PT WASKITA KARYA
KELOMPOK 4
KELAS 5-01
ANGGOTA:
1. RANGKUMAN EKSEKUTIF..............................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................................3
1.2 TUJUAN.........................................................................................................................................3
1.3 GAMBARAN UMUM...................................................................................................................3
2. LINGKUNGAN BISNIS dan STRATEGI ANALISIS PT WASKITA KARYA Tbk dan
ENTITAS ANAK.......................................................................................................................................4
2.1 Lingkungan Bisnis...........................................................................................................................4
2.2 Strategi Kompetitif.........................................................................................................................7
2.2 Analisis Strategi Perusahaan.........................................................................................................8
3. ACCOUNTING ANALYSIS............................................................................................................9
3.1 Overview Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Akuntansi.....................................9
3.1.1 Suara dari Aturan Akuntansi...........................................................................................9
3.1.2 Perkiraan atau Estimasi Kesalahan.................................................................................9
3.1.3 Insentif Mempengaruhi Pilihan Akuntansi Perusahaan...............................................10
3.2 Six Steps in Accounting Analysis..................................................................................................11
3.2.1 Identifikasi Kunci Kebijakan Akuntansi..............................................................................11
3.2.2 Menilai Fleksibilitas Akuntansi.............................................................................................12
3.2.3 Evaluasi Strategi Akuntansi...................................................................................................12
3.2.4 Mengevaluasi Kualitas Pengungkapan...........................................................................12
3.2.5. Mengidentifikasi Potential Red Flags...................................................................................12
3.2.6. Membatalkan Distorsi Akuntansi.........................................................................................15
4. FINANCIAL ANALYSIS...................................................................................................................16
4.1 Recast Financial Statements.........................................................................................................16
4.2 Common Size Statements..............................................................................................................16
4.3 Rasio dan Grafik............................................................................................................................17
4.4 Analisis Laporan Keuangan....................................................................................................18
4.5 Analisis Resiko.........................................................................................................................18
4.6 Interpretasi dari Laporan Keuangan.....................................................................................18
5.1 Appendix 1 : Persentase Progres Infrastrutur Indonesia Berdasarkan Jenis ..........................27
5.2 Appendix 2 : Akselerasi Pertumbuhan Melalui Pembangunan Infrastruktur.........................28
5.3 Appendix 7 : PT WASKITA KARYA Common Size.................................................................29
5.4 Appendix 8 Rasio Keuangan.........................................................................................................35
5.5 Appendix 9: Analysis of Cash Flows............................................................................................35
1. RANGKUMAN EKSEKUTIF
1.1 LATAR BELAKANG
Keberadaan informasi berkualitas baik sangat penting dalam pengambilan
keputusan pada suatu entitas. Dalam bisnis, informasi ini dapat diketahui melalui laporan
keuangan. Laporan keuangan harus dapat memberikan gambaran kondisi bisnis di suatu
perusahaan yang realistis dan objektif. Namun, fleksibitas keputusan manajer terhadap
IFRS sering kali membuat beberapa bias sehingga berakibat tidak menggambarkan
perusahaan dengan sifat bisnisnya. Maka dari itu, laporan keuangan tersebut
membutuhkan evaluasi untuk mengetahui apakah bisnis yang dijalankan memiliki resiko-
resiko yang mungkin terjadi serta untuk mengetahui sejauh mana kemungkinan
prospeknya sehingga disinilah analisis bisnis diperlukan.
1.2 TUJUAN
Tujuan laporan ini adalah untuk menganalisis posisi bisnis PT Waskita Karya
(Persero) Tbk industrinya dan menyusun kembali laporan keuangannya. Output dari
laporan ini dapat digunakan sebagai dasar pembelajaran bagi mahasiswa Politeknik
Keuangan STAN untuk mengetahui bagaimanakah proses-proses dalam analisis bisnis
yang tepat.
Source :
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-analisis-bisnis.html
https://www.waskita.co.id/pages/about/company-profile?lang=id
Group 2 Class 5-01. 2018. PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk Bussines Analysis and Valuation
Pada tahun 2019 ini, PT Waskita Karya menjadi yang pertama dan satu-satunya
BUMN Karya hingga saat ini yang mendapatkan penghargaan di WSO Award 2019.
Selain penghargaan tingkat dunia tersebut, PT Waskita Karya juga memperoleh 33
sertifikat zero accident dari Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian PUPR.
Kekuatan brand PT Waskita Karya sudah diakui di dalam dan luar negeri, terutama
dalam mengedepankan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini sesuai dengan
prinsip keamanan dalam bekerja yang dipegang oleh PT Waskita Karya dengan
memperhatikan aspek Quality, Healthy, and Safety. Meski begitu, keselamatan kerja ini
masih perlu ditingkatkan dan diawasi oleh manajemen PT Waskita Karya karena adanya
jumlah kecelakaan kerja yang banyak pada tahun 2018.
PT Waskita Karya memiliki reputasi dan customer base besar, serta memiliki
produk berkualitas dengan menerapkan standar mutu internasional. Standar mutu tersebut
antara lain ISO 14001:2015 (Sistem Manajemen Lingkungan), OHSAS 18001:2007
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja), ISO 9001:2015 (Sistem Manajemen Mutu), serta
Sertifikasi Audit Sistem Manajemen Pengamanan (Sistem Manajemen Pengamanan
Swakarsa).
Referensi
PT Waskita Karya Investor Relations, Annual Reports 2018. PT Waskita Karya (Persero)
Tbk., 2018.
PT Adhi Karya Hubungan Investor, Laporan Keuangan Audit Tahun 2018. PT Adhi
Karya (Persero) Tbk., 2018.
Aprianus Doni Tolok. 2019. Waskita Raih Sepasang Penghargaan Dari TNI AD.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190914/45/1148370/waskita-raih-sepasang-
penghargaan-dari-tni-ad (diakses pada 20 Oktober).
Chandra Iswinarno. 2019. Waskita Karya Tandatangani MoU Dengan HDEC Tingkatkan
Bisnis Konstruksi. https://www.suara.com/bisnis/2019/06/20/000408/waskita-karya-
tandatangani-mou-dengan-hdec-tingkatkan-bisnis-konstruksi (diakses pada 20 Oktober).
Andri Donnal Putra. 2018. Rini: Banyak Kelemahan di Waskita Karya, Terutama
Direktur Operasi. https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/21/162745926/rini-banyak-
kelemahan-di-waskita-karya-terutama-direktur-operasi (diakses pada 20 Oktober).
Ruisa Khoiriyah, Dessy Rosaliana. 2012. Tawaran Rezeki Konstruksi Emiten Baru Pelat
Merah. https://investasi.kontan.co.id/news/tawaran-rezeki-konstruksi-emiten-baru-pelat-
merah (diakses pada 20 Oktober).
3. ACCOUNTING ANALYSIS
3.1 Overview Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Akuntansi
3.1.1 Suara dari Aturan Akuntansi
Guna mencapai visi dan misi Perusahaan, dan pengembangan usaha yang dimulai
pada 2014, Perseroan telah menyusun tema stategi (strategic theme) untuk periode 5
tahun yang dibagi menjadi 3 hal pokok sebagai berikut:
• Pengembangan (2014)
• Realisasi (2015-2016)
Strategi ini dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat mengelola dan
melaksanakan konsep bisnisnya dengan baik dan terintegrasi, serta siap mengantisipasi
segala perubahan yang terjadi berkaitan dengan kondisi lingkungan internal maupun
eksternal, sehingga dapat memenangkan persaingan secara berkelanjutan (sustainable
competitive advantage).
Fokus PT Waskita Karya yaitu pada:
1. Tetap pada core business dengan perluasan pasar baru di bisnis sektor yang terkait
yaitu beton precast, property/realty, investasi di jalan tol dan energi.
2. Fokus pada sektor pemerintah dan pekerjaan sipil potensi dari sipil khususnya
penggarapan proyek-proyek infrastruktur besar.
3. Peningkatan daya saing melalui perbaikan sistem kerja dan perbaikan struktur
permodalan.
4. Peningkatan kerja sama dengan mitra strategis dan aktivitas EPC;
5. Fokus pada penerapan value engineering.
6. Peningkatan margin melalui cost reduction program dan diversifikasi usaha.
7. Memperbesar pasar luar negeri.
8. Meningkatkan sistem IT dengan penerapan Enterprise Resources Planning (ERP).
https://www.waskita.co.id/img/annualreport/files/2939d12ffa473d0d4694c3f67cdf8cb8.p
df
Selain reward terdapat pula sanksi apabila rasio beban kontrak per pendapatan
usaha di atas nilai 90 persen, yaitu penundaan gaji dan penundaan jabatan minimal dua
tahun. Adanya sanksi ini pun dapat memperbesar risiko understatement biaya proyek.
