Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PARAGRAF PADU PADA ARTIKEL “WASPADAI PERGAULAN

BEBAS BAGI GENERASI BANGSA” KARYA RUTH AVRILDA NATHANIA


Nama Penulis, NIM 1800000, alamat surel
Mahasiswa Program Studi/Departemen/Jurusan
Fakultas Pendidikan (Sesuaikan dengan identitas penulis)
Universitas Pendidikan Indonesia, 2020 (satu spasi)

ABSTRAK

Hal yang menjadi sebab dilakukannya penelitian ini adalah sering ditemukan teks
atau karya sastra yang kalimatnya tidak padu sehingga menyebabkan pembaca kesulitan
dalam mengetahui topik bahasan pdaa tulisan dan kesulitan dalam memaknai tulisan.
Padahal, paraagraf padu merupakan unsur penting sebuah tulisan, karena tulisan akan
dianggap sempurna jika paragrafnya sudah padu. Kepaduan paragraf akan memudahkan
pembaca dalam mengetahui topik tulisan dan inti atau pesan yang terkandung pada sebuah
tulisaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meendeskripsikan analisis paragraf
padu pada artikel dengan judul “Waspadai Pergaulan Bebas Bagi Generasi Bangsa” karya
Ruth Avrilda Nathania. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan
metode penelitian deskriptif. Sumber data pada penelitian ini adalah artikel dengan judul
“Waspadai Pergaulan Bebas Bagi Generasi Bangsa” serta data pada penelitian ini adalah
paragraf yang terdapat pada artikel. Artikel akan dibaca secara menyeluruh untuk
dikumpulkan dan diindentifikasi calon datanya, calon data yang telah ditemukan akan
dilakukan proses analisis untuk kemudian ditentukan kepaduan paragrafnya berdasarkan
dua aspek keutuhan yaitu koherensi (bentuk yang padu) dan kohesi (makna yang padu).
Hasil penelitian ini yaitu penulis artikel dengan judul “Waspadai Pergaulan Bebas Bagi
Generasi Bangsa” masih belum konsisten dalam pengaplikasian paragraf padu karena pada
artikel tersebut masih ditemukan beberapa paragraf yang disinyalir terdapat ketidakpaduan.
Kata kunci: paragraf padu, artikel, koherensi, kohesi

PENDAHULUAN

Menulis adalah salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh banyak orang,
bahkan dijadikan sebagai hobi atau kebiasaan. Menulis merupakan kegiatan menyampaikan
hal berupa gagasan yang ada pada pikiran manusia dalam bentuk non verbal yakni
berbentuk tulisan. Seseorang yang melakukan kegiatan menulis disebut sebagai penulis.
Salah satu unsur penting yang harus diperhatikan oleh penulis ketika akan menulis adalah
memastikan bahwa kalimat atau paragraf yang ditulis sudah padu, karena dengan paragraf
yang padu maka tulisan dapat dipahami dan pesan atau inti dari tulisan dapat tersampaikan
dengan baik ke pembaca. Namun, tak jarang kita menemukan sebuah tulisan yang sulit
untuk dipahami dan diketahui inti tulisannya, hal itu karena penulis dalam menuliskan
kalimat tidak memastikan jika paragraf yang ia tulis sudah padu atau belum. Hal ini dapat
mengakibatkan topik pada sebuah tulisan tidak bisa berfokus pada satu topik bahasan saja.
Maka dari itu, perlu dilakukan kajian mengenai analisis paragraf padu sehingga dapat
diketahui suatu paragraf pada satu teks sudah padu atau belum. Berkaitan dengan penelitian
mengenai analisis paragraf padu, telah dilakukan penelitian serupa sebelumnya.

Pertama, Fadilah (2015) menulis penelitian yang berjudul


“AnalisissKesalahannPenulisannKalimattPadu pada Karangan Mahasiswa tingkat III
Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semaarang”. Kedua, Harahap (2017)
membuat penelitian yang diberi judul “Analisis Kepaduan Paragraf pada Teks Eksposisi
Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017”. Ketiga, Lestari
(2017) menulis penelitian yang diberi judul “Kohesi dan Koherensi Paragraf dalam
Karangan Narasi Mahasiswa Teknik Angkatan 2017 Universitas PGRI Banyuwangi”.
Keempat, Jasmienti (2018) menulis penelitian yang berjudul “Analisis Kesalahan
Penulisan Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa IAIN Bukittinggi”. Kelima, Abdillah (2019)
menulis penelitian yang berjudu “Analisis Kohesi dan Koherensi Kalimat pada Paragraf
Karangan Siswa KelasX SMK Muhamadiyah Belitung Timur”.

Penelitian ini akan mengkaji dan membahas mengenai analisis paragraf padu pada
artikel dengan judul “Waspadai Pergaulan Bebas Bagi Generasi Bangsa” karya Ruth
Avrilda Nathania. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeksripsikan
kepaduan paragraf pada artikel dengan judul “Waspadai Pergaulan Bebas Bagi Generasi
Bangsa” karya Ruth Avrilda Nathania.

METODE

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan
deskriptif sebagai metode penelitian yang digunakan. Pendekatan dan metode ini digunakan
karena bentuk data yang berupa kalimat-kalimat yang membentuk paragraf, bukan berupa
angka-angka dan disajikan pula dalam bentuk deskriptif. Sumber data pada penelitian ini
adalah artikel dengan judul “Waspadai Pergaulan Bebas Bagi Generasi Bangsa” yang
ditulis oleh Ruth Avrilda Nathania dan diunggah di situs Balitbangham pada tanggal 30
Desember 2016 dengan link https://www.balitbangham.go.id/detailpost/waspadai-
pergaulan-bebas-bagi-generasi-bangsa serta data pada penelitian ini adalah paragraf yang
terdapat pada artikel. Data akan dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka
dan teknik dokumentasi. Artikel akan dibaca secara menyeluruh untuk dikumpulkan dan
diindentifikasi calon datanya, calon data yang telah ditemukan akan dilakukan proses
analisis untuk kemudian ditentukan kepaduan paragrafnya berdasarkan dua aspek keutuhan
yaitu koherensi (bentuk yang padu) dan kohesi (makna yang padu).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini, akan dibahas mengenail hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil
penelitian yang akan dianalisis dan disajikan adalah analisis kepaduan paragraf pada artikel
“Waspadai Pergaulan Bebas Bagi Generasi Bangsa” yang ditulis oleh ruth Avrilda
Nathania dan diunggah pada 30 Desmber 2016 di situs Balitbangham dengan alamat link
https://www.balitbangham.go.id/detailpost/waspadai-pergaulan-bebas-bagi-generasi-
bangsa. Bab ini akan berisi pemaparan dua analisis, yaitu analisis paragraf padu dan
analisis paragraf tidak padu. Hasil dan pembahasan penelitian adalah sebagai berikut

1. PARAGRAF PADU
Pada artikel berjudul “Waspadai Pergaulan Bebas Bagi Generasi Bangsa”,
ditemukan beberapa paragraf padu. Paragraf ini dikatakan padu karena memenuhi
aspek keutuhan koherensi dan kohesi.
a. Sekarang di kalangan remaja, pergaulan bebas semakin meningkat terutama di
kota-kota besar. Menurut penelitian yang dilakukan di negara bagian North
Carolina, Amerika Serikat menemukan bahwa keterkaitan antara suguhan seks
melalui media dengan perilaku seks di kalangan remaja. Tayangan tersebut
tidak hanya berupa film yang tayang di televisi saja loh! Tetapi juga bisa
melalui majalah, musik, dan pertunjukan.
Paragraf di atas dapat dikatakan sebagai paragraf padu, hal ini dikarenakan
ditemukan kepaduan bentuk dan kepaduan makna pada paragraf di atas. Kepaduan
bentuk dapat dilihat dari adanya pengulangan frasa “kalangan remaja” yang artinya
topik bahasan pada paragraf di atas hanya berfokus pada satu topik saja. Hal ini
berkaitan dengan kepaduan makna pada paragraf di atas yang mana makna pada
paragraf di atas padu karena paragraf tersebut membahas mengenai pergaulan bebas
di kalangan remaja yang berkaitan dengan konten seksual yang sering diakses oleh
remaja.

b. Ada banyak penyebab remaja melakukan pergaulan bebas, khususnya


kalangan pelajar. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda, tetapi semuanya
berakar pada penyebab yang utama yakni kurangnya pegangan hidup
remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan tingkat emosional.
Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tak terkendali pada remaja, dan
pola pikir rendah.

Paragraf di atas merupakan paragraf yang padu karena adanya kepaduan


dalam segi bentuk dan kepaduan dalam segi makna. Kepaduan dapat dilihat
pengulangan kata “penyebab” dan “remaja”, hal ini berarti paragraf di atas hanya
berfokus pada topik mengenai penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja.

2. PARAGRAF TIDAK PADU


Pada artikel berjudul “Waspadai Pergaulan Bebas Bagi Generasi Bangsa”,
ditemukan beberapa paragraf tidak padu. Paragraf ini dikatakan padu karena tidak
memenuhi aspek keutuhan koherensi dan kohesi.
a. Sebagai remaja, pernahkah kamu berpikir bahwa pergaulan di lingkungan
sekitar terkadang sering memaksamu untuk mengikutinya? Sebenarnya
apa sih pengaruh pergaulan bagi kalangan remaja? Mengapa perlu
diwaspadai? Seringkali kita mendengar ungkapan “masa remaja adalah
masa abu-abu, labil, emosional, dan ekspresif” benar, kan? Nah, Remaja
didefinisikan merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan
usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Khusus pada kalangan SMA atau
sederajat yang berada dalam usia 15 sampai 17 tahun. Wah, rentan sekali!

Paragraf di atas termasuk paragraf tidak padu karena tidak ditemukan


kesatuan makna pada paragraf. Dapat dilihat pada paragraf di atas pada awal
kalimat membahas mengenai pergaulan bebas, namun pada kalimat pendukung
selanjutnya, membahas mengenai remaja. Kedua topik ini tidak berkaitan sehingga
menyebabkan paragraf tidak memiliki kepaduan makna.

b. Bergaul bukan hanya untuk ketenaran dan kesenangan semata, tetapi


jadikan itu sebagai wadah membentuk pribadi yang berjiwa
kemasyarakatan dan mengharagi sesama. Jadilah diri sendiri agar tahu
bagaimana orang disekitar nyaman berkomunikasi denganmu

Paragraf di atas merupakan paragraf yang tidak padu. Ketidakpaduan


paragraf dikarenakan tidak adanya kepaduan bentuk dan kepaduan makna pada
paragraf di atas. Ketidak paduan paragraf dapat dilihat dengan tidak adanya
pengulangan kata yang sama di tiap kalimatnya, hal ini menyebabkan bahasan atau
topik pada paragraf tersebut meluas dan tidak berfokus pada satu topik saja
sehingga tidak dapat diketahui inti paragraf atau gagasan yang ingin penulis
sampaikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penulis
artikel dengan judul “Waspadai Pergaulan Bebas Bagi Generasi Bangsa” masih belum
konsisten dalam pengaplikasian paragraf padu karena pada artikel tersebut masih
ditemukan beberapa paragraf yang disinyalir terdapat ketidakpaduan. Saran mengenai
penelitian ini adalah penulis diharapkan mampu untuk memastikan bahwa tulisan yang ia
tulis sudah padu tiap paragrafnya sehingga topik tulisan dapat tersampaikan dengan baik ke
pembaca. Ketidakpaduan pada paragraf dapat mengakibatkan pembaca kebingungan
sehingga sulit dalam menentukan inti pada artikel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, M. M., Nasucha, Y., & Hum, M. (2019). Analisis Kohesi dan Koherensi Kalimat
pada Paragraf Karangan Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah Belitung Timur (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Fadilah, A. R. (2015). Analisis Kesalahan Penulisan Kalimat Padu pada Karangan


Mahasiswa Tingkat III Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri
Semarang (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG).

Harahap, A. P. R. (2017). Analisis Kepaduan Paragraf pada Teks Eksposisi Siswa Kelas X
SMA Negeri 16 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN)

Jasmienti, J. (2018). Analisis Kesalahan Penulisan Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa IAIN
Bukittinggi. Ta'dib, 21(1), 51-60.

Lestari, R. F. (2019). Kohesi dan Koherensi Paragraf dalam Karangan Narasi Mahasiswa
Teknik Angkatan 2017 Universitas PGRI Banyuwangi. KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa
dan Sastra, 3(1), 73-82.

Nathania, Avrilda. (2016, 30 Desember). Waspadai Pergaulan Bebas Bagi Generasi


Bangsa. Diakses pada 24 Mei 2020, dari
https://www.balitbangham.go.id/detailpost/waspadai-pergaulan-bebas-bagi-generasi-bangsa

Anda mungkin juga menyukai