Anda di halaman 1dari 3

Nama : Michelle Ariesta Sanjaya

NPM : 2017 200 158

Kelas : C

REVIW FILM SELMA (2014)

Sekarang ini masalah ras semakin sensitif untuk dibahas di depan umum, budaya seperti ini
sebenarnya merupakan budaya yang sudah terjadi dari turun menurun dan salah satunya
terlihat pada film SELMA yang menceritakan perjuangan kaum kulit hitam dengan pemeran
utama Martin Luther King, Jr. Film ini memfokus kan pada esensi perjuangan Martin Luther
King, Jr. yang berjuang atas voting rights para kaum kulit hitam yang tinggal di Selma,
Alabama. Pada film tersebut juga menunjukkan bahwa bagaimana seseorang yang
menunjukkan bara semangatnya dapat membangkitkan semangat yang lainnya juga,
kemudian ini menjadi tombak bagi para kaum kulit hitam, dikarenakan Martin sendiri
menyadari bahwa perjuangan ini hanya dapat menghasilkan dua pilihan, yaitu berhasil atau
hanya akan menjadi pertumpahan darah saja. Diperlihatkan juga bagaimana orang-orang
yang kemudian duduk di jajaran politik memiliki kontrol besar dan dapat berpengaruh banyak
kepada rakyat-nya juga.

Berikut pelanggaran-pelanggaran HAM ang terdapat dalam film SELMA dikaitkan dengan
prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia, yaitu :

a) Universal
Moral dan nilai-nilai etik yang tersebar pada saat itu sangat timpang.
b) Kesetaraan (Equality)
Pasal 1 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM)
“Semua insan manusia dilahirkan bebas dan setara dalam martabat dan hak-
haknya.”
Dalam film SELMA, kaum hitam pada jaman tersebut merdeka akan kebebasannya
sangat-sangat minim dan tidak dianggap setara dengan kaum putih, sampai-sampai
pada film tersebut ditunjukkan bahwa berbagai fasilitas yang terdapat di situ terdapat
pemisahan berdasarkan ras, dan juga pada formulir voting rights for election terdapat
kolom “race”.
c) Non-Diskriminasi
Hak atas perlindungan HAM kepada kaum kulit hitam sangat-sangat dinomor
sekian-kan, dan justru malah menjadi “taktik” politikus yang pada jaman tersebut
ingin naik menjadi presiden tetapi hanya untuk meraup suara saja dengan berbagai
janji kampanye atas hak-hak kaum kulit hitam karena ingin mendominasikan
voting di Selma, Alabama.
d) Martabat Manusia
Hak asasi manusia kaum hitam pada saat itu tidak dijunjung dikarenakan hanya
melihat dari ras nya saja, bahkan sampai kaum kulit hitam pun banyak yang tidak
bisa sekolah hanya karena sebenarnya motif dari jajaran politik orang kulit putih
hanya karena tidak ingin kaum kulit hitam menjadi pintar.
e) Tidak dapat dicabut
Hak-hak individu kaum hitam banyak yang direnggut.
f) Tidak bisa dibagi
HAM dalam hal sipil, politik, sosial, budaya, dan ekonomi tidak menyatu dalam
harkat martabat kaum kulit hitam sebagai manusia.
g) Saling berkaitan dan bergantung
Dalam situasi tersebut, hak atas pendidikan kaum kulit hitam tidak ada, dan
kemudian merembet pada pelanggaran-pelanggaran HAM lainnya dengan
dilihatnya bahwa hilanngya hak tersebut mengurangi hak lainnya.
h) Tanggung jawab negara
Negara Amerika pada saat tersebut pun tidak menaati hak asasi, sehingga
sebenarnya negara sebagai pemangku kewajiban sangat gagal dan fasilitas-fasilitas
umum pun dibatasi oleh negara.

Sedangkan dalam ICCPR terdapat 2 klasifikasi dalam kaitannya dengan film SELMA,
yaitu (yang saya paparkan hanya yang berkaitan saja);
 Non-Derogable Rights
a) Hak atas hidup (Art. 3).
b) Hak bebas dari penyiksaan (Art. 5), Martin dan kaumnya dalam
memperjuangkan hak nya ini mendapat banyak siksaan sampai banyaknya
korban jiwa akibat siksaan tersebut.
c) Hak bebas dari perbudakan (Art. 4), pada jaman tersebut banyak kaum kulit
hitam yang dianggap pekerjaan yang pantas hanyalah menjadi budak kaum
kulit putih, bahkan sampai-sampai bus yang biasa dijadikan transportasi nya
saja dipisahkan antara bus orang kulit putih dan kulit hitam.
d) Hak sebagai subjek hukum, kaum kulit hitam dalam melakukan perbuatan
hukum sangat dipersulit.
 Derogable Rights
Hak atas kebebasan menyatakan pendapat atau berekspresi; termasuk
kebebasan mencari, menerima dan memberikan informasi dan segala macam
gagasan tanpa memperhatikan batas (baik melalui tulisan maupun tulisan).

Martin dan teman-teman nya dalam memperjuangkan hak kaum kulit hitam
sering dikecam oleh pihak pemerintah melalui kepolisian, yakni pada saat
diketahui bahwa Martin dan teman-temannya menyatarakan pendapatnya
mengenai apa yang harusnya dilakukan dan kesetaraan yang harusnya diperoleh
oleh kaumnya di depan orang-orang kulit hitam dianggap sebagai kaum
provokasi dan mengancam perdamaian negara.

Menurut saya pribadi, jika melihat di Indonesia sendiri, juga seperti pada film
tersebut, yakni banyak pihak yang berpolitik dengan kotor, mengingat berbagai
macamnya ragam suku, ras, dan bahasa di Indonesia, demi harta dan tahta semata
membuat mereka semua buta akan persatuan, dengan cara memprovokasi melalui
oknum-oknum tertentu terutama dengan cara memprovokasi agama, kemudian
merembet pada ras. Hal ini bukanlah hanya menjadi tugas negara saja, namun menjadi
tugas kita semua untuk pintar dalam menyikapi suatu provokasi dan membantu
mengedukasi lingkungan kita.

Anda mungkin juga menyukai