Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam tatalaksana usaha peternakan, progam sanitasi merupakan suatu hal
penting yang harus dijalankan. Program sanitasi sebenarnya relatif tidak mahal
tetapi merupakan cara termurah dan efektif dalam mencegah dan mengendalikan
penyakit pada ayam. Bahkan tidak satupun program pencegahan penyakit dapat
bekerja dengan baik tanpa disertai program biosekuritas.
Tujuan sanitasi kandang, dan lingkungannya pada awal persiapan adalah
menciptakan lingkungan yang nyaman bagi ternak, bebas kotoran dan bibit
penyakit. Karakterisitik yang paling menonjol dari bibit penyakit adalah menyukai
tempat-tempat yang kotor. Oleh karena itu, sanitasi kandang dan ternak perlu
dilakukan secara rutin supaya bibit penyakit tidak mempunyai kesempatan
berkembang dan menyerang kekebalan tubuh ternak unggas. Hal ini penting
mengingat hanya ternak yang sehat yang dapat memberikan produksi yang
optimal.
Setelah proses sanitasi selesai, dilakukan pemeriksaan ternak secara umum
atau biasa dikenal dengan anamnesa. Anamnesa adalah upaya mencari tahu
dengan bertanya kepada pemilikhewan, mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan penyakit yang dideritaoleh hewan yang diperiksa (sejarah
hewan sebelum sakit, dan keadaan hewan pada saat sakit). Kegiatan ini sangat
efektif untuk memahami kondisi yang adadalam peternakan khususnya peternakan
ruminansia terutama dalam hal kesehatanternak. Pemeriksaan kesehatan ternak
yang dapat dilakukan bisa berupa pengamatan tingkah laku, kemudian dapat
dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
merupakan modal penting untukmemajukan sebuah usaha peternakan.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan ternak adalah dengan mengontrol
dan mengatur tata laksana kesehatan ternak, antara lain dengan pemeriksan
kesehatan ternak melalui pengamatan tingkah laku ternak, pemeriksaan fisik
tubuh ternak dan pemeriksaan kondisi fisiologis ternak. Ternak sehat adalah
ternak yang tidak terjadi penyimpangan dari kondisi normalnya.
Dari uraian diatas, dalam praktikum ini dilakukan proses sanitasi kandang
sapi potong dan pemeriksaan kesehatan secara fisik dan Sistema untuk
mengetahui status kesehatan ternak tersebut.

1.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pencegahan penyakit
berupa sanitasi kandang dan cara pemeriksaan kesehatan ternak baik secara fisik
maupun secara sistema

1.3. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini yaitu, mahasiswa dapat memahami tujuan dari
sanitasi kandang dan pemeriksaan ternak, mampu melaksanakan tahapan dari
proses sanitasi kandang dan pemeriksaan ternak serta mengetahui jenis dan
manfaat desinfektan yang digunakan pada saat praktikum.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Sanitasi Kandang
Ali Yatmiko (2008), sanitasi merupakan salah satu komponen utama
biosekuriti. Pengamatan aspek sanitasi pada praktikum ini meliputi kondisi
kebersihan dan penanganan kotoran ternak. Adapun kondisi kebersihan yang
diamati adalah kebersihan kandang secara umum, kebersihan lantai kandang serta
kebersihan ternak.
BPTP-Ungaran (2000), sanitasi kandang merupakan suatu kegiatan
pencegahan yang meliputi kebersihan bangunan tempat tinggal ternak atau
kandang dan lingkungannya dalam rangka untuk menjaga kesehatan ternak
sekaligus pemiliknya.
DairyNZ (2015), dalam menjamin kondisi kebersihan kandang maka
diperlukan kebijakan dan prosedur untuk melakukan pembersihan kandang.
Kementerian Pertanian tahun (2012) untuk mencegahan penularan
penyakit, maka pemeliharaan ternak harus dilakukan secara tertib dan memenuhi
tata cara budidaya ternak yang baik terutama menyangkut masalah higiene dan
sanitasi lingkungan. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu melakukan
pembersihan dan pencucian kandang serta menyediakan
desinfektan,membersihkan lingkungan sekitar kandang, melakukan desinfeksi
kandang dan peralatan serta melakukan penyemprotan insektisida terhadap
serangga, lalat dan pembasmian terhadap hama lainnya.

2.2. Pemeriksaan Ternak


Cunningham (2002), frekuensi jantung adalah banyaknya denyut jantung
dalam satu menit. Pengamatan terhadap frekuensi jantung pada ruminansia besar
(seperti sapi) dihitung secara auskultasi dengan menggunakan stetoskop yang
diletakkan tepat di atas apeks jantung pada dinding dada sebelah kiri. Selain itu,
pulsus hewan dapat dirasakan dengan menempelkan tangan pada pembuluh darah
arteri coccygeal di bawah ekor bagian tengah sekitar 10 cm dari anus.
Jackson dan Cockeroft (2002), yang menyatakan bahwa secara klinik
moncong sapi dimanfaatkan saat pemeriksaan fisik kesehatan hewan, yakni
3
dengan mengamati cermin hidungnya. Cermin hidung (muzzle) secara normal
lembab dengan sejumlah tetes–tetes cairan padanya. Cermin hidung yang kering
merupakan pertanda hewan tersebut sakit, khususnya pada hewan yang demam.
Cermin hidung yang kering juga bisa ditemukan pada hewan normal yang sedang
beristirahat. Cermin hidung bisa sangat kering pada penderita milk fever. Cermin
hidung yang kotor juga bisa ditemukan pada hewan yang sakit keras.
Karstan (2006), menyatakan bahwa aktivitas bernafas penting untuk
meningkatkan pengeluaran panas pada temperatur yang tinggi.
Karstan (2006). menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi frekuensi
nafas antara lain adalah ukuran tubuh ternak, umur dan aktifitas.
Suwiti (2009), menyatakan bahwa cermin hidung berupa moncong
/planum nasolabialis sapi adalah bagian dari hidung yang memiliki struktur kulit
tidak berambut dan umumnya berwarna hitam. Moncong sapi mengandung
kelenjar merokrin tubuler yang melembabkan permukaannya. Lumen ujung
kelenjar merokrin agak sempit dan epitelnya berbentuk kuboid, sel epitel
mengandung lemak, glikogen dan kadang pigmen. Pada ujung kelenjarnya
terdapat mioepitel yang lebih jarang dari pada bentuk kelenjar apokrin. Tempat
bermuaranya kelenjar ini pada permukaan kulit. Struktur epidermis muzzle tebal
dan menanduk dengan hebat.
Wuryanto dkk. (2010) menyatakan bahwa meningkatnya denyut nadi
ternak dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi pakan, dampak dari
konsumsipakan yang meningkat menyebabkan metabolisme tubuh juga meningkat
dan padaakhirnya terjadi kenaikan denyut nadi.

4
BAB III
MATERI DAN METODA

3.1.Waktu dan Tempat


Praktikum Kesehatan Ternak yang berjudul Sanitasi Kandang dan
Pemeriksaan Ternak ini dilaksanakan pada hari Minggu 13 Oktober 2019 di Fapet
Farm Universitas Jambi.

3.2. Materi
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu cangkul, sekop,
sapu lidi, spons, hand sprayer, pena, diktat praktikum, kamera handphone untuk
mendokumentasikan proses praktikum, detergent, air dan antisep.

3.3. Metode
Cara kerja pada praktikum sanitasi kandang yaitu pertama bersihkan feces
sapi menggunakan cangkul atau sekop lalu buang ke tempat pembuangan feces.
Kedua, bersihkan lantai kandang dengan cara menyemprot lantai kandang
menggunakan air mengalir. Ketiga, mandikan sapi menggunakan air mengalir.
Keempat, gosok lantai kandang menggunakan spons dan detergent setelah itu
siram menggunakan air mengalir. Kelima, desinfeksi menggunakan desinfektan.
Desinfektan yang digunakan yaitu antisep dengan kadar 20 ml/100 ml air.
Keenam, semprot desinfektan menggunakan hand sprayer ke tubuh ternak.
Cara kerja pada sub judul Pemeriksaan Ternak yaitu pertama buatlah tabel
hasil pemeriksaan fisik. Kedua, periksalah kesehatan ternak secara fisik dan
sistema yang terdiri dari pemeriksaan bulu dan kulit (turgor ulit, bulu, luka,
lesi/jejas), pernafasan (cara bernafas, frekuensi, cermin hidung, eksudat hidung,
batuk), sirkulasi (pulsus/denyut jantung, frekuensi pulsus, pendarahan),
pencernaan (cara mengambil pakan, cara mengunyah dan menelan, tonus
lambung, peristaltic usus, muntah, cara buang kotoran/posisi, frekuensi buang
feces, konsistensi kotoran/feces), urogenital (cara urinasi, warna urin, kekeruhan
urin), syaraf dan gerak (reaksi reflek, cara berjalan), panca indera (mata, telinga,
suhu tubuh).

5
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1.Sanitasi Kandang
Sanitasi merupakan salah satu komponen utama biosekuriti. Pengamatan
aspek sanitasi pada praktikum ini meliputi kondisi kebersihan dan penanganan
kotoran ternak. Adapun kondisi kebersihan yang diamati adalah kebersihan
kandang secara umum, kebersihan lantai kandang serta kebersihan ternak (Ali
Yatmiko, 2008).
Kebersihan kandang merupakan hal yang penting dalam menjaga kondisi
sanitasi kandang. Menurut DairyNZ (2015) dalam menjamin kondisi kebersihan
kandang maka diperlukan kebijakan dan prosedur untuk melakukan pembersihan
kandang.

Gambar 1. Proses Sanitasi Kandang Ternak

Sanitasi memiliki berbagai keuntungan bukan hanya bagi masyarakat yang


mengonsumsi produk ternak, tapi juga bagi para peternak. Di antara berbagai
manfaat sanitasi pada ternak ruminansia, beberapa manfaat utamanya adalah
sebagai berikut :
a). Mencegah serangan penyakit pada hewan ternak.
b). Menekan biaya pengobatan hewan ternak
c). Menjaga kesehatan hewan dan meningkatkan daya tahan tubuhnya
d). Meningkatkan nafsu makan ternak, sehingga berat badannya selalu terjaga
(tidak kurus)
e). Kualitas daging dan/atau susu selalu terjaga karena terbebas dari kontaminasi
mikroorganisme
6
f). Kondisi kandang dan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman bagi peternak.
Menurut Kementerian Pertanian tahun (2012) untuk mencegahan
penularan
penyakit, maka pemeliharaan ternak harus dilakukan secara tertib dan memenuhi
tata cara budidaya ternak yang baik terutama menyangkut masalah higiene dan
sanitasi lingkungan. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu melakukan
pembersihan dan pencucian kandang serta menyediakan
desinfektan,membersihkan lingkungan sekitar kandang, melakukan desinfeksi
kandang dan peralatan serta melakukan penyemprotan insektisida terhadap
serangga, lalat dan pembasmian terhadap hama lainnya.
Desifektan dapat dilakukan dengan cara penyemprotan dengan
menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat membunuh bibit penyakit. Salah
satu bahan kimia yang aman dan tidak terlalu berbahaya untuk ternak yaitu
menggunakan Antisep utuk mendesinfeksi ternak.

Gambar 2. Desinfektan

Antisep yang digunakan sebagai desinfektan memiliki fungsi sebagai


berikut :
• Membasmi virus yang menyebabkan penyakit Foot and Mouth Disease (FMD
• Membasmi bakteri dan jamur
• Mencegah mastitis pada sapi

4.2. Pemeriksaan Ternak


Kesehatan merupakan hal yang penting dalam dunia ternak, karena
berpengaruh terhadap produktivitas hasil ternak. Faktor kesehatan sangat
menentukan keberhasilan usaha peternakan. Menjaga kesehatan menjadi salah
satu prioritas utama disamping pemberian pakan dan tatalaksana pemeliharaan.
7
Pemeriksaan kesehatan ternak secara cepat dan akurat sangat diperlukan dalam
upaya pengendalian maupun pemberantasan penyakit.Kesehatan hewan meliputi
cara pemeriksaan fisik, tingkah laku dan fisiologi ternak.
Pada umumnya, pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi pemeriksaan
status kesehatan umum seperti penghitungan frekuensi nadi, denyut jantung,
penghitungan frekuensi nafas, pengukuran suhu tubuh, pengamatan terhadap
mukosa, turgor kulit, dan penghitungan frekuensi rumen pada ruminansia (Kelly
1984).
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diperoleh hasil
pengamatan kondisi ternak yang disajikan pada tabel 1 :
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Ternak
Kulit dan Bulu Hasil

1. Turgor ulit Normal


Bulu Normal
Luka Ada
Lesi/jejas Bentuk seperti lingkaran berwarna
merah, ukurannya kecil 0-1 cm namun
tidak ada leleran yang keluar dari luka

2. Pernafasan Hasil

a. Cara bernafas Normal


b. Frekuensi Normal
c. Cermin hidung Basah
d. Eksudat hidung Tidak ada
e. Batuk Tidak ada
3. Sirkulasi Hasil

a. Pulsus/denyut jantung Kuat


b. Frekuensi pulsus Normal
c. pendarahan Tidak ada

4. Pencernaan Hasil

a. Cara mengambil pakan Mengambil pakan menggunakan lidah


b. Cara mengunyah dan menelan Bergerak ke kiri dan ke kanan
c. Tonus lambung Normal
d. Peristaltic usus Normal

