Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT KOMUNITAS DENGAN

MASALAH KESEHATAN PADA WANITA

MK : KEPERAWATAN KOMUNITAS
(Dosen Pengajar : Ns. Ika Wulansari, S.Kep, M. Kep. Sp.Matt)

Di Susun Oleh :
Kelompok 1

Putri Kiki Pratiwi Helingo 841420149


Riska Hamka Genti 841420146
Vera Veronika Yunus 841420150
Sunaryan Gani 841420144
Zurriyah Iqdam Musa 841419164
Sigit Pranata A. Nani 841415040

PRODI STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia
adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker lambung dan kanker
hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan
lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kanker getah bening, kulit
dan kanker nasofaring. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh
wanita. Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita.
Kanker payudara merupakan penyebab kematian karena kanker tertinggi pada
wanita yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan bahwa kema tian akibat kanker
payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi (WHO). Payudara di miliki oleh
setiap orang, lelaki maupun wanita. Pada lelaki payudara mengalami rudimeter dan tidak
penting, sedangkan wanita menjadi berkembang dan penting. Payudara merupakan salah
satu organ paling penting bagi wanita yang erat kaitannya dengan fungsi reproduksi dan
kewanitaan (kecantikan). Karena itu gangguan payudara tidak sekedar memberikan
gangguan kesakitan sebagaimna penyakit pada umumnya, tetapi juga akan mempunyai
efek estetika dan psikologis khusus.
Menurut World Health Organization (WHO), 8-9 % perempuan akan mengalami
cancer mammae. Setiap tahun, lebih dari 250.000 kasus cancer mammae terdiagnosis di
Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat, sedangkan pada tahun 2000
diperkirakan 1,2 juta perempuan terdiagnosis cancer mammae dan lebih dari 700.000
meninggal karena cancer mammae. (Mulyani & Nuryani, 2013) Di Negara Indonesia
jumlah kanker payudara didapatkan kurang lebih 200 juta populasi atau 23.140 kasus baru
setiap tahun (Emir & Suyatno,2010)
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melaksanakan tanggung jawab kami sebagai
mahasiswa dalam memenuhi tugas keperawatan jiwa khususnya Asuhan Keperawatan
Perkembangan Psikososial Remaja
BAB 11
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian
a. Wanita
Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan
dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu.
Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun
disebut juga dengan anak gadis.
b. Kanker payudara/ cancer mammae
Cancer mammae disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah tumor
ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam susu,
jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. (Suryaningsih & Sukaca 2013)
Cancer mammae adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol lantaran
perubahan abnormal dari gen yang bertanggung-jawab atas pengaturan pertumbuhan
sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel baru
yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna untuk mempertahankan fungsi
payudara, gen yang bertanggung-jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel
termutasi. Kondisi itulah yang disebut cancer mammae. (Satmoko, 2012)
2. Faktor risiko
Menurut Mulyani & Nuryani (2013) terdapat beberapa faktor yang mempunyai
pengaruh terhadap terjadinya cancer mammae, diantaranya :

- Gender
- Pemakaian hormone
- Kegemukan setelah manopouse
- Radiasi payudara yang lebih dini
- Riwayat cancer mammae
- Riwayat keluarga
- Periode menstruasi
- Umur atau usia
- Ras
- Perubahan payudara
- Aktivitas fisik
- Konsumsi alcohol
- Merokok

3. Manifestasi Klinis
Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak terdapat tanda
dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada tahap lanjut antara lain :
- Adanya benjolan di payudara,
- Adanya borok atau luka yang tidak sembuh,
- Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan
encer atau keluar air susu pada perempuan yang tidak hamil dan menyusui.
- Perubahan bentuk dan besarnya payudara,
- Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut.
- Nyeri di payudara

4. Stadium Cancer Mammae


- Stadium 0
Disebut Ductal Carcinoma In Situ atau Noninvasive Cancer yaitu kanker yang tidak
menyebar keluar dari pembuluh/ saluran payudaradan kelenjar-kelenjar (lobulus)
susu pada payudara
- Stadium 1
Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh
getah bening
- Stadium IIA
Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-
titik saluran getah bening di ketiak
- Stadium IIB
Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak melebihi 5 cm, telah menyebar
pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak, dan diameter tumor lebih lebar dari
5 cm tapi belum menyebar
- Stadium IIIA
Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar pada titik-titik di
pembuluh getah bening ketia
- Stadium 111B
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara dapat didiagnosis sebagai infalammatory breast cancer.
Dapat juga sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah
bening di ketiak dan lengan atas, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ
tubuh
- Stadium IIIC
Seperti stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah
bening dalam group N3
- Stadium 1V
Ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah menyebar pada lokasi yang jauh,
seperti tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

5. Pemeriksaan Poenunjang
- Thermografi payudara
- Mamografi
- Ductography
- Biopsi payudara
- USG

6. Pencegaahan cancer mammae


Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca , (2009) terdapat beberapa
cara mencegah cancer mammae, yaitu :
a. pencegahan Primer
Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang
sehat untuk menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai resiko. Pencegahan
primer dapat berupa deteksi dini dan melakukan pola hidup sehat untuk mencegah
cancer mammae.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena
cancer mammae. Pada setiap perempuan yang normal serta memiliki siklus haid
normal merupakan populasi at risk cancer mammae. Pencegahan ini dilakukan
dengan melakukan deteksi dini berupa skrining melalui mammografi yang memiliki
akurasi 90% tetapi paparan yang terus-menerus dapat menjadi risiko cancer
mammae
c. Pencegahan tertier
Pencegahan ini diarahkan pada individu yang telah positif menderita cancer
mammae. Dengan penanganan yang tepat dapat mengurangi kecacatan dan
memperpanjang harapan hidup.
- Terapkan pola hidup sehat
- Konsumsi makanan pencegah cancer
- Konsumsi makanan penderiota cancer
BAB 111
ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian
A. Data Inti
1) Demografi: Jumlah kelompok dewasa, golongan umur, pengalaman
sebelumnya. Etnis terdiri dari suku bangsa dan ras.
2) Tipe keluarga: keluarga/ bukan keluarga, kelompok.
3) Status perkawinan: kawin, janda/duda, single.
4) Statistik vital: kelahiran, kematian kelompok usia dewasa dan penyebab
kematian.
5) Nilai-nilai keyakinan dan agama: nilai agama dan keyakinan yang dianut oleh
kelompok dewasa berkaitan dengan nilai dan norma yang dianut.
B. Data Subsistem Komunitas Delapan data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam
pengkajian komunitas meliputi:
1) Lingkungan fisik Dilihat di lingkungan kelompok usia dewasa, kebersihan
lingkungan kualitas air, pembuangan limbah, kualitas udara, kualitas
makanan, akses dan aktifitas kelompok dewasa dalam pemenuhan kebutuhan.
Data dapat dikumpulkan dengan winshield survey dan observasi.
2) Pelayanan kesehatan dan sosial Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus
kelompok dewasa melalui puskesmas, pengobatan tradisional atau fasilitas
pelayanan kesehatan.
3) Ekonomi Dilihat dari jumlah pendapatan keluarga, jenis pekerjaan
penanggungjawab, jumlah penghasilan dan pengeluarannya. Transportasi dan
keamanan Dilihat dari jenis transportasi yang digunakan kelompok dewasa
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan adanya rasa aman dan dukungan
dari anggota keluarga untuk kelompok usia dewasa.
4) Politik dan pemerintahan Pemerintahan: kelompok pelayanan masyarakat
seperti PKK, tahlil, kumpulan bapak-bapak, dll. Terdapat kebijakan yang
mendukung optimalnya peran ibu dalam memberikan ASI. Politik: kegiatan
politik yang ada diwilayah tersebut dan peran peserta partai politik dalam
pelayanan kesehatan.
5) Komunikasi
a. Komunikasi formal: media komunikasi yang digunakan oleh kelompok
dewasa untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan
melalui buku dan sosialisasi dari tenaga kesehatan.
b. Komunikasi informal Komunikasi/ diskusi yang dilakukan kelompok
dewasa dengan tenaga kesehatan, orang yang berpengalaman dan
lingkungan dalam masyarakat dalam menyelesaikan masalah kelompok
dewasa.
6) Pendidikan Tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap
dalam meningkatkan derajat kesehatan.
7) Rekreasi
8) Tempat rekreasi yang digunakan oleh kelompok dewasa.
II. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Menurut Nurarif & Kusuma (2013), diagnosa yang mungkin muncul pada
pasien cancer mammae adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
4. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan mastektomi.
5. Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan mastektomi.
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hipermetabolisme ke jaringan

