Anda di halaman 1dari 28

Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Usia Produktif Dengan

Fibroadenoma Mamae
Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community, Fammily
and Geriatric Nursing

Disusun oleh:

Dessy Angghita
SA10017

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL


BANDUNG
2013
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami pertumbuhan,
yang biasanya akan mencapai perkembangan maksimal ketika mencapai
usia 16-18 tahun. Dalam masa perkembangan tubuh akan terjadi beberapa
perubahan pada payudara yang berhubungan dengan sistem metabolisme
tubuh. Proses tumbuh kembang payudara antara lain dipengaruhi aktivitas
hormon, khususnya hormon esterogen (Putri, 2009).

Akan tetapi, hormon juga bisa menyebabkan gangguan abnormal pada


payudara wanita. Salah satu akibat negatif dari hormon estrogen adalah
dapat menimbulkan terjadinya fibroadenoma mammae yaitu tumor jinak
payudara yang sering ditemukan pada usia reproduksi yang disebabkan oleh
beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang
berlebihan terhadap esterogen sehingga kelainan ini sering digolongkan
dalam mammary displasia. Penyakit ini terjadi secara asimptomatik pada
25% wanita dan sering terjadi pada usia awal reproduktif dan puncaknya
adalah antara usia 15 sampai 35 tahun (Brave jurnal, 2009).

Tumor merupakan suatu kelainan yang paling penting diantara semua


kelainan yang terdapat pada payudara. Sejumlah 25 % dari wanita yang
memeriksakan diri ke dokter atau ke rumah sakit disebabkan karena
mereka khawatir mengenai benjolan atau kelainan yang terdapat pada
payudaranya. Jaringan payudara peka terhadap siklus hormon yang
berhubungan dengan periode menstruasi, kehamilan, laktasi atau
penggunaan kontrasepsi oral (Alhadrami, 2007).

Wanita yang menderita atau pernah menderita fibroadenomma mammae


memiliki peningkatan risiko untuk mengalami kanker payudara.Peningkatan
risiko untuk terkena kanker payudara pada wanita dengan riwayat tumor
jinak berhubungan dengan adanya proses proliferasi yang berlebihan.
Proses proliferasi jaringan payudara yang berlebihan tanpa adanya
pengendalian kematian sel yang terprogram oleh proses apoptosis
mengakibatkan timbulnya keganasan karena tidak adanya kemampuan
untuk mendeteksi kerusakan pada Deoxyribose Nucleic Acid (DNA) (Rini
Indrati jurnal, 2007).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, pada tahun 2005 terdapat


lebih dari 1,2 juta orang terdiagnosis menderita kanker payudara. Kanker
payudara merupakan penyebab utama dalam kejadian (incidence) dan
kematian (mortality) oleh kanker pada wanita (Hawari, 2004). Kanker
payudara kini menjadi pembunuh wanita nomor satu di Indonesia. Tahun
2007 penderita kanker payudara mencapai 21,69 %, lebih tinggi dari
kanker leher rahim yang angkanya 17 % (Dyayadi, 2009).

Di propinsi Jawa Tengah, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan


kabupaten/kota yang berasal dari puskesmas tahun 2010, kasus penyakit
kanker ditemukan sebanyak 488 kasus, terdiri dari Kanker Hati 13 jiwa,
Kanker Bronkus 25 jiwa, Kanker Mamae 267 jiwa, Kanker Servik 183 jiwa.

Berdasarkan laporan dari New South Wales Breats Cancer Institute,


fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun,
kurang dari 5% terjadi pada usia diatas 50, sedangkan prevalensinya lebih
dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari
Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan
umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita
mengalami fibroadenoma dalam hidupnya.

Menurut penelitian Siti Fitria Dewi (2008), dari hasil penelitian tersebut
diperoleh 144 kasus fibroadenoma payudara pada wanita. Paling banyak
ditemukan pada usia di bawah 30 tahun (79,90%), yaitu pada kelompok
usia 21–25 tahun (41,70 %), kelompok usia 16–20 tahun (25,70 %),
kelompok usia 26–30 tahun (9,70%) dan kelompok usi 10–15 tahun
(2,80%). Lokasi yang tersering terdapat pada payudara kanan (44,50%), dan
ditemukan kasus yang jarang sekali terjadi yaitu Giant Fibroadenoma
(tidak diketahui lokasinya 0,70%). Upaya deteksi dini atau pencegahan
fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan Periksa Payudara Sendiri
(SADARI). SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-
gejala fibroadenoma mammae yang dapat berkembang menjadi kanker
payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat
menekan tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal
terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum


Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa manpuh
memahami konsep dan mampu mengaplikasikan ilmu
keperawatan komunitas dan merumuskan prinsip-prinsip
pengelolahan asuhan keperawatan pada keluarga usia produktif
yang mengalami Fibroadenoma Mamae.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mampu memahami konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
secara umum.
2. Mampu memahami konsep Fibroadenoma Mamae.
3. Mampu memberikan asuhan keperawatan bagi pasien keluarga
usia produktif dengan kasus Fibroadenoma Mamae.
4. Mampu mengaplikasikan perawatan komunitas yang bermutu
sesuai standar yang berlaku di seluruh Indonesia.

1.3 Metode Penulisan


Metode penulisan yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah
pola deskripsi, yakni mengambarkan, memaparkan serta menjelaskan kembali
apa yang telah kami dapat dan telah kami pelajari sebelumnya dari berbagai
sumber yang telah kami padukan menjadi satu rangkaian berdasarkan hasil
pemikiran kelompok agar para mahasiswanya dapat mengerti dan memahami
tentang salah satu mata kuliah yang kami sajikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

2.1.1 Pengkajian Keperawatan Komunitas


Suatu proses tindakan untuk mengenal komunitas. Orang-orang yang
berada dalam komunitas merupakan mitra dan berperan di dalam proses
keperawatan kesehatan komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji
komunitas adalah mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang
berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga
sumberdaya yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi
untuk promosi kesehatan. Pengkajian suatu komunitas di mulai dengan
mengidentifikasi sistem yang ada di dalamnya. Sistem adalah keseluruhan
unit yang berfungsi karena saling tergantungnya bagian tersebut.
Komunitas juga merupakan keseluruhan kesatuan fungsi Karena saling
ketergantungan antar bagian atau subsistem. Pengkajian ini perlu didahului
dengan sosialisasi program perawatan kesehatan komunitas serta program
apa saja yang akan dikerjakan bersama-sama dalam komunitas tersebut.
Sasaran dari sosialisasi ini meliputi tokoh masyarakat baik formal maupun
nonformal, kadar masyarakat, serta perwakilan dari tiap elemen di
masyarakat (PKK, Karang taruna, dll). Setelah itu, kegiatan dilanjutkan
dengan dilakukannya Survei Mawas Diri (SMD) yang diikuti dengan
kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

Beberapa metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang ada di


komunitas adalah sebagai berikut:

1. Windshield survey
Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai
dimensi dari komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi dari
komunitas, lingkungan, serta gaya hidup masyarakat.
2. Data sekunder
Pada metode ini perawat menggunakan data yang telah tercatat
sebelumnya,yang termasuk dalam data sekunder meliputi data-data
seperti data statistik, dokumen yang telah diterbitkan, catatan dalam
pertemuan, hasil survey kesehatan, dan catatan kesehatan
(C.O.Helvie,1998).
Selain data sekunder di atas, metode pengkajian komunitas bisa
didapatkan dari data survey, wawancara dengan informan,observasi
komunitas,serta forum komunikasi.

2.1.2 Diagnosis Keperawatan Komunitas


Diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (ststus kesehatan atau resi8ko perubahan pola)dari
individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intrvensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan, membatasi, mencegah ayau mengubahnya (carpenito,
2000). Gordon (2003) mendefinisikan bahwa diagnosis keperawatan
adalah masalah kesehatan actual dan potensial dimana berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, dia mampu dan mempunyai kewenanan
untuk memberikan tindakan keerawatan.kewenangan tersebut didasarkan
pada standar praktik keperawatan dan etik keperawatan yang berlaku
diindonesia.

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu,


keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual dan potensial,
sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat.semua diagnosis
harus didukung dengan data,dimana menurut NANDA diartikan sebagai
definisi kaakteristik.definisi karakteristik tersebut dinamakan tanda dan
gejala,tanda adalah suatu yang dapaat diobservasi dan gejala adalah
sesuaatu yang dirasakan oleh klien.
Anderrson dan Mcfarlane (1996) menggunakan teoti Neuman dari
komunitas dan mengembangkan diagnosis keperawatan berdaasarkan
sitem penggabungan penarikan kesimpulan untuk menggambarkan
masalah, menjelaskan faktor etiologi, serta identifikasi tanda dan gejala
yang menjadi karakteristik masalah.tanda dan gejala dari diagnosis
keperwatan kesehatan komunitas adalah pernyataan kesimpulan yang
menjelaskan durasi atau besarnya maslah. Contoh dari diagnosis
keperwataan kesehatan komunitas adalah sebagai berikut:

Tingginya angka mortalitas bayi berhubungan dengan a).ketidakmampuan


sumber di dapartement kesehatan setempat dalam memenuhi kebutuhan
antepartum b).pelayanan antepartum yang tidak dapat diakses
;c)kurangnya tenaga kesehatn terkatih yang ditunjukkan dengan :

a. Angka mortalitas bayi sebesar 17,3 tiap 1000 kelahiran hidup


b. Data klinik yang menyatakan kurangnya tenaga
c. Tidak ada bus yang melewati depan klinik
d. Jam kerja mulai pukul 08.00-17.00,senin sampi jumat,yang tidak bisa
diakses oleh komunotas yang bekerja
e. Tidak ada perawat atau bidan yang berlisensi komunitas.

2.1.3 Perencanaan Keperawatan Komunitas


Langkah-langkah dalam perencanaan yang perlu diperhatikan sebagai
berikut.
1. Menentuka prioritas
Melalui pengkajian, perawat akan mampu mengidentifikasi respon
komunitas yang actual atau potensial yang memerlukan suatu
tindakan.dalam menentukan perencanaan perlu disusun suatu sistim
untuk menentukan diagnosis yang akan diambil tindakan pertamaa
kali.salah satu sistem yang bisa digunakan adalah hierarkib kebutuhan
komunitas.
2. Menentukan criteria hasil
Penentuan criteria hasil (outcomes) harus ditujukan untuk
komunitas.kriteria hasil harus menunjukkan “apa yang akan diakukan
komunitas serta kapan dan sejauh mana tindakan akan bisa
dilaksanakan”.kriteria hasil harus spesifik dapaat dicapai, rasional, dan
ada batas waktu.

*Tabel perbandingan kebutuhan dasar individu dengan komunitas


sebagai klien
3. Menentukan Rencana Tindakan
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu
komunitas dalam menciptakan criteria hasil. Rencana tindakan
dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dari diagnosis
keperawatan. Oleh sebab itu, rencana mendefinisikan suatu aktifitas
yang diperlukan untuk membatasi fakto-faktor pendukung terhadap
suatu permasalahan.
4. Dokumentasi

Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk yang


bervariasi guna mempromosikan perawatan yang meliputi perawatan
indivdu, keluarga, dan komunitas; perawatan yang kontinu;
komunikasi dan evaluasi.
2.1.4 Implementasi Keperawatan Komunitas
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi di mulai setelah
rencana tindakkan di susun dan ditunjukkan padaa rencana strategi untuk
membantu komunitas mencapai tujuan yang diharapkan.

Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas dalam mencapai


tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.
Perencanaan tindakkan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik,
jika komunitas mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalm
implementasi tindakan keperawatan. Selama tahap pelaksanaa, perawat
terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan
yang paling sesuai dengan kebutuhan komunitas.

2.1.5 Evaluasi Keperawatn Komunitas


Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan,
dan implementasinya sudah berhasil dicapainya. Evaluasi memungkinkan
perawat untuk memonitor kealfaan yang terjadi selama tahap pengkajian,
analisis, perencanaa, dan implementasi tindakan.

Tujuan evalusi adalah melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.


Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien
berdasarkan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang di berikan,
sehingga perawat dapat mengambil keputusan. Proses evaluasi terdiri atas
dua tahap yaitu mengukur pencapaian tujuan klien baik kognitif, afektif,
psikomotor, dan perubahan proses fungsi tubuh serta gejalanya dan
membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian
tujuan.
2.2 Konsep Fibroadenoma Mamae

2.2.1 Difinisi
Fibroadenoma mammae merupakan jenis tumor jinak payudara yang
paling banyak ditemukan, dan merupakan tumor primer yang paling
banyak ditemukan pada kelompok umur muda.(Yulianto, 2007).
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang memperlihatkan bukti- bukti
tentang proliferasi jaringan ikat dan epitelium. Ini berasal dari lobus
payudara dandapat dianggap sebagai suatu penyimpangan dari
perkembangan lobuler normal bukan tumor yang sesungguhnya. Asal
penyakit ini menjelaskan mengapa fibroadenoma sering terjadi pada
wanita muda pada masa perkembangan lobuler, dan mengapa ini kadang
ditemukan dalam kombinasi dengan karsinoma lobuler (Morris, 2002).
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang biasanya timbul
pada wanita berumur 18-20 tahun, yang biasanya terasa membesar pada
saat haid(Oswari, 2003) Fibroadenoma adalah suatu neoplasma berbatas
tegas, padat, berkapsul, dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia
dibawah 25 tahun. Sebagian besar (80%) tunggal (Sabiston, 2002).
Hormon juga bisa menyebabkan gangguan abnormal pada payudara
wanita. Salah satu akibat negatif dari hormon estrogen adalah dapat
menimbulkan terjadinya fibroadenoma mammae yaitu tumor jinak
payudara yang sering ditemukan pada usia reproduksi yang disebabkan
oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat
yang berlebihan terhadap esterogen sehingga kelainan ini sering
digolongkan dalam mammary displasia. Penyakit ini terjadi secara
asimptomatik pada 25% wanita dan sering terjadi pada usia awal
reproduktif dan puncaknya adalah antara usia 15 sampai 35 tahun (Brave
jurnal, 2009).

2.2.2 Etiologi
Peningkatan mutlak atau nisbi aktivitas estrogen diperkirakan berperan
dalam pembentukan fibroadenoma, dan lesi serupa mungkin muncul
bersama dengan perubahan fibrokistik (fibroadenosis). Fibroadenoma
biasanya terjadi pada perempuan muda (Morris, 2002). Fibroadenoma
tergantung pada hormon dan bisa berfluktuasi dalam diameter sebanyak
1 cm di bawah pengaruh esterogen haid normal, kehamilan, laktasi, atau
penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan cepat bisa jelas selama
kehamilan atau laktasi (Sabiston, 2002).

2.2.3 Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan
pada masa reproduksi yang disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu
akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen
sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan
lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya.
Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi
fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel
dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.

