Anda di halaman 1dari 11

BIMBINGAN KONSELING UNTUK ANAK LGBT

Makalah

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Konseling

yang diampu oleh Burhan Sidiq, M.pd.

oleh

Ridha Pangestu Widya Astuti

NIM. 788004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PURWAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Juga kami berterima kasih pada Dosen mata kuliah Bimbingan Konseling.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan. Penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan untuk ini.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah ditulis ini dapat berguna bagi yang membacanya. Sebelumnya
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang.

Purwakarta, 25 Desember 2018

Penulis,

Ridha P.W.A.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................4
BAB 2......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................5
2.1 Bimbingan Konseling untuk Anak LGBT...........................................................6
2.1.1 Faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan seksual:...............................6
2.2 Tujuan Bimbingan Konseling pada Anak LGBT...........................................7
2.3 Teknik Bimbingan Konseling untuk Anak LGBT..........................................7
2.4 Media yang Dipakai Ketika Bimbingan Konseling pada Anak LGBT..........8
2.5 Langkah-langkah Bimbingan Konseling pada Anak LGBT...........................8
2.6 Tenik Evaluasi Keberhasilan Bimbingan Konseling pada Anak LGBT........9
BAB 3....................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................10
3.1 Simpulan............................................................................................................10
3.2 Saran..................................................................................................................10
3.3 Daftar Pustaka....................................................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli
agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan
yang dialaminya.

Masyarakat modren dengan perkembangan teknologinya mudah untuk


berinteraksi dan mengakses informasi dari seluruh dunia. Salah satunya informasi
mengenai budaya kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT)yang
berasal dari budaya Barat yang mana mendapat perhatian publik sertamerebak cepat
ke lapisan masyarakat luas termasuk remaja.

Maka dari itu perlu adanya bimbingan konseling terhadap siswa untuk mengantisipasi
penyimpangan tersebut perlu adanya bimbingan konseling dari guru kepada
siswanya, terutama kepada siswa yang sudah jelas melakukan penyimpangan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas diatas dapat dikethaui rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa itu bimbingan konseling?


2. Apa tujuan bimbingan konseling untuk anak LGBT?
3. Bagaimana bimbingan konseling untuk anak LGBT?
1.3 Tujuan

Tujuan makalah ini adalah:

1. Mengetahui apa itu bimbingan konseling.


2. Mengetahui tujuan bimbingan koseling pada anak LGBT.
3. Mengetahui bagaimana memberikan bimbingan konseling pada anak LGBT.
BAB 2

PEMBAHASAN
Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli
agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan
yang dialaminya. Bimbingan dan Konseling juga dapat didefinisikan sebagai upaya
sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh
konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseli untuk mencapai kemandirian
dalam kehidupannya.

Masyarakat modren dengan perkembangan teknologinya sangat banyak


membantu kepada kemudahan-kemudahan dalam kehidupan saat ini dengan
sejumlah fasilitas yang diberikan untuk berinteraksi dan mengakses informasi
dari seluruh dunia. Salah satunya informasiyang saat ini ramai dan banyak di
perbincangkan di tanah air kita mengenai budaya kaum Lesbian, Gay, Biseksual
dan Transgender (LGBT)yang berasal dari budaya Barat yang mana mendapat
perhatian publik sertamerebak cepat ke lapisan masyarakat luas. Dari sumbangsih
media ini apalagi kehadiran media online yang mengandalkan kecepatan yang telah
memaksa masyarakat khususnya para remaja menyantap informasi tentang seluk
beluk prilaku dan gaya hidup kaum LGBT dengan deras tanpa filtersehingga
membentuk pemikiran dan persepsi remaja yang menganggap prilaku kehidupan
budaya LGBT dengan segala seluk beluknya menjadi suatu yang dianggap wajar
yang mana dalam hal ini ditunjukkan oleh beberapa fenomenadi jumpai dalam
masyarakat . Diantaranya remaja putra memakai aksesoris pernak pernik remaja
putri, remaja putri yang bergaya seperti remaja putra, bermesraan dengan sesama
jenis, kemudian maraknya presenter dan artis program TV remaja yang berkedok
transgender.Fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender) dalam
konteks budaya di Indonesia yang menjunjung tinggi adat ketimuran bahwa prilaku
LGBT ini merupakan perilaku menyimpang atau prilaku abnormal yang dapat
merusak tatanan. Ironisnya saat ini dikalangan remaja sudah mulai menganggap hal
tersebut suatu fenomena yang lumrah dan wajar. Beberapa opini yang di
utarakan oleh sekelompok remaja menyebutkan bahwa prilaku Lesbian, Gay,
Bisexual dan Transgender merupakan gaya masa kini atau trend gaya abad
milenia.

Dari sudut pandang ilmu psikologi perkembangan manusia, fase pada masa
remaja yang ditandai dengan masa pubertas merupakan suatu masa yang di
dalamnya mengalami banyak perubahan. Remaja dinilai sangat rentan terpengaruh
dan terjerat kelainan seksual karena pada masa perubahan ini seorang remaja
akan mengalami perubahan pada fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual
dan memiliki ketertarikan seksual. Remaja juga mudah terpengaruh oleh
lingkungan dan budaya baru yang sering bertentangan dengan norma
masyarakat, serta memiliki rasa keingintahuan yang besar pada hal-hal
baru yang mengakibatkan perilaku coba-coba tanpa didasari dengan informasi
yang benar dan jelas. Oleh karena perubahan yang terjadi begitu sangat drastis dan
cepat ini sering mengakibatkan timbulnya masalah-masalah psikologis berupa
gangguan penyesuaian diri atau gangguan perilaku yang lebih parah lagi gangguan
penyimpangan seksual.

2.1 Bimbingan Konseling untuk Anak LGBT


Bimbingan konseling adalah salah satu kompenen yang penting dalam
proses pendidikan sebagai suatu sistem. Bimbingan konseling dipahami sebagai
suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada individu secara berkelanjutan, agar yang bersangkutan dapat memahami
diri sendiri, menghubungkan tentang pemahaman dirinya dan tuntutan
lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2.1.1 Faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan seksual:


 Dorongan diri (adanya rasa ingin tahu dan mencoba hal baru)
 Kurangnya kasih sayang
 Pengalaman buruk
 Lingkungan (keluarga, teman, dan masyarakat)
 Kecenderungan alamiah
 Kurangnya pendidikan
 Mudahnya akses informasi
 Kurangnya pengawasan orang tua
 Kurangnya pendidikan agama
2.2 Tujuan Bimbingan Konseling pada Anak LGBT

Tujuan dilakukannya bimbingan konseling pada anak LGBT adalah untuk membantu
anak menyelesaikan masalah sehingga anak bisa merubah sikap dari menyimpang
menjadi tidak menyimpang serta mencegah sikap penyimpangan di kalangan siswa
dengan memberikan pendidikan seksual yang seuai normal.

2.3 Teknik Bimbingan Konseling untuk Anak LGBT

Bimbingan konseling yang akan diberikan kepada anak LGBT adalah konseling
realita. Tujuan konseling realita adalah membantu individu untuk mencapai
otonomi, yaitu kematangan yang diperlukan bagi kemampuan seseorang
untuk mengganti dukungan lingkungan dengan dukungan interal.

Teknikkonseling realita merupakan konseling yang aktif secara verbal, yang


menekankan rasional konseli dan difokuskan pada kekuatan-kekuatan dan
potensi-potensi konseli yang dihubungkan dengan tingkah lakunya sekarang dan
usahanya untuk mencapai keberhasilan dalam hidup. Konselor membantu konseli
menyadari tingkah lakunya, membuat pertimbangan nilai atas tingkah lakunya,
dan mengarahkan konseli membuat rencana pengubahan tingkah lakunya.

Dalam menerapkan prosedur konseling realita, mengembangkan sistem


WDEP. Merupakan sistem penyampaian untuk membantu diri sendiri dan orang lain
untuk memiliki kembali kekurangan, membuat pilihan yang tepat, dan menjadi lebih
matang dalam bertindak. Setiap huruf dari WDEP mengacu pada kumpulan strategi:
W = wants and needs(keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan) konselor
membantu konseli untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan mereka, D =
direction and doing(arah dan tindakan) konseli menggambarkan arah hidup
mereka sama seperti apa yang saat ini mereka lakukan atau bagaimana mereka
menghabiskan waktu, E= self evaluation(evaluasi diri) konselor membantu
konseli pengevaluasian diri konseli dengan bertanya “apakah aktivitasmu
efektif?”, dan P = planning(perencanaan) konseli kemudian membuat
perencanaan yang simple dan mudah dicapai.

2.4 Media yang Dipakai Ketika Bimbingan Konseling pada Anak LGBT

Media yang dipakai ketika bimbingan konseling pada anak LGBT adalah:

 Angket
 Video yang menjelaskan gender
 Alat tulis
2.5 Langkah-langkah Bimbingan Konseling pada Anak LGBT

Langkah pertama yang dilakukan untuk membantu siswa yang mengalami perilaku
trend LGBT ini,guru BK harus mengenali siswa tersebut terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan agar mempermudah dalam memberikan bantuan kepada siswa
tersebut.

Melaksanakan kemungkinan usaha bantuan. Pemberian bantuan dilaksanakan


secara terus menerus dan terarah dengan disertai penilaian yang tepat sampai pada
saat yang diperkirakan.Pemberian bantuan ini bisa dilakukan melalui layanan
konseling individu dengan dengan memanggil langsung siswa yang bersangkutan.
Kemudian dilanjutkan konseling kelompok.
Langkah terakhir dilakuakan evaluasi untuk mengetahui atau menilai sejauh
manakeberhasilan yang telah dicapai konselor dalam melaksanaan bantuan yang
telahdilakukan dalam membantu mengatasi masalah. Evaluasi di sini bertujuan
untuk menentukan langkah selanjutnya apakah ada tindak lanjut atau sudah berhasil
dalam usaha memabantu mengatasi masalah siswa. Evaluasi ini dilakukan terus
menerus dilakukan baik selama pemberian bantuan atau sesudah pemberian bantuan.

2.6 Tenik Evaluasi Keberhasilan Bimbingan Konseling pada Anak LGBT

Setelah melakukan pendekatan kepada anak, guru melakukan wawancara terhadap


anak secara bertahap untuk mengetahui apakah bimbingan yang dilakukan berhasil
atau tidak dilihat dari perilaku dan kesadaran anak terhadap perannya.
BAB 3

PENUTUP
3.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari makalah diatas adalah trend LGBT dikalangan
remaja sekarang sudah dianggap biasa. Ditandai dengan banyaknya penyimpangan
yang dilakukan, mulai dari hal terkecil seperti penampilan, sikap, dan cara berfikir.
Untuk mengantisipasi penyimpangan tersebut perlu adanya bimbingan konseling dari
guru kepada siswanya, terutama kepada siswa yang sudah jelas melakukan
penyimpangan.

Bimbingan konseling yang dilakukan adalah untuk membantu anak menyelesaikan


masalah sehingga anak bisa merubah sikap dari menyimpang menjadi tidak
menyimpang serta mencegah sikap penyimpangan di kalangan siswa dengan
memberikan pendidikan seksual yang seuai norma.

Bimbingan dilakukan dengan cara pendekatan terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan
pemberian bantuan secara individu dan kelompok. Serta dilakukan evaluasi untuk
mengetahui atau menilai sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai konselor
dalam melaksanaan bantuan yang telah dilakukan

3.2 Saran
Bagi pembaca jika ingin mengetahui masalah ini lebih lanjut, silahkan hubungi orang
yang lebih ahli dalam bidangnya dan mencari referensi pada buku lain.
3.3 Daftar Pustaka
Boeree George, personality theories, Jogjakarta 2006, prismasophie

Ilyas Sabrida, Jurnal Bimbingan Konseling IslamVolume 1 No 1 (Januari-Juni 2018)


Hlm:59-77 (online) diunduh di
http://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/enlighten/article/view/516/324 pada tanggal
25 Desember 2018

Wikipedia (online) diunduh di


https://id.wikipedia.org/wiki/Bimbingan_dan_Konseling_(BK) pada tanggal 25
Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai