Anda di halaman 1dari 11

PAPER BUSINESS ETHICS

THE BUSINESS SYSTEM: GOVERNMENT, MARKETS, AND INTERNATIONAL


TRADE
DAN ANALISIS KASUS

Disusun Oleh:

Kelompok II
Anysa Riska Utomo 445738
Fahrial Fahmi 447575
Caesar Rosyad 44753
Mukhamad Masykur Mubarok 450882
Wati Purnamasari 447663

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
SISTEM BISNIS: PEMERINTAH, PASAR, DAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL

1. SISTEM EKONOMI
Sistem ekonomi adalah sistem yang digunakan masyarakat (atau kelompok
masyarakat) untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup
dan berkembang. Sistem ini harus menyelesaikan dua tugas ekonomi dasar. Pertama, adalah
tugas untuk benar-benar memproduksi barang dan jasa, yang membutuhkan penentuan apa
yang akan diproduksi, bagaimana akan diproduksi, dan siapa yang akan memproduksinya.
Yang kedua adalah tugas mendistribusikan barang dan jasa ini di antara para anggotanya,
mengenai siapa yang akan mendapatkan apa dan seberapa banyak yang akan didapat. Untuk
menyelesaikan dua tugas ini, sistem ekonomi bergantung pada tiga jenis perangkat sosial:
tradisi, komando, dan pasar.
Perangkat sosial tradisi, komando, dan pasar sangat berbeda. Masyarakat berbasis
tradisi bergantung pada peran dan kebiasaan komunal tradisional untuk melakukan dua tugas
ekonomi dasar. Individu termotivasi oleh ekspresi persetujuan atau ketidaksetujuan
komunitas, dan sumber daya produktif komunitas seperti ternaknya sering dimiliki bersama.
Sedangkan, sistem komando berdasar pada otoritas pemerintah (seseorang atau kelompok)
membuat keputusan ekonomi tentang apa yang harus dihasilkan perusahaan, perusahaan
mana yang akan menghasilkannya, dan siapa yang akan mendapatkannya contoh: Korea
Utara, Kuba, dan Vietnam. Lain halnya dengan pasar, dimana perusahaan swasta membuat
keputusan utama tentang apa yang akan mereka hasilkan dan siapa yang akan
mendapatkannya. Sumber daya produktif seperti tanah dan pabrik dimiliki dan dikelola oleh
individu pribadi, bukan oleh pemerintah, dan dianggap sebagai "properti pribadi" individu.
Orang termotivasi untuk bekerja terutama dengan keinginan untuk mendapatkan bayaran
karena secara sukarela memasok barang-barang yang orang lain mau membayar. Inggris pada
abad kesembilan belas sering dikutip sebagai contoh utama dari ekonomi yang didasarkan
terutama pada sistem pasar.
2. PASAR BEBAS (FREE MARKET)
Sejak abad kedelapan belas karena perdebatan untuk memakai sistem komando atau
pasar, muncul istilah pasar bebas “Free Market” yang menekankan kegiatan ekonomi harus
lebih atau kurang "bebas" dari "intrusi" pemerintah dan kemudian diskusi adalah tentang
"pasar bebas" ("bebas," yaitu, dari batasan pemerintah) dan "bebas perdagangan”. Istilah
Free Trade atau perdangangan bebas juga muncul diakibatkan oleh regulasi yang tepat untuk
perdangangan ke luar negeri. Ideologi mengenai pasar hari ini menggabungkan ide-ide yang
diambil dari Adam Smith, John Locke, David Ricardo, dan pemikir berpengaruh lainnya
yang pandangan normatifnya.

1
2.1 PASAR BEBAS DAN HAK: JOHN LOCKE
John Locke (1632-1704), merupakan seorang filsuf politik Inggris yang memiliki
gagasan bahwa manusia memilki “hak alami” atas kebebasan dan “hak alami” atas
properti pribadi. Menurut Locke, hukum alam “mengajarkan” setiap manusia bahwa
mereka memiliki hak atas kebebasan dan dengan demikian, tidak ada seorang pun boleh
dilepaskan dari keadaan alami ini dan tunduk pada kekuasan politik orang lain tanpa
persetujuannya. Setiap manusia memiliki properti atas pribadinya dan tidak memiliki hak
kecuali pada dirinya sendiri. Hasil kerja dari diri sendiri dapat diartikan sebagai
propertinya. Meskipun Locke tidak secara eksplisit menggunakan teori hak alami untuk
mendukung sistem pasar bebas, namun sejumlah penulis abad ke-20 menggunakan
teorinya untuk tujuan tersebut. Pandangan Lokce tentang hak atas properti pribadi
memiliki pengaruh signifikan pada institusi Amerika atas properti. Locke berpendapat
bahwa setiap manusia yang

Para kritikus tentang pasar bebas memfokuskan argumen mereka pada 4 kelemahan
utama pandangan Locke:
1. Locke mengatakan dalam pandangannya bahwa, seseorang memiliki hak properti
atas kepemilikan propeti ketika orang tersebut mempunyai dan memadukan usahanya
dengan obyek properti yang tak berpemilik maka obyek tersebut menjadi hak
kepemilikannya. Dalam suatu analogi yang dapat digambarkan adalah apabila seseorang
menemukan kayu dan memahatnya sehingga menjadi patung maka patung itu adalah 
properti yang saya miliki. Tapi para kritikus menentangnya dengan analogi sebagai
berikut, apabila saya mempunyai segelas air dan melemparkannya ke laut, apakah laut
tersebut menjadi milik saya?
2. Meskipun manusia mempunyai hak alami dan kebebasan akan kepemilikan properti
tapi hal ini tidak berarti hak-hak tersebut lebih diprioritaskan dari hak-hak yang lain. Kita
sepakat bahwa hak alami dan hak prioritas  adalah hak negatif yang mungkin akan
sering bertentangan dengan hak positif orang lain. Dalam hal ini kita ambil contoh hak
positif orang lain berkaitan dengan memperoleh makanan, perawatan, kesehatan,
perumahan atau udara bersih.
3. Pandangan Locke mengisyaratkan sesuatu hal dimana pasar bebas menciptakan suatu
perbedaan hak yang tidak adil dalam persaingan pasar bebas usaha seseorang porposional
terhadap modal yang dimilki dan properti yang dimilkinya. Semakin besar modal dan
properti semakin maju seseorang dalam menjalankan bisnisnya, tetapi lain halnya bagi
pihak yang memiliki modal dan properti yang terbatas. Apabila hal ini berlanjut tanpa
adanya intervensi pemerintah untuk meratakan dan membuat regulasi yang mengaturnya,
maka kesenjangan sosial akan menjadi sangat tajam.
4. Para kritikus menilai pandangan Locke ini menggambarkan adanya nilai invidulis
karena setiap manusia hanya mementingkan kepentingannya sendiri dan bebas dalam
menentukan hak alami mereka sehingga secra terpisah dari komunitas. Persepsi ini
menurut para kritikus salah total, karena tiap manusia lahir pada kondisi sosialis dan
saling ketergantungan pada sesama.

2
2.2 UTILITAS PASAR BEBAS: ADAM SMITH
Adam Smith (1723–1790), yang dijuluki dengan "bapak ekonomi modern" adalah
pencetus argumen utilitarian untuk pasar bebas ini. Menurut Adam Smith, ketika individu-
individu swasta dibiarkan bebas untuk mencari kepentingan mereka sendiri di pasar bebas,
mereka pasti akan dituntun untuk memajukan kesejahteraan publik dengan tangan yang tak
terlihat. "Invinsible hand” tentu saja, adalah persaingan pasar. Setiap produsen berusaha
mencari nafkah dengan menggunakan sumber daya pribadi untuk memproduksi dan menjual
barang-barang yang menurut pendapat orang ingin membeli. Adam Smith juga berpendapat
bahwa sistem pasar kompetitif mengalokasikan sumber daya secara efisien di antara berbagai
industri dalam masyarakat. Ketika pasokan komoditas tertentu tidak cukup untuk memenuhi
permintaan, pembeli menawar harga komoditas ke atas hingga naik di atas apa yang disebut
Smith sebagai harga alami (yaitu, harga yang hanya menutupi biaya produksi komoditas,
termasuk tingkat keuntungan yang diperoleh di pasar lain). Akibatnya, kelangkaan komoditas
itu lenyap dan harganya turun kembali ke tingkat alaminya. Sebaliknya, ketika pasokan suatu
komoditas lebih besar dari kuantitas yang diminta, surplus yang dihasilkan menyebabkan
harganya jatuh, mendorong produsennya untuk mengalihkan sumber dayanya menjadi
produksi komoditas lain yang lebih menguntungkan. Fluktuasi harga komoditas dalam sistem
pasar kompetitif kemudian memaksa produsen untuk mengalokasikan sumber daya mereka
ke industri-industri di mana mereka paling laris dan menarik sumber daya dari industri di
mana terdapat kelebihan pasokan relatif komoditas. Pasar, singkatnya, mengalokasikan
sumber daya sehingga paling efisien memenuhi permintaan konsumen, dengan demikian
mempromosikan utilitas sosial.
Karena itu, kebijakan terbaik pemerintah yang berharap untuk memajukan
kesejahteraan publik adalah tidak melakukan apa pun: membiarkan setiap individu mengejar
kepentingan pribadinya dalam “kebebasan alami” sehingga ia bebas untuk membeli dan
menjual apa pun yang diinginkannya. Intervensi apa pun di pasar oleh pemerintah hanya
dapat berfungsi untuk mengganggu pengaruh regulasi yang mengatur diri sendiri dari
persaingan dan mengurangi banyak konsekuensi menguntungkannya dengan menciptakan
surplus atau kekurangan. Pandangan bahwa intervensi pemerintah di pasar tidak
menguntungkan, adalah pandangan yang diadopsi Abbott Laboratories ketika keberatan
dengan keputusan Thailand untuk produsen obat paten Abbott. Abbott berpendapat bahwa
harga tinggi yang diberikan obat-obatannya diperlukan untuk memulihkan biaya tinggi
pengembangannya, dan jika perusahaan tidak dapat membebankan biaya tinggi ini, mereka
tidak akan lagi memiliki insentif untuk terus mengembangkan obat baru, yang akan
menyebabkan kekurangan pengembangan obat baru.
Meskipun Adam Smith tidak membahas gagasan kepemilikan pribadi secara panjang
lebar, itu adalah asumsi utama dari pandangannya. Sebelum individu dapat berkumpul di
pasar untuk menjual barang satu sama lain, mereka harus memiliki persetujuan tentang apa
yang masing-masing individu “miliki” dan apa yang masing-masing individu memiliki hak
untuk “jual” kepada orang lain. Kecuali suatu masyarakat memiliki sistem kepemilikan
pribadi yang mengalokasikan barang-barangnya kepada individu, masyarakat itu tidak dapat
memiliki sistem pasar bebas.

