjadi tidak
berbau lagi.

Gambar 16. Hasil dari produk yang telah direfleksi

17. Setelah produk yang dihasilkan hasilnya lebih baik siswa- siswi kelas 3
mempublikasikan hasil dari produk mereka supaya dapat dikenalkan ke

101 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
masyarakat, mulai dari sekolah yang dihadiri oleh wali murid, dinas
pendidikan dan karyawan PT. Trakindo Cabang Pekanbaru, kantor lurah
Meranti Pandak Rumbai Pesisir, Puskesmas Rumbai Pesisir, Pameran di
kantor walikota Pekanbaru pada hari Pendidikan Nasional, dan juga
mempublikasikan lewat media online.

Gambar 17. Siswa sedang mempromosikan hasil produk yang telah dihasilkan

18. Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran siswa menjadikan hasil produk
sebagai wirausaha.

Gambar 18. Hasil produk yang dijadikan sebagai wirausaha

Produk Pembelajaran:
Produk yang dihasilkan pada pembelajaran ini adalah:
 Permen jelly lidah buaya
 Teh kulit lidah buaya
 Pupuk cair

Nilai Karakter:
Disiplin, Relegius, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Peduli
Sosial, Bersahabat/Komunikatif, Peduli Lingkungan dan Tanggung Jawab.

102 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Standar Kompetensi:
IPA
Memahami ketampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi
manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan
melestarikan alam.
Kompetensi Dasar:
 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan
alam dilingkungan sekitar.
Indikator:
 Mengamati sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan.
 Menjelaskan manfaat dari tanaman lidah buaya.

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
Mendengarkan:
 Memahami cerita dan teks drama anak yang dilisankan.
 Memberikan tanggapan sederhana tentang cerita pengalaman teman
yang didengarnya.
Berbicara:
 Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman secara lisan
dengan bertelepon dan bercerita.
 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat, atau didengar.
Indikator:
 Menanggapi pertanyaan.
 Menuliskan daftar pertanyaan untuk melakukan wawancara.
 Menanggapi penjelasan narasumber.
 Menuliskan hal-hal penting dari penjelasan narasumber.
 Menceritakan kembali penjelasan narasumber.
 Memahami kegiatan wawancara dan memperagakan wawancara.
 Melakukan wawancara dengan narasumber.
 Siswa dapat membuat produk olahan dari lidah buaya.

TIK
Pengambilan Gambar dengan Kamera, Perekaman Suara, Pengolahan
Gambar dan Suara, Pengembangan Presentasi Multimedia.

103 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Pemanfaatan Hama Keong Mas Sawah”

Kelas III / Semester I


Oleh: Dian Nila Ramakrisna, S.Pd.SD.M.Pd
SD Negeri 86 Kota Bengkulu
Provinsi bengkulu

Permasalahan:
Masyarakat disekitar SDN 86 Kota Bengkulu sebagian ada yang berprofesi
sebagai petani, saat musim tanam hingga musim panen tiba, masyarakat
mengeluh terhadap hama yang mengganggu dan mempengaruhi hasil panen
padi yang didapat. Contoh hama tersebut adalah keong mas, tikus dan
burung. Tetapi yang mendominasi adalah Keong Mas. Melalui penelitian dan
wawancara, siswa menemukan manfaat Keong Mas menjadi pupuk cair (Mol)
dan olahan makanan.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini, siswa berperan sebagai Peneliti.

Narasumber:
Pihak yang terkait antara lain:
 Petani / warga Sekitar  Penyuluh Pertanian
 Kelurahan  Dosen pertanian
 Puskesmas  Ketua MUI Provinsi Bengkulu

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru dan siswa mengamati sawah disekitar sekolah.

Gambar 1. Guru dan siswa mengamati dan mencari hama padi di sawah.

2. Siswa diberi penjelasan tentang proyek, belajar melihat langsung padi dan
hama padi (keong mas) di sawah sambil mengisi LKS.

104 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 2. Siswa belajar dan mengamati langsung di sawah.

3. Guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang daftar pertanyaan


wawancara untuk pihak yang terlibat.

Gambar 3. Siswa membuat daftar pertanyaan.

4. Siswa melakukan wawancara kepada pihak yang terlibat.

Gambar 3. Siswa melakukan wawancara dengan petani dan pak lurah.

Gambar 4. Siswa melakukan wawancara dengan dokter dan


penyuluh pertanian.

105 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 5. Siswa melakukan wawancara dengan Dosen Pertanian Univ. Bengkulu
dan ketua MUI Provinsi Bengkulu.

5. Siswa membuat pupuk cair (MOL) dan olahan makanan dari keong Mas.

Gambar 6. Foto pembuatan MOL dari keong Mas

Pupuk Cair (MOL) Keong Mas Bahan-bahannya adalah 1 kg keong mas, 2


ons gula merah dan 2 liter air kelapa.
Caranya:
a) Haluskan keong mas dengan cara ditumbuk.
b) Iris gula merah hingga halus kemudian dilarutkan kedalam larutan
air kelapa.
c) Setelah keong mas ditumbuk halus,campurkan kedalam larutan
gula merah dan air kelapa.
d) Aduk hingga merata.
e) Simpan selama 15-30 hari
f) Mol siap digunakan.

6. Siswa membuat olahan makanan dari Keong Mas.

Gambar 7. Foto pembuatan olahan makanan dari keong mas.

106 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Olahan makanan (Lauk) Keong Mas.
Caranya:
a) Keong Mas dicuci terlebih dahulu hingga bersih.
b) Rebus keong mas.
c) Pisahkan keong mas dari cangkangnya.
d) Buang bintil merah yang ada dalam keong mas karena
mengandung racun.
e) Keog mas siap diolah menjadi sate, rendang atau disambal.
7. Poster hasil karya siswa untuk publikasi manfaat Keong Mas.

Gambar 8. Poster pembuatan MOL dari Keong Mas, dan


Poster pertumbuhan padi dan hama padi

Hasil Penelitian :
a) Hama Padi seperti Keong Mas dapat kita jadikan MOL (Mikro
Organisme Lokal) atau pupuk organik cair. Fungsi pupuk cair dari
keong mas ini membantu menyuburkan tanah, sumber nutrisi
tambahan bagi tumbuhan dan sebagai pupuk tanaman rumahan.
Perlu diingat bahwa penggunaan MOL tidak boleh menyentuh batang
dan daun serta tidak boleh terlalu sering digunakan karena akan
menyebabkan tanah menjadi terlalu asam. Penggunaan MOL untuk 1
liter cairan MOL dicampur dengan 20 liter air.
b) Kandungan Gizi dari Keong Mas:
- Mengandung Kalsium dan zat besi
- Sumber protein untuk kekebalan(imunitas), sebagai anti bodi dan
sistem kendali dalam bentuk hormon.
- Mengandung asam omega 3,6 dan 9 yang baik untuk tubuh.
- Rendah kolesterol.
c) Fatwa Keong Mas
Menurut Prof.Dr.H.Rohimin, M.Ag sebagai ketua MUI Provinsi
Bengkulu dan sebagai Guru Besar IAIN Bengkulu. Keong Mas atau

107 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Keong Sawah halal dimakan (dikonsumsi) karena Keong Mas atau
keong sawah hidup di air, dia tidak bisa bertahan lama jika hidup di
darat.

Produk Pembelajaran:
 Dokumentasi Penelitian
 File Presentasi
 Poster.
 Pupuk Cair (MOL) dan Olahan Makanan dari Keong Mas

Nilai Karakter:
Berani, Disiplin, Kerja keras, Rasa ingin tahu, Kreatif, Bertanggung jawab,
Mandiri, Kerja keras, Bersahabat/komunikatif, dan Peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA

 Perawatan tanaman dengan cara penyiraman, pemupukan, dan


pemberantasan hama.

108 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Limbah Energiku”

Kelas V / Semester 2
Oleh: Ervinila Tahir, S.Pd
SDN 264 Wawondula
Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur

Permasalahan:
Kabupaten Luwu Timur kaya akan Sumber Daya Alam dan merupakan
daerah penghasil terbesar merica di Sulawesi Selatan, banyak masyarakat
yang beralih pekerjaan sebagai petani merica pasalnya harga merica per
panen sangat menakjubkan al hasil mereka berbondong-bondong membuka
lahan dan merambah kawasan hutan lindung dan pegunungan. Dengan
bertambahnya lahan semakin bertambah pula penghasilan yang didapatkan
dari merica. Setiap musim panen tiba para petani mampu menghasilkan
merica yang berton-ton sehingga meninggalkan banyak limbah merica yang
tak terpakai lagi.
Untuk itu para peserta didik akan melakukan penelitian bagaimana cara
memanfaatkan limbah merica yang sudah tidak terpakai lagi menjadi
sesuatu yang bisa bermanfaat. Hasil penelitian dan kampanye akan di
sampaikan dalam bentuk presentasi, sosialisasi dan poster yang dialamatkan
ke semua rekan sekolahnya, guru, kantor camat, dan Dinas Lingkungan
Hidup serta siswa yang ada disekolah mereka.

Peran Siswa:
Peserta didik ditugaskan sebagai Tim Peneliti yang mendapat tugas dari
Dinas Lingkungan Hidup

Narasumber:
Pihak yang terkait dalam proyek ini antara lain:

 Kepala sekolah  Agen gas,


 Guru  Petugas Lingkungan Hidp
 Peserta didik  Camat
 Petani Merica,  Kepala desa
 Pengepul Merica,  Orang tua
 IRT,  Masyarakat
 Pedagang kaki lima,

109 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Siswa mendapatkan penjelasan tentang proyek.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang project yang akan dilakukan.

2. Peserta didik melakukan pengamatan di kebun-kebun merica tentang


limbah air rendaman merica.

Gambar 2. Siswa Siswa melakukan pengamatan ke kebun merica

3. Siswa mengadakan wawancara dan observasi ke petani merica.

Gambar 3. Siswa melakukan pengamatan ke pedagang yang ada di sekitar

4. Siswa melakukan wawancara ke agen gas.

Gambar 4. Siswa melakukan wawancara ke agen gas

110 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
5. Siswa melakukan wawancara rumah warga.

Gambar 5. Siswa melakukan wawancara ke agen gas

6. Siswa melakukan wawancara ke pedagang kaki lima.

Gambar 6. Siswa melakukan wawancara ke pedagang kaki lima

7. Siswa melakukan wawancara ke pengepul merica.

Gambar 7. Siswa melakukan wawancara ke pedagang merica

111 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
8. Siswa melakukan wawancara ke kantor Dinas Lingkungan Hidup.

Gambar 8. Siswa melakukan wawancara ke Dinas Lingkungan Hidup

9. Siswa membuat alat penampung

Gambar 9. Siswa membuat alat penampung

10. Siswa melakukan proses pencampuran dan memasukkan kedalam


wadah yang sudah tersedia

Gambar 10. Siswa melakukan proses pencampuran ke dalam wadah yang tersedia

11. Siswa membuat laporan dan membuat poster.

Gambar 11. Siswa membuat laporan dan poster

112 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
12. Siswa presentasikan laporan di depan teman-teman

Gambar 12. Siswa mempresentasikan laporan di depan kelas

13. Siswa presentasi laporan.

Gambar 13. Siswa melakukan presentasi laporan di kantor camat

Gambar 14. Siswa melakukan presentasi dari laporan di kantor


Dinas Lingkungan Hidup

14. Siswa melakukan pameran IBL di sekolah

Gambar 15. Siswa melakukan pameran di sekolah

113 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
15. Siswa mempublikasikan poster yang telah dibuat.

Gambar 16. Siswa publikasi dengan poster

Produk Pembelajaran:
 Dokumentasi Penelitian.
 File Presentasi.
 Poster.

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
mandiri, kerja keras, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kompetensi:
IPA
 Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar:
 Menjelaskan berbagai energy alternative dan cara penggunaannya.

114 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Indikator:
 Peserta didik menjelaskan tentang energy alternatif.
 Peserta didik mampu menyebutkan jenis-jenis sampah organik.
 Peserta didik mampu mengetahui zat yang terkandung dalam sampah
organik.
 Menyebutkan cara memanfaatkan energi alternatif dan berikan
contohnya.
 Peserta didik dapat menggidentifikasi dampak yang ditimbulkan
dengan banyaknya tumbuhan merica.
 Peserta didik dapat menjelaskan sumber energi biogas yang ramah
lingkungan perlu dikembangkan dipedesaan.

Bahasa Indonesia
 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Kompetensi Dasar:
 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara
menggunakan daftar pertanyaan.
Indikator:
 Siswa dapat memahami kegiatan wawancara dan memperagakan
wawancara.
 Siswa dapat menuliskan daftar pertanyaan untuk melakukan
wawancara.
 Siswa dapat melakukan wawancara dengan narasumber.
 Siswa dapat menggunakan kata Tanya dengan tepat.

115 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Hemat Energi Dengan Kipas Angin Sederhana Dari Barang Bekas”

Oleh: Endang Ratna Sari, S.P.,S.Pd.


Kelas VI / Semester 2
SDN 060931 Medan
Kota Medan, Sumatera Utara

Permasalahan:
Di SDN 060931 Jl. Turi kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas
Kota Medan, Sumatera Utara, masih banyak sampah ditemukan disekitar
sekolah. Oleh karena itu, siswa SDN 060931 Jl. Turi kelurahan Timbang Deli
Kecamatan Medan Amplas Kota Medan, Sumatera Utara berinisiatif untuk
membuat rancangan karya menggunakan energi listrik, yaitu kipas angin
sederhana. Kegiatan ini bertujuan agar siswa dapat Memahami peta konsep
pembuatan kipas angin sederhana, siswa dapat menjelaskan kinerja dari
karya kipas angin sederhana, siswa dapat membuat laporan, dan menjawab
pertanyaan berkaitan dengan karya kipas angin sederhana. Ada pun alat dan
bahan yang dirancang menggunakan bahan bekas. Kemudian siswa
ditugaskan untuk melakukan pengamatan, penelitian, diskusi, pembuatan
dan refleksi.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa menjadi seorang pengrajin, dan creator
peralatan rumah tangga.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Kepala sekolah Guru dan Siswa, Orang tua siswa.

Kegiatan Belajar:
1. Guru memberikan permasalahan terkait kebutuhan manusia
2. Siswa bersama-sama melakukan penelitian untuk mencari informasi
tentang pembuatan kipas angin sederhana. Siswa mencari literatur
dengan menggali informasi dari internet, buku, dan lain-lain.
3. Siswa menentukan karya yang akan dibuat.
4. Siswa merancang suatu karya/alat yang menggunakan energi listrik,
kipas angin sederhana
5. Siswa mengidentifikasi alat dan bahan yang sesuai rancangan.
6. Siswa mengidentifikasi hubungan antara benda/bahan yang digunakan
dengan kinerja karyanya.
7. Siswa menguji hasil rancangan.
8. Siswa menyempurnakan karya yang dibuat untuk menghasilkan karya
yang sesuai tujuan.

116 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 1. Siswa melakukan unjuk kerja

Produk Pembelajaran:
 Kipas angin sederhana dari barang bekas.

Nilai Karakter:
Karakter siswa yang diharapkan: Disiplin (Discipline), Rasa hormat dan
perhatian (respect ), Tekun (diligence) , Tanggung jawab (responsibility ) Dan
Ketelitian ( carefulness).

Standar Kurikulum:
IPA
 Memahami pentingnya penghematan energi.

Kompetensi Dasar:
 Membuat suatu karya/model yang menggunakan energi listrik (kipas
angin sederhana).

117 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Asri Kelasku Nyaman Belajarku”

Kelas V/ Semester 2
Oleh: Masrurotun, S.Pd.,
SDN Ciater 03,
Tangerang Selatan, Banten

Permasalahan:
Di SDN Ciater 03, Cahaya yang tembus ke dalam ruangan kelas
mengakibatkan kelas menjadi silau, sehingga suasana ruang kelas menjadi
panas yang mengakibatkan anak berkeringat dan menimbulkan bau di dalam
kelas . Dengan adanya masalah ini, siswa ditugaskan untuk melakukan
pengamatan dan wawancara tentang pentingnya kondisi ruangan dalam
menjaga kenyamanan dan kesehatan dalam proses belajar. Siswa melakukan
proses penelitian dengan melakukan wawancara, siswa menyusun laporan
dan membuat taman gantung dalam kelas untuk mengurangi intensitas
cahaya dan panas dari sinar matahari, serta membuat suasana lingkungan
kelas menjadi nyaman untuk proses belajar.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi peneliti kesehatan,
petugas kesehatan, pelukis, dan pegawai pertamanan.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Kepala Sekolah, Guru, Petugas UKS, Pegawai
Puskesmas, Dinas Pertamanan.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan masalah yang terjadi dan project yang akan dilakukan,
serta memberikan perangkat penelitian selama proyek berlangsung.
2. Siswa menonton video tentang sifat-sifat cahaya, kesehatan mata, dan
pengelolaan ruang kelas yang asri.
3. Siswa melakukan pengamatan ke ruang kelas mereka yang silau dan
panas.
4. Siswa melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru, Petugas UKS,
Petugas Puskesmas, Pegawai Dinas Pertamanan.
5. Siswa mengolah data dan informasi yang mereka dapat dari wawancara
yang dilakukan.
6. Siswa membuat presentasi tentang pengelolaan ruang kelas yang baik bila
cahaya matahari masuk ke ruang kelas.

118 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Produk Pembelajaran:
 Presentasi Power Point mengenai penaganan cahaya matahari yang
memasuki ruang kelas dengan baik.
 Taman Gantung.
 Ronce.
 Lukisan Berseri di kaca – kaca kelas.
 Larutan Pengharum Ruangan.

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
mandiri, kerja keras, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model.

Indikator:
 Menyebutkan sifat-sifat cahaya.
 Menyebutkan contoh contoh sumber cahaya.
 Menyebutkan akibat cahaya matahari yang berlebih yang masuk ke
dalam ruang kelas.
 Menjelaskan cara mengatasi sinar matahari yang masuk ke dalam
ruang kelas.

119 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Menggali Bakat Wirausaha cilik Bawang Goreng Khas PALU
Kelas IV / Semester 1
Oleh: Indrawati Setyaningsih, S.Pd.M.Pd
SDN Inpres 1 Ujuna
Kota Palu, Sulawesi Tengah

Permasalahan:
Bawang goreng khas Palu memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan
bawang goreng lainnya. Aroma bawang goreng ini khas dan lebih gurih jika
dibandingkan dengan bawang goreng pada umumnya. Selain itu, teksturnya
yang renyah membuat makanan ini dapat dimakan seperti mengonsumsi
keripik. Bawang goreng khas Palu juga diproduksi secara higienis dari
bawang pilihan yang bermutu, tanpa bahan pengawet, pewarna, maupun
bahan perenyah.
Keunggulan lain dari bawang goreng khas Palu adalah dapat bertahan hingga
dua tahun karena dikemas dengan menggunakan alumunium foil yang dapat
menahan perubahan suhu dari luar sehingga kestabilan humidity atau
kelembabannya tetap terjaga. Meskipun disimpan dalam waktu yang lama,
bahkan di dalam kulkas sekalipun, bawang goreng khas Palu ini tetap tahan
lama, aroma, dan kerenyahannya tetap tidak berkurang. Bagi Anda yang
mengidap penyakit kolestrol, tidak perlu khawatir karena bawang goreng
khas Palu digoreng dengan menggunakan minyak goreng nonkolestrol. Tidak
hanya itu, bawang goreng ini juga sudah mendapatkan sertifikasi dari badan
Pengawas Obat dan Makanan (POM) sehingga aman untuk dikonsumsi.
Bawang goreng khas Palu memang sangat berbeda dengan bawang goreng
pada umumnya. Perbedaannya terletak pada jenis bawangnya sendiri, yaitu
dikenal dengan bawang batu. Bentuknya kecil dan warnanya tidak semerah
bawang merah pada umumnya, namun lebih keras. Menurut beberapa
sumber, bawang jenis ini tidak bisa tumbuh di daerah-daerah lain di
Indonesia. Bahkan, dari seluruh wilayah yang ada di Sulawesi Tengah, hanya
tanah di daerah Palu yang cocok untuk bawang jenis ini. Kontur tanah di
daerah Palu yang berpasir membuat bawang batu ini dapat tumbuh dengan
subur dan berproduksi dengan baik. Selain itu, pemerintah setempat juga
bekerjasama dengan perguruan tinggi dan kelompok tani setempat untuk
menjadikan bawang ini sebagai komoditas unggulan dan sekaligus
mempermudah para pengusaha untuk mendapatkan bahan baku
pembuatan bawang goreng.
Dengan demikian peserta didik sangat tertarik mengadakan penelitian
langsung ke tempat penanamannya yaitu di Desa Oloboju Trans Biromaru
sekaligus ditempat pemasarannya seperti yang ada dipasar maupun
ditempat khusus oleh-oleh khas Palu tepatnya di Sri Rejeki Jalan Tanjung
Dako Kota Palu.

120 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Dengan hasil pengamatan dan wawancara yang ada maka peserta didik
mencoba mempraktekan langsung cara atau proses pembuatan dari
pemilihan, mengupas, mengiris, menggoreng dan mengemas sekaligus
belajar memasarkan dan membuat pameran di lingkungan sekolah.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi peneliti/wirausaha
cilik, di SD Inpres 1 Ujuna.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Petani Bawang, pedagang bawang di pasar, Dinas
UMKM, Toko Khas Oleh-oleh Kota Palu, warga sekolah.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Siswa mendapatkan penjelasan project yang akan di laksanakan.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang project yang akan dilakukan

2. Siswa melakukan pengamatan ke Petani Bawang di Desa Oloboju.

Gambar 2. Siswa melakukan pengamatan ke petani bawang

121 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
3. Siswa melakukan pengamatan ke pedagang bawang yang ada di pasar.

Gambar 3. Siswa melakukan pengamatan ke pedagang bawang


yang ada dipasar

4. Siswa Melakukan pengamatan di UMKM.

Gambar 4. Siswa Melakukan pengamatan di UMKM

5. Siswa Melakukan pengamatan di Toko Khas Oleh-oleh Sri Rejeki Palu.

Gambar 5. Siswa Melakukan pengamatan di toko khas


oleh-oleh sri rejeki palu

122 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
6. Siswa melakukan wawancara dengan petani bawang.

