Anda di halaman 1dari 5

PAPER INDIVIDU 2

APPLY BETSCA IN PRODUCT KOFEIN

Mata Kuliah: Kewirausahaan

Disusun oleh:
Dezenia Zain Rachmawati 1606834213

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
MARET 2019
DEPOK
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas makalah terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini belum pernah digunakan sebagai bahan untuk tugas makalah pada mata
ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menyatakan menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas makalah yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata ajaran : Kewirausahaan

Judul makalah : Paper Individu 2- Apply BETSCA in product

Tanggal : Selasa, 12 Maret 2019

Dosen : Aswin Dewanto Hadisumarto, S.E., MIA


BETSCA TIM KOFEIN

Bricolage
Pengusaha sering mengalami kekurangan sumber daya, akibatnya pengusaha mencari
sumber daya dari orang lain untuk menghasilkan peluang. Bricolage berarti menerapkan
kombinasi baru dari sumber daya untuk peluang dan masalah baru yang melibatkan
pengambilan sumber daya yang ada, bereksperimen, bermain-main, mengemas ulang,
dan/atau membingkai ulang sehingga bisa digunakan. Teori bricolage difokuskan bagaimana
kewirausahaan muncul di daerah yang tertekan ekonominya atau minim sumer daya.
Bricoleurs mencapai tujuan mereka dengan sedikit atau tampaknya tidak memiliki
sumber daya sama sekali, dan dengan demikian, ini adalah pendekatan yang berguna untuk
organisasi atau organisasi baru dalam industri baru (Baker dan Nelson 2005). Bricolage
adalah konsep yang berharga untuk memahami kewirausahaan sosial. Pertama, dapat
menjelaskan mengapa kewirausahaan sosial tampak berbeda dengan kegiatan lainnya. Kedua,
menjelaskan bagaimana organisasi kewirausahaan sosial dapat mengelola dengan sumber
daya yang sedikit. Ketiga, seperti yang disimpulkan oleh Baker dan Nelson (2005), bricolage
lebih terkait dengan penciptaan nilai daripada alokasi nilai. Dengan demikian, ini dapat
menjelaskan bagaimana nilai diciptakan dalam usaha sosial.
Kami mengaplikasikan konsep bricolage dalam bisnis ini dengan menggunakan
koneksi yang tim miliki. Tim Kofein memilih sepupu Yasin sebagai supplier kopi kami. Tak
hanya memanfaatkan koneksi, tim Kofein juga memanfaatkan kemampuan para anggota tim.
Salah satu anggota Tim Kofein, memiliki kemampuan desain, sehingga kemampuan tersebut
diberdayakan untuk perancangan kemasan. Anggota lainnya memiliki pengalaman di
organisasi kampus di bagian penelitian, sehingga kemampuan tersebut digunakan untuk
mengadakan riset pasar. Terakhir, sebagai penerapan konsep bricolage, tim Kofein
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, seperti timbangan kue yang digunakan untuk
mengemas bubuk kopi.

Effectuation
Menurut Profesor Saras Sarasvathy, pengusaha harus memiliki pola pikir effectuation
karena pada umumnya orang-orang berpikir secara kausal yaitu menetapkan hasil yang
diinginkan dan berfokus pada hasil tersebut. Cara yang lebih baik dalam membangun bisnis
adalah dengan berpikir effectuation yaitu mempertimbangkan identitas pengusaha, sumber
daya yang dimiliki, dan koneksi yang dimiliki.
.Dengan pemahaman atas konsep tersebut, tim Kofein memberikan opsi bagi para
konsumen untuk mengkonsumsi produk Kofein. Tim Kofein menjual paket berbagai macam
bubuk kopi untuk konsumen yang ingin mencoba berbagai macam kopi Nusantara. Selain
paket tersebut, bubuk kopi dengan berbagai varian tersebut secara satuan.

Think Structurally
Membentuk kepercayaan dibutuhkan adanya mental kreatif dan mental kreatif
diperoleh dari pengetahuan. Dalam wirausahawan, contoh dari mental kreatif adalah
mengenalkan teknologi baru pada pasar yang sudah ada untuk membuat konsumen puas.
Menghubungkan produk baru (atau jasa baru, model bisnis baru, atau teknologi baru) dan
target pasar dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kesamaan superfisial dan struktural
antara pasar dan teknologi. Kesamaan superfisial terjadi ketika elemen dasar dari teknologi
cocok dengan elemen dasar dari pasar. Sedangkan kesamaan struktural terjadi ketika
mekanisme yang mendasari teknologi menyerupai (atau mencocokkan) mekanisme pasar.
Secara bisnis, tim Kofein memang tidak mengenalkan produk baru pada target pasar.
Namun, tim Kofein menerapkan konsep thinking structurally dalam menambah value dari
produk Kofein. Selain kemasan yang didesain semenarik mungkin, Kofein menawarkan
stiker bernuansa kopi Nusantara bagi para konsumen untuk mengedukasi konsumen tentang
kopi Nusantara. Sehingga bisa memperkenalkan daerah mana saja yang merupakan penghasil
kopi di Indonesia.

Cognitive Adaptability
Kemampuan Kakslauttanen arctic resort beradaptasi kognitif dapat digambarkan dari
seberapa dinamis, fleksibel, mengatur diri sendiri, dan terlibat dalam proses yang
mengharuskan untuk fokus membuat beberapa keputusan sekaligus. Kemampuan ini juga
dapat dilihat pada seberapa fokus terhadap sensitifitas dan mengidentifikasi situasi yang
berubah. Kesadaran metakognitif adalah kemampuan untuk memahami dan mengontrol cara
berpikir dan kemampuan pembelajaran. Orang yang memiliki kemampuan beradaptasi secara
kognitif mampu merefleksikan diri, berpikir secara strategis, dan membuat rencana.
` Tim Kofein sejauh ini belum menemukan situasi yang membuat diri untuk
beradaptasi karena lingkungan, namun ketika kegiatan usaha kofein mulai berjalan, maka tim
kofein akan sebisa mungkin beradaptasi dengan lingkungan pasar yang dinamis.

Anda mungkin juga menyukai