Isi Makalah
Isi Makalah
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau
suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari
fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang
dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan
fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam
menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan
beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga
mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai
dasar keperawatan.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah tujuan teori
dan model keperawatan ?
2. Bagaimanakah karakteristik teori keperawatan dan apa sajakah faktor-faktor yang
mempengaruhi teori keperawatan ?
3. Bagaimanakah pandangan beberapa ahli tentang model konsep dan teori keperawatan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui model praktik keperawatan dan tujuan teori dan model keperawatan
2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
teori keperawatan
3. Mengetahui pandangan beberapa ahlitentang model konsep dan teori keperawatan
2
BAB II
A. PENGERTIAN
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –
fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud
untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena.
Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha untuk menguraikan dan
menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan yang dilakukan.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar
mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu
saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.
1
A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 43
2
2
Zaidin Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Halaman 98
4
Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik
dasar teori keperawatan :
1
A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 41
5
sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu budaya perawat dibawah
pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai
profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga peran perawat
dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang
sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum
keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem
pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga
teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan
keperawatan.
4. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu
keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas
yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup
kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu
keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu
keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.1
1
A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 42
6
perilaku hidup bersih dan sehat, pentingnya menjaga kebersihan diri ( Personal Hygiene ),
menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain
sebagainya.
Menurut Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the
3rd International Nursing Conference “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses
in the 21st Century” yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998,
menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam.
Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriah /abad ke-8 Sesudah
Masehi, dan diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah
seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.
Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam
Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar yaitu
suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter
dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah
berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan
membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang
Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat
perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan
Rasulullah SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu oleh dia.
Dalam beberapa literatur sejarah islam mencatat beberapa nama yang bekerja
bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu
Sulaiman, dan Hindun.3
Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah :
a. Ku’ayibat,
b. Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,
c. Ummu Atiyah Al Ansariyat, dan
d. Nusaibat binti Ka’ab Al Maziniyat.
Sejarah Perkembangan Keperawatan Islam
3
http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-binti-saad/
7
perang kaum muslimin/jihad (holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan
dimasa ini. Sistem kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan
oleh dokter ke rumah pasien dengan memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit
sekali lilatur tentang perawat, namun dalam periode ini dikenal seorang perawat yang
bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah
binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty 2001, Al Osimy, 1994)
2. MasaSetelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M)
Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa,
Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-
negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun
1950 jarang sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan
perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King
Saud. (Amreding, 2003)
Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb,
seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di
8
Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi
Keperawatan di Arab Saudi.3
1. Siti Rufaidah
Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat
muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu
berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa
membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. Ada pula yang mengenal sebagai
Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi
menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi
Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim Sementara sejarah perawat di Eropa
dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern,
Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat
muslim (Jan, 1996). Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal
diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab
Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur.
Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan
dalam perang Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis
belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya.
Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk
pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang.
Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian
kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat
anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki
kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal
3
http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-binti-saad/
9
yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan
(human touch) mesti seimbang.3
Nightingale membuat sebuah teori yang dikenal sebagai teori keperawatan modern
(modern nursing). Titik berat teori ini adalah pada aspek lingkungan. Nightingale
meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting untuk penanganan perawatan
yang layak. Komponen lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan, antara lain:
a. Udara segar
b. Air bersih
c. Saluran pembuangan yang efesien
d. Kebersihan
e. Cahaya
3
http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-binti-saad/
4
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 109
10
Klien
Perawat
Kesehatan
Lingkungan
Manusia Penyakit
11
Alam/ Perawat
Lingkungan Proses reparatif
Kesehatan
manusia
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 112
12
perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat
mungkin.Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada
dokter.Akan tetapi perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu
mengunjungi pasien.4
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 113
13
Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi
empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual
kebutuhan dasar poin a-i termasuk komponen kebutuhan biologis, poin j dan n termasuk
komponen kebutuhan psikologis, poin k termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen l
dan m termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat
dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga,
mereka merupakan satu kesatuan (unit).4
2. Keperawatan. Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai
fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan manusia
(14 komponen di atas). Untuk menjlankan fungsinya, perawat harus memiliki
pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan. Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi
bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit.
Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan,
kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek
lingkungan.
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit
akan menghambat kemampuan tersebut
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
kontruksi bangunan dan pemeliharaannya
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.4
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 114
4
14
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dengan
klien. Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai
dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di dalam
memenuhi kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan
pasien yang berkurang.Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”.Setelah
kondisi gawat berlalu dan pasien berada fase pemulihan, perawat berperan sebagai
penolong untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali
kemandiriannya. Kemandirin ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang
tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling
bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.Sebagai mitra, perawat dan pasien
bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya
berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja,
kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya,
seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik
dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa
perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter.Henderson sendiri
mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada
pasien atau tenaga kesehatan lainnya.Tugas perawat adalah membantu pasien dalam
melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada dokter.Rencana perawatan yang
dirumuskan perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi rencana pengobatan yang dilakukan oleh dokter.
Perawat Pasien
Dokter
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 115
15
Gambar 1.3. Hubungan Perawat, pasien dan dokter
Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki keterikatan
hidup secar individual selama daur kehidupan, dari fase ketergantungan hingga
kemandirian sesuai dengan usia, keadaan, dan lingkungan. Perawat merupakan
penolong utama klien dalam melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan
memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai.Bantuan ini diberikan
oleh perawat karena kurangnya pengetahuan kekeuatan, atau kemauan klien dalam
melaksanakan 14 komponen kebutuhan dasar.4
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 117
16
membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana
perawatan guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit,
atau membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya
individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya,
keseimbangan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu. Terakhir,
perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai
kemandirian pasien dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.4
Sistem Sosial
Sistem Interpersonal
Sistem personal
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 117
17
Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana
didalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang
dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan
suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti
bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system social, sesuai
dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang
manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan
objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari
masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai
makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu
dengan yang lain.1
Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar
yaitu:
1. Informasi kesehatan
2. Pencegah penyakit
3. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan
teori yang terdiri dari komponen yang dapat digambarkan pada gambar 1.5.
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan
manusia menurut King terdiri dari komponen:
1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam
memahami atu mengenali kondisi yang ada dalam keperawatn dengan gambaran
hubungan perawat dank lien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan meruapakn
respons dari individu.
Perawat
Aksi
Reaksi Interaksi Transaksi
Klien
1
A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 50
18
19
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.1
1
A. Aziz alimul Hidayat. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Hal 50-51
20
Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan
pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.Dalam
pandangan teori system ini Orem memberikan identifikasi dalam system pelayanan
keperawatan diantaranya :
a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatn dengan memberikan bantuan secara
penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,
pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan
system ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas
dengan sengaja seperti pada pasien koma pada pasien sadar dan mungkin masih
dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera atau masalah yang
lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan
ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan
pada pasien yang tidak mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta
keputusan dalam self care-nya dan pasien tersebut masih mampu melakukan
ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa tindakan self care-nya melalui
bimbingan secara continue seperti pada pasien retardasi mental.
b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)
`Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada
pasien yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti
cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam
ambulasi dan perawatan luka.
c. System suportif dan edukatif
Merupakan system bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatn secar
mandiri.Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan
setelah dilakukan pembelajaran.Pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien
yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran.1
1
A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 45
21
` Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari
pada unsure teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa
manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan
diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi
kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi,
kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan
istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang
meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan
interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.1
Kebutuhan berprestasi
Kebutuhan psikososial
Kebutuhan berorganisasi
1
A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 49
22
mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 128
23
Factor carative teori Watson
Keperawatan Psikodinamik
4
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Hal 130-132
24
Fase orientasi
Pada fase ini, perawat dank lien bertindaj sebagai dua indsividu yang belum
saling kenal mengenal. Selama fase orientasi, koien merupakan seseorang yang
memerlukan bantuan professional dan perawat berperan membantu klien mengenali dan
memahami masalahnya serat menentukan apa myang klien perlukan saat itu. Jadi, fase
orientasi ini merupakan fase untuk menetukan adanya masalah.
Fase identifikasi
Pada fase ini, klien memberikan respons atau mnegidentifikasi persoalan yang
ia hadapi bersama orang yang dianggap memahami masalahnya. Respons setiap klien
berbeda satu sama lain. Di sini perawat melakukan eksplorasi perasaan dan membantu
klien menghadapi penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman yang
mengorientasi ulang perasaannya dan menguatkan kekuatan positif pada pribadi klien
serta memneri kepuasan yang diperlukan.
Fase eksploitasi
Pada fase 4 ini, perawat memberi layanan keperawatan berdasarkan kebutuhan
klien. Disinilah, masing-masing pihak mulai merasa menjadi bagian integral dari proses
interpersonal. Selama fase eksploitasim, klien mengambil secara penuh nilai yang
ditawarkan kepadanya melalui sebuah hubungan.
Prisnsip tindakan pada fase ini adalah eksplorasi/menggali, memahami keadaan
klien, dan mencegah meluasnya masalah. Perawat mendorong klien untuk menggali
dan mengfungkapkan perasaan, emosi, pikiran, serta sikapnya tanpa paksaan dan
mempertahankan suasana terapeutik yang mendukung.
