Anda di halaman 1dari 30

STRATEGI PEMBELAJARAN

Karangan : Jamil Suprihatiningrum, M. Pd. Si.

BOOK REPORT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“STRATEGI PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampu: Dr. H. Akil, M. Pd.

Disusun oleh: Kelompok 8 Kelas IVA

1. Cucun Cunayah (Jubir)


2. Tiya Latipah (Sekretaris)
3. Doni Rukmara (Ketua)
4. Bagus Kamajaya (Jubir)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2020
Kata Pengantar

ِ ‫ْــــــــــــــــــم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬


‫َّحي ِْم‬ ِ ‫بِس‬

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai buku yang berjudul ‘Strategi Pembelajaran’ ini dengan baik meskipun
masih banyak kekurangan di dalamnya. Kami juga berterima kasih kepada Bapak
Dr. H. Akil, M. Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran
yang telah memberikan salah satu tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi tersebut. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang


kurang berkenan. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya terutama bagi kami sendiri sebagai penyusun makalah.

Karawang, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

A. BAGIAN KESATU

ISI BUKU :

BAB I...........................................................................................................1

BAB II..........................................................................................................6

BAB III......................................................................................................13

BAB IV......................................................................................................18

B. BAGIAN KEDUA

KOMENTAR.................................................................................................25

C. BAGIAN KETIGA

KESIMPULAN..............................................................................................27

ii
BAGIAN KESATU

ISI BUKU

BAB I : PROGRAM PEMBELAJARAN

A. Perencanaan Pembelajaran
1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran mengandung 2 kata kunci, yaitu perencanaan dan
pembelajaran. Perencanaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti
proses, pembuatan, cara merencanakan. Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu
proses pembuatan rencana, model, bentuk, pola, dan konstruksi sesuatu hal yang
akan dilakukan, sedangkan pembelajaran dibentuk dari kata dasar ajar yang berarti
petunjuk yang diberikan kepada seseorang agar diketahui.
Perencanaan pembelajaran diartikan sebagai proses penyusunan materi
pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan
metode pembelajaran, serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
(Syah, 2007).
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran merupakan tugas utama guru
profesional. Perencanaan pembelajaran menunjukkan bagaimana keterampilan
guru dalam merencanakan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada RPP yang
telah dibuatnya. Agar perencanaan yang dibuat dapat dilaksanakan dengan baik,
guru perlu belajar bagaimana cara mengajar siswa-siswa yang memiliki berbagai
macam karakteristik.

2. Komponen Perencanaan Pembelajaran


Menurut Muslich (2007: 67), komponen terpenting pada perencanaan
pembelajaran diarahkan pada lima aspek, yaitu: a) perumusan tujuan
pembelajaran; b) pemilihan dan pengorganisasi materi ajar; c) pemilihan sumber
belajar/media pembelajaran; d) skenario/kegiatan pembelajaran; e) penilaian hasil
belajar yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1
a. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1) Kejelasan tujuan: rumusan tujuan pembelajaran tidak menimbulkan
penafsiran ganda.
2) Kelengkapan cakupan rumusan: rumusan tujuan pembelajaran minimal
mengandung komponen siswa dan perilaku yang merupakan hasil
belajar.
3) Kesesuaian dengan kompetensi dasar: tujuan pembelajaran dijabarakan
dari kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum.
b. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar
1) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran: materi dipilih berdasarkan
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
2) Kesesuaian dengan karakteristik siswa: tingkat keluasan dan kedalaman
materi disesuaikan dengan karakteristik siswa (termasuk yang cepat dan
lambat, yang bermotivasi tinggi dan rendah).
3) Keruntutan dan sistematika materi: penataan materi disesuaikan dengan
karakteristik mata pelajaran, misalnya hierarkis, prosedural, kronologis,
dan/atau spiral.
4) Kesesuaian materi dengan aloksi waktu: kemungkinan tidaknya keluasan
dan ke dalam materi dapat dicapai dalam waktu yang disediakan.
c. Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran
1) Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran.
2) Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi
pembelajaran.
3) Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik
siswa.
d. Skenario/Kegiatan Pembelajaran
1) Kesesuaian metode dan strategi pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran.
2) Kesesuaian metode dan strategi pembelajaran dengan materi
pembelajaran.
3) Kesesuaian metode dan strategi pembelajaran dengan karakteristik siswa.

2
4) Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan
kesesuaiannya dengan alokasi waktu yang disediakan.
e. Penilaian Hasil Belajar
1) Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran.
2) Kesesuaian prosedur penilaian.
3) Kelengkapan instrumen.

B. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bagaimana kemampuan
keterampilan guru ketika melaksanakan pembelajaran di kelas. Agar pelaksanaan
pembelajaran dapat berjalan efektif dibutuhkan keterampilan-keterampilan guru
yang mampu secara akademik menguasai subjek yang akan diajarkan, terutama
dalam menggunakan metode dan media pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan,
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian
materi pembelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
Menurut Muslich (2007: 72), pelaksanaan pembelajaran diarahkan pada tiga
aspek, yaitu a) kegiatan prapembelajaran; b) kegiatan inti pembelajaran; c)
kegiatan penutup, yang akan dijabarkan sebagai berikut.
a. Kegiatan Prapembelajaran
1) Mempersiapkan siswa untuk belajar.
2) Melakukan kegiatan apersepsi.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
1) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran.
2) Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.
3) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan
karakteristik siswa.

3
4) Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4) merencanakan kegiatan tindaklanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa;
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

C. Penilaian Hasil Pembelajaran


Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi siswa, serta digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian
dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes
dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran
sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan
penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian
Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran (BSNP, 2007a: 7-
18).
Penilaian pembelajaran pada KTSP meliputi tes lisan, tes tulisan, dan tes
perbuatan, baik secara terpisah, maupun terintegrasi. Dengan kata lain, evaluasi
pembelajaran berbasis kompetensi (competencebased evaluation) berbentuk
evaluasi unjuk kerja (performance-based evaluation), baik untuk kerja lisan dan
tulisan (verbal pervormance), unjuk kerja sikap (attitudinalperformance) maupun
unjuk kerja fisik manual (physicalperformance).
Penilaian pembelajaran berbasis kompetensi meliputi evaluasi belajar
terstruktur (intrakurikuler dan kokurikuler) dan kegiatan siswa di luar program-
program sekolah. Penilaian pembelajaran berbasis kompetensi dilaksanakan

4
secara berkesinambungan pada setiap akhir tahapan kegiatan belajar siswa yang
dirumuskan dalam setiap tujuan pembelajaran. Semua siswa (secara individu)
harus menyelesaikan semua tahapan kegiatan belajarnya, dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, dan guru mengobservasi ketuntasan belajar siswa setiap
tahapan dan mengukurnya sesuai standar performance yang harus diunjukkerjakan
siswa, sesuai yang dirumuskan dalam indikator keberhasilan pembelajaran.
Penilaian pembelajaran pada KTSP menganut prinsip pembelajaran tuntas.
Dalam Depdiknas (2004b: 12) pembelajaran tuntas (mastery learning) adalah
pendekatan dalam pembelajaran yang mensyaratkan siswa menguasai secara
tuntas seluruh standar kompetensi atau kompetensi dasar mata pelajaran. Dengan
demikian, guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu
menentukan kriteria ketuntasan minimum pada setiap mata pelajarannya.

D. Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Segala sesuatu yang dipersiapkan guru sebelum melaksanakan kegiatan
proses pembelajaran dinamakan dengan perangkat pembelajaran. Perangkat
pembelajaran ini terdiri atas silabus, RPP, bahan ajar, alat penilaian, dan media.
Guru perlu mengembangkan perangkat pembelajaran sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Ada beberapa model yang dapat digunakan guru dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran. Model pengembangan perangkat
pembelajaran memuat langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengembangan
perangkat. Ada tiga macam model pengembangan perangkat pembelajaran, yaitu
model Four-D, model Kemp, dan model Dick dan Carey (Ibrahim, 2003).

5
BAB II : KONSEP DASAR MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI,
METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN

A. Model Pembelajaran
1. Pengertian Menurut Para Ahli
Pendapat beberapa ahli mengenai model pembelajaran antara lain :
a. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran berfungsi sebagi pedoman bagi guru dalam merencanakan
dan melaksanakan kegiatan pembelajaran (Adi, 2000: 45)
b. Model mengajar merupakan suatu pola atau rencana yang dipakai guru
dalam mengorganisasikan materi pelajaran, maupun kegiatan siswa dan
dapat dijadikan petunjuk bagaimana guru mengajar di depan kelas
(seperti alur yang diikutinya). Penggunaan model mengajar tertentu
akan menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan yang telah diprogramkan
maupun yang semula tidak diprogramkan (Mulyani, 2000: 70).

Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi ataupun prosedur tertentu lainnya, antara lain: (1) rasional teoretik
yang di susun oleh para pencipta atau pengembanganya; (2) landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai); (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model
tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; (4) lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Unsur penting model pembelajaran


Berdasarkan beberapa para ahli di atas, dapat dikatakan bahwa sesuatu dapat
dijadikan model pembelajaran, jika mengandung unsur-unsur penting,
diantaranya:
 Memiliki nama;
 Merupakan landasan filosofis pelaksanaan pembelajaran;

6
 Melandaskan pada teori belajar dan teori pembelajaran;
 Mempunyai tujuan/maksud tertentu;
 Memiliki pola langkah kegiatan belajar-mengajar (sintaks) yang jelas;
 Mengandung komponen-komponen, seperti guru, siswa, interaksi guru
dan siswa, da alat untuk menyampaikan model.
3. Generalisasi Model Pembelajaran
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat digeneralisasi pengertian
model pembelajaran, yaitu tiruan atau contoh kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur pembelajaran secara sistematis dalam mengelola
pengalaman belajara siswa agar tujuan belajar tertentu yang dinginkan dapat
tercapai. Model pembelajaran dapat digunakan sebagai bahan rujukan pengajar
untuk mengelola pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas terlihat ada kesamaan (ciri
khusus) suatu hal dikatakan sebagai model pembelajaran. Kesamaan yang
dimaksud adalah adanya pola atau rencana yang sistematis. Walaupun demikian,
pandangan para ahli mempunyai penekanan tertentu. Ada ahli yang mengatakan
bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual, ada pula yang
mengatakan jika model merupakan deskripsi lingkungan belajar.
Dengan demikian, model pembelajaran merupakan suatu rancangan yang di
dalamnya menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang dapat dilaksanakan
oleh guru dalam mentransfer pengetahuan maupaun nilai-nilai kepada siswa.

B. Pendekatan Pembelajaran
Secara garis besar pendekatan pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu
teacher centered (berpusat pada guru) dan student centered (berpusat pada siswa).
Pada pendekatan teacher centered, pembelajaran berpusat pada guru sebagai
seorang ahli yang memegang kontrol selama proses pembelajaran, baik organisasi,
materi, maupun waktu. Sementara pendekatan student centered, siswa didorong
untuk mengerjakan sesuatu sebagai pengalaman praktik dan membangun makna
atas pengalaman yang diperolehnya. Guru hanya berperan sebagai motivator dan
fasilitator.

7
Pada pembelajaran berpusat pada siswa, pembelajaran dibangun atas pengetahuan
yang telah dimiliki siswa (prior knowledge) yang berlangsung dalam situasi yang
berhubungan dengan tempat kita berada, orang yang telah dikenal, dan
kepercayaan tentang sesuatu yang pernah dimiliki.

1. Pengertian Menurut Para Ahli


Pengertian pendekatan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
a. Pendekatan menurut Gulo (2008: 4) adalah titik tolak atau sudut
pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam
program belajar-mengajar. Sudut pandang tertentu tersebut
menggunakan cara berpikir dan sikap seorang guru dalam
menyelesaikan persoalan yang ia hadapi.
b. Burden, P.R. (1999) menyatakan bahwa pendekatan adalah tata cara
pembelajaran yang melibatkan para guru dan siswa mereka untuk
membangun mencapai tujuan dengan informasi mereka telah didapat
secara aktif, melalui kegiatan dan keikutsertaannya.
c. Pendekatan pengajaran adalah suatu jalan yang ditempuh oleh guru
dalam mencapai tujuan pengajaran ditinjau dari sudut bagaimana materi
itu disusun dan disajikan (Soetoyo, 1998).
2. Unsur Penting Pendekatan Pembelajaran
 Merupakan sebuah filosofi/landasan;
 Merupakan sudut pandang terhadap proses pembelajaran;
 Serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu;
 Jalan yang ditempuh untuk menyampaikan materi.
3. Generalisasi Pendekatan Pembelajaran
Walaupun redaksinya berbeda, pendekatan memiliki hakikat yang sama,
yaitu sebuah filosofis atau landasan sudut pandang dalam melihat bagaimana
proses pembelajaran dilakukan sehingga tujuan yang diharapkan tercapai.
Karakteristik sebuah ilmu memengaruhi penentuan pendekatan yang digunakan
dalam mengajar. Ilmu sosial tentunya memiliki pendekatan yang berbeda dengan
ilmu sains. Paradigma pendekatan sekarang yang berkembang adalah pendekatan
yang berorientasi pada siswa sehingga siswa merupakan subjek pembelajaran.

8
C. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Menurut Para Ahli
a. Gulo (2008: 3), menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan
rencana dan cara-cara membawakan pengajaran agar segala prinsip
dasar dapat terlaksana dan segala tujuan pengajaran dapat dicapao
secara efektif. Cara-cara membawakan pengajaran itu merupakan pola
dan urutan umum perbuatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan
mengajar. Pola dan urutan umumperbuatan guru-murid tersebut
merupakan suatu kerangka umum kegiatan belajar-mengajaryang
tersusun dalam suatu rangkaian bertahap menuju tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang digunakan untuk
memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran (Sanjaya, 2008: 23)
c. Hamalik (2001), strategi pembelajaran adalah keseluruhan metode dan
prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses
belajar-mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Unsur Penting Strategi Pembelajaran
Jika dicermati, pengertian strategi pembelajaran di atas mengarah pada
pengertian model-model pengajaran. Walaupun demikian, titik tekan strategi
pembelajaran adalah pada operasionalnya (action), sedangkan model menekankan
pada pola (pattern). Berdasarkan pengetian di atas, dapat diambil beberapa unsur
penting mengenai strategi pembelajaran, yaitu:
 Memiliki tujuan jelas;
 Adanya perencanaan yang jelas;
 Menurut adanya tindakan (action) guru;
 Merupakan serangkaian prosedur yang harus dikerjakan;
 Melibatkan materi pembelajaran;
 Memiliki urutan/langkah-langkah yang teratur.

9
3. Generalisasi Strategi Pembelajaran
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli di atas, strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai rancangan prosedural yang memuat tindakan yang harus
dilakukan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan.
Strategi pembelajaran dapat dikatakan sebagai implementasi dari model
pembelajaran.
Secara sederhana, strategi pembelajaran merupakan siasat/taktik yang harus
dipikirkan/direncanakan guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, strategi pembelajaran mencakup:
 Tujuan pembelajaran;
 Materi/bahan pelajaran;
 Kegiatan pembelajaran (metde/teknik);
 Media pembelajaran;
 Pengelolaan kelas;
 Penilaian.

D. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Menurut Para Ahli
a. Menurut Sanjaya (2008: 127), metode adalah cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalamkegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal.
b. Muslich (2007) memberi pengertian tentang metode pembelajaran sebai
cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan
yang terdiri atas pendidik dan siswa untuk saling berinteraksi dalam
melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar mengajar berjalan
dengan baik dalam arti tujuan pembelajaran tercapai.
c. Kata metode berasal dari bahasa latin methodos yang berarti jalan yang
harus dilalui. Dalam kamus bahasa indonesia kontemporer disebutkan
bahwa meode merupakan cara yang teratur dan ilmiah dalam mencapai
maksud untuk memperoleh ilmu atau juga merupakan cara mendekati,
mengamati, menganalisis, dan menjelaskan suatu fenomena dengan

10
menggunakan landasan teori. Menurut Smith et al (1970), metode
pembelajaran adalah setiap kegiatan yang ditetapkan oleh pendidik
untuk mencapai tujuan-tujuan belajar.
2. Unsur Penting Metode Pembelajaran
 Merupakan seperangkat cara menyampaikan pembelajaran;
 Adanya guru sebagai pembawa pesan;
 Memanfaatkan fasilitas yang ada;
 Ada tujuan yang ingin dicapai;
 Menciptakan situasi yang mendukung;
 Melibatkan subjek didik.
3. Generalisasi Metode Pembelajaran
Definisi di atas, menunjuk metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
pengajaran. Sebagaimana disebutkan bahwa metode merupakan cara kerja yang
sistematis menunjukkan sifatnya yang sangat operasional. Dengan demikian,
dapat digeneralisasi bahwa metode merupakan prinsip dasar sebuah cara kerja
yang secara teknis dapat dikembangkan untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Guru dapat memodifikasi/menggunakan lebih dari dua metode dalam satu kali
pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.

E. Teknik Pembelajaran
1. Pengertian Menurut Para Ahli
a. Menurut sanjaya (2008: 127), teknik adalah cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode.
b. Teknik merupakan keterampilan dan seni (kiat) untuk melaksanakan
langkah-langkah yang sistematik dalam melakukan sesuatu kegiatan
ilmiah yang lebih luas atau metode (Sudjana, 2005)
2. Unsur Penting Teknik Pembelajaran
 Merupakan implementasi dari metode;
 Jabaran operasional dari metode;
 Prosedur pelaksanaan kegiatan pembelajaran;
 Memiliki cara khusus dan spesifik.
3. Generalisasi Teknik Pembelajaran

11
Berdasarkan pengertian di atas, teknik dapat digeneralisasi sebagai prosedur
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan merupakan implementasi dari metode
yang digunakan. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai langkah-langkah yang ditempuh guru selama pembelajaran dalam
menyampaikan suatu materi pembelajaran.

F. Hubungan antara Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Dan Teknik


Pembelajaran
Dengan memerhatikan berbagai definisi di atas, secara umum dapat
ditentukan bagaimana gambaran hubungan anatara berbagai istilah di atas.
Menurut penuis, hubungan antara model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran adalah sebagaimana tampak pada digambar berikut.

MODEL
PENDEKATAN
STRATEGI
METODE
TEKNIK

Model memiliki cakupan lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode,


dan teknik karena untuk menyusun sebuah model pembelajaran kita harus
menentukan pendekatan, strategi, metode, dan teknik yang akan digunakn. Begitu
pula dalam pendekatan mencakup strategi, metode, dan teknik. Strategi
didefinisikan sevagai teknik. Oleh karena itu, untuk menciptakan strategi
pembelajaran dibutuhkan metode dan teknik. Sementara metode adalah cara yang
digunakan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran yang memerlukan
teknik yang sesuai.

12
BAB III : MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG

A. Pengertian Pembelajaran Langsung


Model pembelajaran langsung didesain bagi siswa dalam mempelajari
pengetahuan yang terstruktur dan dapat dipelajari melalui tahap deemi tahap
(Arends, 1997). Model ini berpusat pada guru (teacher centered) dan
melandaskan pada tiga ciri: (1) tipe siswa yang dihasilkan, (2) alur atau sintaks
dalam proses pembelajarannya, dan (3) lingkungan (suasana) belajarnya.
Pembelajaran langsung memiliki tujuan sebagai berikut: direct instructions
aims at accomplishing two major learner outcomes: mastery of well structured
academic content and acquisition of all kinds of skill (Arends, 1997). Artinya,
pembelajaraan langsung memiliki dua tujuan utama, yaitu agar siswa mengusai
bahan pelajaran dan memiliki berbagai keterampilan.
Model pembelajaran langsung memerlukan pengelolaan guru dengan
cermat, dalam hal ini alokasi waktu, kejelasan dalam memberikan pengetahuan
atau keterampilan baru harus disajikan tahap demi tahap. Selain itu, guru harus
mampu mencciptakan kondisi lingkungan (suasana) belajar yang berorientasi pada
tugas. Hal ini mungkin terjadi bila guru memiliki kemampuan mengajar yang
efektif (Arends, 1997).
Dalam menciptakan lingkungan atau suasana belajar, model pembelajaran
langsung memerlukan perilaku khusus dan beberapa keputusan guru selama
merencanakan dan melaksanakannya. Tekanan dalam melaksanakan model
pembelajaran langsung adalah agar siswa menguasai pengetahuan yang berupa
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural.
Pengetahuan dekralatif adalah pengetahuan tentang sesuatu, contohnya
siswa dapat menjelaskan konsep variable. Pengetahuan dekralatif bersifat sebagai
pengetahuan yang mendasari bagi pengembangan dan pengetahuan, ini sangat
perlu dimiliki oleh siswa di sekolah tingkat awal. Sering agar dapat memiliki
pengetahuan procedural siswa terlebih dahulu harus memiliki persyaratan berupa
pengetahuan dekralatif. Sebagai contoh, jika siswa dituntut untuk mampu
membuat paragraph, siswa harus memiliki pengetahuan konsep tentang kalimat.
Kedua jenis pengetahuan procedural dan dekralatif merupakan bagian tidak
terpisahkan.

13
Dalam pembelajaran langsung, penguasaan konsep dan perubahan perilaku
siswa dilakukan secara deduktif. Guru sebagai penyampai informasi sudah
seharusnya melupakan variasi gaya mengajar, variasi media agar pembelajaran
tidak terkesan monoton dan membosankan.
Gagne & Briggs (Kardi & Nur, 2005) mengemukakan pandangannya
tentang analasis sistem dalam bidang pendidikan sebagai berikut. Pengajaran yang
dirancang secara systematic akan berpengaruh besar terhadap perkembangan
individu. Beberapa pakar pendidikan mengemukakan bahwa pendidikan akan
menjadi paling baik dirancang hanya untuk memberikan kesempatan kepada siswa
memperoleh lingkungan belajar yang menunjang dan berkembang sesuai dengan
kemampuan dan aktivitasnya sendiri, tanpa adanya paksaan apapun. Kita
menganggap hal tersebut merupakan pandanagan yang keliru. Pembelajaran yang
tidak diarahkan, menurut mereka mungkin sekali membawa perkembangan
banyak individu oleh karena satu dan lain hal menjadi tidak kompeten dalam
mencapai kepuasan pribadi dari kehidupan masyarakat sekarang atau yang akan
datang. Teori belajar yang paling banyak sumbangannya pada model
pembelajaran langsung adalah teori belajar sosial, yang juga disebut belajar
melalui observasi.

B. Tahap-tahap Model Pembelajaran Langsung

Alur atau sintaks model pembelajaran langsung ini memiliki lima tahap
yaitu menentukan tujuan, menjelaskan atau mendemonstrasikan pengetahuan,
memberikan latihan terbimbing, memberikan umpan balik dan memberikan
latihan lanjutan (Arends, 1997: 265). Secara rinci, sintaks dari model
pembelajaran langsung tersaji dalam tabel berikut.

Tabel 5

Sintaks Model Pembelajaran Langsung

Fase Aktivitas Guru


Fase- 1 Memberikan tujuan secara
Clarify goal and establishset keseluruhan, memberikan informasi
Menjelaskan dan menetapkan tujuan latar belakang dan pentingnya

14
pelajaran, mempersiapkan siswa
untuk belajar.
Fase- 2 Mendemonstrasikan dengan jelas
Demonstrate knowledge or skill tahap demi tahap suatu pengetahuan
Mendemonstrasikan pengetahuan atau atau keterampilan baru
keterampilan
Fase- 3 Menyediakan kesempatan bagi siswa
Provide guide practice untuk melatih pengetahuan atau
Memberikan latihan dan memberikan keterampilan baru.
bimbingan
Fase- 4 Memeriksa kebenaran pemahaman
Check for understanding and provide siswa dan kinerja siswa. Memberikan
feedback umpan balik sesegera mungkin dan
Memeriksa pemahaman dan disampaikan dengan jelas.
memberikan umpan balik
Fase- 5 Menyiapkan latihan lanjutan pada
Provide extended practice and situasi yang lebih kompleks dan
transfer memberikan perhatian pada proses
Memberikan latihan lanjutan transfer.

Dari tabel di atas secara terperinci diuraikan fase-fase dari model


pembelajaran langsung sebagai berikut.

1. Menyampaikan dan menetapkan tujuan pembelajaran


2. Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
3. Memberikan latihan terbimbing
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Memberikan perluasan latihan mandiri

C. Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung


Kelebihan model pembelajaran lansung, antara lain sebagai berikut.
1. Guru dapat mengendalikan isi materi dan urutan materi yang akan
diiberikan ke siswa.

15
2. Model ini memungkinkan untuk diterapkan secara efektif dalam kelas
yang besar maupun kecil.
3. Melalui pembimbingan guru dapat menekankan hal-hal penting atau
kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.
4. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi
rendah karena guru memberikan bimbingan secara individual.
5. Informasi yang banyak dapat tersampaikan dalam waktu yang relative
singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
6. Salah satu metode yang dipakai dalam model ini adalah ceramah.
Metode ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk
menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau
yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan
informasi.
7. Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar
(misalnya, ceramah) dan mengamati (misalnya, demonstrasi) dapat
membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
8. Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi
siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat
diantara teori (yang seharusnya terjadi) dan observassi (kenyataan yang
mereka lihat).
9. Model pembelajaran ini berguna bagi siswa yang tidak memiliki
kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas seperti yang
didemonstrasikan oleh guru.

Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung, sebagai berikut.

1. Tidak semua siswa memiliki kemampuan untuk mendengarkan,


mengamati, dan mencatat dengan baik. Oleh karena itu, guru masih
harus mengajarkan dan membimbing siswa.
2. Guru kadang kesulitan untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman,
gaya belajar, atau ketertarikan siswa.

16
3. Kesempatan siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal terbatas karena partisipasi aktif lebih banyak dilakukan
oleh guru.
4. Kesuksesan pembelajaran ini sangat bergantung pada guru. Jika guru
siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat
belajar dengan baik.
5. Model pembelajaran ini dapat berdampak negative terhadap
kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan
siswa kareana ketidaktahuan siswa akan selesai dengan pembimbingan
guru.
6. Model pembelajaran langsung membutuhkan keterampilan komunikasi
yang baik dari guru. Jika komunikasi yang baik dari guru. Jika
komunikasi tidak berlangsung efektif, dapat dipastikan pembelajaran
tidak akan berhasil.
7. Guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman
siswa, sehingga dapat berakibat pada ketidakpahaman siswa atau
kesalahpahaman siswa.
8. Model pembelajaran ini akan sulit diterapkan untuk materi-materi yang
abstrak dan kompleks.
9. Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa,
siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan
meningat sedikit isi materi yang disampaikan.
10. Siswa menjadi tidak bertanggung jawab mengenai materi yang harus
dipelajari oleh dirinya karena menganggap materi akan diajarkan oleh
guru.

17
BAB IV : METODE PEMBELAJARAN

1. Pengertian Metode Pembelajaran


Metode secara harfiah berasal dari bahasa Yunani methodos, yang artinya
jalan/cara. Metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang berisi prosedur baku
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan penyajian materi
pelajaran bagi siswa. Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau
menyajikan, menguraikan materi pembelajaran bagi siswa untuk mencapai tujuan
(Yamin, 2007).
2. Prinsip-Prinsip Penentuan Metode
Semua metode pembelajaran adalah baik, selama sesuai dengan
karakteristik materi dan karakteristik siswa. Metode pembelajaran dikatakan baik,
jika memenuhi ciri-ciri di bawah ini.
1. Kesesuaian dengan tujuan, karakteristik materi, dan karakteristik siswa.
2. Bersifat luwes, fleksibel, dapat dipadupadankan dengan metode-metode lain
untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
3. Memiliki fungsi untuk menyatukan teori dengan praktik sehingga mampu
mengantarkan siswa pada pemahaman materi dan kemampuan praktis.
4. Penggunaannya dapat mengembangkan materi.
5. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi aktif di dalam kelas.

Prinsip penting pemilihan metode pembelajaran.

1. Prinsip tujuan dan motivasi belajar


Tujuan pembelajaran merupakan faktor utama penentu pemilihan metode
pembelajaran karena akan bermuara pada tujuan tersebut. Selain tujuan
pembelajaran, diperlukan motif dari siswa yang belajar. Motivasi tinggi akan
memengaruhi keseriusan dan keberhasilan dalam belajar. Motivasi ini dapat
dilihat dari diri siswa (intrinsik) atau dari luar siswa (ekstrinsik) seperti guru
dan materi pelajaran.
2. Prinsip kematangan dan perbedaan individual
Guru perlu memerhatikan pemilihan pembelajaran sesuai dengan perbedaan
individual serta tingkat kematangan baik psikologis maupun fisiologis dari
siswa.

18
3. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis
Sesuai dengan paradigma yang berpusat pada siswa, guru harus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membahas aktif dalam pembelajaran.
Pengalaman langsung perlu diberikan kepada siswa agar makna dari
pembelajaran dapat diterima sendiri oleh siswa yang belajar.
4. Integrasi pemahaman dan pengalaman
Prior knowledge (pengetahuan awal) yang dibutuhkan oleh siswa merupakan
bekal untuk menentukan metode pembelajaran mana yang tepat.
5. Prinsip Fungsional
Penting memilih metode pembelajaran yang mampu mengantarkan siswa
kepada makna dan manfaat belajar.
6. Prinsip menggembirakan
Pembelajaran harus di-setting dalam kesenangan yang menyenangkan.
Sesuatu yang menggembirakan akan membantu menentukan keberhasilan
dalam belajar.

C. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemilihan Metode


Pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi beberapa faktor, sebagai
berikut.
1. Tujuan yang berbeda dari masing-masing materi
Guru perlu jeli dan teliti menyesuaikan metode pembelajaran dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Perbedaan latar belakang individual anak
Metode pembelajaran juga harus mampu mengakomodasi perbedaan
individual siswa.
3. Perbedaan situasi dan kondisi di mana pendidikan berlangsung
Situasi dan kondisi yang berlainan membutuhkan metode pembelajaran
yang berlainan pula. Saat suasana kelas tiba-tiba berubah, guru dapat
mengubah metode belajar menyesuaikan dengan suasana tersebut.
4. Perbedaan pribadi dan kemampuan guru
Pemilihan metode pembelajaran sebaiknya juga memerhatikan
kecakapan diri. Jangan sampai guru memilih metode pembelajaran

19
yang tidak dikuasainya karena justru akan mempersulit diri sendiri dan
menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.
5. Perbedaan fasilitas
Fasilitas baik dari segi kualitas maupun keunggulan dapat memengaruhi
pemilihan dan penetapan metode mengajar. Contohnya tujuan
pembelajaran membuktikan konsep melalui praktikum yang dibutuhkan
membutuhkan metode percobaan. Namun, jika fasilitas laboratorium
tidak ada, metode percobaan tidak dapat dilaksanakan.

D. Macam-Macam Metode Pembelajaran


1. Metode Ceramah
Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan oleh guru.
Metode ini adalah cara menyampaikan materi secara lisan satu arah dari
guru ke siswa. Pada umumnya siswa menerima penjelasan dari guru.
Situasi dan kondisi pembelajaran sesuai dengan metode ceramah adalah
sebagai berikut.
a. jika jumlah siswa cukup banyak;
b. waktu yang disediakan untuk materi yang banyak;
c. materi merupakan ramuan dari berbagai sumber dan tidak ada sumber
pendukung lain seperti buku, yang dimiliki oleh siswa;
d. guru perlu menyimpulkan pokok-pokok penting dari materi yang
disampaikan;
e. guru bermaksud menyampaikan apersepsi juga menghubungkan materi
yang akan dipelajari siswa dengan materi yang telah dipelajari siswa;
f. guru memiliki keterampilan menerangkan dengan sangat baik.

Metode ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a. membutuhkan waktu yang singkat untuk menyampaikan materi yang


banyak;
b. mempermudah pengorganisasian kelas karena tidak memerlukan setting
pembelajaran yang rumit;
c. mempermudah guru dalam menguasai kelas;

20
Selain kelebihan, metode ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

a. pemahaman siswa terhadap materi tidak mudah diketahui oleh guru;


b. siswa cenderung pasif;
c. menimbulkan kebosanan, kejenuhan, rasa kantuk saat mendengarkan
ceramah.

2. Metode Diskusi
Metode ini memungkinkan siswa berkomunikasi tentang materi pelajaran
dengan siswa lain maupun dengan guru. Metode ini banyak diterapkan pada
model pembelajaran kooperatif dan pemecahan masalah. Tujuan dari
metode ini adalah meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan kepada
siswa yang pasif agar menjadi aktif.
Metode diskusi memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a. menghidupkan suasana kelas;
b. melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain;
c. meningkatkan rasa percaya diri siswa;
d. memberi kesempatan kepada siswa untuk pendapatnya secara bebas dan
mandiri;
Adapun kelemahan dari metode ini antara lain:
a. tidak jarang diskusi dikuasai oleh anak-anak yang aktif dan suka
berbicara;
b. hasil diskusi kadang tidak terduga dan tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran jika guru tidak memberikan rambu-rambu secara jelas;
c. membutuhkan waktu lebih lama;
d. hanya efektif diterapkan untuk kelompok kecil

3. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab merupakan metode pembelajaran di mana guru
mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab. Sebelum tanya jawab
dilakukan guru tidak memberikan ceramah mengenai materi pelajaran,
tetapi memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi pelajaran

21
sebelum pelajaran di kelas. Dari jawasaban siswa, guru dapat memprediksi
bagian mana yang telah dikuasai siswa dan bagian mana yang belum
dipahami oleh siswa.
Beberapa kelebihan metode tanya jawab antara lain :
a. Mengaktifkan siswa;
b. Menarik perhatian siswa;
c. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikirnya.
Sedangkan kelemahannya dari metode ini adalah:
a. Perasaan takut untuk menjawab;
b. Pertanyaan atau jawaban terkadang menyimpang dari materi yang sedang
dipelajari;
c. Tidak semua siswa berkesempatan menjawab pertanyaan jiks jumlah
siswanya banyak.

4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi dilakukan dengan cara memperagakan kejadian, cara
kerja alat, atau urutan kegiatan baik secara langsung atau dibantu media
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Bertujuan untuk
memperjelas konsep dan proses terjadinya sesuatu karena siswa melihat
sendiri proses tersebut.
Metode ini memiliki kelebihan yaitu :
a. Memperjelas dan mengonkretkan materi pelajaran;
b. Mempermudah pemahaman siswa;
c. Meningkatkan ketertarikan siswa akan materi;
d. Meningkatkan daya serap siswa terhadap materi;
e. Meningkatkan aktivitas belajar siswa karena terlibat dalam melakukan
demonstrasi.

Adapun kelemahan dari metode antara lain:

a. Memerlukan keterampilan khusus untuk memeragakan materi;


b. Memerlukan dukungan fasilitas yang memadai;
c. Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.

22
5. Metode Eksperimen
Metode eksperimen dilakukan dengan cara mempraktikkan buku resep yang
dapat berisi petunjuk praktikum atau petunjuk dalam mengoperasikan alat.
Siswa dituntut untuk melakukan percobaan atau mengamati suatu proses
dan hasilnya. Metode ini untuk membekali siswa dengan metode ilmiah.
Oleh karena itu, metode percobaan ini memiliki kelebihan-kelebihan, yaitu:
a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaan;
b. Melahirkan kreativitas dan inovasi baru dengan penemuan hasil
percobaan;
c. Melatih keterampilan membuat dugaan, mencatat fenomena,
menganalisis hasil, serta menarik kesimpulan.

Walaupun demikian, metode ini juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

a. Memerlukan alat dan bahan yang terkadang sulit didapat dan harganya
mahal;
b. Hasil percobaan tidak selalu sama dengan teori karena mungkin ada
faktor-faktor lain yang disetujui.

6. Metode Resitasi (Pemberian Tugas)


Metode ini banyak digunakan guru dengan cara memberikan tugas yang
harus dilakukan siswa, baik selama di kelas maupun di luar kelas.
Pemberian tugas dilakukan untuk memberikan bekal tambahan pengalaman
dan pengetahuan kepada siswa.
Kelebihan pemberian tugas adalah sebagai berikut.
a. Merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individu dan
kelompok;
b. Meningkatkan kemandirian, tanggung jawab, disiplin, kreativitas, dan
kerja sama siswa di luar pengawasan guru;
c. Meningkatkan pemahaman siswa akan materi karena siswa belajar
menemukan sendiri materi melalui tugas yang diberikan;

23
Adapun kelemahan-kelemahan metode pemberian tugas antara lain:
a. Guru sulit membedakan siswa yang aktif dan pasif jika tugas dikerjakan
secara berkelompok;
b. Tidak mudah menentukan tugas yang sesuai dengan perbedaan
kemampuan individu siswa;

7. Metode Karyawisata
Metode karyawisata dilakukan dengan cara mengajak anak-anak ke luar
kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang ada
hubungannya dengan materi pelajaran. Ada yang menyebut metode ini
sebagai metode studi wisata. Metode karyawisata menuntut siswa untuk
membuat laporan mengenai apa yang dilihat, didengar, dan dialami di
tempat wisata.
Metode ini memiliki kelebihan, di antaranya :
a. Pengalaman langsung dapat diperoleh siswa;
b. Siswa dapat ikut aktif dalam mencoba sesuatu dalam kegiatan di objek
wisata;
c. Membuat suasana pembelajaran rileks dan menyenangkan.

Adapun kelemahan dari metode ini adalah sebagai berikut.

a. Membutuhkan waktu yang banyak dan jika terlalu sering akan


mengganggu proses pembelajaran di kelas;
b. Memerlukan persiapan yang matang dan biaya yang mahal.

24
BAGIAN KEDUA

KOMENTAR

BAB I : PROGRAM PEMBELAJARAN

Pada BAB ini, penulis menjelaskan tentang beberapa program pembelajaran


seperti perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil
pembalajaran, dan pengembangan perangkat pembelajaran.

Isi dari BAB ini cukup mewakili judul yang ada pada BAB, hanya saja
penjelasannya terlalu rumit untuk dipahami karena terlalu banyak bahasa asing di
dalamnya (walaupun dilengkapi dengan terjemahan), namun alangkah baiknya
akan lebih bagus lagi digunakannya bahasa utama/ bahasa resmi, bahasa
persatuan, yakni Bahasa Indonesia yang lebih baku lagi tanpa perlu adanya
Bahasa Asing.

BAB II : KONSEP DASAR MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI,


METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN

Pada BAB ini dijelaskan tentang konsep dasar model, pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran. Selain memberikan pemahaman konsep dasar
secara umum, penulis juga mengelaborasikan beberapa pengertian para ahli
mengenai model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa sumber dari konsep tersebut benar-benar nyata
adanya.

Pada BAB ini juga dilengkapi dengan beberapa gambar yang dapat
memudahkan untuk dimengerti oleh para pembaca. Di mana gambar tersebut
merupakan salah satu media visual yang bilamana saat kita sedang memhami
penjelasan teori, jika dilengkapi dengan gambar maka teori tersebut akan lebih
mudah terserap dan dimengerti.

25
BAB III : MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG

Pada BAB ini dijelaskan tentang model pembelajaran langsung. Model


pembelajaran langsung berpusat pada guru (teacher centered) dan melandaskan
pada tiga ciri: tipe siswa yang dihasilkan, alur atau sintaks dalam proses
pembelajaran, dan lingkungaan (suasana) belajarnya. Alur atau sintaks model
pembelajaran langsung memilliki lima tahap, yaitu menentukan tujuan,
menjelaskan atau mendemostrasikan pengetahuan, memberikan latihan
terbimbing, memberikan umpan balik, dan memberikan latihan lanjutan.

Penulis cukup jelas dalam memberikan penjelasan mengenai bagaimana


konsep dari model pembelajaran langsung, sehingga memudahkan kita sebagai
pembaca untuk dapat memahami bagaimana tahapan-tahapan dalam model
pembelajaran langsung, kelebihan serta keterbatasan dalam model pembelajaran
langsung.

BAB IV : METODE PEMBELAJARAN

Pada BAB ini, penulis mendeskripsikan mengenai beberapa metode yang


dapat kita terapkan di lingkungan pembelajaran. Adapun beberapa metode
pembelajaran tersebut di antaranya adalah metode ceramah, metode diskusi,
metode tanya jawab, metode demonstrasi (peragaan), metode eksperimen
(percobaan), metode resitasi (pemberian tugas), dan metode karyawisata.

Di sini, penulis mendeskripsikan beberapa metode pembelajaran tersebut


dengan sangat lengkap dan jelas, dengannya kita menjadi tahu mengenai konsep
metode pembelajaran beserta kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode
pembelajaran tersebut.

26
BAGIAN KETIGA

KESIMPULAN

Pada dasarnya, antara model, pendekatan, strategi, metode, dan Teknik


pembelajaran memiliki keterkaitan (hubungan). Model memiliki cakupan lebih
luas daripada pendekatan, strategi, metode, dan teknik karena untuk menyusun
sebuah model pembelajaran kita harus menentukan pendekatan, strategi, metode,
dan teknik yang akan digunakn. Begitu pula dalam pendekatan mencakup strategi,
metode, dan teknik. Strategi didefinisikan sevagai teknik. Oleh karena itu, untuk
menciptakan strategi pembelajaran dibutuhkan metode dan teknik. Sementara
metode adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran yang memerlukan teknik yang sesuai.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam adalah


model pembelajaran langsung. Model ini berpusat pada guru (teacher centered)
dan melandaskan pada tiga ciri: (1) tipe siswa yang dihasilkan, (2) alur atau
sintaks dalam proses pembelajarannya, dan (3) lingkungan (suasana) belajarnya.
Alur atau sintaks model pembelajaran langsung ini memiliki lima tahap yaitu
menentukan tujuan, menjelaskan atau mendemonstrasikan pengetahuan,
memberikan latihan terbimbing, memberikan umpan balik dan memberikan
latihan lanjutan.

Adapun beberapa metode yang dapat diterapkan di lingkungan


pembelajaran di antaranya :

1. Metode ceramah;
2. Metode diskusi;
3. Metode tanya jawab;
4. Metode demonstrasi (peragaan);
5. Metode eksperimen (percobaan);
6. Metode resitasi (pemberian tugas); dan
7. Metode karyawisata.

27

Anda mungkin juga menyukai