Makalah Psak 68
Makalah Psak 68
Disusun Oleh :
Fitriani 120110170044
Achmad Salim Novel 120110170050
Muhamad Rizki Pratama 120110170097
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam memahami PSAK 68 : Mengukur Nilai Wajar
Makalah ini kita akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kita miliki
sangatlah kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan.............................................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup.....................................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup – Pengecualian......................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Nilai Wajar.............................................................................................3
2.2 Aset atau Liabilitas..............................................................................................3
2.2.1 Transaksi.......................................................................................................4
2.2.2 Pelaku Pasar..................................................................................................4
2.2.3 Harga.............................................................................................................5
2.2.4 Penerapan pada Aset NonKeuangan.............................................................5
2.2.5 Penerapan pada Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri......7
2.2.6 Risiko Wanprestasi........................................................................................9
2.3 Nilai Wajar Pada Saat Pengakuan Awal............................................................14
2.4 Teknik Penilaian................................................................................................15
2.4.1 Input Pada Teknik Penilaian.......................................................................16
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Tujuan pernyataan :
1
realisable value) dalam PSAK 14: Persediaan atau nilai pakai (value in use)
dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset.
Pengungkapan
– aset program yang diukur pada nilai wajar sesuai PSAK 24:
2
BAB II
PEMBAHASAN
PENGUKURAN
Tujuan pengkuran nilai wajar adalah untuk mengestimasi harga dimana transaksi
teratur (orderly transaction) untuk menjual asset atau mengalihkan liabilitas akan
terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat
kini. Pengukuran nilai wajar mensyaratkan entitas untuk menentukan seluruh hal
sebagai berikut :
3
menentukan harga asset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Karakteristik
tersebut termasuk, sebagai contoh, hal sebagai berikut :
Asset atau liabilitas yang dapat diukur pada nilai wajar dapat terdiri dari
salah satu hal sebagai berikut :
2.2.1 Transaksi
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa asset atau liabilitas
dipertukarkan dalam transaksi teratur antara pelaku pasar untuk menjual asset
atau mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini.
a. Di pasar utama (principle market) untuk menjual asset atau liabilitas tersebut;
atau
b. Jika tidak terdapat pasar utama, dipasar yang paling menguntungkan (most
advantagenous market) untuk asset atau liabilitas tersebut.
4
2.2.3 Harga
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu asset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur dipasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan) pada tanggal
pengukuran dalam kondisi pasar saat ini (yaitu harga keluar) terlepas apakah
harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan
teknik penilaian lain.
5
memperhitungkan biaya untuk mengonversi asset untuk penggunaan tersebut)
untuk menghasilkan imbal hasil investasi yang disyaratkan pelaku pasar dari
investasi atas asset tersebut, digunakan dalam penggunaan tersebut.
6
2.2.5 Penerapan pada Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri
Prinsip Umum
Dalam kasus tersebut, entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrument
ekuitas sebagai berikut :
7
b. Jika harga tersebut tidak tersedia, maka menggunakan input lain yang dapat
diobservasi, seperti harga kuotasian di pasar yang tidak aktif untuk
liabilitas atau instrument ekuitas yang identic yang dimiliki pihak lain
sebagai asset.
c. Jika harga yang dapat diobservasi dalam (a) dan (b) tidak tersedia, maka
menggunakan teknik penilaian lain, seperti :
i. Pendekatan penghasilan (income approach) (contohnya teknik nilai kini
yang memperhitungkan nilai arus kas di masa depan yang diharapkan akan
diteruma pelaku pasar dari kepemilikan atas liabilitass atau instrument
ekuitas sebagai asset;
ii. Pendekatan pasar (market approach) (contohnya menggunakan harga
koutasian untuk liabilitas atau instrument ekuitaas yang serupa dimiliki
pihak lain sebagai asset;
a. Arus kas keluar masa depan yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh pelaku
pasar dalam memenuhi kewajiban, termasuk kompensasi yang disyaratkan
pelaku pasar untuk mengambil alih kewajiban tersebut .
b. Jumlah yang akan diterima pelaku pasar untuk melakukan atau menerbitkan
liabilitas atau instrument ekuitas yang identic, menggunakan asumsi yang
akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga liabilitas atau
instrument ekuitas yang identik (contohnya memiliki karakteristik kredit
8
yang sama) di pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan) untuk
menerbitkan liabilitas atau instrument ekuitas dengan menggunakan
persyaratan kontraktual yang sama.
9
Pembatasan yang mencegah pengalihan Liabilitas atau Instrumen Ekuitas
Milik Sendiri
Ketika mengukur nilai wajar liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas
sendiri, entitas tidak memasukan input yang terpisah atau penyesuaian terhadap
input lai yang terkait dengan keberadaan pembatasan yang mencegah pengalihan
liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas sendiri tersebut. Dampak
pembatasan yang mencegah pengalihan liabilitas atau instrument ekuitas milik
entitas sendiri secara implisit atau eksplisit tercakup dalam input lai terhadap
pengukuran nilai wajar.
Sebagai contoh, pada tanggal transaksi, baik kreditur maupun obligor menerima
harga transaksi atas liabilitas dengan pengetahuan menyeluruh bahwa kewajiban
tersebut mencakup pembatasan yang mencegah pengalihan kewajiban tersebut.
Sebagai hasil dari pembatasan dimasukan dalam harga transaksi, input yang
terpisah atau penyesuaian terhadap pembatasan atas pengalihan. Serupa dengan
hal tersebut, input yang terpisah atau penyesuaian terhadap input yang ada saat
ini tidak disyaratkan pada tanggal pengukuran selanjutnya untuk mencerminkan
dampak dari pembatasan atas pengalihan.
Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik kembali sewaktu-waktu
(demand future) (contohnya giro) adalah tidak kurang dari jumlah yang terutang
pada saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah tersebut dapat
disyaratkan untuk dibayar.
10
Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan dengan Posisi
Saling Hapus dalam Risiko Pasar atau Risiko Kredit Pihak Lawan.
11
c. Disyaratkan atau telah memilih untuk mengukur asset keuangan da liabilitas
keuangan tersebut pada nilai wajar dalan laporan posisi keuangan pada
setiap akhir periode pelaporan.
12
Ketika menggunakan pengecualian dalam paragraph 48, entitas memastikan
bahwa risiko pasar dimana entitas terekspos dalam kelompok asset keuangan dan
liabilitas keuangan tersebut secara substantial adalah sama. Sebagai contoh, entitas
tidak akan mengkombinasikan risiko suku bunga yang terkait dengan asset
keuangan dengan risiko harga komoditas yang terkait dengan liabilitas keuangan
karena dengan melakukan hal tersebut tidak akan mengurangi eksposur entitas
terhadap resiko suku bunga atau risiko harga komoditas. Ketika menggunakan
pengecualian paragraph 48, risiko dasar apapun yang dihasilkan dari parameter
risiko pasar yang tidak identik diperhitungkan dalam pengukuran nilai wajar asset
keuangan dan liabilitas keuangan dalam kelompok tersebut.
13
Nilai wajar aset atau liabilitas adalah harga yang akan di terima untuk menjual aset
atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan liabilitas (harga keluar).
Ketika menentukan apakah nilai wajar pada saat pengakuan awal sama dengan
harga transaksi, Entitas memperhitungkan factor yang spesifik atas transaksi dan
asset atau liabilitas. Sebagai contoh , harga transaksi dapat tidak
mempersentasikan nilai wajar aset atau liabilitas pada saat pengakuan awal jika
terdapat salah satu kondisi sebagai berikut :
14
2.4 Teknik Penilaian
Entitas menggunakan Teknik penilaian yang sesuai dengan keadaan dan
dimana data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar,
memaksimalkan penggunaan input yang dapat di observasi yang relevan dan
meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi
Teknik peilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar diterapkan secara
konsisten. Akan tetapi, suatu perubahan dalam teknik penilaian atau penerapannya
(contohnya perubahan dalam pembobotan ketika beberapa teknik penilaian digunakan
atau perubahan dalam penyesuaian yang diterapkan pada teknik penilaian) adalah
15
sesuai jika perubahan tersebut menghasilkan pengukuran yang sama atau atau lebih
mempresentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut. Kasus tersebut dapat terjadi
jika, sebagai contoh, salah satu dari kejadian sebagai berikut :
Contoh pasar dimana input dapat diobservai untuk beberapa asset dan liabilitas
( contohnys instrumen keuangan) termasuk pasar bursa, pasar dealer, pasar
pialang dan pasar antar principal.
Jika asset atau liabilitas yag diukur pada nilai wajar memiliki harga bid dan harga
ask (contohnya input dari pasar dealer), maka harga dalam Ibid-ask spread iyang
paling mempersentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut digunakan untuk
mengukur nilai wajar. Penggunaan harga bid untuk posisi asset harga ask untuk
posisi liabilitas diizinkan, tetapi tidak disyaratkan.
Dalam beberapa kasus, input yang digunakan untuk mengukur nilai wajar asset
atau liabilitas dapat dikategorikan dalam level yang berbeda dalam hirarki nilai
wajar. Dalam kasus tersebut, pengukuran nilai wajar dikategorikan secara
16
keseluruhan dalam level hirarki nilai wajar yang sama dengan level input terendah
yang signifikan terhadap keseluruhan pengukuran.
1) Input level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuain) dipasar aktif untuk
asset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal
pengukuran. Input yang dapat diobservasi adalah “ input yang dikembangkan
menggunakan data pasar, seperti informasi yang tersedia untuk publik
mengenai peristiwa atau transaksi aktual, dan yang mencerminkan asumsi
yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau
liabilitas”. Harga kuotasian dipasar aktif menyediakan bukti yang paling andal
dari nilai wajar dan digunakan tanpa penyesuaian untuk mengukur nilai wajar
apabila tersedia, kecuali beberapa keadaan sebagai berikut :
a. Ketika entitas memiliki dalam jumlah besar aset atau liabilias (contohnya surat
utang) yang serupa (tetapi tidak identik) yang diukur pada nilai wajar dan harga
kuotasian dalam pasar aktif tersedia tetapi tidak dapat diakses untuk setiap aset
atau liabilitas tersebut secara individual (yaitu melihat besarnya jumlah aset dan
liabilitas yang serupa yang dimiliki oleh entitaas, sulit untuk mendapatkan
informasi penentuan harga untuk setiap aset atau liabilitas pada tanggal
pengukuran).
b. Ketika harga kuotasian dipasar aktif tidak mempersentasikan nilai wajar pada
tanggal pengukuran. Kasus tersebut dapat terjadi jika, sebagai contoh,
peristiwa yang signifikan (seperti transaksi dipasar antar principal, perdagangan
dipasar pialang atau pengumuman) terjadi setelah penutupan pasar tetapi
sebelum tanggal pengukuran.
c. Ketika mengukur nilai ewajar liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas
sendiri menggunakan harga kuotasian untuk liabilitas atau instrument ekuitas
milik entitas sendiri yang identik yang diperdagangkan sebagai aset di pasar
aktif dan harga tersebut perlu disesuaikan untuk factor yang spesifik terhadap
liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas sendiri.
17
Input level 1 akan tersedia untuk kebanyakan aset keuangan dan liabilitas
keuangan, beberapa dapat dipertukarkan dibeberapa pasar aktif (contohya
dalam bursa yang berbeda). Oleh karena itu, penekanan pada level 1 adalah
untuk menentukan kedua hal sebagai berikut :
a. Pasar utama untuk aset atau liabilitas atau, jika tidak terdapat pasar utama, pasar
yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut; dan
b. Apakan entitas dapat melakukan transaksi untuk aset atau liabilitas tersebut
pada harga dipasar tersebut pada tanggal pengukuran.
2) Input Leval 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1
yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak
langsung.
Jika aset atau liabilitas memiliki persyaratan (kontraktual) yang spesifik,
maka input level 2 harus dapat diobservasi untuk keseluruhan jangka waktu
yang substansial dari aset atau liabilitas tersebut, input level 2 termasuk hal
sebagai berikut
a. Harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang serupa di pasar aktif.
b. Harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang identik atau yang serupa di pasar
yang tidak aktif.
c. Input selain dari harga kuotasian yang dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas, contohnya volatilitas yang tersirat dan credit spreads.
d. Input yang diperkuat pasar , yaitu input yang diperoleh terutama darai atau
diperkuat oleh data pasar yang dapat diobservasi secara korelasi atau dengan
cara lain.
3) Input level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas.Input yang tidak dapat diobservasi adalah “input ketika data pasar
tidak tersedia dan yang dikembangkan dengan menggunakan informasi terbaik
yang tersedia mengenai asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika
18
menentukan harga aset atau liabilitas”. Input yang tidak dapat diobservasi
digunakan untuk mengukur nilai wajar sejumlah sejauh input yang dapat
diobservasi relevan tidak tersedia, sehingga memungkinkan adanya situasi
dimana terdapat sedikit, jika ada, aktivitas pasar untuk aset atau liabilitas pada
tanggal pengukuran.
Entitas dapat mengembangkan input yang tidak dapat diobservasi
menggunakan informasi terbaik yang tersedia dalam keadaan tersebut, yang
dapat termasuk data milik entitas sendiri. Dalam mengembangkan input yang
tidak dapat diobservasi, entitas dapat memulai dengan datanya sendiri, tetapi
perlu menyesuaikan data tersebut jika informasi yang umumnya tersedia
mengindikasikan bahwa pelaku pasar lain akan menggunakan data yang
berbeda atau terdapat suatu hal tertentu pada entitas yang tidak tersedia bagi
pelaku pasar lain (contohnya sinergi entitas yang spesifik).
PENGUNGKAPAN
Entitas mengungkapkan informasi yang membantu pengguna laporan keuangannya
untuk menilai kedua hal sebagai berikut :
a) Untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang
(recurring) atau tidak berulang (non- recurring) dalam laporan posisi
keuangan setelah pengakuan awal, teknik penilaian dan input yang digunakan
untuk Mengembangkan pengukuran tersebut.
b) Untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input yang
tidak dapat diobservasi yang signifikan (level 3), dampak dari pengukuran
terhadap laba rugi atau penghasilan komperhensif lain untuk periode tersebut.
19
d. Apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi tambahan untuk
mengevaluasi informasi kuantitatif yang diungkapkan.
Jika pengungkapan yang diberikan sesuai dengan pernyataan ini dan SAK tidak
memadai untuk memenuhi tujuan, maka entitas mengungkapkan informasi tambahan
yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan tersebut.
Entitas menentukan kelas aset dan liabilitas yang sesuai dengan dasar sebagai berikut:
Model Revaluasi
Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset tetap. Jika nilai
wajar dari aset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya,
maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa aset tetap mengalami perubahan
nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan.
20
Revaluasi tahunan tidak diperlukan, apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan,
aset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama
harus direvaluasi. Misalnya aset tetap dengan biaya perolehan $7.000 dan akumulasi
penyusutan $4.300 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai $4.900.
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung
dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Contohnya aset tetap dengan
biaya perolehan $7.000 dan akumulasi penyusutan $4.300 dilakukan revaluasi dan
$400.
Jika jumlah aset tercatat menurun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut
21
diakui dalam laporan laba rugi. Misalnya aset tetap dengan biaya perolehan
Investasi Properti
Frekuensi entitas membeli bangunan seharga $7.000 pada 1 Januari 20X1. Entitas
menggunakan fair value model. Diketahui nilai wajar pada 31 Desember 20X1
sebesar $7.300 dan nilai wajar pada 31 Desember 20X2 sebesar $7.200.
Kas $7.000
22
Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain, penghasilan rental dari sewa
yang sedang berjalan dan asumsi-asumsi yang layak dan rasional yang mencerminkan
keyakinan pihak-pihak yang berkeinginan bertransaksi dan memiliki pengetahuan
memadai mengenai asumsi tentang penghasilan rental dari sewa di masa depan
dengan mengingat kondisi sekarang. Nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar
(termasuk pembayaran rental dan arus keluar lainnya) yang dapat diperkirakan
sehubungan dengan properti tersebut.
Biological Asset
Aset biologi (biological asset) dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya
penjualan (point-of-sale costs), baik pada pengakuan pertama maupun pada tanggal
laporan. Berikut ilustrasi perlakuan akuntansi dari aset biologi.
23
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
PSAK 68 mendefinisikan Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu
liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
24
DAFTAR PUSTAKA
PSAK 68 : Nilai Wajar IFRS 2014
25