Anda di halaman 1dari 11

Modul Studi Kelayakan Bisnis

PERTEMUAN 7: ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI


(Lanjutan)

Mata Kuliah: Studi Kelayakan Bisnis


Dosen Pengampu: Team Teaching SKB

A. PENGANTAR
Setelah memahami teori dan konsep-konsep analisa aspek teknis dan
teknologi, diperlukan pemahaman lanjutan mengenai alat-alat analisa untuk
mendapatkan hasil perhitungan yang membantu untuk memutuskan kelayakan
aspek usaha.

B. TUJUAN PERKULIAHAN
Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa mampu:
1. Menganalisa kelayakan bisnis dari aspek teknis dan teknologi, dengan
menggunakan alat-alat atau metode analisa, sehingga mendapatkan
hasil perhitungan yang membantu dalam keputusan aspek teknik dan
teknologi dalam rencana bisnis

C. URAIAN MATERI

1. ANALISIS PENENTUAN LOKASI BISNIS


Lokasi bisnis mempunyai pengaruh yang besar terhadap biaya
operasional dan biaya investasi. Penentuan lokasi bisnis yang salah akan
menimbulkan beban tak terbatas bagi perusahaan.

Penentuan lokasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan


kualitatif dan kuantitatif. Pada sesi ini, kita akan melakukan analisa
dengan metode Kulatitatif.

1
Manajemen S-1 Unpam
Modul Studi Kelayakan Bisnis

1. Metode Kualitatif (Total Value)


Metode kualitatif penilaian alternative lokasi atau Total Value merupakan
metode penentuan lokasi usaha bisnis yang didasarkan pada penilaian
secara subjective tim penilai terhadap faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan dalam pemilihan lokasi bisnis dengan berdasarkan observasi
lapangan

Untuk pelaksanaannya diperlukan 1 team dengan jumlah 10 orang.


Kemudian, team tersebut berdiskusi untuk menentukan, hal-hal sebagai
berikut:
1. Menentukan 3 lokasi stategis yang sesuai dengan visi dan misi
perusahaan. (Uraikan visi dan misi perusahaan dan tentuakn 3 lokasi
stategis)
2. Tentukan minimum 10 faktor-faktor stategis dalam menentukan dalam
pemilihan lokasi pabrik/usaha
3. Tentukan bobot dari masing-masing faktor stategis pemilihan lokasi
usaha, urutkan sesuai dengan prioritas pembobotan
4. Kemudian, masing-masing anggota, melakukan survei lapangan, dan
memberikan pendapat berdarkan survey dan analisa, pada lembar kerja
dengan penilaian skala likert (5,4,3,2,1). penilaian adalah 5 diberikan
jika lokasi mempunyai kondisi yang paling baik, nilai 4 diberikan jika
lokasi mempunyai kondisi yang baik, nilai 3 diberikan jika lokasi
mempunyai kondisi cukup baik, nilai 2 diberikan jika lokasi
mempunyai kondisi jelekm dan nilai 1 diberikan jika lokasi
mempunyai kondisi yang sangat jelek, dan nilai 1 diberikan jika lokasi
mempunya kondisi yang sangat jelek (contoh terlampir di bawah ini)
5. Seluruh lembar kerja di summary dengan menjumlah dan merata-
ratakan (average), sehingga menghasilkan 1 lembar kerja baru, untuk
mengambil keputusan.

2
Manajemen S-1 Unpam
Modul Studi Kelayakan Bisnis

Contoh Analisis

Perusahaan air minum kemasan Qua-Qua akan mendirikan pabrik baru.