III. Intervensi Keperawatan


Intervensi atau perencanaan merupakan bagian proses keperawatan yang
mengidentifikasi masalah/ kebutuhan pasien, tujuan/ hasil perawatan, dan intervensi
untuk mencapai hasil yang diharapkan dan menangani masalah/ kebutuhan pasien.
(Doenges, Moorhouse & Burley, 2000). Menurut Nurarif & Kusuma (2013); Geissler,
Doenges & Moorhouse (1999); Wijaya & Putri (2013) menjelaskan bahwa perencanaan
yang dapat diberikan pada pasien dengan cancer mammae adalah :
 Diagnosa 1: nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
nyeri berkurang atau dapat mentolerir nyeri. Kriteria hasil :
a. Klien mampu mengontrol rasa nyeri.
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri).
d. Menyatakan merasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif,
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, maupun
kualitas.
2. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas
menyenangkan seperti mendengarkan music atau
menonton TV.
3. Evaluasi keefektifan control nyeri.
4. Kolaborasi dalam pemberian analgetik.

 Diagnosa 2 : Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan cemas berkurang. Kriteria hasil :
a. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik mengontrol cemas.
c. Vital sign dalam batas normal.
d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
 Intervensi
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan.
2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.
3. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi.

 Diagnosa 3 : Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan


pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan pasien dapat mengetahui tentang penyakitnya. Kriteria hasil :
a. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis
dan program pengobatan.
b. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar.
c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/
tim kesehatan lainnya.
Intervensi
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit
yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan hubungannya dengan anatomi
fisiologi dengan cara yang tepat.
3. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang

 Diagnosa 4 : Kerusakan integritas Kulit berhubungan dengan pengangkatan


bedah kulit/ jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
waktu penyembuhan kulit meningkat. Kriteria hasil :
a. Perfusi jaringan baik.
b. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjdinya
cedera berulang.
c. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawaatan
alami.

Intervensi
1. Kaji balutan/ luka untuk karakteristik drainase. Monitor jumlah edema,
kemerahan, dan nyeri pada insisi dan lengan, serta suhu.
2. Tempatkan pada posisi semifowler.
3. Jangan melakuka pengukuran TD, injeksi obat, atau memasukkan IV pada
lengan ynag sakit.
4. Anjurkan untuk memakai pakaian yang tidak sempit/ ketat, perhiasan atau
jam tangan pada tangan yang sakit.

 Diagnosa 5 : Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan mastektomi


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam citra
tubuh kembali efektif. Kriteria hasil :
a. Gambaran tubuh positif.
b. Mampu mengidentifikasi kekuatan personal.
c. Mendiskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh.
d. Mempertahankan interaksi sosial
Intervensi
1. Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya.
2. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit.
3. Dorong klien mengungkapkna perasaannya.
4. Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok keci.

 Diagnosa 6 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan hipermetabolisme pada jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selam 3 x 24 jam, diharapkan
nutrisi terpenuhi atau adekuat. Kriteria hasil :
a. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
b. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan.
c. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
Intervensi
1. Pantau masukan makanan seiap hari.
2. Ukur tinggi badan, berat badan, dan ketebalan lipatan kulit trisep.
3. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.
4. Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia. 5. Kolaborsi denga
ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

IV. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses perawatan diamana rencana
perawatan dilaksanakan, melaksanakan intervensi/ aktivitas yang telah ditentukan.
(Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000).
V. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, yakni proses yang dilakukan
secara terus-menerus dan penting untuk menjamin kualitas serta ketepatan perawatan
yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon untuk menentukan keefektifan
rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Doenges, Moorhouse, & Burley,
2000)

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker
di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker
lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia
menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker
payudara, kanker getah bening, kulit dan kanker nasofaring. Kanker payudara
merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh wanita. Angka kematian akibat
kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Kanker payudara merupakan
penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19%. Lima
data terakhir menunjukkan bahwa kema tian akibat kanker payudara pada wanita
menunjukkan angka ke 2 tertinggi (WHO).

B. Saran
Seorang perawat haruslah bisa mengekspresikan perasaan yang
sebenarnya secara spontan. Di samping itu perawat juga harus mampu
menghargai klien dengan menerima klien apa adanya. Menghargai dapat
dikomunikasikan melalui duduk bersama klien yang menangis,minta maaf atas
hal yang tidak disukai klien,dan menerima permintaan klien untuk tidak
menanyakan pengalaman tertentu . Memberi alternatif ide untuk pemecahan
masalah. Tepat dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan
dengan klien,terutama pada pasien kronis yang klien itu sendiri sudah tidak
merasa hidupnya berguna lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Keperawatan Agregat Wanita Dewasa, Universitas Pembangunan Jakarta, 2019

Anda mungkin juga menyukai