Anda di halaman 1dari 5

A.

Identitas Jurnal

 Judul :

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA


PERUSAHAAN PT. JAMSOSTEK CABANG BELAWAN.

 Penulis :

MAYA SARI

 Departemen Penulisan :

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

 Jenis Penelitian :

Study kasus

 Tujuan Penelitian :

Tujuan penelitian untuk menganalisis dan mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dengan
menggunakan balanced scorecard

 Metodologi penelitian :

Metode dokumentasi
B. Ringkasan Jurnal

Analisis data dalam penelitian ini deskriptif yang bertujuan menguraikan,


mengklasifikasikan dan menginterprestasikan hasil penelitian. Pengukuran kinerja menurut
balanced scorecard dalam perspektif keuangan pada khususnya akan dianalisis atas posisi
perusahaan dalam siklus bisnisnya. Posisi PT. Jamsostek Cabang Belawan sebagai salah satu
kantor cabang berada pada tahap bertahan (sustain), hal ini ditandai dengan kegiatan perusahaan
yang masih melakukan kegiatan investasi dan reinvestasi. Sebelum dilakukan analisis dan
perhitungan dari perspektif keuangan, pelanggan dan pertumbuhan dan pembelajaran serta
proses bisnis internal.

Hasil skor ROE mengalami perubahan yang kurang baik pada tahun 2010– 2012
disebabkan oleh efektivitas perusahaan dalam mengelola ekuitasnya kurang baik sehingga
belum mampu menghasilkan laba bersih yang maksimal. Pada tahun 2010 memperoleh skor B
berarti kinerjanya sudah baik disebabkan ekuitasnya mampu menutupi kerugian perusahaan.
Pada tahun 2011 memiliki skor D berarti kinerjanya tidak baik disebabkan pengelolaan
investasi perusahaan dalam pencapaian laba bersih juga belum efektif. Pada tahun 2012 skor
naik kembali menjadi skor A berarti kinerjanya sangat baik disebabkan oleh laba bersih
mengalami peningkatan, namun pada tahun 2013 skor turun menjadi B berarti kinerjanya
sudah baik disebabkan ekuitasnya mampu menghasilkan laba. Ditinjau dari nilai rata-ratanya
ROE perusahaan tergolong skor D berarti tidak baik disebabkan oleh kinerja tahun 2011 yang
sangat rendah.

Indikator Skore Perspektif Keuangan

Interval Skor Nilai

<0% D 1
0 – 50 % C 2
51 % - 100 % B 3
> 1,00 % A 4

Perspektif Keuangan PT. Jamsostek Cabang Belawan

Rasio
(%)

ROI ROE NPM DAR

Nila Nila
Nilai Skor Nilai Skor i Skor i Skor
Thn
- -1,57
2010 0,08% D 100 % B % D 100 % C
2011 - D -447,39% D - D 100% C
0,44% 7,04
%
19,77
2012 0,81% C 104,76% A % C 99% C
24,35
2013 1,29% C 100% B % C 99% C

35,51
Total 1,58% -142,63 % 398%

8,88
Rata- 0,40% C -35,66 D % C 99,5% B
(cukup (tidak (cukup
rata baik) baik) baik) (Baik)

NPM perusahaan pada tahun 2010–2011 menghasilkan skor D berarti kinerjanya tidak
baik disebabkan oleh pencapaian pendapatan bersih perusahaan belum mampu menghasilkan
laba bersih yang diinginkan tetapi pada tahun 2012 dan 2013 NPM naik menjadi skor C berarti
kinerjanya cukup baik disebabkan oleh perolehan pendapatan bersih perusahaan sudah mampu
menghasilkan laba bersih yang diinginkan. Ditinjau dari nilai rata-ratanya NPM perusahaan
tergolong skor C berarti kinerjanya cukup baik disebabkan oleh rendahnya kemampuan
manajemen perusahaan memperoleh pendapatan bersih diatas biaya-biaya yang dikeluarkan
sehingga perusahaan belum mampu menghasilkan laba bersih yang maksimal.

DAR tahun 2010-2013 menghasilkan skor C berarti cukup baik disebabkan oleh hutang
perusahaan masih cukup tinggi dibandingkan dengan asset yang dimiliki sehingga resiko
perusahaan juga tinggi. Ditinjau dari nilai rata-ratanya resiko perusahaan juga masih tergolong
skor C berarti cukup baik disebabkan untuk beberapa tahun terakhir perusahaan belum mampu
membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo secara keseluruhan.
C. Analisis

Perusahaan merupakan organisasi yang mempunyai berbagai tujuan baik jangka panjang maupun
jangka pendek. Salah satu tujuan yang penting untuk dicapai oleh perusahaan adalah memperoleh laba.
Perolehan laba perusahaan sangat penting karena berkaitan dengan berbagai konsep akuntansi, antara lain
kesinambungan perusahaan (going concern) dan perluasan perusahaan. Dalam hal ini jika perusahaan
dapat memperluas usahaannya, maka diyakini mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja dengan tingkat
upah yang cukup baik dan dengan harapan mengurangi terjadinya pengangguran dan tingkat kemiskinan.

Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen
karena harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya dan mendapatkan laba yang diharapkan
oleh perusahaan. Perhitungan harga jual dengan menggunakan metode cost plus pricing dengan
pendekatan variabel costing menghasilkan perhitungan harga jual lebih akurat dan terjamin
kebenarannya. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Variabel penelitian meliputi
variabel bebas yaitu Harga jual, metode cost plus pricing dan variabel costing dan variabel terikat yaitu
laba. Metode yang digunakan adalah penelitian expost facto. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah sampling purposive. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kuantitatif. Hasil yang diperoleh di dalam penelitian menggunakan metode cost plus pricing
menunjukkan bahwa harga jual produk bed merah putih dan bed nama terdapat selisih antara perhitungan
perusahaan dengan perhitungan menggunakan metode cost plus pricing. Seperti di tahun 2015
perhitungan dengan menggunakan metode cost plus pricing yaitu bed bendera merah putih sebesar Rp
746,135 dan bed nama Rp 791,486.

Sedangkan perusahaan menentukan harga jual tanpa menggunakan metode cost plus pricing yaitu bed
bendera merah putih Rp 750 dan bed nama Rp 800. Sehingga ada selisih antara perhitungan metode cost
plus pricing dengan perhitungan perusahaan yaitu bed bendera merah putih Rp 3,865 dan bed nam Rp
8,514. Dan laba perusahaan menurut metode cost plus pricing sebesar Rp 8.752.700 dan laba menurut
perusahaan Rp 9.061.500. Sehingga terdapat selisih sebesar Rp 308.800. Dalam Penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa dalam menentukan harga jual CV. Atmaja Jaya tidak memperhitungkan biaya non
produksi. Perusahaan sebaiknya dalam menentukan harga jual menggunakan metode cost plus pricing
dengan pendekatan variabel costing, karena dapat mengidentifikasi biaya-biaya produksi dan menghitung
harga jual produk produk, sehingga harga jual produk dapat bersaing dan dapat meningkatkan laba.

 Kesimpulan Analisis :

Penetapan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan lebih tinggi dari pada harga jual dengan
menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan variabel costing. Harga jual perusahaan bed
bendera merah putih harga jual Rp750 sedangkan bed nama Rp 800.Dengan metode cost plus pricing
harga jual bad bendera merah putih Rp746,135 dan bed nama Rp 791,486. Jadi selisih harga jual bed
bendera merah putih Rp 3,865 dan bed nama Rp 8,514. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa laba
yang diperoleh penulis yaitu sebesar Rp 8.752.700, sedangakan laba perusahaan Rp 9.061.500 jadi
selisihnya Rp 308.800.

Anda mungkin juga menyukai