Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Saat ini sudah banyak katalog yang dibuat interaktif dan menyesuaikan dengan
pengguna yang ditujukan. Saat ini katalog sudah bisa dibuat dengan media yang berbeda yaitu
dalam media digital, dimana bukan seperti dulu lagi yang katalog hanya bisa dimedia cetak.
Dimana katalog interaktif adalah solusi marketing untuk menarik pelanggan lebih banyak
(Anynomous, 2006). Dengan katalog yang interaktif, pelanggan lebih tertarik untuk melihat
apa yang ada didalam toko tersebut melalui katalog tersebut dan secara tidak langsung produk
yang dipasang dalam katalog tersebut dilihat oleh pelanggan. Dewasa ini telah banyak
perkembangan teknologi yang sangat pesat. Terutama dapat kita jumpai dalam dunia game.
Teknologi yang canggih di film Iron Man bukan lagi sesuatu yang mustahil. Orang dapat
menggerakan suatu obyek virtual dengan gerakan tangan, sudah bukan hal yang tidak
mungkin. Memainkan permainan game dengan sensor gerak saat ini amat menarik. Dan
sistem ini telah di adopsi oleh Microsoft XBOX 360 dengan sensornya kinect. Peminatan
terhadap Microsoft kinect sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya penjualan
unit Microsoft kinect dalam waktu yang sangat singkat. Pada tahun 2010 awal pemasaran.
Pada 21 Februari 2011 Microsoft menerbitkan SDK yang tidak komersil. Microsoft
menawarkan ide untuk pemanfaatan kinect untuk media pemasaran dengan teknologi hands
free, sehingga Microsoft Kinect dapat dimanfaatkan untuk perangkat media promosi seperti
katalog(Natasha,2011). Dewasa ini peranan teknologi dalam mengembangkan dunia
marketing terutama dalam hal promosi sangatlah pesat. Terlebih dengan majunya teknologi
multimedia saat ini, dunia promosi sangatlah diuntungkan, dengan efekefek 3D, dengan
perkembangan medianya, dengan kamera digital, promosi jadi lebih mudah dan lebih
menarik. Multimedia dengan banyaknya efek-efek yang menarik seperti anak panah yang
teranimasi, animasi, video dan interaktifitas dapat menarik perhatian pelanggan lebih.
Terlebih dengan majunya teknologi multimedia saat ini.

1.2 Tujuan
1.Untuk mengetahui sifat-sifat perbedaan common cathode dan common anode seven
segment
2. Untuk mengetahui aplikasi seven segment
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tampilan incandescent pada dasarnya menggunakan serabut bola lampu sebagai


segment. Ketika arus listrik dialirkan melalui serabut, maka serabut tersebut akan menjadi
panas dan menyala. Serabut bola lampu tersebut mengeluarkan cahaya putih yang terang dan
mudah dilihat. Serabut bola lampu tersebut biasanya ditutup dengan lapisan berwarna untuk
menghasilkan cahaya yang berwarna. Tampilan jenis ini kurang efisien disbanding tipe LED,
karena karena membutuhkan arus yang lebih besar per segmentnya, sehingga jarang
digunakan pada alat-alat yang menggunakan baterai, seperti kalkulator dan multimeter.
Tampilan incandescent 7-segment biasanya digunakan pada elek tronik cash register dan alat
lainnya dimana kebutuhan akan daya listriknya tercukupi. Tegangan AC diperlukan untuk
menghidupkan segment, yang digunakan antara segment. segement dan backplane, yang sama
untuk semua segment. Segment dan backplane membentuk kapasitor yang membutuhkan arus
listrik yang sangat kecil selama frekuensi AC dipertahankan low. biasanya tidak lebih rendah
dari 25 Hz karena akan menghasilkan penglihatan yang bergetar. LCD membutuhkan arus
listrik yang lebih sedikit dari tampilan LED dan digunakan secara luas pada alat-alat yang
menggunakan baterai seperti kalkulator dan arloji. LED adalah komponen elektronika yang
dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan
keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan
semikonduktor yang dipergunakannya. Cara kerja LED hanya akan memancarkan cahaya
apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda. LED terdiri dari
sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang
dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan
ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan
karakteristik kelistrikan yang diinginkan.Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward
yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan
berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-
Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan
memancarkan cahaya monokromatik (satu warna). Masing-masing Warna LED (Light
Emitting Diode) memerlukan tegangan maju (Forward Bias) untuk dapat menyalakannya.
Tegangan Maju untuk LED tersebut tergolong rendah sehingga memerlukan sebuah Resistor.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

LED RGB yang digunakan ada 3 buah yang masing-masing memancarkan


warna merah (Red), hijau (Green), biru (Blue). Jenis LED yang digunakan adalah LED
superbright yang pancaran cahaya nya lebih terang dari LED biasa. Warna adalah spektrum
tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu
warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki
panjang gelombang 460 nanometer. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap
mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer. Dalam peralatan optis, warna bisa pula
berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang
digabungkan dalam komposisi tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan
100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta. Di dalam ilmu warna, hitam
dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis gelombang warna. Sementara putih dianggap
sebagai representasi kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara
ilmiah, keduanya bukanlah warna, meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk pigmen. Frekuensi
adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam satuan waktu yang diberikan. Untuk
menghitung frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian
peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Pada Sistem Satuan
Internasional, hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar
fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi
sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik. Secara alternatif,
seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah kejadian / peristiwa (dan menyebutnya
sebagai periode), lalu memperhitungkan frekuensi ( ) sebagai hasil kebalikan dari periode ( ).
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor yang dapat
mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya.
Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tergantung
pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. Prinsip kerja sensor LDR
yaitu jika ada cahaya yang mengenai permukaan LDR maka nilai resistansinya akan
mengecil, sebaliknya jika permukaan LDR sedikit mengenai cahaya atau tidak terkena cahaya
maka resistansinya akan semakin besar. Prinsip Kerja Sensor Cahaya LDR (Light Dependent
Resistor) Resistansi Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) akan berubah seiring
dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam
keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau
kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini
energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan. (Owen Bishop,2014)
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Display LED Dot Matrix pada umumnya terbentuk oleh beberapa LED (berbentuk “Dot”)
yang disusun membentuk matriks 5 kolom dan 7 baris (5x7) dan 8 kolom dan 8 baris (8x8)
atau dengan ukuran yang lain. Kolom berfungsi sebagai katoda (Common Chatode) dan baris
sebagai anoda (Common anode) atau sebaliknya. Sistem minimum mikrokontroler adalah
rangkaian elektronik minimum yang diperlukan untuk mengoperasikan IC Mikokontroler.
Sistem Minimum ini dapat dihubungkan dengan rangkaian lain untuk menjalankan fungsi
tertentu. Dengan kata lain sistem minimum mikrokontroler adalah suatu rangkaian yang
dirancang dengan menggunakan komponen-komponen seminimum mungkin untuk
mendukung kerja mikrokontroler sesuai dengan yang diperlukan. ED Dot Matrix bertujuan
untuk mengetahui unjuk kerja dari perangkat keras yang telah dirancang dengan antarmuka
IDM yang telah dibuat pada penelitian ini.
Sebelum pengujian aplikasi IDM, terlebih dahulu hubungkan perangkat keras Display
LED Dot Matrix dengan antarmuka IDM. Caranya adalah pastikan perangkat keras Display
LED Dot Matrix telah dihubungkan dengan Power Supply sebagai sumber tegangan DC
(Gambar 3.1). Kemudian hubungkan kabel USB tipe A ke Port USB komputer dan kabel USB
tipe B ke Connector USB tipe B pada perangkat keras. Setelah antarmuka IDM dihubungkan
dengan perangkat keras melalui kabel USB dan perangkat Display LED Dot Matrix telah
dihubungkan dengan sumber tegangan DC, buka aplikasi IDM. Sehingga akan terlihat status
Disconnect yang menunjukkan aplikasi IDM belum terhubung dengan perangkat Display
LED Dot Matrix. Untuk menghubungkan aplikasi dengan perangkat Display LED Dot Matrix
klik tombol Connect pada aplikasi IDM, sehingga status Disconnect pada Data Report akan
berubah menjadi Connect dan tombol Connect akan berubah menjadi Disconnect. Status
aplikasi yang telah terhubung atau Connect. Rangkaian Running Led adalah animasi lampu
yang bergerak dari satu led ke led yang lainnya, dan running led ini juga bisa dibuat sesuai
dengan keinginan kita contohnya papan nama kita yang dibuat dari beberapa led, sehingga
dapat memberikan kesan yang indah. Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam
Bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang
dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment
Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter
Digital, Perancangan Running Led with 7 Segment ini dirancang secara miniatur. Dalam hal
pemrogramannya, digunakan bahasa pemrograman yaitu dengan Bahasa basic, dengan
menggunakan Aplikasi CodeVision AVR. Dari hasil pembahasan dan pengujian “Rangkaian
animasi led berdasarkan 7 segment yang di input menggunakan tombol”. Program yang
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

dirancang sebelum dimasukkan ke mikrokontroler terlebih dahulu dilakukan uji simulasi dan
telah sesuai dengan apa yang diperlukan. Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan bahwa,
alat ini bekerja sesuai dengan instruksi. (Sutrisno,1985)
Mikrokontroller adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di
dalamnya terkandung sebuah inti prosessor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program,
atau keduanya), dan perlengkapan input output. Mikrokontroller merupakan computer
didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan
efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa disebut „pengendali kecil” dimana
sebuah sistem elektonik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen
pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta
dikendalikan oleh mikrokontroller ini. Mikrokontroller dapat diartikan lain yaitu sebuah versi
mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikrokontroller sudah mengandung beberapa
peripheral yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port parallel, port serial, komparator,
konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital (ADC) dan sebagainya hanya
menggunakan sistem minimum yang tidak rumit atau kompleks. Secara teknik, hanya ada 2
macam mikrokontroller. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang
dapat diterapkan pada mikrokontroller tersebut. Pembagian itu yaitu RICS (Reduce
Instruction Set Computer) yaitu instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang
lebih banyak contohnya mikrokontroller keluarga MCS51 yaitu AT89S52. CISC (Complex
Instruction Set Computer) yaitu instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas
secukupnya.
Saat menggunakan komputer digital untuk mengoperasikan perangkat lain atau
prosesnya, diperlukan untuk memasukkan peralatan konversi analog-ke-digital (ADC) dan
peralatan konversi digital-to-anal (DAC). Di pabrik pengolahan, misalnya, sinyal yang
diterima oleh sistem komputer mungkin termasuk tegangan dc dan posisi poros dari beberapa
bagian mesin atau dial, sinyal-sinyal ini analog dalam bentuk. Karena komputer digital hanya
beroperasi pada bilangan biner, Anda perlu mengubah data analog ini menjadi data digital.
Konversi dari analog ke digital dilakukan oleh unit ADC. Setelah komputer telah melakukan
kalkulasi terprogramnya. Nilai digital yang harus diberi makan karena output mungkin harus
melalui konversi digital-ke-analog untuk menyediakan jenis sinyal analog yang diperlukan
untuk mengoperasikan perangkat output (yang dikendalikan). Dalam sistem besar satu
komputer digital seringkali cukup cepat untuk menangani sejumlah input dan output.
Bergantung pada laju perubahan sinyal input, satu unit ADC dapat digunakan
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

denganmultiplexing (beralih ing antar input) input ke unit ADC tunggal atau unit ADC
terpisah mungkin diperlukan untuk setiap masukan. Berbagai skema akan dipertimbangkan
nanti dalam menyampaikan informasi tersebut kepada manusia
Dua faktor impor konversi adalah akurasi dan resolusi. Sedangkan akurasi
menunjukkan seberapa dekat nilai yang terukur adalah nilai sebenarnya, resolusi
menunjukkan seberapa dekat jarak antara dua voltase. Ketepatan satu persen berarti bahwa
100 volt mungkin benar-benar 99 volt sampai 101 volt, dan Anda tidak dapat membedakan
yang lebih halus. Resolusi 100 mv berarti Anda tidak bisa membedakan antara tegangan
kurang dari 100 mv (0,1 volt). Tegangan 10,6 volt dan 10,65 volt (50 mv terpisah) akan
tampak sama, karena berbeda dari pada resolusi komparator tegangan. Seringkali tidak jelas
bahwa operasi dapat dilakukan dengan resolusi lebih besar dari pada akurasi yang ada. Hal ini
dimungkinkan untuk menyelesaikan antara 10,1 dan 10,2 volt, namun voltase sebenarnya
mungkin 10,5 volt. Keakuratan di sini lebih buruk dari pada resolusi. Tampaknya masuk akal
untuk memiliki resolusi hanya sebaik keakuratan membuat nilai itu bermakna. Di sisi lain,
akurasi yang tinggi dan resolusi rendah juga buruk, karena Anda mungkin sangat dekat
dengan voltase sebenarnya tapi tidak bisa membedakan operasi Anda di antara perbedaan
kecil. Ingatlah perbedaan antara akurasi dan resolusi di bidang pekerjaan lainnya juga, karena
terkadang cenderung membingungkan. Waktu konversi adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sirkuit konverter AD untuk mengubah sinyal analog menjadi hitungan digital setara. Dalam
sistem apapun ini tergantung pada baik laju jam yang digunakan dan jumlah hitungan
maksimum (atau jumlah tahap kontra Ketika mengkonversi dari tegangan dc analog ke
hitungan digital, misalnya, untuk membandingkan tegangan dc yang tidak diketahui input ke
tegangan referensi tegangan referensi kemudian meningkat secara bertahap dengan cara yang
sama sampai sama dengan atau melebihi tegangan yang tidak diketahui. Meningkatkan
hitungan digital setiap kali tegangan referensi ditingkatkan satu langkah voltase memberikan
nilai hitungan digital yang diinginkan.
Dalam contoh ini waktu konversi bergantung pada clock rate yang digunakan lebih
cepat dalam jam semakin cepat hitungannya bertambah. Waktu konversi juga tergantung pada
jumlah tahap yang digunakan, karena membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai jumlah
yang lebih tinggi. Pada tingkat jam yang lebih rendah atau untuk jumlah yang lebih besar,
jumlah konyeksi per detik akan berkurang. (Sutanto,2010)
Jumlah tahap counter yang digunakan bergantung pada konversi yang diinginkan.
karena dimungkinkan untuk memiliki langkah-langkah voltase yang lebih kecil pada geng
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

voltase yang ditentukan dengan menggunakan lebih banyak hitungan atau lebih banyak
langkah. Tingkat jam kemudian menentukan waktu. Dalam prakteknya ada clock rate yang
lebih tinggi mungkin tergantung pada kecepatan operasi dari rangkaian counter. Keakuratan
konversi bergantung pada komparator de tegangan.
Teknik konversi lainnya dapat memperoleh hitungan digital tanpa prosedur
penghitungan, dalam hal ini tidak ada waktu konversi yang mungkin terjadi. Sebuah encoder
kode abu-abu, misalnya, memberikan nilai digital langsung yang bisa dibaca baik secara serial
maupun paralel oleh komputer digital. Salah satu teknik untuk mengubah voltase dc ke
bilangan digital menggunakan counter biner yang menggerakkan jaringan tangga R-2R, yang
berkembang pada tegangan dc output yang sebanding dengan hitungan digital. Tingkat clock
dan perubahan voltase disinkronisasi dalam pengaturan ini. Resolusi tergantung pada jumlah
tahap counter yang digunakan, yang menentukan jumlah langkah pada tegangan yang
dikembangkan oleh tangga jaringan, dan tegangan referensi, yang menentukan kisaran
tegangan yang dikembangkan oleh jaringan tangga. Dengan menggunakan lebih banyak
langkah perhitungan menghasilkan perubahan voltase lebih sedikit per langkah atau pada
resolusi yang lebih tinggi. Di sisi lain, lebih banyak langkah penghitungan menghasilkan
waktu hitung yang lebih lama dan dengan demikian waktu konversi lebih lambat. Akurasi
konversi masih bergantung pada keakuratan rangkaian komparator tegangan. Beberapa contoh
pada waktu dan resolusi konversi harus membantu menekankan poin utama yang perlu
dipertimbangkan dalam pengukuran tersebut.
Konversi analog-digital dapat dilakukan di kedua arah - dari sinyal analog menjadi nilai
digital atau dari nilai digital menjadi analog. Sinyal input analog dikonversi menggunakan
berbagai jenis sirkuit analog-to-digital converter (ADC), nilai digital yang tersedia untuk
sistem digital, biasanya komputer. Setelah pemrosesan komputer, nilai digital yang dihasilkan
dapat diubah menjadi sinyal analog dengan menggunakan salah satu dari berbagai sirkuit
pengubah digital-ke-analog (DAC). Konversi dari nilai digital menjadi sinyal analog dapat
dilakukan dengan menggunakan jaringan tangga rangkaian op amp summing, atau konverter
posisi poros kode biner ke abu-abu sebagai contoh tipikal. Konversi dari sinyal analog
menjadi nilai digital dapat dilakukan dengan menggunakan jaringan tangga dengan
komparator, konverter dualslope, atau kode abu-abu ke kode biner posisi poros Seven
Segment Display – Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia
disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan
angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung . Mikrokontroller adalah sebuah
sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti
prosessor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan
input output. Mikrokontroller merupakan computer didalam chip yang digunakan untuk
mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara
harfiahnya bisa disebut „pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektonik yang sebelumnya
banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat
direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroller ini.
Mikrokontroller dapat diartikan lain yaitu sebuah versi mini atau mikro dari sebuah komputer
karena mikrokontroller sudah mengandung beberapa peripheral yang langsung bisa
dimanfaatkan, misalnya port parallel, port serial, komparator, konversi digital ke analog
(DAC), konversi analog ke digital (ADC) dan sebagainya hanya menggunakan sistem
minimum yang tidak rumit atau kompleks. Secara teknik, hanya ada 2 macam
mikrokontroller. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat
diterapkan pada mikrokontroller tersebut. Pembagian itu yaitu RICS (Reduce Instruction Set
Computer) yaitu instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak
contohnya mikrokontroller keluarga MCS51 yaitu AT89S52. CISC (Complex Instruction Set
Computer) yaitu instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.
Saat menggunakan komputer digital untuk mengoperasikan perangkat lain atau
prosesnya, diperlukan untuk memasukkan peralatan konversi analog-ke-digital (ADC) dan
peralatan konversi digital-to-anal (DAC). Di pabrik pengolahan, misalnya, sinyal yang
diterima oleh sistem komputer mungkin termasuk tegangan dc dan posisi poros dari beberapa
bagian mesin atau dial, sinyal-sinyal ini analog dalam bentuk. Karena komputer digital hanya
beroperasi pada bilangan biner, Anda perlu mengubah data analog ini menjadi data digital.
Konversi dari analog ke digital dilakukan oleh unit ADC. Setelah komputer telah melakukan
kalkulasi terprogramnya. Nilai digital yang harus diberi makan karena output mungkin harus
melalui konversi digital-ke-analog untuk menyediakan jenis sinyal analog yang diperlukan
untuk mengoperasikan perangkat output (yang dikendalikan). Dalam sistem besar satu
komputer digital seringkali cukup cepat untuk menangani sejumlah input dan output.
Bergantung pada laju perubahan sinyal input, satu unit ADC dapat digunakan Setelah
komputer telah melakukan kalkulasi terprogramnya. Nilai digital yang harus diterima.
(https://www.google.com/search?
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

q=jurnal+display+digital&oq=jurnal+display+digital&aqs=chrome..69i57.7147j0j7&sourc
eid=chrome&ie=UTF-8)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Komponen


3.1.1 Peralatan
1. Multimeter Digital
Fungsi : untuk menganalisa bagus tidaknya sebuah LED dan menganalisa
seven segment commond cathoda dan seven segment common anoda
2. Protoboard
Fungsi : sebagai tempat dirangkainya kaki-kaki seven segment
3. Jumper
Fungsi : untuk menghubungkan kaki-kaki seven segment dengan multimeter
Digital
4. Jepit Buaya
Fungsi : sebagai untuk menghubungkan rangkaian dengan peralatan
5. Kabel Penghubung
Fungsi : untuk menghubungkan antara komponen dan alat percobaan
3.1.2 Komponen dan Fungsi

1. Seven Segment Katoda


Fungsi : untuk menampilkan angka-angka desimal maupun heksadesimal
2. Seven Segment Anoda
Fungsi : untuk menampilkan angka-angka desimal maupun heksadesimal
3. LED
Fungsi : untuk mengeluarkan emisi cahaya serta untuk mengetahui aktif/tidak
aktif komponen dalam rangkaian.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

3.2. Prosedur Percobaan


A. Untuk percobaan LED
1. Disiapkan Led dan multimeter.
2. Diputar tombol mulktimeter ke arah gambar yang ada diodanya.
3. Dihubungkan kaki positif (+) LED kemultimeter positif (+) dan hu7bungkan juga kaki
negatif LED ke multimeter (-). Seperti pada gambar dibawah ini.

+ -
multimeter

LED 1

+ -

4. Dilihat apa yang terjadi pada Led

B. Untuk percobaan seven segment katoda (-)


1. Disiapkan sebuah protoboard, sebuah seven segment dan jumper secukupnya.
2. Untuk mengetahui seven segment tersebut anoda (positif) atau katoda (negatif), dapat
dirangkai rangkaian pada protoboard. Dan dihidupkan dengan multimeter. Seperti
gambar dibawah ini;

g f GND a b
multimeter

a
f g b 1

e c
d
dp + -
GND
e d GND c dp

3. Dihubungkan seven segment Gnd negatif (-) kaki 3 seven segmen katoda dengan kaki 8 seven
segment katoda
4. Dihubungkan jumper pada seven segment a, b, c, d, e, f, g dan dp.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

5. Dihubungklan seven segment Gnd negatif(-) dengan multimeter negatif (-) dan seven segment
a dengan multimeter positif (+).
6. Dilihat apa yang terjadi pada seven segment
7. Diulangi cara ke lima, dengan menggantikan hubungan multimeter (-) terhadap jumper b, c, d,
e,f, g, dan dp.
8. Dicatat lampu mana yang menyala pada seven segment.

C. Untuk percobaan seven segment anoda (+)


1. Disiapkan sebuah protoboard, sebuah seven segment dan jumper secukupnya.
2. Dihubungkan seven segment vcc (+) kaki 3 seven segment anoda dengan kaki 8 seven
Segmen common anoda

g f VCC a b
multimeter

a
f g b 1

e c
d
dp VCC + -

e d VCC c dp

3. Dihubungkan jumper pada seven segment a, b, c, d, e, f, g, dan dp.


4. Dihubungkan seven segment Vcc positif (+) dengan multimeter positif (+), dan seven segment
b dengan multimeter negatif (-).
5. Dilihat apa yang terjadi pada seven segment.
6. Diulangi cara ke lima dengan menggantikan hubungan multimeter (-) terhadap jumper a, c, d,
e, f, g, dan dp.
7. Dicatat lampu mana yang menyala pada seven segment.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Anda mungkin juga menyukai