Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MAKALAH

RUPTUR URETRI INTERNUM

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 12

EMELDA (2019082024047)

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

PAPUA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
penyebab kematian janin dalam Rahim paling tinggi yang berasal dari faktor ibu
adalah penyulit kehamilan seperti ruptur uteri.
Ruptur uteri merupakan salah satu bentuk perdarahan yang terjadi pada kehamilan
lanjutan dan persalinan,selain plasenta previa,solosiu plasenta,dan gangguan
pembekuan darah.penyebabkematian janin yang paling tinggi oleh karena faktor ibu
dengan penyulit kehamilan rupture uteri.
Terjadinya rupture uteri pada seorang ibu hamil atau sedang bersalin masih
merupakan suatu bahaya besar yang mengancam jiwanya dan janinnya,kematian
karena rupture uteri masih tinggi.angka kematian tertinggi dijumpai dinegara-negara
berkembang seperti afrika dan asia.angka kematian dapat diperkecil bila ada
pengertian dari ibu dan masyarakat.prenatal care,pimpinan partus yangbaik,disamping
fasilitas pengangkutan dari daerah-daerah perifer dan penyedian darah yang cukup
juga merupakan factor yang penting. penyebab kematian janin dalam Rahim paling
tinggi yang berasal dari faktor ibu adalah penyulit kehamilan seperti ruptur uteri.
Ruptur uteri merupakan salah satu bentuk perdarahan yang terjadi pada kehamilan
lanjutan dan persalinan,selain plasenta previa,solosiu plasenta,dan gangguan
pembekuan darah.angka kematian ibu akibat pendarahan yang disebabkan oleh
rupture uteri berkisar antar17,9% sampai 62,6%.(juke unila 2015,hal.110-114)

2. tujuan
a) untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan rupture uteri
b) untuk mengetahui penyebab dan patofisiologi terjadinya ruftur uteri
c) untuk mengetahui tanda dan gejala rupture uteri
d) untuk mengetahui bagaimana pencegahan dan penatalakasanaan darikasus
rupturuteri
e) untuk mengetahui apa resiko bagi ibu dan bayi untuk kasus rupture uteri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFENISI

Rupture uteri adalah robekan di dinding uterus,dapat terjadi selama periode ante natal
saat induksi,selama persalinan dan kelahiran bahkan selama stadium ketiga
persalinan(chpman,2016;h.288).

Rupture uteri adalah robekan yang dapat langsung terhubung dengan rongga peritoneum
atau mungkin dipisahkan darinya olehperitonium viseralis yang menutupi uterus
ligamentum latum (Cunningham,2005;ha l.217)

Rupture uteri adalah terjadinya diskontinuitas pada dinding uterus.pendarahan yang


terjadi dapat keluar melalui vagina atau intra abdomen (buku saku pelayanan kesehatan di
fasilitas kesehatan dasar dan rujukan ,2013)

B. KLASIFIKASI
 Berdasarkan lapisan dinding Rahim
 rupture uteri inkomplit
keadaan robekan pada Rahim dimana terjadi lapisan serosa atau perimetrium
masih utuh.
 ruptur uteri komplit

keadaan robekan pada Rahim dimana terjadi pada ketiga lapisan dinding
rahimdan telah terjadi hubungan langsung antara rongga amnion dan rongga
peritoneum.

 Berdasarkan penyebab terjadinya

 ruptur uteri spontan


 keadaan robekan yang terjadi karena his semata dan terjadi pada sebagian
besar persalinan
 terjadi gangguan pada mekanisme persalinan sehingga menimbulkan
ketegangan segmen bawah Rahim yang berlebihan

 ruptur uteri traumatica

keaadaan robekan pada Rahim yang disebabkan ada manipulasi tenaga tambahan
lain seperti induksi,atau stimulasi partus dengan oksitosin atau yang sejenis atau
dorongan yang kuat pada fundus dalam persalinan.
 ruptur uteri pada bekas luka parut
keadaan robekan pada rahim yang disebabkan oleh bekas operasi secar atau
operasi pada uterus.
C. ETIOLOGI
Secara teori robekan Rahim dapat dibagi sebagai berikut
 R.U. Spontan
Terjadi secara spontan pada uterus yang utuh(tanpa bekas luka parut).hal ini bias
disebabkan oleh panggul sempit,hidrosefalus,janin yang lentaknya
melintang,dll.sehingga SBR semakin meregang dan tipis,sehingga terjadinya rupture.

 R.U.traumatic
Disebabkan oleh trauma yang terjadi karena jatuh,kecelakaan,
Violent(rudapaksa) ,ekstraksi forsipal.
 R.U.pada luka bekas parut
Rupture serimg terjadi pada luka bekas operasi secar dan operasi di bagian uterus
seperti mioma.
Umumnya luka parut bekas operasi secar klasik lebih serimg menimbulkan rupture
uteri ,hal ini disebkan karena luka pada segmen bawah uterus dalam masa nifas dapat
sembuh dengan lebih baik sehingga luka parut lebih kuat.(Helen,2001)

Factor predispose rupture uteri

1. Multiparitas atau grande multipara


Kehamilan lebih dari 2x sampai 4x lebih amat beresiko terjadi rupture uteri dan
pendarahan karena uterus yang semakin tipis dan renggang.
2. Pemakaian oksitosin untuk induksi /stimulasi persalinan yang tidaktepat.
Selama 9 bulan terakhir kehamilan,daya reaksi otot Rahim terhadap oksitosin
meningkatsebesar 8 kali lipat,bila dilakukan pemberian oksitosin baik frekuensi
maupun kekuatan kontraksi otot polos Rahim akan meningkat sehingga rasa nyeri
pada persalinan semakin hebat.pasien melaporkan bahwa kontraksi yang diinduksi
oleh pemberian drip lebih nyeri daripada kontraksi uterus persalinan
spontan.penguatan persalinan dengan oksitosin membwa resiko hiperstimulasi
uterus,yang titanic atau spasmodic sekalipun dosis yang diberikan sudah
rendah.pemberian oksitosin akan mengganggu masuknya kepala janin kedalam
serviks,jika serviks tidak melunak atau mengalami dilatasi proses persalinan tidak
dapat berlangsung dan dalam keadaan ini,kontraksi uterus yang keras,lama serta kuat
dapat menimbulkan konsekuensi yang serius yaitu trauma pada neonates dan ibu
termasuk rupture uteri.dan jika bayi dipaksa lahir lewat serviks yang masih belum
berdilatasi secara lengkap jariangan lunak ibu dapat mengalami laserasi yang luas.
(jurnal hubungan induksi persalinan oksitosin drip dengan rupture jalan lahir spontan
pada persalinan KPD.turki romajan,AASP candra dewi,irmayani.)
3. Kelainan letak dan implantasi plasenta contoh pada plasenta akreta,plasenta
inkreta/plasenta perkreta
4. Kelainan pada uterus (uterus bikornis,sempitnya rongga dalam uterus.)
5. Hidramnion
Menyebabkantekanan didalam dan disekitar uterus mengalami overdistensi sehingga
terjadi regangan di dinding Rahim yang bisa berpotensi terjadinya rupture uteri.

D. Patofisiologi
Pada saat his korpus uteri berkontraksi dan mengalami retaraksi,dinding korpus uteri atau
SAR menjadi lebih tebal dan volume korpus uteri menjadi lebih kecil.akibat tubuh janin
yang menepati korpus uteri terdorong kebawah dan kedalam SBR.SBR menjadi lebih
lebar karena dindingnya menjadi lebih tipis karena tertarik keats karena kontraksi SAR
yang kuat,berulang dan sering sehingga lingkaran retaraksi yang membatasi kedua
segmen semakin bertambah tinggi.apabila bagian terbawa janin tidk dapat
terdorongkarena sesuatusebab yangmenahannya(misalnya panggul sempit atau janin
terlalu besar)maka volume karpus yang tambah mengecil padasaat his harus diimbangi
oleh perluasan SBR keatas .
ketika terjadi robekan pasien merasa amat sangat nyeriseperti terisris sembilu pada
perutnya,dan his yang terakhir itu yang mendorongjaninkeluar.apabila robekannya cukup
luas,tubuh janin sebagian atau keseluruhannyaterdorong keluar rongga Rahim dan
masukke peritoneum.melalui robekan tersebut,usus dan omentum terkadang masuk
kedalamnya sehingga bisa mencapai vagina dan bisa diraba pada saat periksa dalam.
Rupture uteri yang tidak sampai ikut merobek perimetriumterjadi padabagian Rahim
yang longgar hubungannya dengan peritoniumyaitu bagian samping dan dekat kandung
kemih.disini dinding serviksyang meregang karenaikut tertarik kadang-kadang bisaikut
robek.robek pada bagiansamping bisa sampai melukai pembuluh darah besaryang
terdapat didalamligamentum latum.jika cabangnya bisa terluka disertai pendarahan yang
banyak dan didalam parametrium dipihak yang robek akan terbentuk hematoma yang
besar dan menimbulkan syok yang sering kali fatal.batas anatar korpusyangkontraksi dan
dan SBR yang pasif disebut lingkaran bandl.lingkaran bandl ini dianggap fisiologik bila
terdapat 2-3 jari di atas sympisis,bila meninggi maka kita
haruswaspadaadanyakemungkinan Rahim uteri mengancam.
Rupture uteri disebabkan terutama oleh peregangan yang luar biasa dari uterus.

E. tes prenatal Manifestasiklinis


Gejala yang mengancam
1. lingkaran retaksi patologis/lingkaran bandl yang tinggi,mendekati pusat dan naik
uterus
2. kontraksi Rahim kuat dan terus menerus
3. penderita gelisah,nyeri perut bawah,juga di luar his
4. pada palpasi segmen bawah Rahim terasa nyeri(diatas simpisis)
5. ligamentum rotundum tegang,juga diluar his
6. bunyi jantung anak biasanya tidak ada atau tidak baik karena anak mengalami
hipoksia,yang disebabkan kontraksi danretraksi rahimyang berlebihan
7. air kencing mengandungdarah (karena kandungan kencing teregang atau tertekan)

Tanda dan gejala lanjutan


Dramatis
1. Nyeri tajam yang sangat pada abdomen bawah saat kontraksi hebat memuncak.
2. Penghentian kontraksiuterus disertai hilangnya rasa nyeri
3. Pendarahan vagina (dalam jumlah sedikit atau hemoragi)
4. Terdapat tanda dan gejalasyok:denyut nadimeningkat,tekanandarah menurun,kulit
berkeringat,sesaknafas dan gangguan penglihatan
5. Temuan palpasi abdomen tidak sama dengan temuan terdahulu
6. Bagian presentasi dapat digerakan diatas rongga panggul
7. Gerakan janin dapat menjadi kuat dan kemudian menurun menjadi tidak ada gerakandan
denyut jantung
8. Lingkaran uterus dan kontraksidapat dirasakandisamping janin(janin seperti berada diluar
Uterus
Tenang
1. Kemungkinan terjadi muntah
2. Nyeri tekan meningkat diseluruh abdomen
3. Nyeri beratpada supra pubis
4. Kontrasi uterus hipotonik
5. Perkembangan persalinan menurun
6. Perasaan ingin pingsan
7. Hematuria
8. Tanda-tanda syok progresif ditemukan dalam hilangnya darah disertai denyut nadi yang
cepat dan pucat
9. Pendarahan pervaginam
10. Kontraksi dapat berlanjut tanpa menimbulkan efek pada serviks atau kontraksi tidak
dapat dirasakan
11. Djj mungkin akan hilang

Penatalaksanaan
tindakan pertama adalah mengatasi syok,memperbaiki keadaan umum penderita dengan
pemberian infuse cairan dan transfuse darah ,kardionitika,antibiotic,dll.
Bilakeadaan umum mulai membaik tindakan selanjutnyaadalah melakukanlaparatomi
dengan tindakan jenis operasi:
1. histerektomi baik totalmaupun sub total.histerektomi total dilakukan
khusunyabilagarisrobekan longitudinal,dan lebih menguntukan dari penjahitan
laserasi
2. histerorafia,yaitu tepi luka dieksidir lalu dijahit sebaik-baiknya
3. konservatif,hanya dengan tampon dan pemberian antibiotic.
Tindakan yang dipilih tergantung pada beberapa factor
 keadaan umum penderita
 pendarahan dari luka sedikit atau banyak
 umur dan jumlah anak yang hidup
 kemampuan dan ketrampilan penolong,
langkah perbaikan robekan uterus
 robekan yang mencapai servik dan vagina:jikaadarobekan serviks dan
vagina,dorong vesika urinari kebawah 2cm lateral dari robekan.jika mungkin
buatlah jahitan 1cm dibawah robekan serviks
 robekan lateral mencapai vasa uterine:buatlah jahitan hemostasis,identifikasi
ureter sebelum menjahit
 robekan dengan hematoma pada ligamentum cardinal:buatlah hemostasis(jahit
dan jepit)buka lembar depan ligamentum cardinal.(jukeunilavol.5.hal.112)
F. Pemeriksaan diagnostic
1. laparascopy,untuk menyikapi adanya endometriosis atau kelain bentuk panggul
2. pemeriksaan laboratorium
3. urinalisis

G. Komplikasi
1. Gawat janin
2. Syok hipovelemik
3. Sepsis
4. Kecacatan dan mordibitas
histerektomi merupakan cacat permanen yang pada kasus belum punya anak
hidup akan meninggalkan sisa trauma psikologis yang berat dan mendalam.
Kematian maternal/perinatal yang menimpa sebuah keluarga merupakan
komplikasi sosialyang sulit mengatasinya.
BAB III

KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
a) Anamnesis
 Gejala saat ini
 Nyeri abdomen yang tiba-tiba tajam seperti disayat pisau,kontraksi
uteris yang intermitan,dan pasien mengeluh nyeri yang menetap
 Pendarahan pervaginam
 Syok dengan nadi lemah dan cepat
 Nyeri bahu
 Pada saat his yang kuat pasien merasa sangat kesakitan
 Gelisah,cemas,pucat,keluar keringat dingin,kolaps ,tidak sadarkan
diri
 Pernafasan dangkal dan cepat
 Kadang perasaan nyeri menjalar ke tungkai
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat paritas tinggi
 Pembedahan uterus sebelumnya
 Sesio secaria
 Miomektomi atau reseksi kornu
II. Data obyektip
 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum:TTV:suhu,ada demam tidak.nadi apakah cepat dan
dangkal,TD apakah menurun dan ireguler.
 Inspeksi
Kelihatan haus ,muntah,pendarahan pervaginam,dan kontraksi uterus
biasanya hilang
 Palpasi
Teraba suatu krepitasi pada kulit perut menandakanadanya emfisime
subkutan,jika kepala janin belum turun mudah dilepaskan dari pintu atas
panggul /inlet,apanila janin sudah keluar dari kavum uteri berada di
rongga perut maka akan teraba bagian-bagian janin langsung dibawah
kulit perut dan disampingnya biasa teraba uterus sebagai suatu yang keras
seperti bola dan nyeri tekan pada perut terutama pada tempat yang robek
 Auskultasi
Biasanya denyut jantung janini(DJJ)sulit atau tidak terdengar lagi beberapa menit
setelah rupture
 Pemeriksaan abdomen
Fundus uteri dapat berkontraksi dan bagian-bagian janin yang terpalpasidekat
dinding abdomen diatas fundud yang berkontraksi .kontraksi uterusdapat berhenti
dengan mendadak dan bunyi njantung janin tiba-tiba hilang.
 Pemeriksaan pelvis
Menjelang kelahirann bagian persentasi mengalami regresi dan tidak lagi
terpalpasi melalui vagina bila janin telah mengalami ekstrusi kedalam rongga
peritoneum,dan pendarahan pervaginam mungkin hebat.apabila terjadi robekan
lengkapjari-jari pemeriksaan pemeriksaan dapat melalui permukaan serosa uterus
yang halus dan licin.
 Kateterisasi
Hematuria yang hebat menandakan adanya robekan pada kandung kemih.
Diagnose keperawatan
1. Syok hipovolemik berhubungan dengan pendarahan pervaginam
2. Nyeri akut berhubungan dengan pusing,lemas dan nyeri abdomen
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak
4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit :dehedrasi berhubungan dengan
hipovolemik
5. Resiko tinggi cedera maternal b.d perubahan tonus otot atau pola kontraksi
,obstruksi mekanis pada penurunan janin
6. Resiko cedera pada janin b.d persalinan yang lama,mempersentasi janin, hipoksia
jaringan

A. Intervensi

No Diagnosa keperawatan Noc Nic

1 Syok hipovolemik  Syok prevention Syok prevention


Definisi :ketidakcukupan  Syok management  Monitor status
aliran darah kejaringan Kireteria hasil sirkulasi
tubuh yang dapat  Nadi dalam batas BP,warnakulit ,suhu
mengakibatkan disfungsi yang diharapkan kulit,denyut
seluler yang dapat  Irama jantung jantung,HR,dan
mengancam jiwa dalam batas yang ritme,nadiperifer,dan
Factor resiko diharapakan kafiler refill
 Hipotensi  Frekuensi nafas  Monitor tanda in
 Hipovolemi dalam batas yang adekuat oksigenasi
 Hipoksemia diharapkan jaringan
 Hipoksia  Irama pernafasan  Monitor suhu dan

 Infeksis dalam batas yang pernafasan

 Sepsis diharapkan  Monitorinput dan

 Sindromrespons  Natriun serum dbn output

inflamasi  Kalium serum dbn  Monitor tanda awal

sistemik  Klorida serum dbn syok


Syok management
 Magnesium serum dbn
 Ph darah serum dbn  Monitor fungsi
neurologis
 Monitorfungsirenal
 Monitor tekanan
nadi
 Monitor status
cairan,input,output
 Monitor EKG
2 Nyeri akut  Pain level Pain management
Definisi :pengalaman  Pain control  Lakukan pengkajian
sensori dan emosional yang  Comfort level nyeri secara
tidak menyenangkan yang Kireteria hasil : komferensif
muncul akibat kerusakan  Mampu termasuk
jaringan yang actual atau mengontrol nyeri lokasi,karakteristik,d
potensial atau digambarkan  Melaporkan urasi,frekuensi,kualit
dalam hal kerusakan bahwa nyeri as,dan factor
sedemikian rupa.awitan berkurang dengan presifitasi
yang tiba-tiba atau lambat menggunakan  Observasi reaksi
dari intensitas ringan hingga manajemen nyeri nonverbal dari
berat dengan akhir yang ketidaknyamanan
 Mampu
dapat diantisipasi atau  Gunakan
mengenali
diprediksi komunikasi
nyeri(skala,intens
Batas karakteristik: teraupetik untuk
ity,frekuensi,dan
 Perubahan selera tanda nyeri) mengetahui
makan pengalaman nyeri
 Menyatakan
 Perubahan tekanan nyaman setelah pasien
darah nyeri berkurang  Kaji kultur yang
 Perubahan frekuensi mempengaruhi
jantung respon nyeri
 Perubahan frekuensi  Evaluasi
pernafasan pengalaman nyeri
 Laporan isyarat masa lampau
 Diaphoresis  Bantu pasien dan
 Perilaku distraksi keluarga untuk
(mis,berjalan mondar mencari dan
mandir mencari menemukan
orang lain atau dukungan
aktivitas lain)  Control lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu
ruangan,pencahanya,
dan kebisingan
3 Ketidak efektifan pola napas  Respiratory Airway management
Definisi:inspirasi atau status:ventilation  Buka jalan
ekspirasi yang tidak  Respiratory nafas,gunakan
memberi ventilasi status:airway patency tehnikchin lift atau
Batasan karakteristik:  Vital sign status jaw thurst bila perlu
 Perubahan Kireteria hasil :  Posisikan pasien
kedalaman  Mendemonstrasik untuk
pernafasan an batuk efektif memaksimalkan
 Perubahan ekskursi dan suara nafas ventilasi
dada yang bersih,tidak  Identifikasi pasien
 Mengambil posisi ada sianosis,dan perlunya
tiga titik dyspnue pemasangan alat
 Bradipnue  Menunjukan jalan jalan nafas buatan
 Penurunan tekanan nafas yang paten  Monitor respirasi
eksperasi  Tanda-tanda vital dan status o2 oxygen
 Pernafasan cuping dalam rentang therapy
hidung normal  Pertahankan jalan
 Takipnue nafas yang paten

 Penggunaan otot
aksesorius untuk
bernafas

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan
Rupture uteri adalah robekan yang dapat langsungterhubung dengan rongga
peritoneum(komplet) atau mungkin dipisahakan darinyaoleh perineum viselaris yang
menutupi uterus oleh ligamentum latum(inkomplit)
Factor predisposisi lainnya yang dapat mengakibatkan rupture uteri yaitu
multipuritas/grandemultipara,pemakaian oksitosin untuk induksi atau stimulasi
persalinanyang tidak tepat.kelainan letak dan implantasi plasentacontohnya pada
plasenta akreta,plasenta inkreta.kelainan bentuk uterus seperti uterus bikornis,hidramnion

2. Saran
Perlunya peran penting petugas kesehatan untuk memberikan pengetahuan pada ibu
hamil dan masyarakat,tentang bahaya apa saja yangbisa terjadi pada saat persalinan,dan
cara mencegah agar bahaya persalinan tidak terjadi atau diminimalisir.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : pengertian ruptur uretra internum pada persalinan

Sasaran : pasien dan keluarga


Tempat : puskesmas tanjung ria

Hari, tanggal :

Waktu : 45 menit

Penyuluh :

1. Pendahuluan
Rupture uteri adalah robekan di dinding uterus,dapat terjadi selama periode ante natal saat
induksi,selama persalinan dan kelahiran bahkan selama stadium ketiga
persalinan(chpman,2016;h.288).
Rupture uteri adalahrobekanyang dapat langsung terhubung dengan rongga peritoneum atau
mungkin dipisahkan darinya olehperitonium viseralis yang menutupi uterus ligamentum
latum (cuningha,2005;hal.217)
Rupture uteri adalah terjadinya diskontinuitas pada dinding uterus.pendarahan yang terjadi
dapat keluar melalui vagina atau intra abdomen (buku saku pelayanan kesehatan di fasilitas
kesehatan dasar dan rujukan ,2013)
2. Tujuan Instruksional Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan keluarga mengenai ruptur uretra dan
bahayanya pada persalin

3. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberi penyulahan ibu dapat:
 Menjelaskan pengertian rupture uretra
 menyebutkan hal apa saja yang bisa menyebabkan rupture uretrum
 menjelaskan secara singkat cara mencegah terjadinya rupture uretrum

4. Media
 Materi Penyuluhan (Power Point)
 Leaflet
5. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah dan tanya jawab.
6. Materi
Terlampir

7. Kegiatan penyuluhan
No WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1 5 Menit Pembukaan:

- Memberi salam dan - Menyambut salam dan


memperkenalkan diri mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dari - Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
- Melakukan kontrak
waktu.
- Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan
2 20 Menit Pelaksanaan :

- Menggali pengetahuan - Mendengarkan dan


peserta tentang apa itu ruftur memperhatikan
iretrum internum pada
persalinan
- Menjelaskan pengertian
rupture internum
- Menjelaskan apa saja
penyebab rupture internum
- Menjelaskan hal apa
saja yang dapat mencegah
terjadinya rupture internum
4 20 menit Penutup:

- Memberi kesempatan pada - Memberikan pertanyaan


peserta untuk bertanya
- Menanyakan kepada peserta - Menjawab pertanyaan
tentang materi yang diberikan
dan memberikan reward
kepada peserta bila dapat
menjawab & menjelaskan
kembali pertanyaan/materi
- Mengucapkan terimakasih
kepada peserta
- Mengucapkan salam

- Menjawab salam
8. Pengorganisasian :
Pembimbing Klinik :

Pembimbing Pendidikan :

Membimbing mahasiswa dalam melakukan penyuluhan di puskemas tanjung ria

a. Moderator / Pembawa acara :


Uraian tugas :
- Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
- Melakukan kontrak waktu.
- Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan
- Mengatur proses.
- Menutup acara penyuluhan.
b. Penyuluh / Pemberi Materi :
Uraian tugas :
- Menjelaskan dan memperagakan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh peserta.
- Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
- Memotivasi peserta untuk bertanya.
c. Fasilitator :.
Uraian tugas :
- Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
- Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
- Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
- Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta.
9. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur :
 Peserta penyuluhan adalah ibu hamil dan keluarga yang sedang melakukan
pemeriksaan di puskesmas tanjung ria
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di ruang tunggu puskemas tanjung ria
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan.
b. Kriteria Proses :
 Peserta penyuluhan sebanyak 10 ibu hamil
 Ibu antusias terhadap materi penyuluhan.
 Ibu konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
 Ibu mengajukan pertanyaan.
c. Kriteria Hasil :
 Ibu dapat menjawab pertanyaan dengan benar
 Ibu dapat mengulang kembali pengertian,penyebab dan hal apa saja yang dapat
membantu mencegah terjadinya rupture internum saat persalinan

10. Absensi Peserta dan Panitia

11. Daftar Pertanyaan-Jawaban dan Simpulan


MATERI PENYULUHAN

penyebab kematian janin dalam Rahim paling tinggi yang berasal dari faktor ibu adalah penyulit
kehamilan seperti ruptur uteri.

Ruptur uteri merupakan salah satu bentuk perdarahan yang terjadi pada kehamilan lanjutan
dan persalinan,selain plasenta previa,solosiu plasenta,dan gangguan pembekuan darah.penyebab
kematian janin yang paling tinggi oleh karena faktor ibu dengan penyulit kehamilan rupture
uteri.

Terjadinya rupture uteri pada seorang ibu hamil atau sedang bersalin masih merupakan suatu
bahaya besar yang mengancam jiwanya dan janinnya,kematian karena rupture uteri masih
tinggi.angka kematian tertinggi dijumpai dinegara-negara berkembang seperti afrika dan
asia.angka kematian dapat diperkecil bila ada pengertian dari ibudan masyarakat.prenatal
care,pimpinan partus yangbaik,disamping fasilitas pengangkutan dari daerah-daerah perifer dan
penyedian darah yang cukup juga merupakan factor yang penting. penyebab kematian janin
dalam Rahim paling tinggi yang berasal dari faktor ibu adalah penyulit kehamilan seperti ruptur
uteri.

Ruptur uteri merupakan salah satu bentuk perdarahan yang terjadi pada kehamilan lanjutan
dan persalinan,selain plasenta previa,solosiu plasenta,dan gangguan pembekuan
darah.penyebabkematian janin yang paling tinggi oleh karena faktor ibu dengan penyulit
kehamilan rupture uteri.

Terjadinya rupture uteri pada seorang ibu hamil atau sedang bersalin masih merupakan suatu
bahaya besar yang mengancam jiwanya dan janinnya,kematian karena rupture uteri masih
tinggi.angka kematian tertinggi dijumpai dinegara-negara berkembang seperti afrika dan
asia.angka kematian dapat diperkecil bila ada pengertian dari ibudan masyarakat.prenatal
care,pimpinan partus yangbaik,disamping fasilitas pengangkutan dari daerah-daerah perifer dan
penyedian darah yang cukup juga merupakan factor yang penting.
 Tanda rupture uteri
Dramatis :
 nyeri tajam yang sangat pada abdomen bawah saat kontraksi hebat
memuncak.
 Penghentian kontraksi uterus disertai hilangnya rasa nyeri
 Pendarahan vagina (dalam jumlah sedikit atau hemoragi)
 Terdapat tanda dan gejalasyok:denyut nadi meningkat,tekanandarah
menurun,kulit berkeringat,sesak nafas dan gangguan penglihatan
 Temuan palpasi abdomen tidak sama dengan temuan terdahulu
 Bagian presentasi dapat digerakan diatas rongga panggul
 Gerakan janin dapat menjadi kuat dan kemudian menurun menjadi
tidak ada gerakandan denyut jantung
 Lingkaran uterus dan kontraksidapat dirasakandisamping janin(janin
seperti berada diluar
Uterus)
Tenang

 Kemungkinan terjadi muntah


 Nyeri tekan meningkat diseluruh abdomen
 Nyeri beratpada supra pubis
 Kontrasi uterus hipotonik
 Perkembangan persalinan menurun
 Perasaan ingin pingsan
 Hematuria
 Tanda-tanda syok progresif ditemukan dalam hilangnya darah disertai
denyut nadi yang cepat dan pucat
 Pendarahan pervaginam
 Kontraksi dapat berlanjuttampamenimbulkan efek pada serviks
ataukontraksi tidak dapat dirasakn
 Djj mungkin akan hilang
 Penyebab terjadinya ruptur uteri
ruptur uteri spontan
keadaan robekan yang terjadi karena his semata

ruptur uteri violenta


keaadaan robekan pada Rahim yang disebabkan ada manipulasi tenaga
tambahan lain sepertiinduksi,atau stimulasi partus dengan oksitosin atau yang
sejenis atau dorongan yang kuat pada fundus dalam persalinan.

ruptur uteri traumatika


keadaan robekan pada rahim yang disebabkan oleh trauma pada abdomen
seperti kekerasan dalam rumah tangga dan kecelakaan lalu lintas.

komplikasi

 gawat janin
 syok hipovelemik
 sepsis
 kecacatan dan mordibitas
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Hutari Puji. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta: Rohima

Press.

Cunningham, et al. 2012. Obstetri Williams Edisi 23 Volume 2. Jakarta: EGC

Curtis., 1999. Kehamilan diatas Usia 35 tahun. Jakarta: Penerbit Arcan

Jurnal kedokterqn universitas lampung,vol.5.hal.112,2015

jurnal hubungan induksi persalinan oksitosin drip dengan rupture jalan lahir spontan pada
persalinan KPD.turki romajan,AASP candra dewi,irmayani,2013.

Anda mungkin juga menyukai