Anda di halaman 1dari 32

Performa Turbin Cross Flow Sudu Bambu 5” sebagai Penggerak Mula Generator

Induksi 3 Fasa

Nama Mahasiswa : Sigit Irawan


Nim : 5193530008
Nama Mahasiswa :
Nim :
Nama Mahasiswa :
Nim :

Dosen Pengampu :

Mata Kuliah :

Program Studi S1 Teknk Elektro


Fakultas Teknik - Universitas Negeri Medan
April 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga penulisan Critical Jurnal Review yang berjudul : “Tinjauan Terhadap Formulasi
Hukum Pertama Termodinamika “ yang dibimbing oleh Arwadi Sinuraya.St.Mt sebagai
dosen pengampu mata kuliahTermodinamika dapat penulis selesaikan.
Dalam proses penyajiannya,makalah ini berusaha penulis susun dengan baik.Sejumlah
sumber digunakan untuk membantu dalam memahami Hukum Pertama Termodinamika.
Terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam menyukseskan penyusunan
makalah ini. Dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang mampu membangun pola pikir
yang baik dan benar.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kelemahan pada makalah ini.
Sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Identitas Journal yang direview 2
B. Identitas Journal Pembanding 2

BAB II. RINGKASAN ISI JOURNAL


A. Pendahuluan 3
B. Deskripsi Isi 3

BAB III. PEMBAHASAN/ANALISIS


A. Pembahasan isi Journal 8

B. Kelebihan dan kekurangan isi Artikel dan Journal 9


BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Sumber energi air skala kecil tentunya masih banyak terdapat di peloso-pelosok desa di
daerah pegunungan yang mempunyai sumber mata air. Sumber air tersebut masih dapat
digunakan sebagai energy pada pembangkit listrik skala pikohidro, yang masih belum
digalakkan di Indonesia. Berbeda dengan Indonesia Laos, Lao PDR (People’s Democratic
Republic), tepatnya di daerah Thapene Village dengan jumlah 50 rumah tangga listriknya
dipasok dengan pembangkit listrik pikohidro sebabnyak 21 unit [3]. Pembangunan
infrastruktur kelistrikan merupakan salah satu cara menyejahterakan masyarakat dalam
pembangunan. Pembangunan kelistrikan yang ada sampai saat ini belum bisa mencukupi
kebutuhan masyarakat terutama di desa-desa terpencil. Pembangkit listrik tenaga pico hidro
(PLTPh) merupakan suatu pembangkit listrik skala kecil yang memanfaatkan aliran air
sungai sebagai tenaga (resources) untuk menggerakan turbin, mengubah energi potensial air
menjadi kerja mekanis, memutar turbin dan generator untuk menghasilkan daya listrik skala
kecil, yaitu maksimum sebesar 5 kW, yang sama sekali tidak menggunakan bahan bakar.
Penerapan PLTPh merupakan upaya positif untuk mengurangi laju perubahan iklim global
yang sedang menjadi isu penting dewasa ini.
Pembangunan PLTPh membuat masyarakat semakin giat menjaga lingkungan, termasuk
hutan demi terus tersedianya pasokan aliran sungai yang dapat dijadikan sumber listrik untuk
rumah tinggal yang terpencil, yang terdapat sumber energi air. Negara Laos melalui LIRE
(Lao Institute of Renewable Energy) telah melakukan studi kelayakan terkait uji coba
penerapan pikohidro bagi penduduk miskin di desa terpencil. Studi kelayakan dilakukan di
daerah Ban Bark, Ban Tangprang, dan Ban Tangkaad [10]. Penerapan pikohidro perlu dicoba
pula di Indonesia dan seharusnya secara sistemik ehingga dapat menunjang pengadaan listrik
di daerah daerah terpencil yang tertinggal. Turbin merupakan penggerak mula bagi generator
listrik, terdapat beberapa jenis turbin yang digunakan pada pembangkit listrik dengan tujuan
untuk memperoleh kesesuaian dengan karakteristik sumber air, sehingga diperoleh performa
yang optimum. Pada penelitian ini digunakan turbin crossflow sudu bambu sebagai
penggerak mula (prime over) yang menggerakkan generator. Pada penelitian sebelumnya
terkait dengan pikohidro yang telah dilakukan oleh [8] di Polytechnic Institute of Braganca
(IPB), pada penelitian tahap pertama ini meneliti tentang performa generator yang akan
digunakan pada instalasi pikohidro di Kampus IPB. Pada penelitian ini Leite belum
mengemukakan performa turbin penggeraknya, karena generator masih digerakkan oleh
motor listrik sebagai prime over.
1.1 Identitas Journal Review
2 Judul Jurnal : Performa Turbin Cross Flow Sudu Bambu 5” sebagai
Penggerak Mula Generator Induksi 3 Fasa
3 Nama Journal :
4 Edisi terbit : 2015
5 Pengarang artikel : Ali Khomsah[1], Efrita Arfah Zuliari[2]
6 Penerbit : Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Adhi Tama
Surabaya
7 Kota terbit :Surabaya
8 Nomor ISSN : 978-602-98569-1-0
9 Volume dan Halaman : 79 ; 88

1.5 Identitas Journal Pembanding 1

1. Judul Jurnal : PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DENGAN


TURBIN VENTILATOR SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR
2. Nama Journal :
3. Edisi terbit : 2017
4. Pengarang artikel : Satriya Wibawa1, Ni Luh Putu Trisnawati1
5. Penerbit : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali Indonesia 80361
6. Kota terbit : Bandung
7. Nomor ISSN :-
8. Alamat Situs :
9. Volume dan Halaman : Vol. 18 No. 2 Agustus 2017 : 68 - 73
1.6 1.6 Identitas Journal Pembanding 2

1. Judul Jurnal : Pemanfaatan Turbin Ventilator sebagai Pembangkit Listrik


Alternatif
2. Nama Journal :
3. Edisi terbit : 2019
4. Pengarang artikel : Aris Suryadi1), Purwandito Tulus Asmoro2), Roja Raihan3
5. Penerbit : Politeknik Enjinering Indorama, Purwakarta
6. Kota terbit : Purwakarta
7. Nomor ISSN :- 2502-8782
8. Alamat Situs : Website: www.pei.ac.id,
9. Volume dan Halaman : Vol. 4, 2019
BAB II
RINGKASAN JOURNAL
A. Pendahuluan

Sumber energi air skala kecil tentunya masih banyak terdapat di peloso-pelosok desa di
daerah pegunungan yang mempunyai sumber mata air. Sumber air tersebut masih dapat
digunakan sebagai energy pada pembangkit listrik skala pikohidro, yang masih belum
digalakkan di Indonesia. Berbeda dengan Indonesia Laos, Lao PDR (People’s Democratic
Republic), tepatnya di daerah Thapene Village dengan jumlah 50 rumah tangga listriknya
dipasok dengan pembangkit listrik pikohidro sebabnyak 21 unit [3]. Pembangunan
infrastruktur kelistrikan merupakan salah satu cara menyejahterakan masyarakat dalam
pembangunan. Pembangunan kelistrikan yang ada sampai saat ini belum bisa mencukupi
kebutuhan masyarakat terutama di desa-desa terpencil. Pembangkit listrik tenaga pico hidro
(PLTPh) merupakan suatu pembangkit listrik skala kecil yang memanfaatkan aliran air
sungai sebagai tenaga (resources) untuk menggerakan turbin, mengubah energi potensial air
menjadi kerja mekanis, memutar turbin dan generator untuk menghasilkan daya listrik skala
kecil, yaitu maksimum sebesar 5 kW, yang sama sekali tidak menggunakan bahan bakar.
Penerapan PLTPh merupakan upaya positif untuk mengurangi laju perubahan iklim global
yang sedang menjadi isu penting dewasa ini.
Pembangunan PLTPh membuat masyarakat semakin giat menjaga lingkungan,
termasuk hutan demi terus tersedianya pasokan aliran sungai yang dapat dijadikan sumber
listrik untuk rumah tinggal yang terpencil, yang terdapat sumber energi air. Negara Laos
melalui LIRE (Lao Institute of Renewable Energy) telah melakukan studi kelayakan terkait
uji coba penerapan pikohidro bagi penduduk miskin di desa terpencil. Studi kelayakan
dilakukan di daerah Ban Bark, Ban Tangprang, dan Ban Tangkaad [10]. Penerapan pikohidro
perlu dicoba pula di Indonesia dan seharusnya secara sistemik ehingga dapat menunjang
pengadaan listrik di daerah daerah terpencil yang tertinggal. Turbin merupakan penggerak
mula bagi generator listrik, terdapat beberapa jenis turbin yang digunakan pada pembangkit
listrik dengan tujuan untuk memperoleh kesesuaian dengan karakteristik sumber air,
sehingga diperoleh performa yang optimum. Pada penelitian ini digunakan turbin crossflow
sudu bambu sebagai penggerak mula (prime over) yang menggerakkan generator. Pada
penelitian sebelumnya terkait dengan pikohidro yang telah dilakukan oleh [8] di Polytechnic
Institute of Braganca (IPB), pada penelitian tahap pertama ini meneliti tentang performa
generator yang akan digunakan pada instalasi pikohidro di Kampus IPB. Pada penelitian ini
Leite belum mengemukakan performa turbin penggeraknya, karena generator masih
digerakkan oleh motor listrik sebagai prime over.
B. Deskripsi
Pada penelitian ini turbin air crossflow yang sudah ada digunakan untuk menggerakkan
generator induksi 3 phasa, lalu diukur parameter-parameter yang diperlukan untuk
mengetahui performa outputnya. Analisa teori dilakukan untuk mengnalisa hubungan antara
dimensi turbin, energy input air, dan performa output turbin. Hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian antara aspek perencanaan dan hasil yang didapatkan.
Data turbin crossflow: Diameter runner turbin : 5” (12,75 cm) Lebar turbin : 2,165”
(5,5 cm) Diameter pipa masuk : 2,5”
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0 Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya
Sudu : Bilah bambu Jumlah sudu : 20 bilah
Proses perencanaan turbin sebelumnya sudah dikukan oleh [9] dan [2], di mana sampai
sekarang perhitungannya digunakan dalam proses perencanaan turbin. Berikut persamaan
pada proses perencanaan turbin crossflow,

a. Kapasitas Aliran Air (debit)


Pengukuran debit aliran sungai biasanya dilakukan dengan menggunakan alat
pelampung dan stop wach, pengukuran dilakukan pada titik tertentu. Dan bisa dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Q=V.A
Ket: Q = Debit Aliran (cfs) V = Kecepatan Aliran (ft/s) A = Luas Penampang (ft²)

b. Tinggi Jatuh (head)


Head adalah ketinggian vertikal dimana air jatuh. Pengukuran head agar lebih teliti
seharusnya dilakukan dengan menggunakan Theodolite, tetapi dalam penelitian ini beda
ketinggian didapat dengan cara sederhana dengan menggunakan selang air, , pengukuran
dilakukan di hulu sungai mendekati sumber mata air, yang diperkirakan merupakan lokasi
bendungan, dan dilakukan pula di lokasi tertentu, yang diperkirakan sebagai tempat instalasi
mesin pembangkit (power house). Besarnya head dinyatakan dengan satuan meter (m).

c. Turbin Cross Flow & Penentuan Daya


Selain itu, dari hasil survey debit dan tinggi jatuh air, akan direncanakan besar kapasitas
pembangkitan dan jenis tubin yang akan digunakan, sesuai dengan perencanaan yang
diambil. Kapasitas daya antara 5 kW sampai 100 kW merupakan Pembangkit Listrik Tenaga
Micro Hydro. Gambar 2 menunjukkan skema PLTMH dengan saluran airnya (canal, forebay
tank, penstock). Ketinggian head, h adalah ketinggian antara bak penenang dengan power
house, yang didalamnya terdapat turbin, generator, dan panel elektrik..

Daya air, yang ditimbulkan oleh adanya debit dan ketinggian aliran air dapat
dirumuskan sebagai berikut: P = ρ.Q.g.h(S.I unit) ...... 2a

P = Daya air (Watt) ρ = Massa jenis air (kg/m3) Q = Debit aliran air (m3/s) g =
Grafitasi bumi (m/s3) h= ketinggian air(m)

Daya dari energy kinetic air yang dihasilkan akan digunakan untuk menggerakkan
turbin, adapun dengan beberapa pertimbangan dalam perencanaannya ini akan digunakan
turbin cross-flow, yang perencanaanya disesuaikan dengan criteria dasar turbin tersebut,
mengingat turbin tersebut banyak digunakan karena keuntungan pemakaiannya berkaitan
dengan kemudahan pembuatan dan pemasangannya.
Turbin cross flow merupakan turbin aliran radial, nama lainnya turbin aliran silang atau
Banki turbine merupakan juga jenis turbin athmosphere radial flow, yaitu daerah kerjanya
pada tekanan atmosfir, sehingga akan mudah dalam perakitannya karena tidak membutuhkan
seal-seal kedap udara. Bantalan tidak mengalami kontak secara langsung dengan air,
sehingga mudah untuk diberikan pelumasan dan tidak memerlukan seal penutup. Gambar 3
menunjukkan skema turbin aliran silang.
Skema dasar diagram kecepatan ditunjukkan pada Gambar 4., di mana energy kinetic
air dengan kecepatan V1 atau c1 menumbuk ujung blade pada sudut , seperti terlihat pada
gambar 5. Sudut β1 adalah sudut antara kecepatan tangensial u1 dan kecepatan w1.
Daya turbin, merupakan daya keluaran turbin yang besarnya dapat dirumuskan melalui
persamaan sebagai berikut,

hp =(Q.H.e)/8,8 (British unit) 2b


e = (2 )(1+)(− ) .. 3
pada kondisi efisiensi maksimum,
= 12 cos ……………….. 4 emax= 12 (1+) ………… 5 e = efisiensi maksimum
keseluruhan turbin =efisiensi nozel = v2/v1, koefisien empiris, besarnya sekitar 0,98
Debit aliran air, Q = (C so L/144)(2gH)1/2…… 6 = C(kD1L/144)
(2gH)1/2

Diameter runner, panjang runner dan Lebar rim, dapatdiperoleh melalui persamaan
sebagai berikut =
…………… 7 Dengan mengambil asumsi harga .=16o dan β1=30o, maka akan
didapatkan harga diameter runner dan perbandingan harga jari-jari runner,
D1 = 862H1/2/N .......... 8

L = 144 Q N/(862 H1/2 C k (2gH)1/2) ..... 9


=0,667 ………… 10

Pengujian Turbin Rangkaian pengujian seperti terlihat pada gambar di bawah,


rangkaian simulasi peralatan utama pengujian terdiri atas 1.Pompa, yang berfungsi untuk
mengalirkan air penggerak turbin 2.Turbin Crossflow, berfungsi mengubah energy kinetik air
menjadi energy putar mekanis, sebagai penggerak generator 3.Generator, berfungsi sebagai
pembangkit listrik setelah mendapat energy putar generator 4. Beban listrik, berupa lampu
energy saving, pijar, dan neon, yang berguna untuk mengetahui berapa besar daya yang bias
dibangkitkan oleh turbin-generator. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh [14]
menggunakan generator induksi 1 fase, sedangkan pada penelitian ini menggunakan
generator induksi 3 fase dengan output satu fase, yang terhubung bintang dengan rangkaian
kapasitor C-2C. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendapatkan kapasitor yang sesuai
dengan kondisi beban dan kaitannya dengan karakteristik aliran airnya.

ANALISA TURBIN

Percobaan I Data awal perencanaan dengan debit air 5,68 liter per detik dengan
tekanan air 0,6 kg/cm2 (setara tinggi jatuh air 6 meter) Debit air, Q = 0,00568 m3/detik = 0,2
cfs (cubic feet per second) Tinggi jatuh air setara tekanan, H = 6 m = 19.686 ft

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

- 87 -

Tabel 3. Perbandingan Teoritik & Eksperimen untuk Nilai kapasitor 7,5 µF – 15 µF


Perbandingan Diameter Runner (inchi) Lebar Runner (inchi) Putaran turbin (rpm) Daya air
(Watt) Effisiensi total (%) Daya maksimum Teoritik 5 1,904 765 334,43 31,5 105,34
Eksperimen 5 2,165 645 334,43 19,4 65 Dari tabel di atas terdapat perbedaan hasil
perencanaan teoritik dengan hasil eksperimen, output daya listrik tidak mencapai otput
perencanaan. Percobaan II Data awal perencanaan dengan debit air 5 liter per detik dengan
tinggi jatuh air sekitar 5,8 meter Debit air, Q = 0,005 m3/detik = 0,19422 cfs (cubic feet per
second) Tinggi jatuh air setara tekanan, H = 5,8 m = 19.1 ft

Tabel 4. Perbandingan Teoritik & Eksperimen untuk Nilai kapasitor 5 µF – 10 µF


Perbandingan Diameter Runner (inchi) Lebar Runner (inchi) Putaran turbin (rpm) Daya air
(Watt) Effisiensi total (%)
Daya maksimum
Teoritik 5 1,904 752 284,49 31,5 89,61 Eksperimen 5 2,165 738 284,49 29,88 85

Seperti yang sudah dilakukan oleh [1] yang melakukan uji coba simulasi turbin skala
picohydro didapatkan total efisiensi 30%, dalam penelitian ini efisiensi total yang didapat
sekitar 29,88%.

eksperimennya. 5. Efisiensi total maksimum dengan output kualitas listrik yang


diinginkan mencapai nilai
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Jurnal

Turbin air crossflow digerakkan dengan generator induksi 3 phasa, lalu diukur
parameter-parameter yang diperlukan untuk mengetahui performa outputnya. Analisa teori
dilakukan untuk menganalisa hubungan antara dimensi turbin, energy input air, dan performa
output turbin.
Dengan rangkaian simulasi peralatan utama pengujian terdiri atas 1.Pompa, yang
berfungsi untuk mengalirkan air penggerak turbin 2.Turbin Crossflow, berfungsi mengubah
energy kinetik air menjadi energy putar mekanis, sebagai penggerak generator 3.Generator,
berfungsi sebagai pembangkit listrik setelah mendapat energy putar generator 4. Beban
listrik, berupa lampu energy saving, pijar, dan neon, yang berguna untuk mengetahui berapa
besar daya yang bias dibangkitkan oleh turbin-generator
Sehingga, tujuan dalam penelitian ini tercapai untuk mendapatkan kapasitor yang
sesuai dengan kondisi beban dan kaitannya dengan karakteristik aliran airnya.
Dari Percobaan I Data awal perencanaan dengan debit air 5,68 liter per detik dengan
tekanan air 0,6 kg/cm2 (setara tinggi jatuh air 6 meter) Debit air, Q = 0,00568 m3/detik = 0,2
cfs (cubic feet per second) Tinggi jatuh air setara tekanan, H = 6 m = 19.686 ft .
Percobaan II Data awal perencanaan dengan debit air 5 liter per detik dengan tinggi
jatuh air sekitar 5,8 meter Debit air, Q = 0,005 m3/detik = 0,19422 cfs (cubic feet per
second) Tinggi jatuh air setara tekanan, H = 5,8 m = 19.1 ft.
Dari eksperimennya efisiensi total maksimum dengan output kualitas listrik yang
diinginkan dapat mencapai nilai.
BAB IV
PENUTUP
1. Penambahan beban daya lampu akan menurunkan putaran turbin, begitu pula dengan
bertambahnya nilai kapasitor juga menurunkan putaran turbin. Bertambahnya nilai kapasitor
terkait bertambah pula beban daya reaktifnya.
2. Pemberian beban lampu neon sebesar 40 Watt memberikan dampak naiknya frekuensi,
baik pada percobaan I maupun pada percobaan kedua
3. Daya optimum dan effisiensi meningkat dengan turunnya nilai kapasitor terpasang, tetapi
disisi lain terdapat kenaikan frekuensi listriknya, hal ini lebih pada kesesuaian beban dengan
suatu nilai kapasitor tertentu sehingga diperoleh suatu kualitas listrik standar.
4. Secara umum performa system pembangkit listrik pikohidro bisa optimum apabila
parameterparameter perencanaan teoritik turbin mendekati atau sesuai dengan parameter-
parameter eksperimennya.
5. Efisiensi total maksimum dengan output kualitas listrik yang diinginkan mencapai nilai
hampir 30 %
DAFTAR PUSTAKA

[3]. Engelke, et.al. 2006. An Assessment of Pico Hydro as an Option for Off-grid
Electrification in Lao PDR: case study of Thapene Village, International Jounal of
Renewable Energy, Vol 1-No. 2, July.
[4]. Haurissa J, et.al, 2012. The Cross Flow Turbine Behavior towards the Turbine Rotation
Quality, Efficiency, and Generated Power, Journal of Applied Sciences Research, 8(1): 448-
453, ISSN 1819-544X
[5]. Kamal, S & Prajitno, 2013. Evaluasi Unjuk KerjaTurbin Air Pelton terbuat dari Kayu
dan Bambu sebagai Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan untuk Pedesaan, Jurnal
MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 20, No. 2, Juli. 2013: hal. 190 – 198.
[6]. Khairul Amri, Kajian Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Sungai Air
Kule Kabupaten Saur
[7]. Kokobu. K, et.al, 2013,Guide Vane with Current Plate to Improve Efficiency of Cross
Flow Turbine, Scientific Research, Open Journal of Fluid Dynamics, 3, 28-35
[8]. Leite, V. et.al, 2012, Dealing with the Very Small: First Step of a Picohydro
Demonstration Project in an University Campus.
[9]. Mockmore, C.A, Merryfield, 1949.The Banki Water Turbine, Bulletin Series No. 25,
Oregon State College,
[10]. Vicente, S., Bludszuweit, H., 2012, Flexible Design of a pico-hydropower system for
Laos communities, Journal of Renewable Energy 44, 406-413, EL-SEVIER
[11]. Subekti RA, 2010. Survey Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Kuta
Malaka Kabupaten Aceh Besar Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Journal of
Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology, Vol.01, No.1, 2010.
[12]. Witdarko, Y, dkk, 2004. Pengaruh Variasi Pembukaan Sudu Pengarah terhadap
Efisiensi Turbin Cross Flow, Jurnal Teknosains hal 499-511, 17(3), Juli 2004.
[13]. Winardi, dkk, Pengaruh Jumlah Sudu Roda Jalan terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran
Silang, Jurnal Teknosains hal 239-251, 17(2),April 2004.
[14]. Zuliary, EA., Khomsah, A. 2014. Perencanaan Turbin Cross Flow Sudu Bambu sebagai
Pembangkit Listrik TenagaPico HidroKapasitas 200 Watt, SNTEKPAN-ITATS
LAMPIRAN
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

- 79 -

Analisa Teori :
Performa Turbin Cross Flow Sudu Bambu 5” sebagai
Penggerak Mula Generator Induksi 3 Fasa
Ali Khomsah[1], Efrita Arfah Zuliari[2] Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi
Adhi Tama Surabaya[1] Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya[2]
Email: ali.khomsah@gmail.com

Abstrak

Energi listrik merupakan kebutuhan primer bagi seluruh masyarakat, tetapi masih ada
warga daerah terpencil belum menerima listrik. Upaya untuk memenuhi energi listrik
dilakukan untuk kemandirian energi, melalui upaya untuk elektrifikasi diri. Dalam penelitian
ini, dirancang satu set alat uji picohydro mendekati kondisi nyata, berkaitan dengan kinerja
turbin tertentu. Generator 3-phase dengan output 1-fase yang digunakan dalam penelitian ini,
serangkaian kapasitor C-2C dipasang pada output generator bintang sirkuit. Dalam penelitian
ini untuk mengetahui kinerja optimal dari sistem picohydro, dua variasi seri kapasitor yang
digunakan dalam penelitian ini. Turbin crossflow dengan desain sesuai rencana, digunakan
sebagai penggerak utama. Pengujian dilakukan simulasi di mana energi kinetik air dari
pompa drive turbin, turbin energi rotary lebih lanjut akan mendorong generator. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa output daya dan efisiensi meningkat dengan menurunnya
nilai kapasitor. Kesesuaian antara variabel perencanaan turbin dan variabel eksperimen
menghasilkan kinerja yang optimal, efisiensi maksimum 29,88% dengan daya optimal 85
Watt.

Kata kunci : swa-elektrifikasi, pico hydro, sudu bambu

Abstract

Electrical energy is a primary need for the whole of community, but there are still
residents of remote areas have not received electrification. An attempt to meet the electrical
energy done to energy independence, through effort to self electrification. In this research,
designed a set of test equipment picohydro approaching real conditions, related to the
performance of specific turbine. 3-phase generator with output 1-phase is used in this study,
a series of capacitor C-2C mounted on the generator output circuit star. In this research to
determine the optimum performance of picohydro system, two variations of capacitor series
used in this study. Crossflow turbine with a design according to plan, used as prime movers.
Tests conducted simulations in which the kinetic energy of water from the pump drives the
turbine, the turbine rotary energy further will drive a generator. Result of this research
showed that the power output and efficiency increases with decreasing value of capacitor.
The suitability between turbine planning variables and experiment variables yield an
optimum performance, maximum efficiency 29.88% with the optimum power 85 Watt.
Key words : Self elektrification, pico hydro, bamboo blade

PENDAHULUAN

Sumber energi air skala kecil tentunya masih banyak terdapat di peloso-pelosok desa
di daerah pegunungan yang mempunyai sumber mata air. Sumber air tersebut masih dapat
digunakan sebagai energy pada pembangkit listrik skala pikohidro, yang masih belum
digalakkan di Indonesia. Berbeda dengan Indonesia Laos, Lao PDR (People’s Democratic
Republic), tepatnya di daerah Thapene Village dengan jumlah 50 rumah tangga listriknya
dipasok dengan pembangkit listrik pikohidro sebabnyak 21 unit [3]. Pembangunan
infrastruktur kelistrikan merupakan salah satu cara menyejahterakan masyarakat dalam
pembangunan. Pembangunan kelistrikan yang ada sampai saat ini belum bisa mencukupi
kebutuhan masyarakat terutama di desa-desa terpencil. Pembangkit listrik tenaga pico hidro
(PLTPh) merupakan suatu pembangkit listrik skala kecil yang memanfaatkan aliran air
sungai sebagai tenaga (resources) untuk menggerakan turbin, mengubah energi potensial air
menjadi kerja mekanis, memutar turbin dan generator untuk menghasilkan daya listrik skala
kecil, yaitu maksimum sebesar 5 kW, yang sama sekali tidak menggunakan bahan bakar.
Penerapan PLTPh merupakan upaya positif untuk mengurangi laju perubahan iklim global
yang sedang menjadi isu penting dewasa ini.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

- 80 -

Pembangunan PLTPh membuat masyarakat semakin giat menjaga lingkungan,


termasuk hutan demi terus tersedianya pasokan aliran sungai yang dapat dijadikan sumber
listrik untuk rumah tinggal yang terpencil, yang terdapat sumber energi air. Negara Laos
melalui LIRE (Lao Institute of Renewable Energy) telah melakukan studi kelayakan terkait
uji coba penerapan pikohidro bagi penduduk miskin di desa terpencil. Studi kelayakan
dilakukan di daerah Ban Bark, Ban Tangprang, dan Ban Tangkaad [10]. Penerapan pikohidro
perlu dicoba pula di Indonesia dan seharusnya secara sistemik ehingga dapat menunjang
pengadaan listrik di daerah daerah terpencil yang tertinggal. Turbin merupakan penggerak
mula bagi generator listrik, terdapat beberapa jenis turbin yang digunakan pada pembangkit
listrik dengan tujuan untuk memperoleh kesesuaian dengan karakteristik sumber air,
sehingga diperoleh performa yang optimum. Pada penelitian ini digunakan turbin crossflow
sudu bambu sebagai penggerak mula (prime over) yang menggerakkan generator. Pada
penelitian sebelumnya terkait dengan pikohidro yang telah dilakukan oleh [8] di Polytechnic
Institute of Braganca (IPB), pada penelitian tahap pertama ini meneliti tentang performa
generator yang akan digunakan pada instalasi pikohidro di Kampus IPB. Pada penelitian ini
Leite belum mengemukakan performa turbin penggeraknya, karena generator masih
digerakkan oleh motor listrik sebagai prime over.

MATERIAL & METODE

Pada penelitian ini turbin air crossflow yang sudah ada digunakan untuk menggerakkan
generator induksi 3 phasa, lalu diukur parameter-parameter yang diperlukan untuk
mengetahui performa outputnya. Analisa teori dilakukan untuk mengnalisa hubungan antara
dimensi turbin, energy input air, dan performa output turbin. Hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian antara aspek perencanaan dan hasil yang didapatkan.
Gambar 1. Turbin Crossflow

Pada Gambar 1. adalah turbin crossflow sudu bambu yang digunakan pada eksperimen
ini, adapun data-data turbin adalah sebagai berikut.

Data turbin crossflow: Diameter runner turbin : 5” (12,75 cm) Lebar turbin :
2,165” (5,5 cm) Diameter pipa masuk : 2,5”
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

- 81 -

Sudu : Bilah bambu Jumlah sudu : 20 bilah

Proses perencanaan turbin sebelumnya sudah dikukan oleh [9] dan [2], di mana sampai
sekarang perhitungannya digunakan dalam proses perencanaan turbin. Berikut persamaan
pada proses perencanaan turbin crossflow,

a. Kapasitas Aliran Air (debit) Pengukuran debit aliran sungai biasanya dilakukan
dengan menggunakan alat pelampung dan stop wach, pengukuran dilakukan pada titik
tertentu. Dan bisa dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
=. ……………… 1
Ket: Q = Debit Aliran (cfs) V = Kecepatan Aliran (ft/s) A = Luas Penampang (ft²)
b. Tinggi Jatuh (head) Head adalah ketinggian vertikal dimana air jatuh. Pengukuran
head agar lebih teliti seharusnya dilakukan dengan menggunakan Theodolite, tetapi dalam
penelitian ini beda ketinggian didapat dengan cara sederhana dengan menggunakan selang
air, , pengukuran dilakukan di hulu sungai mendekati sumber mata air, yang diperkirakan
merupakan lokasi bendungan, dan dilakukan pula di lokasi tertentu, yang diperkirakan
sebagai tempat instalasi mesin pembangkit (power house). Besarnya head dinyatakan dengan
satuan meter (m).

c. Turbin Cross Flow & Penentuan Daya Selain itu, dari hasil survey debit dan tinggi
jatuh air, akan direncanakan besar kapasitas pembangkitan dan jenis tubin yang akan
digunakan, sesuai dengan perencanaan yang diambil. Kapasitas daya antara 5 kW sampai 100
kW merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro. Gambar 2 menunjukkan skema
PLTMH dengan saluran airnya (canal, forebay tank, penstock). Ketinggian head, h adalah
ketinggian antara bak penenang dengan power house, yang didalamnya terdapat turbin,
generator, dan panel elektrik..

Gambar 2. Turbin Crossflow

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

- 82 -
Daya air, yang ditimbulkan oleh adanya debit dan ketinggian aliran air dapat
dirumuskan sebagai berikut: P = ρ.Q.g.h(S.I unit) ...... 2a

P = Daya air (Watt) ρ = Massa jenis air (kg/m3) Q = Debit aliran air (m3/s) g =
Grafitasi bumi (m/s3) h= ketinggian air(m)

Daya dari energy kinetic air yang dihasilkan akan digunakan untuk menggerakkan
turbin, adapun dengan beberapa pertimbangan dalam perencanaannya ini akan digunakan
turbin cross-flow, yang perencanaanya disesuaikan dengan criteria dasar turbin tersebut,
mengingat turbin tersebut banyak digunakan karena keuntungan pemakaiannya berkaitan
dengan kemudahan pembuatan dan pemasangannya.

Gambar 3. Skema turbin cross-flow

Turbin cross flow merupakan turbin aliran radial, nama lainnya turbin aliran silang
atau Banki turbine merupakan juga jenis turbin athmosphere radial flow, yaitu daerah
kerjanya pada tekanan atmosfir, sehingga akan mudah dalam perakitannya karena tidak
membutuhkan seal-seal kedap udara. Bantalan tidak mengalami kontak secara langsung
dengan air, sehingga mudah untuk diberikan pelumasan dan tidak memerlukan seal penutup.
Gambar 3 menunjukkan skema turbin aliran silang.

Gambar 4: Segitiga Kecepatan pada Blade


Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

- 83 -

Skema dasar diagram kecepatan ditunjukkan pada Gambar 4., di mana energy kinetic
air dengan kecepatan V1 atau c1 menumbuk ujung blade pada sudut , seperti terlihat pada
gambar 5. Sudut β1 adalah sudut antara kecepatan tangensial u1 dan kecepatan w1.
Daya turbin, merupakan daya keluaran turbin yang besarnya dapat dirumuskan melalui
persamaan sebagai berikut,

hp =(Q.H.e)/8,8 (British unit) 2b


e = (2 )(1+)(− ) .. 3
pada kondisi efisiensi maksimum,
= 12 cos ……………….. 4 emax= 12 (1+) ………… 5 e = efisiensi maksimum
keseluruhan turbin =efisiensi nozel = v2/v1, koefisien empiris, besarnya sekitar 0,98
Debit aliran air, Q = (C so L/144)(2gH)1/2…… 6 = C(kD1L/144)
(2gH)1/2

Diameter runner, panjang runner dan Lebar rim, dapatdiperoleh melalui persamaan
sebagai berikut =
…………… 7 Dengan mengambil asumsi harga .=16o dan β1=30o, maka akan
didapatkan harga diameter runner dan perbandingan harga jari-jari runner,
D1 = 862H1/2/N .......... 8
L = 144 Q N/(862 H1/2 C k (2gH)1/2) ..... 9
=0,667 ………… 10
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

- 84 -

Gambar 5. Jari-jari sudut turbin

Sehingga besar lebar rim ,

a = 0,17 D1 ………….. 11

Pada Gambar 5. Terlihat skema jari-jari sudu turbin, dari gambar tersebut dapat
diperlihatkan besar jari-jari sudu dan lebar rim, a.

Jari-jari Blade Radius curvatureatau jari-jari dari blade seperti terlihat pada gambar 6.
didapat dari persamaan sebagai berikut,

ρ = 0,366r1 …………… 12
Kecepatan spesifik, Ns Kecepatan spesifik, yang besarnya berkisar antara 2 sampai 16
untuk turbin cross flow, menurut Mockmore,hasil eksperimen yang dilakukan menunjukkan
bahwa, efisiensi maksimum terjadi pada harga = 14. Besarnya harga kecepatan spesifik
dinyatakan sebagai,
=√ …………………….. 13 Ns = Kecepatan specific N = Putaran turbin (rpm)
P = Daya air (hp) H = Tinggi elevasi (ft)

Solidity Solidity didefinisikan sebagai rasio yang terjadi antara jumlah panjang chord
total pada blade dengan keliling turbin.  σ=
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

- 85 -

di mana B, c dan R masing-masing merupakan jumlah blade, panjang chord dari blade
dan radius turbin.

Gambar 6. Daerah penerimaan desain turbin

Pada Gambar 6 menunjukkan daerah penerimaan disain turbin, terkait dengan jumlah
sudu Z dan rasio diameter dalam dan diameter luar runner turbin.

Pengujian Turbin Rangkaian pengujian seperti terlihat pada gambar di bawah,


rangkaian simulasi peralatan utama pengujian terdiri atas 1.Pompa, yang berfungsi untuk
mengalirkan air penggerak turbin 2.Turbin Crossflow, berfungsi mengubah energy kinetik air
menjadi energy putar mekanis, sebagai penggerak generator 3.Generator, berfungsi sebagai
pembangkit listrik setelah mendapat energy putar generator 4. Beban listrik, berupa lampu
energy saving, pijar, dan neon, yang berguna untuk mengetahui berapa besar daya yang bias
dibangkitkan oleh turbin-generator. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh [14]
menggunakan generator induksi 1 fase, sedangkan pada penelitian ini menggunakan
generator induksi 3 fase dengan output satu fase, yang terhubung bintang dengan rangkaian
kapasitor C-2C. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendapatkan kapasitor yang sesuai
dengan kondisi beban dan kaitannya dengan karakteristik aliran airnya.

Gambar 7. Set up pengujian


Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

- 86 -

Gambar 8. Proses Pengujian


HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Kapasitor 7,5 µF – 15 µF
No Beban (watt)
Tegangan (volt)
rpm (Generator)
Rpm (Turbin)
Tekanan (kg/cm2) Debit Frek. (Hz)
Daya Air (watt) Keterangan 1 5 286 960 636 0.6 5,68 47,6 334.43 Pijar 5 W 2 10 275
950 640 0.6 5,68 47,2 334.43 Pijar 5 W 3 25 249 936 639 0.6 5,68 46,3 334.43 Pijar 5 W 4
65 206 1009 662 0.6 5,68 49,8 334.43 Pijar 5 W, neon 40W Terlihat pada Tabel 1., dengan
bertambahnya beban akan menurunkan tegangan, maksimum beban 65W. Putaran turbin
berkisar antara 636 rpm sampai 662 rpm.

Tabel 2. Kapasitor 5 µF – 10 µF
No Beban (watt)
Tegangan (volt)
rpm (Generator)
Rpm (Turbin)
Tekanan (kg/cm2) Debit Frek. (Hz)
Daya Air (watt) Keterangan 1 0 353 - - 0.58 5 284.49 2 5 314 1150 728 0.58 5 57
284.49 Pijar 5 W 3 10 300 1142 722 0.58 5 56.9 284.49 Pijar 5 W 4 25 270 1127 713 0.58 5
55.8 284.49 Pijar 5 W 5 65 210 1228 755 0.58 5 60 284.49 Pijar 5 W, neon 40W 6 70 193
1203 752 0.58 5 59 284.49 Pijar 10 W, neon 40W 7 80 200 1215 754 0.58 5 59 284.49 Pijar
25 W, neon 40W 8 85 195 1208 745 0.58 5 59.3 284.49 Pijar25 W, neon 40W Terlihat pada
Tabel 2., dengan bertambahnya beban akan menurunkan tegangan, maksimum beban 85W.
Putaran turbin berkisar antara 725 rpm sampai 755 rpm. ANALISA TURBIN Percobaan I
Data awal perencanaan dengan debit air 5,68 liter per detik dengan tekanan air 0,6 kg/cm2
(setara tinggi jatuh air 6 meter) Debit air, Q = 0,00568 m3/detik = 0,2 cfs (cubic feet per
second) Tinggi jatuh air setara tekanan, H = 6 m = 19.686 ft

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

- 87 -
Tabel 3. Perbandingan Teoritik & Eksperimen untuk Nilai kapasitor 7,5 µF – 15 µF
Perbandingan Diameter Runner (inchi) Lebar Runner (inchi) Putaran turbin (rpm) Daya air
(Watt) Effisiensi total (%) Daya maksimum Teoritik 5 1,904 765 334,43 31,5 105,34
Eksperimen 5 2,165 645 334,43 19,4 65 Dari tabel di atas terdapat perbedaan hasil
perencanaan teoritik dengan hasil eksperimen, output daya listrik tidak mencapai otput
perencanaan. Percobaan II Data awal perencanaan dengan debit air 5 liter per detik dengan
tinggi jatuh air sekitar 5,8 meter Debit air, Q = 0,005 m3/detik = 0,19422 cfs (cubic feet per
second) Tinggi jatuh air setara tekanan, H = 5,8 m = 19.1 ft

Tabel 4. Perbandingan Teoritik & Eksperimen untuk Nilai kapasitor 5 µF – 10 µF


Perbandingan Diameter Runner (inchi) Lebar Runner (inchi) Putaran turbin (rpm) Daya air
(Watt) Effisiensi total (%)
Daya maksimum
Teoritik 5 1,904 752 284,49 31,5 89,61 Eksperimen 5 2,165 738 284,49 29,88 85

Seperti yang sudah dilakukan oleh [1] yang melakukan uji coba simulasi turbin skala
picohydro didapatkan total efisiensi 30%, dalam penelitian ini efisiensi total yang didapat
sekitar 29,88%.

KESIMPULAN

1. Penambahan beban daya lampu akan menurunkan putaran turbin, begitu pula dengan
bertambahnya nilai kapasitor juga menurunkan putaran turbin. Bertambahnya nilai kapasitor
terkait bertambah pula beban daya reaktifnya. 2. Pemberian beban lampu neon sebesar 40
Watt memberikan dampak naiknya frekuensi, baik pada percobaan I maupun pada percobaan
kedua 3. Daya optimum dan effisiensi meningkat dengan turunnya nilai kapasitor terpasang,
tetapi disisi lain terdapat kenaikan frekuensi listriknya, hal ini lebih pada kesesuaian beban
dengan suatu nilai kapasitor tertentu sehingga diperoleh suatu kualitas listrik standar. 4.
Secara umum performa system pembangkit listrik pikohidro bisa optimum apabila
parameterparameter perencanaan teoritik turbin mendekati atau sesuai dengan parameter-
parameter eksperimennya. 5. Efisiensi total maksimum dengan output kualitas listrik yang
diinginkan mencapai nilai hampir 30 %

Ucapan Terimakasih Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari penelitian Hibah
Bersaing dengan judul terkait yang dibiayai oleh Dikti pada tahun 2015, dan kami
mengucapkan rasa terimakasih yang mendalam atas bantuan dana penelitian tersebut.
Semoga penelitian ini dapat berlanjut pada tahun ke 3, sehingga citacita untuk merealisasikan
swa-elektrifikasi di daerah terpencil dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Bryan, Yan, et.al. 2012. Performance evaluation of cross-flow turbine for low
head application, Word Renewable Energi Congress, Sweden [2]. Durali, M. 1974. Design
of Small Water Turbines for Farms and Small Communities, Arya Mehr University-Tehran.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

- 88 -
[3]. Engelke, et.al. 2006. An Assessment of Pico Hydro as an Option for Off-grid
Electrification in Lao PDR: case study of Thapene Village, International Jounal of
Renewable Energy, Vol 1-No. 2, July. [4]. Haurissa J, et.al, 2012. The Cross Flow Turbine
Behavior towards the Turbine Rotation Quality, Efficiency, and Generated Power, Journal of
Applied Sciences Research, 8(1): 448-453, ISSN 1819-544X [5]. Kamal, S & Prajitno, 2013.
Evaluasi Unjuk KerjaTurbin Air Pelton terbuat dari Kayu dan Bambu sebagai Pembangkit
Listrik Ramah Lingkungan untuk Pedesaan, Jurnal MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol.
20, No. 2, Juli. 2013: hal. 190 – 198. [6]. Khairul Amri, Kajian Potensi Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro di Sungai Air Kule Kabupaten Saur [7]. Kokobu. K, et.al, 2013,Guide
Vane with Current Plate to Improve Efficiency of Cross Flow Turbine, Scientific Research,
Open Journal of Fluid Dynamics, 3, 28-35 [8]. Leite, V. et.al, 2012, Dealing with the Very
Small: First Step of a Picohydro Demonstration Project in an University Campus. [9].
Mockmore, C.A, Merryfield, 1949.The Banki Water Turbine, Bulletin Series No. 25, Oregon
State College, [10]. Vicente, S., Bludszuweit, H., 2012, Flexible Design of a pico-
hydropower system for Laos communities, Journal of Renewable Energy 44, 406-413, EL-
SEVIER [11]. Subekti RA, 2010. Survey Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di
Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Journal of
Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology, Vol.01, No.1, 2010. [12].
Witdarko, Y, dkk, 2004. Pengaruh Variasi Pembukaan Sudu Pengarah terhadap Efisiensi
Turbin Cross Flow, Jurnal Teknosains hal 499-511, 17(3), Juli 2004. [13]. Winardi, dkk,
Pengaruh Jumlah Sudu Roda Jalan terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran Silang, Jurnal
Teknosains hal 239-251, 17(2),April 2004. [14]. Zuliary, EA., Khomsah, A. 2014.
Perencanaan Turbin Cross Flow Sudu Bambu sebagai Pembangkit Listrik TenagaPico
HidroKapasitas 200 Watt, SNTEKPAN-ITATS
Pemanfaatan Turbin Ventilator sebagai Pembangkit Listrik
Alternatif
Aris Suryadi1), Purwandito Tulus Asmoro2), Roja Raihan3)

1,2,3)Politeknik Enjinering Indorama, Purwakarta, Telp. +62-264-202312 Fax. +62-


264-202318 Mobile. 08197508012 Website: www.pei.ac.id, E-mail: aris.suryadi@pei.ac.id
SINTA ID : 5999057 ORCID : 0000-0002-0742-8347

Abstrak Indonesia sedang giatnya mengembangkan potensi energi terbarukan sebagai


pengganti cadangan energi fosil yang menipis. Energi angin merupakan energi yang bersih
tanpa mencemari lingkungan. Energi angin di Indonesia sangat berpotensi besar, tetapi masih
kurang maksimal untuk pemanfaatannya. Salah satu bentuk energi alternatif yang dapat
dimanfaatkan sebagai energi mekanik oleh turbin angin untuk mengubah menjadi energi
listrik oleh generator dc. Ventilator yang beroperasi selama 24 jam berfungsi mengisap udara
dan, terletak diatap gudang, gedung olahraga.. Pemanfaatan angin agar menjadi energi listrik,
dirancang dari penggunaan turbin ventilator sebagai media pengubah angin menjadi energi
gerak, dimana pergerakan turbin diteruskan oleh perbandingan pulley dan v-belt ke
generator, generator inilah yang menghasilkan energi listrik. Penelitian ini menguji seberapa
besar energi listrik yang dihasilkan pada perbedaan kecepatan angin mulai dari 3 hingga 5,4
m/s. Dari pengujian yang dilakukan, putaran generator, dan tegangan terendah terdapat pada
kecepatan angin 3 m/s yaitu sebesar 3,6 V. sedangkan putaran generator, dan tegangan yang
tertinggi didapatkan jika kecepatan angin adalah 5,4 m/s yaitu sebesar 10,3 V.

Kata kunci: energi angin, generator dc, turbin ventilator.

Abstract

Indonesia is actively developing the potential for renewable energy as a substitute for
depleting fossil energy reserves. Wind energy is clean energy without polluting the
environment. Wind energy in Indonesia has great potential, but it is still not optimal enough
for its utilization. One form of alternative energy that can be utilized as mechanical energy by
wind turbines to convert into electrical energy by dc generators. Ventilators that operate for
24 hours function to suck air and, located on the roof of a warehouse, sports hall .. Utilization
of wind to become electrical energy, is designed from the use of a ventilator turbine as a
medium to convert wind into motion energy, where the movement of the turbine is continued
by pulley and v-belt comparisons to the generator, this generator produces electricity. This
research examines how much electrical energy is produced at different wind speeds ranging
from 3 to 5.4 m/s. From the tests conducted, the generator rotation, and the lowest voltage is
at wind speed of 3 m/s which is 3.6 V. while the generator speed and the highest voltage is
obtained if the wind speed is 5.4 m/s which is 10.3 V.
Key word: dc generator, turbine ventilator, wind energy.

1 PENDAHULUAN

Kebutuhan akan energi di dunia pada umumnya dan Indonesia khususnya terus
meningkat karena, pertumbuhan ekonomi dan konsumsi energi akibat pertambahan
penduduk. Angin merupakan salah satu sumber daya alam berpotensi sebagai energi
alternatif dan ramah lingkungan serta bersifat terbarukan sehingga peluang besar untuk
pengembangan [1], [2]. Untuk mengubah energi kinetik pada angin menjadi energi listrik
diperlukan turbin angin. Dengan memanfaatkan energi angin tersebut sebagai penggerak
pada turbin ventilasi yang sering digunakan
dan terletak di atap bangunan yang berfungsi sebagai ventilasi bangunan perumahan
dan industri [2], [3].

2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Konversi Energi Angin Merupakan suatu sistem
yang bertujuan untuk mengubah energi angin menjadi energi mekanik poros oleh rotor yang
diubah oleh generator menjadi energi listrik. Besarnya energi yang dapat diubah ke rotor
tergantung pada kecepatn angin, luas area, dan kerapatan udara [3]. Energi kinetik angin
yang berhembus dalam satuan waktu adalah:

Aris Suryadi, Purwandito Tulus Asmoro, Roja Raihan E-16

Copyright © 2019 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA


ke - 4, Vol. 4, 2019 DOI : 10.22236/teknoka.v%vi%i.4124 ISSN No. 2502-8782
Pw =
 Av3 (1) Keterangan : Pw : Daya angin (W) v : Kecepatan angin (m/s) A :
Luas penampang (m2)  : Kerapatan udara (1.1726 kg/m3 ) 2.2 Turbin Ventilator
Merupakan alat yang berfungsi mensirkulasikan udara di dalam ruangan seperti roof fan.
Berbeda halnya dengan kipas angin seperti exhaust fan yang memerlukan daya listrik
sedangkan turbin ventilator digerakkan oleh hembusan angin [4].

Gambar 1 Turbin ventilator[4] 2.3. Prinsip Kerja Turbin Ventilator Hembusan angin
yang lemah sekalipun atau angin kecepatan tinggi dapat memutarkan sirip sehingga udara
dalam ruangan dapat keluar. Hal ini terlihat pada Gambar 2. Turbin ventilator yang terpasang
dengan hembusan angin di lingkungannya mampu mengeluarkan udara panas dari dalam
ruangan serta mampu mengalir naik dan menekan keluar melalui sirip-sirip [5].
Gambar 2 Prinsip kerja turbin ventilator[5]
2.4. Generator DC sebagai pembangkit listrik Merupakan mesin listrik yang mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik serta menghasilkan arus DC. Generator DC hanya
memiliki satu cincin yang terbelah ditengahnya dan dinamakan komutator [6]-[8]. Adapun
bentuk fisik dari generator DC untuk pembangkitan listrik diperlihatkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Generator DC Pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber


energi untuk menghasilkan energi listrik. Untuk menentukan turbin angin atau kapasitas
turbin yang akan digunakan untuk pemilihan pembangkit dinyatakan dengan persamaan: P
= Ptpem x (100 / ) (2) Dimana: P = kapasitas turbin Ptpem = kapasitas turbin pemasok
x = efisiensi kecepatan angin

Sedangkan efisiensi kecepatan angin sebagai berikut: x = (𝑟erata 𝑘𝑒𝑐. 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 /𝑘𝑒𝑐.
𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑚𝑎𝑘s)x100% (3) 2.4 Charger Controller (CC) Merupakan komponen elektronik
yang digunakan untuk mengatur arus searah serta mengatur tegangan yang masuk menuju
accumulator agar tegangan tetap stabil dengan tujuan tidak terjadi over charging atau over
voltage. CC dikategorikan baik jika mampu mendeteksi kapasitas accumulator, apabila
kapasitas accumulator terisi penuh maka secara otomatis pengisian pada accumulator dari
panel akan diputus.

Aris Suryadi, Purwandito Tulus Asmoro, Roja Raihan E-17


Copyright © 2019 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA
ke - 4, Vol. 4, 2019 DOI : 10.22236/teknoka.v%vi%i.4124 ISSN No. 2502-8782

Gambar 4 Charger Controller (SCC)


2.5 Accumulator Merupakan komponen yang berfungsi penyimpan energi listrik dan
dapat diisi (charge). Pengisian ini menggunakan rangkaian rectifier (charging) berfungsi
mengubah arus AC menjadi DC serta tegangan keluaran disesuaikan pada accumulator serta
besarnya arus dan tegangan pada pengisian sangat menentukan kondisinya [9].

Gambar 5 Accumolator [9]


3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Merupakan tahapan yang
dimulai dengan mempelajari literatur dan dilanjutkan dengan survei untuk dua lokasi yang
berbeda yakni lokasi di depan gedung laboratorium Prodi Teknologi Listrik, dan lokasi ke
dua di daerah taman dekat gedung Vocational Training Center, Politeknik Enjinering
Indorama serta melakukan pengukuran kecepatan angin yang ada. Tahap kedua adalah
memilih ventilator dan merancang dudukannya, menentukan kebutuhan rangkaian
pengendali, inverter dan pemilihan accumulator. Tahap ke tiga melakukan evaluasi
rancangan sistem selanjutnya tahap keempat melakukan pengukuran dan uji coba kelayakan
perangkat apakah sudah sesuai dengan perancangan dan menghasilkan daya yang
direncanakan.
Perakitan alat yang terealisasikan selanjutnya dilakukan pengujian pada alat tersebut,
apabila alat mengalami kendala dengan rencana awal maka dilakukan perbaikan pada titik
yang menjadi kendala dengan mengulang proses perakitan alat. Sedangkan apabila alat telah
sesuai dengan rencana dan tidak ada kendala, maka dilakukan proses pengambilan data
pengukuran kecepatan angin putaran rotor, arus, tegangan serta fungsi kenerja alat. Setelah
pengambilan data pengukuran selanjutnya melakukan analisa data dan serta membuat
simpulan dari hasil analisa. Adapun alur metode penelitian tersebut diperlihatkan pada
Gambar 6.

Gambar 6 Alur Metode Penelitian 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Lamanya
penelitian yang telah dilakukan dalam waktu 5 bulan, dimulai dari penandatangan kontrak
penelitian. Lokasi penelitian untuk menguji alat yang telah dilakukan pada dua lokasi yaitu di
depan gedung laboratorium (lokasi A), Prodi Teknologi Listrik dan di depan gedung
Vocational Training Center (lokasi B), Politeknik Enjinering Indorama.

Aris Suryadi, Purwandito Tulus Asmoro, Roja Raihan E-18

Copyright © 2019 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA


ke - 4, Vol. 4, 2019 DOI : 10.22236/teknoka.v%vi%i.4124 ISSN No. 2502-8782

Gambar 7 Lokasi pengukuran angin di Politeknik Enjinering Indorama


( 107O25’06,0” Bujur Timur dan 6O33’12,1” Lintang Selatan ) 4 HASIL DAN
PEMBAHASAN Dari hasil survei dua lokasi tersebut, lokasi B yang merupakan kondisi
angin yang mempunyai potensi angin untuk pembangkitan listrik. Setelah menentukan
potensi angin pada lokasi B maka didapatkan hasil pengukuran untuk pengujian tanpa beban
seperti terlihat pada Tabel 1 seperti dibawah ini.

Tabel 1 Pengukuran tanpa beban di lokasi B


Selanjutnya dilakukan pengujian berbeban dengan potensi angin pada lokasi B maka
didapatkan hasil pengukuran untuk pengujian berbeban terlihat pada tabel 2 seperti dibawah
ini.

Tabel 2 Pengukuran Berbeban di lokasi B

Untuk lebih jelasnya disajikan grafik seperti pada gambar di bawah ini. Pada gambar 8
merupakan grafik kecepatan angin pada pengujian tanpa beban terhadap putaran generator,
tegangan, dan arus yang dihasilkan. Untuk tegangan dengan tanpa beban diindikasikan
berwarna biru sedangkan dengan adanya beban berwarna kecoklatan. Terlihat bahwa
semakin rendah kecepatan angin maka tegangan yang hasilkan akan semakin kecil untuk
keadaan tanpa berbeban.
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Pengujian Tanpa Beban
Pengujian Tanpa Beban Put. Gen. (rpm) Pengujian Tanpa Beban Arus (mA)
Pengujian Tanpa Beban Teg. (V)
Pengujian Tanpa Beban Kec. Angin (m/s)

Gambar 8 Pengujian tanpa beban

Selanjutnya pada Gambar 9 merupakan grafik untuk putaran generator yang dihasilkan
dalam kondisi berbeban diindikasikan berwarna biru sedangkan dengan adanya beban
(accumulator) berwarna hijau
Pengujian Tanpa Beban
Ukur ke-
Kec. Angin
Teg. Arus
Put. Gen. (m/s) (V) (mA) (rpm) 1 5,3 10,4 0 159 2 5,3 10,3 0 157 3 5,3 8,6 0 147
4 5 8,6 0 133 5 4,9 8,5 0 128 6 4,8 4,9 0 113 7 3,5 4,8 0 90 8 3,4 4,7 0 77 9 3,4 4,2 0 74 10 3
3,6 0 70 Rata" 4,39 6,86 0 115
Pengujian Berbeban
Ukur ke-
Kec. Angin
Teg. Arus
Put. Gen.
(m/s) (V) (mA) (rpm) 1 5,4 9,7 1,1 159 2 5,1 9,2 1,1 148 3 5,1 9,1 1 145 4 4,1 7
0,8 110 5 3,8 5,9 0,6 104 6 3,8 5,3 0,6 101 7 3,7 4,3 0,5 95 8 3,5 4 0,4 59 9 3,3 3,4 0,3 53 10
3,3 2,4 0,2 49 Rata" 4,11 6,03 0,66 102,3
Lokasi A
Lokasi B

Aris Suryadi, Purwandito Tulus Asmoro, Roja Raihan E-19

Copyright © 2019 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA


ke - 4, Vol. 4, 2019 DOI : 10.22236/teknoka.v%vi%i.4124 ISSN No. 2502-8782
muda. Terlihat bahwa semakin rendah kecepatan angin yang dihasilkan maka semakin
kecil untuk keadaan berbeban.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Pengujian Berbeban
Pengujian Berbeban Kec. Angin (m/s) Pengujian Berbeban Teg. (V)
Pengujian Berbeban Arus (mA)
Pengujian Berbeban Put. Gen. (rpm)
Gambar 9 Pengujian berbeban
Adapun Gambar 10 merupakan ventilator sebagai pembangkit listrik yang telah diuji
pada lokasi yang berbeda, namun untuk kelayakan pembangkitan listrik didapatkan lokasi B
yang memungkinkan menghasilkan pembangkitan listrik yang optimal.

Gambar 10 Ventilator sebagai pembangkit listrik

5 SIMPULAN Pemanfaatan turbin ventilator sebagai pembangkit listrik alternatif


mampu untuk menghasilkan pembangkitan listrik pada lokasi pengujian di depan gedung
Vocational Training Center. Adapun pengaruh kecepatan angin terhadap tegangan dan arus
yang dihasilkan generator, dimana pada kecepatan angin
terendah 3,3 m/s menghasilkan tegangan 2,4 V dan arus 0,2 mA serta pada kecepatan
angin tertinggi 5,4 m/s menghasilkan tegangan sebesar 9,7 V dan arus 1,1 mA dalam
keadaan berbeban.

KEPUSTAKAAN

[1] EK, Laksanawati. 2018. “Analisa Pemanfaatan Turbin Ventilator sebagai sumber
listrik skala rumah tangga dengan kapasitas 900 W”, Tugas Akhir, Program Studi Teknik
Mesin, Universitas Muhammadiyah Tangerang. [2] Kurniadi, Fauzi. 2016. “Pembuatan
Turbin Ventilator”, Tugas Akhir, Program Studi Teknik Elektro, Politeknik Negeri Padang.
[3] Vivi Nur Huda Lyjamil. 2929. “Pemanfaatan Turbin Ventilator sebagai sumber tenaga
listrik”,. Skripsi, Departemen Fisika, Institut Pertanian Bogor. [4] Padmika, Made. 2017.
“Perancangan pembangkit listrik tenaga angin dengan turbin ventilator sebagai penggerak
generator”, Buletin Fisika. Universitas Udayana. 2017: 18 (2): 68-73
https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinfisika/artic le/view/34503 [5] Ismail, M. and Abdul
Rahman, A.M. (2012) Rooftop Turbine Ventilator: A Review and Update. Journal of
Sustainable Development. 5(5): 121-131. (EBSCO & ERA Indexed)
http://www.ccsenet.org/journal/index.php/jsd/arti cle/view/14942 [6] Jenny Delly, Wely
Likupadang. 2012. “Pemanfaatan Cyclone Turbine Ventilator sebagai Sumber Tenaga Listrik
untuk Penerangan Lampu Rumah. 2012 : 4 (1) :
http://ojs.uho.ac.id/index.php/dinamika/article/vi ew/299 [7] Yogasmara, Qorianjaya. 2017.
“Perancangan Pulley dan Sabuk pada Mesin Mixer Garam Bleng”. Tugas Akhir, Program
Studi Teknik Mesin, Universitas Sebelas Maret. [8] Surya, Andika. 2013. “Makalah
Generator DC”, Tugas Akhir, Program Studi Teknik Elektro. Universitas Lampung [9]
Setiono Iman, 2015. Akumulator Pemakaian dan Perawatannya. Jurnal METANA.
2015:11(1): 31-36. http://ejournal.undip.ac.id/index.php/metana/artic le/view/12579
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
ANGIN DENGAN TURBIN VENTILATOR SEBAGAI
PENGGERAK GENERATOR
Made Padmika1, I Made Satriya Wibawa1, Ni Luh Putu Trisnawati1
1Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali Indonesia 80361 *Email:
deknoppaper@gmail.com

Abstrak Telah dibuat prototype pembangkit listrik tenaga angin dengan menggunakan
turbin ventilator sebagai penggerak generator. Pembangkit listrik ini memanfaatkan
kecepatan angin sebagai penggeraknya. Listrik yang dihasilkan berupa tegangan DC antara 0
volt sampai dengan 7,46 volt. Output dari generator diolah dengan menggunakan modil
MT3608. Modul MT3608 digunakan untuk menstabilkan dan menaikkan tegangan yang
dipasang di input dan output dari rangkaian charging. Untuk pengujian alat, kecepatan angin
yang dipakai dari kecepatan angin 0 m/s sampai dengan 6 m/s. Keluaran maksimal alat ini
dengan kecepatan angin 6 m/s adalah 7,46 volt.

Kata Kunci: angin, turbin ventilator, listrik.

Abstrack A prototype of a wind power plant had been created using a ventilator as a
generator spiner. This power plant utilizes wind speed as its propulsion. Electricity generated
in the DC voltage form between 0 volts up to 7.46 volts. The MT3608 module is used to
stabilize and raise the voltage installed in the input and output of the charging circuit. For
instrument testing, the wind speed on 0 m/s up to 6 m/s interval used. Maximum output of
this tool with a wind speed of 6 m/s is 7.46 volts.

Keywords: wind, ventilator turbine, electricity.

I. PENDAHULUAN Krisis penyediaan listrik dibeberapa daerah mengakibatkan efek


tidak menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebab pertumbuhan ekonomi
masyarakan menyebabkan permintaan akan tenaga listrik meningkat pula. Untuk mengatasi
hal tersebut, pemerintah berupaya membuat pembangkit listrik alternatif memanfaatkan
sumber daya yang bisa diperbaharui seperti angin, cahaya matahari dan lain-lain [1].
Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) pernah melakukan survei energi
angin di dua puluh daerah di Indonesia. Kecepatan rata-rata angin di Indonesia pertahun
sekitar 2 sampai 6 m/s. Beberapa daerah di Indonesia bagian timur memiliki kecepatan angin
rata-rata 5 m/s. Angin merupakan energi yang dapat diperbaharui karena ketersediaannya
tidak terbatas di alam. Tidak seperti batu bara dan minyak bumi yang ketersediaannya
terbatas.
Angin pada dasarnya dibangkitkan dengan menggunakan kincir angin. Cara ini telah
dikenal sejak beberapa abad yang lalu seperti di Belanda yang dikenal sebagai negara kincir
angin. Pembangkit listrik yang menggunakan energi tidak terbaharukan seperti minyak bumi
atau batu bara banyak digunakan diberbagai belahan negara untuk memproduksi listrik dalam
skala besar. Namun karena merupakan energi yang tak terbarukan maka seiring berjalannya
waktu sumber tersebut akan berkurang dan pada waktunya akan habis. Oleh karena itu,
diperlukan pembangkit listrik energi alternatif seperti energi angin untuk menggantikan
energi fosil yang semakin berkurang. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan energi angin
penulis telah membuat prototipe perancangan pembangkit listrik tenaga angin dengan turbin
ventilator sebagai penggerak generator.
Perancangan Pembangkit Listrik ………… (Made Padmika, dkk.)
69

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Turbin Ventilator Turbin ventilator merupakan turbin angin dengan sumbu putar
vertikal yang memiliki fungsi sebagai turbin angin dan juga kipas hisap. Turbin ventilator
menggunakan energi angin sebagai pengganti kipas ventilasi bertenaga listrik [2]. Gambar 1
adalah gambar turbin ventilator.

Gambar 1. Turbin ventilator.


2.2. Generator Generator merupakan salah satu alat atau perangkat mesin yang
menghasilkan energi listrik dari sumber energi mekanik atau gerak melalui proses induksi
elektromagnetik [3]. Generator ada 2 jenis yaitu generator AC dan generator DC. Generator
AC adalah generator yang menghasilkan listrik dengan tegangan bolakbalik, dan Generator
DC adalah generator yang menghasilkan listrik searah.

2.3. Aki Accumulator atau sering disebut dengan aki merupakan salah satu komponen
yang ada pada kendaraan bermotor seperti mobil dan motor. Yogopranoto, (2012)
menjelaskan bahwa aki mengubah energi kimia dan menjadikannya energi listrik.
Berdasarkan elemen yang digunakan untuk aki, dapat dibedakan menjadi dua yaitu dengan
bahan berupa larutan atau cairn yang biasa disebut aki basah, dan ada yang berupa plat yang
biasa disebut aki kering [4]. Gambar 2 adalah gambar sel aki.

Gambar 2. Sel Aki.

2.4. Baterai Charging Rangkaian yang digunakan untuk melakukan proses Battery
Charging disebut Charger, yaitu alat yang bisa memberikan muatan terhadap suatu
komponen yang dapat menyimpan muatan listrik. Battery charging beroperasi pada sistem
arus konstan atau potensial konstan.
2.5. Roda Gigi Fungsi roda gigi yaitu untuk mentransmisikan atau menyalurkan daya
besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya , sehingga penerusan
daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkait dan bersentuhan [5].
III. METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah kapasitor 4700 uF /25 V, Led hijau dan led merah, resistor 1 kΩ, trimpot
1 kΩ, diode 1N4007, relay 6 V, IC 7808, saklar, aki 12 volt dengan merek Yuasa, diode
Zener, IC LM324, transistor BC548, turbin ventilator yang dimodifikasi, generator DC yang
dapat menghasilkan listrik, inverter, solder, timah, pinset, gunting kuku, anemometer digital,
kabel.
Buletin Fisika Vol xxx No. x August 20xx: …. - ….
70

3.2. Diagram Blok Alat Diagram blok dari pembangkit listrik tenaga angin dengan
turbin ventilator dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagram blok alat. Pada perancangan ini terdapat 3 alat utama guna
menghasilkan listrik diantaranya turbin ventilator, dinamo, dan rangkaian charger yang
digunakan untuk mengisi sebuah aki 12 volt. 3.3. Rangkaian Charger Rangkaian charger
digunakan utuk melakukan proses charging baterai atau aki dengan aman, sehingga tidak
akan merusak sel baterai atau aki ketika aki telah penuh. Skema dari rangkaian charger
diperlihatkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Rangkaian Charger.


Rangkaian charger ini berfungsi untuk menghentikan proses charging secara otomatis
ketika baterai atau aki sudah terisi penuh. Diagram alur dari proses charging ini diperlihatkan
pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram alur rangkaian charging.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah alat pembangkit listrik tenaga angin dengan turbin ventilator sebagai penggerak
generator seperti ditunjukkan Gambar 7.

Gambar 7. Prototype pembangkit listrik tenaga angin dengan turbin ventilator.


Penjelasan singkat dari fungsi masingmasing bagian pokok alat pembangkit listrik
tenaga angin dengan turbin ventilator
Perancangan Pembangkit Listrik ………… (Made Padmika, dkk.)
71

sebagai penggerak generator ditunjukan pada Gambar 7 yaitu sebagai berikut. 1. Turbin
Ventilator 1a. Generator 2a. Rangkaian Charging 2b. Step up DC to DC 3. Aki 12 volt 4.
Inverter DC to AC 5. Transformator 6. Output 4.2. Pembahasan Turbin ventilator dapat
berputar karena faktor kecepatan angin dan perbedaan tekanan udara. Hembusan angin yang
mengenai sirip dari turbin ventilator dapat mengakibatkan berputarnya turbin ventilator.
Pengkombinasian jumlah roda gigi pada turbin ventilator dengan yang ada pada ujung
generator diperlukan untuk mendapatkan jumlah putaran yang berkali lipat lebih banyak
antara putaran generator dengan putaran turbin ventilator. Perbandingan roda gigi yang
dipakai didalam turbin dengan roda gigi pada generator adalah 125 berbanding dengan 10.
Generator mengubah energi mekanik
ke energi listrik atau dalam hal ini menghasilkan tegangan listrik DC. Tegangan yang
dihasilkan generator tidak stabil, hal ini karenakan putaran generator yang tidak stabil akibat
dari bentuk tudung turbin yang tidak bulat sempurna. Untuk menstabilkan keluaran dari
generator, digunakan modul MT3608 yang dapat menstabilkan tegangan menjadi maksimal
28 volt dengan tegangan input minimal 2 volt. Tegangan yang sudah stabil selanjutnya akan
menjadi input untuk rangkaian charging. Rangkaian charging pada alat ini menggunakan
relay yang fungsinya adalah sebagai saklar otomatis. Setelah melewati rangkaian charging,
selanjutnya listrik disimpan dalam aki. 4.3. Data Pengukuran Tegangan dan Arus Pengukuran
tegangan dan arus rangkaian ini menggunakan kipas angin sebagai penghasil sumber angin,
anemometer digital sebagai alat ukur kecepatan anginnya, dan avometer untuk mengukur
tegangan dan arus yang dihasilkan oleh generator. Berikut data kecepatan angin.

Tabel 1. Kecepatan angin dengan tegangan diberi beban (resistor + led)


No
Kec Angin Tegangan V pada Beban Bi (volt) Tegangan rata-rata (V) (m/s) ± 0.1 B1
B2 B3 B4 B5 1 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3 2 1,22
1,30 1,41 1,32 1,36 1,32 4 3 4,56 4,88 4,40 4,39 4,46 4,54 5 4 5,64 5,62 5,49 5,52 5,43 5.54 6
5 7,41 7,23 7,27 7,34 7,16 7,28 7 6 7,60 7,51 7,40 7,49 7,31 7,46 terhadap tegangan dan arus
menggunakan resistor 465 Ohm dan Led merah yang dihasilkan generator dengan pencarian
data masing-masing dilakukan sebanyak lima kali. Tabel 1 adalah tabel kecepatan angin
dengan tegangan yang diberi beban (resistor + led). Dari Tabel 1 dapat dibuat grafik hubugan
antara tegangan dan kecepatan angin seperti pada Gambar 8. Dari Gambar 8 terlihat antara 0
m/s sampai dengan 1 m/s tidak ada tegangan yang keluar. Hal ini terjadi karena tudung turbin
tidak berputar pada kecepatan tersebut. Generator mulai ada keluaran saat kecepatan angin
lebih dari 1 m/s dan meningkat terus sampai pada kecepatan 6 m/s. Namun saat kecepatan
angin antara 5 m/s dan 6 m/s peningkatan tegangan yang dihasilkan oleh generator menurun
dibandingkan dengan saat awal.

Buletin Fisika Vol xxx No. x August 20xx: …. - ….


72

Gambar 8. Grafik hubungan antar tegangan dan kecepatan angin.

Tabel kecepatan angin dengan arus ditampilkan pada Tabel 2. Dari Tabel 2 dapat
dibuat grafik kecepatan angin dengan arus seperti pada Gambar 9.
Tabel 2. Kecepatan angin dengan arus diberi beban (resistor + led).
No
Kec Angin Arus I dengan beban Bi (mA) Arus ata-rata (mA) (m/s) ± 0 ,1 B1 B2 B3 B4
B5 1 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3 2 0,24 0,11 0,20
0,35 0,19 0,22 4 3 47,50 48,30 45,80 47,70 46,20 47,10 5 4 64,70 63,80 62,60 63,40 62,70
63,44 6 5 86,20 84,10 85,80 87,10 87,40 86,12 7 6 134,60 127,10 126,70 120,10 124,00
126,50

Gambar 9. Grafik hubungan antara kecepatan angin dengan arus.


Dari Gambar 9, generator mulai menghasilkan arus atau arus mulai terbaca pada
Avometer saat kecepatan angin yang menghembuskan tudung turbin lebih besar dari 2 m/s.
Maksimal arus yang dihasilkan oleh generator yaitu pada kecepatan angin 6 m/s adalah 0,13
A. Data pengisian aki dengan menggunakan kecepatan angin 6 m/s dan pencatatan data
dilakukan dalam selang waktu 30 menit yang mana aki sudah memiliki tegangan awal 6,19
volt ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengisian aki.


No
Kecepatan angin (m/s)
Waktu (menit)
Tegangan (volt) 1 6 0 6,19 2 6 30 7,30 3 6 60 7,88 4 6 90 8,40 5 6 120 8,82
Dari Tabel 3 dapat dibuat grafik seperti pada Gambar 10.

Gambar 10. Grafik pengisian aki.

Grafik pengisian aki dengan kecepatan angin 6 m/s ditampilkan pada Gambar 10
Tegangan awal aki adalah 6,19 volt. Selama 120 menit proses charging,
Perancangan Pembangkit Listrik ………… (Made Padmika, dkk.)
73
tegangan aki menjadi 8,82 volt atau meningkat sejumlah 2,63 volt. Pengisian aki pada
menit-menit awal terlihat meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan menit berikutnya. Hal
ini dikarenakan aki yang sudah terisi, akan lebih sulit untuk diisi kembali. V. KESIMPULAN
Dari hasil yang diperoleh dan pembahasan yang sudah disampaikan, telah dibuat prototype
pembangkit listrik tenaga angin dengan turbin ventilator sebagai penggerak generak
generator yang mampu berputar dengan kecepatan angin minimal 2 m/s. Listrik yang
dihasilkan dengan kecepatan angin 6 m/s adalah 7,46 volt. Semakin cepat kecepatan angin
akan mengakibatkan tegangan maupun arus listrik yang dihasilkan semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA [1] Mahmudi, Wakid. Pengaruh Rasio panjang Dan Diameter
Pipa Cerobong Turbine Ventilator Terhadap Unjuk Kerja Turbine Ventilator Sebagai Mikro
Power Plant. Jurnal Teknik Mesin FTI Institut Tinggi Sepuluh November. 2010. Halaman 1 –
10.

[2] Ismail, M., Abdul Malek Abdul Rahman. Rooftop Turbine Ventilator: A Review
and Update. Penang: School of Housing, Building & Planing, Universiti Sains Malaysia.
2012.

[3] Budiman, A., dkk. Desain Generator Magnet Permanen untuk Sepeda Listrik,
Jurnal Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiah Surakarta. 2012.

[4] Yogopranoto, D., dkk. Daur Ulang Timbal (Pb) Dari Aki Bekas Dengan
Menggunakan Metode Redoks. Semarang: Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro. 2012.

[5] Chan, Yefri. Teori Dasar Roda Gigi. Jakarta Jurnal Universitas dharma Persada,
2011.

Anda mungkin juga menyukai