3
2.2.1 KRITIK TERHADAP ADAM SMITH
Argumen Smith mengasumsikan, pertama, bahwa kekuatan penawaran dan
permintaan yang impersonal akan memaksa harga turun ke level terendah karena penjual
produk sangat banyak dan setiap perusahaan sangat kecil sehingga tidak ada penjual yang
dapat mengendalikan harga suatu produk. Asumsi ini mungkin cukup benar pada zaman
Smith, ketika perusahaan-perusahaan terbesar hanya mempekerjakan beberapa lusin pria dan
banyak toko kecil dan pedagang kecil bersaing untuk menarik perhatian konsumen. Namun,
saat ini banyak industri dan pasar sepenuhnya atau sebagian dimonopoli, dan perusahaan
kecil tidak lagi menjadi aturan. Dalam industri-industri yang dimonopoli ini, di mana satu
atau beberapa perusahaan besar mampu menetapkan harga mereka sendiri, tidak lagi benar
bahwa harga harus bergerak ke level terendahnya. Kekuatan monopoli dari raksasa industri
memungkinkan mereka untuk menjaga harga pada level yang sangat tinggi dan produksi pada
tingkat yang rendah secara artifisial. Di pasar bebas, tidak ada batasan pada harga yang dapat
dibebankan oleh perusahaan monopoli untuk obat-obatannya.
Kedua, kritik mengklaim, argumen Smith mengasumsikan bahwa semua sumber daya
yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk akan dibayar oleh pabrikan yang akan
mencoba mengurangi biaya ini untuk memaksimalkan keuntungan. Akibatnya, ada
kecenderungan pemanfaatan sumber daya masyarakat yang lebih efisien. Asumsi ini tidak
berlaku ketika produsen suatu produk mengkonsumsi sumber daya yang mereka tidak harus
bayar dan karenanya mereka tidak berusaha berhemat. Smith gagal memperhitungkan efek
eksternal bahwa kegiatan bisnis sering dimiliki pihak di lingkungan sekitarnya. Polusi adalah
salah satu contoh dari efek tersebut, tetapi ada yang lain, seperti efek pada masyarakat yang
memperkenalkan teknologi maju, efek psikologis peningkatan mekanisasi terhadap pekerja,
efek berbahaya yang ditangani produk berbahaya terhadap kesehatan pekerja, dan guncangan
ekonomi yang terjadi ketika sumber daya alam habis untuk keuntungan jangka pendek. Smith
mengabaikan biaya eksternal seperti ini yang dikenakan perusahaan pada pihak lain dan dia,
sebaliknya, mengasumsikan bahwa perusahaan adalah agen mandiri yang kegiatannya hanya
mempengaruhi dirinya sendiri dan pembeli. Namun, kegiatan perusahaan sering memiliki
efek limpahan yang merugikan pihak ketiga, bahkan ketika mereka membantu perusahaan
menurunkan biaya dan meningkatkan laba.
Ketiga, kritikus mengklaim, analisis Smith secara keliru mengasumsikan bahwa
setiap manusia dimotivasi hanya oleh keinginan "alami" dan keinginan diri sendiri untuk
mendapat untung. Namun, teori tentang sifat manusia ini, menurut para kritikus, jelas salah.
Pertama, manusia secara teratur menunjukkan perhatiannya untuk kebaikan orang lain dan
membatasi kepentingan diri sendiri demi hak orang lain. Bahkan ketika membeli dan menjual
di pasar, kendala kejujuran dan keadilan memengaruhi perilaku kita. Kedua, para kritikus
mengklaim, tidak selalu "rasional" untuk mengikuti aturan "berikan sesedikit mungkin untuk
sebanyak yang Anda bisa dapatkan." situasi, semua orang lebih baik ketika semua orang
menunjukkan kepedulian terhadap orang lain, dan kemudian rasional untuk menunjukkan
keprihatinan tersebut. Ketiga, para kritikus berpendapat, jika manusia sering berperilaku

4
seperti "orang ekonomi yang rasional," ini bukan karena perilaku seperti itu wajar, tetapi
karena adopsi yang luas dari hubungan pasar yang kompetitif memaksa manusia untuk saling
berhubungan sebagai "orang ekonomi yang rasional"
Sistem pasar suatu masyarakat membuat manusia menjadi egois, dan keegoisan yang
meluas ini kemudian membuat kita berpikir bahwa motif keuntungan itu “alami.” Adalah
institusi kapitalisme yang menimbulkan keegoisan, materialisme, dan daya saing. Pada
kenyataannya, manusia dilahirkan dengan kecenderungan alami untuk menunjukkan
kepedulian terhadap anggota spesies mereka yang lain (mis., Dalam keluarga mereka). Cacat
moral utama dari sebuah masyarakat yang dibangun di sekitar pasar kompetitif, pada
kenyataannya, adalah bahwa dalam masyarakat semacam itu kecenderungan alami kebajikan
ini terhadap kebajikan secara bertahap digantikan oleh kecenderungan mementingkan diri
sendiri terhadap sifat buruk. Singkatnya, masyarakat semacam itu cacat moral karena mereka
mendorong karakter yang buruk secara moral.
Adapun argumen von Mises dan Hayek - bahwa perencana manusia tidak dapat
mengalokasikan sumber daya secara efisien. Selain itu, argumen von Mises dan Hayek
dijawab atas dasar teoretis oleh ekonom sosialis Oskar Lange, yang menunjukkan bahwa
“dewan perencanaan pusat” dapat secara efisien mengalokasikan barang dalam suatu
perekonomian tanpa harus mengetahui segala sesuatu tentang konsumen dan produsen dan
tanpa terlibat dalam perhitungan rumit yang tidak mungkin. Semua yang diperlukan adalah
bagi perencana pusat untuk menerima laporan tentang ukuran persediaan produsen dan harga
komoditas mereka sesuai. Persediaan surplus akan menunjukkan bahwa penurunan harga
diperlukan, sedangkan kekurangan persediaan akan menunjukkan bahwa harga harus
dinaikkan. Dengan menetapkan harga semua komoditas dengan cara ini, dewan perencanaan
pusat dapat menciptakan aliran sumber daya yang efisien di seluruh perekonomian. Namun,
bahkan kritikus von Mises dan Hayek harus mengakui bahwa jenis perencanaan skala besar
yang telah dicoba di beberapa negara komunis - khususnya bekas Uni Soviet - telah
mengakibatkan kegagalan skala besar. Tampaknya perencanaan hanya mungkin jika hanya
merupakan satu komponen dalam ekonomi di mana pertukaran sebagian besar didasarkan
pada kekuatan pasar.

The Keynesian Criticism


Teori John Maynard Keynes bahwa pasar bebas saja tidak selalu berarti cara paling
efisien untuk mengoordinasikan penggunaan sumber daya masyarakat. Namun, karena
Keynes, para ekonom berpendapat bahwa, tanpa campur tangan pemerintah, permintaan
barang mungkin tidak cukup tinggi untuk menyerap pasokan. Hasilnya adalah pengangguran
dan kemunduran ke dalam depresi ekonomi. Keynes berpendapat bahwa total permintaan
barang dan jasa adalah jumlah dari permintaan tiga sektor ekonomi: rumah tangga, bisnis,
dan pemerintah. Permintaan agregat dari ketiga sektor ini mungkin kurang dari jumlah
keseluruhan barang dan jasa yang dipasok oleh ekonomi pada tingkat lapangan kerja penuh.
Ketidakcocokan antara permintaan agregat dan penawaran agregat ini akan terjadi ketika
rumah tangga lebih suka menyimpan sebagian dari pendapatan mereka dalam sekuritas cair
daripada membelanjakannya untuk barang dan jasa. Pemerintah, menurut Keynes, dapat
memengaruhi kecenderungan untuk menabung, yang menurunkan permintaan agregat dan
menciptakan pengangguran. Pemerintah dapat mencegah kelebihan simpanan melalui

5
pengaruhnya terhadap suku bunga, dan dapat memengaruhi suku bunga dengan mengatur
jumlah uang beredar: Semakin tinggi jumlah uang beredar, semakin rendah tingkat bunga
yang dipinjamkan. Kedua, pemerintah dapat secara langsung memengaruhi jumlah uang yang
tersedia bagi rumah tangga dengan menaikkan atau menurunkan pajak. Ketiga, pengeluaran
pemerintah dapat menutup kesenjangan antara permintaan agregat dan penawaran agregat
dengan mengurangi kelonggaran permintaan dari rumah tangga dan bisnis (dan, kebetulan,
menciptakan inflasi). Dengan demikian, bertentangan dengan klaim Smith, intervensi
pemerintah dalam ekonomi adalah instrumen yang diperlukan untuk memaksimalkan utilitas
masyarakat. Pasar bebas saja tidak selalu berarti cara yang paling efisien untuk
mengoordinasikan penggunaan sumber daya masyarakat.
Pengeluaran pemerintah dan kebijakan fiskal dapat berfungsi untuk menciptakan
permintaan yang dibutuhkan untuk mencegah pengangguran. Pandangan ini disebut kernel
Keynesian Economics. Analisis standar Keynesian akan membuat kita percaya bahwa
keduanya seharusnya tidak terjadi bersama. Peningkatan pengeluaran pemerintah, meskipun
bersifat inflasi, seharusnya meningkatkan permintaan dan dengan demikian mengurangi
pengangguran.
Namun, tidak seperti Keynes, Hicks dan post-Keynesian lainnya menganggap serius
sifat oligopolistik dari sebagian besar industri modern dan pasar tenaga kerja berserikat, serta
peran yang dimainkan oleh konvensi dan perjanjian sosial di pasar oligopolistik ini ketika
pekerja dan perusahaan memperebutkan pangsa pendapatan. Peran pemerintah, bahkan, lebih
besar dari yang dibayangkan Keynes.

Social Darwinsm
Social Darwinisme menambahkan sentuhan baru pada pembenaran utilitarian atas
pasar bebas dengan berargumen bahwa pasar bebas memiliki konsekuensi menguntungkan di
atas yang telah diidentifikasi oleh Adam Smith. Mereka berpendapat bahwa persaingan
ekonomi menghasilkan kemajuan manusia. Doktrin Darwinisme sosial dinamai demikian
Charles Darwin (1809–1882), yang berpendapat bahwa berbagai spesies makhluk hidup
berevolusi sebagai akibat dari tindakan lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup
beberapa hal sambil menghancurkan yang lain. Faktor lingkungan yang menghasilkan
survival of the fittest adalah tekanan kompetitif dunia hewan. Sebagai hasil dari “perjuangan
untuk bertahan hidup” yang kompetitif ini, Darwin berpendapat, spesies berangsur-angsur
berubah karena hanya yang "paling cocok" yang bertahan hidup untuk meneruskan sifat-sifat
baik mereka kepada keturunan mereka.
Menurut sudut pandang Herbert Spencer:
• Evolusi beroperasi dalam masyarakat ketika persaingan ekonomi memastikan yang terkuat
bertahan hidup dan yang tidak layak tidak, yang meningkatkan ras manusia.
• Jika pemerintah campur tangan dalam ekonomi untuk melindungi orang dari persaingan,
yang tidak layak bertahan hidup dan ras manusia menurun, maka pemerintah seharusnya
tidak melakukannya.
• Spencer berasumsi bahwa mereka yang bertahan dalam bisnis adalah orang yang "lebih
baik" daripada mereka yang tidak.

6
Akan tetapi, masalah mendasar yang mendasari pandangan Darwinis sosial adalah
asumsi normatif mendasar bahwa bertahan hidup yang terkuat berarti bertahan hidup yang
terbaik. Artinya, apa pun hasil dari cara kerja alam pasti baik. Kekeliruan, yang oleh penulis
modern disebut sebagai kekeliruan naturalistik, mengklaim, bahwa apa pun yang terjadi
secara alami selalu baik. Akan tetapi, merupakan kegagalan logika yang mendasar untuk
menyimpulkan bahwa apa yang seharusnya, atau apa yang alam lakukan adalah apa yang
seharusnya dilakukan. Artinya, banyak pebisnis percaya bahwa bisnis harus bersaing untuk
hidup mereka dalam lingkungan ekonomi di mana hanya yang kuat yang akan bertahan.
Kesimpulan dari Darwinis sosial modern adalah sama: Pemerintah harus tetap keluar
dari pasar karena persaingan bermanfaat. Ini adalah salah satu alasan mengapa banyak
pengusaha menolak "dana talangan" pemerintah.

7
ANALISIS KASUS

Accolade Inc, adalah sebuah perusahaan perangkat lunak kecil di San Jose, California,
yang menjadi makmur dengan membuat dan memasarkan cartridge game-game yang bisa
dimainkan di console game Sega. Game paling populer dari perusahaan ini adalah “Ishido:
The Way of Stones” yang bisa di masukkan dalam console Sega dan dimainkan. Sega tidak
memeberikan lisensi kepada Accolade untuk melakukan hal ini, dan Sega tidak memperoleh
bagian apa-apa dari penjualan game-game Accolade.
Pada awal tahun 1990-an, Sega memasarkan sebuah console game baru bernama
“Genesis”, dan para teknisi adari Accolade menemukan bahwa game-game mereka tidak lagi
bisa dimainkan di console baru tersebut karena Sega menyisipkan kode-kode rahasia dan
peralatan pengamanan ke dalam console Genesis agar game-game buatan perusahaan lain
tidak bisa dimainkan, kecuali game buatan Sega.
Untuk mengatasi masalah ini, para teknisi Accolade melakukan reverse engineering
atas console Sega yang baru itu serta beberapa cartridge game-nya. Reverse engineering
adalah proses menganalisis sebuah produk untuk mengetahui bagaimana produk tersebut
dibuat dan bagaimana dasar kerjanya. Pertama Accolade membuka beberapa console Sega
untuk memperlajari maknisme pengamanannya. Lalu, Accolade membuka dan mempelajari
(dekompilasi) beberapa cartridge Sega.
Untuk memahami proses tersebut, kita perlu memahami bahwa perangkat lunak yang
dipakai untuk membuat suatu game diproduksi dalam dua langkah. Pertama, para teknisi
menulis program untuk game tersebut dengan menggunakan bahasa perangkat lunak yang
dapat dengan mudah dipahami oleh para teknisi yang mengenali bahasa tersebut, yang terdiri
dari serangkaian perintah yang dapat dipahami, misalnya “GOTO line 5”. Versi program ini
disebut source code. Kedua, setelah menulis source code, mereka memasukkannya ke dalam
komputer yang selanjutnya menyusun kode-kode tersebut dan menerjemahkannya ke dalam
bahsa mesin yang terdiri dari sederetan angka 0 dan 1 (00011011001111001010). Meskipun
kode ini hampir tidak bisa dipahami sama sekali oleh manusia, namun deretan angka 0 dan 1
ini merupakan kode-kode yang dapat dibaca komputer dan memberikan perintah dasar untuk
mengoperasikan game.
Cartridge game (dan juga semua program komputer) yang dijual di toko-toko terdiri
dari kode-kode semacam itu. Dekompilasi adalah sebuah usaha untuk membalikkan kedua
proses yang digunakan dalam pembuatan program yang seseungguhnaya. Secara garis besar,
kode kompilasi atau kode bahasa mesin yang memebentuk sebuah perankat lunak
dimasukkan ke dalam komputer untuk menerjemahkan bahsa mesin (deretan angka 0 dan 1)
ke dalam bahsa source code aslinya (seperti perinta GOTO line 5) yang bisa dipahami oleh
para teknisi. Mereka selanjutnya memelajari source code untuk menemukan bagaiman acara

8
kerjanya dan bagaimana perakitannya. Proses dekompilasi semacam ini tidak selalu akurat,
dan kadang para teknisi harus bekerja keras untuk mengetahui dengan t epat bagaimana
source code yang sesungguhnya. Banyak teknisi yang menganggap bahwa reverse
engineering semacam ini, khususnya dekompilasi, adalah tindakan yang tidak etis.
Namun para teknis Accolade berhasil memperoleh informasi yang mereka inginkan,
dan dengan informasi ini mereka bisa membuat game-game yang dapat dimainkan pada
console Genesis Sega. Namun Sega langsung menuntut Accolade dengan menyatakan bahwa
Accolade telah melanggar hak cipta yang dimilikinya. Awalnya pengadilan distrik di San
Fransisco mengabulkan tuntutan Sega dan memerintahkan Accolade untuk menarik semua
game mereka dari pasar.
Para pengacara Sega menyatakan bahwa pada saat Accolade berhasil melakukan
reverse engineering mareka berarti memeperbanyak source code Sega. Karena source code
ini adalah milik Sega, dan Accolade tidak memiliki hak untuk memperbanyak ataupun hak
untuk melakukan reverse engineering, berarti Accolade mencuri properti Sega. Sebagai
tambahan, game-game baru yang dijual Accolade otomatis juga berisi kode-kode rahasia
yang diperlukan agar game tersebut bisa dimainkan di konsol Genesis. Kode rahasia ini,
menurut Sega, milik dan hak ciptanya juga milik Sega, jadi tidak boleh diperbanyak
Accolade dan dimasukkan kedalam program-program game mereka.
Namun Accolade mengajukan banding atas keputusan pengadilan tersebut ke Ninth
Circuit Court of Appeals. Accolade mengklaim bahwa kode rahasia dan peralatan pengaman
yang dipakai Sega dalam konsol Genesis mereka pada dasarnya adalah standar interface
publik. Interface standard adalah mekanisme standar yang harus digunakan dalam sebuah
produk jika produk tersebut ingin bisa digunakan dalam atau bersama dengan produk lain.
(Steker, atau colokan, standar diujung kabel yang dimasukkan ke dalam stop kontak listrik di
dinding adalah contoh interface standard seperti ini). Standar interface ini tidak dapat
dimiliki oleh siapapun, namun merupakan bagian dari properti publik yang boleh digunakan
dan dibuat oleh semua orang. Para pengacara Accolade menyatakan bahwa mereka berhak
membuat duplikat source code karena kode itu hanyalah cara untuk untuk memepreoleh
akses pada interface standar dalam konsol Genesis. Accolade berhasil memasukkan salinan
kode ini dalam game-game buatan mereka karena kode itu merupakan properti publik.
Argumen Accolade akhirnya dimenangkan di pengadilan banding Ninth Circuit of Appeals,
yang dalam hal ini membatalkan keputusan pengadilan sebelumnya.
Namun banyak ahli hukum yang tidak setuju dengan keputusan ini. Mereka
menganggap bahwa argumen Accolade keliru dan bahwa Accolade memang benar-benar
mencuri properti Sega. Peralatan pengaman dan kode rahasia yang dikembangkan Sega tidak
bisa dikelompokkan dalam interface standard yang disetujui sejumlah perusahaan saat
mereka membuat produk-produk yang harus saling cocok satu sama lain. Memang benar
bahwa saat sejumlah perusahaan membuat produk-produk yang harus saling cocok satu sama
lain—misalnya ban yang harus cocok dengan mobil, steker listrik yang harus bisa masuk ke
dalam stop kontak, atau kaset yang harus bisa masuk kedalam tape—mereka perlu
mengadakan persetujuan atas interface standard yang boleh digunakan secara bebas oleh
semua orang. Namun console Genesis buatan Sega adalah produk yang menjadi milik Sega

9
dan Sega ingin menjadi pemasok tunggal game-game untuk Genesis. Jadi, kasus ini bukanlah
kasus dua perusahaan yang telah mencapai persetujuan atas suatu standar publik; namun
kasus dimana satu perusahaan menggunakan teknologi yang dimilikinya untuk membuat
game-game mereka. Tidak ada interface standar yang digunakan disini.

DAFTAR PUSTAKA

Velasquez, M.G. 2012. “Business Ethics : Concept and Cases”. Pearson Edition

10

Anda mungkin juga menyukai