Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 2 (Syok Kardiogenik)

A. Pertanyaan dari Indah Lestari (kelompok 6) dijawab oleh Nur ainah Abni Abdullah
dan ditambahkan oleh Fatiha Izza Tuslamia
1. Pertanyaannya:
Mengapa oligouria dimasukkan ke dalam tanda dan gejala dari syok
kardiogenik?
2. Jawaban:
Syok kardiogenik adalah gangguan hemodinamika atau gangguan
dinamika aliran darah yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung untuk
memberikan asupan darah yang adekuat kepada jaringan untuk memenuhi
kebutuhannya. Syok kardiogenik ditandai dengan gangguan atau kerusakan
ventrikel kiri di mana gangguan atau kerusakan ventrikel kiri dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan berat pada perfusi jaringan dan
penghantaran oksigen ke jaringan sehingga terjadi hipoperfusi. Hipoperfusi
adalah kurangnya asupan nutrisi yang diperlukan oleh organ atau jaringan
tubuh. Hal ini menyebabkan terjadinya disfungsi dari organ vital, dimana kita
ketahui bahwa ginjal adalah salah satu organ vital manusia yang berfungsi
untuk menyaring darah dan mengeluarkan racun.
Menurut Contemporery Management Cardiogenic Shock: A scientific
from the American Heart Association (2017), kompensasi pada ginjal saat
terjadi hipoperfusi akan menyebabkan laju filtrasi glomerulus berkurang. Laju
filtrasi glomerulus yang berkurang inilah yang mengakibatkan terjadinya
oligouria atau produksi urine yang kurang dari 20 ml/jam. Jika tidak segera
ditangani maka shock kardiogenik ini bisa berakibat pada terjadinya gagal
ginjal.
B. Pertanyaan dari Sri Windayanti (Kelompok 3) dijawab oleh Fina ekawati dan
ditambahkan oleh Arianti
1. Pertanyaannya:
Kebiasaan apa sajakah yang dapat memicu terjadinya syok kardiogenik?
2. Jawaban
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa syok kardiogenik dapat terjadi
akibat adanya gangguan pada jantung, yang lebih banyak terjadi pada
ventrikel kiri. Jadi, kebiasaan yang dapat mengakibatkan gangguan pada
jantung harus dihindari agar tidak menyebabkan terjadinya syok kardiogenik.
Nah, Kebiasaan atau pola hidup yang dapat memicu terjadinya syok
kardiogenik, yaitu:
a. Kurangnya aktivitas gerak/fisik
Tidak aktif secara fisik merupakan faktor utama yang dapat
memicu berbagai macam penyakit jantung. Jadi, yang harus dilakukan
untuk mencegah hal tersebut adalah rajin berolahraga karena membuat
jantung semakin sehat sekaligus menurunkan risiko penyakit jantung.
Ketika tubuh bergerak saat berolahraga, jantung akan memompa lebih
banyak darah dengan memompa gerakan lebih cepat. Detak jantung
akan meningkat. Detak jantung yang meningkat ini memasok oksigen
dan nutrisi penting lainnya ke otot-otot yang sedang bergerak.
b. Mengkonsumsi gula secara berlebihan
Menurut World Health Organization (WHO), standar konsumsi
gula per hari adalah 25 gram (sendok teh). Nah, yang mesti diingat, 25
gram ini dari seluruh asupan yang masuk ke dalam tubuh. Termasuk,
makan (3 kali sehari), minuman, camilan, buah-buahan, hingga kue
yang kamu makan tiap harinya. Solusinya, gantilah soda, donat,
permen, ataupun makanan minuman manis lainnya dengan yang lebih
aman dan menyehatkan. Misalnya, buah, biskuit, ataupun susu rendah
gula.
c. Sembarangan Mengonsumsi Makanan
Seperti yang kita ketahui bahwa kolesterol dapat menyumbat
aliran darah. Oleh sebab itu, kamu harus cermat dan pintar-pintar
memilih makanan, dalam hal ini terkait dengan kesehatan jantung.
Misalnya, mengonsumsi makanan rendah kolesterol yang mampu
menjaga tekanan darah tetap terkendali. Selain itu, ada juga beberapa
makanan yang menurut para ahli baik untuk jantungmu. Oatmeal,
misalnya. Makanan ini kaya serat beta-glucan yang bermanfaat untuk
menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh.
d. Mengabaikan Tekanan Darah
Ada banyak hal yang bisa membuat tekanan darah meroket.
Misalnya, obesitas. Kondisi ini bisa mengakibatkan peningkatkan
tekanan di dalam pembuluh darah dan jantung. Selain itu, terlalu
banyak mengonsumsi garam juga bisa memicunya. Tingginya natrium
dalam darah bisa membuat cairan tertahan dan meningkatkan tekanan
dalam pembuluh darah.
e. Merokok
Faktor pemicu yang terakhir adalah kebiasaan merokok. Menurut
ahli, zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah menyempit,
sehingga meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah. Contoh
penelitian tentang rokok yang menjelaskan bahwa rokok dapat
menghambat aliran darah adalah penelitian dari Putra dkk tentang
perubahan hispatologis otot jantung dan masturbasi aorta dari asap
rokok.
C. Pertanyaan dari Mia Maulidya (Kelompok 4) dijawab oleh Ismawati dan ditambahkan
oleh Miftah Nur sani
1. Pertanyaannya:
Bagaimanakah cara melakukan revaskularisasi dini pada pasien syok
kardiogenik dan apa tujuannya?
2. Jawaban:
Revaskularisasi bertujuan untuk memperbaiki aliran darah arteri koroner
yang tersumbat atau menyempit, sehingga darah bisa mengalir lancar kembali.
Tindakan revaskularisasi ada dua cara, dengan angioplasty yaitu pemasangan
cincin atau stent dan operasi pintas koroner (CABG).
Nah, dipenatalaksanaan emergency kami di sarankan untuk melakukan
revaskularisasi secara CABG. CABG dilakukan dengan cara menambahkan
pembuluh darah baru pada aliran koroner yang bermasalah dari pembuluh
darah balik di kaki atau arteri di dada. Dan hal yang perlu diperhatikan pada
revaskularisasi yaitu tindakan revaskularisasi pada pasien IMA-EST awitan
lebih dari 12 jam harus dilakukan pada pasien yang masih menunjukkan
proses iskemia dan disertai gangguan hemodinamik.

Anda mungkin juga menyukai