Gambar 6. Siswa Melakukan wawancara dengan petani bawang

7. Siswa Melakukan wawancara dengan pedagang bawang di pasar.

Gambar 7. Siswa Melakukan wawancara dengan pedagang bawang di pasar

8. Siswa melakukan wawancara dengan dinas UMKM Kota Palu.

Gambar 8. Siswa melakukan wawancara dengan Dinas UMKM Kota Palu

123 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
9. Siswa melakukan wawancara dengan pemilik toko oleh-oleh Sri Rejeki
Kota Palu.

Gambar 9. Siswa melakukan wawancara dengan


pemilik toko oleh-oleh Sri Rejeki Kota Palu

10. Siswa memilih bawang dan mengupasnya.

Gambar 10. Siswa memilih bawang dan mengupasnya

11. Siswa melakukan proses pengolahan bawang.

Gambar 11. Siswa melakukan proses pengolahan bawang

124 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
12. Siswa mulai membungkus/mengemas bawang goring.

Gambar 12. Siswa mulai membungkus / mengemas bawang goreng

13. Siswa membuat laporan.

Gambar 13. Siswa membuat laporan

14. Siswa mempresentasikan hasil laporan dan membuat pameran.

Gambar 14. Siswa mempresentasikan hasil laporan dan membuat pameran

Produk Pembelajaran:
 Dokumentasi penelitian.
 File Presentasi.
 Poster/pameran.

125 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Nilai karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
mandiri, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, entrepreneur.

Standar kurikulum:
Bahasa Indonesia
Berbicara:

Kompetensi Dasar:
 Menjelaskan petunjuk penggunaan suatu alat dengan bahasa yang
baik dan benar.

Menulis:

 Menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang


cara membuat sesuatu.

Matematika
Kompetensi Dasar:
 Memecahkan masalah yang melibatkan uang.

IPA
Kompetensi Dasar:
 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan
fungsihnya.
 Mendeskripsikan hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.

SBDP
Kompetensi Dasar:
 Memamerkan hasil gambar ilustrasi dengan tema benda alam buah-
buahan, hasil karya siswa, produk bawang goreng didepan kelas.

126 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Siaga Banjir”

Kelas V/ Semester 2
Oleh: Santi Lestari, S.Pd.I, dan Mastuti Aidar, S.Pd.I.
SD Negeri Meunasah Ara
Aceh Barat, Aceh

Permasalahan:
Setiap tahun di kampung meunasah ara dan sekitarnya sering di landa
banjir,sehingga rumah-rumah warga terendam banjir dan lingkungan SDN
Meunasah Ara tak luput ikut terkena banjir, sehimgga proses belajar
mengajar menjadi terganggu pada saat itu.
Melalui pemgamatan dan wawancara siswa akan mempresentasikan cara
menghadapi situasi banjir tersebut.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan sebagai sanitarian, ahli
lingkungan hidup.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Kepala Sekolah, Guru-guru, Ketua RT, Lurah,
UKS.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan masalah yang sedang terjadi dan proyek yang akan
dilakukan kepada siswa serta memberikan perangkat penelitian selama
project berlangsung.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilaksanakan

2. Siswa melihat foto tentang Bencana Banjir.


3. Siswa melakukan pengamatan ketempat terjadinya banjir.
4. Siswa melakukan wawancara dengan kepala sekolah SDN Meunasah Ara
kepada kepala desa warga sekitar mengenai terjadinya banjir.
127 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
5. Siswa mengolah data dan informasi yang mereka dapat setelah mekukan
proses pengamatan dan wawancara di lapangan.
6. Siswa membuat presentasi mengenai Siaga Banjir di depan kelas V.
7. Siswa membuat Poster.
8. Siswa menempelkan poster tentang Siaga banjir ke rumah-rumah warga.

Produk Pembelajaran:
 Presentasi Powerpoint mengenai Siaga Banjir
 Poster Kampanye Siaga Banjir

Nilai Karakter:
Rasa ingin tahu, peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Memahami perubahan yang terjadi dialam dan hubungannya dengan
suber daya alam.
 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi Indonesia dan dampaknya
bagi makhluk hidup dan lingkungan.
Indikator:
 Menyebutkan contoh peristiwa alam yang terjadi.
 Menjelaskan dampak dari peristiwa alam (banjir) terhadap manusia,
hewan dan lingkungan.
 Menjelaskan cara menghadapi bencana banjir.
 Membuat suatu laporan berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara tentang peristiwa alam yang terjadi.

128 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Membuat Rangkaian Listrik Paralel Dan Seri”

Kelas 5/ Semester 1
Oleh: Diah Sawitry Wulandari, S.Pd
SDN SN Pelambuan 4 Banjarmasin
Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Permasalahan:
Akhir-akhir ini sering terjadi pemadaman listrik bergilir. Sehingga
mengganggu aktifitas manusia yang berhubungan dengan listrik terutama
penerangan. Misalnya, belajar mengajar dikelas kurang maksimal karena
mati lampu, ruangan menjadi kurang terang. Pada malam hari mati lampu
siswa tidak dapat mengerjakan tugas PR atau belajar dirumah. Terganggunya
aktivitas bagi ibu rumah tangga. Misalnya, memasak nasi.
Kami warga SDN-SN Pelambuan 4 khususnya kelompok PJBL mengangkat
masalah Pemadaman listrik yang bergilir dapat mengganggu aktivitas
manusia. Maka sebab itu kami warga sekolah mengambil judul tentang
Membuat Rangkaian Listrik Paralel Dan Seri (energi alternatif).

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa menjadi petugas PLN.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah petugas PLN.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru melakukan penjelasan proyek dan melakukan kegiatan
brainstorming.

Gambar 1. Guru melakukan penjelasan proyek dan melakukan kegiatan


brainstorming

2. Guru membentuk kelompok siswa untuk melakukan diskusi mengenai


pentingnya listrik dalam kehidupan sehari-hari.
3. Siswa melakukan wawancara kepada petugas PLN dengan menyebutkan
cara merangkai listrik sederhana, kemudian siswa berdiskusi kelompok
untuk membuat rangkaian listrik sederhana. Setelah itu siswa

129 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
mempresentasikan cara membuat rangkaian listrik sederhana (energi
listrik alternatif).

Gambar 2. Siswa melakukan wawancara dengan petugas PLN dan bagian


pendukungnya

4. Siswa melakukan observasi di lingkungan pembangkit listrik tenaga diesel


(PLTD).

Gambar 3. Siswa melakukan observasi dilingkungan PLTD

5. Siswa secara berkelompok melakukan kegiatan praktik rangkaian listrik


sederhana dibimbing oleh kepala bagian petugas PLN.

Gambar 4. Siswa mempraktekkan rangkaian listrik sederhana

6. Siswa melakukan percobaan dan presentasi kegiatan observasi dan


praktik yang dilakukan.

Gambar 5. Siswa melakukan percobaan dan presentasi kegiatan observasi

7. Siswa melakukan publikasi hemat listrik.

Gambar 6. Siswa melakukan publikasi

130 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Produk Pembelajaran:
 Siswa membuat rangkaian listrik paralel dan rangkaian listrik seri.

Nilai Karakter:
Rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab, teliti, berani.

Standar Kurikulum:
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
 Memiliki perilaku jujur dan disiplin tentang proses daur air, rangkaian
listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan dan tumbuhan)
dan fungsinya. Serta sistem pernapasan melalui pemanfaatan Bahasa
Indonesia.
Indikator:
 Mengajukan pertanyaan berkenaan dengan rangkaian listrik kepada
narasumber dengan memilih dan memilah kosakata baku.

Matematika
Kompetensi Dasar :
 Memiliki sikap terbuka objektif, menghargai pendapat dan karya teman
dalam diskusi kelompok maupun aktivitas sehari-hari.
Indikator:
 Mendiskusikan tentang rangkaian listrik sederhana.
 Mengajukan pertanyaan kepada narasumber tentang cara membuat
rangkaian listrik sederhana.

IPA
Kompetensi Dasar :
 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Indikator:
 Menyimpulkan tentang rangkaian listrik sederhana dan fungsinya
dengan bantuan guru dan teman dalam Bahasa Indonesia lisan dan
tulisan dengan memilih dan memilah kosakata baku.

131 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Bahan Pangan Alternatif Pengganti Sagu”

Kelas IV/ Semester 2


Oleh: Helga Latumaerissa, S.Pd,
SDN Rumah Tiga, Ambon
Kota Ambon, Maluku

Permasalahan:
Papeda merupakan salah satu makanan pokok orang Maluku,yang bahan
dasarnya terbuat dari pati pohon sagu. Pohon sagu sekarang ini sudah
mulai langka disebabkan karena banyak pohon sagu yang telah ditebang
untuk dijadikan sebagai lahan pemukiman penduduk dan gedung
perkantoran, sehingga hal tersebut yang menyebabkan langkanya pohon
sagu di Maluku.
Maka dari hal tersebut diatas untuk menggantikan bahan dasar papeda dari
pohon sagu tersebut maka siswa kelas IV akan melakukan penelitian cara
membuat papeda dari bahan dasar lain dalam hal ini siswa kelas IV
mengambil bahan dasar singkong atau yang lebih dikenal dengan kasbi oleh
orang Maluku.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan sebagai peneliti, petugas
pangan.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Kepala Sekolah, Guru, Petugas kesehatan/
puskesmas), Ahli gizi (Balai POM).

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Siswa menonton video tentang cara pembuatan papeda dari pati sagu
Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilakukan.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilaksanakan

132 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk membuat daftar
pertanyaan dan melakukan penelitian dengan bahan dasar lain untuk
membuat papeda.

Gambar 2. Siswa bekerja berkelompok dalam membuat daftar pertanyaan

3. Siswa melakukan wawancara di dinas kesehatan mengenai kandungan


gizi yang terkandung dalam tepung singkong.

Gambar 3. Siswa melakukan wawancara terhadap dinas terkait

4. Siswa melakukan wawancara dengan petani mengenai cara budidaya


penanaman singkong.

Gambar 4. Siswa melakukan wawancara dengan petani

133 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
5. Siswa melakukan praktik pengolahan singkong menjadi tepung singkong
dan kemudian diolah menjadi papeda.

Gambar 5. Siswa melakukan proses pembuatan tepung sagu/papeda

134 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
6. Siswa melakukan presentasi dan hasil inquiry based learning melalui
pameran hasil karya sekolah.

Gambar 6. Siswa melakukan presentasi hasil proses kegiatan mereka

Produk Pembelajaran:
 Mading.
 Papeda singkong.

Nilai Karakter:
Rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab, teliti, berani.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar :
 Mendiskripsikan hubungan antara sumber daya alam dengan
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang teknologi yang
digunakan dalam kehidupan sehari – hari yang mudah diperolah
masyarakat dengan memanfaatkan teknologi tersebut.

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara
menggunakan daftar pertanyaan.
 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif dalam bentuk teks tulis.

