Anda di halaman 1dari 4

Formulasi tablet paracetamol dengan metode granulasi basah

I. ZAT AKTIF
Paracetamol 500 mg

II. RANCANGAN FORMULA


Paracetamol
Primojel
Avicel Ph 101
Pewarna makanan
PVP K Aquadest

III. ALASAN FORMULASI


a. Alasan pemilihan bentuk sediaan
- Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga
banyak mengalami perkembangan dalam formulasinya dan beberapa
keuntungan sediaan tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah
pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis dibanding sediaan yang lain
(Lachman, 1994)

b. Alasan pemilihan zat aktif


- Alasan pemilihan parasetamol karena peracetamol cepat diabsorbsi dalam
saluran cerna dengan kadar maksimum dalam plasmadicapai (T1/2 ) 30 meni
t– 1 jam. Merupaka biosintesis prostaglandin yang lemah, dapat diminum
sebelum makan karena tidak menyebabkan iritasi,namun absorbsi diganggu
oleh karbohidrat ( voight, 1994)

c. Alasan pemilihan zat tambahan


- Bahan disintegran Primojel digunakan untuk memudahkan hancurnya tablet
ketika berkontak dengan cairan saluran pencernaan. bahan ini akan
menghancurkan tablet partikel-partikel (Voight, 1994)
- Bahan pengisi avicel Ph 101 dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.
(Lachman, 1994)
- Bahan pengikat PVP dan air ditambahkan untuk membentuk granul atau
menaikkan kekompakan kohensi yang menyatukan atau mengikat granul
menjadi tablet sehingga menghasilkan tablet yang baik dan kompak.
(Lachman, 1994)

IV. ALAT YANG DIGUNAKAN :


 Montir dan stamper
 Oven
 Mesin cetak tablet
 Sollet
 Ayakan no 6-12 mesh
 Ayakan n0 12-14 mesh
V. BAHAN YANG DIGUNAKAN :
Zat aktif : paracetamol 500mg
Pengisi : avicel Ph 101
Disintegran : primojel
Pewarna : pewaran makanan
Pengikat : PVP K 30 dan aquadest 10% ( 47 ml ) dari 195 gr
VI. PROSEDUR KERJA :
- Ditimbang terlebih dahulu paracetamol, avicel dan primojel
- Dibuat larutan pengikat menggunakan PVP K 30 yang dilarutkan dengan aquadest
20ml setelah larut kemudian ditambahkan pewarna makanan pada larutan pengikat.
Aduk hingga homogen
- Dimasukan paracetamol kedalam montir, kemudian ditambah kan avicel pH 101 dan
primojel
- Diaduk menggunakan sollet hingga bahan tercampur homogen
- Ditambahkan larutan pengikat kedalam montir
- Diaduk kembali menggunakan stamper hingga homogen, usahakan adanya penekanan
saat menggerus
- Ditambahkan lagi aquadest 47 ml dan pewarna, lalu digerus hingga membentuk
massa granul
- Catatan : JIKA BELUM TERBENTUK MASSA GRANUL DITAMBAHKAN LAGI
AQUADEST
- Cek massa granul yang terbentuk dengan menggempal dan mematahkan massa granul
dan diulang beberapa kali
- Dilakukan pengayakan dengan ayakan no 6-12 mesh
- Dioven dengan suhu 40-600 selama 6-18 jam, parameter yang dilihat adalah granul
sudah mengering atau diukur moisture content dengan kandungan air dalam granul
kurang dari 2%.
- Setelah kering massa granul di Ayak kering dengan ayakan no. 14-20 mesh
- Massa granul siap di cetak atau di kompresi

VII. URAIAN BAHAN


a. Paracetamol

b. Avicel pH 101

c. Primojel

d. Aquadest
e. PVP K 30
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia III . Jakarta: Departmen Kesehatan Republik


Indonesia.

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta: Departmen Kesehatan Republik


Indonesia.

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV . Jakarta:


Penerbit Universitas Indonesia Ganiswarna, Sulistia G., Dkk.
2005.

Farmakklogi Dan Terapi Edisi 4. Jakarta:Bagian Farmakologi Falkutas


Kedokteran Universitas Indonesia.

Lachman, Dkk. 1994. Teori Dan Praktek Farmasi Industri Edisi Ii. Ui-Press:
Jakarta

Reynolds, James E.F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia 28th Edition.
London: The Pharmaceutical Press.Role, Raymond C, Dkk.
2003.

Voight. 1994. Buku Tentang Teknologi Farmasi. UGM Press: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai