DOSEN PENGAMPU :
PUTRI KEMALA DEWI LUBIS, M. Si. Ak
Disusun Oleh:Kelompok 7
JIHAN SAFIRA NURULITA (7171141010)
SISILIA EVALIN GULTOM (7172141023)
MELATI YAHYA (7171141014)
ABIM RATUNGGA (7171141001)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya
Makalah ini dapat tersusun hingga selesai dengan judul “Manajemen Kreativitas” tepat pada
waktunya. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membimbing
dan membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi. Penyusun menyadari bahwa penulisan maupun
pelaporan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca
yang membangun sangat penulis harapkan guna menyempurnakan tugas ini. Semoga para
pembaca mendapatkan informasi dari tugas ini dan dapat bermanfaat untuk kami juga pada
para pembaca sekalian.
Kelompok VII
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Howkins (2001), ada beberapa perbedaan pandangan yang muncul dalam
mengelola ekonomi kreatif dan ekonomi konvensional, yaitu pertama, perbedaan kreativitas
ekonomi dengan ilmu ekonomi konvensional terutama dalam peran pokok individual.
Menurut pandangan ahli ekonomi konvensional, seperti Adam Smith, bahwa ekonomi
konvensional memusatkan perhatian pada perusahaan, dan berkeyakinan bahwa perusahan
lebih efisien daripada individu dalam menggunakan sumber daya. Pandangan yang sama
dikemukakan oleh ahli ekonomi Ronald Coase (1930-an) yang mengemukakan bahwa,
perusahaan memiliki biaya transaksi yang lebih rendah daripada individu, dan peran sentral
perusahaan dipadang permanen. Sedangkan, menurut pandangan kreativitas ekonomi, justru
sebaliknya bahwa kreativitas ekonomi lebih efisien, karena kreativitas ekonomi, seperti teka-
teki dalam berimajinasi, tidak bergantung pada organisasi dan tidak memerluka perlatan dan
sejumlah modal sumber daya yang besar. Ini berarti memiliki biaya transaksi yang rendah.
Kedua, teori ekonomi konvensional berasumsi bahwa setiap orang bertindak secara
rasional dalam memaksimumkan kepuasan dan keuntungannya. Begitu juga perusahaan
bertindak rasional dalam merespons informasi pasar untuk memaksimumkan keuntungan.
Sedangkan, ekonomi kreatif tidak hanya bebas dari tindakan irasional, tetapi juga merupakan
motor dan penggerak nilai tambah yang lebih banyak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Manajemen Kreatifitas ?
2. Bagaimana cara Mengelola Kreativitas Individu dan Organisasi ?
3. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi Ekonomi Imajinatif ?
4. Apa saja Prinsip-Prinsip Manajemen Kreatifitas ?
5. Jelaskan Kaidah-Kaidah Meraih Sukses ?
C. Tujuan
1. Dapat memahami pengertian Manajemen Kreatifitas .
2. Dapat memahami cara Mengelola Kreativitas Individu atau Organisasi.
3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Ekonomi Imaninatif
4. Dapat mengetahu apa saja Prinsip-Prinsip Manajemen Kreatifitas
5. Dapat mengetahui Kaidah-Kaidah Meraih Sukses
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen Kreativitas
Menurut Howkins (2001), ada beberapa perbedaan pandangan yang muncul dalam
mengelola ekonomi kreatif dan ekonomi konvensional, yaitu pertama, perbedaan kreativitas
ekonomi dengan ilmu ekonomi konvensional terutama dalam peran pokok individual.
Menurut pandangan ahli ekonomi konvensional, seperti Adam Smith, bahwa ekonomi
konvensional memusatkan perhatian pada perusahaan, dan berkeyakinan bahwa perusahan
lebih efisien daripada individu dalam menggunakan sumber daya. Pandangan yang sama
dikemukakan oleh ahli ekonomi Ronald Coase (1930-an) yang mengemukakan bahwa,
perusahaan memiliki biaya transaksi yang lebih rendah daripada individu, dan peran sentral
perusahaan dipadang permanen. Sedangkan, menurut pandangan kreativitas ekonomi, justru
sebaliknya bahwa kreativitas ekonomi lebih efisien, karena kreativitas ekonomi, seperti teka-
teki dalam berimajinasi, tidak bergantung pada organisasi dan tidak memerluka perlatan dan
sejumlah modal sumber daya yang besar. Ini berarti memiliki biaya transaksi yang rendah.
Kedua, teori ekonomi konvensional berasumsi bahwa setiap orang bertindak secara
rasional dalam memaksimumkan kepuasan dan keuntungannya. Begitu juga perusahaan
bertindak rasional dalam merespons informasi pasar untuk memaksimumkan keuntungan.
Sedangkan, ekonomi kreatif tidak hanya bebas dari tindakan irasional, tetapi juga merupakan
motor dan penggerak nilai tambah yang lebih banyak.
Ketiga, teori ekonomi konvensional yang memiliki sifat-sifat yang sama bisa bersaing
berdasarkan pada besaran biaya dan tingkat harga. Sedangkan, produk-produk kreatif tidak
demikian, tetapi pada karakter dari kreasi imajinatif. Sifat dari ide-ide mengubah sifat-sifat
dalam persaingan. Sedangkan contoh, suatu produk bisa bersaing di pasar karena biayanya
dan harganya yang lebih murah. Akan tetapi produk ekonomi kreatif tersebut bisa bersaing
bila karakternya berubah.
5
Kepribadian dan kemampuan seseorang sangat menentukan keterampilan kreatif
potensial. Kemampuan tersebut sangat ditentukan oleh iklim dan lingkungan perusahan.
Menurut Richard Buman, tanggung jawab manajemen adalah mengordinasikan, memupuk,
mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan kreatif para karyawan ke arah
pencapaian sasaran organisasi (Dale Timpe, 1992:179).
Richard Bauman dalam buku Dale Timpe (1992:179), mengemukakan bahwa suasana
organisasi yang mendorong kreativitas ditentukan oleh hal berikut:
6
6. Menghindari kritik-kritik prematur
Kritik kritik prematur, ketidaksabaran, serta ketidakpercayaan, semua akan
mematikan gagasan. Seorang manajer harus melindungi orang kreatif dari tekanan-
tekanan dalam pekerjaan. Gagasan-gagasan harus dievaluasi berdasarkan manfaatnya.
7. Gaya manajemen “kendala longgar”
Gagasan-gagasan kreatif bisa muncul dari karyawan berbagai tingkatan dan bahkan
lebih kreatif dari yang paling bawah. Manajer pada tingkat atas, biasanya jarang berpikir hal-
hal yang relatif kecil, padahal sangat penting dalam menunjang kegiatan manajerial. Manajer
yang sudah bertugas pada jabatan tertentu beberapa bulan atau tahun bisa kehabisan gagasan.
Akan tetapi, bisa menampung gagasan dari bawahnya atau karyawannya.
Menurut Richard Bauman dalam buku karya A Dale (1992:116), adanya beberapa hal yang
harus dilakukan untuk mendorong karyawan agar menghasilkan gagasan-gagasan baru, yaitu
sebagai berikut:
1. Bersikap menerima
2. Berikan penghargaan dengan bebas
3. Bersikap penuh penghargaan
4. Bantulah menyiapkan gagasan
5. Hormati gagasan karyawan
6. Carilah gagasan yang berhubungan
7. Doronglah saran-saran
8. Jelaskan setiap penolakan gagasan dari karyawan
7
Seperti dalam artikel “Crativity at Work” yang di muat dalam
http://www.creativityatwork.com/what-is-creativity/, 13/7/2012, bahwa keunggulan
ditentukan oleh:
1. Peluang
2. Desakan/dorongan/semangat
3. Pelatihan
4. Motivasi
5. Hampir semua praktik
1. Kecakapan
2. Di luar rencana
3. Masalah/peluang
Menurut Bertone ada dua elemen penting yang berbeda dari kreativitas. Pertama, elemen
tidak spesifik, keterampilan manajerial, hal ini menyangkut kreativitas, kepemimpinan,
komunikasi, dan kapabilitas belajar. Kedua, elemen spesifik seseorang menyangkut
keterampilan memproduksi, keuangan, pemasaran, dan sebagainya. Hal tersebut bisa
dilakukan oleh setiap orang, dengan ukurang yang berbeda, dan dapat diperbaiki.