Berdasarkan hasil observasi, ditemukan ada 3 lokasi yang dapat dijadikan
alternative dalam penentuan lokasi, yaitu di Desa Kalimendong, Desa
Pulasari, dan Desa Kepetek, Sedangkan faktor yang digunakan sebagai
pertimbangan dalam pemilihan lokasi adalah lingkungan masyarakat,
ketersediaan air, kedekatan dengan pasar, dan rencana pengembangan.
Setiap faktor yang digunakan seagai pertimbangan dalam pemilihan lokasi
diberi bobot sesuai dengan tingkat kepentingannya. Sedangkan setiap
lokasi dinilai sesuai dengan kondisi masing-masing faktor pertimbangan,
Ketentuan dalam penilai adalah niai dengan kondisi masing-masing faktor
pertimbangan. Ketentuan penilaian adalah 5 diberikan jika lokasi
mempunyai kondisi yang paling baik, nilai 4 diberikan jika lokasi
mempunyai kondisi yang baik, nilai 3 diberikan jika lokasi mempunyai
kondisi cukup baik, nilai 2 diberikan jika lokasi mempunyai kondisi jelek
dan nilai 1 diberikan jika lokasi mempunyai kondisi yang sangat jelek, dan
nilai 1 diberikan jika lokasi mempunya kondisi yang sangat jelek. Langkah
berikutnya, adalah mengaliam nilai bobot setiap factor pertimbangan dlam
pemilihan lokasi pada masing-masing alternative lokasi contohnya adalah
sebagai berikut:

Tabel 7.1. Metode Total Value Untuk Penilaian Lokasi Bisnis


Faktor Strategi Bobot Kalimendong Pulasari Kepetek
Faktor-Faktor Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot
Strategi Skor Skor Skor
Lingkungan 0.20 4 0.80 3 0.60 2 0.40
Masyarakat
Bahan 0.25 5 1.25 4 1.00 5 1.25
Tenaga kerja 0.10 3 0.30 4 0.40 4 0.40
Pengangkutan 0.05 4 0.20 2 0.10 3 0.15
Keamanan 0.10 3 0.30 3 0.30 4 0.40

3
Manajemen S-1 Unpam
Modul Studi Kelayakan Bisnis

Pembangkit listrik 0.05 5 0.25 5 0.25 4 0.20


Ketersediaan air 0.05 4 0.20 4 0.20 3 0.15
Pasar 0.15 4 0.60 4 0.60 3 0.45
Rencana 0.05 4 0.20 5 0.25 4 0.20
pengembangan
Total 1.00 4.1 3.7 3.6

Tabel di atas menunjukkan bahwa lokasi terbaik untuk mendirikan pabrik


air minum dalam kemasan Qua-Qua adalah Desa Kalimendong , Karena
memiliki nilai bobot skor tertinggi, yaitu sebesar 4.1. Alternatif ke dua
adalah Desa Pulasari, sedangkan alternative terakhir adalah Dese Kepetek.
Penentuan bobot sangat ditentukan oleh jenis bisnis yang akan dijalankan,
Bobot penilaian pada pabrik rokok linting lebih menekankan pada faktor
tenaga kerja yan paling tinggi, sebaliknya penentuan pabrik semen lebih
menekankan bahan mentah, karena bahan mentah merupakan komponen
utama penentuan keberhasilan bisnis ini, sehingga faktor bahan mentah
diberi bobot yang paling besar.

b. Metode Total Biaya


Metode Total biaya merupakan metode penentuan lokasi berdasarkan pada
pertimbangan biaya tetap dan biaya variable. Hasil penjumlahan antara
baya tetap dan biaya variabel pada masing-masing lokasi dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk menentukan pemilihan alternatif lokasi pada skala
produksi tertentu.
Total Biaya = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel
Kriteria : Lokasi dengan total biaya paling rendah (efisien) merupakan
alternative terbaik.

4
Manajemen S-1 Unpam
Modul Studi Kelayakan Bisnis

Tabel 7.2. Contoh Analisis dengan Metode Total Biaya

LOKAS Skala Biaya Biaya Total Biaya (juta)

DI Produk Tetap Varia

i si (Rp. bel

l (unit) Juta) /unit

i (Rp)

h
Lokasi A 100000 30 1000 130000000
a
t Lokasi B 100000 60 500 110000000

Lokasi C 100000 90 300 120000000


d
ari pendekatan total biaya terlihat alternative B paling menguntungkan
karena mempunyai total biaya yang paling efisien.

c. Metode Economic Value


Metode Economic Value merupakan metode penentuan lokasi berdasarkan
pada pertimbangan faktor kuantitatif dan kualitatif . Faktor kuantitiatif
dalam bentuk pertimbangan biaya, dan faktor kualitatif dalam bentuk
respon kualitatif misalnya sikap masyarakat, sikap pemerintah daerah, dll.
Hasil variabel pada masing-masing lokasi dapat dijadikan sebagai
pedoman untuk menentukan pemilihan alternatif lokasi pada skala
produksi tertentu.

Kriteria : Kriteria Kuantitiatif dan kriteria kualitatif yang optimal yang


merupakan pilihan lokasi terbaik.
Berikut diberikan gambaran mengenai contoh analisis dengan
menggunakan metode Economic value.

5
Manajemen S-1 Unpam
Modul Studi Kelayakan Bisnis

Tabel 7.3. Contoh Analisis dengan Metode Economic Value

UNSUR YANG Lokasi A Lokasi B Lokasi C


DINILAI

PENILAIAN
KUANTITATIF

Biaya sewa 20000 10000 10000

Biaya tenaga kerja 135000 130000 160000

Biaya pengangkutan 81000 64000 28000

Pajak 0 3500 2000

Listrik 6000 6000 6000

Total Biaya operasi 242000 213000 206000

PENILAIAN
KUALITATIF

Sikap masyarakat Acuh tak acuh Mendukung Acuh tak acuh

Sikap pemda Cukup responsif Responsif Cukup responsif

Lingkungan baik Cukup baik Kurang baik


perumahan

Dan lain-lain

2. PENENTUAN LUAS PRODUKSI


Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang
seharusnya diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode tertentu.Pada
materi lanjutan ini, khusus membahas mengenai Metode Break Event
Point (BEP).

6
Manajemen S-1 Unpam
Modul Studi Kelayakan Bisnis

a. Analisis dengan Metode Break Event Point (BEP)

Metode Break Event Point (BEP), metode break event point dapat
digunakan untuk menentukan luas produksi, Dengan diketahui titik impas,
maka perusahaan dapat menentukan luas produksi minimal agar
perusahaan dapat memperoleh keuntungan, Hal ini disebabkan jika market
share atau kapasitas teknis tidak mampu memenuhi titik impas , maka
perusahaan akan mengalami kerugian

BEP = Biaya Tetap / (Harpa per unit – biaya variable per unit)

Contoh Metode Break Event Point (BEP)

Soal pemahaman materi untuk menentukan luas produksi,


berdasarkan metode Break Event Point (BEP), sbb
Perusahaan sandal jepit, merek anti pedot, akan membangun pabrik
baru, dengan rincian sebagai berikut:
 Biaya persiapan Rp. 10.000.000,-
 Biaya tanah dan bangunan Rp. 75.000.000,-
 Biaya mesin dan peralatan Rp, 25.000.000,-

Harga jual sandal jepit yang diproduksi adalah Rp. 10.000,- dan
biaya membuat satu pasang sandal jepit adalah sebesar Rp. 5.000,-.
Maka besar luas produksi agar mencapai titik impas adalah ?

Berdasarkan data tersebut di atas, maka besarnya biaya tetap


adalah Rp. 110.000.000,-, yang terdiri dari biaya persiapan, biaya atanah dan
bangunan, serta biaya mesin dan peralatan. Maka tingkat produksi agar dapat
mencapai titik impas adalah :

BEP = Biaya Tetap /(Harga per unit – biaya variable per-unit)

7
Manajemen S-1 Unpam
Modul Studi Kelayakan Bisnis

BEP = Rp. 110.000.000,-/(Rp. 10.000,- - Rp. 5.000,-) = 22.00 pasang


Jadi, untuk mendapatkan kondisi seimbang antara biaya dengan keuntungan atau
profit sebesar 0, diperlukan produksi 22.000 pasang sandal jepit,. Oleh karena itu,
perusahaan harus memproduksi lebih dari 22.000 pasang sandal agar memperoleh
keuntungan.

b. Analisis dengan Metode Program Linier (Linier Programming)

 Mencari luas produksi optimal kombinasi dua atau lebih produk dengan
biaya minimal dan atau profit maksimal
 METODE GRAFIK : digunakan jika banyaknya produk hanya dua
 METODE SIMPLEKS : Digunakan jika produk yang dihasilkan lebih dari
dua.