135 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Harumnya Kamar Mandi Sekolahku”

Kelas V / Semester II
Oleh: Alfiah, S.Pd,
SDN Tenggilis Mejoyo I Surabaya
Surabaya, Jawa Timur

Permasalahan:
Bau tak sedap pada kamar mandi sekolah sangat mengganggu bagi
kesehatan Sehubungan dengan hal itu, maka siswa Kelas V diberi tugas
untuk melakukan pengamatan, diskusi, praktek, dan wawancara tentang
pembuatan pengharum ruangan dan lilin aroma terapi sebagai salah satu
cara mengurangi bau tak sedap pada kamar mandi, serta langkah langkah
untuk membuat lilin aroma terapi, selanjutnya siswa mampu
mempresentasikan hasil proyek di depan bapak/ibu guru serta semua murid
SDN Tenggilis Mejoyo I, dan mampu mempublikasikan melalui majalah
dinding.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan sebagai: Penyuluh
pembuatan pewangi ruangan, analis pembuatan pewangi ruangan, ahli
kesehatan.

Narasumber:
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah:
 Warga sekitar.
 Petugas Kesehatan Puskemas/UKS/ Mahasiswa Kedokteran.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah :
1. Siswa memperoleh penjelasan tentang proyek.

Gambar 1. Guru menjelaskan proyek

136 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Siswa mengamati lingkungan sekitar dampak bau tak sedap dan
penyebab bau tersebut dari kamar mandi dalam kegiatan kerja bakti.

Gambar 2. Siswa mengamati lingkungan sekitar

3. Siswa melakukan wawancara dokter/petugas puskesmas/kesehatan


/UKS tentang Informasi cara menangani bau tak sedap pada kamar mandi
dan membaca bahan bacaan tentang Informasi penyebab bau pada kamar
mandi dan cara pencegahannya.

Gambar 3. Siswa melakukan wawancara dengan dokter

137 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
4. Siswa secara berkelompok membuat pengharum ruangan dan lilin aroma
terapi dari hasil wawancara kepada Narasumber.

Gambar 4. Siswa melakukan wawancara dengan dokter

5. Siswa Membuat laporan dan membuat poster tentang eco toilet.

Gambar 5. Siswa membuat laporan dan membuat poster

6. Siswa Presentasi dan mempublikasikan produk pembelajaran yang


dihasilkan yaitu poster kampanye eco toilet, pewangi ruangan dan lilin
aroma terapi melalui pameran.

Gambar 6. Siswa membuat pameran hasil karya

138 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Produk pembelajaran:
Produk pembelajaran yang dihasilkan siswa adalah:
 Poster Kampanye eco toilet.
 Pewangi ruangan dan lilin aroma terapi.

Nilai Karakter:
Kerja sama, Berani, Rasa ingin tahu, Bertanggung jawab, Mandiri, Peduli
lingkungan, Kreatif, kerja keras.

Standar Kompetensi:
IPA
Kompetensi Dasar
 Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud
benda dalam kehidupan sehari-hari.
 Melaporkan hasil percobaan pengaruh kalor pada benda.
Indikator
 Memahami kalor dapat mengubah suhu benda.
 Mengetahui kalor dapat mengubah suhu suatu benda.

139 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Sampah Daun Media Pembelajaranku”

Kelas II / Semester II
Oleh: Sri Wahyuni, S.Pd.SD,
SDN Tlogosari Kulon 03,
Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah

Permasalahan:
SD Negeri Tlogosari Kulon 03 merupakan sekolah pemenang Lomba Adi
Wiyata tingkat kota Semarang. Lingkungan sekolah SD Negeri Tlogosari
Kulon 03 yang indah, aman, sejuk dan rindang membuat warga sekolah
merasa nyaman berada disekolah. Banyaknya pohon-pohon dilingkungan
sekolah menambah kerindangan dan keindahan sekolah.
Disisi lain sampah daun dari pohon-pohon lingkungan sekolah, terutama
yang berada didepan kelas menyebabkan halaman sekolah menjadi kotor
terutama pada saat musim kemarau sangat mengganggu. Disamping itu
meningkatnya jumlah sampah mengakibatkan naiknya pembayaran jasa
pembuangan sampah.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran berbasis projek (PJBL) kali ini siswa akan mempelajari
tentang cara memanfaatkan sampah daun.

Narasumber:
Petugas kebersihan sekolah.

Kegiatan Belajar :
Rangkaian aktifitas yang dilakukan siswa selama pembelajara adalah:
1. Siswa mendapatkan penjelasan tentang cara pemanfaatan sampah.

Gambar 1. Siswa mendapatkan penjelasan tentang


pemanfaatan sampah daun

140 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Siswa melakukan diskusi dari permasalahan sampah daun dan cara
pemanfaatannya.

Gambar 2. Siswa berdiskusi tentang pemanfaatan sampah daun

3. Siswa memanfaatkan sampah daun sebagai hiasan dinding dan pratek


penjumlahan berulang.

Gambar 3. Siswa memanfaatkan sampah daun sebagai hiasan dinding


dan pratek penjumlahan berulang

4. Siswa melakukan wawancara tentang pengelolaan sampah daun.

Gambar 4. Siswa melakukan wawancara dengan petugas kebersihan sekolah


tentang cara pengelolaan sampah daun menjadi kompos

141 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
5. Siswa mempraktikan membuat kompos daun secara sederhana.

Gambar 5. Siswa mempraktikan membuat kompos daun


secara sederhana

6. Siswa mempresentasikan hasil kegiatannya.

Gambar 6. Siswa mempresentasikan hasil kompos dan


hiasan dinding dari sampah daun

Produk Pembelajaran:
 Kompos daun
 Hiasan dinding

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
komunikatif dan peduli lingkungan.

Standar Kompetensi:
 Membuat hiasan dari bahan alam dan buatan.
 Menjaga kesehatan lingkungan.

142 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Menemukan Sumber Energi Listrik Dari Bermacam Buah-Buahan”

Kelas VI/ Semester 2


Oleh: Fitra, S.Pd. dan Leli Tuti Suharni .S.Pd
SDN 09 Ulakan Tapakis,
Padang Pariaman, Sumatera Barat

Permasalahan:
Sumber daya alam yang tidak terbarukan kalau dipergunakan terus menerus
akan bisa habis, seperti kita gunakan untuk energi listrik. Beberapa sumber
listrik yang kita ketahui adalah cahaya matahari, generator, aki, dinamo,
baterai, dan nuklir.
Siswa mampu menemukan sumber energi listrik dari bermacam buah-
buahan melalui wawancara dan percobaan.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa akan berperan menjadi petugas PLN.

Narasumber:
Pihak yang terkait adalah: Kepala Sekolah, Guru, Petugas PLN.

Kegiatan Belajar:
Rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran adalah:
1. Guru menjelaskan masalah yang sedang terjadi, serta memberikan tugas
untuk menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan.

Gambar 1. Guru menjelaskan tentang proyek yang akan dilakukan

143 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Siswa dibentuk secara kelompok berkelompok melakukan hipotesa.

Gambar 2. Guru membentuk siswa berkelompok untuk berdiskusi

3. Siswa secara berkelompok melakukan percobaan dan meneliti kandungan


buah-buahan sebagai sumber daya listrik.

Gambar 3. Siswa berkelompok melakukan percobaan sumberdaya listrik


dari buah-buahan

4. Siswa melakukan wawancara dengan guru, kepala sekolah, dan petugas


PLN.

Gambar 4. Siswa melakukan wawancara dengan kepala sekolah

144 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 5. Siswa melakukan wawancara dengan petugas PLN

5. Siswa membuat laporan percobaan dan wawancara.

Gambar 6. Siswa membuat laporan percobaan dan kesimpulan wawancara

6. Siswa membuat poster buah-buahan sebagai sumber daya listrik.

Gambar 7. Siswa melakukan publikasi melalui poster

7. Siswa mempresentasikan hasil percobaan dan wawancara ke guru dan


siswa lainnya di depan kelas.

145 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Gambar 8. Siswa melakukan presentasi hasil proyek yang telah dilakukan

8. Siswa melakukan pameran hasil karya dari praktik pembelajaran yang


mereka lakukan dalam pembelajaran.

Gambar 9. Siswa melakukan pameran pendidikan dari hasil praktik


pembelajaran yang telah dilakukan

Produk Pembelajaran:
 Poster energi listrik bisa digantikan oleh buah-buahan.
 Presentasi proyek dengan Power Point.

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Mempraktekkan pola penggunaan dan perpindahan energi Kompetensi
Dasar.
 Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi
listrik.
Indikator:
 Menyebutkan benda-benda sumber energi listrik.
 Melakukan percobaan untuk mengetahui sumber energi listrik dari
buah-buahan.

146 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
“Air Bersih Kebutuhan Pokok Dalam Kehidupanku”

Kelas IV Semester II
Oleh: Rusdiansyah, S.Pd
SD Negeri 1 Tongo
Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat

Permasalahan:
Permasalahan yang terjadi di desa tongo pada umumnya adalah minimnya
air bersih yang disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya sebagian
besar masyarakat menggunakan mesin pompa air langsung pada sumbernya
sehingga kebutuhan air bagi sebagian besar masyarakat sangat kurang baik
untuk kebutuhan minum dan kebutuhan lainnya.
Berdasarkan permasalahan diatas siswa dapat mengetahui cara menghemat
air selain daripada itu siswa dapat mengetahui manfaat air bersih dan
kebutuhan air untuk masyarakat. Prodak yang dihasilakan oleh siswa
berupa poster siklus air dan manfaat, serta prodak lain berupa alat
sederhana untuk untuk menjernihkan air atau alat sederhana penghemat
air.

Peran Siswa:
Dalam pembelajaran ini siswa berperan sebagai peneliti. Meneliti bagaimana
mengatasi permasalahan air bersih yang ada di lingkungannya.

Narasumber:
Adapun pihak yang terlibat dalam pembelajaran IBL ini antara lain: Sosial
Responsibiliti (SR). Kepala RT, Kepala Dusun, dan Kepala Desa.

Kegiatan Belajar:
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran:
1. Siswa mendengarkan penjelasan tentang Proyek dalam pembelajaran.

Gambar 1. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai proyek yang akan


dilaksanakan

147 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
2. Siswa melakukan pengamatan disekitar sungai.

Gambar 2. Siswa melakukan pengamatan di sekitar sungai

3. Siswa melakukan wawancara.


Dalam hal ini siswa melakukan wawancara dengan Sosial Responsibiliti
(SR). Kepala RT, Kepala Dusun sedangkan dengan kepala desa tidak
terlaksana dengan alasan banyak kegiatan lain.
4. Siswa mengolah data.

Gambar 3. Siswa melakukan pengolahan data

5. Siswa mempresentasikan hasil penelitian mereka.

Gambar 4. Siswa melakukan presentasi hasil penelitian mereka

6. Siswa melakukan pameran karya.

Gambar 5. Siswa melakukan pameran hasil karya mereka

148 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2
Produk Pembelajaran:
 Poster siklus air dan manfaatnya
 Alat sederhana penghemat air.

Nilai Karakter:
Berani, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab,
peduli lingkungan.

Standar Kurikulum:
IPA
Kompetensi Dasar:
 Membedakan berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan
mendeskripsikan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang teknologi yang
digunakan dikehidupan sehari hari serta kemudahan yang diperoleh
oleh masyarakat dengan memanfaatkan teknologi tersebut.

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,
gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru
danteman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku.
 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan
tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalambahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
 Menerangkan dan mempraktikkan teks arahan/petunjuk tentang
pemeliharaan panca indera serta penggunaan alat teknologi modern
dan tradisional secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah kosakata baku.

149 | T r a k i n d o B a n g u n K a r a k t e r B a n g s a – S e r i 2

Anda mungkin juga menyukai