Laporan PKF Apotek Pattimuraa
Laporan PKF Apotek Pattimuraa
PENDAHULUAN
Praktek kerja farmasi (PKF) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara
aplikasi teori maupun kenyataan yang sebenarnya dan mahasiswa dapat memperoleh
Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memiliki peranan
langsung dalam proses penggunaan obat pada pasien. Selain menyediakan dan
1
penyampaian informasi mengenai obat atau persediaan farmasi secara baik dan tepat,
Indonesia, 2002).
daya manusia calon Tenaga Teknis Kefarmasian yang berkualitas menjadi faktor
penentu. Oleh karena itu, Program Sarjana Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Ilmu
berlangsung dari tanggal 06 Januari – 17 Januari 2020. Kegiatan PKF ini memberikan
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengenal dunia kerja dan segala aspek
Apotek.
Apotek.
2
4. Mahasiswa mampu memahami dasar ilmu farmasi dan aplikasinya dalam
pelayanan kefarmasian.
perkuliahan.
pembekalan farmasi.
apotek Pattimura.
secara luas dan mendalam yang tercakup dari laporan yang disusun.
3
BAB II
kosmetika.
4
penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat.
kefarmasian.
tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik dalam bentuk
apoteker.
5
j. Apoteker Pengelola Apotek (APA) : yaitu Apoteker yang telah
buka Apotek.
APA tersebut tidak berada ditempat lebih dari 3 bulan secara terus-
menerus, telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak
keuangan apotek.
6
2. Tatacara Perijinan Pendirian Apotek
nomor 9 tahun 2017 tentang Apotek tata cara perizinan Apotek sebagai
berikut :
memenuhi persyaratan.
menggunakan formulir.
a. Tenaga kefarmasian
7
b. Tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan
prasarana.
7. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
kerja
penundaan diterima.
8
11. Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan
Penolakan.
pengganti SIA.
pemegang SIA.
PSA
(pemilik sarana apotek) atau Apoteker
9
5. Memastikan obat atu produk yang dibutuhkan tersedia
dibantu oleh Apoteker pendamping dan/ atau Tenaga teknis Kefarmasian yang
meliputi :
10
3. Bertanggung jawab terhadap mutu obat yang dijual, pelayanan
(Pharmaceutical Care).
obat.
c. Kasir
kasir. Disana apoteker yang langsung melakukan pelayanan di kasir yang dib
antu dengan asisten apoteker. Selain bertanggung jawab sebagai kasir juga
etalase depan serta bertugas menerima resep. Di Apotek Patimura ini Pemilik
11
Sarana Apotek (PSA) sekaligus Apoteker setiap harinya melakukan pelayana
d. Administrasi
Farmasi (PBF), pembayaran rekening listrik, air dan telpon. Bagian ini
menerima uang yang berasal dari penjualan tunai setiap hari dan
dimana bagian ini dipegang sendiri oleh Pemilik Sarana Apotek (PSA) sekali
gus Apoteker.
umah Pemilik Sarana Apotek sekaligus Apoteker. Apotek terdiri dari beberapa
ruangan, yaitu ruang tunggu, tempat penyerahan resep, kasir, ruang peracikan,
lemari obat, lemari obat herbal, tempat sholat dan dilengkapi dengan kamar
mandi. Dahulu di apotek Patimura terdapat ruang prakter dokter, dimana dokter y
ang bersangkutan merupakan anak dari pemilik sarana sekaligus apoteker disana,
namun sekarang kegiatan praktek sudah ditiadakan, namun tetap dilakukan kegiat
12
yang dijual oleh Apotek Patimura ditata dengan rapi pada masing-masing box ob
at dan rak obat. Selain itu pada ruang penyimpanan obat juga terdapat lemari
narkotika dan lemari psikotropika dan meja tempat peracikan obat. Apotek ini
juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti air, telepon, listrik serta
fasilitas untuk pasien di ruang tunggu seperti tempat duduk dan televisi dan juga
a. Perencanaan
diperhatikan :
1. Pola penyakit
2. Kemampuan masyarakat
3. Budaya masyarakat
habis pada hari sebelumnya. Banyaknya jumlah obat yang dipesan tergantung
Kefarmasian dan terlebih dahulu harus ditanda tangani oleh APA dengan
13
mencantumkan nama dan No. Surat Izin Praktek Apoteker. Pemesanan obat
aplikasi pesanan obat yang di sediakan PBF diikuti dengan pemberian surat
pemesanan obat yang diberikan ke sales apabila obat yang di pesan telah
pemesanan Untuk obat golongan khusus psikotropika yang dibuat dan ditanda
tangani oleh apoteker dan pemesanan hanya dilakukan oleh apoteker. Surat
pemesanan ini dibuat rangkap 2 (dua) yaitu (1 lembar pertama untuk PBF, 1
lembar untuk apotek). Sama halnya dengan psikotropika untuk obat narkotika
yaitu lembar 1-3 untuk PBF dan lembaran ke 4 untuk arsip apotek.
1. Pengadaan
Obat yang telah dipesan akan disertai dengan copy faktur, faktur pajak dan
tanda terima obat dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang bersangkutan.
dan jumlan obat yang dipesan, potongan harga (kalau ada), batas
kadaluarsa, harga satuan, dan jumlah total harga. Jika sesuai dengan
nomor STRTTK. Obat yang diterima dicatat pada buku penerimaan obat.
Selanjutnya obat disusun pada tempatnya serta dicatat kedalam kartu stok
obat.
14
2. Penyimpanan
Obat disimpan pada tempat yang bersih, aman, tidak terkena cahaya
obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter di apotek. Hal ini
15
4. Untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia
dipertanggungjawabkan.
pasien.
Obat keras dapat diberikan kepada pasien jika pasien tersebut memang
diberikan kepada pasien yang membawa resep dokter. Untuk resep yang
16
pengeluaran narkotika dan psikotropika dicatat dalam kartu stok,
jumlah pengeluaran dan sisa yang ada, jika ada perbedaan dilakukan
penyalahgunaan obat.
oleh pasien atau konsumen tetapi untuk obat bebas terbatas yang
termasuk dalam kategori obat keras, akan tetapi dalam jumlah tertentu
obat keras, penggunaan obat ini diberi batas untuk setiap takarannya. Obat
ini hanya dapat dijual bebas jika ada seorang asisten apoteker atau
17
6. Pengelolaan obat rusak, kadaluarsa, pemusnahan obat dan resep
Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan.
Kabupaten/Kota.
18
2.3 Aspek Pelayanan Kefarmasian
1. Skrining Resep
a. Persyaratan Administrasi :
- Informasi lainnya.
b. Kesesuaian Farmasetik :
pemberian.
c. Kesesuaian Farmakologi ;
19
2. Penyiapan Obat
a. Peracikan.
harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan
b. Etiket
3. Penyerahan Obat
4. Informasi Obat
dimengerti, akurat, tidak biass, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat
20
5. Konseling
21
BAB III
3.1 Kesimpulan
Farmasi yang akan melanjutkan profesi ke Apoteker atau bagi calon sarjana
2. Di Apotek Patimura pelayanan resep kepada pasien beserta informasi obat juga
dan pelaporan.
obat.
22
3.2 Saran
1. Diharapkan bagi calon sarjana farmasi yang akan melakukan Praktek Kerja
informasi maupun edukasi tentang obat kepada pasien sehingga perlu disediakan
tempat konseling yang baik untuk memberikan kenyamanan bagi pasien dan
apoteker.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
DAFTAR LAMPIRAN
25
Lampiran 3. Surat Pesanan Narkotika
26
Lampiran 5. Surat pesanan obat-obat tertentu
27
DAFTAR GAMBAR
28
Gambar 3. Obat Psikotropika dan Narkotika
29