Contoh Analisis dengan Metode Grafik

Perusahaan SF setiap harinya memproduksi dua jenis merek A dan B.


Setiap Merek A modalnya Rp. 200, dengan keuntungan 40%, sedangkan
setiap merek B modalnya Rp. 300, dengan keuntungn 30%
Jika modal yang tersedia setiap hari adalah Rp. 100.000,
dan paling banyak hanya dapat memproduksi 400 unit,
maka berapa persentase keuntungan maksimal
dari modalnya yang dapat diperoleh ( berapa produksi A dan
harus produksi B sehingga keuntungannya maksimal)

Keuntungan
Jenis Modal (Rp) (Rp)
Merek A (X) 200 40% = 80
Merek B (Y) 300 30% = 90
400 100,000

8
Manajemen S-1 Unpam
Modul Studi Kelayakan Bisnis

Pertidaksamaan
200 X + 300Y ≤ 100,000
X≥ 0 dan Y≥ 0

Perpotongan garis
X + Y = 400
2X + 3Y = 1.000

Dengan Substitusi dan eliminasi di dapat


Titik perpotongan di (200, 200)

Titik-titik penyelesaiannya ada 4 titik adalah :


Titik-titik (0,0), (400, 0), (200, 200), dan (0, 1000/3)

Y
400

1000/3
(200, 200)

X
0 400 500

Keuntungan terbesar dari = 80 X + 90 Y

Dengan memasukkan titik titik penyelesaian


ke dalam persamaan di atas
didapat keuntungan terbesar di titik ( 200, 200)
Fungsi Laba maksimal = (80 x 200 )+ (90 x 200) = Rp 34.000
Terhadap modalnya adalah 34 %

9
Manajemen S-1 Unpam
Modul Studi Kelayakan Bisnis

34.000 x 100%
100,000

D. LATIHAN SOAL / TUGAS

TUGAS

Buatlah ringkasan materi pertemuan ke-7, dengan topik: Aspek Teknis dan
Teknologi (Lanjutan).

PERTANYAAN:

1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan metode analisa untuk penentuan lokasi


bisnis sesuai materi di atas

2. Sebutkan metode-metode analisis untuk menentukan luas produksi, dan


jelaskan apa bedanya luas produksi minimal dan luas produksi optimal

3. Jika ada 3 alternatif lokasi, sebuah perusahaan akan memproduksi 1 juta


unit laptop per tahun. Dengan data informasi di bawah, lakukan analisis
dengan menggunakan metode total biaya untuk menentukan lokasi terbaik.

Lokasi A: Biaya per unit Rp. 10.000/unit


Biaya tetap ; Rp. 1,5 Milyar

Lokasi B: Biaya per unit Rp. Rp. 10.500/unit


Biaya tetap; Rp. 750 juta

Lokasi C: Biaya per unit Rp.11.000/unit


Biaya tetap; Rp. 600 juta

10
Manajemen S-1 Unpam
Modul Studi Kelayakan Bisnis

E. DAFTAR PUSTAKA

1. Umar, Husein, 2009, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 3 revisi, Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta
2. Suliyanto, 2010, Studi Kelayakan Bisnsi, Pendekatan Praktis, Andi
Offset, Jogjakarta
3. Render, Barry, and Heizer, Jay, 2001, Prinsip-Prinsip Manajemen
Operasi, Edisi Bahasa Indonesia, Salemba Empat, Jakarta

11
Manajemen S-1 Unpam

Anda mungkin juga menyukai