Anda di halaman 1dari 8

DIFA’AN AL-SUNNAH

AL-SUNNAH SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN

DISUSUN

Muhammad Sadly 30300118095

Muh Zuhdy 30300118078

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi AllahYang Perkasa lagi Maha Penyayang dengan limpahan rahmat-Nya
yang amat luas dan karunia yang tak terhingga kami dapat menyusun makalah ini sebagai bentuk
penyelesaian tugas akademik di lingkungan kampus UIN Alauddin Makassar dan juga sebagai
sarana menambah wawasan dan membuka cakrawala ilmu pengetahuan yang berbasis Islam.
Shalawat yang banyak tercurahkan kepada penghulu para Nabi, seorang Nabi mulia yang
membawa risalah kebenaran untuk membimbing manusia kepada Tuhannya, Nabi Muhammad
saw.

Makalah yang dihadirkan di hadapan pembaca ialah susunan dari mahasiswa jurusan
Ilmu Alquran dan Tafsir guna menyelesaikan tugas sebagai activitas akademik di wilayah
kampus UIN Alauddin Makassar. Kami memohon maaf dengan segala keterbatasan media dan
sumber referensi yang dapat ditemukan dan beragam kekurangan akibat kelalaian dan lain hal.
Maka kami mengharap adanya timbal balik berupa koreksi atau saran dari pembaca sekalian
dalam perbaikan makalah ini. Kami memohon taufiq dan hidayah hanya pada-Nya agar makalah
ini dapat menjadi salah satu dari banyak sumber ilmu pengetahuan di zaman kompleksnya
penyebaran informasi.

Samata, 12 oktober 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

As-Sunnah yang merupakan sumber kedua setelah Al-Qur’an dalam bidang tasri’,
demikian pula ia merukan sumber konsepsional dalam bidang ilmu Pengetahuan atau
kebudayaan yang telah teruji dan dan trimplementasikan dalam tataran historis kultural
pada masanya dengan laboratorium masyarakat islam priode kenaabian yang sempampat
menjadi mercusuar peradaban dunia yang diperhitungkan oleh masyarakat imperium tua
dunia saat itu, romawi dan persia.

Namun demikian, dalam aktualisasi As-Sunnah pada giliran sejarah selanjutnya pasca
priode kenabian terutama pada dunia moderen di era sains dan teknologi serta informasi
seperti sekarang ini, sanagat memerlukan kepada usaha penggalian kembali dan
penyelaman lebih dalam lagi nilai nilai konsepsional khazanah As-Sunnah khususnya
dalam persoalan IPTEK dan Aspek Aspek peradaban atau kebudayaan yang sementara
lebih banyak yang masih terpendam di reruntuhan purbakala khazanah Islam dan berada
di dasar lautan luas hadits hadits nabi Muhammad SAW.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dalam Makalah ini adalah:

1. Apa pengertian As-Sunnah sebagai sumber ilmu pengetahuan dan bagian-bagiannya?


2. Apa saja Fungsi-fungsi sunnah sebagai sumber ilmu pengetahuan?
3. Adakah Bukti-bukti bahwa As-Sunnah sebagai sumber pengetahuan?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian As-Sunnah sebagai sumber ilmu pengetahuan dan bagian


bagiannya
2. Mengetahui fungsi sunnah sebagai sumber ilmu pengetahuan
3. Mengetahui bukti-bukti bahwa As-Sunnah sebagai sumber ilmu pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian As-Sunnah sebagai ilmu pengetahuan

Yang di maksud di sini adalah sumber ilmu pengetahuan antara Indra,akal dan
wahyu

sumber ilmu pengetahuan menurut para penganut aliran materialisme adalah terbatas
pada materi yang dapat di tangkap oleh panca indra atau hal-halrasionable dan hanya
yang dapat di pahami oleh akal saja, mereka tidak mempercayai sumber ilmu
pengetahuan apapun selain kedua sumber diatas.

Kita, umat islam, juga mempercayai dua sumber tersebut. Kita menganggap panca
indra dan akal sebagai instrumen penting ilmu pengettahuan bahkan sebagai
kenikmatan karunia yang besar yang di anugrahkan Allah SWT kepada manusia agar
dapat memahami dirinyadan alam sekitarnya. Dengan akal dan panca indra itu juga ia
dapat mengkaji dan megerti hukum wlwm dan rahsia yang tersimpan didalamnya.
Bahkan hukum dan rahasia alam semesta itu sendiri oleh islam dianggap sebagai
saksi terbenar bukti paling akurat yang menunjukka eksistensi dan keagungan.
Allah SWT yang telah memberikan segala-galanya kepada mahkluk-nya, lalu dia
memberikan hidayah kepada mereka.

Selain daripada itu,kita ummat islam percaya bahwa selain itu, masih ada sumber lain
yang lebih tinggi dari pada kedua sumber ilmu pengetahuan tersebut diatas. Sumber
yang terakhir ini bahkan dapat membetulkan ke dua sumber yang tadi, apabila
keduanya salah, atau tersesat di jalan. Sumber ini adalah wahyu ilahi.

Sesungguhnya Allah SWT telah menganugrahkan kepada manusia beberapa hidayah


(petunjuk) yang satu lebih tinggi dari yang lain. Dengan hidayah tersebut manusia
dapat mengerti dirinya sendiri, mengetahui alam semesta yang ada disekitarnya, serta
mengenal pencipta sebgai asalnya dan mengetahui tempat kembaliserta risalah
(misi)nya dalam hidup.

B.Fungsi sunnah sebagai sumber ilmu pengetahuan


a. sebagai pengukuh terhadap ayat al qur’an
b. sebagai penjelasan terhadap maksud ayat-ayat al qur’an
c. menetapkan hukum yang tidak di sebutkan dalam al qur’an
C. Bukti-bukti sunnah sebagai sumber ilmu pengetahuan

1. 1.bintang-bintang di langit

Nabi bersabda

ُ ‫ت ال ُّنج ُْو ُم أَ َتى ال َّسمَا َء مَا ُت ْوعَ د ُْونَ َو أَ َنا أَ َم َن ٌة أِل َصْ حَ ِابى َفأ َِذا َذ َهب‬
‫ْت أَ َتى أَصْ حَ ِابى مَا ي ُْوعَ د ُْونَ َوأَصْ حَ ِابى أَ َم َن ٌة‬ ِ ‫ل ُّنج ُْو ُم أَ َم َن ٌة لِل َّسمَا ِء َفأ َِذا َذ َه َب‬
ْ ْ ُ َ َ ْ‫ص‬َ َ َ
َ‫أِل َّمتِى فأِذا ذهَبَ أ حَ ِابى أتى أ َّمتِى مَا يُوعَ دُون‬ َ ُ

Artinya :

“ Bintang-bintang adalah pengaman bagi langit, jika bintang mati, maka datanglah pada
langit sesuatu yang mengancamnya. Dan aku adalah pengaman bagi sahabatku, jika aku
mati, maka datanglah kepada para sahabat sesuatu  yang mengancam mereka. Sahabatku
adalah pengaman umatku, jika mereka mati, maka datanglah kepada umatku sesuatu yang
mengancam mereka.”[6]

        Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dalam hadits ini hanya mambahas satu
larik saja , yaitu sabda Nabi : “bintang-bintang adalah pengaman langit. Jika bintang
mati, maka datanglah pada Langit sesuatu yang mengancamnya”.
        Maksud dari kematian bintang adalah meredup dan memudarnya sinar bintang.
Sedang maksud dari “sesuatu yang mengancam langit” adalah tersingkap, terpecah,
terbuka, dan perubahan langit menjadi sesuatu yang tidak terurus, ditelantarkan, dan
dipenuhi asap dan kabut.

        Bintang merupakan benda langit yang tersebar di langit dunia. Bintang berbentuk
bulat atau semi bulat, berbentuk bulat, berbentuk gas, menyala-nyala, bersinar dengan
sendirinya, dan terikat dengan benda langit lainnya melalui daya gravitasi meskipun
berbentuk gas. Bintang menebarkan sinar yang dilihat dan sinar yang tidak dilihat akibat
pengaruh gelombang cahaya.

        Hadits ini merupakan bukti yang menegaskan kebenaran kenabian, kerasulan, dan
perkataan Nabi pada masa ketika orang-orang kafir dan musyrik yang menjadi mayoritas
masyarakat kala itu yang berusaha mengingkari kenabiannya. Karena itu, pemanfaatan
gebrakan ilmiah hadits-hadits Rasullullah dalam dakwah Islam pada era ilmu dan
teknologi sekarang ini, dimana jarak antar Negara dan kawasan sudah begitu pendek, dan
berbagai ranah peradaban dengan semua aspeknya.[7]

Nabi bersabda :
ِ‫ق ْالقَ َم ِر َك َر َمةً ِل َرسُوْ ِل هللا‬
ُ ‫اِ ْن ِشقَا‬                                                                  

Artinya :

“ Terbelahnya bulan merupakan karamah Rasulullah”[8]

        Hadits ini diriwayatkan oleh oleh Imam Al Bukhori dalam Shahihnya kitab Al-
Maghazy. Maksud dari hadits ini adalah terbelahnya bulan ini adalah peristiwa ini
merupakan representasi dari salah satu kemukjizatan indrawi yang muncul sebagai
penguat bagi Rasulullah dalam menghadapi kaum kafir dan musyrik Mekah dan
pengingkaran mereka atas kenabian Nabi SAW.

        Mukjizat adalah peristiwa adikodrati yang keluar dari ketentuan Sunnatullah. Oleh
karena itu, aturan-aturan duniawi tidak mungkin bisa memahami terjadinya mukjizat.
Seandainya mukjizat pembelahan bulan menjadi dua ini tidak disebutkan dalam Al-
Qur’an dan sejarah Rasulullah, tentu kaum muslimin sekarang tidak akan mengimaninya.
Jadi, fungsi hadits di atas aadlah untuk nmenguatkan bahwa Rosulullah benar-benar
mempunyain mukjizat yaitu salah satunya membelah bulan jadi dua.[9]

3.Siklus Hujan

Nabi bersabda :

ٍ ‫َام بِأَقَ َّل َمطَرًا ِم ْن ع‬


‫َام‬ ٍ ‫ َما ِم ْن ع‬                                                                           

Artinya :

“Tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya daripada tahun yang lain”

     Al – Baihaqi meriwayatkan hadis ini dalam As-Sunan Al-kubra dari Ibnu Mas’ud Ra,
dari Rasulullah dengan teks hadis “tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya
daripada tahun yang lain”

     Kendati nash hadis berhenti (mauquf) pada Ibnu Mas’ud, sehingga mendorong
beberapa pengkaji hadis untuk melemahkan statusnya (dhaif) karena tidak dapat
memahami petunjuk ilmiahny, namunj hadis ini tetap mempresentasikan sebuah gebrakan
ilmiah yang mendahului khazanah sains modern sejak tahun 1400 tahun silam. Di
samping itu, hadis ini merupakan salah satu representasi kemukjizatan sains dalam
hadits-hadits Nabi SAW. Sehingga meski berstatus dho’if, hadis itu pun tetap kuat dan
diperhitungkan.[10]
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
As-Sunnah merupakan sumber ilmu Pengetahuan keagamaan, kemanusiaan dan sosial yang
dibutughkan ummat Manusia untuk meluruskan jalan mereka, membetulkan kesalahan mereka
ataupun melengkappi Penethuan experimental mereka. hubungan antara Al-Qur’an Dan As-
Sunnah dengan ilmu Pengetahuan adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, saling
menguatkan antara keduanya, As-Sunnah merupakan penjelas dari Al-Qur’an yang banyak
menerangkan tentang ilmu Pengetahuan,
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Yusuf Al-Qardhawy, Al-Sunnah Mashdaran li Al-Ma’rifah wa Al-Hadharah,


Kairo: Daar Asy-Syuruq, 1998

https://www.academia.edu/31829209/AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SEBAGAI


SUMBER ILMU

Anda mungkin juga menyukai