Fase resolusi/terminasi
Pada fase resolusi, tujuan bersama antara perawat bdan klien sudah samapi pada
tahap akhir dan keduanya siap mengakhiri hubungan terapiutik yang selama ini
terjalin.Fase resolusi terkadang menjadi fase yang sulit bagi kedua bekah pihak, sebab
disini dapat terjadi peningkatan kecemasan dabn ketegangan jika ada hal-halk yang
belum terselesaikan pada masing-masing fase.Indicator keberhasilan untuk fase ini
adalah jika klien sudah mampu mandiri dan lepas dari bantuan perawat. Selanjutnay,
baik perawat maupun klien akan menjadi individu yang matang dan lebih
berpengalaman.4
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 132-134
25
Teori keperawatan Peplau dan komponen utama keperawatan
1. Keperawatan. Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang
signifikan, bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan
instrument edukatif, kekuatan yang mendewasakan dan menborong kepribadian
seseorang dalam arah yang kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan
komunitas. Profesi keperawatan memiliki tanggung jawab legaldi dalaam
pemanfaatan keperawatan secara vefektif berikut segala konsekuensinya bagi klien.
2. Individu. Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan
untuk berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.
3. Kesehatan. Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang
menyatakan secara tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan
proses kemanusiaan yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif,
konstruktif, produktif di dalam kehidupan pribadi ataupun komunitas.
4. Lingkungan. Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan
sebagai salah satu konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk
memperhatikan kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri
dengan rutinitas rumah sakit.
26
keseluruhan (wholeness), keterbukaan (openness), kesatuan arah (unidirectionality),
pola (pattern) dan organisasi, ilmu pengetahuan, serta pemikiran.4
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 137-138
27
terbatas. Interaksi antara manusia dan lingkungan bersifat kontinu, mutual, dan
simultan.
4. Kesehatan. Rogers banyak menggunakan kata kesehatan (health) dalam tulisan
pertamanya, namun ia tidak pernah mendefinisikan kata tersebut. Ia menggunakan kata
kesehatan positif (positive health) untuk menunjukkan kondisi bugar (wellness) dan
tidak adanya penyakit dan penyakit parah. Istilah health digunakan oleh Rogers dalam
konteks nilai yang ditentukan oleh budaya atau individu.4
9. Sister Calista Roy (Teori Roy)
ROY berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi
keperawatan, yakni keperawatan, tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.
1. Elemen keperawatan
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan
dalam melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983).
Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan
praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap
kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh
untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons
terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan
individu tidak dapat menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut
memerlukan perawatan.
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan
lingkungan, sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-
komponen adaptasi mencakup fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling
ketergantungan.
2. Elemen manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit
yang saling berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan
balik (Roy, 1986). Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 138-139
28
dengan adaptasi secara spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator
dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi.
Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis,
konsep diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.
Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan yang
terbuka, adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.
Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan
eksternal dan internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem
regulator dan kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau
respons tidak efektif.
Regulator dihubungkan dengan fungsi fisiologis sedangkan kognator
dihubungkan dengan konsep diri dan fungsi peran.
3. Elemen lingkungan
Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.
4. Elemen sehat
Kesehatan didefenisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi
pada mahluk hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).
Proses adaptasi
Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua
interaksi individu dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti yang
berikut.
1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal.
Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau stimulus
tersebut mendapat dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual maka
akanmuncul interaksi yang biasa disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat
diperlukan untuk mengatasi stres.
2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons adaptif atau
tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat
meningkatkan pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup,
pertumbuhan, reproduksi, dan integritas.
29
Model ini dapat digunakan dalam penelitian keperawatan, dan sebagai pedoman dalam
memberikan perawatan pada anak-anak, lansia, dan di komunitas.Model ini lebih
menekankan pada faktor psikologis.2
Teori ini diagagas pertama kali oleh Madeleine Leininger yang diinspirasi oleh
pengalaman dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di Midwestern
United States pada tahun 1950. Saat itu ia melihat adanya perubahan perilaku di antara
anak yang berasal dari budaya yang berbeda. Perbedaan ini mebuat Leinenger
menelaah kembali profesi keperawatan.ia mengedintifikasi bahwa pengetahuan perawat
untuk memahami budaya anak dalam layanan keperawatan ternyata masih kurang.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock atau
2
H. Zaidin Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Halaman 104-106
30
culture imposition.Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari
atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien). Klien akan
merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi karena perbedaan nilai
budaya, keyakinan, dan kebiasaan. Sedangkan culture imposition adalah kecenderungan
tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan,
memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya
kepada individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini
bahwa budayanya lebih tinggi daripada budaya kelompok lain.
Dimensi budaya dan strukur sosial tersebut menurut Leinenger dipengaruhi oleh
tujuh faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan,
nilai budaya dan gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi, dan pendidikan.4
Setiap faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi
masing-masing daerah, dan akan memengaruhi pola/cara dan praktik keperawatan.
semua langkah perawatan tersebut ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan holistik,
penyembuhan penyakit, dan persiapan menghadapi kematian. Oleh karena itu, ketujuh
faktor tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan
kepada klien sebab masing-masing faktor memberi pengaruh terhadap ekspresi, pola,
dan praktik keperawatan (care expression, pattern, and practices).Dengan demikian,
ketujuh faktor tersebut besar kontribusinya terhadap pencapaian kesehatan secara
holistik atau kesejahteraan manusia, baik pada level individu, keluarga, kelompok,
komunitas, maupun institusi di berbagai sistem kesehatan. Jika disesuaikan dengan
proses keperawatan, ketujuh faktor tersebut masuk ke dalam level pertama yaitu tahap
pengkajian.
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 142
31
Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjembatani antara
sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awan dengan sistem perawatan
profesional melalui asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat tersebut
digambarkan oleh Leinenger dengan gambar seperti di bawah ini. Oleh karena itu
perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang
akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan proses keperawatan, hal
tersebut merupakan tahap perencanaan, tindakan keperawatan.
32
11. Abdellah (Teori Abdellah)
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 145-146
33
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.
11. Mempertahankan fungsi sensorik.
12. Menfidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan dan reaksi positif dan negative.
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbale-balik antara emosi dan
penyakit organic.
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal.
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif.
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif.
17. Menghasilkan dan/atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik.
18. Memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki
kebutuhan fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda.
19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan-fisik
dan emosional.
20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam
mengatasi masalah yang muncul akibat dari penyakit.
21. Memehami peran dari masalah sosial sebagai factor-faktor yang mempengaruhi
dalam munculnya suatu penyakit.5
12. Ida Orlando (Teori Orlando)
Bagi Ida Orlando (1961), klien adalah individu dengan suatu kebutuhan, dimana
bila kebutuhan tersebut dipenuhi maka stress akan berkurang, meningkatkan kepuasan
atau mendorong pencapaian kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs, 1995). Teori
Orlando secara radikal mengubah focus keperawatan dari diagnose medis klien dan
kegiatan-kegiatan otomatis ke perilaku klien menurut kebutuhan klien yang mendesak
dan ditentukan jika kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan keperawatan
(Schmieding, 1995). Teori Orlando terdiri dari kerangka konsep bagi profesi
keperawatan. Tiga elemen, yaitu perilaku klien, reaksi perawat dan tindakan perawat,
akan membentuk situasi keperawatan (Marriner-Tomey, 1994). Setelah perawat
melakukan kebutuhan klien, mereka mendapatkan dampak kebutuhan pada tingkat
kesehatan klien dan akan bertindak secara otomatis atau direncanakan untuk memenuhi
kebutuhan, yang pada akhirnya untuk menurunkan tekanan atau stress yang dialami
oleh klien (Chinn dan Jacobs, 1995)6
5
5
http://Teori Keperawatan_ Abdellah « Elisasiregar's Blog.mht/
6
34
13. Myra Levine (Teori Levine)
Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan
pada tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintregasi yang saling
berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa intervensi
keperawatan merupakan akivitas konservasi, dengan konservasi energi sebagai
pertimbangan utama (Fawcett, 1989). Sehat dipandang dari sudut konservasi energy
dalam lingkup area sebagai berikut, Levine menyebutnya sebagai empat prinsip
konservasi dalam keperawatan:
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien
beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress actual atau potensial dapat
mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan
stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya
(Johnson, 1968). Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada
pengelompokkan perilaku berikut:
7
http://Teori Keperawatan Myra Levine« Elisasiregar's Blog.mht
35
7. Perilaku melindungi diri sendiri
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman ini adalah model konsep
Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan
yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis
pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan
adalah komunitas.
Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis pertahanan fleksibel
yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dan lain-lain, garis
pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status
nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan
sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan resisten yang meliputi
adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, transportasi,
tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi didaerah yang ada. Intervensi keperawatan
diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan
tersier.Model ini bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan
yang dinamis.Sehingga Betty Neuman menggambarkan peran perawat dapat bersifat
menyeluruh dan saling ketergantungan (interpendensi).
8
http://Teori Keperawatan Dorothy Johnshon « Elisasiregar's Blog.mht
36
klien serta memandang sehat sebagai kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dan merupakan keseimbangan yang dinamis dari menghindari stressor.
Secara umum focus dari model konsep keperawatan menurut Nueman ini
berfokus pada respons terhadap stressor serta factor-faktor yang mempengaruhi proses
adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan keperawtan seharusnya dilakukan menurut
Neuman adalah mencegah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor.Upaya
tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, sekunder, dan tersier.9
Pencegahan primer dapat meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk
mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor serta
mendukung koping pada pasien secara konstruktif.Pencegahan sekunder menurut
Neuman meliputi berbagai tindakan perawatan yang dapat mengurangi gejala penyakit
serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor dan pencegahan tersier dapat meliputi
pengobatan secara rutin dan teratur serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih
lanjut dari komplikasi suatu penyakit.Upaya pencegahan tersebut dipentingkan
kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
1. Manusia. Manusia ditemukan sebagai individu yang unik dan takdapat dipisahkan
dalam suatu waktu adaa didunia ini. tidak ada yang seperti manusia baik yang
pernah hidup ataupun yang akan hidup.
2. Pasien. Kata pasien adalah merupakan hal yang klise yang berguna untuk
komunikasi ekonomi. sebenrnya pasien itu tidaklah ada. hanya ada mahluk hidup
individu yang membutuhkan kepedulian, pelayanan, dan bantuan dari orang lain
yang dipercaya dapat memberikan pertolongan yang dibutuhkan.
3. Perawat. Perawat juga seorang manusia “perawat memiliki tubuh yang
berpengetanhuan khusus dan berkemampuan untuk menggunakanya yang bertujuan
membantu orang lauin untuk mencegah penyakit atau memelihara tingkat kesehatan
yang tinggi.
4. Penyakit. penyakit dalah sebuah kategori dan klasifikasi . travelbee tidak
menggunakan kata penyakit (illness) sebagai definisi dari tidak sehat akan tetapi ia
9
9
http://Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2) - Google Buku.mht
37
lebih mengidentifikasakannya dari pengalaman sakit seseorang. travelbee
menemukan penyakit sebagai criteria subjektiv dan objektif ditentukan oleh dampak
luar dari penyakit dalam diri individu. sedangkan criteria subjektiv lebih kepada apa
yang seseorang rasakan sebagai penyakit.
5. Penderitaan. Penderitaan adalah perasaan yang tidak senang yang meluas dari
mental yang pindah dengan sederhana, secara fisik, atau ketidak sesuain spiritual
hingga penderitaan tersebut dinamakan tingkat yang menular “tidak terjaga”dan
seterusnya meningkat dari persamaan apatis.
6. Rasa Sakit. Rasa sakit itu sendiri tidak dapat diamati hanya saja dampaknya tidak
tertulis. rasa sakit adalah pengalaman tersendiri dan susah untuk dikomunikasikan
keindividu. penderitaan dapat diganti diatas continuum, seperti yang telah
diilustrasikan di gambar 23-1
7. Harapan. Harapan adalah karakterisasi yang dibangun oleh mental dengan
keinginan untuk memeperoleh sebuah penyelesaian atau menyelesaikan sebuah
penggabungan perwencanaan dengan beberapa tingkatan pengharapan bahwa apa
yang diinginkan atau diminta dapat tercapai. harapan berhubungan atau adakaitanya
dengan ketergantungan dengan yang lain, pilihan, keinginan, kepercayaan,
kegigihan, keberanian dan orientasi pada masa depan.
8. Keputuasaan. Keputusasaan adalah ketiadaan pengharapan.
9. Komunikasi. Komunikasi adalah proses yang dapat memungkinkan perawat untuk
membangun hubungan antar sesama manusia dan dengan demikian memenuhi
tujuan dari keperawatan, yakni membantu individu- individu dan keluarga-keluarga
untuk mencegah dan untuk penanggulangan dengan pengalaman penyakit dan
penderitaan bahkan jika dibutuhkan untuk membantui mereka untuk menemukan
arti dari pengalaman ini.
10. Interaksi. kata interaksi (interaction) mengacu pada banyak hubungan selama dua
individu yang dapat berpengaruh timbal balikantara sesame dan dapat
berkomunikasi secara verbal taupun nonverbal.10
Interaksi Antara Perawat Dan Pasien. Kata interaksi antara perawat dan pasien
mengacu pada hubungan antra perawat dan seseorang yang menderita sakit dan
10
10
http://Ilmu Keperawatan_ JOYCE TRAVELBEE.mht
38
dikarakteristikkan oleh fakta bahwa antara kedua individu merasa dipenanggulangan
klise yang lain.
Pengobatan untuk diri sendiri. Pengobatan yang digunakan untuk diri sendiri adalaah
kemampuan seseorang untuk menggunakan secara sadar dan dalam memenuhi
kekhawatiran dalam berusaha untuk memebangun hub dan intervensi struktur
keperawatan.hal ini memerlukan pengetahuan diri sendiri, kepemahaman diri sendiri,
pemahaman dari pengetahuan. seseorang yang dinamis kemampuan untuk
mengintetprestasikan sesuatu pengetahuan pribadi yang sama dengan pengetahuan yang
lain, dan kemampuan dalam campur tangan yang efektif dalam situasi keperawatan.
Rasa empati . Empati adalah proses yang mana individu dapat memehami psikologi
dari orang lain.
Rasa simpati. Simpati termasuk keinginan untuk memebantu seseorang yang sedang
mengalami tekanan/ stress.
Hubungan. Hubungan adalah suatu proses, satu kejadian, satu pengalaman atau
pengalaman yang berkelanjutan dengan cara bersama dan dengan keperawatan dan
menerima kepedulianya. hal ini menyusun sebuah kelompok yang menyangkut pikiran
dan perasaan, pikiran-pikiran ini, perasaan-perasaan dan penderitaan yang diubah atau
dikomunikasikan oleh seorang terhadap orang lain.
Hubungan antara sesama manusia. Sebuah hubungan antara sesame manusia adalah
pengalaman utama dari pengalaamn yang berkelanjutan antara perawat dan penerima
keperawatanya.karakteristi utama dr pengalaman adalah kebutuhan keperawatan dalam
individu (atau keluarga) itu bertemu. hub antara sesame manusia dalam situasi
keperawatan adalah berarti terusmenerus dengan maksud . keperawatan adalah suatu
kepandaian. hubungan antara sessama manusia dibangun ketika perawat dan penerima
perawatanya mencapai sebuah hub setelah meningkat atas tahapan pertemuan yang
original, munculnya identitas, empati dan simpati.
Personal/ orang. Kata person didefinisikan sebagai manusia, antara keduanya antara
perawat dan pasien dalah manusia, seorang manusia dalah pribadi yang unik, indifidu
yang tidak dapat dipisahkan yang berproses berkelanjutan menjadi susunan dan
perubahan.
Keperawatan Humanistik
10
http://Ilmu Keperawatan_ JOYCE TRAVELBEE.mht
40
Praktek dari keperawatan humanistik ini berakar dari pemikiran yang
eksistensial.Eksistensialisme adalah pendekatan filosofi untuk mengetahui
kehidupan.Individu dipandang sebagai kemungkinan-kemungkinan pada saat membuat
pilihan.Pilihan ini menggambarkan hubungan dan artian dari seseorang.Seperti
psikologi humanistik, eksistensialisme adalah sebuah respon terhadap filosofi dominan
yang positif dan yang diterapkan.Menurut tulisan Kirkegaard dan Nietzche, dengan
memiliki kesempatan untuk memilih, setiap tindakan yang kita pilih adalah signifikan
dan memberikan arti kehidupan kita.
1. Manusia
2. Kesehatan
Kesehatan adalah komponen penting dari seseorang, sebagai kualitas dari
kehidupan dan kematian.Hal ini bisa disebut sebagai lebih dari tidak adanya penyakit.
Kesehatan adalah sebagai pengalaman di dalam proses kehidupan. Kesehatan bisa
ditemukan pada kemauan seseorang untuk terbuka kepada pengalaman kehidupan
mereka terhadap fisik, sosial, spiritual, kognitif atau keadaan emosi mereka.Implikasi
terhadap praktek keperawatan membuka jarak yang luas untuk definisi
kesehatan.Kategori diagnosa bermanfaat hanya jika setuju terhadap orang atau mereka
yang ditunjuk. Hubungan bahwa perawatan mempunyai hubungan dengan orang yang
menerima perawatan adalah kritikal, bahkan lebih penting adalah kebutuhan akan
penghargaan terhadap hubungan yang eksis dalam kehidupan sehari-hari.
3. Keperawatan
Keperawatan adalah respon manusia terhadap satu orang kepada yang lain
dalam waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya untuk mendapatkan
kesehatan. Keperawatan juga adalah mengenai bentuk individu yang unik dan berfokus
41
pada seluruh bagian. Pada saat seseorang sakit dan tubuh juga mengalami perubahan,
ini akan mempengaruhi dunia seseorang dan pengalaman mereka. Pandangan klien
tentang dunia adalah hal yang penting dalam keperawatan.Paterson dan Zderad
mengatakan keperawatan menunjukkan sebuah pertemuan spesial dari setiapmanusia.
Keperawatan terlihat seperti campuran yang unik antara teori dan
metodologi.Teori bisa diartikulasikan dari kerangka kerja terbuka yang didapatkan dari
situasi manusia.Kerangka kerja ini digunakan untuk memberikan dimensi kemungkinan
dari keperawatan humanistic manusia.Teori tidak bisa eksis tanpa praktek
keperawatan.Mereka menyebut praktek keperawatan adalah metodologi, yang
mengatakan bahwa keperawatan sebagai campuran yang unik antara seni dan ilmu.Seni
keperawatan diwujudkan dari interaksi antara perawat dan klien.Keperawatan sebagai
seni yang sanggup untuk menggunakan teori-teori diantara konteks kehidupan sebagai
perjuangan seseorang untuk mencapai sesuatu yang mereka inginkan.11
11
http://Teori Keperawatan Humanistik_ Paterson and Zderad « Elisasiregar's Blog.mht
42
d. Evaluasi
Fase ini menyebutkan apa tingkah laku klien yang telah berubah sebagai ukuran
umtuk menjadi tujuan dan objektif. Tingkah laku mengubah hasil dari tindakan
perawat dan klien. Melalui humanistik yang alami, perhatiannya tidak dengan hasil
tingkah laku tetapi dengan pengalaman klien. Seorang klien yang mampu untuk
membuat pilihan tentang perawatan kesehatan mereka dan bertanggung jawab
terhadap pilihannya, dapat menemukan arti dalam kehidupannya. Dengan
melakukan hal ini dengan seorang perawat, klien mempunyai kesempatan untuk
menegaskan situasi humanness dari perspeksinya, hasil pertumbuhan personak atau
kesehatan.11
a. Teori dapat berhubungan timbal balik degan cara untuk menciptakan cara yang
berbeda untuk melihat fenomena penting
b. Teori harus masuk akal dan alam.
c. Teori juga harus sederhana tetapi menyeluruh atau umum.
d. Teori bisa menjadi dasar untuk hipotesis yang diuji atau untuk teori yang
dibangkitka.
e. Teori menyumbang dan menolong untuk meningkatkan pengetahuan dengan
disiplin melalu implementasi penelitian untuk menvalidasi teori-teori tersebut.
f. Teori bisa digunakan oleh praktisi-praktisi untuk menuntun dan membuktikan
praktek mereka.
g. Teori harus konsisten dengan teori-teori yang tervalidasi, hukum, dan prinsipal
tetapi membuka pertanyaan yang tidak terjawab yang diperlukan untuk diinvestigasi
11
11
http://Teori Keperawatan Humanistik_ Paterson and Zderad « Elisasiregar's Blog.mht
43
Pada lingkaran kepedulian ini perawat yang professional akan menyediakan
kebutuhan pasien baik secara jasmani maupun rohani. Ketika kepedulian (care)
berfungsi perawat menerapkan pengetahuan yang alami dan ilmu pengetahuan
biologi yang menjadi dasar ilmu keperawatan yang kuat.Perawat harus menciptakan
suasana yang nyaman pada diri pasien, sehingga pasien itu menganggap perawat
sebagai penghibur dan pemberi kenyamanan.
2. Lingkaran inti (core)
Perawat yang profesional dalam hubungannya dengan pasien bias membantu
pasien untuk menyatakan perasaan/penyakit yang dideritanya. Intinya perawatharus
mempedulikan pasien untuk kesembuhannya.Perawat yang professional dengan
menggunakan tehnik berhadapan/berhubungan langsung dengan pasien guna untuk
melihat status kesehatan sekarang dan yang akan datang.
3. Lingkaran keperawatan (cure)
Kepedulian perawat terhadap pasien yang didasarkan pada ilmu pengetahuan cara
pengobatan suatu penyakit. Perawat yang professional adalah perawat yang bias
membantu si pasien agar cepat sembuh sehingga dapat meringankan beban
keluarga.12
1. Manusia atau seseorang yang berusia 16 tahun atau lebih yang mengalami suatu
penyakit membutuhkan bantuan/proses keperawatan yang lebih .individu ini
membutuhkan motifasi dari semua keluarganya agar cepat sembuh.
2. Kesehatan yang optimal dapat dilihat dari perilaku manusia itu sendiri
3. Konsep lingkungan masyarakat yang dihadapkan dengan hubungan individu akan
menciptakan kesehatan yang merata dan menyeluruh.
