BAB I Revisi
BAB I Revisi
PENDAHULUAN
ASI dalam istilah kesehatan dimulai dari proses laktasi. Laktasi adalah
keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi
menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus
sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan
kekebalan tubuh secara alami. ASI diproduksi oleh organ tubuh wanita yang
hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi
sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan
berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, tetapi tetap
diberikan kepada anak sampai berusia 2 tahun (WHO, 2017). Salah satu
masalah yang sering muncul pada ibu menyusui adalah ketidak lancaran
produksi ASI.
payudara, ibu akan merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri
dan mencintai bayinya sehingga dengan begitu hormone oksitosin keluar dan
1
ASI pun cepat keluar. Oksitosin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik
memberikan sensasi rileks pada ibu dan melancarkan aliran syaraf serta aliran
Data WHO menunjukan hanya 44% dari bayi baru lahir di dunia yang
mendapat ASI dalam waktu satu jam pertama sejak lahir, bahkan masih sedikit
bayi di bawah usia enam bulan disusui secara eksklusif. Cakupan pemberian
ASI eksklusif di Afrika Tengah sebanyak 25%, Amerika Latin dan Karibia
sebanyak 32%, Asia Timur sebanyak 30%, Asia selatan sebanyak 47%, dan
anak di bawah usia enam bulan diberi ASI Eksklusif (WHO 2015).
pemberian ASI eksklusif dalam 6 bulan pertama sampai paling sedikit 50%.
enam bulan adalah sebesar 29,5% (Profil kesehatan Indonesia, 2017). Hal ini
2015-2019 yaitu presentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI
Menurut provinsi, cakupan ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan paling
rendah berada di Sumatera Utara sebesar 12,4%, Gorontalo sebesar 12,5% dan
2
tahun 2017 gorontalo termasuk provinsi terendah yang pemberian ASI
Indonesia, 2017).
47%, dan pada tahun 2018 menurun menjadi 46.91% (Ditjen Kesehatan
pemberian ASI terhadap bayi belum mencapai target yang di harapkan yaitu
80% ( WHO, 2016), hal yang sama juga terjadi di Provinsi Gorontalo bahwa
Target pencapaian ASI sulit dicapai disebabkan karena salah satunya yaitu
ASI tidak keluar. Permasalahan tidak lancarnya proses keluarnya ASI yang
payudara untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui atau ibu post
partum. Kalaupun ada hanya dilakukan teknik pijat payudara biasa bukan
teknik oxytocin, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan karya tulis
3
ilmiah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Ibu Menyusui dengan Teknik
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disusun diatas, maka
penulis merumuskan masalah dalam penyusunan studi kasus karya ilmiah ini
Tujuan dari pelaksanaan studi kasus ini adalah untuk menerapkan teknik
oxytocin massege agar produksi ASI meningkat pada ibu menyusui di RSUD
Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menjadi masukan bagi tenaga
4
1.4.3 Manfaat bagi Penulis
Karya tulis ilmiah ini dapat menjadi masukan bagi penulis dalam