8
e. Muntah Tidak ada
f. Cara buang kotoran Normal
g. Frekuensi buang feces -
h. Konsistensi kotoran/feces Normal

Urogenital Hasil

1. Cara urinasi Normal


2. Warna urin Kuning
3. Kekeruhan urin Jernih

Syaraf dan gerak Hasil

1. Reaksi reflek Ada


2. Cara berjalan Normal

Panca indra Hasil

1. Mata Tidak ada kotoran


2. Telinga Tidak ada
3. Telinga Refleks mendengar baik
4. Suhu tubuh Normal
Sumber : Hasil Praktikum Kesehatan Ternak Kelas A Fakultas Peternakan
Universitas Jambi.

Bulu dan Kulit


Bulu sapi yang diperiksa pada saat praktikum didapatkan hasil bahwa bulu
sapi tersebut normal. Hal ini menunjukkan bahwa sapi tersebut sehat. Dimana
ciri-ciri sapi yang sehat yaitu memiliki bulu yang mengkilap, tidak kusam, tidak
berdiri dan tidak rontok.
Pernafasan
Bernafas merupakan aktivitas fisik dimana adanya proses pertukaran
gasantara karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam tubuh dengan
oksigen(O2). Karstan (2006) menyatakan bahwa aktivitas bernafas penting untuk
meningkatkan pengeluaran panas pada temperatur yang tinggi.
Cara bernafas sapi dari tabel 1 diatas yaitu normal. Karstan (2006)
menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi frekuensi nafas antara lain adalah
ukuran tubuh ternak, umur dan aktifitas.

9
Cermin hidung pada sapi yang diamati yaitu basah. Menurut Jackson dan
Cockeroft (2002), yang menyatakan bahwa secara klinik moncong sapi
dimanfaatkan saat pemeriksaan fisik kesehatan hewan, yakni dengan mengamati
cermin hidungnya. Cermin hidung (muzzle) secara normal lembab dengan
sejumlah tetes–tetes cairan padanya. Cermin hidung yang kering merupakan
pertanda hewan tersebut sakit, khususnya pada hewan yang demam. Cermin
hidung yang kering juga bisa ditemukan pada hewan normal yang sedang
beristirahat. Cermin hidung bisa sangat kering pada penderita milk fever. Cermin
hidung yang kotor juga bisa ditemukan pada hewan yang sakit keras.

Sirkulasi
Dari tabel 1 diatas, di dapat hasil frekuensi denyut jantung yaitu kuat.
Menurut Cunningham (2002), frekuensi jantung adalah banyaknya denyut jantung
dalam satu menit. Pengamatan terhadap frekuensi jantung pada ruminansia besar
(seperti sapi) dihitung secara auskultasi dengan menggunakan stetoskop yang
diletakkan tepat di atas apeks jantung pada dinding dada sebelah kiri. Selain itu,
pulsus hewan dapat dirasakan dengan menempelkan tangan pada pembuluh darah
arteri coccygeal di bawah ekor bagian tengah sekitar 10 cm dari anus.
Denyut nadi sapi yang di periksa saat praktikum yaitu normal dan tidak
ada terjadi peningkatan. Menurut Wuryanto dkk. (2010) menyatakan bahwa
meningkatnya denyut nadi ternak dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi pakan,
dampak dari konsumsipakan yang meningkat menyebabkan metabolisme tubuh
juga meningkat dan padaakhirnya terjadi kenaikan denyut nadi.
Syaraf dan Gerak
Cara berjalan sapi yang diamati yaitu normal. Tingkah laku sapi
memberikan gambaran tentang status kesehatan sap tersebut. Sapi yang sehat akan
menampakkan gerakan yang aktif, sikapnya sigap, selalu sadar dan tanggap
terhadap perubahan situasi sekitar yang mencurigakan. Kondisi sapi yang
seimbang adalah tidak terlalu gemuk atau kurus, langkah kakinya mantap dan
teratur.

10
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan kesimpulan bahwa
sanitasi kandang digunakan untuk menjaga kebersihan kandang dan ternak serta
untuk mencegah penyakit yang dapat ditimbulkan dari kandang yang kotor.
Desinfektan yang digunakan pada saat praktikum yaitu Antisep. Setelah proses
sanitasi selesai, dilakukan proses pemeriksaan ternak secara fisik dan sistema.

5.2. Saran
Semoga praktikum selanjutnya lebih lancar dan sesuai dengan yang
diharapkan.

11

Anda mungkin juga menyukai