12
12
http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht
44
4. Proses keperawatan berhubungan dengan (kepedulian , inti , dan keperawatan).
Tujuan utama adalah untuk mencapai suat hubungan antara individu dengan
individu dengan individu lain/antara perawat dengan pasien.12
Proses Keperawatan
Hall memberikan motivasi pada pasien demi proses penyembuhan. Aspek ini
meliputi 5 proses keperawatan yaitu: penilaian, diagnosis, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
a. Tahap penilaian meliputi tentang status kesehatan individu atau pasien. Menurut
teori Hall proses pengumpulan data ditujukan demi kepentingan kesehatan pasien
dibandingkan demi kepentingan perawat. Pengumpulan data ini harus mengarah
pada peningkatan kesehatan individu.
b. Tahap yang kedua adalah diagnosa keperawatan, dimana perawat mengamati
penyakit pasien sehingga dapat mengetahui penyakit yang dideritanya. Sehingga
proses penyembuhannya akan lebih muda.
c. Perencanaan melibatkan prioritas utama pada pasien. Peran perawat adalah
membantu pasien menjadi sadar dan mengerti akan pentingnya kesehatan bagi
kehidupannya. Inti dari perencanaan ini untuk membantu pasien menjadi lebih
mengerti dengan kebutuhan, perasaan dan motivasi. Perawat bekerja sama dengan
pasien untuk mencapai kesembuhan dengan pengobatan medis.
d. Implementasi melibatkan institusi rencana kerja yang nyata. Tahap ini adalah
merupakan tahap memberikan pelayanan yang nyata antara perawat dengan pasien
yang meliputi memandikan pasien, membalut luka, makan, memberikan kebutuhan
kenyamanan dan lain-lain. Perawat juga membantu pasien dan keluarga untuk
memahami dan menerapkan rencana yang medis.
e. Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat kemajuan kondisi kesehatan pada
pasien. Tahap proses evaluasi diarahkan kepada berhasil atau tidaknya pasien dalam
mencapai suatu kesehatan.
12
12
http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht
45
Di dalam meninjau ulang teori keperawatan Hall ada beberapa area yang
membatasi aplikasi kepada kepedulian pasien.
Yang pertama untuk area ini adalah langkah suatu penyakit. Pasien
membutuhkan perhatian yang lebih dari seorang perawat untuk proses
penyembuhannya. Faktor yang kedua adalah masalah umur. Yang ketiga faktor
pembatasan adalah uraian bagaimana cara membantu seseorang kea rah yang lebih
mengerti tentang kesehatan. Faktor yang keempat adalah keluaga hanya berada di
dalam perawatan melingkar (care, core, cure).
Akhirnya, Theori Hall hanya untuk individu atau seseorang yang sedang sakit.
Ini tidak akan menandakan bahwa keperawatan berhubungan langsung dengan
kesehatan individu, kelurga dan masyarakat dan meniadakan konsep tentang kesehatan
dan pelayanan kesehatan untuk mencegah suatu penyakit. Seorang kllien dibentuk oleh
bagian-bagian berikut yang saling tumpang-tindih, yaitu: manusia (inti), status
patologis dan pengobatan (penyembuhan) dan tubuh perawatan. Perawat sebagai
pemberi perawatan.12
19.Ernestine Wiedenbach
12
12
http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht
13
13
Potter dan Perry.Buku Ajar FundamentalKeperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik. Halaman 272
46
2. He recipient. Meliputi : wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut
Widenbach adalah individu yang mampu menetukan kebutuhannya akan bantuan.
3. The Goal / purpose. Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan
memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau fisioogikal.
4. The Means Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan.14
Kerangka Kerja Praktik yaitu manusia secara terus menerus berinteraksi dengan
lingkungan dan berpartisipasi dalam upaya mempertahankan kesehatannya (Marriner-
Torney, 1994).
Sehat adalah suatu kontinu, proses yang terbuka bukan sekedar status sehat atau
hilangnya penyakit (Parse, 1990; Marriner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995).
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
14
14
http://konsep dasar keperawatan\teori ernestine.mht
13
13
Potter dan Perry.Buku Ajar FundamentalKeperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik. Halaman 273
47
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar
mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu
saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Teori keperawatan digunakan sebagai
dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep
keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Ada beberapa
yang mempengaruhi teori keperawatan yaitu, filosofi Nightingale, kebudayaan, pendidikan,
dan ilmu keperawatan.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
48
3. http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-
binti-saad/
4. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
5. http://Teori Keperawatan_ Abdellah « Elisasiregar's Blog.mht/
6. http://Teori Keperawatan_Ida Orlando « Elisasiregar's Blog.mht
7. http://Teori Keperawatan Myra Levine« Elisasiregar's Blog.mht
8. http://Teori Keperawatan Dorothy Johnshon « Elisasiregar's Blog.mht
9. http://Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2) - Google Buku.mht
10. http://Ilmu Keperawatan_ JOYCE TRAVELBEE.mht
11. http://Teori Keperawatan Humanistik_ Paterson and Zderad « Elisasiregar's Blog.mht
12. http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht
13. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta: EGC.
14. http://konsep dasar keperawatan\teori ernestine.mht
49
50
51