BOOK REPORT
“STRATEGI PEMBELAJARAN”
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai buku yang berjudul ‘Strategi Pembelajaran’ ini dengan baik meskipun
masih banyak kekurangan di dalamnya. Kami juga berterima kasih kepada Bapak
Dr. H. Akil, M. Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran
yang telah memberikan salah satu tugas ini kepada kami.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. BAGIAN KESATU
ISI BUKU :
BAB I...........................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................6
BAB III......................................................................................................13
BAB IV......................................................................................................18
B. BAGIAN KEDUA
KOMENTAR.................................................................................................25
C. BAGIAN KETIGA
KESIMPULAN..............................................................................................27
ii
BAGIAN KESATU
ISI BUKU
A. Perencanaan Pembelajaran
1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran mengandung 2 kata kunci, yaitu perencanaan dan
pembelajaran. Perencanaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti
proses, pembuatan, cara merencanakan. Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu
proses pembuatan rencana, model, bentuk, pola, dan konstruksi sesuatu hal yang
akan dilakukan, sedangkan pembelajaran dibentuk dari kata dasar ajar yang berarti
petunjuk yang diberikan kepada seseorang agar diketahui.
Perencanaan pembelajaran diartikan sebagai proses penyusunan materi
pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan
metode pembelajaran, serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
(Syah, 2007).
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran merupakan tugas utama guru
profesional. Perencanaan pembelajaran menunjukkan bagaimana keterampilan
guru dalam merencanakan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada RPP yang
telah dibuatnya. Agar perencanaan yang dibuat dapat dilaksanakan dengan baik,
guru perlu belajar bagaimana cara mengajar siswa-siswa yang memiliki berbagai
macam karakteristik.
1
a. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1) Kejelasan tujuan: rumusan tujuan pembelajaran tidak menimbulkan
penafsiran ganda.
2) Kelengkapan cakupan rumusan: rumusan tujuan pembelajaran minimal
mengandung komponen siswa dan perilaku yang merupakan hasil
belajar.
3) Kesesuaian dengan kompetensi dasar: tujuan pembelajaran dijabarakan
dari kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum.
b. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar
1) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran: materi dipilih berdasarkan
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
2) Kesesuaian dengan karakteristik siswa: tingkat keluasan dan kedalaman
materi disesuaikan dengan karakteristik siswa (termasuk yang cepat dan
lambat, yang bermotivasi tinggi dan rendah).
3) Keruntutan dan sistematika materi: penataan materi disesuaikan dengan
karakteristik mata pelajaran, misalnya hierarkis, prosedural, kronologis,
dan/atau spiral.
4) Kesesuaian materi dengan aloksi waktu: kemungkinan tidaknya keluasan
dan ke dalam materi dapat dicapai dalam waktu yang disediakan.
c. Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran
1) Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran.
2) Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi
pembelajaran.
3) Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik
siswa.
d. Skenario/Kegiatan Pembelajaran
1) Kesesuaian metode dan strategi pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran.
2) Kesesuaian metode dan strategi pembelajaran dengan materi
pembelajaran.
3) Kesesuaian metode dan strategi pembelajaran dengan karakteristik siswa.
2
4) Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan
kesesuaiannya dengan alokasi waktu yang disediakan.
e. Penilaian Hasil Belajar
1) Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran.
2) Kesesuaian prosedur penilaian.
3) Kelengkapan instrumen.
B. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bagaimana kemampuan
keterampilan guru ketika melaksanakan pembelajaran di kelas. Agar pelaksanaan
pembelajaran dapat berjalan efektif dibutuhkan keterampilan-keterampilan guru
yang mampu secara akademik menguasai subjek yang akan diajarkan, terutama
dalam menggunakan metode dan media pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan,
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian
materi pembelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
Menurut Muslich (2007: 72), pelaksanaan pembelajaran diarahkan pada tiga
aspek, yaitu a) kegiatan prapembelajaran; b) kegiatan inti pembelajaran; c)
kegiatan penutup, yang akan dijabarkan sebagai berikut.
a. Kegiatan Prapembelajaran
1) Mempersiapkan siswa untuk belajar.
2) Melakukan kegiatan apersepsi.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
1) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran.
2) Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.
3) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan
karakteristik siswa.
3
4) Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4) merencanakan kegiatan tindaklanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa;
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
4
secara berkesinambungan pada setiap akhir tahapan kegiatan belajar siswa yang
dirumuskan dalam setiap tujuan pembelajaran. Semua siswa (secara individu)
harus menyelesaikan semua tahapan kegiatan belajarnya, dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, dan guru mengobservasi ketuntasan belajar siswa setiap
tahapan dan mengukurnya sesuai standar performance yang harus diunjukkerjakan
siswa, sesuai yang dirumuskan dalam indikator keberhasilan pembelajaran.
Penilaian pembelajaran pada KTSP menganut prinsip pembelajaran tuntas.
Dalam Depdiknas (2004b: 12) pembelajaran tuntas (mastery learning) adalah
pendekatan dalam pembelajaran yang mensyaratkan siswa menguasai secara
tuntas seluruh standar kompetensi atau kompetensi dasar mata pelajaran. Dengan
demikian, guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu
menentukan kriteria ketuntasan minimum pada setiap mata pelajarannya.
5
BAB II : KONSEP DASAR MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI,
METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN
A. Model Pembelajaran
1. Pengertian Menurut Para Ahli
Pendapat beberapa ahli mengenai model pembelajaran antara lain :
a. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran berfungsi sebagi pedoman bagi guru dalam merencanakan
dan melaksanakan kegiatan pembelajaran (Adi, 2000: 45)
b. Model mengajar merupakan suatu pola atau rencana yang dipakai guru
dalam mengorganisasikan materi pelajaran, maupun kegiatan siswa dan
dapat dijadikan petunjuk bagaimana guru mengajar di depan kelas
(seperti alur yang diikutinya). Penggunaan model mengajar tertentu
akan menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan yang telah diprogramkan
maupun yang semula tidak diprogramkan (Mulyani, 2000: 70).
Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi ataupun prosedur tertentu lainnya, antara lain: (1) rasional teoretik
yang di susun oleh para pencipta atau pengembanganya; (2) landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai); (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model
tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; (4) lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
6
Melandaskan pada teori belajar dan teori pembelajaran;
Mempunyai tujuan/maksud tertentu;
Memiliki pola langkah kegiatan belajar-mengajar (sintaks) yang jelas;
Mengandung komponen-komponen, seperti guru, siswa, interaksi guru
dan siswa, da alat untuk menyampaikan model.
3. Generalisasi Model Pembelajaran
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat digeneralisasi pengertian
model pembelajaran, yaitu tiruan atau contoh kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur pembelajaran secara sistematis dalam mengelola
pengalaman belajara siswa agar tujuan belajar tertentu yang dinginkan dapat
tercapai. Model pembelajaran dapat digunakan sebagai bahan rujukan pengajar
untuk mengelola pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas terlihat ada kesamaan (ciri
khusus) suatu hal dikatakan sebagai model pembelajaran. Kesamaan yang
dimaksud adalah adanya pola atau rencana yang sistematis. Walaupun demikian,
pandangan para ahli mempunyai penekanan tertentu. Ada ahli yang mengatakan
bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual, ada pula yang
mengatakan jika model merupakan deskripsi lingkungan belajar.
Dengan demikian, model pembelajaran merupakan suatu rancangan yang di
dalamnya menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang dapat dilaksanakan
oleh guru dalam mentransfer pengetahuan maupaun nilai-nilai kepada siswa.
B. Pendekatan Pembelajaran
Secara garis besar pendekatan pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu
teacher centered (berpusat pada guru) dan student centered (berpusat pada siswa).
Pada pendekatan teacher centered, pembelajaran berpusat pada guru sebagai
seorang ahli yang memegang kontrol selama proses pembelajaran, baik organisasi,
materi, maupun waktu. Sementara pendekatan student centered, siswa didorong
untuk mengerjakan sesuatu sebagai pengalaman praktik dan membangun makna
atas pengalaman yang diperolehnya. Guru hanya berperan sebagai motivator dan
fasilitator.
7
Pada pembelajaran berpusat pada siswa, pembelajaran dibangun atas pengetahuan
yang telah dimiliki siswa (prior knowledge) yang berlangsung dalam situasi yang
berhubungan dengan tempat kita berada, orang yang telah dikenal, dan
kepercayaan tentang sesuatu yang pernah dimiliki.
8
C. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Menurut Para Ahli
a. Gulo (2008: 3), menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan
rencana dan cara-cara membawakan pengajaran agar segala prinsip
dasar dapat terlaksana dan segala tujuan pengajaran dapat dicapao
secara efektif. Cara-cara membawakan pengajaran itu merupakan pola
dan urutan umum perbuatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan
mengajar. Pola dan urutan umumperbuatan guru-murid tersebut
merupakan suatu kerangka umum kegiatan belajar-mengajaryang
tersusun dalam suatu rangkaian bertahap menuju tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang digunakan untuk
memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran (Sanjaya, 2008: 23)
c. Hamalik (2001), strategi pembelajaran adalah keseluruhan metode dan
prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses
belajar-mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Unsur Penting Strategi Pembelajaran
Jika dicermati, pengertian strategi pembelajaran di atas mengarah pada
pengertian model-model pengajaran. Walaupun demikian, titik tekan strategi
pembelajaran adalah pada operasionalnya (action), sedangkan model menekankan
pada pola (pattern). Berdasarkan pengetian di atas, dapat diambil beberapa unsur
penting mengenai strategi pembelajaran, yaitu:
Memiliki tujuan jelas;
Adanya perencanaan yang jelas;
Menurut adanya tindakan (action) guru;
Merupakan serangkaian prosedur yang harus dikerjakan;
Melibatkan materi pembelajaran;
Memiliki urutan/langkah-langkah yang teratur.
9
3. Generalisasi Strategi Pembelajaran
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli di atas, strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai rancangan prosedural yang memuat tindakan yang harus
dilakukan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan.
Strategi pembelajaran dapat dikatakan sebagai implementasi dari model
pembelajaran.
Secara sederhana, strategi pembelajaran merupakan siasat/taktik yang harus
dipikirkan/direncanakan guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, strategi pembelajaran mencakup:
Tujuan pembelajaran;
Materi/bahan pelajaran;
Kegiatan pembelajaran (metde/teknik);
Media pembelajaran;
Pengelolaan kelas;
Penilaian.
D. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Menurut Para Ahli
a. Menurut Sanjaya (2008: 127), metode adalah cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalamkegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal.
b. Muslich (2007) memberi pengertian tentang metode pembelajaran sebai
cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan
yang terdiri atas pendidik dan siswa untuk saling berinteraksi dalam
melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar mengajar berjalan
dengan baik dalam arti tujuan pembelajaran tercapai.
c. Kata metode berasal dari bahasa latin methodos yang berarti jalan yang
harus dilalui. Dalam kamus bahasa indonesia kontemporer disebutkan
bahwa meode merupakan cara yang teratur dan ilmiah dalam mencapai
maksud untuk memperoleh ilmu atau juga merupakan cara mendekati,
mengamati, menganalisis, dan menjelaskan suatu fenomena dengan
10
menggunakan landasan teori. Menurut Smith et al (1970), metode
pembelajaran adalah setiap kegiatan yang ditetapkan oleh pendidik
untuk mencapai tujuan-tujuan belajar.
2. Unsur Penting Metode Pembelajaran
Merupakan seperangkat cara menyampaikan pembelajaran;
Adanya guru sebagai pembawa pesan;
Memanfaatkan fasilitas yang ada;
Ada tujuan yang ingin dicapai;
Menciptakan situasi yang mendukung;
Melibatkan subjek didik.
3. Generalisasi Metode Pembelajaran
Definisi di atas, menunjuk metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
pengajaran. Sebagaimana disebutkan bahwa metode merupakan cara kerja yang
sistematis menunjukkan sifatnya yang sangat operasional. Dengan demikian,
dapat digeneralisasi bahwa metode merupakan prinsip dasar sebuah cara kerja
yang secara teknis dapat dikembangkan untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Guru dapat memodifikasi/menggunakan lebih dari dua metode dalam satu kali
pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.
E. Teknik Pembelajaran
1. Pengertian Menurut Para Ahli
a. Menurut sanjaya (2008: 127), teknik adalah cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode.
b. Teknik merupakan keterampilan dan seni (kiat) untuk melaksanakan
langkah-langkah yang sistematik dalam melakukan sesuatu kegiatan
ilmiah yang lebih luas atau metode (Sudjana, 2005)
2. Unsur Penting Teknik Pembelajaran
Merupakan implementasi dari metode;
Jabaran operasional dari metode;
Prosedur pelaksanaan kegiatan pembelajaran;
Memiliki cara khusus dan spesifik.
3. Generalisasi Teknik Pembelajaran
11
Berdasarkan pengertian di atas, teknik dapat digeneralisasi sebagai prosedur
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan merupakan implementasi dari metode
yang digunakan. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai langkah-langkah yang ditempuh guru selama pembelajaran dalam
menyampaikan suatu materi pembelajaran.
MODEL
PENDEKATAN
STRATEGI
METODE
TEKNIK
12
BAB III : MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
13
Dalam pembelajaran langsung, penguasaan konsep dan perubahan perilaku
siswa dilakukan secara deduktif. Guru sebagai penyampai informasi sudah
seharusnya melupakan variasi gaya mengajar, variasi media agar pembelajaran
tidak terkesan monoton dan membosankan.
Gagne & Briggs (Kardi & Nur, 2005) mengemukakan pandangannya
tentang analasis sistem dalam bidang pendidikan sebagai berikut. Pengajaran yang
dirancang secara systematic akan berpengaruh besar terhadap perkembangan
individu. Beberapa pakar pendidikan mengemukakan bahwa pendidikan akan
menjadi paling baik dirancang hanya untuk memberikan kesempatan kepada siswa
memperoleh lingkungan belajar yang menunjang dan berkembang sesuai dengan
kemampuan dan aktivitasnya sendiri, tanpa adanya paksaan apapun. Kita
menganggap hal tersebut merupakan pandanagan yang keliru. Pembelajaran yang
tidak diarahkan, menurut mereka mungkin sekali membawa perkembangan
banyak individu oleh karena satu dan lain hal menjadi tidak kompeten dalam
mencapai kepuasan pribadi dari kehidupan masyarakat sekarang atau yang akan
datang. Teori belajar yang paling banyak sumbangannya pada model
pembelajaran langsung adalah teori belajar sosial, yang juga disebut belajar
melalui observasi.
Alur atau sintaks model pembelajaran langsung ini memiliki lima tahap
yaitu menentukan tujuan, menjelaskan atau mendemonstrasikan pengetahuan,
memberikan latihan terbimbing, memberikan umpan balik dan memberikan
latihan lanjutan (Arends, 1997: 265). Secara rinci, sintaks dari model
pembelajaran langsung tersaji dalam tabel berikut.
Tabel 5
14
pelajaran, mempersiapkan siswa
untuk belajar.
Fase- 2 Mendemonstrasikan dengan jelas
Demonstrate knowledge or skill tahap demi tahap suatu pengetahuan
Mendemonstrasikan pengetahuan atau atau keterampilan baru
keterampilan
Fase- 3 Menyediakan kesempatan bagi siswa
Provide guide practice untuk melatih pengetahuan atau
Memberikan latihan dan memberikan keterampilan baru.
bimbingan
Fase- 4 Memeriksa kebenaran pemahaman
Check for understanding and provide siswa dan kinerja siswa. Memberikan
feedback umpan balik sesegera mungkin dan
Memeriksa pemahaman dan disampaikan dengan jelas.
memberikan umpan balik
Fase- 5 Menyiapkan latihan lanjutan pada
Provide extended practice and situasi yang lebih kompleks dan
transfer memberikan perhatian pada proses
Memberikan latihan lanjutan transfer.
15
2. Model ini memungkinkan untuk diterapkan secara efektif dalam kelas
yang besar maupun kecil.
3. Melalui pembimbingan guru dapat menekankan hal-hal penting atau
kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.
4. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi
rendah karena guru memberikan bimbingan secara individual.
5. Informasi yang banyak dapat tersampaikan dalam waktu yang relative
singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
6. Salah satu metode yang dipakai dalam model ini adalah ceramah.
Metode ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk
menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau
yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan
informasi.
7. Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar
(misalnya, ceramah) dan mengamati (misalnya, demonstrasi) dapat
membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
8. Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi
siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat
diantara teori (yang seharusnya terjadi) dan observassi (kenyataan yang
mereka lihat).
9. Model pembelajaran ini berguna bagi siswa yang tidak memiliki
kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas seperti yang
didemonstrasikan oleh guru.
16
3. Kesempatan siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal terbatas karena partisipasi aktif lebih banyak dilakukan
oleh guru.
4. Kesuksesan pembelajaran ini sangat bergantung pada guru. Jika guru
siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat
belajar dengan baik.
5. Model pembelajaran ini dapat berdampak negative terhadap
kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan
siswa kareana ketidaktahuan siswa akan selesai dengan pembimbingan
guru.
6. Model pembelajaran langsung membutuhkan keterampilan komunikasi
yang baik dari guru. Jika komunikasi yang baik dari guru. Jika
komunikasi tidak berlangsung efektif, dapat dipastikan pembelajaran
tidak akan berhasil.
7. Guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman
siswa, sehingga dapat berakibat pada ketidakpahaman siswa atau
kesalahpahaman siswa.
8. Model pembelajaran ini akan sulit diterapkan untuk materi-materi yang
abstrak dan kompleks.
9. Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa,
siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan
meningat sedikit isi materi yang disampaikan.
10. Siswa menjadi tidak bertanggung jawab mengenai materi yang harus
dipelajari oleh dirinya karena menganggap materi akan diajarkan oleh
guru.
17
BAB IV : METODE PEMBELAJARAN
18
3. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis
Sesuai dengan paradigma yang berpusat pada siswa, guru harus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membahas aktif dalam pembelajaran.
Pengalaman langsung perlu diberikan kepada siswa agar makna dari
pembelajaran dapat diterima sendiri oleh siswa yang belajar.
4. Integrasi pemahaman dan pengalaman
Prior knowledge (pengetahuan awal) yang dibutuhkan oleh siswa merupakan
bekal untuk menentukan metode pembelajaran mana yang tepat.
5. Prinsip Fungsional
Penting memilih metode pembelajaran yang mampu mengantarkan siswa
kepada makna dan manfaat belajar.
6. Prinsip menggembirakan
Pembelajaran harus di-setting dalam kesenangan yang menyenangkan.
Sesuatu yang menggembirakan akan membantu menentukan keberhasilan
dalam belajar.
19
yang tidak dikuasainya karena justru akan mempersulit diri sendiri dan
menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.
5. Perbedaan fasilitas
Fasilitas baik dari segi kualitas maupun keunggulan dapat memengaruhi
pemilihan dan penetapan metode mengajar. Contohnya tujuan
pembelajaran membuktikan konsep melalui praktikum yang dibutuhkan
membutuhkan metode percobaan. Namun, jika fasilitas laboratorium
tidak ada, metode percobaan tidak dapat dilaksanakan.
20
Selain kelebihan, metode ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
2. Metode Diskusi
Metode ini memungkinkan siswa berkomunikasi tentang materi pelajaran
dengan siswa lain maupun dengan guru. Metode ini banyak diterapkan pada
model pembelajaran kooperatif dan pemecahan masalah. Tujuan dari
metode ini adalah meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan kepada
siswa yang pasif agar menjadi aktif.
Metode diskusi memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a. menghidupkan suasana kelas;
b. melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain;
c. meningkatkan rasa percaya diri siswa;
d. memberi kesempatan kepada siswa untuk pendapatnya secara bebas dan
mandiri;
Adapun kelemahan dari metode ini antara lain:
a. tidak jarang diskusi dikuasai oleh anak-anak yang aktif dan suka
berbicara;
b. hasil diskusi kadang tidak terduga dan tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran jika guru tidak memberikan rambu-rambu secara jelas;
c. membutuhkan waktu lebih lama;
d. hanya efektif diterapkan untuk kelompok kecil
21
sebelum pelajaran di kelas. Dari jawasaban siswa, guru dapat memprediksi
bagian mana yang telah dikuasai siswa dan bagian mana yang belum
dipahami oleh siswa.
Beberapa kelebihan metode tanya jawab antara lain :
a. Mengaktifkan siswa;
b. Menarik perhatian siswa;
c. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikirnya.
Sedangkan kelemahannya dari metode ini adalah:
a. Perasaan takut untuk menjawab;
b. Pertanyaan atau jawaban terkadang menyimpang dari materi yang sedang
dipelajari;
c. Tidak semua siswa berkesempatan menjawab pertanyaan jiks jumlah
siswanya banyak.
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi dilakukan dengan cara memperagakan kejadian, cara
kerja alat, atau urutan kegiatan baik secara langsung atau dibantu media
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Bertujuan untuk
memperjelas konsep dan proses terjadinya sesuatu karena siswa melihat
sendiri proses tersebut.
Metode ini memiliki kelebihan yaitu :
a. Memperjelas dan mengonkretkan materi pelajaran;
b. Mempermudah pemahaman siswa;
c. Meningkatkan ketertarikan siswa akan materi;
d. Meningkatkan daya serap siswa terhadap materi;
e. Meningkatkan aktivitas belajar siswa karena terlibat dalam melakukan
demonstrasi.
22
5. Metode Eksperimen
Metode eksperimen dilakukan dengan cara mempraktikkan buku resep yang
dapat berisi petunjuk praktikum atau petunjuk dalam mengoperasikan alat.
Siswa dituntut untuk melakukan percobaan atau mengamati suatu proses
dan hasilnya. Metode ini untuk membekali siswa dengan metode ilmiah.
Oleh karena itu, metode percobaan ini memiliki kelebihan-kelebihan, yaitu:
a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaan;
b. Melahirkan kreativitas dan inovasi baru dengan penemuan hasil
percobaan;
c. Melatih keterampilan membuat dugaan, mencatat fenomena,
menganalisis hasil, serta menarik kesimpulan.
a. Memerlukan alat dan bahan yang terkadang sulit didapat dan harganya
mahal;
b. Hasil percobaan tidak selalu sama dengan teori karena mungkin ada
faktor-faktor lain yang disetujui.
23
Adapun kelemahan-kelemahan metode pemberian tugas antara lain:
a. Guru sulit membedakan siswa yang aktif dan pasif jika tugas dikerjakan
secara berkelompok;
b. Tidak mudah menentukan tugas yang sesuai dengan perbedaan
kemampuan individu siswa;
7. Metode Karyawisata
Metode karyawisata dilakukan dengan cara mengajak anak-anak ke luar
kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang ada
hubungannya dengan materi pelajaran. Ada yang menyebut metode ini
sebagai metode studi wisata. Metode karyawisata menuntut siswa untuk
membuat laporan mengenai apa yang dilihat, didengar, dan dialami di
tempat wisata.
Metode ini memiliki kelebihan, di antaranya :
a. Pengalaman langsung dapat diperoleh siswa;
b. Siswa dapat ikut aktif dalam mencoba sesuatu dalam kegiatan di objek
wisata;
c. Membuat suasana pembelajaran rileks dan menyenangkan.
24
BAGIAN KEDUA
KOMENTAR
Isi dari BAB ini cukup mewakili judul yang ada pada BAB, hanya saja
penjelasannya terlalu rumit untuk dipahami karena terlalu banyak bahasa asing di
dalamnya (walaupun dilengkapi dengan terjemahan), namun alangkah baiknya
akan lebih bagus lagi digunakannya bahasa utama/ bahasa resmi, bahasa
persatuan, yakni Bahasa Indonesia yang lebih baku lagi tanpa perlu adanya
Bahasa Asing.
Pada BAB ini dijelaskan tentang konsep dasar model, pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran. Selain memberikan pemahaman konsep dasar
secara umum, penulis juga mengelaborasikan beberapa pengertian para ahli
mengenai model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa sumber dari konsep tersebut benar-benar nyata
adanya.
Pada BAB ini juga dilengkapi dengan beberapa gambar yang dapat
memudahkan untuk dimengerti oleh para pembaca. Di mana gambar tersebut
merupakan salah satu media visual yang bilamana saat kita sedang memhami
penjelasan teori, jika dilengkapi dengan gambar maka teori tersebut akan lebih
mudah terserap dan dimengerti.
25
BAB III : MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
26
BAGIAN KETIGA
KESIMPULAN
1. Metode ceramah;
2. Metode diskusi;
3. Metode tanya jawab;
4. Metode demonstrasi (peragaan);
5. Metode eksperimen (percobaan);
6. Metode resitasi (pemberian tugas); dan
7. Metode karyawisata.
27