Anda di halaman 1dari 15

KIMIA LINGKUNGAN

ANALISIS PENCEMARAN AIR DI SUNGAI PARKIT DENGAN MENGGUNAKAN


KERTAS UJI pH

Oleh

Kelompok 1

Bundani Sakinah Alora (17035086)

Dona Sofia Rahayu (17035088)

Jihaan Bilqis Usri (17035098)

Khairin Nissa Fitri (17035102)

Nindy Aulia Nisa (17035106)

Viola Dwicha Asda (17035116)

Wiwin Vauzia (17035178)

Dosen

Dr. Indang Dewata, M.Si

Hary Sanjaya, S.si, M.Si

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Pertama tama penulis memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga

bisa meyelesaikan makalah Kimia Lingkungan tentang "Analisis Pencemaran Air di Sungai

Parkit dengan Menggunakan Kertas Uji pH" sebagai tugas pencemaran lingkungan dari mata

kuliah Kimia Lingkungan.

Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu sehingga

makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Di dalam makalah ini penulis menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar menjadikan makalah ini lebih

baik lagi. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, 07 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................. 3

A. Pencemaran Air ..................................................................................................................................... 3

B. Pencemaran Sungai ............................................................................................................................... 4

BAB III METODELOGI PENELITIAN .................................................................................................. 8

3.1. Lokasi dan waktu penelitian .................................................................................................................. 8

3.2. Alat dan bahan. ...................................................................................................................................... 8

3.3. Cara Kerja .............................................................................................................................................. 8

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 9

BAB V PENUTUP..................................................................................................................................... 11

Kesimpulan ................................................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 12

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupa manusia. Menurut
Kodoatie (2008) “air merupakan sumber kehidupan, Semua makhluk membutuhkan air untuk
kepentingan manusia, makhluk hidup dan kepentingan lainnya sehingga ketersediaan air dari
segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Dengan kata lain, tidak ada kehidupan
seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka jika tersedia dalam
kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang bersih sangat
dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk
kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya.

Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk
mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit untuk di dapatkan.
Hal ini dikarena kan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari
berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan
kuantitasnya.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan ditempat penampungan air antara
lain: danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat memerlukan air bersih untuk minum,memasak, mencuci, dan keperluan lain. Air
tersebut juga mempunyai standar 3B (tidak berwarna,berbau,dan beracun). dalam kehidupan
sekarang, adakalanya masyarakat melihat air yang berwarna keruh dan berbauserta bercampur
dengan benda-benda sampah antara lain: kaleng, plastik, dan sampah organik.

Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik
(plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar dalam
pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah. Polutan dalam air mencakup unsur-
unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur
kimia merupakan racun yang mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air
sehingga menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia air
meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air. Di negara-

1
negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan dan air tanah) merupakan
penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit (BPLHD, 2001).

Pencemaran air merupakan masalah yang serius bagi negara Indonesia, Kurangnya
kesadaran masyarakat dalam pengelolaan limbah menjadi faktor utama dalam pencemaran air
sehingga banyak penyakit di sebabkan oleh kualitas air yang tidak baik untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang "Analisis Pencemaran Air di
Sungai Parkit dengan Menggunakan Kertas Uji pH" untuk mengetahui kadar tercemarnya air
di Sungai Parkit, Air Tawar, Kota Padang.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan Latar belakang penelitian yang telah dijabarkan diatas
adalah :

A. Bagaimana kualitas air di Sungai Parkit, Air tawar, Kota Padang?

B. Apa Saja faktor penyebab pencemaran air di Sungai Parkit, Air tawar, Kota
Padang?

C. Bagaimana cara menanggulangi pencemaran air di Sungai Parkit, Air tawar, Kota
Padang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas adalah :

A. Mengetahui kualitas air di Sungai Parkit, Air tawar, Kota Padang

B. Mengetahui faktor penyebab pencemaran air di Sungai Parkit, Air tawar, Kota
Padang?

C. Mengetahui cara menanggulangi pencemaran air di Sungai Parkit, Air taw Kota Padang

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencemaran Air

Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup
organisme dan berbagai usaha peningkatan kesejahteraan manusia seperti perikanan,
perindustrian dan pembangkit tenaga listrik. Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh
kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air
minum.

Menurut Undang-undang pokok pengelolaan lingkungan hidup Nomor 4 Tahun 1982,


pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen
lain kedalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya

Peraturan pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air menyebutkan bahwa, pencemaran air adalah berubahnya tatanan
(komposisi) air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda seperti pembuangan limbah pabrik ke sungai dan pencemaran air oleh sampah
yang dapat merusak ekosistem sungai dan menyebabkan banjir. Dampak pencemaran air dapat
mempengaruhi perubahan struktur dan fungsi ekosistem sungai baik hewan maupun tumbuhan.

Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya berbagai logam


berat yang berbahaya. Komponen-komponen logam berat ini berasal dari kegiatan industri.
Kegiatan industri yang melibatkan penggunaan logam berat antara lain industri tekstil,
pelapisaan logam, cat/ tinta warna, percetakan, bahan agrokimia dll. Beberapa logam berat
ternyata telah mencemari air, melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan

3
B. Pencemaran Sungai

Sungai adalah suatu sistem yang sifatnya komplek. Sistem yang komplek adalah sistem yang
terdiri dari banyak komponen, dimana komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan
berpengaruh dalam suatu sistem yang sinergis, mampu menghasilkan suatu sistem kerja dan
produk yang efisien. Kekomplekan sistem sungai dapat dilihat dari berbagai komponen penyusun
sungai, misalnya bentuk alur dan percabangan sungai, formasi dasar sungai, morfologi sungai
dan ekosistem sungai

Ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua, yaitu perairan lentik dan perairan lotik.
Sungai termasuk dalam perairan lotik yang ditandai dengan adanya arus. Perairan lotik berasal
dari kata lotus yang artinya mencuci. Perairan lotik (mengalir) meliputi mata air, selokan atau
sungai.

Pada aliran air terdapat 2 zona utama, yaitu:

1. Zona air deras: daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk
menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga
dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus atau organisme
perifitik yang dapat melekat atau berpegang dengan kuat pada dasar yang padat.
2. Zona air tenang: bagian air yang dalam di mana kecepatan arus sudah berkurang, maka
lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak, tidak
sesuai untuk bentos permukaan tetapi cocok untuk penggali nekton dan pada beberapa
kasus, plankton.

Menurut Achmad Lutfi,2009:01 pada dasarnya pencemaran air sungai di indonsia


disebabkanoleh beberapa faktor diantaranya yaitu:

1. Berkembangnya industri-industri di Indonesia

Dewasa ini industri-industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah, teknologi,tingkat


produksi maupun limbah yang di hasilkan. Industri-industri khususnya yang berada didekat
aliran sungai cenderung akan membuang limbahnya ke dalam sungai yang dapatmencemari
ekosistem air, karena pembuangan limbah industri ke dalam sungai dapat menyebabkan

4
berubahnya susunan kimia, bakteriologi, serta fisik air. Polutan yang di hasilkanoleh pabrik
dapat berupa:.

1. Logam Berat: Timbal, Tembaga, Seng, Raksa/Merkuri, Cadmium.


2. Panas: air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya
akanmematikan biota air.

2. Belum tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga

Limbah rumah tangga yang belum terkendali merupakan salah satu faktor yangmenyebabkan
pencemaran lingkungan khususnya air sungai. Karena dari limbah rumah tanggadihasilkan
beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokan-selokan dan
akhirnya bermuara ke sungai. Selain dalam bentuk zat organik dan anorganik, darilimbah rumah
tangga bisa juga membawa bibit-bibit penyakit yang dapat menular pada hewandan manusia
sehingga menimbulkan epidemi yang luas di masayarakat. Limbah dari rumah tangga bisa
berupa limbah detergen, limbah dari dapur masak, limbah detergen dari laundry yang merupakan
penyumbang terbesar.

3. Pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan.

Limbah pertanian biasanya dibuang ke aliran sungai tanpa melalui proses


pengolahan,sehingga dapat mencemari air sungai karena limbah pertanian mengandung berbagai
macam zat pencemar seperti pupuk dan pestisida.Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan
mencemari air yang keluar dari pertaniankarena air ini mengandung bahan makanan bagi
ganggang dan tumbuhan air seperti encenggondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut
mengalami pertumbuhan dengan cepatyang dapat menutupi permukaan air dan berpengaruh
buruk pada ikan-ikan dan komponenekosistem biotik lainnya.Penggunaan pestisida juga dapat
menggagu ekosistem air karena pestisida bersifat toksitdan akan mematikan hewan-hewan air,
burung dan bahkan manusia.

4. Pencemaran air sungai karena proses alam

Proses alam juga berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya terjadinya gunungmeletus,
erosi dan iklim. Gunung meletus dan erosi dapat membawa berbagai bahan pencemaransalah

5
satunya berupa endapan/sediment seperti tanah dan lumpur yang dapat menyebabkan airmenjadi
keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasisampah.Iklim
juga berpengaruh pada tingkat pencemaran air sungai misalnya pada musimkemarau volume air
pada sungai akan berkurang, sehingga kemampuan sungai untukmenetralisir bahan pencemaran
juga berkurang.

