Anda di halaman 1dari 3

Nama: Sindhy Anjelin Ondang

Nim: 18 105 038


Kelas: 4C
Mata Kuliah: Kebudayaan Lokal
Dosen: Dr. Mayske R Liando, S.Pd, M.Pd

Soal jawab
1. Kearifan lokal dibagi menjadi dua bagian yakni kearifan lokal yang berwujud nyata
(tangible) dan kearifan lokal berwujud tidak nyata (intangible). Jelaskan yang dimaksud
dengan kearifan lokal berwujud tidak nyata (tangible) dan kearifan lokal berwujud tidak
nyata (intangible)

Jawaban: kearifan lokal berwujud nyata (tangible) adalah jenis kearifan lokal seperti system
nilai, tata cara, ketentuan khusus yang dituangkan ke dalam bentuk catatan tertulis.
Sedangkan kearifan lokal berwujud tidak nyata (intangible) adalah jenis kearifan lokal seperti
petuah yang disampaikan secara verbal dan turun temurun yang bisa berupa nyanyian dan
kidung yang mengandung nilai ajaran tradisional. Dengan petuah atau bentuk kearifan lokal
yang tidak berwujud lainnya, nilai social disampaikan secara oral/verbal dari generasi ke
generasi.

2. Nilai yang terkandung dalam tradisi antara lain nilai budaya, nilai moral, nilai agama, nilai
social dan nilai estetis. Jelaskan dan berikan contoh dari nilai moral, nilai agama, nilai social
dan nilai estetis.

Jawaban:
1) Nilai budaya adalah nilai yang dapat memberikan suatu arti yang sangat mendalam dalam
khidupan bermasyakat, peradaban, atau kebudayayaan
 Contoh : Dan bila orang mendarat dari pelayaran, entah dari jauh entahlah dekat,
ia akan berhenti di satu tempat beberapa puluh langkah dari dermaga. Ia akan
mengangkat sembah dihadapannya berdiri sela baginda, sebuah tugu batu
berpahatdengan prasasti peninggalan sri airlangga. Bila ia meneruskan langkah
nya, semua saja jalanan yang dilaluinya, jalanan ekonomi sekaligus militer. Ia
akan selalu berpapasan dengan pribumi yang berjalan tenang tanpa gegas,
sekalipun dibawah matahari terik. Nilai budaya dalam kutipan diatas adalah nilai
budaya timur yang mengajarkan hidup tenang tidak tergesa gesa segala sesuatu
selalu di hubungkan dengan kejadian alam dunia
2) Nilai moral/ etik adalah nilai yang memberikan nasehat atau ajaran yang berkaitan
dengan akhlak budi pekerti
 Contoh: juga sang adipati Tuban Arya Tumenggung Wilwatika tidak bebas dari
ketentuan Maha Dewa. Sang Hyang Windi merstui barang siapa yang memiliki
kebenaran dalam hatinya. Jangan kuatir, kepala desa! Kurang tepat jawabanku,
kiranya? Ketakutan selalu menjadi  bagian dari mereka yang tidak mau
menegakqn keadilan. Kejahatan selalu jadi bagian dari mereka yang mengingkari
kebenaran maka melanggar keadilan. Dua duanya busuk dua duanya sumber
keonaran di bumi ini dan ia teruskan nasehatnya tentang kebenaran dan keadilan
dari kedudukanya ditengah tengah masyarakat dan para dewa. Nilai moral dalam
teks di atas adalah ketakutan membela kebenaran dan sama saja mereka
melakukan kejahatan trsebut karna sama sama melanggar keadilan.

3) Nilai agama yaitu nilai nilai yang berkaitan dengan kehidupan beragama
 Contoh: Kala itu tahun 1309, segenap rakyat berjkumpul di alun alun. Semua
berdoa apa pun warna agamanya , apakah siwa, budhha maupun Hindu. Semua
rah perhatian di tunjukan dalam satu pandang, ke purwakarta yang tak dijaga
dengan ketat. Segenap prajurit bersikap sangat ramah kepada siapapun karena
memang demikian sikap keseharian mereka. Lebih dari itu segenap panitia rajurit
merasakan gejolak yan sama oleh duka yang mendalam atas sakit yang diderita
kertarajasa Jawawardana. Nilai agama dalam kutipan teks diatas adalah aktifitas
rakyat dai semua kalangan untuk mendoakan kertarajasa wardana yang sedang
sakit,

4) Nilai social yaitu nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antar individu di masyarakat
 Contoh: Sebagian terbesar pengantar sumbangan pria, wanita, tua, dan  muda
menolak disuruh pulang. Merek bermaksud mengantarkan sumbangan juga. Maka
jadilah dapur raksasa malam itu juga. Dalam kutipan teks ditas nilai social tampak
akan adanya pesta perkawinan yaitu dengan menyumbangkan tenaga dan
kesediaan untuk membantu apa saja yang di perlukan.

5) nilai estetis adalah nilai yang berkaitan dngan keindahan teknik yang digunakan
pengarang untuk menyajikan suatu karangan.
 Contoh: seseorang akan senang dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya
sangat indah. Atau saat kita melihat suatu pemandangan, menonton sebuah
pertunujukan dan merasakan makanan itu mengandung nilai estetis.

Anda mungkin juga menyukai