2.2.4 Tanda dan Gejala


1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan,
pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
2. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
3. Ada penekanan pada jaringan sekitar
4. Ada batas yang tegas
5. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa
( Giant Fibroadenoma )
6. Memiliki kapsul dan soliter
7. Benjolan dapat digerakkan
8. Pertumbuhannya lambat
9. Mudah diangkat dengan lokal surgery
10. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
2.2.5 Diagnosis
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan
pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau
ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada
pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan
palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah
mobil atau tidak, kenyal atau keras, dan lain-lain. Mammography
digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna
untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau
70tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan
mammography, sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena
fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan
baik bila menggunakan mammography.
Sampai dengan umur 25 tahun, diagnosa klinis sudah mencukupi. Tetapi
usia diatas itu konfirmasi patologi akan diperlukan karena adanya
kebutuhan untuk memastikan adanya karsinoma mammae.
Sitologi aspirasi jarum kecil merupakan metode diagnosa yang akurat
pada wanita yang lebih tua. Walaupun sel epitel hiperplastik mungkin
akan disangka sebagai neoplasia. Karena fibroadenoma biasanya
ditemukan secara klinis pada wanita usia muda, maka mammografi
tidak mempunyai tempat dalam diagnosa rutin. Pada pasien yang lebih
tua, fibroadenoma timbul sebagai lesi halus soliter dalam radiografi,
dengan densitas yang sama atau agak lebih tinggi daripada jaringan
sekitarnya. Dengan bertambahnya usia, klasifikasi yang tidak merata
menjadi terlihat (Sabiston, 2002).
Fibroadenoma biasanya tanpa ada gejala dan ditemukan secara kebetulan.
Pada 10-15% kasus, fibroadenoma bersifat majemuk. Tumornya
bersifat keras, kenyal, tak nyeri tekan, bulat, berbatas tegas, dan pada
palpasi terkesan bahwa ia mudah „berlari-lari‟. Diperlukan eksisi
tumor, atau pemastian diagnosa dengan aspirasi jarum halus. Resiko
utama adalah bila fibroadenoma yang tak tereksisi bertumbuh dan
menimbulkan rasa nyeri, khususnya selama (Schrock, 2002).

2.2.6 Terapi
Terapi untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Ukuran
2. Terdapat rasa nyeri atau tidak
3. Usia pasien
4. Hasil biopsy
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic
pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara,
tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti
akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan.(Alhadrami, 2007).
Fibroadenoma yang lebih besar (lebih dari 2 cm) harus diangkat, karena
dapat menyebabkan nyeri dan dapat bertambah besar terus (Schrock,
2002).

2.2.7 Deteksi Dini Fibroadenoma Mamae


1. Defenisi

Deteksi dini fibroadenoma adalah suatu usaha untuk mendeteksi


dan menentukan adanya benjolan atau kelainan seawal mungkin pada
payudara. Kemungkinan timbulnya benjolan pada payudara
sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan
sendiri (SADARI) (Dalimartha, 2004).

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah suatu cara


melakukan pemeriksaan payudara yang dapat dilakukan oleh diri
sendiri tanpa bantuan orang lain (Rasjidi, 2010).

2. Tujuan
Tujuan dari SADARI adalah mendeteksi dini apabila terdapat
benjolan atau kelainan pada payudara sehingga dapat segera
dilakukan tindakan apabila ditemukan kelainan (Putri, 2009).

3. Waktu

Waktu terbaik untuk memeriksa payudara sendiri yaitu setelah


periode menstruasi atau pada hari ke 7–10 hari setelah menstruasi
karena pada saat ini jaringan payudara dalam keadaan lunak
karena pengaruh hormonal. Jika pemeriksaan ini dilakukan pada saat
jaringan payudara padat, maka seolah-olah akan teraba benjolan dan
hasil pemeriksaannya menjadi positif palsu. Dan apabila periode
menstruasi tidak teratur atau kadang–kadang dalam sebulan tidak
terjadi, dapat dilakukan pada hari yang sama pada setiap bulan.
Untuk wanita yang sudah mengalami menopause, SADARI
dilakukan secara rutin setiap bulan (Rasjidi, 2010).

4. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri

Langkah 1

a) Memulainya dengan melihat payudara dicermin b) Posisi pundak


tegap

c) Kedua tangan di pinggang

Yang harus dilihat adalah :

a) Ukuran payudara

b) Bentuk payudara

c) Warna payudara

Payudara normal adalah payudara dengan bentuk sempurna


tanpa perubahan bentuk dan pembengkakan.