Dengan kemampuan berpikir di luar rencana, berarti menggunakan berpikir lateral dan
divergen.Komponen-komponen berpikir lateral dan divergen terdiri dari:
8
Kreativitas adalah suatu keterampilan yang dapat dikembangkan dan suatu proses yang
dapat dikelola. Kreativitas merupakan faktor yang sangat penting untuk keberhasilan dimasa
yang akan datang. Kreativitas dimulai dengan dasar ilmu pengetahuan, pembelajaran disiplin
ilmu, dan kematangan cara berpikir. Kita belajar menjadi kreatif dengan cara uji coba,
menggali, bertanya, menggunakan imajinasi, dan menyintesiskan informasi.
Kreativitas merupakan kompetensi inti bagi para pimpinan dan manajer, dan
merupakan salah satu cara terbaik untuk mengatur perusahaan agar terhindar dari persaingan.
Dengan kreativitas kita akan memiliki kemampuan untuk melihat dunia dengan cara baru,
untuk menemukan pola yang tersembunyi, untuk membuat hubungan antara fenomena yang
tampaknya tidak berhubungan, dan untuk membuat hubungan antara fenomena yang
tampaknya tidak berhubungan, dan untuk menghasilkan solusi. Menghasilkan solusi segar
untuk masalah, dan kemampuan untuk menciptakan produk baru, proses atau jasa untuk pasar
yang berubah, adalah bagian dari modal intelektual yang memberikan perusahaan keunggulan
kompetitif. Kreativitas membutuhkan keseluruhan otak berpikir-otak kanan: imajinasi, seni
dan intuisi, ditambah otak kiri: logika dan perencanaan.
1. Iklim organisasi
9
2. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan demokratis meningkatkan kreativitas dalam organisasi, sedangkan
kepemimpinan outkrasi dapat menurunkan kreativitas. Hal yang paling fundamental
adalah mengomunikasikan visinya secara formal dan nonformal dan melakukan
tindakan yang sesuai dengan visi itu. Dengan contoh perilaku kepemimpinan seperti itu
maka kapasitas kolektif suatu manajemen menjadi lebih baik, dan menjadi perangkat
yang dapat mendorong untuk:
a. Mendorong untuk melakukan percobaan tentang cara-cara baru untuk
mengelola bisnis,
b. Menghindari hukuman bagi orang yang ingin mencoba menemukan cara-cara
meskipun tidak berhasil dalam uji coba tersebut,
c. Mendorong partisipasi dari kolaborator, klien, kompetitor, dan sumber
informasi lain,
d. Memerlukan pemeriksaan tentang strategi alternative yang berbeda dengan
yang diterima secara tradisional untuk membuat kejutan bagi organisasi,
e. Menyediakan tanggung jawab yang berbeda terhadap orang untuk
memperbaiki strategi input. Misalnya, dia-pemimpin yang demokratis
memberi kesempatan bertanggung jawab diantara direktur yang berbeda untuk
memperbaiki riset tentang pesaing,
f. Sering kali membaktikan waktunya untuk pemeriksaan kolaborasi suatu
evolusi lingkungan internal maupun eksternal dan peluang-peluang darurat.
3. Sumber daya dan kompetensi.
Kreativitas organisasi sangat bergantung pada modal intelektual, yaitu sumber
daya manusia. Beberapa saran yang baik untuk persiapan staf, yaitu:
a. Seleksi, saat ini banyak organisasi yang menggunakan lulusan/tamatan
internasional dan fleksibel untuk menyesusaikan dengan perubahan sistem
global yang sangat cepat.
b. Pelatihan, dengan jelas, perencanaan strategi dan pembentukan skenario
merupakan unsur penting, selain pengalaman praktik yang sangat bermanfaat.
c. Jalur karier, organisasi harus memperkuat fleksibelitas sumber daya manusia,
memberi kesempatan kepada manajer untuk berpengalaman internasional dan
rotasi pekerjaan,
10
d. Tanggung jawab untuk bisnis, pertanggungjawaban yang sempurna dari
manajer bisnis untuk memperluas area produksi dan pemasaran, memperkuat
motivasi individu melalui difusi “rasa memiliki” terhadap proyek atau proses.
4. Budaya organisasi
Untuk mendorong pengembangan kreativitas dalam organisasi sangat penting
suatu budaya yang menyeimbangkan dengan tiga faktor yang terdiri atas;
pengendalian, kebebasan bertindak, dan risiko. Organisasi telah banyak
mengembangkan sistem pemgendalian dana kadang-kadang membuat konflik,
karena sistem pengendalian dapat menghambat kinerja. Sistem pengendalian yang
ketat sering kali tidak cukup untuk menghadapi lingkungan persaingan yang
sangat cepat. Dalam aktivitas manajerial, jika satu sisi ada pengendalian dan
sebaliknya, disatu sisi ada kebebasan untuk bertindak, khususnya kebebasan untuk
menggali, untuk mengejar objektivitas tanpa mengabaikan sistem pengendalian,
untuk mengambil risiko, untuk mengadakan eksperimen tanpa takut gagal atau
rugi, untuk mencari dana eksternal dalam rangka mendanai ide-ide inovasi. Saat
ini manajer senior harus mendanai jenis kebebasan bagi organisasi, hal ini
diperlukan agar dapat menggali opsi-opsi dan alternative-alternatif baru untuk
menciptakan nilai baru untuk masa yang akan datang.
5. Struktur dan sistem
Untuk mendorong kreativitas muncul dan meningkat dalam organisasi maka
sistem dan struktur baru harus tumbuh. Dalam sistem organisasi kreatif, hal yang
sangat penting adalah menggunakan peran motivasi individu pekerja untuk
menaruh perhatian terhadap imbalan non-uang. Sistem insentif uang bukan satu-
satunya, dan yang terpenting adalah menciptakan keinginan untuk berinovasi
secara nyata.
4. Ekonomi Imajinatif
Ekonomi imajinatif membahas bagaimana mengelola ide dan membuat keur (profit).
Menurut Bob Geldof dalam karyanya Managing Creativity."...sementara memandang bahwa
kreativitas dan manajemen, seperti uang koin yang bersifat kom (compatible), yaitu saling
melengkapi, sedangkan kreativitas dan ekonomi bersifat merusak (mutually destructive),
yaitu saling menghancurkan (Howkins, 2001: 127) satu tugas dari manajemena dalah
mengelola bagaimana membuat orang lebih kreatif atau tidak.
11
Untuk memahami manajemen kreativitas, kita harus memahami kreativitas ekonomi.
Ada dua jalinan system nilai, yaitu: satu sisi berdasarkan produk-produk fisik
alat/perlengkapan, karier dan platform, bersifat riil, dan material secara fisik. Di lain pihak,
berdasarkan kekayaan intelektual, yang bersifat nonriil dan memiliki sedikit karekteristik.
Karekteristik ekonomi yang lain dari ide-ide adalah bahwa biaya mereplikasi atau meniru ide-
ide sering kali diabaikan (negligible). Hampir semua syarat dan keperluan ilmu pengetahuan,
keterampilan (skill), kompetensi dan input intelektual lainnya sangat diperlukan dalam
berpikir, dalam riset, dan dalam tahapan pengembangan.
Menurut Bob Geldof pemimpin The Boowtown Rats dan sebagai penemu alat bantu
hidup dan pengusaha internet (entrepreneur internet) yang di muat dalam buku Howkins
(2001: 131) yang berjudul The Creative Economy: How People Make Money from Ideas,
mengemukakan 10 prinsip manajemen yang memengaruhi proses kreativitas:
7. kantor jaringan dan kelompok bisnis (the network office and the business cluster)
8. kerjatim (teamwork).
9. keuangan (finance),
Orang kreatif memulai dari dalam dirinya sendiri, dan benar menurut dirinya percaya
diri. Tugas kepemimpinan orang kreatif adalah mengelola kekayaan sendiri, dan percaya
terhadap kecakapan diri sendiri.
12
Pekerjaan Pemikir (The Job of Thinker)
Pekerjaan pemikir menyangkut semua elemen yang ada pada proses Review.
Incubation. Dreams, Excitement, and Reality Checks-RIDER (Tinjauan, Inkubasi, Mimpi-
Mimpi. Kebahagiaan, Memeriksa Kenyataan). Orang tersebut memiliki pekerjaan yang
fulltime, selalu serius, dan berdedikasi pada setiap pekerjaan yang ada, dan melakukannya
dengan penuh tanggung jawab. Oleh sebab itu, kita semua berpikir dari waktu kewaktu.
Berpikirlah dari waktu kewaktu. "Ingat bahwa pekerjaan Anda adalah pemikir (thinker)
bukan berpikir (thinking)" ("Note: the job is thinker' not thinking" (Howkins, 2001:134).
Pekerjaan pemikir merupakan pekerjaan full-time, selalu serius dan berdedikasi pada setiap
pekerjaan yang ia dapatkan, melakukannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Dengan
demikian, berpikir adalah pekerjaan kecakapan (thinking is a proper job).
Dalam ekonomi kreatif selalu ada entrepreneur kreatif. Seorang ahli ekonomi dan
jurnalis Francis yang hidup selama Revolusi Prancis, yaitu Jean Baptiste Say adalah orang
yang menemukan istilah entrepreneur. Beliau memperkenalkan gagasan perubahan dan
pastian sebagai sesuatu yang normal dan bahkan positif. Jika Adam Smith dan Ricardo ingin
memperbaiki efisiensi proses produksi dengan mengidentifikasi hintaan dan penawaran
dalam kondisi harga keseimbangan yang stabil makaste Say ingin memulai dengan usaha-
usaha baru (new ventures) ataus pekulasi tertarik pada risiko dan keseimbangan sementara
(the moments equilibrium lannjutnya, Ahli ekonomi Austria, Joseph Schumpeter pada
pertengahan Abad bahwa, entrepreneur menggali inovasi untuk menciptakan monopoli, yang
kemudian diikuti oleh entrepreneur lain untuk entrepreneur lain untuk menciptakan monopoli
baru.
13
4. Kebanggaan atau rasa harga diri (pride). Entrepreneur percaya bahwa tidak hanya ide
yang secara khusus akan dikerjakan tetapi bahwa mereka adalah hanya seseorang
yang dapat melakukan pekerjaan itu. Mereka membuat proposal sendiri, mengerjakan
sediri, memiliki ide-ide, dan kebanggaan.
5. Urgensi (urgency). Menekankan pada visi, fokus, dan kepercayaan diri. Bagi
seseorang yang berjiwa entrepreneur jika tidak melakukannya segera, tidak memiliki
arti apa-apa. Entrepreneur selalu ingin melakukannya segera, sekarang juga, terpisah
dari alas an persaingan, sebab mereka tidak dapat menghiraukan untuk berpikir yang
lainnya. Setiap permulaan dalam ekonomi kreatif adalah momentum untuk memulai
berbisnis yang paling baik, mengambil perhatian, dan merupakan modal seperti bola
salju.
Pekerjaan setelah bekerja pada umumnya dilakukan oleh para entrepreneur dalam
bentuk pekerjaan bebas (freelance work), pekerjaan separuh waktu (part-time work),
pekerjaan informal (informal work), independen, dan sebagian besar dikelola sendiri.
Masyakat pour industry sangat memerlukan pekerjaan setelah bekerja. Banyak orang
bergembira de ide-idenya, dan hidup secara bebas (independent)
Kantor Jaringan dan Kelompok Bisnis (The Network Office and The Business Cluster)
Keuangan (Finance)
Manajemen keuangan dalam ekonomi kreatif dan ekonomi konvensional relatif tidak
berbeda. Setiap bisnis apa pun jenis dan produknya pasti memerlukan sistem keuangan,
15
seperti penganggaran (budget) , perhitungan (account), dan pemhaaman tentang akuntansi
dan aturan perpajakan.
Hal yang sedikit berbeda adalah bahwa ekonomi kretif ingin mengali nilai-nilai finansial
(finacial) dari kekayaan intelektual (intelektual asset) yang dimiliki. Untuk mengali aset-aset
intelektual tersebut ada tiga tahapan, yaitu:
16
(debet) meneyebabkan perusahaan terkendali , tetapi memerlukan aset sebagai jaminan
(collateral), maupun pembayaran kembali secara reguler.
Bisnis kreatif biasanya memiliki aset dan pendapatan yang relatif sedikit sehingga sulit
memperoleh pinjaman. Namun demikian, biaya permulaan pada ekonomi kreatif orang dan
kekayaan intelektual (people and intellctual property), lebih keci dari pada biaya permulaan
pada ekonomi konvensional. Perlu dicatat, menurut Arthur Andersen yang dimuat dalam
buku karya Howkins (2001:153) bahwa paten, hak cipta, merek dagang dipandang penting
untuk beberapa perusahaan, tetapi jarang digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan
pinjaman dan nilainya dianggap dibawah jaminan.
17
berkelompok khususnya di malam hari. Pengembara mengahrgai gurun pasir dan osis
sama halnya dengan orang kreatif memerlukan ketenangan dan keramaian.” Berpikirlah
sendiri dan bekerjalah bersama (thinking alone and working together).
4. Tentukan sendiri dengan kegiatan berpikir anda sendiri, bukan oleh tugas dari orang
lain yang diberikan kepada anda (define yourself by your own thinking activities, not by
the job title somebody else has given you).
Jika anda bekerja pada perusahaan X untuk mengerjakan proyek Y, katakan bahwa
anda sedang bekerja untuk mengerjakan proyek Y pada perusahaan X. Orang yang
benar-benar berani selalu menyebut dirinya sendiri sebagai pemikir. Dalam ekonomi
kreatif, kita masingg-masing dapat berpikir dan menukar pemecahan yang kreatif
dengan satu sama lain. Setiap orang mencari hasil (outcome) positif yang saling
menguntungkan.
5. Belajarlah tampa berhenti (learn endllssly), pinjamlah dan berinovasilah.
Ingat bunyi iklan tenaga listrik amerika,” ide baru sering kali merupakan pertemuan dua
ide lama untuk pertama kali. Gunakan kembali, ttemukan kembali, bangkitkan kembali,
jadilah sesuatu yang memesona.” Artis kreatif mencari-cari ide-ide baru. Tidak peduli
dari mana ide itu berasal, apapun yang terjadi lakukanlah. “jika anda bosan, lakukanlah
sesuatu yang lain lagi. Gunakan jaringan, jika anda tidak dapat menemukan jaringan
yang tepat, mulailah. Ambil resiko dan kerjakanlah sesuatu yang tidak pasti.
18
Kekalahan jadikan kemenangan untuk masa yang akan datang. Orang kreatif adalah
orang yang mempertimbangkan secara seksama dan teliti terhadap keberhasilan dan
kegagalan, sebab ia selalu ingin belajar dari keberhasilan dan kegagalan.
10. Berambisilah, dan berani pergi (be very ambitious, boldly go)
Berambisi dalam menegrjakan sesuatu, dan mencita-citakan sesuatu sangat penting
untuk mengahsilkan keberhasilan. Beranilah bertindak dan bertanggungjawab.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagasan-gagasan kreatif bisa muncul dari karyawan berbagai tingkatan dan bahkan
lebih kreatif dari yang paling bawah. Manajer pada tingkat atas, biasanya jarang berpikir hal-
hal yang relatif kecil, padahal sangat penting dalam menunjang kegiatan manajerial. Manajer
yang sudah bertugas pada jabatan tertentu beberapa bulan atau tahun bisa kehabisan gagasan.
Akan tetapi, bisa menampung gagasan dari bawahnya atau karyawannya.
Menurut Richard Bauman dalam buku karya A Dale (1992:116), adanya beberapa hal yang
harus dilakukan untuk mendorong karyawan agar menghasilkan gagasan-gagasan baru, yaitu
sebagai berikut:
1. Bersikap menerima
2. Berikan penghargaan dengan bebas
3. Bersikap penuh penghargaan
4. Bantulah menyiapkan gagasan
5. Hormati gagasan karyawan
6. Carilah gagasan yang berhubungan
7. Doronglah saran-saran
8. Jelaskan setiap penolakan gagasan dari karyawan
20
DAFTAR PUSTAKA
21