Anda di halaman 1dari 8

Penyebab Terjadinya Inflasi di Indonesia

bagi link Minggu, 12 Juli 2015 ekonomi bisnis

Penyebab Terjadinya Inflasi di Indonesia


Bermacam data fundamental ekonomi dalam negeri selalu dirilis oleh pemerintah pada setiap
awal bulan.

Baik berupa data neraca perdagangan, ekspor-impor, maupun data inflasi Indonesia.

Salah satu yang merupakan data penting dan selalu menjadi perhatian ialah data inflasi.

Menurut ilmu ekonomi, secara sederhana Inflasi dapat diartikan sebagai peristiwa terjadinya
kenaikan harga barang-barang umum secara terus menerus yang berkaitan dengan mekanisme
pasar dalam suatu periode tertentu.

Baca juga: Dampak Terjadinya Inflasi dan Upaya Mengatasinya

Mekanisme pasar di sini tentu berkaitan dengan hukum permintaan dan penawaran dari suatu
barang atau jasa tertentu. Sedangkan kebalikan dari Inflasi ialah deflasi.

Pada konteks Indonesia, inflasi lebih sering terjadi dibandingkan dengan deflasi. Berbeda dengan
Jepang misalnya yang lebih cenderung dalam jangka panjang mengalami deflasi secara terus
menerus. Lalu, apa penyebab inflasi lebih sering terjadi di Indonesia?

Pada dasarnya yang menjadi penyebab inflasi secara umum ada dua faktor, yaitu demand pull
inflation dan cost push inflation. Pada posting berikut ini kami akan menjelaskan tentang kedua
penyebab inflasi tersebut.

1. Demand Pull Inflation


Demand pull inflation adalah inflasi yang terjadi karena naiknya permintaan, dan biasanya
terjadi pada momen-momen tertentu.

Misalnya saja datangnya tahun ajaran baru, hal ini biasanya akan meningkatkan permintaan
pemenuhan kebutuhan biaya dan perlengkapan sekolah.

Contoh peristiwa lainnya yaitu menjelang datangnya bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul
Fitri. Adanya peningkatan terhadap kebutuhan masyarakat tentu membuat permintaan dan harga
terhadap barang-barang tertentu menjadi naik.

Mulai dari kebutuhan pokok, makanan, pakaian bahkan juga harga-harga kebutuhan sekunder
lainnya pun akan bergerak naik. Imbasnya, pada waktu tersebut akan meningkatkan inflasi di
dalam negeri.

Contoh selanjutnya yaitu memasuki bulan Desember hingga akhir tahun, di mana merupakan
momen perayaan Natal dan Tahun Baru.

Biasanya akan meningkatkan permintaan barang-barang kebutuhan yang juga mendorong peak
season yang tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia.

2. Cost Push Inflation

Cost push inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan suatu biaya tertentu
yang mempengaruhi naiknya biaya atau harga terhadap kebutuhan lainnya. Dapat digambarkan
dengan contoh sederhana yaitu naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).

Adanya kenaikan pada harga BBM maka juga akan meningkatkan biaya produksi dan distribusi.
Pengusaha atau produsen yang tidak ingin kehilangan profit tentunya akan membebankan
kenaikan biaya tersebut pada harga penjualan barangnya.
Hal ini akan berakibat pada harga barang-barang lain pun secara bersama-sama ikut mengalami
kenaikan sehingga terjadilah inflasi.

Komponen-komponen Inflasi

Komponen inflasi yang terjadi di Indonesia terdiri dari komponen harga bergejolak (volatile
foods), komponen harga yang diatur pemerintah (administered price), komponen inti (core
inflation, dan inflasi karena naiknya harga barang impor (imported inflation).

1. Volatile Foods

Kategori yang tergolong dalam volatile foods ialah harga-harga barang yang ter-refleksi dari
Indeks Harga Konsumen (IHK). Untuk saat ini IHK meliputi 7 kategori yang terdiri dari, yaitu:

a. Bahan makanan
b. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
c. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
d. Sandang
e. Kesehatan
f. Pendidikan, rekreasi dan olahraga
g. Transport dan komunikasi serta jasa keuangan

Jadi, apabila terjadi kenaikan harga terhadap ketujuh kategori di atas, maka komponen volatile
foods akan bergerak naik dan memicu laju inflasi dalam negeri.

Kenaikan harga bahan makanan ini juga dikenal dengan istilah Agflasi atau Agriculture
Inflation, ialah inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga-harga pada produk pertanian.
2. Administered Price

Adapun untuk administered price, terdapat beberapa contoh yang sering terjadi di Indonesia,
seperti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Oleh sebab itu, ketika harga BBM bersubsidi harganya dinaikkan oleh pemerintah, maka akan
memicu inflasi di dalam negeri.

Namun, saat ini masyarakat nampaknya sudah mulai menyesuaikan diri terhadap kebutuhannya
dan beradaptasi dengan kenaikkan BBM itu sendiri sehingga kenaikan inflasi akibat BBM
cenderung berangsur turun.

Maka, inflasi yang terjadi pada bulan-bulan berikutnya cenderung menjadi lebih rendah
dibandingkan pada bulan pertama dan kedua diterapkannya harga baru untuk BBM bersubsidi.

Di samping itu, contoh lain misalnya juga terjadi ketika ada kebijakan pemerintah untuk
menaikkan tarif dasar listrik, maupun kenaikkan tarif tol, biasanya akan juga memicu terjadinya
inflasi.

3. Core Inflation

Berikutnya yaitu core inflation atau disebut juga dengan underflying inflation merupakan inflasi
yang cenderung tetap dalam setiap pergerakan laju inflasinya.

Inflasi ini cenderung mampu dipengaruhi atau dikendalikan oleh Bank Sentral atau BI karena
pada umumnya bersifat demand pull inflation atau terjadi karena naiknya permintaan pada
momen tertentu.
Artinya, bila inflasi inti cenderung naik, maka daya beli masyarakat juga akan turun dikarenakan
kenaikan suku bunga acuan, sehingga inflasi akan mereda dengan sendirinya secara keseluruhan.

4. Imported Inflation

Laju inflasi yang terjadi pada komponen ini cenderung dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat
terhadap barang-barang impor yang semakin banyak.

Kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah merupakan cara cepat yang biasa dilakukan dalam
menangani inflasi jenis ini.

Menguatnya nilai tukar rupiah akan menekan laju imported inflation seperti yang pernah terjadi
pada tahun 2011 lalu.

Namun juga terjadi sebaliknya apabila rupiah mengalami depresiasi, maka tingkat inflasi pada
barang-barang impor juga berpotensi menalami kenaikan.

Pengaruh Kondisi Geografis Terhadap Laju Inflasi di Indonesia

Faktor lainnya yang juga sangat penting dalam mempengaruhi tingginya inflasi di dalam negeri
ialah kondisi geografis Indonesia yang merupakan Negara kepulauan. Dibandingkan Negara lain
di kawasan Asia, inflasi Indonesia cenderung tinggi.

Sebab, kondisi geografis Indonesia yang berupa Negara kepulauan ini mengakibatkan
munculnya tambahan ongkos transportasi (distribusi) antar pulau yang biasanya juga
mempengaruhi tingginya harga jual barang-barang, khususnya untuk daerah-daerah yang terletak
di wilayah Indonesia timur.
Dari uraian singkat di atas, tentunya kita sudah dapat melihat dan mengetahui tentang faktor apa
saja yang menjadi penyebab inflasi di Indonesia.

Namun, perlu juga diketahui bahwa adanya inflasi merupakan hal yang baik untuk kondisi
perekonomian suatu Negara dibandingkan bila terjadi deflasi.

Sebab, adanya inflasi terutama yang dipicu oleh demand pull inflation adalah sebagai indikasi
tingginya permintaan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Maka, di setiap Negara pun biasanya memiliki kebijakan terhadap target laju inflasi yang masih
dianggap nyaman dan membuktikan terjadinya pertumbuhan ek
Inflasi itu terjadi karena ada sebab, sekarang kita cari tahu yuk apapenyebab inflasi di Indonesia.
Berdasarkan pengamatan ada beberapa penyebab terjadinya inflasi. Adapun beberapa penyebab
inflasi adalah sebagai berikut :
Permintaan barang mengalami peningkatan yang cukup tinggi, sedangkan produksi barang tidak
mengalami peningkatan
Menurunnya nilai tukar rupiah kepada dollar
Adanya kenaikan BBM atau minyak bumi
Adanya kegiatan spekulasi dan investasi pada sector industri uang
Adanya kebijakan moneter yang besar
onomi secara keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai