MODUL Analisis Dan Pengukuran Kerja 2019
MODUL Analisis Dan Pengukuran Kerja 2019
TIM PENYUSUN :
ASISTEN LABORATORIUM
√N ∑ i - i
N=( ∑ i
Keterangan:
N : jumlah pengukuran yang dilakukan
N : jumlah pengukuran yang telah dilakukan.
Hal pertama yang dilakukan adalah pengukuran pendahuluan tujuan
melakukan pendahuluan ini ialah agar nantinya mendapatkan perkiraan statistikal
dari banyaknya pengukuaran yang harus dilakukan untuk tingkat-tingkat
ketelitian dan keyakinan yang diinginkan.
Mencatat semua data yang didapat, yang dilanjutkan dengan proses
perhitungan data. Rumus-rumus yang digunakan, antara lain:
1. Rumus rata-rata dari harga rata-rata subgroup. Berikut ini rumus dari rata-rata:
̅=∑
Keterangan :
: Rata-rata
: Harga rata-rata dari subgroup ke-1
k : Harga banyaknya subgroup yang terbentuk.
2. Rumus standar deviasi yang sebenarnya dari waktu penyelesiaan. Berikut ini
rumus standar deviasi yang sebenarnya:
j- ̅
σ =√ N-1
Keterangan:
N : jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan
: waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran pendahuluan
yang telah dilakukan.
3. Rumus standar deviasi dari distribusi harga rata-rata subgroup. Berikut ini
rumus standar deviasi dari distribusi harga rata-rata :
̅ =
√n
Keterangan :
n : besarnya subgrup.
4. Rumus batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah(BKB). Berikut ini
rumus (BKA) dan (BKB):
BKA = ̅ + 3 ̅
BKB = ̅ - 3 ̅
Keterangan :
N : jumlah pengamatan pendahuluan yang dilakukan.
xi : waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran pendahuluan yang
telah dilakukan.
Keterangan:
Ws : waktu siklus.
P : faktor penyesuaian.
3. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal
untuk menyelesaikan pekerjaannya yang diselesaikan dalam sistem kerja
terbaik pada saat itu. Menghitung waktu baku adalah dengan rumus berikut
ini:
Ws= WWb = Wn (1+l)
Keterangan :
Wn : waktu normal.
l: waktu kelonggaran.
Ada beberapa manfaat atau kegunaan waktu baku. Manfaat waktu baku
adalah (Wignjosoebroto, 1992):
a. Perencanaan kebutuhan kerja atau man power planning.
b. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan atau pekerja.
c. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan atau pekerja
yang berprestasi.
d. Penjadwalan produksi dan penganggaran.
e. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.
1.7 Kelonggaran
Menambahkan kelonggaran atas waktu normal yang telah didapatkan
seringkali dilupakan. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yang meliputi untuk
kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatigue dan hambatan-hambatan yang tak
dapat dihindarkan. Ketiga hal tearsebut merupakan hal-hal yang secara nyata
dibutuhkan oleh pekerja dan yang selama pengukuran tidak diamati, diukur,
dicatat atau dihitung. Sehingga, seusai pengukurarn dan setelah mendapatkan
waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan (Sutalaksana, 2006).
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi disini adalah hal-hal seperti minum
sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar mandi, bercakap-cakap
dengan teman sekerja sekedar untuk menghilangkan ketegangan ataupun
kejemuan dalam bekerja. Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk
kebutuhan pribadi berbeda-beda dari sutu pekerjaan dengan pekerjaan yang
lainnya, karna setiap perusahaan memiliki karakteristik sendiri-sendiri
dengan‟tuntutan‟ yang berbeda Berdasarkan penelitian menunjukkan besarnya
kelonggaran untuk pekerja pria dan pekerja wanita berbeda.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatigue
Rasa fatigue tercemin melalui penurunan hasil produksi baik jumlah maupun
kualitas. Karenanya salah satu cara untuk menentukan besarnya kelonggaran
ini adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat
saat-saat dimana hasil produksi menurun. Apabila pekerja mengeluarkan usaha
yang besar untuk tetap dapat bekerja secara normal, maka akan menambah rasa
fatigue yang jika dilakukan terus menerus akan menyebabakan fatigue total.
fatigue total adalah jika anggota badan yang bersangkutan sudah tidak dapat
melakukan gerakan kerja sama sekali walaupun sangat dikehendaki. Hal
demikian sangat jarang terjadi, karena berdasarkan pengalaman pekerja dapat
mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga lambatnya gerakan-
gerakan kerja ditujukan untuk menghilangkan rasa fatigue ini.
3. Kelonggaran untuk hambaatan-hambatan tak terhindarkan
Pelaksanaan pekerjaan, pekerja tidak akan lepas dari berbagai „hambatan‟
Hambatan yang timbul ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti
mengobrol yang berlebihna dan menganggur dengan segala, selain itu terdapat
hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena berada di luar kemampuan
pekerja mengendalikannya.
MODUL SAMPLING PEKERJAAN
PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA
TIM PENYUSUN :
ASISTEN LABORATORIUM
∑ i
Ws =
N
Wn = W s x p
Wb = Wn (1 + l)
k 2 (1-P)
N=
S2P
Apabila setelah dihitung, ternyata harga N‟ lebih kecil daripada harga sebenarnya,
maka pengamatan berhenti karena dianggap telah mencukupi. Sebaliknya jika
harga N‟ tersebut lebih besar dari harga sebenarnya, maka dilakukan langkah
pengamatan dari awal. Frekuensi pengamatan pada hakikatnya tergantung pada
jumlah pengamatan yang diperlukan dan waktu yang tersedia untuk pengumpulan
data yang direncanakan (Sritomo, 1995).
BKA
p̅(1-p̅)
= p̅+3
n
BKB
p̅(1-p̅)
= p̅-3
n
Dimana:
BKA = batas kontrol atas
BKB = batas kontrol bawah
̅ = presentase terjadinya kejadian rata-rata yang dinyatakan dalam bentukangka
desimal.
n = jumlah pengamatan yang dilaksanakan per siklus waktu kerja.
TIM PENYUSUN :
ASISTEN LABORATORIUM
Menunggu
- Benda kerja menunggu
untuk diproses
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja
- Bahan menunggu untuk
atau peralatan tidak mengalami kegiatan
diangkut
apapun selain menunggu.
- Bahan menunggu bahan
yang lain untuk dirakit
Menyimpan
- Tumpukkan bahan
Proses menyimpan terjadi apabila benda kerja disimpan
mentah di gudang
untuk jangka waktu yang cukup lama.
- Barang jadi disimpan di
gudang
Paku (2 inci)
8 unit
O-7 Merakit
1,28'
I-4 (Palu)
Paku (2 inci)
8 unit
O-8 Merakit
1,93'
I-5 (Palu)
O-9 Menghaluskan
4,02'
I-6 (Mesin Amplas)
RINGKASAN
KEGIATAN JUMLAH WAKTU (Menit)
OPERASI 9 12,19
PEMERIKSAAN - -
TOTAL 9 12,19
ANALISA TINDAKAN
LAMBANG
BAGAIMANA
CATATAN UBAH
JUMLAH
WAKTU
URAIAN KEGIATAN
PERBAIKI
JARAK
DIMANA
URUTAN
GABUN G
TEMPAT
KAPAN
OR ANG
RUANG
SIAPA
APA
M Menit
Papan berada di gudang 2
Memindahkan bahan baku ke meja pengukuran 1 2 0,01
Mengukur papan depan dengan meteran 2 2,17
Memindahkan komponen papan depan ke meja pemotongan 1,3 2 0,05
Memotong papan depan dengan circular saw dan diperiksa 2 1,08
Memindahkan komponen papan depan ke meja perakitan 1 2 0,01
Menunggu komponen papan samping 2 0,83
Merakit komponen papan depan dan diperiksa 2 1,28
Menunggu komponen papan alas 2 0,81
Merakit komponen papan alas dan diperiksa 2 1,75
Memindahkan produk ke meja penghalusan 2,2 2 0,18
Menghaluskan produk dengan mesin amplas dan diperiksa 2 3,7
Memindahkan produk ke gudang barang jadi 3 2 0,32
Menyimpan produk di gudang barang jadi 2
URAIAN PEKERJAAN
PEKERJA
SATU SIKLUS
1 1 2 4 5 NAKULA (M ENGUKUR)
1 2 3
2 2 3
SADEW A ( MEMOT ONG)
W 0.01 2,17 0.05 1,08 0,01
W aktu Ke rja = 3 2.83 %
j 1 W aktu M eng an gg ur = 6 7.17 %
Uraia n La mba ng
1 Me ngu ku r pa pa n
2 Me moton g pa pan
Ringkasan
SEKARANG USULA N
KEGIA TAN
JML WKT JMLH WKT
OPE RASI 2 3,25
PEMERIKSAAN - -
TRANSPORTASI 3 0.07
MENUNGGU 5 3,32
JARAK TOTAL 3,3
3.7 Diagram Aliran
Diagram Aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan
lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari seluruh aktivitas yang terjadi
pada peta aliran proses. Aktivitas yang berarti pergerakan suatu material atau
orang dari suatu tempat ke tempat berikutnya yang dinyatakan oleh garis aliran
dalam diagram tersebut. Kegunaannya adalah memperjelas suatu peta aliran
proses, dan menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja (Sutalaksana,
2006). Contoh dari penggambaran diagram aliran adalah sebagai berikut ini.
TIM PENYUSUN :
ASISTEN LABORATORIUM
2) Berdasarkan jarak perpindahan (T) dan jarak tegak lurus antara mata
dan garis perpindahan (D). berikut ini adalah rumus dari ET dengan
T dan D
15,2 X T/D TMU