A. Kualitas Perairan Berdasarkan Parameter Kimia

pH (derajat keasaman)

pH merupakan faktor pembatas bagi organisme yang hidup di suatu perairan. Derajat
keasaman atau pH air menunjukkan aktivitas ion hidrogen dalam suatu perairan. Nilai pH pada
banyak perairan alami berkisar antara 4 sampai 9. Perairan dengan pH < 7 maka perairan ini
bersifat asam, sedangkan dengan pH > 7 maka perairan tersebut bersifat alkalis (basa) dan pH =
7 disebut sebagai netral. Perubahan pH air bergantung pada polutan air, air yang memiliki pH
lebih kecil atau lebih besar dari kisaran normal maka akan mempengaruhi kehidupan jasad renik

DO (Dissolved Oxygen)

DO (Dissolved Oxygen) adalah jumlah oksigen yang terlarut dalam volume air tertentu
pada suatu suhu dan tekanan atmosfer tertentu. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas,
sehingga bila ketersediaannya di dalam air tidak mencukupi kebutuhan biota, maka akan
menghambat aktivitas di dalam perairan tersebut. Rendahnya kadar oksigen dapat berpengaruh
terhadap fungsi biologis dan lambatnya pertumbuhan, bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Perairan dikatakan mengalami pencemaran yang serius jika kadar DO dibawah 4 ppm.
Kadar DO yang rendah dapat memberikan pengaruh yang berbahaya pada komunitas air.17
Kehidupan di air dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut minimal sebanyak 5 ppm ( 5 part
per million atau 5 mg oksigen untuk setiap liter air) selebihnya bergantung kepada ketahanan
organisme, derajat keaktifannya, kehadiran bahan pencemar, dan suhu air.

Sungai dapat dengan cepat memurnikan (mempurifikasi) bahan-bahan pencemar yang


masuk kedalamnya, khusunya limbah yang membutuhkan oksigen dan limbah panas. Semakin
ke arah hilir, konsentrasi DO dapat kembali pada tingkat yang normal. Besarnya waktu dan jarak
yang diperlukan oleh sungai untuk menetralkan bahan pencemar sangat ditentukan oleh volume
dan kecepatan aliran air sungai serta besarnya bahan pencemar yang masuk.

6
BOD (Biologycal Oxigen Demand)

Suatu perairan menggambarkan keberadaan bahan organik yang dapat didekomposisi


secara biologis (biodegradable) oleh mikroorganisme melalui pengurangan jumlah O2 terlarut.
Hal ini menyebabkan perairan dengan kandungan bahan organik yang tinggi, O2 terlarutnya
rendah sehingga akan berpengaruh terhadap kondisi fisiologis organisme yang hidup
didalamnya.20

COD (Chemical Oxygen Demand)

Jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung
dalam air. Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan
menggunakan oksidaror kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator
perak sulfat, sehingga segala macam bahan organik baik yang mudah diurai maupun yang
kompleks dan sulit diurai akan teroksidasi.

Banyak zat organik yang tidak mengalami penguraian biologis secara cepat berdasarkan
pengujian BOD lima hari, tetapi senyawa-senyawa organik tersebut juga menurunkan kualitas
air. Bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi
dalam uji COD. 96% hasil uji COD yang dilakukan selama 10 menit, kira-kira akan setara
dengan hasil uji BOD selama 5 hari.

7
BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di daerah aliran sungai jembatan parkit kecamatan padang
utara, kota padang provinsi sumatera barat. Lokasi penelitian berjarak 500 m dari kampus
Universitas Negeri Padang, penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Maret 2020. Penelitian ini
dilakukan kurun waktu 1 hari.

3.2. Alat dan bahan.

a. Alat
Alat-alat yang digunakan meliputi: gelas kimia 100 mL dan gelas ukur
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air dan kertas pH.

3.3. Cara Kerja

1. Masukan air sampel dalam gelas ukur 10 mL


2. Kemudian masukan ke dalam gelas kimia 100 mL lalu uji pH sampel air dengan
menggunakan kertas pH
3. Cocokan warna kertas pH yang didapatkan dengan trayek pHa

8
BAB IV PEMBAHASAN

Dari Observasi yang dilakukan pada tanggal 3 Maret 2020,bertempat di Sungai yang
berada di jalan Belibis.Tujuan kami melakukan observasi adalah untuk mengetahui
penyebab,dan tingkat pencemaran air di sungai tersebut.Dengan mengetahui penyebab dan
tingkat pencermaran maka dapat diketahui cara penanggulangan dan pencegahannya.

Untuk mengetahui air sungai tersebut atau tidak dilakukan pengujian pH menggunakan
kertas indikator pH .Sehingga kami peroleh pH air sungai tersebut adalah 8.Merujuk pada PP No
82 Tahun 2001 pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup,zat,energi,dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia,sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukkannya.dari pengujian yang telah dilakukan dapat ditetapkan bahwa air sungai tersebut
telah tercemar.hal ini karena air sungai tersebut memenuhi indikator air yang tercemar
,diantaranya:ada perubahan pH,perubahan warna dan bau .untuk perubahan warna pada air
sungai tersebut warna nya tidak jernih melainkan keruh dan disertai endapan.berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Repunlik Indonesia Nomor 416 Tahun 1990 syarat air yang bersih
adalah tidak berbau,tidak berasa dan tidak tidak berwarna.Sedangkan pH air yang normalnya
antara 6 ,5– 7,5.Penyebab pencemaran air sungai tersebut bersumber limbah Rumah
Tangga.jenis limbah rumah tangga yang mencemari air sungai tersebut adalah limbah
organik,seperti sisa makanan,daunan dan lain lain.

Adapun cara yang untuk mengetahui tingkat pencemaran air tersebut adalah dengan
memperhatikan kekeruhan dan mengukur pH air.Berdasarkan pH yang kami peroleh maka air
tersebut tercemar oleh zat yang bersifat basa.Kondisi air yang semakin basa mengakibatkan
sungai tersebut tidak cocok bagi kehidupan organisme didalam air.Peryantaan ini sesuai dengan
pengamatan kami ,bahwa tidak ada ikan yang hidup di sungai tersebut.

Dampak dari pencemaran air sungai tersebut antara lain berupa penurunan kualitas lingkungan
,gangguan kesehatan,keseimbangan lingkungan terganggu,mengganggu keindahan wilayah ,dan
mempercepat proses kerusakan benda.

Dalam penanganan pencemaran air ini ada cara mencegah dan cara penanggulangi yaitu,untuk
cara mencegah pencemaran air adalah : tidak membuang sampah organik maupun an organik ke

9
air,memakai pupuk dan insektisida tepat guna dan tepat dosis ,memakai deterjen yang ramah
lingkungan,tidak membuang limbah industri atau rumah tangga langsung ke air,melainkan dibuat
dulu bak bak penampungan,tidak memakai racun atau listrik untuk menangkap ikan.dan cara
menaggulangi pencemaran air : pengenceran,
pengendapan,penyaringan,pengerukan,menggunakan bakteri yang dapat mengkonsumsi
minyak,seperti :bakteri Pseudommonas.

Cara penanggulangan pencemaran Air menurut IPAL (Instalansi Pengolahan Air Limbah)

Pengolahan air limbah dengan IPAL ini menggunakan alat-alat khusus dan menggunakan tiga
tahapan:

Primary treatment (pengolahan pertama),secondary treatment (pengolahan kedua),dan tertiary


treatment(pengolahan lanjutan).

10
BAB V PENUTUP

Kesimpulan

1. Keadaan air pada sungai yang diamati positif tercemar dengan memenuhi beberapa
kriteria yaitu : pH 8 ,berwarna,berbau.
2. Penyebab dari pencemaran air sungai ini dari limbah rumah tangga,limbah organik.
3. Tingkat pencemarannya dilhat dari pH dan kekeruhan yang terdapat pada air sungai
tersebut cukup dikategorikan tercemar.
4. Penanganan pencemaran air ini dengan cara pencegahan dan penaggulangan ,dan cara
penanggulangan paling efektif digunakan yaitu melalui Instalansi Pengolahan Air
Limbah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD). 2001. Penanggulangan


Pencemaran Air. Bandung: Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup.

Eugene, Odum P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Pres.

H, Ghufran. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Irawan, Zoer’aini Djamal. 2012. Prinsip-prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan


Pelestariannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Pemerintah. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,Sistem


Informasi Lingkungan Hidup Provinsi Lampung Nomor 82 Tahun 2001. (On-line),
tersedia di: http://bplhd.lampungprov.go.id

Sastrawijaya, A.Tresna Sastrawijaya. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta:

Rineka cipta.

Soegianto, Agoes. 2010. Ekologi Perairan Tawar. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan
(AUP),

Sudarmo. Karakteristik Sungai, Indikator Kualitas Air. (On-line), tersedia di:

http://plantagama.com

Robert Kodoatie. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Edisi 2). Jakarta :
Index

12

Anda mungkin juga menyukai