Payudara yang bermasalah adalah :


a) Kulit mengkerut

b) Terjadi lipatan

c) Ada benjolan

d) Puting berubah poisi biasanya seperti tertarik kedalam e)


Kemerahan nyeri

f) Ruam-ruam atau bengkak

2) Langkah 2

a) Angkat tangan anda ke atas

b) Amati jika ada perubahan-perubahan payudara

3) Langkah 3

a) Saat bercermin, cermati puting anda

b) Periksalah ada cairan yang keluar dari puting atau tidak (baik
itu cairan bening seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur
darah).

c) Periksalah puting susu anda, apakah terdapat tanda-tanda yang


tidak wajar seperti luka atau koreng.

Puting yang baik adalah :

Jika anda tidak menyusui maka tidak akan keluar cairan apapun.
Namun jika anda menyusui akan mengeluarkan ASI tentunya.

Puting susu yang bermasalah adalah :

a) Mengeluarkan cairan yang berwarna kuning dan bercampur darah

b) Puting luka atau mengoreng

4) Langkah 4

a. Langkah 4a
Merasakan payudara dengan cara berbaring

1) Pergunakanlahtangankanan untuk merasakan payudara kiri,


begitu sebaliknya.

2) Pijatlah dengan pelan namun mantaf (tapi bukan keras).

Pijatan dapat dilakukan dengan tiga ujung jari anda (telunjuk,


tengah, manis).

3) Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara.

4) Gunakan gerakan memutar, sekali putaran mencakup


seperempat bagian payudara.

b. Langkah 4b

Pijatlah payudara dengan cara berbaring :

1) Mulai pijatlah payudara anda dari atas sampai bawah, kiri


kanan2) Setelah itu pijatlah juga dari tulang punduk sampai
bagian atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara.

3) Buatlah pola memutar untuk memastikan anda sudah memijat


seluruh bagian payudara anda.

4) Mulailah dari puting, buat gerakkan memutar, semakin lama


semakin membesar sampai anda mencapai bagian tepi payudara.

5) Anda juga dapat membuat gerakan naik turun, gerakan ini bagi
sebagian besar wanita dianggap lebih efektif.

6) Pastikan anda merasakan seluruh jaringan payudara dari depan


(puting) sampai bagian belakang payudara.

7) Pakailah pijatan-pijatan yang sesuai dengan anatomi payudara,


yaitu ringan untuk kulit dan jaringan tepat dibawah kulit, pijatan
sedang utuk bagian tengah payudara dan pijatan kuat untuk jaringan
bagian dalam.
8) Saat anda mencapai jaringan bagian dalam, anda harus dapat
merasakan tulang iga anda.

5) Langkah 5

a) Rasakan payudara anda saat anda berdiri dan duduk

b) Anda dapat merabanya saat anda mandi karena bagi


sebagian wanita, mereka merasa jauh lebih mudah memijit saat kulit
payudara dalam keadaan basah dan licin.

c) Lakukan dengan gerakkan yang sama dengan langkah nomor


4.

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Fibroadenoma


Mamae

2.3.1 Pengkajian
a. Identifikasi data
1. Komposisi Keluarga
Dilakukan pengidentifikasian penyakit Fibroadenoma Mamae di
mulai dari anggota keluarga yang sudah dewasa kemudian diikuti
anak sesuai dengan urutan usia dari yang tertua.
a) Umur penderita seringkali berasal dari usia produktif (15-50
tahun).
b) Jenis kelamin, insiden tertinggi pada wanita
2. Tipe Keluarga
Garis keturunan atau silsilah keluarga dari tiga generasi apakah ada
yang menderita penyakit fibroadenoms mamae.
3. Latar Belakang Budaya
Status kesehatan yang buruk (alkoholisme, perokok), kadar hormon
estrogen di dalam tubuh, penggunaan alat kontrasepsi dan siklus
haid.
4. Pola Spiritual
Agama yang dianut dalam keluarga dan kegiatan yang aktif diikuti.
5. Status Kelas Sosial
a) Penghasilan keluarga
Keluarga yang berpenghasilan kurang atau kepala keluarga yang
tidak mampu bekerja lagi, pendapatannya menurun dan akan
mempengaruhi dalam pemenuhan gizi keluarga, dan
mempengaruhi kontak dengan pelayanan kesehatan untuk
mendeteksi dini keadaan penyakit.
b) Pendidikan
Keadaan ekonomi yang rendah sangat berkaitan dengan masalah
pendidikan, ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi
masalah yang mereka hadapi dan kurangnya pengetahuan
tentang masalah penyakit membuat keluarga tidak mampu
merawat penderita baik yang mengakibatkan kondisi penyakit
bertambah buruk dan timbuk komplikasi.
6. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Aktivitas yang dilakukan bersama-sama dengan keluarga, frekuensi
aktivitas anggota keluarga dan penggunaan waktu senggang secara
bersama-sama.
b. Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan setiap angggota keluarga dari usia bayi sampai
usia lanjut.
2. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Riwayat kesehatan dalam keluarga adakah keluarga yang pernah
menderita penyakit kronis, penyakit menular atau penyakit yang
sifatnya herediter misalnya diabetes, hipertensi, hepatitis serta
bagaimana perawatan dari keluarga dan pengobatan medis yang telah
diberikan.
c. Data Lingkungan
1. Karakteristik hubungan dengan tetangga
Biasanya penderita cenderung merasa rendah diri dalam pergaulan
dan biasa penderita mengalami gangguan gambaran diri
2. Mobilitas geografis keluarga
Status rumah yang di huni keluarga apakah rumah sendiri atau
menyewa, sudah berapa lama tinggal di daerah tersebut dan pindah
dari daerah mana.
3. Interaksi keluarga dengan masyarakat
a) Fasilitas sosial dan kesehatan
Fasilitas kesehatan yang tidak memadai dan tidak terjangkau
menjadi kendala dalam kelangsungan pengobatan penderita.
b) Fasilitas transportrasi
Transportasi merupakan sarana yang penting dan sangat
diperlukan agar penderita mendapatkan pelayanan kesehatan
dengan segera. Ketiadaan sarana transportasi menjadikan
penderita enggan untuk datang ke pusat pelayanan kesehatan
sehingga memperburuk keadaan.
4. Sistem pendukung dalam keluarga
Dalam keberhasilan pendeteksian dini dibutuhkan kontrol atau
dukungan keluarga untuk mengajarkan cara pendeteksi dini
mengetahui fibroadenoma mamae.
d. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi
Menjelaskan cara berkomunikasi antar angggota keluarga, sistem
komnunikasi yang digunakan, efektif atau tidaknya komunikasi
dalam keluarga.
2. Struktur peran
Apakah anggota keluarga sudah menjalankan perannya dalam
keluarga dengan baik sesuai dengan fungisnya. Seorang penderita
fibroadenoma mamae akan mengalami perubahan kapasitas fisik
dalam melaksanakan peran.
3. Struktur kekuatan keluarga
Sejauh mana keluarga mampu mengambil keputusan dengan tepat
dalam masalah mengatasi firoadenoma mamae yang ada di
keluarga.
4. Nilai dan norma keluarga
Persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan yang terjadi di
keluarga dalam hal ini penyakit firoadenoma mamae.
e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi perawatan kesehatan
a) Keluarga mengenal masalah kesehatan
b) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat
c) Keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga
yang sakit
d) Keluarga mampu memodifikasi dan memelihara lingkungan
untuk menunjang kesehatan.
e) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan
yang ada.
2. Koping keluarga
a) Stresor yang sering muncul dalam keluarga
b) Respon keluarga terhadap stresor
c) Koping yang digunakan dalam menghadapai stresor
2.3.2 Analisa Masalah
No Data Penyebab Keterangan
1. DS: Ketidaktahuan Kecemasan
Biasanya keluarga keluarga tentang
mengatakan cemas penyakit, perubahan
dengan sakit yang di kesehatan dan sosio
derita oleh salah satu ekonomi
anggota keluarga

