Penatalaksanaan Hiperkalemia
Penatalaksanaan Hiperkalemia
Pemberian kalsium intravena, dapat menghambat efek hiperkalemia terhadap sistem konduksi
dan repolarisasi otot jantung. Kalsium yang diberikan dapat berupa kalsium glukonat dan harus
diberikan melalui intravena. Efek pemberian kalsium akan dapat dilihat pada EKG dalam waktu
1–3 menit setelah pemberian, paling lambat dalam waktu 30–60 menit. Pada hiperkalemia
berat, sambil menunggu efek insulin dan bikarbonat, dapat diberikan kalsium glukonat 10 % iv
10 ml dalam 2 – 3 menit dgn monitor EKG. Bila perubahan EKG masih belum ada, pemberian
kalsium glukonat dapat diulang setelah 5-10 menit.
a. Insulin reguler 10 - 20 unit dan 25-50 gr glukosa. Jika efektif, Kalium plasma akan turun 0,5 –
1,5 mmol/L dalam 15 – 30 menit dan efek paling lama dalam beberapa jam. Insulin memicu
pompa ion Na K ATPase memasukkan kalium ke dalam sel, sedang glukosa atau dextrosa
memicu pengeluaran insulin endogen.
b. Natrium bikarbonat akan meningkatkan pH sistemik.
Peningkatan pH akan merangsang ion H keluar dari dlm sel yg kemudian menyebabkan ion K
masuk ke dalam sel. Dlm keadaan tanpa asidosis metabolik, Na bikarbonat diberikan 50 meq
iv selama 10 menit. Bila dlm keadaan asidosis metabolik, disesuaikan dengan keadaan
asidosis metabolik yg ada.
c. Pemberian α 2 agonis secara inhalasi maupun tetesan intavena. α 2 agonis akan merangsang
pompa Na K ATPase, kalium masuk ke dalam sel. Albuterol 10 – 20mg, onset dalam 30
menit, menurunkan konsentrasi kalium plasma 0,5 – 1,5 mmol/L dan efek paling lama dalam
2-4 jam.
Pada keadaan kronik hiperkalemia sedang, ekskresi kalium oleh ginjal cukup dengan pemberian
loop diuretik atau tiazid diuretik. Hiperkalemia akut pada umumnya tidak dapat diobati dengan
diuretik, karena kecepatan ekskresi kalium tidak adekuat. Cara lain untuk mengeliminasi kalium
adalah dengan resin, sodium polystyrene sulfonate. Resin mempunyai efek untuk mengganti
natrium dengan kalium di sistem saluran cerna. Pemberian dapat dengan oral atau lewat
rectum. Ketika diberikan secara oral, dosis 25-50 gr dicampur dengan 100 mL sorbitol 20 %
untuk mencegah konstipasi. Ini umumnya akan menurunkan konsentrasi kalium plasma 0,5 – 1
mmol/L dalam 1 -2 jam dan paling lama dalam 4 -6 jam. Jika melalui rektum (enema), 50 gr
resin dan 50 mL sorbitol 70 % dicampur dalam 150 mL air. 1 gram sodium polystyrene sulfonat
dapat memindahkan 1 mEq dari kalium dengan 2–3 mEq natrium. Kecepatan removal relative
lambat, efek sempurnanya terlihat dalam 4 jam. Dialisis merupakan tindakan utama untuk
mengeliminasi kalium pada penderita gangguan fungsi ginjal, persisten hiperkalemia dan
hiperkalemia berat. Peritoneal dialisis dapat membuang kalium tetapi hanya 15-20 % seperti
keefektifan hemodialisis.
FK UNTAR