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-08/S45300-Renjani%20Ekalaya%20Savira
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190628102958-12-407260/kasus-14-
proyek-fiktif-kpk-periksa-petinggi-waskita-karya
Current Asset
Current Ratio =
Current Debt
Total Liabilities
Liabilities to Total Assets Ratio =
Total Asset
Total Liabilities
Total Debt to Equity Ratio =
Total Equity
Longterm Liabilities
Long Term Debt to Equity =
Total Equity
Net Income
Profit Margin =
Net Sales
Net Sales
Asset Turnover =
Average Total Assets
Net Income
Return on Equity =
Average Shareholder Equity
Net Income
Return on Asset =
Total Assets
Sangat penting untuk membuat dan menyajikan catatan atas laporan arus kas
untuk mempertahankan bisnis dan meyakinkan bahwa perusahaan bisa terus bertahan
karena bisa saja terjadi kasus di mana perusahaan mengakui pendapatan tetapi tidak
meneriman dengan sebenar-benarnya. Dengan menganalisa laporan arus kas dari
perusahaan, kualitas dari pendapatan bisa diketahui secara jelas aliran keluar masuk kas
selama periode waktu tertentu untuk memastikan kondisi likuiditasn dan solvabilitas
jangka panjang dari perusahaan.
Analisis terhadap ukuran umum termasuk analisis vertikal dan horizontal adalah
alat yang paling sempurna untuk memmbandingkan perusahaan dengan ukuran yang
berbeda tetapi masih dalam satu kegiatan usaha yang sama. Dengan dilakukannya analisis
terhadap laporan keuangan yang umum, “Internal Make Up” dan setiap akun dalam
transaksi bisa kita evaluasi. Hasil dari pengukuran proporsional dari aset, kewajiban,
pendapatan, dan beban.
Lebih jelas analisis dari kinerja perusahaan bisa dilihat dari laporan keuangan
yang umum dimiliki perusahaan, dimana nilai yang disajikan secara presentatif. Dari
laporan umum laba rugi komprehensif milik perusahaan PT Waskita Karya dalam
Appendix 7 dapat diketahui bahwa Biaya Pokok bahan baku rata-rata sebesar 82,66%
selama 4 tahun dari tahun 2015-2018 dari total penjualan operasi selama 5 tahun. Nilai
bahan baku yang disajikan memang tinggi karena kebanyak biaya yang dikeluarkan oleh
PT Waskita Karya berada di jasa konstruksi yang tidak jarang banyak menggunakan
bahan baku dalam pembangunannya.
Ukuran Profitabilitas
Satu dari sekian banyak alat pengukuran dalam analisis rasio laporan keuangan
adalah ukuran profitabilitas, yang mana digunakan untuk menentukan garis bawah
perusahaan dan pengembalian kepada para investor. Ukuran profitabilitas sangat penting
bukan hanya bagi manajer perusahaan juga terutama pemilik (investor).
Margin Keuntungan
Selama tahun 2015-2018, untuk Net Profit Margin PT Waskita Karya cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2015 Net Profit Margin berjumlah 7,40% dan naik
menjadi 7,62% pada tahun 2016. Pada tahun 2017 mengalami kenaikan yang cukup
signifikan yaitu menjadi 9,30% dan 9,47% pada tahun 2018. Pada 2 tahun terakhir ini
terjadi karena peningkatan modal dari para pemegang saham yang cukup signifikan yang
menyebabkan margin keuntungan mengalami peningkatan.
Asset Turnover
Asset Turnover Ratio adalah rasio aktivitas (rasio efisiensi) yang mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan dari total asetnya dengan
membandingkan penjualan bersih dengan total aset rata-rata. Dengan kata lain, rasio
untuk mengukur kemampuan aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan; makin
cepat aset perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut. Rasio ini
menunjukkan seberapa efisien perusahaan dapat menggunakan asetnya untuk
menghasilkan penjualan.
Selama periode 2015-2018 Asset Turnover pada PT. Waskita Karya dapat
dibilang cukup stabil. Pada 2015 asset turnover sebesar 0,46 kali kemudian turun menjadi
0,38 kali di tahun 2016 dan sedikit meningkat pada 2017 menjadi 0,46 kali kemudian
turun lagi pada 2018 menjadi 0,39 kali.
Leverage
Salah satu dari beberapa pengukuran keuangan yang melihat berapa banyak
modal masuk bentuk hutang (pinjaman) adalah Leverage Ratio. Rasio Leverage itu
penting mengingat bahwa sebagian besar perusahaan mengandalkan campuran ekuitas
dan hutang untuk membiayai kegiatan operasi mereka. Semakin banyak pembiayaan
utang yang digunakan perusahaan, semakin tinggi leverage keuangannya. Rasio leverage
keuangan yang paling terkenal adalah rasio utang terhadap ekuitas.
Jumlah Net Financial Leverage (NFL) PT. Waskita Karya selama empat tahun
terakhir dapat dikatakan cukup tinggi, dengan adanya peningkatan yang terjadi setiap
tahunnya. Pada 2015, NFL PT. Waskita Karya adalah 212,3%, meningkat menjadi
266,3% pada 2016 kemudian 330,2% pada 2017, dan 330,6% pada 2018.
Jumlah Net Leverage Keuangan yang tinggi menunjukkan bahwa PT. Waskita
Karya telah agresif dalam membiayai operasinya dengan utang daripada ekuitas. Hal ini
bisa membuat penghasilan menjadi lebih fluktuatif sebagai akibat dari beban bunga
tambahan. Kondisi ini juga tidak baik untuk keuangan perusahaan dan dapat
meningkatkan peluang perusahaan untuk mengalami kebangkrutan. PT. Waskita Karya
harus lebih memperhatikan karena peningkatan pendapatan tidak setinggi peningkatan
hutang dan itu berarti bahwa fungsi leverage dari hutang untuk meningkatkan pendapatan
tidak berfungsi dengan baik.
Spread
Spread PT. Waskita Karya menunjukkan nilai yang terus menurun selama empat
tahun terakhir yaitu 1,8% pada tahun 2015, 0,01% pada 2016, -0,2% pada 2017, dan
-0,4% pada 2018. Dari jumlah pada saat nilai negatif dapat disimpulkan bahwa jumlah
Bunga Efektif Setelah Pajak (EIAT) melebihi jumlah Pengembalian pada Aset
Operasional. Ini berarti bahwa pendapatan operasional tidak dapat sepenuhnya menutupi
perusahaan pembayaran bunga dan itu tidak baik untuk PT. Waskita Karya karena
leverage keuangannya tidak cukup baik.
Pada tahun 2015, arus kas dari aktivitas operasi PT Waskita Karya mengalami
kenaikan dari tahun 2014, yang mana arus kas dari aktivitas operasi bernilai negatif di
tahun 2014. Hal tersebut dapat tejadi karena PT Waskita Karya bergerak di bidang
konstruksi, yang mana pembayaran dari kontrak konstruksi dapat terjadi secara
berangsur-angsur. Sedangkan pengeluaran untuk membeli bahan baku seringkali lebih
besar dari pendapatan yang diterima, karena potensi terjadi kerugian selalu segera diakui,
sehingga menyebabkan ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran dalam
aktivitas operasi.
Di tahun 2015, PT Waskita Karya mengeluarkan kas cukup besar dalam aktivitas
investasi, senilai lebih dari 6 miliar rupiah. Pengeluaran kas dalam aktivitas investasi
pada tahun ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang
mana hanya sebesar 1 miliar rupiah pada tahun 2014.
Pengeluaran dari aktivitas investasi tersebut dapat ditutup dengan nilai yang
diperoleh dari aktivitas operasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas masuk dalam aktivitas
pendanaan diperoleh dari pinjaman bank, penerbitan obligasi, penerimaan pinjaman
lembaga keuangan non bank jangka pendek, penerimaan setoran modal, dan penerimaan
tambahan setoran modal. Selain itu, perusahaan juga melakukan pengeluaran yang
digunakan untuk melunasi utang obligasi, membayar biaya emisi penerbitan obligasi,
membayar pinjaman bank, dan membayar dividen tunai. Sehingga, arus kas masuk bersih
yang diperoleh dari kegiatan pendanaan adalah sebesar Rp10.098.904.249.096,00.
Selain itu, pada tahun 2016 juga diperoleh nilai negatif dari aktivitas investasi.
Nilai negatif dari aktivitas investasi tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan tahun
lalu. Hal tersebut terjadi karena terjadinya kenaikan nilai investasi (pengeluaran) pada
akun penempatan deposito dan akun penempatan investasi asosiasi dan jangka panjang
lainnya. Pada tahun sebelumnya, tidak ada kenaikan nilai sama sekali dalam akun
penempatan deposito. Akun tersebut merupakan salah satu penyebab ketimpangan nilai
dari aktivitas investasi pada tahun 2015 dan 2016, karena kenaikan nilai pada akun
penempatan deposito pada tahun 2016 relatif besar yakni lebih dari 5 triliyun rupiah.
Nilai negatif dari aktivitas operasi dan aktivitas investasi tahun 2016 ditutup
dengan aktivitas pendanaan. Perusahaan tidak melakukan pelunasan utang obligasi pada
tahun ini. Perbedaan lainnya jika dibandingkan dengan tahun 2015 adalah ditambahnya
penerbitan obligasi oleh perusahaan, selain itu perusahaan juga menambah akun
pinjaman dari bank dan pinjaman dari lembaga keuangan non bank jangka pendek. Di
samping itu, perusahaan juga menerima setoran dari entitas non pengendali, sementara
hal itu tidak terjadi pada tahun lalu. Penerimaan-penerimaan tersebut menyebabkan arus
kas dari aktivitas pendanaan bernilai positif, dan bahkan lebih besar dari tahun
sebelumnya.
Pada tahun 2017 juga diperoleh nilai negatif dari aktivitas operasi. Namun, nilai
defisit operasi pada tahun 2017 lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. Hampir seluruh
akun pada aktivitas operasi mengalami kenaikan dibanding tahun lalu, baik pembayaran
atau pun penerimaan, kecuali pada akun pembayaran pajak. Kenaikan yang signifikan
terlihat pada akun penerimaan kas dari pelanggan sebesar lebih dari tiga kali lipat
penerimaan dari pelanggan pada tahun lalu.
Pada aktivitas investasi di tahun 2017 juga ditemukan nilai negatif. Hampir
seluruh akun pada aktivitas investasi mengalami kenaikan, kecuali pada akun penerimaan
aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo. Pada laporan keuangan konsolidasi tahun
2017, tidak ditemukan akun tersebut di laporan arus kas. Selain itu juga terdapat kenaikan
nilai pada akun penambahan penyertaan entitas anak, penerimaan atas pelepasan
penyertaan pada entitas anak dan entitas asosiasi, dan pengurangan penyertaan pada
entitas anak dan entitas asosiasi, yang mana tidak terjadi pada tahun sebelumnya. Hasil
akhir dari kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi memiliki nilai yang lebih
besar dari tahun 2016, kurang lebih sekitar dua kali lipat.
Pada kasus di tahun 2017 ini, nilai negatif dari aktivitas operasi dan investasi
tidak dapat ditutup dari kas yang diperoleh atas aktivitas pendanaan. Nilai kas bersih dari
aktivitas pendanaan mengalami penurunan dari tahun lalu. Dikarenakan nilai negatif dari
aktivitas operasi dan investasi semakin membesar, namun nilai kas bersih dari aktivitas
pendanaan justru mengalami penurunan, maka nilai akhir dari kas bersih selama tahun
2017 mengalami penurunan dan bernilai negatif (mengalami penurunan kas).
Pada tahun 2018, perusahaan telah berhasil kembali memperoleh kas bersih
masuk dari aktivitas operasi. Yang terjadi adalah penerimaan dari pelanggan mengalami
kenaikan yang relatif signifikan. Di mana pada tahun sebelumnya penerimaan dari
pelanggan sebesar 28,6 miliar rupiah naik menjadi sekitar 49 miliar. Di samping itu,
hampir seluruh akun pada aktivitas operasi mengalami kenaikan, baik akun penerimaan
maupun pembayaran, kecuali pada akun penerimaan restitusi pajak. Meskipun tidak ada
kas atas penerimaan restitusi pajak pada tahun ini, namun hasil kas bersih dari aktivitas
operasi pada tahun ini tetap dapat meraih nilai positif.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada akun penerimaan atas
pelepasan penyertaan pada entitas anak dan entitas asosiasi dan penerimaan atas
pelepasan penyertaan pada entitas anak dan entitas asosiasi. Selain itu, pada tahun ini
juga terdapat beberapa akun yang mengalami kenaikan di mana pada tahun sebelumnya
akun-akun tersebut tidak memiliki nilai rupiah. Akun-akun tersebut antara lain
penerimaan dividen dari entitas anak, penambahan properti investasi, dan pinjaman
diberikan kepada entitas asosiasi. Sedangkan akun yang pada tahun sebelumnya
memiliki nilai rupiah dan pada tahun ini tidak memiliki nilai rupiah yaitu akun
penambahan penyertaan entitas anak.
Nilai kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut dapat ditutup
dengan nilai kas bersih dari aktivitas operasi dan aktivitas pendanaan. Kas bersih yang
diperoleh dari aktivitas pendanaan hampir sama dengan kas bersih aktivitas pendanaan
pada tahun 2017. Kenaikan yang signifikan terjadi pada akun pembayaran emisi obligasi,
penerimaan dari penerbitan obligasi, penerimaan pinjaman bank, pembayaran pinjaman
bank, dan pembayaran dividen tunai. Kenaikan pada akun penerimaan dari penerbitan
obligasi menandakan bahwa perusahaan menerbitkan obligasi dengan nilai yang relatif
besar pada tahun 2018. Pada tahun ini perusahaan menerima dan membayar surat utang
jangka menengah yang mana tidak dilakukan pada tahun sebelumnya. Selain itu,
perusahaan juga tidak melakukan pembelian atau penjualan saham treasuri pada tahun
ini, dan juga tidak menerima setoran modal maupun tambahan setoran modal.
Setelah menjumlahkan kas bersih dari aktivitas operasi dan aktivitas pendanaan,
kemudian menutup nilai negatif dari aktivitas investasi, maka dapat disimpulkan pada
tahun 2018, perusahaan memperoleh kenaikan kas lebih dari 4 triliyun rupiah. Kenaikan
kas pada tahun ini mencapai lebih dari 200% dari tahun 2017.
Risk Analysis
Analisis risiko adalah sebuah teknik untuk mengidentifikasi dan menilai faktor-
faktor yang dapat membahayakan keberhasilan sebuah bisnis, program, proyek, atau
individu untuk mencapai tujuan. Teknik ini juga membantu menentukan tindakan
pencegahan untuk mengurangi kemungkinan faktor itu terjadi dan mengidentifikasi
tindakan yang berhasil menangani kendala-kendala yang berkembang.
Terdapat dua pendekatan utama untuk melakukan analisis untuk risiko
perusahaan, yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisis risiko yang bersifat kualitatif
adalah mengevaluasi data risiko secara obyektif, menentukan apakah data tersebut akurat
dan kualitasnya yang dapat diterima. Penggunaan data yang akurat diperlukan untuk
analisis risiko yang andal.
Sesuai dengan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PT. Waskita
Karya menggunakan proporsi pembiayaan utang yang lebih besar dibanding pembiayaan
ekuitasnya. Sedangkan peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun tidak setinggi
peningkatan jumlah utang. Hal ini dapat dinilai sebagai risiko sekaligus ancaman karena
semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek
dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga
berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).
Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahaan sangat
tergantung dengan pihak luar. Selain itu besarnnya beban hutang yang ditanggung
perusahaan dapat mengurangi jumlah laba yang diterima perusahaan. Kondisi ini tidak
baik untuk keuangan perusahaan dan dapat meningkatkan peluang perusahaan untuk
mengalami kebangkrutan.
5. APPENDIX
5.1 Appendix 1 : Persentase Progres Infrastrutur Indonesia Berdasarkan Jenis
5.2 Appendix 2 : Akselerasi Pertumbuhan Melalui Pembangunan Infrastruktur
5.3 Appendix 7 : PT WASKITA KARYA Common Size
PT Waskita Karya Common Size; Statement Comprehensive Income
ARUS
KAS
DARI
AKTIVI
TAS
INVEST
ASI
Penerima 195.521.828.745 312.071.410.669 75.190.986.111 156.256.685.
an dari 561
Ventura
Bersama
Penempa (871.698.742.646) (972.402.492.799) (76.477.131.755) (567.052.896.
tan Pada 343)
Ventura
Bersama
Penempa (2.272.636.099.368) (2.338.430.359.887) (5.302.123.722.000) -
tan
Deposito
Penerima - - - 1.071.602.
an 183
Penjuala
n Aset
Tetap
Penerima 1.821.534.513.690 4.726.623.722.000 2.003.737.051.576 13.612.200.
an 000
Pencaira
n
Deposito
Penerima 484.030.710.810 -
an
Dividen
dari
Entitas
Anak
Penamba - (1.619.000.000.000)
han
Penyerta
an
Entitas
Anak
Penamba (59.733.151.815) -
han
Properti
Investasi
Peroleha (2.962.349.807.061) (2.434.808.757.933) (611.419.778.706) (938.317.109.
n Aset 390)
Tetap
Penerima - - 100.000.000.000 75.000.000.0
an Aset 00
Keuanga
n
Dimiliki
Hingga
Jatuh
Tempo
Peroleha (15.181.992.508.784 (16.719.351.093.411 (5.573.411.945.777) (5.580.331.98
n Aset ) ) 1.280)
Tak
Berwuju
d
Penempa (2.801.102.344.000) (277.388.588.000) (170.432.046.393) (87.122.000.0
tan 00)
Investasi
Asosiasi
dan
Jangka
Panjang
Lainnya
Penerima 2.857.143.347.539 217.000.000.000
an atas
Pelepasa
n
Penyerta
an pada
Entitas
Anak dan
Entitas
Asosiasi
Pinjaman 214.527.369.072 -
Diberika
n kepada
Entitas
Asosiasi
Penguran (191.396.766.625) (133.032.046.393)
gan
Penyerta
an pada
Entitas
Anak dan
Entitas
Asosiasi
Kas (18.768.151.650.463 (19.238.718.205.754 (9.554.936.586.944) (6.926.883.49
Bersih ) ) 9.269)
Digunak
an untuk
Aktivitas
Investasi
ARUS
KAS
DARI
AKTIVI
TAS
PENDA
NAAN
Pelunasa (350.000.000.000) (1.175.000.000.000) - (75.000.000.
n Utang 000)
Obligasi
Biaya - - - (37.328.848.
Emisi 508)
Penawara
n Umum
Saham
Pembaya (41.953.938.572) (8.389.029.542) (5.833.824.947) (2.215.000.
ran Emisi 000)
Obligasi
Penerima 5.154.250.000.000 4.657.000.000.000 2.900.000.000.000 1.500.000.
an Utang 000.000
Obligasi/
Penerima
an
Penerbita
n
Obligasi
Penerima 92.883.247.775.045 50.843.979.570.492 29.502.304.802.747 20.286.224.
an 156.356
Pinjaman
Bank
Pembaya (76.733.808.263.389 (33.815.558.933.662 (18.398.828.576.844 (17.147.021.
ran ) ) ) 283.915)
Pinjaman
Bank
Penerima 879.341.822.975 2.794.746.940.680 3.923.736.603.545 289.295.363.
an 429
Pinjaman
Lembaga
Keuanga
n Non
Bank
Jangka
Pendek
Pembaya (2.218.009.712.976) (4.793.057.076.137) (700.000.000.000) -
ran
Pinjaman
Lembaga
Keuanga
n Non
Bank
Penerima - 24.805.000 116.124.000 384.498.910.
an 500
Setoran
Modal
Saham
Penerima - 136.092.013 640.354.345 5.000.757.
an 053.714
Tambaha
n Setoran
Modal
Pembaya (776.342.383.486) (513.978.185.018) (209.547.624.362) (100.306.102.
ran 480)
Dividen
Tunai
Penerima 1.144.403.604.859 - - -
an surat
utang
jangka
menenga
h
Pembaya (786.371.433.625) - - -
ran surat
utang
jangka
menenga
h
Peroleha - (579.682.828.561) - -
n saham
treasuri
Penerima 1.512.726.235.858 3.220.697.789.861 5.446.745.582.011 -
an
Setoran
dari
Entitas
Non
Pengenda
li
Kas 20.667.483.706.707 20.630.919.145.126 22.459.333.440.495 10.098.904.2
Bersih 49.096
Diperole
h dari
Aktivitas
Pendana
an