DO:
Peningkatan keteganngan
dan mengekspresikan
kesanggungan peran
2. DS: Ketidakmampuan Gangguan
Biasanya keluarga klien keluarga konsep diri
mengatakan klien jarang mengkomunikasikan
keluar rumah dan hanya tentang perubahan
berdiam diri dirumah. diri

DO:
Klien jarang mengobrol
dengan orang lain, klien
lebih sering berada di
rumah.
2.3.3 Diagnosa Keperawatan Komunitas
1. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit,
perubahan kesehatan dan sosio ekonomi.
2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengkomunikasikan tentang perubahan diri.
2.3.4 Rencana Asuhan Keperawatan
Tujuan Kriteria evaluasi
Diagnosa
No Jangka Intervensi
keperawatan Jangka pendek Kriteria Standart
panjang
1 Kecemasan Setelah 1 1. Respon 1.1.1 Klasifikasi
berhubungan minggu mengenal verbal pemahaman
dengan pertemuan masalah ca menjelaskan keluarga tentang
ketidaktahuan masalah mammae Pengertian fibroadenoma mamae: pengertian
keluarga dapat 1.1 Pengertian benjolan yang terdapat pada mammae fibroadenoma
tentang teratasi fibroadenoma Tanda dan gejala : mamae
penyakit, mamae - Kelainan bentuk payudara 1.1.2 Jelaskan
perubahan - Nyeri pada payudara pengertian
kesehatan 1.2 Tanda dan - Erosi puting susu fibroadenoma
dan sosio gejala - Eritema kulit mammae pada
ekonomi. Penyebab : keluarga
- Infeksi 1.2.1 Jelaskan tanda
- Kontrasepsi dan gejala
1.3 Penyebab - Radiasi dinding dada fibroadenoma
- Riwayat keluarga mammae
- Tidak menikah 1.3.1 Jelaskan
penyebab
fibroadenoma
mammae
1.3.2 Bersama
keluarga
mengidentifikasi
kemungkinan
penyebab
fibroadenoma
mammae
2. Respon Keluarga memodifikasi kondisi potensi 2.1 Observasi
mengenal psiko motor keluarga untuk mengatasi masalah : kemampuan
masalah - Menggunakan mekanisme koping keluarga dalam
fibroadenoma untuk mengatasi cemas atau stres menggunakan
mammae koping dan
membuat kondisi
rumah yang
bersih
2.2 Catat koping
yang tidak efektif
seperti kurang
interaksi sosial
dan
ketidakberdayaan
3. Keluarga Psikomotor Manfaat fasilitas kesehatan : 3.1 Jelaskan
mampu - Dapat dirawat secara langsung manfaat kesehatan
menggunakan - Memperoleh informasi di rumah terkait keluhan
pelayanan - Mendapat terapi pengobatan yang ada
kesehatan yaitu: 3.2 Motivasi
3.1 Menyebutka Fasilitas kesehatan terdekat : keluarga untuk
n fasilitas - Jarak Posyandu 400 m mengunjungi
3.2 Menyebutka - Jarak Puskesmas 1 km fasilitas kesehatan
n fasilitas - Jarak RS 8 km guna pengobatan
kesehatan tindak lanjut
terdekat 3.3 Dukung
keluarga untuk
mengunjungi
fasilitas kesehatan
3.4 Jelaskan
jarak, waktu buka,
biaya masing-
masing fasilitas
kesehatan yang ada
3.5 Tanyakan
perasaan keluarga
setelah
mengunjungi
fasilitas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai