Anda di halaman 1dari 5

TUGAS REVIEW FILM

Disusun guna memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Genap mata kuliah Etika
Profesi Guru

Dosen pengampu:

Aisyah Nur Sayidatun N S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:
Putri Aprilia Fatmawati
3601417044

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
1. Carilah dan tonton salah satu film mengenai “guru’ (boleh Indonesia ataupun
luar Indonesia)
2. Buatlah Sinopsis mengenai film itu dengan kalimat Saudara sendiri.
3. Analisis film tersebut sesuai dengan Etika Profesi Keguruan yang sudah
Saudara pelajari.

1. Hichki 2018

Sutradara : Sidharth P Malhotra


Produser : Maneesh Sharma
Cast : Rani Mukherjee, Sachin Pilgaonkar, Supriya Pilgaonkar. Shivkumar S,
Neeraj Kabi.
Rilis : 23 Maret 2018
2. Sinopsis :

Film Hichki dirilis pada 23 Februari 2018 lalu. Film yang disutradarai oleh


Sidharth P Malhotra ini memang dinanti-nantikan penyuka film dan diprediksi
akan meledak di pasaran. Bukan tanpa sebab, kisahnya yang mengangkat
kesenjangan sosial dan juga diperankan beberapa artis baru dari pinggiran India
adalah beberapa alasan film ini akan booming. Benar saja, karena kisahnya
yang pure lagi apik, film ini membuat penonton terhipnotis dan berhasil meraih
berbagai penghargaan. Hichki adalah sebuah film yang diadopsi dari film
Bollywood keluaran 2008 berjudul Front of The Class tentu dengan alur cerita
yang sudah dipermak sana sini. Pemeran utama film ini adalah Rani Mukherjee.
Dalam film ini Ia berperan sebagai Naina Mathur, sorang guru yang sangat luar
biasa.Naina Mathur (Rani Mukherjee) gadis pengidap syndrome tourette, sebuah
penyakit yang berhubungan dengan saraf pengucapan sehingga mempengaruhi
pengucapan seseorang yang dilakukan berulang-ulang tanpa bisa dihentikan.
Naina sejak kecil merasa terasing dari kehidupan di masyarakat karena
penyakitnya ini. Ibunya (Supriya Pilgaonkar) pun sering memindahkan Naina
sekolah karena beberapa pihak sekolah merasa terganggu dengan keadaan Naina.
Naina pun sering menjadi bahan olok-olok temannya karena penyakitnya ini
bahkan ayahnya pun tidak yakin dengan masa depan Naina. Ayahnya sering kali
tidak mendukung anaknya itu sehingga ada jarak diantara mereka hingga Naina
Dewasa. Meski sadar kekurangan dalam dirinya, Naina tidak putus asa untuk
membuat dirinya diakui oleh masyarakat. Ia berusaha mencari beberapa pekerjaan
menjadi guru di sekolah dan banyak pula yang menolak karena kekurangan Naina.
Hingga suatu hari, Naina mendapat tawaran untuk mengajar di sekolah St. Noker.
Disinlah Naina jatuh bangun membentuk kepercayaan diri sendiri. Naina
mendatangi sekolah St. Noker dengan penuh keyakinan untuk melakukan
interview dengan kepala sekolah. Proses interview begitu serius dan menegangkan
sebab para guru lebih fokus pada suara cegukan Naina. Semakin gugup semakin
sering dan keras cegukan itu terdengar. Namun tak membuat kepala sekolah
menolak lamaran pekerjaan Naina.  Setalah Naina mendapat pekerjaan itu, ia
harus berhadapan dengan Mr. Wadia (Neeraj Kabi), dimana tugas Mr. Wadia
adalah wakasesk kesiswaan disekolah itu. Kepala sekolah telah menjelaskan
bahwa Naina akan menjadi guru kelas untuk siswa 9F yang mana kelas itu adalah
kelas tambahan dengan latar belakang kehidupan siswanya yang amburadul.
Seluruh siswa di kelas 9F memiliki prilaku yang tidak bisa dikontrol bahkan
sebelumnya sudah banyak guru yang mengajar untuk kelas itu namun tidak ada
yang mampu melakukannya sampai selesai.

Tujuan kepala sekolah adalah membawa siswa kelas 9F untuk belajar


hingga ujian akhir selesai dan memperbaiki sikap mereka. Mengetahui hal ini
Naina tidak pantang menyerah dan ingin berusaha sekaligus membuktikan pada
dunia bahwa dia bisa melakukan yang terbaik untuk St. Noker. Mulailah Naina
pada hari pertamanya mengajar. Siswa-siswi itu mengerjainya habis-habisan.
Bahkan mereka menunjukkan sikap penolakan pada Naina. Berulang-ulang Naina
mendapat perlakuan yang tak baik dari siswa 9F. Dan Naina mendapat ide untuk
mengajak mereka belajar di luar kelas, belajar yang efektif dan menyenangkan.
Selain itu Naina mencoba memahami kehidupan siswa 9F, Naina mulai
mendatangi rumah mereka satu persatu. Melihat kenyataan yang ada Naina
merasa prihatin bahwa kehidupan siswa kelas 9F jauh dibawah standar. Ada yang
harus bekerja, ada yang bermain judi, ada yang miskin namun memiliki cita-cita
tinggi. Naina pun merasa semakin bersemangat untuk membantu masa depan
mereka setidaknya hingga mereka semua lulus ujian. Usaha Naina ini mendapat
olok-olok dari Mr. Wadia dan selalu menjatuhkan argumentasi-argumentasi
Naina.  Pada suatu hari siswa Mr. Wadia mendapat tugas membuat prakarya untuk
lomba tahunan sekolah. Karena perselisihan antara siswa 9A dan 9F prakarya itu
rusak dan hampir saja tidak bisa mengikuti lomba tahunan sekolah. Naina yang
selama ini mengajari mereka, mengubah sikap mereka dan memberi semangat
kelas 9F untuk maju tidak sia-sia. Mereka mampu mengubah sikap dan semangat
belajarnya. Bahkan prakarya milik 9A yang mereka rusak telah diganti dengan
yang baru dan berkualitas. Hari kelulusan telah tiba, seluruh kelas 9F
mendapatkan nilai tertinggi. Dengan sekejab predikat kelas 9F berubah menjadi
siswa terbaik. Hal ini mematahkan pandangan buruk Mr. Wadia selama ini dan ia
mengakui Naina layak menjadi guru yang baik. Naina Mathur mendapat
kepercayaan menjadi guru setelah pengalamannya mengajar 9F, bertahun-tahun
kemudian di sekolah itu Naina menjadi guru favorite dan mengantikan kedudukan
kepala sekolah hingga 25 tahun masa jabatannya. Dalam film ini sangat banyak
pesan moral yang bisa diambil. Beberapa diantaranya adalah, bahwa, tak ada satu
penyakit atau kekurangan pun yang bisa menghentikan mimpi dan cita-cita seseorang,
selama orang tersebut benar-benar gigih mewujudkannya. Naina telah
membuktikannya.

3. Pesan sosial lainnya adalah, seperti kata Naina, "tak ada murid yang buruk,
yang ada hanya guru yang kurang baik..". Pada film ini menggambarkan
tentang etika guru yang sesuai dengan Kode Etik Guru Indonesia
(organisasi profesi sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen yaitu poin
A. Guru berbakti membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan dan berjiwa Pancasila.
B. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing-masing.
C. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan, tetapi menghindarkan
diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
D. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan
peserta didik

Anda mungkin juga menyukai