Anda di halaman 1dari 14

BANK SENTRAL, SISTEM & ALAT PEMBAYARAN

Di Susun Oleh :

Kelompok II
Ade Qoulan S
Siti Ainun
Puji Lestari
Lara Puspita Sari
Heri Setiawan
Andi Rama
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah swt., karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Shalawat serta salam semoga senantisa tercurahkan
kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia
dari alam kegalapan menuju alam yang terang menerang.
Terima kasih kami sampaikan kepada kepada bapak/ibu guru yang mengajar mata
pelajaran ekonomi, serta buat teman-teman, terima kasih atas kerjasamanya dalam menyusun
makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami
untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Kampar Kiri Tengah, 28 Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................
C. Tujuan Penulisan ..........................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Bank Sentral ................................................................
B. Sistem Pembayaran ......................................................
C. Alat Pembayaran Tunai (uang) ....................................
D. Alat Pembayaran Non Tunai ........................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................
B. Saran ............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang


Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang keuangan
atau yang sring kita sebut dengan lembaga keuangan. Secara umum yang dimaksud dengan
lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun
dana, dan menyalurkan dana. Artinya setiap kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan
selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Dalam praktiknya lembaga keuangan di
golongkan ke dalam dua golongan besar, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan bukan bank. Salah satu contoh lembaga keuangan adalah bank sentral.
Dalam perekonomian modern setiap negara memiliki Bank Sentral atau setidak-
tidaknya ada salah satu bank atau lembaga yang bertinndak dan mejalankan fungsi bank
sentral. Bank sentral memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan ekonomi dan
moneter suatu negara. Oleh karena itu bank sentral menjalankan tugasnya berdasarkan garis-
garis pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Peran bank sentral akan tercermin dari tugas pertama yang diembannya, yaitu
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan mengawasi bank, serta
menjaga kelancaran system pembayaran. Peran yang sangat mendasar adalah mencetak dan
mengedarkan uang. Bank sentral merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk
mengeluarkan dan mengedarkan mata uang sebagai alat pembayaran yang sah.
Bank sentral di Indonesia yaitu Bank Indonesia (BI). Dimana bank sentral tidak
sama dengan bank umum yang bertujuan menginvestasikan asetnya untuk memaksimalkan
profit. Tetapi bank sentral tidak mencari keuntungan dan kegiatan bank dikelloloa oleh
pemernitah. Selain bertugas untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemerintah dalam bidang
ekonomi dan moneter, Bank Indonesia juga memiliki peran yang sangat penting, khususnya
dalam system pembayaran yang akan kami bahas dalam makalah ini.
B.   Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka diambilah suatu rumusan masalah dari latar belakang
tersebut. Adapun rumusan masalah adalah:

1. Bagamana sejarah berdirinya Bank Sentral ?


2. Apa yang dimaksud dengan Sistem Pembayaran ?
3. Bagaimana alat pembayaran tunai (uang) ?
4. Bagaimana alat pembayaran non tunai ?

C.   Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


1.    Untuk mengetahui sejarah berdirinya Bank Sentral
2.    Untuk mengetahuai apa yang dimaksud dengan Bank Sentral
3.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem Pembayaran
4.   Untuk mengetahui gimana alat pembayaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bank Sentral

1. Pengertian dan Status Bank Indonesia (Bank Sentral)

Bank sentral di Indonesia dipegang oleh Bank Indonesia. Menurut UU Nomor 23


Tahun 1999 sebagaimana diubah menajdi UU Nomor 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia,
Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya, kecuali
untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang tersebut.

Untuk  memperjelas  pemahamanmu  tentang  hubungan antara Bank Indonesia (BI)


dan pemerintah, kamu perlu memperhatikan UU Nomor 3 Tahun 2004, antara lain, memuat
sebagai  berikut.

 Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah.


 Untuk dan atas nama pemerintah, Bank Indonesia dapat menerima  pinjaman
luar  negeri,  menatausahakan  serta menyelesaikan  tagihan  dan  kewajiban
keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri.
 Pemerintah  wajib  meminta  pendapat  BI  dan  atau  mengundang  BI  dalam
sidang  kabinet  yang  membahas masalah  ekonomi,  perbankan  dan
keuangan  yang berkaitan dengan tugas BI atau kewenangan BI.
 Memberikan  pendapat  dan  pertimbangan  kepada  pemerintah mengenai
Rancangan APBN.
 Dalam  hal  pemerintah  menerbitkan  surat-surat  utang negara, pemerintah
wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan  BI  dan  pemerintah  juga  wajib
terlebih  dahulu berkonsultasi  dengan  DPR.
 Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat-surat utang negara yang
diterbitkan oleh pemerintah.

 Bank  Indonesia  dilarang  memberikan  kredit  kepada pemerintah.


Hubungan  antara Bank  Indonesia  dan  dunia internasional, antara lain, sebagai berikut.

 Dapat melakukan kerja sama dengan bank sentral negara lain dan organisasi
atau lembaga internasional.
 Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota internasional dan  atau  lembaga
multilateral  adalah  negara,  maka  BI dapat bertindak untuk dan atas nama
negara RI sebagai anggota.

Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum
perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia
berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari
undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan
wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas
nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.

2. Fungsi Bank Sentral (Bank Indonesia)

Bank Indonesia dapat berfungsi sebagai lender of the last resort dengan memberikan
kredit atau pembiayaan kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek
(maksimal 90 hari). Bank penerima pinjaman wajib menyediakan agunan yang berkualitas
tinggi dengan nilai minimal sama dengan jumlah pinjaman.

Adapun fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral adalah sebagai bank dari
pemerintah dan sebagai bank dari bank umum (banker’s bank), dan bertujuan untuk mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah dengan melaksanakan kebijakan moneter secara
berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum
pemerintah di bidang perekonomian. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan
nilai rupiah terhadap barang dan jasa, serta terhadap mata uang negara lain. Kestabilan nilai
rupiah terhadap barang dan jasa diukur dengan atau tercermin dari perkembangan laju inflasi.
Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain diukur dengan atau tercermin dari
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Kestabilan nilai rupiah
sangat penting untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
B. Sistem Pembayaran

Pembayaran adalah perpindahan nilai antara dua belah pihak (secara sederhana kita
memakai istilah pembeli dan penjual), dimana secara bersamaan terjadi perpindahan barang
dan jasa.  Maka, proses pembayaran antara kedua belah pihak dalam kegiatan ekonomi
digambarkan sebagai berikut.

1. Sistem Pembayaran Tunai

Sistem pembayaran tunai sudah dilakukan sejak ditemukannya uang sebagai alat
pembayaran tunai. Sistem pembayaran tunai biasanya terjadi di antara kedua belah pihak,
baik individu, kelompok, lembaga, maupun negara. Sistem pembayaran tunai sudah sering
terjadi setiap hari dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti kamu membeli buku tulis di toko
buku, ayahmu membeli keperluan kantor, dan ibumu membeli kebutuhan harian di pasar.

2. Sistem Pembayaran Non Tunai

Sistem pembayaran nontunai melibatkan lembaga perantara agar dana tersebut dapat
benar-benar efektif berpindah dari pihak yang menyerahkan ke pihak penerima. Jika kedua
pihak yang terlibat merupakan nasabah pada bank yang sama, proses perpindahan dana lebih
sederhana. Bank tersebut cukup melakukan proses pemindahbukuan dari rekening yang satu
ke rekening lainnya. Namun, tidak demikian halnya jika kedua pihak merupakan nasabah
bank pada bank yang berbeda. Untuk hal tersebut diperlukan suatu lembaga lain yang dikenal
sebagai lembaga kliring yang mengakomodir transaksi antarbank tersebut.

Komponen-komponen yang membangun sebuah sistem pembayaran terdiri atas sebagai


berikut.

1. Regulator berwenang mengatur aturan main, ketentuan, dan kebijakan yang mengikat
seluruh komponen sistem pembayaran.
2. Penyelenggara adalah lembaga yang memastikan penyelesaian akhir dari seluruh
transaksi yang terjadi di penggunanya.
3. Infrastrukur adalah sarana fisik yang mendukung operasional sistem pembayaran.
4. Instrumen adalah alat pembayaran baik tunai maupun non-tunai yang disepakati oleh
para pengguna dalam melakukan transaksi.
5. Pengguna adalah konsumen yang memanfaatkan sistem pembayaran.
Sistem pembayaran yang berlaku di Indonesia tersebut, biasanya diklasifikasikan atas
dua jenis, yaitu sistem pembayaran nilai besar (high value payment system)  dan sistem
pembayaran nilai kecil/retail (retail payment system).

Sistem Pembayaran Nilai Besar (High Value Payment System)

 Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)


 Bank Indonesia Scripless Securities Settlement (BI-SSSS)

Sistem Pembayaran Nilai Kecil/Retail (Retail Payment System)

 Alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), yaitu terdiri atas sebagai berikut.

a) Kartu kredit

b) Kartu ATM/Debit

c) Kartu prabayar (prepaid)

d) Uang elektronik (e-money)

 Kegiatan usaha pengiriman uang (KUPU), diselenggarakan oleh industri (bank dan
non- bank)
 Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

C. Alat Pembayaran Tunai (uang)

Alat pembayaran tunai adalah alat pembayaran dengan memakai uang kartal (uang
kertas dan logam), yang terdiri atas uang dengan nilai nominal Rp100, Rp200, Rp500,
Rp1000, Rp2000, Rp5000, Rp10000, Rp20000, Rp50000, dan Rp100000.

Alat pembayaran tunai berupa uang kartal tersebut masih berperan penting dalam lalu
lintas pembayaran dalam transaksi sehari-hari yang tentu saja bernilai kecil. Dalam
masyarakat moderen seperti sekarang ini, pemakaian alat pembayaran tunai seperti uang
kartal memang cenderung lebih kecil dibanding uang giral.
Uang adalah produk yang dihasilkan oleh perekonomian itu sendiri. Semakin maju
suatu perekonomian semakin membutuhkan sarana pertukaran yang mampu melayani
perekonomian itu sendiri. Dengan demikian mungkin uang yang ada sekarang ini akan terus
mengalami perubahan baik bentuk maupun fungsinya sesuai perkembangan perekonomian
dan perkembangan peradaban manusia.
1. Pra Barter
    Dalam keadaan ini masyarakat belum memerlukan tukar menukar sesamanya. Masyarakat
masih diliputi suasana kekeluargaan dan disebut masyarakat yang bercorak komunalistis. Apa
yang mereka hasilkan, mereka makan sendiri, dengan demikian kegiatan produksi dan
konsumsi masih menjadi satu, artinya mereka yang memproduksi dan merekalah yang
mengkonsumsi.
2. Barter
    Barter adalah suatu sistem pertukaran yang mana barang atau jasa secara langsung
dipertukarkan untuk barang dan jasa yang lainnya tanpa menggunakan alat perantara
pertukaran,
3. Uang benda
    Uang benda adalah barang yang disukai oleh setiap orang dan diterima oleh semua pihak
sebagai alat penukar (generally acepted). Macam-macam barang yang pernah dipakai sebagai
uang benda antara lain: kerang, ternak, batu intan, perhiasan, garam, senjata, tembakau, dan
teh. 
4. Uang Logam 
   Uang Logam Uang logam yang dibuat dari emas dan perak telah mulai digunakan sejak
abad ketujuh sebelum Masehi. Logam mulia yang dijadikan mata uang diberi bentuk tertentu
dan diberi tanda atau cap resmi sebagai jaminan kadar dan beratnya dan diberi angka untuk
menentukan nilainya. Nilai bahan uang (emas/perak yang termuat di dalam mata uang)
disebut nilai instrinsik, sedangkan angka yang dicap pada mata uang untuk menyatakan
nilainya disebut nilai nominal.
5. Uang kertas
    uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan
merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999
tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk
lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
D. Alat Pembayaran Non Tunai

Alat pembayaran non tunai adalah alat pembayaran dengan tidak memakai uang kartal
(uang kertas dan logam), yang terdiri atas paper based (cek/BG), APMK (Alat Pembayaran
Menggunakan Kartu), dan uang elektronik. Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan
semakin lazim dipakai masyarakat. Kenyataan ini memperlihatkan kepada kita bahwa jasa
pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun lembaga selain bank (LSB), baik dalam
proses pengiriman dana, penyelenggara kliring maupun sistem penyelesaian akhir
(settlement) sudah tersedia dan dapat berlangsung di Indonesia. Transaksi pembayaran
nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real
Time Gross Settlement), dan sistem kliring.

Alat Pembayaran Menggunakan Warkat (Paper Based) 


    Warkat adalah item, document atau alat lalulintas pembayaran yang berasal dari giral
seperti cek, bilyet giro (BG), nota debit. Instrumen berbasis warkat telah diatur dalam hukum
dan dikenal dalam praktek perbankan di Indonesia;
1. Alat Pembayaran Cek dan Bilyet Giro (BG) 
    Cek adalah surat perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah dana yang tercantum
dalam cek. Penarikan cek dapat dilakukan baik "atas nama" maupun "atas unjuk" dan
merupakan surat berharga yang dapat diperdagangkan (negotiable paper). 
    Bilyet Giro (BG) adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk
memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening
pemegang yang disebutkan namanya.
2. Nota Debet Nota Debet. 
Dalam peraturan kliring, nota debet adalah warkat atau surat yang digunakan untuk menagih
nasabah bank lain atau bank lain melalui kliring untuk dimasukkan ke rekening nasabah bank
yang menyampaikan warkat tersebut. 
    Nota debet juga digunakan untuk keperluan transaksi antar kantor baik nota debet dengan
surat maupun nota debet dengan telegram. Nota debet dengan surat atau dengan telegram
disampaikan melalui Kantor Pos.
3. Nota Kredit. 
Nota Kredit. Dalam peraturan kliring, nota kredit adalah warkat atau surat yang digunakan
untuk mengirimkan atau memindahkan dana bukan tunai kepada nasabah bank lain atau
kepada bank lain melalui kliring. 
    Nota kredit juga digunakan untuk keperluan transaksi antar kantor baik nota kredit dengan
surat maupun nota kredit dengan telegram. Nota kredit dengan surat atau dengan telegram
disampaikan melalui Kantor Pos.

Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK)


1. Kartu Kredit
    Kredit adalah kepercayaan, mendapat kredit berarti mendapat kepercayaan. dalam dunia
bisnis kredit adalah fasilitas yang disediakan oleh bank dimana seseorang atau badan usaha
meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang
ditentukan. Prinsip kartu kredit adalah ” buy now pay later”, artinya pada saat transaksi
kewajiban membayar pemegang kartu ditalangi terlebih dahulu oleh penerbit Kartu Kredit.
2. Kartu ATM dan Kartu Debet
    Sistem pembayaran adalah kartu Debet dan Kartu ATM yang transaksinya dilakukan
melalui mesin ATM. Mesin ATM ini merupakan mesin yang dapat melayani kebutuhan
nasabah secara otomatis setiap saat (24 jam) selama tujuh hari dalam seminggu termasuk hari
libur. Lokasi ATM biasanya tersebar di tempat-tempai strategis.
 
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Pada tingkat yang paling dasar, sistem pembayaran adalah suatu cara yang disepakati
untuk mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dan penjual dalam suatu transaksi.
Sistem pembayaran memfasilitasi pertukaran barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Dalam mentransfer pasti memiliki kendala-kendala, maupun risiko-risikonya.
Pembayaran adalah perpindahan hak atas nilai antara pihak pembeli dan pihak penjual
yang secara bersamaan terjadi perpindahan hak atas barang atau jasa secara berlawanan.
Perkembangan Sistem Pembayaran diawali dari sistem Sistem Pertukaran Barter, Uang
Logam, Uang Tanda, Uang Kertas, Uang Giral,
Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian adalah menjaga stabilitas keuangan
dan perbankan, sebagai sarana transmisi kebijakan moneter serta sebagai alat untuk
meningkatkan efisiensi ekonomi suatu negara.
Kewenangan Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran adalah menetapkan
kebijakan, mengatur, melaksanakan, dan memberi persetujuan, perizinan dan pengawasan
atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran.

B.   Saran
Dalam melakukan sistem pembayaran apalagi dala mentransfer uang hendaklah
berhati-hati, karena terdapat banyak kendala atau risiko yang terjadi pada sistem pembayaran.
Dalam Tulisan singkat ini penyusun ingin menyarankan kepada teman, tugas yang
diberikan dapat dibuat dengan baik agar ke depannya kita menjadi siswa yang berguna untuk
bangsa kita dalam mengemban tugas serta tak juga selalu bersyukur pada tuhan yang maha
kuasa.
Tulisan ini juga masih banyak kekurangan karena kami sadar manusia biasa tak luput
dari salah, oleh karena itu kami perlu kritikan dan solusi yang bersifat membangun agar ke
depannya lagi dapat di susun dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/15940/Bank-Sentral-Sistem-Pembayaran-dan-
Alat-Pembayaran-Dalam-Perekonomian-Indonesia

http://asyilarahma123.blogspot.com/2016/02/makalah-sistem-pembayaran-dan-alat.html

http://digilib.unila.ac.id/4516/14/BAB%20I.pdf

https://makalahekonomisifasav.blogspot.com/

https://docplayer.info/69805679-Bab-5-bank-sentral-sistem-pembayaran-dan-alat-
pembayaran-dalam-perekonomian-indonesia.html

https://bagiartikel24.blogspot.com/2017/01/makalah-sistem-pembayaran-alat.html

https://rohmadekonomi.wordpress.com/2018/02/13/kd-6-bank-sentral-sistem-pembayaran-
dan-alat-pembayaran/

Anda mungkin juga menyukai